18
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Dalam menghadapi perkembangan usaha yang semakin maju, sebuah perusahaan yang didirikan harus memiliki suatu tujuan agar dapat membuat perusahaan hidup dalam jangka panjang, artinya perusahaan harus mempertahankan kelangsungan hidupnya melalui pencapaian tujuan. Suatu tujuan akan tercapai apabila perusahaan dikelola dengan baik, sehingga sesuai dengan harapan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Suatu perusahaan pada umumnya menjalankan kegiatan operasionalnya selain bertujuan mencari laba juga mempertahankan pertumbuhan perusahaan itu sendiri. Agar tujuan perusahaan tercapai, maka semua faktor-faktor produksi yang mempengaruhi hal tersebut diperhatikan dan diatur secara baik. Seluruh faktor-faktor produksi mempunyai peranan yang sama pentingnya dalam mencapai tujuan perusahaan, karena itu masing-masing faktor tersebut harus dioptimalkan sehingga akhirnya akan memberikan kemungkinan laba yang besar bagi perusahaan.
Tujuan suatu perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang optimal atas investasi yang telah ditanamkan dalam perusahaan. Begitu pula dalam kegiatan ekspor impor dalam sebuah perusahaan, inflasi merupakan suatu faktor yang mempengaruhi bagaimana perusahaan bisa tetap menjaga harga beli maupun harga jual kurs dalam sebuah transaksi perusahaan dalam melakuka kegiatan ekspor impor.
Keinginan investor untuk melindungi dirinya dari adanya risiko investasi di pasar modal dapat diakomodasikan dengan adanya sekuritas derivatif, seperti futures/forwards dan options. Instrumen derivatif ini sebagai inovasi baru di pasar modal yang perannya sangat diperhatikan terutama dalam hal strategi hedging (lindung nilai) atas transaksi-transaksi keuangan tertentu yang bersifat kontinjen.
Rumusan Masalah
Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN RISIKO
Risiko adalah kerugian akibat kejadian yang tidak dikehendaki muncul. Risiko diidentifikasi berdasarkan faktor penyebabnya, yaitu risiko karena pergerakan harga pasar (misalnya, harga saham, nilai tukar atau suku bunga) dikategorikan sebagai risiko pasar. Risiko karena mitra transaksi gagal bayar (default) disebut risiko kredit (default). Sementara itu, risiko karena kesalahan atau kegagalan orang atau sistem, proses atau faktor eksternal disebut risiko operasional (Sunaryo, Manajemen Risiko Finansial, 2009).
Menurut Soekarto (dalam Djojosoedarso, 1999) risiko adalah ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa. Sedangkan Menurut Arthur Williams dan Richard, M.H (dalam Djojosoedarso, 1999) risiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode tertentu. Risiko adalah kerugian karena kejadian yang tidak diharapkan muncul (Sunaryo, 2009). Menurut Emmet J. Vaughan dan Curtis M. Elliott (dalam Kertonegoro, 1996) bukunya Fundamentals of Risk and Insurance, istilah risiko telah dirumuskan dalam berbagai definisi yang berbeda oleh para ahli perasuransian, yaitu:
Risiko adalah kans kerugian (the chance of loss).
Risiko adalah kemungkinan kerugian (the possibility of loss).
Risiko adalah ketidakpastian (uncertainty).
Risiko adalah penyimpangan kenyataan dari hasil yang diharapkan (the dispersion of actual from expected result).
Risiko adalah probabilitas bahwa suatu hasil berbeda dari yang diharapkan (the probability of any outcome different from the one expected). (Kertonegoro, 1996, p. 1)
Risiko tersebut memiliki dua karakteristik, pertama merupakan ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa, dan kedua merupakan ketidakpastian yang bila terjadi akan menimbulkan kerugian (Djojosoedarso, 1999). Dari beberapa kutipan di atas, dapat saya simpulkan Risiko adalah perubahan atau penyimpangan dari hasil yang sudah diperkirakan atau diharapkan, menjadi sesuatu yang tidak pasti, dan bahkan dapat membuat perkiraan tersebut hilang atau mengalami kerugian.
Beberapa risiko berhubungan dengan pengaruh perubahan harga pada nilai aktiva dan kewajiban dan jumlah kontrak dan arus kas masa depan yang diperkirakan. Pengelolaan risiko ini sering disebut sebagai lindung nilai. Kami menggunakan istilah lindung nilai dan manajemen risiko identik. hedging dirancang untuk melindungi perusahaan terhadap gerakan yang merugikan harga, tingkat suku bunga dan nilai tukar valuta asing. Hedging transaksi termasuk, namun tidak terbatas pada, kontrak berjangka, opsi, kontrak forward, swap suku bunga, swap mata uang dan suku bunga gabungan dan swap mata uang. Perusahaan dapat melakukan lindung nilai aset yang ada dan kewajiban, komitmen perusahaan, dan transaksi diperkirakan. Kami mendefinisikan risiko sebagai variabilitas potensi hasil keuangan, atau ketidakpastian. Hasil keuangan masa depan kegiatan perusahaan tidak yakin karena mereka bergantung pada harga di masa depan yang tidak diketahui. Dalam beberapa kasus, risiko harga yang tidak dapat dikendalikan karena tergantung pada faktor-faktor seperti perubahan teknologi.
