~
Opti Opti masi D esain esain
~
BAB 1 PENGANTAR DESAIN 1.1. PENDAHULUAN
Ilmu teknik terdiri atas beberapa aktivitas utama, meliputi analisis, desain, pabrikasi, penjualan, riset dan pengembangan sistem. Subyek dari kajian desain sistem merupakan bidang utama dari profesi ilmu teknik. Proses desain dan sistem pabrikasi telah dikembangkan dan digunakan selama berabad-abad dan eksistensi dari bangunan yang bagus, jembatan-jembatan, jalan raya, mobil, pesawat, pesawat ruang angkasa dan obyek-obyek bersistem rumit lainnya adalah bukti nyatanya. Bagaimanapun,
evolusi
sistem
ini
berjalan
lambat.
Keseluruhan
prosesnya
menghabiskan waktu dan biaya, secara substansial memerlukan sumber daya material dan manusia. Dalam hal ini prosedur desain, pabrikasi dan pemanfaatan sistem telah digunakan meskipun belum yang terbaik. Pengembangan sistem hanya dilakukan setelah investasi substansial terpulihkan (modal telah kembali). Sistem-sistem baru biasanya memiliki kinerja yang sama atau bahkan lebih baik, lebih murah dan lebih efisien. Uraian di atas mengindikasikan bahwa meskipun beberapa sistem biasanya dapat digunakan untuk keperluan yang sama namun beberapa diantaranya menunjukkan hasil yang lebih baik. Sebagai contoh, tujuan pembangunan jembatan adalah untuk menyediakan kontinyuitas lalu lintas dari satu sisi jembatan ke sisi lainnya. Beberapa tipe jembatan dapat menjalankan fungsi ini. Bagaimanapun untuk menganalisis dan mendesain semua tipe jembatan jelas menghabiskan waktu dan biaya. Biasanya satu tipe dipilih dan didesain secara detail. Desain sistem kompleks kompleks memerlukan banyak proses perhitungan dan pemrosesan data. Dalam 3 dekade terakhir, revolusi dalam teknologi komputer dan perhitungan nunerik telah terjadi. Komputer pada masa kini dapat melakukan perhitungan yang kompleks dan memproses data dalam dal am skala yang sangat besar secara efisien. Proses desain teknik mendapatkan keuntungan yang sangat besar karenanya. Sistem yang lebih baik dapat didesain dengan menganalisis beberapa pilihan dalam waktu yang singkat.
~
~ Nurida Nur ida F inaha inahar i ~
1
~
Opti Opti masi D esain esain
~
Desain suatu sistem dapat diformulasikan sebagai permasalahan optimasi dimana pengukuran kinerja dioptimalkan sambil mengatasi hambatan-hambatan. Pada saat ini metode numerik untuk optimasi telah dikembangkan secara luas. Beberapa metode telah digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem yang lebih baik. Buku ini membahas metode-metode optimasi dan penerapannya penerapannya untuk mendesain m endesain sistem teknik. Proses desain lebih diutamakan dari teori optimasi. Beberapa teorema dinyatakan tanpa pembuktian yang terlalu detail namun implikasi dari sudut pandang teknis dipelajari dan didiskusikan secara detail. Teori optimasi, metode numerik, software dan hardware komputer tingkat lanjut dapat digunakan sebagai alat untuk mendesain sistem teknik yang lebih baik.
1.2. PROSES DESAIN
Proses pendesainan sistem menghasilkan kumpulan gambar, perhitungan dan laporan, sebagai dasar pabrikasinya. Untuk menjelaskan proses desain desain dapat digunakan model sistem teknik. Meskipun diskusi lengkap tentang subyek ini di luar konteks bahasan buku ini namun beberapa konsep dasar akan dijelaskan menggunakan diagram blok. Desain merupakan proses berulang. berulang. Pengalaman desainer, intuisi dan obyektifitasnya diperlukan dalam desain sistem pada berbagai bidang teknik (ruang angkasa, otomotif, sipil, kimia, industri, elektrik, mekanik, hidrolik dan transportasi). Pengulangan proses melibatkan proses melibatkan analisis beberapa sistem ujicoba dalam suatu tahapan sebelum desain final dihasilkan. Insinyur berusaha keras menghasilkan desain terbaik dan, tergantung pada spesifikasi, istilah ’terbaik’ dapat memiliki konotasi yang berbeda untuk sistem yang berbeda. Secara umum hal ini mengimplikasikan biaya yang efektif, efisien, terpercaya dan sistem berjangka. Proses yang melibatkan team spesialis dari berbagai disiplin ilmu yang berbeda memerlukan interaksi komunikasi yang memadai. Proses desain harus merupakan aktivitas yang terorganisasi secara baik. Model evolusi sistem sistem dapat dilihat pada gambar 1.1. berikut. Proses dimulai dengan identifikasi kebutuhan yang yang dilakukan oleh oleh insinyur atau pihak lain. Langkah pertama pertama
~
~ Nurida Nur ida F inaha inahar i ~
2
~
Opti Opti masi D esain esain
~
Desain suatu sistem dapat diformulasikan sebagai permasalahan optimasi dimana pengukuran kinerja dioptimalkan sambil mengatasi hambatan-hambatan. Pada saat ini metode numerik untuk optimasi telah dikembangkan secara luas. Beberapa metode telah digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem yang lebih baik. Buku ini membahas metode-metode optimasi dan penerapannya penerapannya untuk mendesain m endesain sistem teknik. Proses desain lebih diutamakan dari teori optimasi. Beberapa teorema dinyatakan tanpa pembuktian yang terlalu detail namun implikasi dari sudut pandang teknis dipelajari dan didiskusikan secara detail. Teori optimasi, metode numerik, software dan hardware komputer tingkat lanjut dapat digunakan sebagai alat untuk mendesain sistem teknik yang lebih baik.
1.2. PROSES DESAIN
Proses pendesainan sistem menghasilkan kumpulan gambar, perhitungan dan laporan, sebagai dasar pabrikasinya. Untuk menjelaskan proses desain desain dapat digunakan model sistem teknik. Meskipun diskusi lengkap tentang subyek ini di luar konteks bahasan buku ini namun beberapa konsep dasar akan dijelaskan menggunakan diagram blok. Desain merupakan proses berulang. berulang. Pengalaman desainer, intuisi dan obyektifitasnya diperlukan dalam desain sistem pada berbagai bidang teknik (ruang angkasa, otomotif, sipil, kimia, industri, elektrik, mekanik, hidrolik dan transportasi). Pengulangan proses melibatkan proses melibatkan analisis beberapa sistem ujicoba dalam suatu tahapan sebelum desain final dihasilkan. Insinyur berusaha keras menghasilkan desain terbaik dan, tergantung pada spesifikasi, istilah ’terbaik’ dapat memiliki konotasi yang berbeda untuk sistem yang berbeda. Secara umum hal ini mengimplikasikan biaya yang efektif, efisien, terpercaya dan sistem berjangka. Proses yang melibatkan team spesialis dari berbagai disiplin ilmu yang berbeda memerlukan interaksi komunikasi yang memadai. Proses desain harus merupakan aktivitas yang terorganisasi secara baik. Model evolusi sistem sistem dapat dilihat pada gambar 1.1. berikut. Proses dimulai dengan identifikasi kebutuhan yang yang dilakukan oleh oleh insinyur atau pihak lain. Langkah pertama pertama
~
~ Nurida Nur ida F inaha inahar i ~
2
~
Opti Opti masi D esain esain
~
proses evolusi adalah menentukan secara tepat spesifikasi sistem. Interaksi yang cukup antara insinyur dan sponsornya diperlukan untuk menetapkan besaran spesifikasi sistem. sistem. Jika nilai-nilai spesifikasi tersebut telah ditetapkan maka pekerjaan mendesain sistem dapat dimulai. Langkah penting kedua dari proses ini adalah desain pendahuluan. pendahuluan. Berbagai konsep sistem dipelajari. Jika proses ini harus selesai dalam waktu singkat, model ideal ideal digunakan. Berbagai jenis sub sistem diidentifikasi dan desain pendahuluan diestimasi. Keputusan yang diambil pada tahap ini biasanya mempengaruhi tampilan akhir dan kinerja sistem. Pada akhir fase desain pendahuluan beberapa konsep yang memungkinkan dan memerlukan analisis lanjutan diidentifikasi.
Tujuan dan kebutuhan sistem
1. Spesifikasi Sistem
2.
3. Desain Pendahuluan
4. Desain Detail
Pabrikasi Prototipe Sistem
5. Pengujian Sistem
Desain Akhir
Gambar 1.1. Model evolusi sistem
Langkah ketiga adalah menentukan desain detail untuk detail untuk semua subsistem. Untuk mengevaluasi berbagai kemungkinan, proses ini harus dilakukan dengan mengacu pada semua konsep memungkinkan yang teridentifikasi pada langkah sebelumnya. Parameter desain untuk sub sistem harus diidentifikasi. Parameter-parameter tersebut harus ditetapkan sedemikian hingga jika nilai numeriknya telah diperoleh maka proses pabrikasi dapat dimulai. Parameter desain juga harus memenuhi kebutuhan performansi sistem dan teknologi. Sub-sub sistem tersebut harus didesain untuk memaksimalkan keuntungan sistem atau meminimalkan biaya. Metode optimasi yang sistematik dapat membantu desainer dalam mempercepat proses desain detail. Di akhir proses, penjabaran sistem dapat disediakan dalam bentuk laporan dan gambar. Dua kotak terakhir pada gambar 1.1. bisa ataupun tidak perlu digunakan untuk seluruh sistem. Hal ini melibatkan pabrikasi prototipe sistem dan pengujiannya. Langkah-langkah tersebut diperlukan jika sistem merupakan produksi masal atau melibatkan kehidupan manusia. Kotak-kotak tersebut mungkin muncul sebagai langkah terakhir pada proses desain. Namun bisa juga tidak diperlukan jika selama pengujian ~
~ Nurida Nur ida F inaha inahar i ~
3
~
Optimasi Desain
~
sistem tidak memenuhi spesifikasi. Dalam hal ini spesifikasi harus dimodifikasi atau konsep lain perlu dipelajari. Pada kenyataannya, proses pengkajian ulang ini mungkin diperlukan pada setiap langkah pada proses desain. Inilah alasan adanya garis umpan balik pada skema proses evolusi desain pada gambar 1.1. Proses iterasi harus terus dilakukan hingga tercapai sistem yang diharapkan. Tergantung pada kompleksitas sistem, keseluruhan proses dapat memakan waktu beberapa hari atau beberapa bulan. Model yang dijelaskan di atas merupakan skema yang disederhanakan untuk evolusi sistem. Pada praktek nyata, setiap kotak mungkin memiliki beberapa percabangan yang mengarah pada kebutuhan kajian untuk menghasilkan keputusan yang rasional. Poin pentingnya adalah bahwa konsep dan metode optimasi dapat mempermudah setiap langkah proses. Pemanfaatan metode dan konsep tersebut dengan dukungan software yang memadai dapat sangat berguna dalam mempelajari berbagai kemungkinan desain dalam waktu yang singkat. Beberapa teknik dapat membantu pada desain pendahuluan dan detail sebagaimana dapat pula dilakukan pada proses pabrikasi dan pengujian. Bagaimanapun buku ini akan membahas metode optimasi dalam proses desain. Pada beberapa tahapan dalam teks buku ini mungkin akan mungkin kemungkinan bahwa proses desain dapat sepenuhnya berjalan otomatis, desainer dapat menghapus siklus proses dan menggunakan program dan konsep optimasi sebagai kotak hitam. Hal ini dapat berhasil pada beberapa kasus. Bagaimanapun mendesain suatu sistem merupakan proses kreatif yang dapat menjadi cukup kompleks. Mungkin akan muncul kegagalan
dan
penyelesaian
permasalahannya
pun
tidak
tercapai.
Fungsi
permasalahannya mungkin tidak tercakup pada ruang lingkup desain. Bagaimanapun, dalam kenyataannya, desainer memegang peran yang sangat penting dalam mengarahkan proses menuju ruang lingkup yang dapat diterima. Mereka harus terlibat penuh dalam proses dimana intuisi dan penilaiannya akan menghasilkan desain final.
~
Nurida F inahari ~
4
~
Optimasi Desain
~
1.3. DESAIN TEKNIK VS ANALISIS
Adalah penting untuk menyadari perbedaan antara analisis teknik dan aktivitas desain. Permasalahan analisis mengacu pada penentuan perilaku sistem yang telah ada, atau suatu sistem ujicoba didesain untuk tugas tertentu. Penentuan perilaku sistem berarti menghitung responnya terhadap masukan spesifik. Bagaimanapun, ukuran dari berbagai bagian dan konfigurasi sistem untuk permasalahan analisis telah ditentukan, artinya desain sistem tersebut telah diketahui. Di sisi lain, permasalahan desain adalah untuk menghitung ukuran dan bentuk berbagai bagian sistem untuk memenuhi kiner ja yang diinginkan. Mendesain suatu sistem merupakan prosedur uji coba, ’trial dan error’. Kita dapat menduga -duga suatu desain dan menganalisisnya untuk melihat
kesesuaiannya dengan spesifikasi. Jika memenuhi berarti kita telah memperoleh desain yang dapat diterima (feasible). Kita mungkin ingin pula mengubah suatu desain untuk meningkatkan kinerjanya. Jika desain percobaan tidak berjalan, kita dapat mengubahnya agar sesuai dengan sistem yang diinginkan. Pada dua contoh di atas kita harus dapat menganalisis desain untuk dapat menghasilkan keputusan lebih lanjut. Buku ini dapat digunakan untuk berbagai cabang ilmu teknik. Dalam hal ini diasumsikan bahwa mahasiswa telah memahami metode analisis yang dibahas dalam perkuliahan statika, dinamika dan fisika. Namun tentu saja tidak akan dibiarkan rendahnya daya analisis menyebabkan kurangnya pemahaman terhadap proses sistematik optimasi desain. Persamaan untuk menganalisis sistem akan diberikan jika diperlukan. Kemajuan yang memadai dalam penganalisisan sistem teknik, yang dioperasikan pada lingkungan-lingkungan yang berbeda, telah tercapai sejak 1940-an. Saat ini telah bisa dilakukan analisis secara efisien terhadap sistem kompleks dengan masukan statis dan dinamis. Sistem linier dan non-linier dapat ditangani. Ketersediaan komputer digital kecepatan tinggi memainkan peran utama dalam perkembangan kemampuan analisis. Pada masa kini telah memungkinkan untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan sejenis dalam mendesain sistem kompleks. Metode optimasi juga akan memainkan peran penting dalam proses desain maka penting untuk memahami dan mengaplikasikannya dalam proses desain teknik.
~
Nurida F inahari ~
5
~
Optimasi Desain
~
1.4. PROSES DESAIN KONVENSIONAL VS OPTIMUM
Merupakan tantangan bagi insinyur untuk mendesain suatu sistem yang efisien dengan biaya yang efektif tanpa memkompromikan integritasnya. Proses desain konvensional tergantung pada intuisi insinyur, pengalaman dan keahliannya. Hal ini mencakup kondisi dimana kehadiran elemen manusia kadang-kadang dapat mengarah pada munculnya hasil yang membahayakan dan kesalahan dalam sintesa sistem kompleks. Gambar 1.2. menunjukkan diagram alir yang jelas tentang proses desain konvensional yang melibatkan penggunaan informasi yang diperoleh dari satu atau lebih desain percobaan dipadukan dengan pengalaman dan intuisi desainernya. Pengumpulan data utk menggambarkan sistem
Memperkirakan desain awal
Analisis sistem
Pemeriksaan kriteria kinerja
Apakah desain memenuhi persyaratan ?
Ya
Stop
Tidak Merubah desain berdasarkan pengalaman/tebakan
Gambar 1.2. Proses Desain Konvensional
Keharusan dan kebutuhan akan efisiensi dalam persaingan global dewasa ini memaksa insinyur untuk memperlihatkan ketertarikan yang lebih dalam pada desaindesain yang lebih baik dan ekonomis. Dengan keunggulan teknologi komputer yang berpengaruh pada berbagai disiplin ilmu teknik, proses desain semakin mudah dilakukan. Istilah CADO (computer aided design optimization) telah digunakan untuk merangkum semua perangkat desain berbasis komputer. Gambar 1.3. menunjukkan ~
Nurida F inahari ~
6
~
Optimasi Desain
~
proses optimasi desain. Desain tidak hanya merupakan kreasi informasi baru yang diarahkan oleh intuisi yang kurang atau lebih baik, tetapi merupakan gabungan dari analisis, pemaparan hasil, simulasi dan optimasi. Hal-hal tersebut merupakan unsurunsur esensial pada proses pengulangan yang mengarah pada desain final yang optimum dan layak. Identifikasi : 1. Variabel desain 2. Fungsi biaya yg harus diminimumkan 3. Batasan-batasan yg harus dipenuhi
Pengumpulan data utk menggambarkan sistem
Memperkirakan desain awal
Analisis sistem
Pemeriksaan batasanbatasan
Apakah desain memenuhi kriteria konvergensi ?
