DESAIN ANTENA MIKROSTRIP UNTUK APLIKASI GROUND PENETRATING RADAR (GPR)
THE DESIGN OF MICROSTRIP ANTENNA FOR THE APPLICATIONS OF GROUND PENETRATING RADAR (GPR)
Rusli1, Zulfajri Basri Hasanuddin2, Merna Baharuddin2 1
2
Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Musamus Merauke, Bagian Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin Makassar
Alamat Korespondensi : Rusli Fakultas Teknik Universitas Musamus (UNMUS) Jl. Kamizaun Mopah Lama Merauke 99600 HP : 081344115686 Email :
[email protected]
Abstrak Ground Penetrating Radar (GPR) merupakan sistem yang sangat berguna untuk proses pendeteksian bendabenda yang berada atau terkubur di dalam tanah dengan kedalaman tertentu tanpa harus menggali tanah sehingga diperlukan suatu antena mikrostrip untuk aplikasi GPR. Penelitian ini bertujuan (1) mendesain antena mikrostrip untuk aplikasi GPR sesuai dengan karakteristik antena dengan menggunakan Software High Frequency Structure Simulator versi 13 (HFSS v13) yang beroperasi pada frekuensi 1 GHz dan mendapatkan karakteristik antena berupa S11, Voltage Standing Wave Ratio (VSWR), pola radiasi dan Axial Ratio (2) mengimplementasikan desain antena mikrostrip ke dalam bentuk fisik dan mengukur (S11) karakteristik Prototype yang telah dibuat serta menganalisis karakteristik antara desain antena dengan Prototype antena yang telah dibuat (3) melakukan pengukuran (S21) perambatan gelombang terhadap permitifitas (εr) pada tanah kering dan tanah basah. Penelitian ini menggunakan metode perancangan mikrostrip Rectangular dan mikrostrip triple rectilinier untuk menentukan ukuran dimensi antena mikrostrip dan disimulasi menggunakan Software HFSS v13. Mengukur parameter S11 dan S21 dan perambatan gelombang terhadap permitifitas (εr) tanah kering dan tanah basah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada hasil simulasi nilai koefisien refleksi (S11) pada frekuensi 1 GHz nilai return loss sebesar -24,124 dB dan bandwidth sebesar 31 MHz dengan nilai VSWR sebesar 1,132. Pada frekuensi 1,185 GHz nilai return loss sebesar -14,937 dB dan bandwidth sebesar 25 MHz dengan nilai VSWR sebesar 1,436. Nilai axial ratio sebesar 45,711 dB dengan pola radiasi linier. Hasil pengukuran antena didapatkan nilai koefisien refleksi (S11) pada frekuensi 1,029 GHz nilai return loss sebesar 23,768 dB dan bandwidth sebesar 31 MHz dengan nilai VSWR sebesar 1,21. Pada frekuensi 1,218 GHz nilai return loss sebesar -21,348 dB dan bandwidth sebesar 22 MHz dengan nilai VSWR sebesar 1,21. Hasil pengukuran (S21) perambatan gelombang terhadap permitifitas (εr) tanah kering dengan ketebalan 10 cm sebesar -22,445 dB dan pada tanah basah sebesar -41,475 dB. Kata Kunci : ground penetrating radar, HFSS, koefisien refleksi, permitivitas tanah.