Beberapa risiko harga berhubungan dengan komoditas terstandar, suku bunga, dan nilai tukar valuta asing. Risiko ini dapat mengelola dengan menggunakan derivatif dan teknik hedging lainnya. Kami mengatakan berhasil daripada berkurang karena manajemen risiko sering melibatkan penggantian satu risiko dengan satu sama lain daripada mengurangi risiko secara mutlak.
RISIKO MATA UANG ASING (FOREIGN CURRENCY RISK)
Valuta asing atau biasa disebut juga dengan kata lain seperti valas, Foreign Exchange, forex atau juga fx adalah mata uang yang di keluarkan sebagai alat pembayaran yang sah di negara lain pasar valuta asing sendiri mengalami pertumbuhan yang pesat pada awal decade 70'an. Valuta Asing yang biasa disingkat Valas atau dalam bahasa inggris dikenal sebagai forex ( singkatan dari Foreign Exchange ), yang berarti pertukaran uang dari nilai mata uang yang berbeda pasar valuta asing ini menyediakan pasar sarana fisik maupun dalam pasar kelembagaan untuk melakukan perdagangan mata uang asing, menentukan nilai tukar mata uang asing, dan menerapkan managemen mata uang asing.
Risiko ini berkaitan dengan fluktuasi nilai tukar mata uang domestik dengan nilai mata uang negara lainnya. Perusahaan yang beroperasi melintasi batas-batas negara yang terkena risiko perubahan nilai tukar mata uang. Kami meneliti efek dari perubahan kurs terhadap penjualan dilaporkan, pendapatan, arus kas, aset, kewajiban, dan kekayaan bersih. Efek ini juga mendistorsi rasio keuangan berdasarkan data tersebut. Perusahaan dengan risiko mata uang asing harus, karena itu, pertama-tama memutuskan apakah untuk lindung nilai risiko akuntansi atau risiko ekonomi operasi asing.
Untuk dapat mengurangi risiko valas, maka salah satu strategi yang dapat dipergunakan adalah dengan cara mengatasiexposure yang disebabkan oleh mata uang asing, maka dapat dilakukan"Hedging". Hedging adalah suatu aktivitas lindung nilai dalam rangka mengantisipasi pergerakan mata uang asing.
Manfaat dari hedging yaitu melindungi asset perusahaan dari potensi kerugian valas, serta mengurangi variasi dari arus kas di masa depan. Perusahaan memperoleh suatu kepastian melalui hedging. Teknik-teknikhedging yang pada umumnya digunakan untuk mengatasi transaction exposure antara lain adalah:
RISIKO TINGKAT BUNGA (INTEREST RATE RISK)
Risiko suku bunga adalah risiko yang timbul karena nilai relatif aktiva berbunga, seperti pinjaman atau obligasi, akan memburuk karena peningkatan suku bunga. Secara umum, jika suku bunga meningkat, harga obligasi berbunga tetap akan turun, demikian juga sebaliknya. Risiko suku bunga umumnya diukur dengan jangka waktu obligasi, teknik paling tua yang sekarang digunakan untuk mengelola risiko suku bunga.
Risiko suku bunga merupakan exposur kondisi keuangan suatu bank terhadap pegerakan suku bunga yang merugikan. Menerima risiko tersebut merupakan bagian yang normal dari bisnis bank, dan dapat merupakan bagian yang penting dalam menciptakan keuntungan dan peningkatan nilai saham. Perubahan dalam suku bunga berakibat berubahnya pendapatan bunga bersih dan tingkat pendapatan dan biaya operasional suatu bank yang sensitif terhadap perubahan suku bunga .
Risiko kerugian pada posisi keuangan (neraca dan rekening administratif) karena perubahan suku bunga. Risiko Suku Bunga pada Banking Book merupakan bentuk risiko pasar paling dominan di perbankan Indonesia yang meliputi repricing risk, yield curve risk, basis risk, options risk. Selain banking book, Bank wajib pula mengelola risiko harga yang disebabkan oleh eksposur trading book (tanpa memandang jenis risiko) karena unrealized Mark to Market (MTM) gain/loss berpengaruh secara langsung pada pendapatan dan atau regulatory capital.
Ketika bisnis meminjam dana, tingkat bunga dapat berupa tetap atau variabel. Ketika tingkat bunga variabel, biaya interest masa depan dan bunga yang dibayarkan tidak yakin karena mereka tergantung pada tingkat masa depan suku bunga acuan. Dari pemberi pinjaman (kreditur) sudut pandang, pinjaman variable rate investasi membuat pendapatan bunga masa depan dan bunga yang diterima pasti. Ketika tingkat bunga tetap, bagaimanapun, beban bunga masa depan (pendapatan) dan bunga yang dibayarkan (diterima) diketahui.
RISIKO KOMODITAS (COMMODITY RISK)
Komoditas adalah sesuatu benda nyata yang relatif mudah diperdagangkan, dapat diserahkan secara fisik, dapat disimpan untuk suatu jangka waktu tertentu dan dapat dipertukarkan dengan produk lainnya dengan jenis yang sama, yang biasanya dapat dibeli atau dijual oleh investor melalui bursa berjangka. Secara lebih umum, komoditas adalah suatu produk yang diperdagangkan, termasuk valuta asing, instrumen keuangan dan indeks.
Karakteristik dari Komoditas yaitu harga adalah ditentukan oleh penawaran dan permintaan pasar bukannya ditentukan oleh penyalur ataupun penjual dan harga tersebut adalah berdasarkan perhitungan harga masing-masing pelaku Komoditas contohnya adalah (namun tidak terbatas pada) : mineral dan produk pertanian seperti bijih besi, minyak, ethanol, gula, kopi, aluminium, beras, gandum, emas, berlian atau perak, tetapi juga ada yang disebut produk "commoditized" (tidak lagi dibedakan berdasarkan merek) seperti komputer.