Ya
Stop
Tidak Merubah desain menggunakan metode optimasi
Gambar 1.3. Proses optimasi desain
Proses optimasi desain dan konvensional keduanya dapat digunakan pada tahapan yang berbeda dalam evolusi sistem. Keunggulan utama dari proses desain konvensional adalah bahwa pengalaman dan intuisi desainer dapat digunakan untuk membuat perubahan konseptual dalam sistem atau membuat tambahan spesifikasi pada prosedur. Sebagai contoh, desainer dapat memilih jembatan suspensi atau jembatan lengkung, menambah atau mengurangi beberapa komponen struktur tertentu dan sebagainya. Jika telah memasuki desain detail, bagaimanapun, proses desain ~
Nurida F inahari ~
7
~
Optimasi Desain
~
konvensional mengalami beberapa kerugian atau kesulitan. Kesulitan-kesulitan tersebut termasuk meliputi perlakuan terhadap batasan yang kompleks (seperti limitasi pada frekuensi getaran), jenis masukan (contohnya jika struktur dikenai berbagai kondisi pembebanan). Pada kasus-kasus tersebut desainer harus menemukan kesulitan-kesulitan tersebut untuk menentukan penambahan atau pengurangan ukuran elemen struktur partikular untuk mengatasi batasan-batasan. Lebih jauh lagi, proses desain konvensional dapat mengarah pada desain yang tidak ekonomis dan dapat melibatkan banyak waktu. Proses optimasi desain memaksa desainer untuk mengidentifikasi kumpulan variabel desain secara jelas, fungsi biaya yang harus diminimasi dan fungsi batasan sistem. Formulasi tegas dari permasalahan desain membantu desainer untuk memperoleh pemahaman permasalahan yang lebih baik. Fungsi matematis yang layak dari permasalahan desain merupakan kunci penyelesaian yang baik. Topik ini akan dibahas secara detail pada bab 2. Pendekatan yang lebih jauh dari kedua jenis pendekatan tersebut adalah bahwa proses desain konvensional kurang formal. Fungsi obyektif yang mengukur kinerja sistem tidak diidentifikasi. Kecenderungan informasi tidak diperhitungkan dalam membuat keputusan desain untuk peningkatan sistem. Pada umumnya keputusan dibuat berdasarkan pengalaman dan intuisi desainer. Sebaliknya proses optimasi lebih terorganisir, menggunakan kecenderungan informasi untuk membuat keputusan. Bagaimanapun proses optimasi dapat mengambil keuntungan secara substansial dari pengalaman dan intuisi desainer. Jadi pendekatan yang terbaik adalah menggunakan proses optimasi desain yang ditambahkan pada interaksi desainer. Telah didiskusikan bahwa meskipun proses desain dapat diotomatisasi hingga taraf tertentu menggunakan teknik-teknik optimasi, interaksi manusia masih diperlukan. Dengan kata lain, suatu proses desain yang efisien seharusnya memberikan tempat bagi kreativitas desainer seperti juga halnya dengan teknik optimasi. Optimasi desain interaktif dibahas secara detail pada bab 7.
~
Nurida F inahari ~
8
~
Optimasi Desain
~
1.5. PERANAN KOMPUTER DALAM OPTIMASI DESAIN
Sistem teknik dapat dianalisis lebih akurat menggunakan dengan menggunakan komputer. Hal ini lebih memudahkan pemahaman perilaku sistem secara lebih tepat dan sekaligus mampu mendesainnya secara lebih akurat serta efisien. Proses desain – konvensional atau optimum – merupakan proses berulang, memerlukan penggunaan kumpulan perhitungan yang sama berulangkali. Perhitungan yang berulang-ulang tersebut idealnya sesuai untuk dikerjakan dengan komputer. Sebagai tambahan, setiap siklus desain mungkin memerlukan perhitungan substansial. Jadi, komputer memainkan peran utama dalam proses desain. Komputer tersebut memfasilitasi setiap tahapan proses desain yang akan terbukti nanti di sepanjang bahasan buku ini. Juga dapat dilihat bahwa sejumlah data yang dihasilkan dari proses pengulangan bisa sangat besar, yang harus ditampilkan sepenuhnya. Tampilan grafik data sesuai untuk keperluan ini. Film atau animasi komputer dikombinasikan dengan tampilan berkode warna sangat dihasilkan sebagai visualisasi hasil yang kompleks. Sebagai contoh, konsentrasi tegangan pada suatu benda dapat dilukiskan dengan baik lewat bayangan warna yang berbeda yang menyatakan berbagai level tegangan. Pada dinamika kendaraan, memungkinkan untuk menganimasikan gerak kendaraan pada layar sekaligus mensimulasikan kinerja desain sebelum pabrikasi. Pada beberapa kesempatan, sejumlah konsep dan desain detail dapat dihilangkan menggunakan prosedur ini bahkan sebelum dibentuk dan diuji. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, proses desain sangat diuntungkan dari interaksi desainer. Bagaimanapun interaksi yang layak antara desainer dan grafik harus disediakan. Hal ini berarti bahwa metode optimasi harus diimplementasikan dalam software interaktif yang familiar. Software yang demikian itu dipadukan dengan fasilitas pengguna yang didesain secara layak dan kemampuan pengambilan keputusan merupakan keharusan yang diperlukan dalam optimasi desain sistem teknik. Telah terbukti bahwa perangkat keras komputer yang layak juga memainkan peran penting dalam proses desain.
~
Nurida F inahari ~
9
~
Optimasi Desain
~
1.6. OPTIMASI DESAIN VS KONTROL OPTIMAL
Optimasi desain dan kontrol optimal suatu sistem merupakan dua aktivitas yang terpisah. Terdapat beberapa aplikasi dimana metode optimasi desain sangat berguna dalam desain dan sistem pabrikasi. Juga terdapat beberapa aplikasi lainnya dimana konsep kontrol optimal juga diperlukan. Sebagai tambahan, terdapat beberapa aplikasi dimana baik optimasi desain dan konsep kontrol optimal harus digunakan. Contoh aplikasi meliputi robotik dan struktur pesawat ruang angkasa. Pada bahasan ini, permasalahan dan metode kontrol optimal tidak dijelaskan secara detail. Bagaimanapun, perbedaan mendasar antara dua aktivitas tersebut dipaparkan sangat jelas. Pada gilirannya permasalahan kontrol optimal dapat ditransformasikan dalam permasalahan optimasi desain dan ditangani menggunakan metode-metode yang dijelaskan dalam buku ini. Jadi metode optimasi desain sangat berdaya guna dan dapat dipahami secara lebih jelas. Permasalahan kontrol optimal sederhana dijelaskan pada bab 8 dan diselesaikan dengan menggunakan metode optimasi desain. Permasalahan kontrol optimal adalah untuk menentukan kontroler umpan balik sistem yang menghasilkan output yang diinginkan. Sistem tersebut memiliki elemen aktif yang menyebabkan fluktuasi output. Kontrol sistem secara otomatis melakukan penyesuaian untuk mengkoreksi situasi dan mengoptimumkan pengukuran kinerja. Permasalahan kontrol biasanya juga berperilaku dinamis secara alamiah. Pada optimasi desain, di sisi lain, dilakukan desain sistem dan elemen-elemennya untuk mengoptimasi fungsi obyektif. Sistem tersebut pada akhirnya menetap untuk sepanjang umur. Inilah perbedaan utama dari dua aplikasi tersebut. Sebagai contoh, bayangkan mekanisme kontrol tabrakan pada kendaraan penumpang. Ide dari sistem umpan balik ini adalah mengontrol injeksi bahan bakar untuk menjaga konstanitas kecepatan kendaraan. Jadi output sistem diketahui, dalam hal ini kecepatan tabrakan. Tugas dari mekanisme kontrol adalah untuk mendeteksi fluktuasi kecepatan dan menyesuaikan injeksi bahan bakar. Jumlah bahan bakar yang diinjeksikan tergantung pada kondisi jalan. Jika kendaraan bergerak mendaki, injeksi bahan bakar lebih besar daripada saat menuruni bukit.
~
Nurida F inahari ~
10
~
Optimasi Desain
~
1.7. NOTASI DAN ISTILAH DASAR
Untuk memahami dan membiasakan diri dengan metode optimasi desain atau analisis modern, pengenalan aljabar linier (operasi matriks dan vektor) dan kalkulus dasar sangat esensial. Operasi aljabar linier dijelaskan pada Appendix B. Pelajar yang tidak terbiasa dengan bahasan ini harus mempelajarinya. Kalkulus fungsi variabel tunggal dan multi juga harus dipahami. Konsep-konsep ini akan dijelaskan jika diperlukan. Pada sub bab ini, notasi dan istilah standar yang digunakan di sepanjang bahasan, didefinisikan. Hal ini sangat penting untuk dimengerti karena dapat menyulitkan pemahaman pada bahasan berikutnya. Notasi yang digunakan di sini sepenuhnya tidak sulit. Siapapun yang memiliki pengetahuan tentang kalkulus dasar dan aljabar linier tidak akan menemui kesulitan dalam memahaminya.
1.7.1. Sistem satuan US-British vs SI.
Konsep dan prosedur untuk formulasi permasalahan desain dan metode optimasi tidak tergantung pada sistem pengukuran satuan yang digunakan. Jadi tidak penting sistem satuan mana yang digunakan untuk mendefinisikan masalah. Bagaimanapun, bentuk akhir dari beberapa pernyataan permasalahan analisis memang tergantung pada sistem satuan yang digunakan. Dalam buku ini akan digunakan sistem satuan US-British dan SI dalam contoh dan latihan. Pembaca yang tidak terbiasa dengan salah satu sistem satuan maupun keduanya tidak perlu kawatir karena sangat mudah mentransformasikan sistem satuan dari satu ke lainnya. Untuk melakukan konversi satuan disediakan tabel 1.1. Daftar lengkap sistem konversi dapat dilihat pada lembar publikasi ASTM [1980].
~
Nurida F inahari ~
11
~
Optimasi Desain
~
Tabel 1.1. Faktor Konversi US-British dan SI Konversi dari US-British Percepatan foot/detik 2 (ft/s2) inch/detik 2 (in/s2) Luasan foot2 (ft2) inch2 (in2) Momen bending atau torsi pound force inch (lbf . in) pound force foot (lbf . ft) Densitas pound massa/inch3 (lbm/in 3) pound massa/foot3 (lbm/ft3) Energi atau Kerja British thermal unit (BTU) foot-pound force (ft . lbf) kilo Watt hour (kWh) Gaya kip (1000 lbf) pound force (lbf) Panjang foot (ft) inch (in) mile (mi) US mile (mi) Internasional laut Massa pound mass (lbm) slug (lbf. s2/ft) ton (short, 2000 lbm) ton (long, 2240 lbm) tonne (t, ton metrik) Daya foot pound/menit (ft.lbf/menit) horse power (550 ft.lbf/s) Tekanan atau Tegangan atmosfir (standar, 14,7 lbf/in 2) 1 bar (b) pound/foot 2 (lbf/ft2) pound/inch2 (lbf/in2) Kecepatan foot/menit (ft/menit) foot/detik (ft/s) knot (laut, mi/h) internasional mile/jam (mi/h) internasional mile/jam (mi/h) internasional mile/detik (mi/s) internasional
~
Nurida F inahari ~
Ke SI
Kalikan dengan
meter/detik2 (m/s2) meter/detik2 (m/s2)
3,048 x 10-1 * 2,54 x 10-2 *
meter2 (m2) meter2 (m2)
9,290304 x 10 -2 * 6,4516 x 10-4 *
Newton meter (N . m) Newton meter (N . m)
1,129848 x 10-1 1,355818
kilogram/meter3 (kg/m 3) kilogram/meter3 (kg/m 3)
2,76799 x 10 4 1,601846 x 101
Joule (J) Joule (J) Joule (J)
1,055056 x 103 1,355818 3,6 x 106 *
Newton (N) Newton (N)
4,448222 x 10 3 4,448222
meter (m) meter (m) meter(m) meter (m)
3,048 x 10-1 * 2,54 x 10-2 * 1,609347 x 103 1,852 x 103 *
kilogram (kg) kilogram (kg) kilogram (kg) kilogram (kg) kilogram (kg)
4,535924 x 10 -1 1,459390 x 10 1 9,071847 x 10 2 1,016047 x 103 1 x 103 *
watt (W) watt (W)
2,259697 x 10 -2 7,456999 x 10 2
Newton/meter2 (N/m2 atau Pa) Newton/meter2 (N/m2 atau Pa) Newton/meter2 (N/m2 atau Pa) Newton/meter2 (N/m2 atau Pa)
1,01325 x 105 * 1 x 105 * 4,788026 x 10 1 6,894757 x 10 3
meter/detik (m/s) meter/detik (m/s) meter/detik (m/s) meter/detik (m/s) kilometer/jam (km/h) kilometer/detik (km/s)
5,08 x 10-3 * 3,048 x 10-1 * 5,144444 x 10 -1 4,4704 x 10-1 * 1,609344 * 1,609344 *
12
~
Optimasi Desain
~
Tabel 1.1. Faktor Konversi US-British dan SI (Lanjutan) Konversi dari US-British Ke SI Volume foot3 (ft3) meter3 (m3) inch3 (in3) meter3 (m3) gallon (cairan Canada) meter3 (m3) gallon (cairan UK) meter3 (m3) gallon (kering US) meter3 (m3) gallon (cairan US) meter3 (m3) 1 liter meter3 (m3) ounce (fluida UK) meter3 (m3) ounce (fluida US) meter3 (m3) pint (kering US) meter3 (m3) pint (cairan US) meter3 (m3) quart (kering US) meter3 (m3) quart (cairan US) meter3 (m3) *Tanda bintang menunjukkan faktor konversi yang pasti.
Kalikan dengan
2,831685 x 10 -2 1,638706 x 10 -5 4,546090 x 10 -3 4,546092 x 10 -3 4,404884 x 10 -3 3,785412 x 10 -3 1 x 10-3 * 2,841307 x 10 -5 2,957353 x 10 -5 5,506105 x 10 -4 4,731765 x 10 -4 1,101221 x 10-3 9,463529 x 10 -4
1.7.2. Titik dan kumpulan titik.
Selama sistem nyata melibatkan beberapa variabel, perlu untuk mendefinisikan dan memanfaatkan beberapa notasi yang pas dan nyaman. Notasi vektor dan kumpulan titik layak digunakan untuk keperluan tersebut dan akan digunakan di sepanjang bahasan buku ini. Istilah vektor dan titik akan digunakan dengan arti yang sama dan dapat dipertukarkan, dinyatakan dalam huruf kecil bold. Huruf besar bold menyatakan matriks. Sebuah titik berarti susunan angka berurutan. Jadi, (x1, x2) adalah sebuah titik yang terdiri atas 2 angka; (x1, x2 ...... xn) adalah sebuah titik yang terdiri atas n angka. Titik yang demikian ini disebut n-tupel. Setiap angka disebut komponen titik (vektor). Jadi x1 adalah komponen pertama, x 2 adalah komponen kedua dan seterusnya. n komponen dari titik (vektor) dapat dikumpulkan menjadi vektor kolom sebagai berikut
x1 x x 2 x1 x2 xn
xn
T
(1-1)
dimana pangkat T menyatakan transpose vektor atau matriks, ini merupakan notasi yang akan terus digunakan sepanjang bahasan. Juga akan digunakan notasi x x1 x2 xn ~
Nurida F inahari ~
13
~
Optimasi Desain
~
untuk menyatakan sebuah titik atau vektor pada ruang dimensi n. Pada ruang 3 dimensi vektor x = (x1, x2, x3)T menyatakan sebuah titik P sebagaimana tampak pada gambar 1.4. Mirip dengan ini, jika terdapat n komponen pada sebuah vektor sebagaimana tertulis pada persamaan (1-1), x dimaksudkan sebagai sebuah titik pada ruang nyata dimensi n yang dinotasikan dengan R n. Ruang R n adalah kumpulan semua n vektor (titik) dari angka real. Sebagai contoh, garis adalah R 1 dan luasan adalah R 2, dan seterusnya. x3
P (x1, x2, x3) x
x3
x2
x1
x1
x2
Gambar 1.4. Penggambaran Vektor Sebuah Titik pada Ruang 3 Dimensi
Kadang-kadang kita menemui satu kumpulan titik yang sesuai dengan kondisi tertentu. Sebagai contoh, dapat dibayangkan kumpulan semua titik yang mempunyai 3 komponen dimana komponen terakhirnya nol. Nyatakan kumpulan tadi dengan S, maka dapat dituliskan S = {x = (x1, x2, x3) l x3 = 0}
(1-2)
Informasi tentang kumpulan dikumpulkan dalam tanda kurung { }. Persamaan (1-2) dibaca sebagai ’ S sama dengan kumpulan semua titik (x 1, x 2, x 3) dengan x3 = 0’. Garis
vertikal membagi informasi tentang kumpulan S menjadi 2 bagian; sebelah kiri garis menyatakan dimensi titik dalam kumpulan; sebelah kanan menyatakan karakteristik khusus yang membedakan titik-titik dengan titik-titik lain yang bukan termasuk dalam kumpulan itu (dalam hal ini karakteristik sebuah titik harus memenuhi pernyataan dalam kumpulan S).