Abstrack The Ground Penetrating Radar (GPR) is a very useful system for the detection of objects that are buried in the soil or with a certain depth without having to dig up the soil so we need a microstrip antenna for GPR applications. This study aims to: (1) design a microstripe antenna for GPR application based on antenna characteristics by using Software High Frequency Structure Simulator version 13 (HFSS v13) operated in the frequency of 1 GHz with some antenna chraracteristics including S11, Voltage Standing Wave Ratio (VSWR), radiation pattern and Axial Ratio; (2) implement the microstrip antenna design into a physical shape, the prototype characteristic (S11) that has been made, and analyse the characteristics of the antenna design and the antenna prototype that has been made; and (3) conduct the measurement (S21) to calculate wave propagation on the permitifitas (εr) in dry and wet soil. The research used the rectangular and triple rectilinier microstrip antenna design methods to determine size of the microstrip antenna and simulation used HFSS v13 Software. Measurement of S11 and S21 parameters of the antenna and the wave propagation on the permittivity (εr) in dry and wet soil. The results reveal that in the simulation with reflection coefficient value (S11) at the frequency of 1 GHz, the return loss value is -24,124 dB, the bandwidth is 31 MHz, and the VSWR value is 1,132. At the frekuensi of 1,185 GHz, the return loss value is -14,937 dB, the bandwidth is 25 MHz, and the VSWR value is 1,436. The axial ratio is 45,711 dB with linear radiation pattern. The results of antenna measurement reveal that in the reflection coefficient value (S11) at the frequency of 1,029 GHz, the return loss value is -23,768 dB, the bandwidth is 31 MHz, and the VSWR value is 1,21. At the frequency of 1,218 GHz, the return loss value is 21,348 dB, the bandwith is 22 MHz, and the VSWR value is 1,21. The result of measurement (S21) of the wave propagation on the permitifitas (εr) with a thickness of 10 cm is -22,445 dB in dry soil, and -41,475 dB in wet soil.. Keyword : ground penetrating radar, HFSS, reflection coefficient, soil permittivity
PENDAHULUAN Ground Penetrating Radar (GPR) merupakan sistem yang sangat berguna untuk proses pendeteksian benda-benda yang berada atau terkubur di dalam tanah dengan kedalaman tertentu tanpa harus menggali tanah (Pramudita dkk., 2008). GPR menggunakan frekuensi 1 GHz untuk mendeteksi benda yang terkubur dalam tanah (Hasan, 2012). Dengan adanya alat ini, berbagai kegiatan atau penelitian yang memerlukan informasi keadaan di bawah permukaan tanah dapat dilakukan dengan mudah dan murah. GPR memiliki cara kerja yang sama dengan radar konvensional. GPR mengirim pulsa energy antara 10 sampai 1000 MHz ke dalam tanah oleh antena pemancar lalu mengenai suatu lapisan atau objek dengan suatu konstanta dielektrik berbeda selanjutnya pulsa akan dipantulkan kembali dan diterima oleh antena penerima (Pramudita dkk., 2008). Antena adalah suatu piranti yang digunakan untuk mengirimkan dan menerima gelombang radio atau gelombang elektromagnetik dari dan ke udara bebas. Karena merupakan perangkat perantara antara saluran transmisi dan udara, maka antena harus mempunyai sifat yang sesuai dengan saluran pencatu. Antena mikrostrip adalah suatu konduktor metal (patch) yang menempel diatas ground plane yang diantaranya terdapat bahan dielektrik (Chandra dkk., 2012). Pola radiasi merupakan pola pancaran antena didefinisikan sebagai fungsi matematika atau representasi grafis dari sifat radiasi antena sebagai