Risiko komoditas adalah situasi dan kondisi dimana terjadinya kerugian akibat perubahan harga barang komoditi di pasar yang disebabkan oleh faktor-faktor tertentu, dimana kondisi ini semakin parah saat barang komoditi tersebut telah terikat kontrak dalam suatu kontrak perjanjian serta informasi tersebut telah sampai ke pasar. Risiko kerugian pada posisi keuangan (neraca dan rekening administratif) akibat perubahan nilai komoditas. Risiko translasi nilai tukar atas seluruh posisi valas (aset dan kewajiban) pada neraca, baik trading maupun banking book.
Risiko dalam perdagangan Komoditas, selain dari gagal janji, disebabkan oleh fluktuasi harga. Harga sangat ditentukan oleh permintaan dan penawaran di pasar Komoditas. Permintaan ditentukan oleh pertambahan penduduk, pertambahan penggunaan, penggunaan baru dan karena substitusi. Penawaran berubah karena pertambahan kapasitas produksi (luas lahan yang ditanam atau pabrik baru yang dibangun), musim, cuaca baik atau buruk, larangan atau insentip pemerintah, bencana alam maupun perang atau perdamaian. Jadi banyak sekali faktor yang tidak bisa diramalkan. Hal inilah yang mendorong timbulnya kebutuhan akan lindung nilai. Kebutuhan akan lindung nilai dipenuhi dengan pembuatan kontrak di LUAR mau di DALAM Bursa. Mula-mula kebutuhan akan lindung nilai ini hanya dirasakan dalam perdagangan Komoditas pertanian , tetapi makin lama kebutuhan itu dirasakan untuk semua macam Komoditas, termasuk Komoditas keuangan, cuaca, ekonomi, perbankan dlsbnya. Untuk semua itu dibuatkan kontrak. Beberapa dari kontrak itu diperdagangkan di bursa yang terlanjur dinamakan Bursa Komoditas, meski sebenarnya dinamakan Bursa Kontrak.
Komoditas lainnya memiliki efek yang sama pada perusahaan yang memproduksi atau menggunakan mereka, termasuk:
Sumber energi lain seperti batubara
Industri logam seperti besi, baja, aluminium, dan tembaga
Logam mulia seperti emas, perak, dan platinum
Komoditas pertanian seperti kapas, gandum, kopi, dan gula
RISK OF CHANGE IN MARKET VALUE
Perubahan tingkat bunga menyebabkan perubahan nilai pasar aset atau kewajiban yang dipegang oleh perusahaan, jika penurunan nilai aset lebih besar dibanding dengan penurunan nilai kewajiban, maka perusahaan mengalami kerugian atau sebaliknya, Secara umum, jika bunga meningkat maka nilai sekuritas cenderung mengalami penurunan. Tingkat penurunan nilai tersebut bisa berbeda dari satu sekuritas ke sekuritas lainnya.
EVENT RISK
Penjualan dan pendapatan suatu perusahaan dipengaruhi oleh peristiwa tak terhitung di luar kendali. Perusahaan dapat melindungi diri mereka sendiri, namun, terhadap beberapa efek samping. Sebagai contoh, perusahaan buy insurance terhadap risiko kerugian akibat kebakaran atau badai. Hedging adalah bentuk lain dari asuransi. Misalnya, cuaca derivatives reduce risiko ke perusahaan dari kondisi cuaca normal. Risiko kredit. Risiko bahwa perusahaan tidak akan menerima pembayaran, adalah bentuk lain dari risiko peristiwa.
DASAR DERIVATIF DAN LINDUNG NILAI (HEDGE)
DERIVATIF
Menurut PSAK 55 Derivatif adalah suatu instrumen keuangan atau kontrak lain dengan tiga karakteristik berikut ini:
Memiliki:
Satu atau lebih variabel pokok yang mendasari (under- lying) ,dan
Satu atau lebih jumlah nosional (notional amount) atau syarat pembayaran atau keduanya.
Persyaratan perjanjian tidak memerlukan investasi awal bersih (initial net investment), atau memerlukan investasi awal bersih dalam jumlah yang lebih kecil dibandingkan dengan jumlah yang dibutuhkan oleh jenis perjanjian lainnya yang diperkirakan akan menghasilkan efek yang sama terhadap perubahan dalam faktor-faktor pasar.
Persyaratan perjanjian mengharuskan atau memungkinkan penyelesaian sekaligus (net settlement), atau instrumen derivative dapat segera diselesaikan dengan sarana terpisah di luar perjanjian tersebut, atau persyaratan perjanjian mengakibatkan penyerahan aktiva sehingga penyelesaian yang terjadi secara substansial tidak berbeda dengan net settlement.
Menurut Siahaan (2008), derivatif adalah semacam kendaraan keuangan yang diturunkan atau diperanakkan dari induknya apakah induknya ini asset keuangan saham atau obligasi, komoditi, atau berbagai macam indeks seperti IHSG, LQ45, Hanseng, dan jenis-jenis lainnya. Sedangkan Wikipedia mendefinisikan derevatif sebagai sebuah kontrak bilateral atau perjanjian penukaran pembayaran yang nilainya diturunkan atau berasal dari produk yang menjadi acuan pokok.