~
Nurida F inahari ~
14
~
Optimasi Desain
~
Anggota sebuah kumpulan kadang-kadang disebut elemen. Jika titik x adalah elemen dari kumpulan S, maka ditulis x S. Pernyataan x S dibaca ’ x adalah elemen dari S’. Sebaliknya pernyataan y S dibaca ’ y bukan elemen dari S’. Jika semua elemen dari S juga merupakan elemen dari kumpulan T maka dikatakan S merupakan subset dari T. Dalam bentuk simbol ditulis S T yang dibaca ’S adalah subset dari T ’ atau ’S tercakup dalam T ’. Dengan cara lain dapat dikatakan
bahwa T adalah superset dari S dan dituliskan T S. Dari contoh kumpulan S, anggaplah domain dari bidang x 1-x2 yang dibatasi lingkaran dengan radius 3 bertitik pusat di titik (4,4) yang tampak pada gambar 1.5. Secara matematis semua titik di dalam dan pada lingkaran dapat dinyatakan sebagai S = {x ( x1 , x2 ) ( x1 4) 2 ( x2 4) 2 9 }
(1-3)
x2 8 7
S
6 5
(4,4)
4 3
3 2 1 0
1
2
3
4
5
6
7
8
x1
Gambar 1.5. Pernyataan geometris untuk kumpulan S = { x ( x1 , x2 ) ( x1 4) 2 ( x2 4) 2 9 }
Jadi pusat lingkaran (4,4) berada dalam kumpulan S karena memenuhi pertidaksamaan dalam persamaan (1-3). Dituliskan (4,4) S. Pusat koordinat (0,0) tidak termasuk dalam kumpulan itu karena tidak memenuhi pertidaksamaan dalam persamaan (1-3). Dituliskan (0,0) S. Dapat dibuktikan bahwa titik-titik berikut termasuk dalam kumpulan : (3,3) , (2,2) , (3,2) , (6,6). Pada kenyataannya kumpulan S memiliki jumlah titik yang terbatas. Banyak titik lain yang tidak termasuk dalam kumpulan. Dapat dibuktikan juga bahwa titik-titik berikut tidak termasuk dalam kumpulan : (1,1) , (8,8) , (-1,2).
~
Nurida F inahari ~
15
~
Optimasi Desain
~
1.7.3. Notasi untuk batasan.
Batasan-batasan muncul secara natural dalam permasalahan optimasi desain. Sebagai contoh, material yang digunakan dalam sistem tidak boleh patah, permintaan harus dipenuhi, sumber daya tidak boleh melampaui persediaan dan lain-lain. Bahasan secara detail untuk batasan-batasan akan ditemukan dalam bab 2. Dalam sub bab ini akan ditunjukkan notasi dan istilah untuk batasan-batasan itu. Telah ditunjukkan adanya batasan pada gambar 1.5. Di sana kumpulan S mendefinisikan titik-titik di dalam dan pada lingkaran dengan radius 3. Hal ini merupakan pernyataan batasan yang dituliskan sebagai berikut : ( x1 4) 2 ( x2 4) 2 9
Batasan dengan bentuk seperti disebut tipe kurang dari atau sama dengan, yang dituliskan sebagai tipe . Mirip dengan itu terdapat juga batasan dengan tipe lebih besar atau sama dengan yang dituliskan sebagai tipe .
1.7.4. Notasi penjumlahan dan superscript/subscript.
Lebih jauh lagi akan dibahas tentang kumpulan vektor, komponen vektor dan perkalian matriks dan vektor. Untuk menuliskan kuantitas-kuantitas tersebut dalam bentuk yang mudah, notasi yang konsisten dan ringkas perlu digunakan. Dalam hal ini superscript digunakan untuk membedakan matriks dan vektor. Sebagai contoh, x(i) menyatakan vektor ke-i dalam kumpulan, A(k) menyatakan matriks ke-k. Subscript digunakan untuk menyatakan komponen matriks dan vektor. Sebagai contoh, x j adalah komponen ke-j dari x, dan aij adalah elemen i-j dari matriks A. Subscript dobel digunakan untuk menyatakan elemen matriks. Untuk menggambarkan rentang (range) subscript atau superscript digunakan notasi berikut xi;
i = 1 hingga n
(1-4)
Ini menyatakan angka x 1, x2, x3, ........., xn. Catat bahwa ’ i = 1 hingga n’ menyatakan range untuk index i dan dibaca ’ i bernilai 1 sampai dengan n ’. Mirip dengan itu,
kumpulan k vektor yang masing-masing memiliki n komponen akan dinyatakan sebagai x(j);
~
j = 1 hingga k
Nurida F inahari ~
(1-5) 16
~
Optimasi Desain
~
Persamaan ini menyatakan k vektor x (1), x(2), ........, x(k). Penting untuk dicatat bahwa subscript i pada persamaan (1-4) dan superscript j pada persamaan (1-5) merupakan indeks bebas dalam arti indeks tersebut dapat digantikan dengan sembarang variabel. Sebagai contoh, persamaan (1-4) dapat ditulis sebagai x j; j = 1 hingga n, dan persamaan (1-5) dapat ditulis sebagai x(i); i = 1 hingga k. Perhatikan juga bahwa superscript pada persamaan (1-5) tidak menyatakan pangkat dari x tapi menyatakan urutan vektor ke-j dari kumpulan vektor. Notasi penjumlahan juga akan sering digunakan. Sebagai contoh perhatikan persamaan berikut ini c x1 y1 x2 y2 xn yn
(1-6)
Persamaan ini dapat ditulis secara ringkas sebagai berikut c
n
x y i 1
i
i
(1-7)
Juga akan ditemui perkalian n dimensi antara vektor x dengan m x n matriks A untuk menghasilkan vektor m dimensi y yang dituliskan sebagai berikut y = A x
(1-8)
Atau dalam notasi penjumlahan, komponen ke-i (i = 1 hingga m) dari y adalah yi
n
a x j 1
ij
j
ai1 x1 ai 2 x2 ain xn
(1-9)
Ada cara lain untuk menuliskan perkalian matriks pada persamaan (1-8). Perhatikan vektor m dimensi a(i); i = 1 hingga n yang merupakan salah satu kolom pada matriks A. Jadi y = Ax juga dapat dinyatakan sebagai n
y =
a(j) x j = a(1) x1 + a(2) x2 + ............... + a(n) xn
(1-10)
j 1
Sisi kanan persamaan (1-10) disebut kombinasi linier kolom matriks A dengan x j; untuk j = 1 hingga n, sebagai pengali dari kombinasi linier tersebut. Atau y diperoleh sebagai kombinasi linier kolom matriks A (mengacu pada apendiks B).
~
Nurida F inahari ~
17
~
Optimasi Desain
~
Kadang-kadang akan digunakan notasi penjumlahan ganda. Sebagai contoh, umpamakan m = n dan substitusikan y i pada persamaan (1-9) ke dalam persamaan (1-7), akan diperoleh penjumlahan ganda sebagai berikut
n n n c xi aij x j aij xi x j i 1 j 1 i1 j 1 n
(1-11)
Indeks i dan j dari penjumlahan pada persamaan (1-11) dapat dipertukarkan. Hal ini dimungkinkan terjadi karena c adalah kuantitas skalar jadi nilainya tidak dipengaruhi urutan penjumlahan i atau j lebih dulu. Persamaan (1-11) juga dapat dituliskan dalam bentuk matriks sebagaimana dijelaskan pada sub bab berikutnya.
1.7.5. Norm / panjang vektor.
Jika x dan y adalah dua vektor berdimensi n maka hasil dot product (perkalian titik) antara keduanya adalah T
(x . y) = x y =
n
x y i
i 1
i
(1-12)
Jadi perkalian titik adalah jumlah dari perkalian elemen-elemen yang bersesuaian dari vektor x dan y. Dua buah vektor dikatakan ortogonal (normal) jika perkalian titik antara keduanya sama dengan nol, yaitu x dan y dikatakan ortogonal jika x . y = 0. Jika vektor-vektor tersebut tidak ortogonal, sudut diantara keduanya dapat dihitung dari definisi perkalian titik x . y = x y cos
(1-13)
dimana adalah sudut antara vektor x dan y, dan x menyatakan panjang vektor yang didefinisikan pada paragrap berikutnya. Penjumlahan ganda pada persamaan (1-11) dapat dituliskan dalam bentuk matriks sebagai berikut
n c aij xi x j xi aij x j = xT Ax i 1 j 1 i 1 j1 n
n
n
(1-14)
Karena Ax merupakan sebuah vektor , perkalian triple pada persamaan (1-14) juga dapat dituliskan dalam bentuk perkalian titik c = xT Ax = (x . Ax)
~
Nurida F inahari ~
(1-15)
18
~
Optimasi Desain
~
Panjang sebuah vektor x dinyatakan sebagai x . Notasi ini disebut juga Norm Vektor (definisi umum norm vektor dapat ditemukan pada Apendiks B). Panjang sebuah vektor x didefiniskan sebagai akar pangkat dua dari jumlah kuadrat komponen-komponennya, yaitu n
x
x =
i 1
2 i
= (xT x) = (x . x)
(1-16)
1.7.6. Fungsi.
Sebagaimana fungsi variabel tunggal yang dinyatakan sebagai f (x), fungsi dari n variabel independen x 1, x2, ......, xn juga dituliskan sebagai f (x) = f
(x1, x2, ......, xn)
(1-17)
Akan ditemukan banyak sekali fungsi dari variabel vektor. Untuk membedakan fungsifungsi tersebut akan digunakan subscript. Jadi fungsi ke-i akan dituliskan sebagai g i (x) = g i
(x1, x2, ......, xn)
(1-18)
Jika terdapat m fungsi g i (x); i = 1 hingga m, maka dapat dinyatakan dalam bentuk vektor sebagai berikut g (x)
= [ g 1 (x) g 2 (x) ............... g m (x)]T
(1-19)
Disepanjang bahasan buku ini diasumsikan semua fungsi yang ditemui merupakan fungsi kontinyu dan dapat didiferensialkan secara kontinyu minimal 2 kali. Sebuah fungsi f (x) dari n variabel disebut kontinyu pada titik x*, jika setiap > 0, terdapat > 0 sedemikian hingga
f (x) - f (x*) <
(1-20)
Dalam hal ini x – x* < . Jadi untuk semua titik x di sekitar titik x*, perubahan nilai fungsi dari x* ke x sangat kecil jika fungsi tersebut kontinyu. Suatu fungsi kontinyu tidak perlu dapat didiferensiasikan. Kemampuan didiferensiasi 2 kali secara kontinyu dari suatu fungsi berarti fungsi tersebut tidak hanya dapat didiferensiasi 2 kali tetapi fungsi hasil diferensiasi yang kedua juga kontinyu. Gambar 1.6. (a) dan (b) menunjukkan fungsi kontinyu. Fungsi sebagaimana tampak pada gambar 1.6. (a) dapat didiferensiasikan
pada
titik
manapun
sementara
fungsi
(b)
tidak
dapat
didiferensiasikan pada titik x1, x2 dan x3. Gambar 1.6.(c) dan (d) menunjukkan contoh
~
Nurida F inahari ~
19
~
Optimasi Desain
~
fungsi diskontinyu. Sebagai contoh, f ( x) = x3 dan f ( x) = sin x adalah fungsi kontinyu di semua titik dan fungsi-fungsi tersebut juga dapat didiferensiasikan secara kontinyu. Di sisi lain, fungsi f (x) = x adalah fungsi kontinyu di semua titik tetapi tidak dapat didiferensiasikan pada x = 0. (a)
(b) f (x)
f (x)
x
(c)
x1 x2 x3
x
(d) f (x)
f (x)
x1
x
x1
x
Gambar 1.6. Fungsi kontinyu dan diskontinyu, (a) fungsi kontinyu; (b) fungsi kontinyu; (c) fungsi diskontinyu; dan (d) fungsi diskontinyu.
~
Nurida F inahari ~
20
~
Optimasi Desain
~
BAB 2 PERUMUSAN PERMASALAHAN OPTIMASI DESAIN 2.1. PENDAHULUAN
Telah diterima secara umum suatu fakta bahwa perumusan permasalahan yang benar memberikan kontribusi 50% dalam upaya penyelesaiannya. Jadi sangat penting untuk mengikuti prosedur yang didefinisikan dengan baik dalam merumuskan permasalahan optimasi desain. Bab ini menjelaskan prosedur tersebut dengan memberikan beberapa contoh desain. Desain sistem teknik pada umumnya merupakan proses yang rumit. Banyak asumsi harus dibuat untuk mengembangkan model yang dapat dianalisis dengan menggunakan metode-metode yang tersedia dan model tersebut juga harus diverifikasi melalui eksperimen. Banyak kemungkinan dan faktor-faktor harus dipertimbangkan selama fase perumusan masalah. Pertimbangan ekonomis memainkan peranan penting dalam mendesain sistem dengan biaya efektif. Metode-metode analisis ekonomi yang dijelaskan pada apendiks A sangat berguna untuk keperluan ini. Untuk menyelesaikan desain sistem teknik, desainer dari bidang ilmu teknik yang berbeda harus terbiasa bekerja sama. Sebagai contoh, untuk mendesain bangunan tinggi dibutuhkan keterlibatan desainer dari teknik arsitektur, teknik sipil, teknik mesin, teknik elektro, dan teknik lingkungan disamping ahli-ahli manajemen konstruksi. Untuk mendesain kendaraan penumpang diperlukan kerjasama antara insinyur struktur, mesin, otomotif, elektro, kimia, hidrolik dan faktor manusia. Jadi, dalam lingkungan interdisipliner diperlukan interaksi antar berbagai team desain untuk menyelesaikan proyek. Secara umum, keseluruhan proyek desain harus dibagi menjadi beberapa sub bidang untuk selanjutnya ditangani secara terpisah. Setiap sub bidang tersebut dapat dipandang sebagai satu permasalahan optimasi desain. Untuk sebagian besar bahasan dalam buku ini, diasumsikan bahwa berbagai analisis pendahuluan telah diselesaikan dan desain detail dari sebuah konsep atau sub bidang memerlukan penanganan. Di sini akan dijelaskan proses transformasi sub
~
Nurida F inahari ~
21
~
Optimasi Desain
~
bidang menjadi permasalahan optimasi desain. Hal ini menunjukkan konsistensi dengan tujuan semula yang ingin menampilkan konsep dan metode optimasi desain dalam cara yang sederhana dan jelas. Pelajar harus menetapkan dalam ingatannya bahwa analisis yang memadai biasanya harus dilakukan sebelum mencapai tahap desain akhir optimasi sistem. Bab ini masih membahas permasalahan-permasalahan yang sederhana sementara permasalahan yang lebih kompleks akan ditemukan pada bab 7. Perumusan permasalahan optimasi desain melibatkan transformasi penjelasan verbal suatu masalah ke dalam pernyataan matematis yang terdefinisi dengan baik. Proses perumusan dimulai dengan mengidentifikasikan kumpulan variabel sistem yang disebut variabel-variabel desain. Pada saat variabel-variabel tersebut diberi nilai numerik, desain sistem telah terpenuhi. Apakah desain tersebut dapat bekerja merupakan pertanyaan lain yang harus ditangani. Dalam hal ini akan dikemukakan berbagai konsep penyelidikan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Semua sistem didesain untuk dapat bekerja dalam lingkungan sesuai batasanbatasan yang diberikan termasuk batasan sumber daya, kegagalan material, respon sistem, ukuran bagian dan lain-lain. Batasan-batasan tersebut harus dinyatakan dalam variabel-variabel desain sistem karena hanya dengan cara itu batasan-batasan tersebut dapat diakomodasi. Jika suatu desain memenuhi semua batasan, maka sistem yang layak (dapat bekerja) telah didapatkan. Suatu kriteria diperlukan untuk menilai apakah desain yang satu lebih baik dari desain yang lain. Kriteria ini disebut fungsi tujuan atau fungsi biaya. Fungsi biaya yang akurat harus dinyatakan dalam variabel-variabel desain yaitu harus menjadi fungsi variabel desain. Hal ini akan dijelaskan lebih lanjut pada contoh yang terdapat pada sub bab berikutnya. Pentingnya perumusan yang memadai untuk permasalahan optimasi desain harus dipahami dengan jelas karena benar atau tidaknya penyelesaian optimum yang diperoleh sesuai dengan kebenaran perumusan masalahnya. Sebagai contoh, jika satu batasan kritis lupa dimasukkan dalam perumusan masalah, penyelesaian optimumnya biasanya kacau karena metode optimasinya biasanya cenderung memunculkan kesalahan atau ketidaktentuan dalam desain model. Hal ini sesuai dengan fakta bahwa
~
Nurida F inahari ~
22
~
Optimasi Desain
~
pada saat dilakukan optimasi suatu sistem, jika batasannya tidak terliput dengan baik dalam variabel, maka teknik-teknik optimasi akan mengisi kekosongan tersebut sehingga desain yang dihasilkan menjadi mustahil dilakukan atau berbahaya untuk diproduksi. Catat juga bahwa jika batasan-batasan yang diterapkan terlalu banyak atau tidak konsisten maka penyelesaian untuk permasalahan desain tersebut kemungkinan besar tidak tercapai. Jadi berhati-hati dalam melakukan perumusan masalah dan selalu mengkaji definsi serta pengembangan rumus batasan desain dalam ujicoba merupakan langkah yang sangat penting. Pada kenyataannya, sekali permasalahan desain telah diformulasikan dengan layak, software yang bagus biasanya tersedia untuk menyelesaikannya.