fungsi ruang koordinasi atau fungsi koordinat arah (Balanis dkk., 2005). Pola radiasi dapat disebut field pattern apabila yang digambarkan adalah kuat medan dan disebut power pattern apabila yang digambarkan adalah poynting vector (Vishwakarma dkk., 2006). Polarisasi sebuah antena didefinisikan sebagai arah penjalaran dari gelombang yang ditransmisikan oleh antena. Polarisasi menggambarkan magnituda relatif dari vektor medan listrik (E) sebagai fungsi waktu pada titik tertentu pada suatu bidang perambatan. Ada beberapa jenis polarisasi yang dapat terjadi pada gelombang elektromagnetik. Suatu polarisasi disebut polarisasi vertikal jika medan listrik dari gelombang yang dipancarkan antena berarah vertikal terhadap permukaan bumi. Sebaliknya, suatu polarisasi disebut polarisasi horizontal jika medan listrik dari gelombang yang dipancarkan antena berarah horizontal terhadap permukaan bumi. Kedua jenis polarisasi tersebut sering disebut polarisasi linier (Suryono dkk., 2009). Bandwidth antena didefinisikan sebagai jarak atau rentang frekuensi kerja antena sesuai dengan beberapa karakteristik standar yang ditentukan. Pada range frekuensi tersebut, antena diusahakan dapat bekerja dengan efektif agar dapat menerima dan memancarkan
gelombang elektromagnetik pada band frekuensi tertentu. Distribusi arus dan impedansi dari antena pada range frekuensi tersebut benar-benar belum mengalami perubahan yang berarti sehingga masih sesuai dengan pola radiasi yang direncanakan dan VSWR yang dijinkan (Topalaguna dkk., 2012). Gain antena didefinisikan sebagai perbandingan intensitas radiasi maksimum suatu antena yang diukur terhadap intensitas radiasi maksimum antena isotropik sebagai referensi jika kedua antena tersebut diberi daya yang sama (Balanis dkk., 2005). Gain antena berhubungan erat dengan directivity dan faktor efisiensi. Untuk menghitung besarnya gain suatu antena (Gt) yang dibandingkan dengan antena standar (Gs), dapat dinyatakan secara numerik yaitu berupa perbandingan daya antena yang diukur (Pt) dengan daya antena isotropik (Ps) (Palantei, 2010). Directivity didefinisikan sebagai perbandingan intensitas radiasi sebuah antena pada arah tertentu dengan
intensitas radiasi rata-rata pada semua
arah.
Direktivitas
menggambarkan seberapa banyak suatu antena memusatkan energinya pada suatu arah dibanding ke arah lain. Jika efisiensi antena 100%, maka direktivitasnya akan sepadan dengan gain dan antena akan menjadi isotropic radiator. (Nukuhaly dkk., 2012). Voltage Standing Wave Ratio (VSWR) merupakan kemampuan suatu antena untuk bekerja pada frekuensi yang dinginkan Ketika suatu saluran transmisi diakhiri dengan impedansi yang tidak sesuai dengan karakteristik saluran transmisi, maka tidak semua daya diserap di ujung. Perbandingan tegangan maksimum terhadap tegangan minimum disebut Voltage Standing Wave Ratio (VSWR) (Keshtkar dkk., 2012). Tujuan penelitian adalah mendesain antena mikrostrip untuk aplikasi GPR sesuai dengan karakteristik antena dengan menggunakan Software High Frequency Structure Simulator 13 (HFSS v13) yang beroperasi pada frekuensi 1 GHz dan mendapatkan karakteristik antena berupa S11, Voltage Standing Wave Ratio (VSWR), pola radiasi dan Axial Ratio. Mengimplementasikan desain antena mikrostrip ke dalam bentuk fisik dan mengukur (S11) karakteristik Prototype yang telah dibuat serta menganalisis karakteristik antara desain antena dengan Prototype antena yang telah dibuat. Melakukan pengukuran (S21) perambatan gelombang terhadap permitifitas (εr) pada tanah kering (εr=2,9), tanah basah (εr=8,1) dan air (εr=80).