Definisi diatas memberikan pandangan bahwa derivatif merupakan kontrak perjanjian dan kesepakatan antara dua belah pihak pembeli dan penjual yang didalam kontraknya telah disepakati sekarang, namun realisasinya dimasa yang akan datang.
Misalnya:
Importir Indonesia melakukan kontrak derivatif dengan perusahaan di Amerika atas pembelian kedelai senilai $ 2,00/kg. Kemudian nilai dollar menguat dan menjadikan harga kedelai $ 3,00/kg jika menggunakan nilai tukar rupiah, maka importir tidak perlu membayar dengan harga $ 3,00/kg. Karena sudah melakukan kontrak derevatif dengan penjual yang ada di Amerika.
JENIS DEREVATIF
Berdasarkan sifatnya derevatif dikelompokkan menjadi dua bagian (Madura: 2006) yaitu;
1) Derivatif Komoditas
Derevatif komuditas merupakan kontrak derevatif yang terjadi pada barang-barang komoditi, seperti produk hasil pertanian, perkebunan, perikanan (soft commodities) dan hasil pertambangan, emas dll. (hard commodities).
2) Derivatif Keuangan
Derevatif keuangan merupakan kontrak derevatif yang terjadi pada instumen keuangan, seperti mata uang, saham, indeks gabungan, tingkat bungan jangka pendek, surat pembendaharaan negara dan obligasi.
Macam-Macam Transaksi Derivatif:
Spot Contract
Transaksi Spot, yaitu transaksi pembelian dan pen-jualan valuta asing (valas) untuk penyerahan pada saat itu (over the counter) atau penyelesaiannya paling lambat dalam jangka waktu dua hari.
Future Contract
Futures adalah kesepakatan kontrak tertulis antara dua pihak (pembeli dan penjual) untuk melakukan dan menerima penyerahan sejumlah aset/komoditi dalam jumlah, harga dan batas waktu tertentu. Instrumen futures biasanya dikenal juga dengan istilah transaksi future contract. Future contract adalah kontrak untuk membeli sesuatu aset di masa depan dengan harga yang ditetapkan dan diperdagangkan di bursa dengan sifat terstandar.
Transaksi futures yaitu transaksi valas dengan perbedaan nilai antara pembelian dan penjualan future yang tertuang dalam future contracts secara simultan untuk dikirim dalam waktu yang berbeda. Misalnya, A dan B membuat kontrak pada 1 Januari 2008. A akan menjual US$ 1 juta dengan kurs Rp 9.350 per US$ pada 30 Juni 2008, tidak peduli berapa kurs di pasar saat itu. Di satu sisi transaksi ini dapat dipandang sebagai spekulasi, paling tidak berunsur maysir, meskipun disisi lain para pelaku bisnis pada beberapa kasus menggunakannya sebagai mekanisme hedging (melindungi nilai transaksi berbasis valas dari risiko gejolak kurs). Ulama kontemporer menolak transaksi ini karena tidak terpenuhinya rukun jual beli yaitu ada uang ada barang (dalam hal ini ada rupiah ada dollar). Oleh karena itu, transaksi futures tidak dapat dianggap sebagai transaksi jual beli, tetapi dapat ditransfer kepada pihak lain. Alasan kedua penolakannya adalah hampir semua transaksi futures tidak dimaksudkan untuk memilikinya, hanya nettonya saja sebagaimana transaksi margin trading.
Pembeli maupun penjual kontrak mempunyai kewajiban melaksanakan kontrak tersebut, apapun kenyataan yg terjadi di kemudian hari (menguntungkan ataupun merugikan).
Kontrak futures merupakan perjanjian antara pembeli dan penjual yang berisi:
Pembeli futures setuju untuk membeli sesuatu (suatu komoditi atau asset tertentu) dari penjual futures dalam jumlah tertentu dengan harga tertentu pada waktu yang telah ditentukan dalam kontrak
Penjual futures setuju untuk menjual suatu komoditi atau asset tertentu kepada pembeli futures dalam jumlah tertentu, dengan harga tertentu dan pada batas waktu yang ditentukan dalam kontrak .
Beberapa terminology :
Underlying asset : komoditi/asset yang disetujui oleh kedua pihak untuk dipertukarkan.
Settlement date / delivery date : tanggal yang ditetapkan untuk melakukan transaksi.
Futures price : harga yang disepakati oleh kedua belah pihak untuk melakukan transaksi.
Long position / posisi long futures : pihak yang menyetujui untuk membeli asset yang menjadi patokan di kemudian hari. Atau disebut sebagai pemilik kontrak futures.
Short position / posisi short futures : pihak yang menyetujui untuk menjual asset patokan tersebut di kemudian hari. Atau disebut sebagai penjual kontrak futures.
Manfaat kontrak futures:
Futures sebagai lindung nilai (hedging) : melindungi nilai asset yang dijadikan patokan dari ancaman risiko ketidakpastian perubahan harga di masa depan.
Futures sebagai sarana spekulasi : para spekulator mencari keuntungan dari perubahan harga yang terjadi. Instrumen futures sebagai ajang spekulasi adalah untuk memperoleh keuntungan dari perubahan harga yang terjadi. Para spekulan secara sukarela menanamkan modalnya dalam futures yang beresiko untuk memperoleh keuntungan secara cepat dengan membeli pada saat harga rendah dan menjual dengan harga tinggi. Jadi, tujuan yang ingin dicapai oleh spekulan hanyalah untuk mengejar return dari pergerakan harga yang fluktuatif (capital gain), tanpa melakukan transaksi pada perdagangan komoditi atau aset yang menjadi underlying pada futures secara fisik.