2.2. DESAIN STRUKTUR 2 BATANG
Permasalahan desain struktur sederhana digunakan pada 3 sub bab ke depan untuk menggambarkan berbagai konsep dan pertimbangan yang diperlukan dalam merumuskan permasalahan optimasi desain. Diinginkan untuk mendesain konstruksi 2 batang sebagaimana tampak pada gambar 2.1. untuk menahan gaya W tanpa kegagalan. Gaya diaplikasikan pada sudut yang bernilai antara 0 sampai 90o, h menyatakan ketinggian dan s adalah lebar dasar konstruksi. Konstruksi akan diproduksi dalam ukuran yang besar sehingga tujuan desain adalah untuk meminimasi massa namun tetap memenuhi batasan pabrikasi dan ruangan. W
W
1
1
1
2
l
l
h
F 1
F 2
2
3 Diagram benda bebas untuk node 1 s/2
s/2
Gambar 2.1. Struktur 2 batang ~
Nurida F inahari ~
23
~
Optimasi Desain
~
Dimungkinkan adanya beberapa rumusan permasalahan desain. Pada beberapa urutan sub bab, material struktur dengan sifat-sifat mekaniknya diasumsikan diketahui, meskipun struktur dapat dioptimasi dengan material yang berbeda dan biaya pabrikasi yang sesuai. Selanjutnya alternatif-alternatif struktur tersebut dapat dibandingkan untuk menentukan jenis material terbaiknya. Dalam merumuskan permasalahan desain, perlu ditentukan kriteria kegagalan struktur secara lebih akurat. Gaya-gaya batang F 1 dan F2 dapat digunakan untuk mendefinisikan kondisi kegagalan. Untuk menghitung gaya-gaya batang digunakan prinsip keseimbangan statis. Gunakan diagram benda bebas untuk node 1 (gambar 2.1.). Keseimbangan gaya-gaya pada arah horisontal dan vertikal menghasilkan : -F1 sin + F2 sin = W cos
(2-1)
-F1 cos - F2 cos = W sin
(2-2)
Dari geomteri gambar 2.1. diperoleh bahwa sin = s / 2l. Perhatikan bahwa gaya F1 dan F2 tampak sebagai gaya tarik pada diagram benda bebas. Dalam hal ini gaya tarik dinyatakan positif. Jadi struktur dikatakan dibawah pembebanan tekan jika setelah analisis diperoleh nilai gaya negatif. Dua persamaan di atas tertulis dalam variabel F 1 dan F2 yang nilainya tidak diketahui. Penyelesaian secara simultan menghasilkan :
sin 2 cos h s
(2-3)
sin 2 cos h s
(2-4)
F 1 0,5Wl
F 2 0,5Wl
Dalam hal ini l adalah panjang batang dan dinyatakan sebagai l h 2 (0,5s) 2 .
~
Nurida F inahari ~
24
~
Optimasi Desain
~
2.3. VARIABEL-VARIABEL DESAIN
Parameter-parameter yang dipilih untuk menjelaskan desain sistem disebut variabel-variabel desain. Sekali variabel-variabel tersebut diberikan nilai numerik maka desain sistem tersebut telah selesai. Variabel-variabel tersebut sifatnya bebas sebab desainer dapat memberikan nilai sembarang. Jika suatu nilai tidak menghasilkan penyelesaian yang memenuhi semua batasan maka desain disebut tidak layak. Jika memenuhi batasan-batasan maka desain disebut layak/dapat beroperasi atau dapat digunakan, dalam hal ini sistem yang dipabrikasi menggunakan desain tersebut dapat menjalankan tugas-tugas yang diinginkan. Desain yang layak mungkin bukan yang terbaik namun dapat digunakan. Langkah pertama yang perlu dilakukan dalam merumuskan permasalahan desain adalah mengidentifikasikan vairabel-variabel desain sistem. Jika variabel yang memadai tidak dipilih, rumusan akan menghasilkan kesalahan atau tidak mungkin dijalankan sama sekali. Pada langkah awal perumusan permasalahan, semua pilihan identifikasi variabel desain harus diteliti. Kadang-kadang perlu ditambahkan variabel desain lain selain yang disiratkan dalam pernyataan masalah. Hal ini akan memberikan keleluasaan lebih pada rumusan permasalahan. Nantinya dimungkinkan untuk memberikan nilai numerik yang tetap pada suatu variabel sehingga menghapuskannya dari rumusan permasalahan. Hal lain yang harus diingat adalah sejauh mungkin, semua variabel desain harus independen satu sama lain (nilainya tidak tergantung nilai variabel lain). Kadang-kadang dimungkinkan menggunakan variabel dependen namun permasalahan tidak akan terselesaikan sebagaimana layaknya. Sebagai contoh, bayangkan desain tabung bulat berongga pada gambar 2.2. (a). Diameter luar, dalam dan ketebalan dinding dinyatakan dalam di, do dan t. Ketiganya diidentifikasi sebagai variabel desain meskipun saling tergantung satu sama lain. Tidak bisa ditetapkan nilai di = 10, d o = 12 dan t = 2 karena akan mengacaukan kondisi fisik dimana t = ½ (d o – d i). Jadi jika dirumuskan permasalahan desainnya dalam d i, do dan t, harus dimasukkan t = ½ (d o – d i) sebagai salah satu batasannya. Tipe perumusan seperti ini tidak diperlukan di sepanjang waktu. Variabel t harus disubstitusikan untuk dieliminasi dari perumusan masalah sekaligus mengurangi jumlah variabel desain dan batasannya.
~
Nurida F inahari ~
25
~
do
(a)
Optimasi Desain
~
(b) d
di
(d)
(c)
t
d
d
b
b
(e)
(f)
t2
t2 t1
b
d
t1
d
b
Gambar 2.2. Bentuk-bentuk penampang lintang batang truss 2 link. (a) tabung bulat, (b) lingkaran pejal, (c) tabung persegi, (d) persegi pejal, (e) potongan I dan (f) potongan kanal
Untuk struktur 2 batang sebagaimana tampak pada subbab 2.2. di atas, beberapa kumpulan variabel desain dapat diidentifikasi. Tinggi h dan lebar dasar s dapat diperlakukan sebagai variabel desain pada rumusan awal. Selanjutnya keduanya dapat diberi nilai numerik untuk mengeluarkannya dari rumusan. Variabel desain yang lain akan tergantung pada bentuk penampang lintang batang 1 dan 2. Beberapa bentuk penampang lintang mungkin seperti tampak pada gambar 2.2., dimana variabel desain ~
Nurida F inahari ~
26
~
Optimasi Desain
~
untuk setiap bentuk telah diidentifikasi. Perhatikan bahwa pemilihan variabel desain untuk beberapa bentuk penampang lintang tidak tertentu. Sebagai contoh, untuk kasus tabung bulat (a), diameter luar d o dan perbandingan antara diameter luar dan dalam r = d i /do bisa dipilih sebagai variabel desain. Atau d i dan do dapat dipilih sebagai variabel desain. Bagaimanapun tidak dianjurkan untuk memilih d i, do dan r sebagai variabel desain karena saling tergantung. Hal yang sama berlaku untuk bentuk-bentuk penampang lintang lainnya. Semua variabel desain akan ditampilkan dalam vektor x. Sebagai rangkuman, berikut beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan dalam mengidentifikasikan variabel desain : 1. Sejauh dimungkinkan, semua variabel desain harus independen 2. Terdapat ketetapan jumlah minimum variabel desain yang diperlukan untuk merumuskan permasalahan secara layak 3. Sangat disarankan untuk mengumpulkan sebanyak mungkin variabel desain pada fase awal perumusan masalah. Selanjutnya beberapa variabel dapat diberi nilai numerik untuk mengeliminasinya.
2.4. FUNGSI BIAYA
Dimungkinkan tersedia beberapa desain yang layak untuk satu sistem dimana yang satu lebih baik dibandingkan dengan lainnya. Untuk memastikan yang terbaik harus ditentukan beberapa kriteria pembanding. Kriteria tersebut harus merupakan fungsi skalar dimana nilai numeriknya dapat diperoleh begitu satu desain ditentukan yaitu berbentuk fungsi variabel desain. Kriteria ini disebut fungsi tujuan permasalahan optimasi desain dan dinyatakan sebagai f , atau f (x) untuk menunjukkan bahwa fungsi itu tergantung pada variabel desain dalam vektor x. Fungsi tujuan ini akan selalu diminimasi. Dalam hal ini tidak akan terjadi masalah generalisasi karena memaksimumkan f ( x) merupakan transformasi dari minimasi - f (x). Fungsi yang selalu diminimasi disebut fungsi biaya. Pemilihan fungsi tujuan yang memadai merupakan keputusan yang penting dalam proses desain. Beberapa fungsi tujuan telah digunakan dalam berbagai literatur,
~
Nurida F inahari ~
27
~
Optimasi Desain
~
diantaranya adalah meminimumkan biaya, memaksimumkan laba, meminimumkan berat, meminimumkan penggunaan energi, memaksimumkan kualitas layanan penumpang dan sebagainya. Pada kebanyakan situasi, fungsi yang jelas dapat diidentifikasi yaitu biasanya
diinginkan
meminimumkan
biaya
produksi
barang-barang
atau
memaksimumkan pengembalian modal. Pada situasi yang lain mungkin muncul dua atau lebih fungsi tujuan. Sebagai contoh, diinginkan untuk meminimumkan berat struktur dan di saat yang sama juga diperlukan untuk meminimumkan defleksi atau tegangan pada titik tertentu. Hal ini disebut permasalahan optimasi desain multi tujuan. Tidak terdapat cara umum dan terpercaya untuk menyelesaikan permasalahan seperti itu. Namun demikian mungkin dilakukan beberapa perlakuan untuk kondisi seperti itu. Sebagai contoh, fungsi biaya komposit dapat didefinisikan sebagai jumlah penggabungan semua fungsi tujuan. Koefisien penggabungan (weighted coefficients) yang memadai harus dipilih untuk berbagai fungsi biaya karena tidak boleh ada fungsi biaya yang khusus mendominasi fungsi komposit dalam optimasi desain. Cara kedua dapat dilakukan dengan memilih kriteria yang paling penting sebagai fungsi biaya dan menggunakan fungsi biaya lainnya sebagai fungsi batasan. Dengan memvariasikan batas nilai fungsi batasan, desain optimum yang baru dapat diperoleh. Jadi berbagai kurva keseimbangan (trade-off) untuk semua fungsi biaya dapat dibuat dan digunakan dalam proses desain. Pada berbagai permasalahan desain, tidak ada cara khusus untuk menentukan fungsi biaya dan bagaimana hubungannya dengan variabel desain. Pertimbangan yang mendalam dan pengalaman diperlukan untuk menentukannya. Sebagai contoh, dimisalkan proses optimasi kendaraan penumpang. Variabel desain apa yang digunakan untuk kendaraan ? Apa fungsi biayanya dan bagaimana bentuk fungsinya jika dinyatakan dalam sebagai fungsi variabel desain ? Ini merupakan permasalahan yang sangat praktis tetapi juga sangat kompleks. Biasanya permasalahan seperti ini dibagi dalam beberapa masalah yang lebih kecil dan masing-masing dirumuskan sebagai permasalahan optimasi desain. Sebagai contoh, desain kendaraan penumpang dengan spesifikasi kapasitas dan kinerja yang telah ditetapkan dapat dibagi menjadi beberapa sub bidang yaitu optimasi bagasi, pintu, panel samping, atap, kursi, sistem
~
Nurida F inahari ~
28
~
Optimasi Desain
~
suspensi, sistem transmisi, chasis, pembangkitan daya dan lain-lain. Setiap permasalahan tersebut sekarang lebih mudah ditangani dan dapat dirumuskan sebagai permasalahan optimasi desain. Sistem kompleks dari bidang-bidang ilmu yang lain juga dapat diperlakukan sama. Untuk masalah struktur 2 batang pada sub bab 2.2., massa diidentifikasi sebagai fungsi biaya dimana rumusannya ditentukan oleh bentuk penampang lintang dan variabel desainnya. Untuk kasus tabung bulat, variabel-variabel desainnya adalah : x1 = tinggi h dari struktur x2 = lebar s dari struktur x3 = diameter luar batang 1 x4 = diameter dalam batang 1 x5 = diameter luar batang 2 x6 = diameter dalam batang 2 Total massa truss (volume material x densitas) adalah : Massa
(4 x12 x22 )1 / 2 ( x32 x52 x42 x62 ) 8
(2-5)
Dimana adalah densitas massa. Perhatikan bahwa jika diameter luar dan perbandingan diameter luar dan dalam yang dipilih sebagai variabel desain, bentuk fungsi biaya akan berubah. Jadi bentuk akhirnya tergantung pada variabel desain yang digunakan. Fungsi biaya untuk bentuk-bentuk lain dari gambar 2.2. dapat dengan mudah ditentukan.
2.5. BATASAN-BATASAN DESAIN 2.5.1. Desain yang layak.
Desain suatu sistem merupakan kumpulan nilai numerik dari variabel-variabel desain (dalam hal ini adalah desain khusus vektor x). Meskipun jika diperoleh desain abstraks (misalnya ketebalan dan radius negatif) atau terjadi ketidaksesuaian suku pada fungsinya, masih tetap dapat disebut desain. Singkatnya, beberapa desain dapat digunakan, lainnya tidak. Desain yang memenuhi semua persyaratan disebut desain yang layak (dapat diterima atau dapat bekerja). Desain yang tidak layak tidak memenuhi salah satu atau beberapa persyaratan. ~
Nurida F inahari ~
29
~
Optimasi Desain
~
2.5.2. Batasan implisit.
Semua larangan dalam desain secara umum disebut batasan. Setiap batasan harus dinyatakan dalam satu atau lebih variabel desain. Hanya dengan cara itu maka batasan tersebut mempunyai arti dan pengaruh dalam optimasi desain. Beberapa batasan mungkin sederhana seperti misalnya nilai minimum dan maksimum dari variabel desain, sementara yang lebih kompleks mungkin secara tidak langsung dipengaruhi variabel desain. Sebagai contoh, defleksi pada suatu titik dalam struktur besar tergantung secara langsung pada desainnya. Bagaimanapun sangat tidak mungkin menyatakan defleksi sebagai fungsi eksplisit variabel desain kecuali pada struktur sederhana. Penanganan fungsi batasan implisit ini akan dijelaskan pada bab 8.