BAHAN DAN METODE Lokasi dan Rancangan Penelitian Penelitian dilaksanakan selama bulan Februari 2013 sampai dengan bulan Juli 2013. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Telematika Jurusan Teknik Elektro Kampus Universitas Hasanudin Makassar. Rancangan penelitian ini dimulai dengan studi pustaka yang berkaitan dengan pengetahuan dasar mengenai mikrostrip patch antenna dan karakteristik antenna pada prototype ini. Selanjutnya dimensi dari masing-masing antenna dan dikompitasi berdasarkan pada frekuensi kerja yang diinginkan (fo) dan konstanta dielektrik substrak (εr) melalui persamaan-persamaan dimensi mikrostrip path antenna yang diperoleh dari studi pustaka. Setelah diperoleh desain antenna, selanjutnya dilakukan simulasi pada software HFSS (High Frekuensi Struktural Simulator) Versi 13. HFSS v13 merupakan perangkat lunak simulasi untuk mendapatkan parameter-parameter (VSWR, S11, bandwidth, Axial Ratio dan pola radiasi) sebagai ukuran dasar unjuk kerja optimal dari suatu antenna. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini dilakukan metode pendekatan studi literature (library research) mengenai parameter antena dalam merancang Triple Rectilinear antenna adalah Frekuensi operasi 1 GHz untuk aplikasi Ground Penetrating Radar. Permitivitas relative (εr) bahan dielektrik yang digunakan adalah FR4-Epoxy dengan εr sebesar 4,4. Sedangkan untuk patch dan groundplane menggunakan Perfect Electric Conduktor (PEC) dengan εr = 1. Tebal substrak dielektrik (h) bahan yang digunakan memiliki ketebalan 1,6 mm. Impedansi yang digunakan dalam perancangan Triple Rectilinear antenna ini adalah 50 ohm. Dimensi Patch dibentuk dari beberapa patch yang di unite dan di substract. Kemudian dilakukan langkah modifikasi untuk mendapatkan hasil yang optimal. Analisis Data Dalam penelitian ini dilakukan analisis data dengan membandingkan antara hasil simulasi dan hasil pengukuran dari parameter antena mikrostrip. Software yang digunakan dalam perancangan layout prototype antena mikrostrip ini adalah AutoCAD 2010. Berdasarkan hasil perancangan pada software Ansoft HFSS v13, maka dibuat prototype antena mikrostrip. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada perancangan prototype ini adalah bahan dan alat yang digunakan untuk proses pembuatan prototype meliputi PCB FR4Epoxy double layer, tinta sablon, software AutoCAD 2010, SMA Connector 50 ohm, timah, Ferrite Chloride / pelarut PCB, alat bor pcb, ampelas halus, dan solder. Desain yang
diperoleh berdasarkan hasil perancangan pada software Ansoft HFSS v13 selanjutnya dibuat layout pada Printed circuit board (PCB) untuk membangun prototype. Adapun tahap-tahap yang dilakukan adalah membuat model prototype sesuai desain yang telah dibuat pada HFSS v13 menggunakan software AutoCAD 2010. Men-sablon PCB sesuai model yang telah dibuat dengan menggunakan software AutoCAD 2010. Mengeringkan PCB yang telah di sablon. Setelah hasil sablon didapatkan, maka dilakukan tahap pembuatan prototype. Tahap pertama yakni dengan melarutkan Ferrite Chloride dengan menggunakan air panas dalam suatu wadah. Kemudian merendam desain yang telah tersablon dalam larutan tersebut selama ± 15 menit hingga daerah yang tidak tersablon terangkat. Mengangkat PCB dari larutan kemudian mencucinya dengan air hangat. Selanjutnya, menggosok bagian PCB yang tersablon dengan menggunakan ampelas halus. Melubangi feed pada bagian yang telah ditentukan untuk masukan SMA Connector dengan menggunakan bor berdiameter 1 mm. Memasukkan SMA Connector pada lubang yang telah dibuat pada PCB, kemudian menyolder bagian atas dan bawah PCB untuk dilekatkan dengan SMA Connector.