Forward Contract
Foward adalah Tansaksi/kontrak membeli/menjual valuta asing lawan valuta lainnya pada tanggal valuta dimasa yang akan datang dengan harga/rate yang sudah ditentukan sekarang (pada tanggal kontrak).
Seringkali suatu bank devisa yang memiliki aktiva atau kewajiban dalam valuta asing dalam jumlah yang besar berupaya untuk menghindar adanya kerugian akibat selisih kurs. Upaya ini dikenal dengan hedging dalam hutang ataupun piutang. Di dalam melakukan hedging ini bank akan melaksanakan pembelian atau penjualan valuta asing secara berjangka, atau dikenal dengan forward.
Dalam transaksi forward, piutang atau hutang valuta asing dicatat sebesar kurs tunai yang berlaku pada saat itu (spot rate), sedangkan hutang atau piutang Rupiah dicatat sebesar kurs masa depan (forward rate), yaitu kurs pertukaran mata uang asing di hari kemudian yang ditentukan berdasarkan perjanjian.
Swap Contract
Swap adalah Suatu kontrak untuk membeli/menjual sejumlah valuta asing (refference currency) terhadap valuta asing lainnya (non-refference currency) pada tanggal valuta tertentu dan secara bersamaan disepakati untuk menjual/membeli kembali jumlah tersebut di masa yang akan datang dengan harga yang telah ditetapkan.
Salah satu jenis hedging dan upaya untuk meraih keuntungan dalam mekanisme pasar uang adalah dengan melakukan gadai valuta asing atau dikenal dengan istilah SWAP.
Ada 2 jenis transaksi SWAP:
Transaksi SWAP suku bunga dalam rangka pendanaan. Untuk transaksi Swap pendanaan: Selisih antara suku bunga yg dipertukarkan (original interest rate) dgn suku bunga yg diperjanjikan (contracted interst rate) disajikan sbg penambah atau pengurang beban dana dan diamortisasikan secara proporsional selama jangka waktu kontrak.
Transaksi SWAP suku bunga dalam rangka trading. Untuk transaksi Swap trading: Selisih antara suku bunga yang dipertukarkan dgn suku bunga yg diperjanjikan diakui sbg laba atau rugi pada akhir masa kontrak.
Transaksi swaps (currency swap) yaitu perjanjian untuk menukar suatu mata uang dengan mata uang lainnya atas dasar nilai tukar yang disepakati dalam rangka mengantisipasi risiko pergerakan nilai tukar pada masa mendatang. Singkatnya, transaksi swap merupakan transaksi pembelian dan penjualan secara bersamaan sejumlah tertentu mata uang dengan dua tanggal penyerahan yang berbeda. Pembelian dan penjualan mata uang tersebut dilakukan oleh bank yang sama dan biasanya dengan cara "spot terhadap forward" Artinya satu bank membeli tunai (spot) sementara mitranya membeli secara berjangka (forwad) .
Contoh transaksi swaps: Bila bank A dan bank B membuat kontrak untuk bertukar deposito rupiah terhadap dolar pada kurs Rp 9.500 per dolar pada 1 Januari 2008. B menempatkan US$ 1 juta. A menempatkan Rp 9,5 miliar, terlepas dari kurs pasar saat itu.
Option Contract
Option adalah Hak untuk membeli atau menjual sejumlah valuta asing tertentu dengan harga yang telah ditentukan (strike price) untuk suatu periode tertentu dengan membayar/menerima sejumlah premi.
Dalam definisi yang lain, Option adalah suatu kontrak antara holder dan writer yang memberikan hak (bukan kewajiban ataupun obligasi) kepada holder (pemegang kontrak) untuk membeli atau menjual suatu aset pada harga tertentu (exercise price/strike exercise) dalam jangka waktu tertentu (expiration date). Option bisa dianalisa resikonya dan dilindungi nilainya dengan Hedging. Resiko merupakan faktor yang penting bagi investor untuk mengambil keputusan.
Transaksi option (currency option) yaitu perjanjian yang memberikan hak opsi (pilihan) kepada pembeli opsi untuk merealisasi kontrak jual beli valutaa asing, tidak diikuti dengan pergerakan dana dan dilakukan pada atau sebelum waktu yang ditentukan dalam kontrak, dengan kurs yang terjadi pada saat realisasi tersebut.
Misalnya,
A dan B membuat kontrak pada 1 Januari 2008. A memberikan hak kepada B untuk membeli dollar AS dengan kurs Rp 9.350 per dolar pada tanggal atau sebelum 30 Juni 2008, tanpa B berkewajiban membelinya. A mendapat kompensasi sejumlah uang untuk hak yang diberikannya kepada B tanpa ada kewajiban pada pihak B. Transaksi ini disebut call option. Sebaliknya, bila A memberikan hak kepada B untuk menjualnya disebut put option.
Transaksi option dapat menjadi lebih rumit. Misalnya A dan B membuat kontrak pada 1 Januari 2008. Perjanjiannya A menjual US$ 1 juta dengan kurs Rp 9.350 per dolar kepada B. Transaksi ini lunas. Pada saat yang sama A juga memberikan hak kepada B untuk menjual kembali US 1 juta pada tanggal atau sebelum 30 juni 2008 dengan kurs Rp 9.500 per dolar. Hal ini akan gugur dengan sendirinya bila kurs melebihi Rp 9.500 per dolar, itu pun bila syarat berikutnya terpenuhi.