2.5.3. Batasan linier dan nonlinier.
Beberapa fungsi batasan hanya memiliki suku variabel desain berderajat satu. Fungsi yang demikian disebut batasan linier. Permasalahan programming linier hanya memiliki fungsi batasan linier, sementara pada umumnya masalah optimasi desain memiliki fungsi batasan nonlinier. Bagaimanapun, metode untuk menangani kedua fungsi tersebut akan dikembangkan.
2.5.4. Batasan persamaan dan pertidaksamaan.
Permasalahan desain mungkin memiliki batasan persamaan sebagaimana halnya batasan pertidaksamaan. Sebagai contoh, untuk menjalankan operasi yang diinginkan, suatu komponen mesin harus bergerak tepat sejauh , jadi ini harus diperlakukan sebagai batasan persamaan. Juga terdapat batasan pertidaksamaan pada kebanyakan permasalahan desain. Contoh-contoh untuk batasan seperti itu adalah penghitungan tegangan kerja yang tidak boleh melebihi tegangan ijin material, frekuensi getaran natural (sifat dinamis intrinsik sistem mekanis atau struktur) harus lebih tinggi dari frekuensi operasi, defleksi tidak boleh melebihi batas spesifik, sumber daya tidak boleh melebihi persediaan, permintaan harus dipenuhi, beban struktur tidak boleh melebihi beban buckling, dan lain-lain. Perhatikan bahwa banyak sekali desain yang layak yang memenuhi batasan pertidaksamaan. Sebagai contoh, suatu desain yang
~
Nurida F inahari ~
30
~
Optimasi Desain
~
menghasilkan hitungan tegangan lebih kecil atau sama dengan tegangan ijin merupakan desain yang layak dipandang dari sisi batasan. Sejumlah besar desain dapat memenuhi batasan ini. Desain yang layak terhadap batasan persamaan bagaimanapun harus sesuai dengan kondisi ini. Jadi daerah kelayakan untuk batasan pertidaksamaan harus lebih besar dari batasan yang sama yang dinyatakan dalam bentuk persamaan. Sangat mudah untuk menemukan desain yang layak untuk sistem yang hanya memiliki batasan pertidaksamaan. Untuk menjelaskan perbedaan antara batasan persamaan dan pertidaksamaan secara lebih detail, akan dituliskan batasan dalam bentuk persamaan dan pertidaksamaan. Gambar 2.3. (a) menunjukkan batasan persamaan x 1 = x2. Desain yang sesuai untuk batasan tersebut harus terletak pada garis lurus A-B. Sementara itu, jika batasan ditulis dalam bentuk pertidaksamaan x1 x2 daerah kelayakan desain menjadi lebih luas sebagaimana tampak pada gambar 2.3. (b). Setiap titik pada garis A-B atau di atasnya merupakan daerah kelayakan desain. (a)
x2
(b)
x2
B
B Daerah kelayakan untuk
Daerah kelayakan untuk x1 = x2 (garis A-B)
x 1 x 2 x1 = x2
A
x1
A
x1
Gambar 2.3. Perbedaan antara batasan persamaan dan pertidaksamaan. (a) Daerah kelayakan untuk batasan x1 = x2 (garis A-B); (b) Daerah kelayakan untuk batasan x 1 x2 (garis A-B dan luasan di atasnya)
~
Nurida F inahari ~
31
~
Optimasi Desain
~
2.5.5. Struktur 2 batang.
Perhatikan bahwa sangatlah penting untuk menyatakan dan melibatkan semua batasan dalam pernyataan masalah karena hasil akhirnya tergantung pada batasanbatasan tersebut. Sebagai contoh perumusan batasan-batasan desain, tinjaulah sekali lagi struktur 2 batang pada sub bab 2.2. Batasan untuk masalah tersebut adalah tegangan link tidak boleh melebihi tegangan ijin dan berbagai batasan untuk variabel desain harus dipenuhi. Batasan-batasan ini akan dirumuskan untuk tabung bulat berongga menggunakan variabel-variabel desain yang telah diidentifikasi sebelumnya. Tegangan pada batang didefinisikan sebagai gaya dibagi luas penampang lintang (tegangan = gaya / luasan). Dalam sistem SI satuannya adalah N/m 2, disebut juga Pascals (Pa). Satuan dalam sistem US-British adalah pounds/in 2 (psi). Untuk menghindari kelebihan tegangan, tegangan hitung harus lebih kecil atau sama dengan tegangan ijin a; yaitu a , dimana a > 0. Tegangan ijin didefinisikan sebagai tegangan kegagalan material dibagi faktor keamanan lebih besar dari 1. Tegangan ini disebut juga tegangan desain. Perhatikan bahwa untuk mengakomodasi nilai tegangan negatif dan positif (tekan dan tarik), harus selalu digunakan nilai absolut dari tegangan hitung. Untuk menyatakan batasan tegangan dalam variabel desain, tinjaulah persamaan (2-3) dimana F 1 (gaya batang 1) selalu negatif, jadi sifatnya menekan. Jika F2 juga merupakan gaya tekan [jika pada persamaan (2-4) : sin / x1 2(cos ) / x2 dimana x1= h dan x2 = s] maka batasan tegangan batang dinyatakan sebagai : 2Wl sin 2 cos a x2 x32 x42 x1
(2-6)
2Wl sin 2 cos a x2 x52 x62 x1
(2-6)
Dengan rumusan luas penampang lintang untuk batang 1 dan 2 (A1 dan A2) adalah : A1
2 x3 x42 4
A2
2 x5 x62 4
Jika pada persamaan (2-4) : sin / x1 2(cos ) / x2 , maka F2 merupakan tegangan tarik dan batasan tegangan untuk batang 2 menjadi :
~
Nurida F inahari ~
32
~
Optimasi Desain
2Wl sin 2 cos a x2 x52 x62 x1
~
(2-8)
Akhirnya variabel-variabel desain ditulis sebagai : xil xi xiu i = 1 hingga 6
(2-9)
Dimana xil dan xiu adalah nilai minimum dan maksimum untuk setiap variabel desain. Batasan ini perlu untuk keperluan pabrikasi dan pembatasan ruangan fisik. Perhatikan bahwa bentuk batasan tegangan batang akan berubah jika variabel desain tabung bulat yang dipilih. Sebagai contoh, radius dalam dan luar, radius ratarata dan ketebalan dinding, atau diameter luar dan ratio diameter dalam terhadap diameter luar yang dipilih sebagai variabel desain akan menghasilkan rumusan yang berbeda pada persamaan (2-6) hingga (2-8). Hal ini menunjukkan bahwa pemilihan variabel desain sangat berpengaruh terhadap rumusan permasalahan. Juga dapat menunjukkan bahwa jika penampang lintang yang berbeda dipilih, rumusan luas penampang lintang sebagai batasan juga akan berubah. Perhatikan juga bahwa pertama kali harus dilakukan analisis struktur (menghitung responnya terhadap input) untuk dapat menuliskan batasan secara layak. Harus dihitung terlebih dulu gaya-gaya batang sebelum menuliskan batasan-batasan. Ini merupakan langkah penting bagi setiap perumusan permasalahan desain teknik. Desainer
harus
mampu
menganalisis
sistem
sebelum
dapat
merumuskan
permasalahannya. Hal ini akan dilatih pada sub bab berikutnya dengan mencoba merumuskan beberapa contoh permaslahan. Pada akhirnya permasalahan optimasi struktur 2 batang dapat dirangkum sebagai berikut : Tentukan desain variabel x1, x2, x3, x4, x5 dan x6 untuk meminimumkan fungsi biaya pada persamaan (2-5) mengacu pada batasan-batasan pada persamaan (2-6) hingga (29).
Perhatikan bahwa untuk permasalahan sesederhana ini telah terdapat 15 batasan.
~
Nurida F inahari ~
33
~
Optimasi Desain
~
2.6. CONTOH RUMUSAN PERMASALAHAN OPTIMASI DESAIN 2.6.1. Pendahuluan.
Pada sub bab ini beberapa permasalahan akan dinyatakan dan dirumuskan sebagai permasalahan optimasi desain. Beberapa permasalahan dapat dirumuskan dalam beberapa cara, jadi rumusan yang berbeda akan ditunjukkan. Prosedur perumusan permasalahan dimulai dengan mengidentifikasikan variabel-variabel desain yang kadang-kadang merupakan bagian tersulit dari keseluruhan proses. Harus diidentifikasikan variabel independen yang menggambarkan desain. Fungsi biaya selanjutnya harus diidentifikasikan untuk mengukur kinerja sistem. Fungsi biaya harus tergantung pada beberapa atau semua variabel desain. Desain yang berbeda-beda dari suatu sistem dapat dibandingkan dengan menggunakan nilai-nilai fungsi biayanya. Langkah terakhir dalam desain adalah merumuskan persamaan-persamaan batasan yang juga harus tergantung pada beberapa atau semua variabel desain karena hanya dengan cara itu batasan-batasan tersebut berguna dalam seluruh proses desain . Harus dipahami benar bahwa rumusan permasalahan optimasi desain benarbenar tergantung pada identifikasi variabel desain yang layak. Sebagai tambahan, bentuk semua fungsi permasalahan tergantung pada variabel desain tersebut, jadi arti setiap variabel desain harus jelas diberikan. Ketaatan terhadap aturan-aturan sederhana di atas akan memudahkan perumusan permasalahan desain secara benar. Untuk beberapa permasalahan, semua fungsi biaya dan batasan merupakan fungsi linier dalam variabel desain. Hal ini disebut permasalahan linier programming. Metode numerik untuk menyelesaikan permasalahan ini telah dikembangkan dan akan dijelaskan pada bab 4. Sebagai rangkuman, berikut ini 3 langkah yang harus diikuti untuk merubah pernyataan verbal permasalahan desain menjadi rumusan matematis : 1. Identifikasi dan definisikan variabel desain. 2. Identifikasi fungsi biaya dan rumuskan dalam variabel desain. 3. Identifikasi batasan-batasannya dan rumuskan dalam variabel desain.
~
Nurida F inahari ~
34
~
Optimasi Desain
~
2.6.2. Desain kaleng bir.
Sebagai contoh pertama, akan dirumuskan permasalahan sederhana untuk mendesain kaleng yang dapat menampung sejumlah bir tertentu dan harus memenuhi beberapa persyaratan lainnya. Kaleng-kaleng ini akan diproduksi dalam skala besar, jadi diinginkan untuk meminimumkan biaya pabrikasinya. Selama biaya dapat secara langsung dikorelasikan dengan luasan plat logam yang digunakan, adalah masuk akal untuk meminimumkan penggunaan plat logam dalam proses pabrikasinya. Pertimbanganpertimbangan pabrikasi, pengemasan, estetika dan pengiriman dipengaruhi langsung oleh ukuran kaleng sebagai berikut : 1. Diameter kaleng tidak boleh melebihi 8 cm tapi tidak kurang dari 3,5 cm. 2. Ketinggian kaleng tidak boleh melebihi 18 cm dan tidak kurang dari 8 cm. Kaleng harus dapat menampung setidaknya 400 ml (400 ml = 400 cm3). Mengikuti prosedur 3 langkah untuk merumuskan permasalahan tersebut dalam bentuk matematis, 2 desain variabel diidentifikasi sebagai D = diameter kaleng (cm) dan H = tinggi kaleng (cm). Tujuan desain adalah meminimumkan total luas permukaan plat logam yang terdiri atas 2 bagian : 1. Luas permukaan silinder dengan diameter D dan ketinggian H adalah luas lingkaran x tinggi = DH (cm2) 2. Luas permukaan kedua tutup : 2 ( D2/4) = (/2) D2 (cm2). Jadi fungsi biaya (total penggunaan plat logam) adalah : f ( D, H ) DH
2 D ; 2
cm2
Batasan-batasan harus dirumuskan dalam variabel desain. Batasan pertama adalah bahwa kaleng harus mampu menampung fluida setidaknya 400 cm 3. Karena volume kaleng dirumuskan sebagai D2H/4, maka batasan ini dinyatakan sebagai : 2 D H 400 ; 4
cm3
Batasan-batasan lain yang berhubungan dengan ukuran kaleng yang dinyatakan secara eksplisit adalah : 3,5 D 8; ~
Nurida F inahari ~
8 H 18;
cm 35
~
Optimasi Desain
~
Batasan-batasan eksplisit dalam variabel desain memiliki sebutan-sebutan yang berbeda dalam literatur, seperti batasan samping, batasan teknologi, batasan sederhana, batasan ukuran, dan batas atas dan bawah variabel desain. Perhatikan bahwa dalam permasalahan ini ada 4 batasan yaitu : 3,5 D; D 8; 8 H; H 18. Jadi permasalahan ini memiliki 2 variabel desain dan 5 batasan pertidaksamaan. Perhatikan bahwa fungsi biaya dan batasan pertama merupakan fungsi nonlinier sementara sisanya merupakan fungsi linier.
2.6.3. Operasi penggergajian kayu.
Sebuah perusahaan memiliki 2 penggergajian kayu dan 2 hutan. Tabel 2.1. menunjukkan kapasitas setiap penggergajian dalam log/hari dan jarak antara hutan dan penggergajian. Setiap hutan dapat menghasilkan kayu hingga 200 log/hari sepanjang masa proyek dan biaya pengangkutan diperkirakan 15 sen/km/log. Setidaknya diperlukan 300 log kayu per harinya. Rumuskan masalah meminimumkan biaya transportasi kayu setiap hari. Variabel desain untuk permasalahan ini didefinisikan sebagai : X1 = jumlah kayu yang dikirim dari hutan 1 ke penggergajian A X2 = jumlah kayu yang dikirim dari hutan 2 ke penggergajian A X3 = jumlah kayu yang dikirim dari hutan 1 ke penggergajian B X4 = jumlah kayu yang dikirim dari hutan 2 ke penggergajian B Langkah berikutnya adalah menyatakan biaya tansportasi (yang harus diminimumkan) dalam suku variabel desain x 1, x2, x3 dan x4. Biaya tersebut tergantung pada jarak hutan dari penggergajian yang dirumuskan sebagai : Biaya = 24(0.15)x 1 + 20.5(0.15)x2 + 17.2(0.15)x3 + 18(0.15)x4 = 3.6 x1 + 3.075 x2 + 2.58 x3 + 2.7 x4 Tabel 2.1. Data operasi penggergajian kayu Penggergajian A B
~
Nurida F inahari ~
Jarak (km) Kapasitas penggergajian/hari Hutan 1 Hutan 2 24.0 20.5 240 log 17.2 18.0 300 log
36
~
Optimasi Desain
~
Batasan-batasan untuk masalah ini adalah kapasitas penggergajian dan hasil hutan. Batasan kapasitas penggergajian dinyatakan sebagai : x1 + x2 240
(penggergajian A)
X3 + x4 300
(penggergajian B)
Batasan hasil hutan dinyatakan sebagai : x1 + x3 200
(Hutan 1)
x2 + x4 200
(Hutan 2)
Batasan jumlah log yang dibutuhkan tiap hari dinyatakan sebagai : x1 + x2 + x3 + x4 300 Sebagai permasalahan yang nyata maka semua variabel desain tidak boleh negatif, jadi : xi 0 ; i = 1 hingga 4. Permasalahan ini memiliki 4 variabel desain, 5 batasan pertidaksamaan dan 4 batasan non-negatif. Perhatikan bahwa semua fungsi dalam permasalahan ini linier jadi permasalahan ini merupakan permasalahan linier programming. Perhatikan juga bahwa untuk mendapatkan hasil yang berarti, semua variabel desain harus merupakan bilangan bulat. Kondisi demikian itu disebut permasalahan programming bilangan bulat yang memerlukan metode khusus untuk penyelesaiannya. Metode pendekatan sederhana untuk permasalahan ini akan dibahas pada sub bab 2.7.