HASIL Metode Pendekatan Dalam penelitian ini dilakukan metode pendekatan studi literature (library research) dan jurnal internasional yang relevan dengan permasalahan yang dikaji dan software yang digunakan. menentukan nilai parameter-parameter yang ingin didapatkan sesuai karakteristik antena Radar Altimeter, yakni frekuensi kerja 1 GHz, koefisien refleksi (S11) di bawah atau sama dengan -10 dB, dan VSWR antara 1 - 2. Langkah selanjutnya adalah menentukan dimensi antena, yakni menghitung dimensi patch, groundplane, tebal substrat, dan penempatan feed point. Tahapan Penelitian Pada penelitian ini digunakan pendekatan metode studi literature (library research) untuk perancangan antena mikrostrip triple rectilinier. Adapun tahapan penelitian adalah sebagai berikut: Tahap perhitungan desain antena, Tahap desain dan optimasi desain antena, Tahap pembuatan prototype antena, Tahap pengukuran hasil prototype antenna serta Tahap pengujian frekuensi terhadap tanah. Perancangan antena Perancangan antena mengacu pada perumusan masalah yang akan menjadi pembahasan dalam penelitian. Dalam perancangan ini akan diuraikan perancangan antenna
microstrip triple rectilinier. Dimana software yang digunakan adalah software High Frequency System Simulator versi 13 (HFSS v13) dapat dirancang dan dilihat parameter dari sebuah antena yang akan dibuat sebelum membangunnya agar lebih mudah di dalam pembuatannya. Gambar 1 terlihat bahwa pada hasil simulasi nilai koefisien refleksi dari antena mikrostrip ini bernilai sebesar -24,124 dB pada frekuensi 1 GHz (range frekuensi 0,98 GHz – 1,01 GHz). Pada hasil pengukuran nilai koefisien refleksi dari antena mikrostrip ini bernilai sebesar -23,768 dB pada frekuensi 1,029 GHz (range frekuensi 1,01 GHz – 1,041 GHz). Hal ini sudah sangat baik karena melebihi acuan standar koefisien refleksi, yaitu lebih rendah atau sama dengan -10 dB. Gambar 2 terlihat bahwa pada hasil simulasi nilai VSWR antena mikrostrip ini bernilai sebesar 1,132 pada frekuensi 1 GHz dan 1,436 pada frekuensi 1,185 GHz. Pada hasil pengukuran terjadi pergeseran dengan nilai VSWR 1,210 pada frekuensi 1,029 GHz dan 1,218 GHz. Hal ini sudah sangat baik karena melebihi acuan standar VSWR yaitu < 2. Gambar 3 terlihat bahwa nilai Axial Ratio 45,711 pada frekuensi 1 GHz nilai return loss –24,124 dengan VSWR bernilai sebesar 1,132 menunjukkan bahwa pada frekuensi 1 GHz polarisasi linier. Polarisasi circular berada pada frekuensi 2,838 GHz nilai return loss 9,844 dengan nilai Axial Ratio 4,978 dB, nilai VSWR 1,949. Tabel 1 merupakan perbandingan hasil simulasi dan hasil pengukuran dari S11. Perbandingan hasil simulasi dan pengukuran pada 1 GHz memiliki lebar pita yang sama. Selain itu frekuensi resonansi dari hasil pengukuran hanya bergeser sedikit dari hasil simulasi tetapi masih berada pada inginkan. Gambar 4 memperlihatkan bahwa antena mikrostrip untuk Aplikasi Ground Penetrating Radar pada frekuensi 1 GHz merupakan antena direksional. Warna yang bervariasi tersebut merepresentasikan kekuatan sinyal (signal strengh). Kekuatan sinyal paling lemah diindikasikan dengan warna biru, kemudian naik ke warna hijau, kuning, dan yang paling kuat adalah merah. Berdasarkan hasil pengujian pengukuran antena sesuai dengan parameter koefisien refleksi, VSWR, frekuensi antena yang diinginkan.