Adapun contoh transaksi option dapat diilustrasikan seperti berikut:
Setelah suatu kontrak GBP/USD FX option disepakati, nasabah menjual 1,000,000 dan membeli US$2,000,000 (jual/beli ini berlangsung dalam suatu proses yang bersamaan) pada tanggal 31 December. Dalam kasus ini, prapersetujuan nilai tukar atau strike price adalah 2.0000 GBP/USD atau 0.5000 USD/GBP. (£1,000,000 dari kaca mata USD investor, $2,000,000 dari kaca mata GBP investor). Tipe kontrak ini disebut call pada dollar dan put pada poundsterling dan sering disebut GBP/USD put oleh pelaku pasar, seperti halnya put pada nilai tukar, hal ini sebenarnya bisa disamakan dengan USD/GBP call, tapi tidak dilakukan karena konvensi pasar adalah menulis angka 2.0000 (normal quote), bukan angka 0.5000 (inverse quote).
Jika nilai tukar pada tanggal 31 Desember lebih rendah daripada 2.0000 GBP/USD (anggaplah 1.9000 pound per USD), yang berarti US dollar menguat dan pound melemah, maka saat option diberlakukan, pemegang kontrak akan menjual GBP pada harga USD 2.0000 dan segera membeli kembali pada harga spot market 1.9000, sehingga untung (2.0000 USD/GBP - 1.9000 USD/GBP)*1,000,000 GBP = USD 100, 000 pada transaksi ini. Jika pemegang kontrak menukar kembali keuntungannya dalam GBP, maka keuntungannnya adalah 100,000/1.9000 = GBP 52,631.58 GBP.
HEDGING
Lindung nilai atau hedging, atau hedge merupakan istilah yang sangat popular dalam perdagangan berjangka. Dimana hedging merupakan salah satu fungsi ekonomi dari perdagangan berjangka, yaitu transfer of risk. Hedging merupakan suatu strategi untuk mengurangi risiko kerugian yang diakibatkan oleh turun-naiknya harga.
Lindung Nilai (Hedging) adalah teknik manajemen risiko dengan menggunakan derivatif atau instrumen hedging lainnya untuk mengkompensasi (offset) perubahan nilai wajar atau perubahan arus kas terkait asset, kewajiban, dan transaksi-transaksi di masa depan. IAS 39 mencakup prinsip-prinsip akuntansi khusus untuk aktivitas hedging. Apabila kondisi-kondisi tertentu terpenuhi, entitas diperbolehkan untuk menyimpang dari ketentuan-ketentuan akuntansi yang lazim dan menerapkan hedge accounting untuk asset dan kewajiban yang terkait dengan aktivitas hedging. Ketentuan perlakuan akuntansi mengenai hedging bersifat opsional; entitas tidak diharuskan untuk menerapkannya. Pengaruh hedge accounting adalah, keuntungan atau kerugian atas instrumen hedgingdan item-item yang dilindunginya diakui dalam periode yang sama; keuntungan dan kerugian ditandingkan dalam periode yang sama.
Terdapat dua unsur dalam aktivitas hedging :
Instrumen hedging, mencakup derivatif, asset keuangan non-derivatif, atau kewajiban keuangan non-derivatif. Semua kontrak derivatif dengan pihak eksternal bisa digunakan sebagai instrumen hedging, kecuali untuk sebagian written options. Asset dan kewajiban non-derivatif hanya bisa digunakan sebagai instrumen hedging atas risiko mata uang asing. Untuk menjadi instrumen hedging, nilai wajar instrumen hedging atau arus kas yang diakibatkannya harus mengkompensasi perubahan nilai wajar atau arus kas asset, kewajiban, atau transaksi yang dilindunginya. Untuk tujuan hedging, hanya instrumen yang terkait dengan pihak eksternal saja yang boleh digunakan sebagai instrumen hedging.
Item yang dilindungi, (hedged item) mencakup asset, kewajiban, komitmen perusahaan, transaksi yang akan terjadi di masa depan, atau investasi netto dalam operasi luar negeri. Untuk menjadi item yang dilindungi, suatu item harus berisiko bagi perusahaan, nilai wajar atau arus kas yang diakibatkannya di masa depan mungkin berubah dan mempengaruhi laba perusahaan.
IAS 39 mengidentifikasi tiga jenis hedging :
Fair value hedges, atau lindung nilai wajar.
Menurut Epstein & Jermakowicz (2008),,fair value hedges, atau perlindungan nilai wajar, adalah penggunaan instrumen derivatif atau instrumen keuangan lainnya untuk melindungi perusahaan dari risiko terkait perubahan nilai wajar (fair value) asset atau kewajiban yang diperkirakan akan mempengaruhi laba yang dilaporkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Baik item-item asset/kewajiban yang dilindungi maupun derivatif yang digunakan sebagai instrumen hedging atas asset/kewajiban itu harus dinyatakan kembali dengan nilai wajar yang berlaku pada akhir periode. Untung (gains) atau rugi (losses) atas item-item itu harus segera diakui dalam laba/rugi periode, tidak ditangguhkan.
Cash flow hedges, atau lindung arus kas.