2.6.4. Desain lemari.
Sebuah lemari disusun dari komponen C 1, C2 dan C3. Setiap lemari memerlukan delapan C1, lima C2 dan limabelas komponen C 3. Pemasangan C 1 memerlukan lima baut dan lima keling; C2 enam baut dan enam keling; C 3 tiga baut dan tiga keling. Biaya pemasangan sebuah baut, termasuk biaya pengadaannya, untuk C 1 adalah $ 0.7, $ 1.0 untuk C2 dan $ 0.6 untuk C 3. Sementara biaya untuk keling adalah $ 0.6 untuk C 1, $ 0.8 untuk C 2 dan $ 1.0 untuk C3. Setiap hari harus disusun total 100 lemari. Kapasitas pembautan dan pengelingan tiap hari adalah 6000 dan 8000. Diinginkan untuk menentukan jumlah komponen yang harus dibaut dan dikeling untuk meminimumkan biaya [after Siddall, 1972].
~
Nurida F inahari ~
37
~
Optimasi Desain
~
Permasalahan yang menarik ini memiliki beberapa rumusan. Pada setiap rumusan, variabel desain diidentifikasi secara layak dan dinyatakan untuk fungsi biaya dan batasan yang diturunkan.
2.6.4.1. Rumusan 1 desain lemari.
Pada rumusan ini variabel desain yang diidentifikasi untuk pembuatan 100 lemari adalah : x1 = jumlah C 1 yang harus dibaut x2 = jumlah C1 yang harus dikeling x3 = jumlah C2 yang harus dibaut x4 = jumlah C2 yang harus dikeling x5 = jumlah C3 yang harus dibaut x6 = jumlah C3 yang harus dikeling Tujuan desain adalah meminimumkan biaya pembuatan lemari yang diperoleh dari biaya spesifik untuk pemasangan baut dan keling setiap komponen. Jadi : Biaya = 0.7(5) x 1 + 0.6(5) x2 + 1(6) x 3 + 0.8(6) x4 + 0.6 (3) x5 + 1(3) x6 = 3.5 x1 + 3 x2 + 6 x3 + 4.8 x4 + 1.8 x5 + 3 x6 Batasan permasalahan terdiri atas kapasitas pembautan dan pengelingan setiap hari dan jumlah lemari yang diproduksi setiap hari. Jika 100 lemari harus diproduksi setiap hari maka kebutuhan komponen C 1, C2 dan C3 menghasilkan batasan-batasan berikut : x1 + x2 = 800
(jumlah kebutuhan C 1)
x3 + x4 = 500
(jumlah kebutuhan C 2)
x5 + x6 = 1500
(jumlah kebutuhan C 3)
Kapasitas pembautan dan pengelingan tiap hari tidak melebihi ketetapan. Jadi : 5 x1 + 6 x3 + 3 x5 6000
(kapasitas pembautan)
5 x2 + 6 x4 + 3 x6 8000
(kapasitas pengelingan)
Akhirnya semua variabel desain tidak boleh negatif untuk memperoleh penyelesaian yang berarti, jadi : xi 0 ; i = 1 hingga 6.
~
Nurida F inahari ~
38
~
Optimasi Desain
~
2.6.4.2. Rumusan 2 desain lemari.
Jika berangkat dari ketetapan bahwa setiap komponen harus dibaut dan dikeling, maka variabel desain berikut dapat digunakan : x1 = jumlah baut yang diperlukan untuk C 1 x2 = jumlah baut yang diperlukan untuk C 2 x3 = jumlah baut yang diperlukan untuk C 3 x4 = jumlah keling yang diperlukan untuk C 1 x5 = jumlah keling yang diperlukan untuk C 2 x6 = jumlah keling yang diperlukan untuk C 3 Tujuan desain tetap meminimumkan biaya total pabrikasi 100 lemari, jadi : Biaya = 0.7 x1 + 1 x2 + 0.6 x3 + 0.6 x4 + 0.8 x5 + 1 x6 Untuk memproduksi 100 lemari setiap hari diperlukan 800 C 1, 500 C2 dan 1500 C3. Jadi kebutuhan baut dan keling untuk komponen-komponen tersebut dinyatakan dalam rumus batasan berikut : x1 + x4 = 4000
(untuk C1)
x2 + x5 = 3000
(untuk C2)
x3 + x6 = 4500
(untuk C3)
Batasan kapasitas pembautan dan pengelingan adalah : x1 + x2 + x3 6000 x4 + x5 + x6 8000 Akhirnya semua variabel desain tidak boleh negatif untuk memperoleh penyelesaian yang berarti, jadi : xi 0 ; i = 1 hingga 6. Pada rumusan ini juga terdapat 6 variabel desain, 3 batsan persamaan dan 2 batasan pertidaksamaan. Setelah penyelesaian optimum diperoleh akan langsung diketahui jumlah baut baut dan keling yang harus dipasang.
~
Nurida F inahari ~
39
~
Optimasi Desain
~
2.6.4.3. Rumusan 3 desain lemari.
Rumusan ini dimungkinkan jika semua lemari dianggap identik. Variabel desain yang dipillih adalah : x1 = jumlah C 1 yang harus dibaut pada 1 lemari x2 = jumlah C1 yang harus dikeling pada 1 lemari x3 = jumlah C2 yang harus dibaut pada 1 lemari x4 = jumlah C2 yang harus dikeling pada 1 lemari x5 = jumlah C3 yang harus dibaut pada 1 lemari x6 = jumlah C3 yang harus dikeling pada 1 lemari Dengan variabel desain yang didefinisikan seperti itu maka biaya pabrikasi 100 lemari setiap hari dinyatakan sebagai : Biaya = 100 [5(0.7) x 1 + 5(0.6) x2 + 6(1) x3 + 6(0.8) x4 + 3(0.6) x5 + 3(1) x6] = 350 x1 + 300 x2 + 600 x3 + 480 x4 + 180 x5 + 300 x6 Karena setiap lemari membutuhkan 8 C 1, 5 C2 dan 15 C3, maka batasan persamaan berikut dapat digunakan : x1 + x2 = 8
(untuk C1)
x3 + x4 = 5
(untuk C2)
x5 + x6 = 15
(untuk C3)
Batasan
pada
kapasitas
pembautan
dan
pengelingan
dinyatakan
sebagai
pertidaksamaan berikut : 100 (5 x1 + 6 x3 + 3 x5) 6000 100 (5 x2 + 6 x4 + 3 x6) 8000 Akhirnya semua variabel desain tidak boleh negatif untuk memperoleh penyelesaian yang berarti, jadi : xi 0 ; i = 1 hingga 6. Perhatikan bahwa fungsi biaya dan batasan pada ketiga rumusan di atas merupakan fungsi linier. Jadi semuanya merupakan permasalahan linier programming. Adalah sangat memungkinkan bahwa ketiga rumusan tersebut akan menghasilkan penyelesaian optimum yang berbeda. Dalam hal ini desainer dapat memilih strategi terbaik untuk melakukan produksi lemari.
~
Nurida F inahari ~
40
~
Optimasi Desain
~
Perhatikan juga bahwa ketiganya memiliki 3 batasan persamaan yang masingmasing melibatkan 2 variabel. Batasan-batasan tersebut dapat digunakan untuk menyatakan 3 variabel pada 3 fungsi sisanya (melalui substitusi) sehingga menyederhanakan masalah. Hal ini akan memudahkan perhitungan karena jumlah variabel dan batasannya berkurang. Bagaimanapun pengurangan variabel tidak memungkinkan dilakukan pada kebanyakan masalah kompleks sehingga diperlukan metode untuk menangani batasan persamaan dan pertidaksamaan sekaligus. Catat bahwa untuk mendapatkan penyelesaian yang berarti bagi rumusanrumusan di atas, semua variabel desain harus memiliki nilai bulat yang disebut permasalahan programming bilangan bulat. Masalah ini sering muncul pada aplikasi di kehidupan nyata. Meskipun berbagai metode telah dikembangkan untuk menangani masalah ini, kebanyakan masih bersifat tidak eksak dan didasarkan pada kemungkinan. Konsep demikian itu tidak akan dibahas di sini. Prosedur sederhana untuk memperoleh penyelesaian yang baik dan bagus akan dijelaskan pada sub bab 2.7.
2.6.5. Desain tangki bola terisolasi.
Tujuannya adalah untuk memilih ketebalan isolasi t untuk meminimumkan biaya pendinginan tangki bola. Biaya pendinginan telah meliputi biaya instalasi dan operasi peralatan pendingin serta biaya pemasangan isolasi. Diasumsikan masa pakai 10 tahun, tingkat bunga tahunan 10% dan tidak ada nilai kerusakan. Variabel desain untuk masalah ini adalah ketebalan isolasi, t (m). Luasan permukaan tangki bola adalah : A = 4 r2;
m2
Dimana r (m) adalah radius bola. Biaya isolasi c 1 dolar per meter kubik. Jika t << r maka biaya isolasi adalah : c1At = c1 4 r2t Panas tahunan yang diperoleh adalah : G
~
(365)(24)(T ) A c2 t
Nurida F inahari ~
watt-jam
41
~
Optimasi Desain
~
Dimana T adalah rata-rata perbedaan temperatur dalam dan luar dalam Kelvin dan c 2 adalah resistansi panas per unit ketebalan dalam Kelvin-meter per watt. Biaya pengadaan peralatan pendingin tergantung pada kapasitasnya yaitu c 3G dimana c3 adalah biaya dolar per watt-jam kapasitas. Biaya operasi tahunan adalah c 4G dimana c4 adalah biaya dolar tahunan per watt-jam. Jadi total biaya untuk pendinginan tangki selama 10 tahun adalah : f (t ) c1 4 r 2 t
A (c3 uspwf (0,1;10)c4 )(365)(24)(T ) c2 t
=at+b/t Dimana a = c 1 4 4 r2 b = (c3 + uspwf (0,1;10) c 4) A/c2 uspwf = uniform series present worth factor (nilai bunga seragam; Appendiks A). Jadi permasalahan desainnya adalah untuk meminimumkan biaya pendinginan total dengan t 0 sebagai satu-satunya batasan. Ingat bahwa dalam kenyataannya t tidak mungkin 0 jadi batasannya harus dituliskan t > 0. Bagaimanapun pertidaksamaan yang ketat tidak dapat ditangani secara matematis maupun numeris. Dalam hal ini harus diperbolehkan penyelesaian pertidaksamaan sebagai persamaan. Batasan yang lebih realistis adalah t tmin dimana tmin dipilih yang memenuhi kriteria pabrikasi, kegagalan material dan pertimbangan lain.
2.6.6. Desain tangki silinder berbiaya minimum.
Desainlah tangki silinder dengan biaya minimum yang memiliki tutup pada kedua ujungnya untuk menampung fluida dengan volume V. Tahapan desain konseptual mengindikasikan tangki las silinder baja. Biaya dipengaruhi langsung oleh luasan plat logam yang digunakan. Satu kumpulan variabel desain yang mungkin digunakan adalah radius tangki R dan ketinggian H. Fungsi biaya untuk masalah ini adalah biaya dolar plat logam yang digunakan untuk tangki. Total area permukaan plat logam terdiri atas ujung tangki dan silinder dinyatakan sebagai : A = 2R2 + 2RH
~
Nurida F inahari ~
42
~
Optimasi Desain
~
Jika c adalah biaya dolar per unit luasan plat logam, maka fungsi biaya untuk masalah ini dinyatakan sebagai : f =
c (2R2 + 2RH)
Volume tangki (R2H) diharapkan sebesar V jadi :
R 2 H = V Kedua buah variabel desain juga harus terletak diantara nilai minimum dan maksimum tertentu, jadi : Rmin R Rmaks
; Hmin H Hmaks
Permasalahan ini sangat mirip dengan masalah kaleng bir pada sub bab 2.6.2. Satusatunya perbedaan adalah batasan volume yang diinginkan. Pada kaleng bir batasannya merupakan pertidaksamaan sedangkan di sini berupa persamaan.
2.6.7. Desain tiang bulat beban minimum.
Tiang lurus sebagai elemen struktur banyak digunakan pada konstruksi sipil, mesin, luar angkasa, pertanian dan otomotif. Banyak penggunaan tiang tersebut dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari seperti tiang lampu jalan, traffic light, tiang bendera, kerangka tower air, tanda jalan dan lain-lain. Penting untuk mendapatkan desain terbaik yang memungkinkan untuk keperluan-keperluan tersebut. Masalahnya adalah untuk mendesain tiang bulat berbeban minimum dengan panjang l untuk menyangga beban P tanpa lendutan atau kelebihan tekanan. Tiang terpasang tetap pada landasan sedangkan ujung atasnya bebas. Tipe struktur ini disebut kolom cantilever. Beban buckling untuk jenis kolom ini adalah 2EI/4 l 2 (beban kolom untuk kondisi tumpuan yang berbeda akan menghasilkan rumusan yang berbeda [Crandall, Dahl dan Lardner, 1978] ). Dalam hal ini I adalah momen inersia penampang
lintang kolom dan E adalah sifat material yang disebut modulus elastisitas (modulus Young). Tegangan material untuk kolom dinyatakan sebagai P/A, dimana A adalah luas penampang lintang material kolom. Tegangan ijin material dibawah pembebanan aksial adalah a dan densitas massa material adalah (massa per unit volume). Rumuskan permasalahan desain ini.
~
Nurida F inahari ~
43
~
Optimasi Desain
~
Kolom bulat dan penampang lintangnya ditunjukkan pada gambar 2.4. Banyak rumusan untuk permasalahan ini tergantung pada variabel desain yang didefinisikan. Di sini akan dijelaskan 2 jenis rumusan saja. P t Ri Ro
l
2R Rumusan 1
Rumusan 2
Gambar 2.4. Kolom bulat
2.6.7.1. Rumusan 1 desain kolom.
Untuk rumusan 1 digunakan variabel desain R = radius rata-rata kolom dan t = ketebalan dinding. Jika diasumsikan dinding kolom tipis (R >> t), luas penampang lintang material dan momen inersianya adalah : A = 2Rt
I = R3t
Fungsi biaya untuk total massa kolom adalah : Massa = (l A) = 2l Rt Batasan pertama adalah bahwa tegangan (P/A) tidak boleh melebihi a untuk menghindari patahan material. Kondisi ini dinyatakan dalam pertidaksamaan a. Jika diganti P/A dan A disubstitusikan dari persamaan di atas maka akan diperoleh : P a 2 Rt
Kolom tidak boleh mengalami buckling dibawah pembebanan P maka menggunakan rumus beban buckling batasan ini dinyatakan sebagai P 2EI/4 l 2 . Substitusi untuk I akan diperoleh : 3 ER3t P 4l 2
Pada akhirnya, baik R ataupun t berada dalam rentang nilai minimum dan maksimum : Rmin R Rmaks
~
Nurida F inahari ~
; tmin t tmaks
44
~
Optimasi Desain
~
2.6.7.2. Rumusan 2 desain kolom.
Rumusan lain untuk permasalahan desain ini dimungkinkan jika digunakan variabel desain R o = radius luar kolom dan R i = radius dalam kolom. Dalam variabel desain ini luas penampang lintang A dan momen inersianya adalah : A = (Ro2 – Ri2)
I = /4 (Ro4 – Ri4)
Total massa kolom dinyatakan dengan : Massa = (l A) = l (Ro2 – Ri2) Sama seperti sebelumnya, batasan patahan material adalah P/A a. Substitusi A menghasilkan : P
( Ro2 Ri2 )
a
Menggunakan rumusan untuk I, batasan beban buckling dinyatakan sebagai : 3 E 4 P ( Ro Ri4 ) 2 16l
Pada akhirnya, variabel desain harus berada dalam rentang nilai minimum dan maksimum : Romin Ro Romaks
; Rimin Ri Rimaks
Pada saat permasalahan ini diselesaikan menggunakan metode numerik, batasan Ro > Ri juga harus dipenuhi. Jika tidak, beberapa metode akan mengarahkan desain pada titik dimana R o < Ri. Kondisi ini secara fisik jelas tidak mungkin dan harus dibuang dari penyelesaian numerik. Perhatikan bahwa pada rumusan 2, asumsi dinding tipis tidak disertakan. Jadi penyelesaian optimum untuk kedua rumusan di atas dapat berbeda. Jika diperlukan asumsi dinding tipis, secara eksplisit harus disertakan perbandingan rata-rata radius terhadap rasio ketebalan dinding harus lebih besar dari konstanta k : Ro Ri k 2( Ro Ri )
Biasanya digunakan k 20 untuk pendekatan dinding tipis.