PEMBAHASAN Penelitian ini menunjukkan hasil desain antena mikrostrip untuk aplikasi GPR dimensi nilai h (ketebalan substrat) maksimum adalah 6,514 mm. Jenis substrat FR-4 Epoxy dengan h sebesar 1,6 mm (Topalaguna, 2012). Panjang sisi antena mikrostrip triple rectilinear 56,151 mm. Dimensi ground dengan panjang 80,54 mm dan lebar 120,71 mm. Antena adalah suatu piranti yang digunakan untuk mengirimkan dan menerima gelombang radio atau gelombang elektromagnetik dari dan ke udara bebas (Balanis dkk., 2005). Bandwidth antena didefinisikan sebagai jarak atau rentang frekuensi kerja antena sesuai dengan beberapa karakteristik standar yang ditentukan (Suryono dkk., 2009). Hasil simulasi dari perancangan akhir mikrostrip triple rectilinier 1 GHz dapat dilihat koefisien refleksi (S11) yang merupakan representasi dari lebar pita yang dihasilkan telah mencapai hasil yang diharapkan dengan penunjukan koefisien resonansi tepat pada 1 GHz dengan return loss sebesar -24,124 dB dan pita frekuensi dari 0,988 hingga 1,019 GHz. Dengan acuan -10 dB, dapat diperoleh lebar pita dari perancangan antena 31 MHz. Pada hasil pengukuran nilai koefisien refleksi dari antena mikrostrip ini bernilai sebesar -23,768 dB pada frekuensi 1,029 GHz (range frekuensi 1,01 GHz – 1,041 GHz). Hal ini sudah sangat baik karena melebihi acuan standar koefisien refleksi, yaitu lebih rendah atau sama dengan 10 dB. Voltage Standing Wave Ratio (VSWR) merupakan kemampuan suatu antena untuk bekerja pada frekuensi yang dinginkan Ketika suatu saluran transmisi diakhiri dengan impedansi yang tidak sesuai dengan karakteristik saluran transmisi, maka tidak semua daya diserap di ujung (Nukulahy dkk., 2012). Hasil simulasi nilai VSWR antena mikrostrip ini bernilai sebesar 1,132 pada frekuensi 1 GHz dan 1,436 pada frekuensi 1,185 GHz. Pada hasil pengukuran terjadi pergeseran dengan nilai VSWR 1,210 pada frekuensi 1,029 GHz dan 1,218 GHz. Hal ini sudah sangat baik karena melebihi acuan standar VSWR yaitu < 2 Polarisasi sebuah antena didefinisikan sebagai arah penjalaran dari gelombang yang ditransmisikan oleh antena. Polarisasi menggambarkan magnituda relatif dari vektor medan listrik (E) sebagai fungsi waktu pada titik tertentu pada suatu bidang perambatan (Chandra dkk., 2012). Pada simulasi didapatkan nilai dari Axial Ratio pada frekuensi 1 GHz sebesar 45,71 dB polarisasi linier. Dimana nilai tersebut menunjukkan bahwa antena ini mempunyai polarisasi berbentuk linier. Polarisasi circular berada pada frekuensi 2,838 GHz nilai return loss -9,844 dengan nilai Axial Ratio 4,978 dB, nilai VSWR 1,949. Ground Penetrating Radar (GPR) merupakan sistem yang sangat berguna untuk proses pendeteksian benda-benda yang berada atau terkubur di dalam tanah dengan
kedalaman tertentu tanpa harus menggali tanah (Pramudita dkk., 2008). Dengan adanya alat ini, berbagai kegiatan atau penelitian yang memerlukan informasi keadaan di bawah permukaan tanah dapat dilakukan dengan mudah dan murah (Attela dkk., 2007). Hasil pengukuran (S21) perambatan gelombang terhadap permitifitas (εr) tanah kering dengan ketebalan 10 Cm sebesar -22,445 dB dan pada tanah basah sebesar -41,475 dB.
KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil simulasi nilai koefisien refleksi (S11) pada frekuensi 1 GHz nilai return loss sebesar -24,124 dB dan bandwidth sebesar 31 MHz dengan nilai VSWR sebesar 1,132. Pada frekuensi 1,185 GHz nilai return loss sebesar -14,937 dB dan bandwidth sebesar 25 MHz dengan nilai VSWR sebesar 1,436. Nilai axial ratio sebesar 45,711 dB dengan pola radiasi linier. Hasil pengukuran antenna didapatkan nilai koefisien refleksi (S11) pada frekuensi 1,029 GHz nilai return loss sebesar 23,768 dB dan bandwidth sebesar 31 MHz dengan nilai VSWR sebesar 1,21. Pada frekuensi 1,218 GHz nilai return loss sebesar -21,348 dB dan bandwidth sebesar 22 MHz dengan nilai VSWR sebesar 1,21. Hasil pengukuran (S21) perambatan gelombang terhadap permitifitas (εr) tanah kering dengan ketebalan 10 Cm sebesar -22,445 dB dan pada tanah basah sebesar 41,475 dB. Adapun saran kami dalam pengembangan perancangan antena mikrostrip perlu adanya pengetahuan yang lebih mendalam mengenai teori antena mikrostrip dan software yang digunakan, sehingga diharapkan teknologi antena mikrostrip bisa terus dikembangkan.