Menurut Epstein & Jermakowicz (2008), cash flow hedges adalah perlindungan, dengan menggunakan instrumen derivatif atau instrumen keuangan lainnya, dari risiko variabilitas arus kas terkait dengan diakuinya asset/kewajiban (misalnya, pembayaran bunga atas pinjaman dengan suku bunga variabel) atau ramalan akan terjadinya suatu transaksi (misalnya, penjualan atau pembelian yang akan dilakukan) di masa mendatang, di mana variabilitas arus kas itu diperkirakan akan mempengaruhi laba atau rugi yang dilaporkan.
Lindung investasi netto dalam operasi luar negeri.
Instrumen derivatif untuk melakukan Hedging
Instrumen derivatif dapat dikelompokkan menjadi opsi, forward, futures, dan swap, dengan bahan dasar instrumen derivatif adalah saham, suku bunga, obligasi, nilai tukar, komoditas, dan indeks. (Sunaryo, Manajemen Risiko Finansial, 2009)
Opsi (Option)
Adalah suatu kontrak derivatif dengan disertai pilihan (hak) untuk menjual atau membeli sesuatu sesuai dengan yang tertera di kontrak tersebut.
Opsi tersebut berisi dua jenis yaitu:
1. Opsi Jual (Put Option) adalah suatu instrumen negosiasi yang memungkinkan pemiliknya untuk menjual suatu efek tertentu pada harga tertentu dalam jangka waktu tertentu.
2. Opsi beli (Call Option) adalah suatu instrumen negosiasi yang memungkinkan pemiliknya untuk membeli suatu efek tertentu pada harga tertentu dalam jangka waktu tertentu (Ang, 1997).
Contoh suatu kontrak opsi adalah sebagai berikut:
Petrochemical Parfum, Inc., khawatir tentang potensi kenaikan harga minyak mentah yang merupakan salah satu bahan baku utama mereka. Untuk melindungi dirinya terhadap kenaikan harga, perusahaan membeli opsi beli 6-bulan untuk membeli 1.000 barel minyak mentah dengan harga pelaksanaan sebesar $40. Opsi ini berharga $1 per barel.
Jika harga minyak mentah di atas harga pelaksanaan $40, ketika opsi itu jatuh tempo, perusahaan akan menggunakan opsi tersebut dan menerima selisih antara harga minyak dan harga pelaksanaan. Jika harga minyak turun di bawah harga pelaksanaan, opsi tersebut akan habis dan
tidak bernilai. Apabila harga minyak turun dari harga pelaksanaan, misalnya $30, maka pemegang opsi beli tidak harus menggunakan opsi belinya, karena berada di atas harga pasar, apabila pemegang opsi mengeksekusi opsi tersebut, perusahaan akan rugi karena membeli di atas harga pasar.
Inti dari opsi adalah bahwa seseorang yang sudah melakukan kontrak opsi, dapat menggunakan hak atau tidak menggunakan hak opsi tersebut untuk mengeksekusi suatu perjanjian.
Kontrak Future
Adalah pertukaran janji dagang untuk membeli atau menjual suatu aset di masa depan pada harga yang sudah ditentukan lebih dulu. Misalkan ada seorang petani gandum, ada kekhawatiran bahwa harga gandum mungkin jatuh sampai titik terbawah, maka petani tersebut melakukan kontrak future terhadap gandumnya. Dengan kontrak tersebut petani setuju untuk megirimkan sejumlah gandum, pada bulan tertentu dengan harga yang sudah ditentukan saat ini. Pada saat jatuh tempo petani tersebut harus memberikan sejumlah gandum dengan harga yang sudah ditentukan sebelumnya kepada pembeli kontrak tersebut (Marcus, 2006).
Petani gandum akan untung apabila, harga pasar pada jatuh tempo di bawah harga kontrak future tersebut, karena pembeli kontrak harus membayar lebih di atas harga pasar, namun petani gandum akan rugi apabila harga pasar pada jatuh tempo di atas harga kontrak future tersebut.
Perbedaan antara future dan opsi adalah jika pemegang kontrak opsi mempunyai pilihan apakah ia akan melakukan pengiriman atau tidak, sedangkan kontrak future adalah janji pasti untuk mengirimkan gandum pada harga jual tetap.
Kontrak Forward
Adalah persetujuan untuk membeli atau menjual suatu aset di masa depan pada harga yang disepakati. Kontrak forward adalah kontrak future yang disesuaikan dengan kebutuhan.
Contoh penerapan kontrak forward pada perusahaan. Computer Parts Inc., telah memesan chip memori dari pemasoknya di Jepang. Tagihan sebesar ¥53 juta harus dibayar pada tanggal 27 Juli. Perusahaan dapat mengatur dengan banknya saat ini untuk membeli forward jumlah yen ini untuk pengiriman 27 Juli pada harga forward ¥110 per dolar. Karena itu, pada 27 Juli, Computer Parts membayar pihak bank ¥52 juta/(¥110/$) = $ 481.818 dan menerima ¥53 juta, yang dapat digunakan untuk membayar pemasok Jepangnya. Dengan melakukan forward untuk menukar $ 481.818 dengan ¥53 juta, biaya dolarnya terkunci. Perhatikan bahwa jika perusahaan belum menggunakan kontrak forward untuk melindungi diri dan dolar terdepresiasi selama periode ini, perusahaan harus membayar jumlah niai dolar yang lebih besar. Misalnya, jika dolar terdepresiasi menjadi ¥100/dolar, perusahaan harus menukarkan $530.000 dengan ¥53 juta yang diperlukan untuk membayar tagihannya (Marcus, 2006).