~
Nurida F inahari ~
45
~
Optimasi Desain
~
2.6.8. Desain beban minimum truss 3 batang simetri.
Sebagai contoh permasalahan desain yang lebih kompleks, perhatikan struktur 3 batang sebagaimana tampak pada gambar 2.5. [Sun, Arora dan Haug, 1975; Haug dan Arora, 1979]. Struktur ini telah digunakan pada berbagai penelitian sejak dipresentasikan Schmit [1960]. Struktur ini didesain untuk meminimumkan volume (atau secara ekuivalen, meminimumkan massa) yang menopang gaya P. Harus dipenuhi berbagai batasan kinerja dan teknologi, seperti patahan batang, buckling batang, kegagalan struktur akibat defleksi berlebihan pada node 4 dan kegagalan akibat resonansi jika natural frekuensi struktur dibawah ketetapan. Masalah ini merupakan permasalahan yang lebih kompleks dibandingkan dengan sebelumnya. Struktur ini merupakan struktur statis tidak tentu. Diperlukan prosedur analisis yang lebih dalam untuk menentukan gaya batang, perpindahan nodal dan frekuensi naturalnya. l
l
1
2 1
3
2
3
l
u
4
v
P
Gambar 2.5. Truss tiga batang
Struktur ini merupakan struktur simetri, jadi variabel desain berikut dipilih : A1 = luas penampang lintang material batang 1 dan 3 A2 = luas penampang lintang batang 2 Variabel desain lainnya mungkin digunakan tergantung pada jenis penampang lintang batang sebagaimana ditunjukkan pada gambar 2.2. Beberapa desain sejenis diukur kinerjanya berdasarkan volume material. Jadi, volume total material struktur (volume sebuah batang = luasan x panjang) merupakan fungsi biaya : Volume = l (2√2 A1 + A2)
(a)
Dimana l didefinisikan pada gambar 2.5.
~
Nurida F inahari ~
46
~
Optimasi Desain
~
Untuk mendefinisikan fungsi batasan permasalahan ini, harus dihitung tegangan, defleksi dan frekuensi natural dasar untuk struktur. Menggunakan prosedur analisis struktur statika tak tentu, perpindahan vertikal dan horisontal v dan u node 4 truss dinyatakan sebagai : 2lP u
u
v
A1 E
2lP v ( A1 2 A2 ) E
(b)
(c)
Dimana E adalah modulus elastisitas batang, P u dan Pv adalah komponen horisontal dan vertikal beban P, yaitu : Pu = P cos
Pv = P sin
Tegangan 1, 2 dan 3 dari batang 1, 2 dan 3 dibawah pembebanan P dihitung dari gaya-gaya batang, yaitu : 1
2 3
P v 1 P u A 2 1 ( A1 2 A2 ) 2 P v
(d)
(e)
P v P u 2 ( A1 2 A2 ) A1
(f)
( A1 2 A2 ) 1
Banyak struktur yang digunakan untuk menopang mesin bergerak dan beban dinamis lainnya. Struktur-struktur ini bergetar pada frekuensi yang disebut frekuensi natural. Ini merupakan sifat dinamik intrinsik sistem struktur. Terdapat berbagai mode getaran dengan frekuensi naturalnya masing-masing. Resonansi menyebabkan kegagalan fatal bagi struktur yang timbul jika suatu frekuensi getaran berimpitan dengan frekuensi getaran mesin pada saat jalan. Jadi, adalah masuk akal untuk menginginkan bahwa tidak ada frekuensi struktur yang dekat dengan frekuensi kerja getaran mesin. Mode getaran yang berhubungan dengan frekuensi natural rendah merupakan mode penting karena mode tersebut yang muncul pertama kali. Sangat penting untuk membuat frekuensi natural terendah (fundamental) suatu struktur setinggi mungkin untuk menghindari setiap kemungkinan resonansi. Ini juga dapat
~
Nurida F inahari ~
47
~
Optimasi Desain
~
membuat struktur lebih kuat. Frekuensi-frekuensi struktur diperoleh dengan menyelesaikan masalah eigenvalue yang berhubungan dengan frekuensi natural terendah dari truss simetri 3 batang melalui perhitungan model massa konsisten [Sun et.al., 1975] sebagai berikut :
3 EA1 [ l 2 (4 A1 2 A2 )]
(g)
Dimana adalah densitas massa/volume material. Ini merupakan analisis lengkap dari struktur tersebut. Maka dapat segera disusun persamaan batasannya. Struktur didesain untuk digunakan dalam 2 kegunaan. Pada setiap kegunaan, struktur menunjang beban yang berbeda. Hal ini disebut kondisi pembebanan struktur. Pada penggunaan saat ini, struktur simetri akan diperoleh jika digunakan 2 kondisi pembebanan berikut. Pertama, beban dipasang pada sudut dan kedua, beban dipasang pada sudut ( - ) dimana posisi sudut telah ditunjukkan pada gambar 2.5. Jika batang satu sama dengan batang tiga, maka kondisi pembebanan kedua dapat diabaikan. Jadi hanya akan dipertimbangkan satu kondisi pembebanan yaitu pada sudut (0 90). Dari persamaan (d) dan (f) diketahui bahwa 1 selalau lebih besar dari 3. Jadi hanya diperlukan batasan untuk 1 dan 2. Jika a adalah tegangan ijin material maka batasan tegangan (1 a dan 2 a) adalah :
P v 1 P u a 2 A1 ( A1 2 A2 ) Dan
2 P v ( A1 2 A2 )
a
(h)
(i)
Defleksi horisontal dan vertikal dari node 4 harus berada dalam batasan spesifik u dan v, jadi (u u ; v v). Dari persamaan (b) dan (c) batasan defleksi menjadi : 2lP u u A1 E
Dan
~
2lP v ( A1 2 A2 ) E
Nurida F inahari ~
(j)
v
(k)
48
~
Optimasi Desain
~
Telah dibahas di atas bahwa frekuensi natural fundamental struktur harus lebih tinggi dari frekuensi spesifik o Hertz (Hz). Batasan ini dapat ditulis dalam suku eigenvalue terendah dari struktur. Eigenvalue yang berhubungan dengan frekuensi o adalah (2o)2. Eigenvalue terendah struktur harus lebih tinggi dari (2o)2. Jadi dari persamaan (g) batasan frekuensi menjadi : 3 EA1 [ l (4 A1 2 A2 )] 2
2 o 2
(l)
Untuk menyusun batasan buckling batang dibawah tekanan, momen inersia penampang lintang batang harus spesifik. Bentuk yang sangat aplikatif dari momen inersia adalah I = A2 dimana A adalah luas penampang lintang batang sedangkan adalah konstanta non-dimensional. Hubungan ini dapat digunakan jika bentuk penampang lintang batang tetap dan semua dimensinya bervariasi dalam proporsi yang sama. Gaya aksial untuk batang ke-i dinyatakan sebagai F i = Ai i, untuk i = 1, 2, 3 dengan asumsi tegangan tarik positif. Batang-batang truss dianggap kolom dengan ujung pin. Jadi beban buckling untuk batang ke-i dinyatakan dengan 2EIi / l i2, dimana l i
adalah panjang batang ke-i [Crandall, Dahl dan Lardner, 1978]. Batasan buckling
dinyatakan sebagai –Fi 2EIi / l i2, untuk i = 1, 2, 3. Tanda negatif untuk F i digunakan agar sisi kiri persamaan positif jika batang mengalami tekanan. Lagipula tidak diperlukan batasan buckling untuk batang yang mengalami tarikan. Dengan rumusan tersebut, batasan buckling untuk batang yang mengalami tarikan akan secara otomatis terpenuhi. Substitusi untuk berbagai kuantitas, batasan buckling batang menjadi :
2 E A1 P v 1 P u 2l 2 2 A1 ( A1 2 A2 )
(m)
2 E A2 l 2 ( A1 2 A2 )
(n)
2 P v
1
P u
2 E A1 2l 2 2 ( A1 2 A2 ) A1 P v
(o)
Perhatikan bahwa sisi kanan persamaan telah dibagi dengan luas area batang pada persamaan sebelumnya. Jadi batasan pada persamaan (m) dan (n) secara otomatis telah terpenuhi, selama kedua batang berada dalam kondisi tarik (gaya-gaya yang
~
Nurida F inahari ~
49
~
Optimasi Desain
~
bekerja pada batang-batang tersebut selalu bernilai positif jika mengacu pada arah beban yang ditunjukkan pada gambar 2.5.) Akhirnya, A1 dan A2 harus bernilai non-negatif, yaitu A1, A2 0. Permasalahan desain pada praktek sesungguhnya pada umumnya menginginkan luasan penampang lintang batang memiliki luasan minimum spesifik, Amin. Jadi batasan luas minimumnya : A1, A2 Amin
(p)
Permasalahan optimasi desain akhirnya adalah mencari luas penampang lintang A1, A2
Amin untuk meminimumkan volume pada persamaan (a) dengan
mempertimbangkan batasan-batasan pada persamaan (h) hingga (p). Masalah lingkup kecil ini telah memiliki 10 batasan pertidaksamaan dan 2 variabel desain.
2.7. MODEL MATEMATIKA UMUM UNTUK OPTIMASI DESAIN 2.7.1. Model optimasi desain.
Pada sub bab sebelumnya beberapa permasalahan desain telah dirumuskan. Semua
permasalahan
memiliki
fungsi
biaya
yang
dapat
digunakan
untuk
membandingkan berbagai desain sistem. Pada umumnya, semua permasalahan desain harus memenuhi batasan-batasan tertentu. Beberapa permasalahan desain hanya memiliki batasan pertidaksamaan, yang lain hanya memiliki batasan persamaan dan sisanya memiliki dua jenis batasan tersebut. Dalam hal ini dapat dituliskan bentuk matematis umum optimasi desain yang dapat mewakili semua kemungkinan tersebut. Suatu model berbentuk standar yang akan digunakan di seluruh bahasan akan dinyatakan dan proses transformasi ke dalam bentuk standar akan dijelaskan.
2.7.1.1. Model optimasi desain standar.
Model optimasi desain standar didefinisikan sebagai berikut : Tentukan suatu n-vektor x = (x1, x2, ......, xn) dari variabel desain untuk meminimasi fungsi biaya, f (x) = f (x1,
x2, ......, xn)
(2-10)
mengacu pada p batasan persamaan, h j (x) h j (x1, x2, ......, xn) = 0;
~
Nurida F inahari ~
j = 1 hingga p
(2-11)
50
~
Optimasi Desain
~
dan m batasan pertidaksamaan, gi (x) gi (x1, x2, ......, xn) 0;
i = 1 hingga m
(2-12)
dimana p adalah jumlah total batasan persamaan dan m adalah jumlah total batasan pertidaksamaan. Perhatikan bahwa batas sederhana variabel desain seperti x i 0, untuk i = 1 hingga n atau xil xi xiu, i = 1 hingga n dimana xil dan xiu adalah nilai ijin terendah dan teratas untuk xi, telah termasuk dalam pertidaksamaan pada persamaan (2-12). Pada metode numerik batasan-batasan tersebut dapat ditangani lebih efisien dalam bentuk aslinya tanpa mengtransformasikannya dalam bentuk persamaan (2-12). Bagaimanapun untuk mempelajari konsep-konsep dasar harus diasumsikan bahwa batasan-batasan sederhana itu telah terliputi dalam persamaan (2-12). Permasalahan optimasi desain dari berbagai bidang ilmu teknik yang berbeda dapat dirubah ke dalam model standar. Sebagai contoh, dengan menggunakan notasi standar, semua permasalahan yang dirumuskan pada sub bab 2.6. dapat dirubah dalam bentuk persamaan (2-10) hingga (2-12). Jadi model standar merupakan model yang sangat umum. Adalah penting untuk dipahami bahwa sekali permasalahan desain dari bidang ilmu yang berbeda diubah ke dalam model standar, rumusannya semuanya akan tampak sama. Jadi, penyelesaian strategis yang sama sebagaimana dijelaskan pada buku ini dapat digunakan. Maka konsep dan metode yang dijelaskan pada buku ini dapat diterapkan pada berbagai bidang.
2.7.1.2. Penjelasan model standar.
Beberapa hal penting tentang model standar harus benar -benar dipahami : 1. Sudah sangat jelas bahwa fungsi f (x), h j ( x) dan gi (x) harus dituliskan dalam suku variabel desain baik sebagian atau seluruhnya. Hanya dengan cara itu fungsi-fungsi tersebut dapat digunakan dalam permasalahan optimasi desain. Fungsi yang tidak berhubungan dengan variabel desain berarti tidak berhubungan dengan permasalahan sehingga dapat diabaikan tanpa membahayakan keselamatan. 2. Jumlah batasan persamaan independen harus kurang dari atau setidaknya sama dengan jumlah variabel desain, jadi p n. Jika p > n maka akan ditemui sistem
~
Nurida F inahari ~
51
~
Optimasi Desain
~
persamaan yang didefinisikan secara berlebihan. Pada kasus ini terjadi kondisi dimana terdapat batasan persamaan redundant (nilai suatu variabel dipengaruhi secara linier oleh variabel lain) atau terjadi ketidakkonsistenan perumusan. Jika kondisi pertama yang terjadi maka batasan redundant dapat dihilangkan, sehingga p < n dan penyelesaian optimum mungkin terjadi. Pada kondisi kedua, tidak ada penyelesaian optimum yang mungkin diperoleh, desainer harus merumuskan ulang persamaan-persamaannya. Jika p = n, tidak diperlukan optimasi sistem karena satu-satunya penyelesaian yang diperoleh adalah kandidat untuk kondisi optimal. Penyelesaian ini dapat diperoleh dengan menggunakan metode yang tepat dalam menyelesaikan sistem persamaan. 3. Semua batasan pertidaksamaan dalam persamaan (2-12) harus dituliskan dalam bentuk ‘ 0’. Ini merupakan praktek standar untuk seluruh bahasan buku. Pada
contoh permasalahan dalam sub bab 2.6. terdapat tipe ‘’ sebagaimana juga terdapat tipe ‘’. Batasan tipe ‘ ’ dapat dirubah dalam bentuk persamaan (2 -12)
dengan memindahkan suku sebelah kanan ke sisi sebelah kiri. Tipe ‘ ’ dapat diubah menjadi tipe ‘’ dengan mengalikan kedua sisi dengan -1 sebagaimana akan
dijelaskan pada sub bab 2.7.3. Tidak terdapat batasan jumlah pertidaksamaan independen. Beberapa batasan pertidaksamaan mungkin akan terpenuhi secara tepat dalam kondisi optimum. Jumlah total batasan aktif (terpenuhi dalam bentuk persamaan) pada kondisi optimum biasanya kurang dari atau setidaknya sama dengan jumlah variabel desain. 4. Beberapa permasalahan desain mungkin tidak memiliki batasan. Kondisi ini disebut permasalahan optimasi tanpa batasan, sementara kondisi sebaliknya disebut permasalahan optimasi dengan batasan. Teori untuk permasalahan optimasi tanpa batasan telah banyak diketahui dan dibahas pada bab 3. Teori tentang permasalahan optimasi dengan batasan lebih baru, juga dijelaskan di sana. 5. Jika semua fungsi f (x), h j (x) dan gi (x) merupakan fungsi-fungsi variabel desain x linier, maka permasalahannya disebut permasalahan programming linier. Jika terdapat fungsi yang non-linier maka disebut permasalahan programming nonlinier. Permasalahan programming linier lebih mudah diselesaikan dibandingkan
~
Nurida F inahari ~
52
~
Optimasi Desain
~
dengan yang non-linier. Metode programming linier juga banyak diketahui dan salah satunya akan dijelaskan pada bab 4. 6. Penting diketahui bahwa jika fungsi biaya diskalakan dengan pengalian terhadap konstanta positif, desain optimumnya tidak berubah. Nilai fungsi biaya optimum tidak berubah. Juga dapat dibuktikan bahwa konstanta sembarang dapat ditambahkan dalam fungsi biaya tanpa mempengaruhi desain optimum. Hal yang sama terjadi jika batasan pertidaksamaan diskalakan dengan konstanta positif dan batasan persamaan dengan sembarang bilangan. Perubahan itu tidak akan mempengaruhi daerah kelayakan dan penyelesaian optimum. Namun, semua transformasi yang dilakukan sebelumnya itu mempengaruhi nilai pengali Lagrange (didefinisikan pada bab 3) sebagaimana akan dijelaskan pada sub bab 3.7.