DAFTAR PUSTAKA Attela G.E. and A.A.Shaalan. (2007). Wideband Partially-Covered Bowtie Antenna For Ground-Penetrating-Radars. Communications and Electronics Department, Faculty of Engineering, Zagazig University, Egypt. Balanis, Constantine A. (2005). Antenna Theory – Analisis and Design. Third Edition. New Jersey: John Wiley and Sons. Chandra Ade dan Danang Santoso. (2012). Rancang Bangun Komponen Pasif Rf Pada Aplikasi Teknologi Wireless. Makassar : Universitas Hasanuddin. Hasan Alan Ezzat. (2012). The Use of Ground Penetrating Radar With a Frequency 1 GHz to Detect Water Leaks From Pipelines. Turkey: Sixteenth International Water Tecnology Conference. Keshtkar Asghar, Ahmad Keshtkar, and A. R. Dastkhosh. (2008). Circular Microstrip Patch Array Antenna for C-Band Altimeter System. International Journal of Antennas and Propagation, Article ID 389418, doi:10.1155/2008/389418,7. Palantei Elyas. (2010). Swiched Parasitic Smart Antenna Design and Implementation for Wireless Communication System. Engineeering and Technology Griffith University. Pramudita A. Adya, A. Kurniawan, A. Bayu Suksmono. (2008). Hexagonal Monopole strip Antenna with Rectangular Slot for 100-1000 MHz SFCW GPR Applications. Internasional Journal of Antennas and Propagasi, Vol 2008, Bandung, Indonesia. Nukuhaly Irwan, Bayu Dewangga. (2012). Rancang Bangun dan Analisis Antena Mikrostrip Rectangular Patch Dengan Slot Untuk Aplikasi 3G. Makassar : Universitas Muslim Indonesia. Suryono, Dian R.S. dan Buwarda Sukriyah. (2009). Perancangan Microstrip Antenna Untuk Aplikasi Base Station Dan Mobile Station Pada Sistem WiMAX (Woldwide Interoperability for Microwave Acces). Makassar : Universitas Hasanuddin. Topalaguna Bayu, Zakiy Ubaid. (2012). Konstruksi Prototype Nanosatellite pada Frekuensi ISM Band 2,4 GHz untuk Aplikasi Telemetri Suhu. Makassar : Universitas Hasanuddin. Vishwakarma Rejesh K., J.A. Ansari , M. K. Meshram. (2006). Equilateral Triangular Microstrip Antenna For Circular Polarization dual-band operation. Indian Journal of Radio & Space Physics. Vol 35, pp 293-296
Gambar 1 Perbandingan hasil pengukuran dan hasil simulasi koefisien refleksi (S11)
Gambar 2 Perbandingan hasil pengukuran dan hasil simulasi VSWR
Gambar 3 Perbandingan VSWR, S11, Axial Ratio antena Mikrostrip Triple Rectilinear 0,5 - 3 GHz
Tabel 1 Perbandingan hasil simulasi dengan pengukuran koefisien refleksi (S11)
Parameter Antena Frekuensi Tengah (GHz) Return loss (dB) Bandwidth (GHz) VSWR
Simulasi
Pengukuran
Standar
Layak /
radar
Tidak
1
1,185
1,029
1,218
1
Layak
-24,124
-14,937
-23,768
-21,348
≤ -10
Layak
1,010 – 1,041
1,206 – 1,228
1-2
Layak
1–2
Layak
0,988 – 1,019 1,178 – 1,203 (0,031)
(0.025)
(0,031)
(0,022)
1,132
1,436
1,21
1,21
Gambar 4 Pola radiasi tiga dimensi untuk Antena Mikrostrip pada frequency 1 GHz