Swap
Adalah pengaturan oleh kedua belah pihak untuk menukar suatu aliran arus kas untuk aliran lainnya. Swap tingkat bunga, perusahaan akan membayar atau menukar swap pembayaran tetap untuk pembayaran lain yang terikat pada tingkat bunga.
Swap adalah perjanjian antara dua pihak untuk saling menukar aliran (arus) kas (cash flow) secara periodik selama periode tertentu pada masa mendatang menurut aturan yang disepakati. Misalkan, swap antara A dan B. Fixed-for-floating swap mengharuskan A membayar aliran kas secara periodik berdasarkan suku bunga tetap sebesar 5,5 persen dari 100 (USD) kepada B, sedangkan B membayar berdasarkan suku bunga mengambang tertentu kepada A. Selanjutnya, A menerima suku bunga mengambang dan membayar suku bunga tetap. Sebaliknya, B menerima suku bunga tetap dan membayar suku bunga mengambang. Angka acuan 100 (USD) disebut notional swap. Pada swap suku bunga nilai notional bagi A dan B adalah sama, yaitu 100, oleh karena itu, notional tidak perlu dipertukarkan pada akhir periode swap. (Sunaryo, Manajemen Risiko Finansial, 2009).
Keuntungan melakukan Hedging
Hedging memberikan beberapa keuntungan ekonomis baik untuk pihak produsen, pabrikan, prosessor, eksportir, maupun konsumen (BAPPEBTI, 1997) sebagai berikut:
Hedging merupakan sarana untuk mengurangi atau meminimalkan risiko harga apabila terjadi perubahan harga yang tidak sesuai dengan yang diperkirakan, disebut "risk insrance".
Bagi produsen atau pemilik komoditi, hedging merupakan alat marketing (a marketing tool). Dengan melakukan hedging, para petani dapat menentukan harga penjualan produknya, sebelum, selama, dan sesudah panen melalui pasar berjangka. Mereka dapat menentukan suatu jumlah penerimaan yang akan diperoleh dikemudian hari dengan menyimpan produk tersebut untuk dijual kemudian.
Bagi pengolah komoditi, hedging tersebut merupakan suatu alat pembelian (a purchasing tools). Melalui pasar berjangka mereka menentukan harga pembelian bahan baku yang akan diolah dikemudian hari, sehingga dapat menetapkan biaya produksi dan akhirnya dapat dengan pasti menetapkan harga jualnya untuk masa yang akan dating.
Dengan adanya hedging pihak kreditor (bank) lebih berani memberikan kredit kepada produsen atau pemilik komoditi yang telah menghedge komoditinya. Karena dengan melakukan tindakan tersebut, pemilik komoditi telah memperkecil risiko fluktuasi harga dari komoditi yang akan dihasilkan atau bahan yang dibeli, sehingga profit yang ditargetkan lebih pasti dan hal ini merupakan jaminan bank bahwa uang yang diberikan dapat kembali dan bunganya dapat dibayar. Biasanya bank hanya menyediakan 50 persen dari modal kerja bagi produk atau persediaan yang tidak dihedge, sedangkan bagi yang melakukan hedging mendapat kredit 90 persen dari modal kerja.
Melalui hedging, konsumen akhir akan dibebankan harga jual yang lebih rendah dan stabil hal ini dikarenakan baik produsen maupun processeor mampu memperkecil biaya akibat fluktuasi harga yang merugikan, serta adanya kesempatan untuk memperbesar operting capital.
Kerugian Melakukan Hedging
Selain keuntungan yang diperoleh, hedging juga mempunyai beberapa kerugian yang harus dihadapi hedger (BAPPEBTI, 1997), yaitu:
Risiko basis
Perkembangan harga di pasar fisik kadang-kadang tidak berkorelasi secara wajar (tidak searah) dengan pasar berjangka, sehingga risiko yang ada tidak sesuai dengan perencanaan sebelumnya.
Biaya
Dengan melakukan hedging terdapat beban biaya bagi hedger, antara lain, biaya angkut, biaya bunga bank, biaya gedgung, biaya asuransi, pembayaran margin dan biaya transaksi. Oleh karena itu, hedger harus mempertibangkan biaya-biaya tersebut sebelum melakukan hedging.
Ketidaksesuaian (incompatible) antara kondisi fisik dan futures
Hal ini terjadi mengingat mutu dan jumlah produk yang dihedge tidak selalu sama dengan mutu dan jumlah standar kontrak yang diperdagangkan. Oleh karena itu hedger dituntut agar mampu menyesuaikan perbedaan-perbedaan tersebut dengan cara melakukan hedging yang sesuai dengan volume produksinya.
PENUTUP
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Sastradipraja, Usman .2010. Analisis dan Penggunaan Laporan Keuangan (Program Studi Akuntansi S-1) Edisi 2. Buku Ajar. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama.
eprints.undip.ac.id/35891/1/SKRIPSI_PUTRO.pdf
https://aisgyfterdotcom.wordpress.com/manajemen-resiko/
https://mikoedoankz.wordpress.com/2013/11/14/derivatif-lindung-nilai/
http://ilmuakuntans.blogspot.com/2014/08/akuntansi-derivatif-dan-lindung-nilai.html
http://www.futurumcorfinan.com/2013/10/derivatif-dan-lindung-nilai-kontrak-forward-valas-antara-akuntansi-dan-pajak-bagian-i/
http://rinaelina.blogspot.com/2010/04/transaksi-derivatif_29.html
http://www.warsidi.com/2009/12/fair-value-hedges-definisi-perlakuan.html