2.7.2. Penanganan masalah maksimasi.
Model desain umum hanya menangani masalah minimasi. Ini tidak menjadi halangan bagi fungsi maksimasi F(x) untuk ditangani sebagai fungsi minimasi, karena dapat ditransformasikan, dimana f (x) = - F(x). Untuk melihat hal ini secara grafis, perhatikan pola fungsi F( x) pada gambar 2.6.(a). Fungsi F( x) mendapatkan nilai maksimumnya pada titik x*. Selanjutnya, perhatikan fungsi f ( x) = - F( x) pada gambar 2.6.(b). Tampak bahwa f (x) merupakan cerminan F( x) terhadap sumbu x. Juga tampak bahwa fungsi f (x) mengalami nilai minimum pada titik x* yang sama. Jadi meminimumkan fungsi f (x) adalah ekivalen dengan memaksimumkan fungsi F( x). (a)
F (x)
x* (b)
x
f (x)
x*
x
Gambar 2.6. Titik maksimasi F(x) = titik minimasi - F(x) ~
Nurida F inahari ~
53
~
Opti Opti masi D esain esain
~
2.7.3. Penanganan Penanganan batasan tipe ‘lebih besar dari’.
Perhatikan bahwa model desain umum hanya menangani batasan-batasan pertidaksamaan tipe ‘ ’. Banyak permasalahan desain juga memiliki batasan tipe ‘ ’.
Batasan seperti itu dapat diubah dalam bentuk standar tanpa banyak kesulitan. Suatu batasan tipe ‘ ’ berbentuk G j (x) 0 adalah ekuivalen de ngan tipe ‘ ’, karena :
g j(x) - G j (x) 0 Jadi batasan tipe ‘ ’ dapat dikalikan dengan ‘ -1’ untuk merubahnya menjadi tipe ‘ ’.
Dengan demikian banyak permasalahan yang dapat ditampilkan dalam model umum.
2.7.4. Kumpulan batasan.
Istilah kumpulan batasan akan digunakan di sepanjang buku. Kumpulan batasan untuk masalah desain adalah kumpulan semua desain yang layak. Huruf S akan digunakan untuk menyatakan kumpulan batasan. Secara matematis, kumpulan S adalah kumpulan titik desain yang memenuhi semua batasan : S = {x h j (x) = 0 ; j = 1 hingga p; g i (x) 0 ; i = 1 hingga m}
(2-13)
Perhatikan bahwa S mewakili suatu kumpulan desain yang layak layak dan kadang-kadang mengacu pada daerah kelayakan. Penting untuk dimengerti bahwa daerah kelayakan biasanya menyusut jika beberapa batasan ditambahkan dalam model desain dan mengembang jika beberapa batasan dihilangkan. Jika daerah kelayakan menyusut, jumlah desain yang mungkin mencapai optimasi fungsi biaya berkurang, dalam hal ini terdapat lebih sedikit desain yang layak. Pada kondisi ini nilai minimum fungsi biaya biasanya meningkat. Efek yang timbul akan sangat berlawanan jika beberapa batasan dihapus. Penjelasan ini terjadi secara signifikan dalam praktek nyata dan harus dimengerti secara jelas.
~
~ Nurida Nur ida F inaha inahar i ~
54
~
Opti Opti masi D esain esain
~
2.7.5. Batasan aktif/pasif/kacau (violated).
Akan banyak ditemui batasan yang disebut aktif, ketat, ket at, tidak aktif atau kacau. Istilah ini akan didefinisikan lebih jauh. Suatu batasan pertidaksamaan g i (x) 0 dikatakan aktif aktif pada titik desain x* jika titik tersebut berfungsi pada kondisi persamaan gi (x*) = 0. Kondisi ini juga disebut batasan ketat atau terikat. terikat. Untuk suatu desain yang layak, batasan pertidaksamaan bisa aktif tapi juga bisa tidak aktif. Namun, semua batasan persamaan aktif di semua desain yang layak. Batasan pertidaksamaan gi (x) 0 dikatakan tidak aktif aktif pada titik desain x* jika dapat dipenuhi secara tepat, yaitu gi (x*) < 0. Batasan pertidaksamaan g i (x) 0 dikatakan kacau kacau pada titik desain x* jika nilainya positif yaitu g i (x*) > 0. Batasan persamaan h j (x) = 0 dikatakan kacau kacau pada titik desain x* jika h j (x*) tidak sama dengan nol. Catat bahwa dengan definisi ini, batasan persamaan hanya bersifat aktif atau kacau pada setiap titik desain yang diberikan.
2.7.6. Variabel desain bulat dan diskrit.
Sejauh ini, dalam model model umum diasumsikan bahwa variabel-variabel variabel-variabel xi hanya memiliki nilai numerik di dalam daerah kelayakan. Beberapa kali diperlukan nilai variabel yang bulat atau diskrit. Nilai variabel yang demikian itu sering muncul dalam permasalahan desain teknik. Contohnya dapat dilihat pada sub bab 2.6.3. dan 2.6.4. yang menampilkan variabel desain bulat. Sebelum menjelaskan cara penanganannya, penanganannya, perlu diketahui lebih dulu maksud variabel bulat dan diskrit tersebut. Variabel desain dikatakan diskrit jika nilainya harus dipilih dari kumpulan terbatas yang telah ditentukan. Sebagai contoh, ketebalan ket ebalan plat harus dipilih satu yang tersedia secara komersial, misalnya
1 8
, 14 , 83 , 12 , 85 , 34 ,1 ..... dan seterusnya. Demikian juga
batang-batang struktur harus dipilih sedemikian hingga menurunkan biaya produksi. Variabel bulat, bulat, sebagaimana tersirat dalam namanya, harus memiliki nilai bulat, misalnya jumlah log yang harus dikirim, jumlah baut yang digunakan, jumlah item yang harus dikapalkan dan lain-lain. Beberapa metode untuk menangani variabel diskrit dan bulat telah diteliti. Namun kebanyakan dari metode tersebut sangat kompleks dan memerlukan usaha
~
~ Nurida Nur ida F inaha inahar i ~
55
~
Opti Opti masi D esain esain
~
perhitungan yang besar. Juga belum dapat diandalkan hasilnya. Jadi beberapa prosedur sederhana dan praktis disarankan untuk menangani
permasalahan
programming bilangan bulat dan diskrit. diskrit. Dalam beberapa alasan, variabel diskrit dan bulat menyebabkan tambahan batasan pada permasalahan desain. Jadi, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, nilai optimum fungsi biaya akan meningkat karenanya jika dibandingkan dengan fungsi yang sama untuk variabel kontinyu. Jika semua variabel desain ditangani sebagai variabel kontinyu, nilai minimum fungsi biaya menampilkan batas yang lebih rendah dari nilai minimum sebenarnya yang dihasilkan oleh variabel diskrit atau bulat. Hal ini mengarah pada ide penyelesaian optimum ‘terbaik’ jika semua variabel desain
merupakan variabel kontinyu. Nilai fungsi biaya optimum biasanya meningkat jika nilai diskrit diinginkan sebagai variabel. Jadi prosedur yang disarankan pertama adalah menyelesaikan permasalahan dengan mengasumsikan semua variabelnya kontinyu. Kemudian nilai bulat atau diskrit terdekat diambil sebagai variabel dan diuji kelayakannya. Dengan beberapa percobaan, desain terbaik yang layak yang dekat dengan nilai kontinyu optimum akan diperoleh. Perhatikan bahwa terdapat beberapa kombinasi variabel yang dapat menghasilkan desain yang layak. Pendekatan kedua adalah dengan menggunakan prosedur optimasi numerik adaptif. Penyelesaian optimum dengan variabel kontinyu harus diperoleh terlebih dahulu. Kemudian hanya nilai variabel bulat atau diskrit terdekat saja yang digunakan. Variabel-variabel tersebut ditetapkan dan permasalahan dioptimasi lagi. Prosedur ini diulang-ulang hingga semua variabel memiliki nilai yang layak. Desain akhir yang diperoleh merupakan desain yang layak. Beberapa percobaan tambahan dapat dilakukan untuk meningkatkan nilai optimum fungsi biaya. Prosedur ini ditampilkan oleh Arora dan Tseng [1988]. Kedua prosedur tersebut memerlukan usaha perhitungan tambahan dan tidak menjamin tercapainya nilai minimum yang sebenarnya. Bagaimanapun keduanya memiliki progress yang jelas dan tidak memerlukan tambahan metode atau software.
~
~ Nurida Nur ida F inaha inahar i ~
56
~
Optimasi Desain
~
2.8. OPTIMASI GRAFIS
Beberapa
permasalahan
optimasi
desain
dapat
diselesaikan
dengan
mengevaluasi tampilan grafisnya secara visual. Semua fungsi batasan dapat digambarkan dan kumpulan batasan (kumpulan desain yang layak) untuk masalah tersebut dapat diidentifikasi. Kemudian alur fungsi biaya dapat digambarkan dan desain optimum dapat dilokalisir secara visual. Jika semua fungsi harus digambarkan pada kertas grafik, hanya dapat ditangani permasalahan dengan 2 atau maksimum 3 variabel desain. Untuk 3 variabel desain, harus dapat digambarkan fungsi luasan, yang biasanya sangat rumit. Dalam hal ini dapat ditampilkan semua konsep geometri penting pada permasalahan 2 variabel. Jadi hanya permasalahan jenis ini saja yang akan dibahas. Semua istilah dan konsep geometri yang dijelaskan dapat diterapkan pada beberapa permasalahan yang lebih umum.
2.8.1. Permasalahan memaksimumkan laba.
Sebuah perusahaan memproduksi 2 mesin, A dan B. Dengan menggunakan semua sumber daya yang tersedia, dapat diproduksi 28 mesin A atau 14 mesin B setiap harinya. Departemen Sales dapat menjual hingga 14 mesin A atau 24 mesin B. Fasilitas pengiriman hanya dapat menangani tidak lebih dari 16 mesin tiap hari. Perusahaan mendapatkan laba $400 untuk tiap mesin A dan $600 untuk tiap mesin B. Berapa mesin A dan B yang harus dibuat tiap hari untuk memaksimumkan laba ? Variabel desain untuk permasalahan ini diidentifikasi sebagai x 1 = jumlah mesin A yang harus dibuat tiap hari dan x2 = jumlah mesin B yang harus dibuat tiap hari. Tujuan desain adalah untuk memaksimumkan laba. Ini dapat dinyatakan sebagai fungsi x1 dan x2 : Laba = 400x1 + 600x2
(a)
Dituliskan dalam bentuk standar, fungsi biaya menjadi : f (x1,
x2) = - (400x1 + 600x2)
(b)
Batasan desain terletak pada kapasitas produksi, keterbatasan personil penjualan serta halangan fasilitas pengiriman dan pengemasan. Batasan pengiriman dan pengemasan tampak jelas dan dapat dinyatakan sebagai berikut :
~
Nurida F inahari ~
57
~
x1 + x2 16
(batasan pengiriman dan pengemasan)
Optimasi Desain
~
(c)
Batasan pada fasilitas produksi dan penjualan sedikit menjebak. Pertimbangkan lebih dulu batasan produksi. Jika diasumsikan bahwa perusahaan memproduksi sejumlah x 1 mesin A tiap hari, maka sisa sumber daya dan peralatan dapat digunakan untuk memproduksi mesin B secara proporsional. Jadi : x1 28
x2 14
1
(batasan produksi)
(d)
Mirip dengan hal itu, batasan penjualan dapat dituliskan sebagai : x1 14
x2 24
1
(batasan penjualan)
(e)
Dalam hal ini semua variabel desain harus non-negatif atau x 1, x2 0, atau dalam bentuk standar : -x1 0
-x2 0
(f)
Perhatikan bahwa dalam permasalahan ini rumusan yang ada tetap valid meskipun nilai variabel desainnya nol. Permasalahan ini memiliki 2 variabel desain dan 5 batasan pertidaksamaan. Semua fungsi dinyatakan dalam variabel desain linier x 1 dan x2, jadi permasalahan ini merupakan
permasalahan
programming
linier.
Batasan-batasan
permasalahan
digambarkan dalam gambar 2.7. Karena x 1, x2 0, desain optimum harus terletak pada kuadran pertama. Garis J-F, H-E dan B-G menyatakan persamaan batasan (c), (d) dan (e). Semua titik pada dan di dalam poligon ABCDE menghasilkan desain yang layak (kumpulan batasan S). Area ABCDE juga disebut daerah kelayakan. Komplemennya – kumpulan titik-titik di luar wilayah ABCDE – disebut daerah tidak layak. Pada gambar 2.7. daerah tidak layak diberi arsiran. Notasi ini akan digunakan di seluruh buku. Pada saat daerah kelayakan telah diidentifikasi maka lokasi desain terbaik yang layak (optimum) dapat ditentukan. Dalam hal ini harus digambarkan garis fungsi biaya (garis iso-cost) di sepanjang daerah kelayakan. Pengamatan visual akan digunakan untuk menentukan titik minimum. Secara umum garis iso-cost harus terus digambarkan sebanyak mungkin di seluruh daerah kelayakan selama nilai fungsinya dapat terus dikurangi. Garis iso-cost -2400, -4800, -7200 dan -8800 digambarkan pada gambar 2.7. Dapat dilihat bahwa titik D adalah desain yang layak yang mempunyai nilai terkecil ~
Nurida F inahari ~
58
~
Optimasi Desain
~
untuk fungsi biaya. Secara sederhana dapat dilihat koordinat titik D untuk mendapatkan desain optimum. Jadi strategi terbaik bagi perusahaan adalah memproduksi 4 mesin A dan 12 mesin B untuk memaksimumkan laba. Laba maksimumnya adalah $8800. Batasan pada persamaan (c) dan (d) aktif pada kondisi optimum. Batasan-batasan itu menyatakan keterbatasan pengiriman, pengemasan dan produksi. Perusahaan dapat memikirkan ulang cara mengatasi batasan tersebut untuk meningkatkan laba. x2 28 G
20
x
1 1 4
F
1 +
x 2
E
x
2 2 4 1
x
= 1 6
D f
= - 7 2 0 0
10
x 1
2 8
f
5 f
A 0
= - 4 8 0 0
C
x 2
1 4
1
f
= - 8 8 0 0
= - 2 4 0 0
5
H 10
B
J
20
25
x1 30
Gambar 2.7. Penyelesaian grafis untuk masalah memaksimumkan laba. Titik optimum = (4, 12); laba optimum = -8800
Perhatikan bahwa dalam contoh ini variabel desain harus bulat. Untungnya penyelesaian optimum mengahsilkan nilai bulat untuk variabel-variabelnya. Jika tidak maka harus digunakan prosedur sebagaimana dijelaskan pada sub bab 2.7.6. Pada contoh ini semua fungsi dinyatakan dalam variabel desain linier. Jadi semua kurva pada gambar 2.7. merupakan garis lurus. Secara umum, fungsi-fungsi pada permasalahan desain tidak linier. Pada kasus seperti itu akan tergambar lengkungan-lengkungan untuk mengidentifikasikan daerah kelayakan. Kurva iso-cost harus digambarkan untuk mengidentifikasi desain optimum. Untuk menggambar fungsi non-linier, tabel numerik untuk nilai x 1 vs x2 harus dibuat. Titik-titik ini selanjutnya digambar pada kertas grafik dan dihubungkan dengan garis untuk memuluskan kurva. ~
Nurida F inahari ~
59
~
Optimasi Desain
~
2.8.2. Permasalahan desain dengan banyak penyelesaian.
Beberapa permasalahan memiliki banyak desain optimum. Kondisi ini muncul jika fungsi batasannya paralel dengan fungsi biaya. Jika batasannya aktif pada kondisi optimum, maka akan terdapat banyak penyelesaian bagi permasalahan tersebut. Untuk menggambarkan situasi tersebut perhatikan problem desain berikut. Minimumkan f = -x1 – 0,5 x2 dengan batasan-batasan : 2x1 + 3x2 12 2x1 + x2 8 -x1 0
-x2 0
Tampak bahwa batasan kedua paralel dengan fungsi biaya. Maka akan terdapat kemungkinan terjadinya banyak desain optimum.
Gambar 2.8. menunjukkan
penyelesaian grafis untuk masalah tersebut. Dapat dilihat bahwa setiap titik pada garis B-C akan menghasilkan desain optimum. x2
8 2x1 + x2 = 8 6
f
4
= 4
D
2x1 + 3x2 = 12
C
2
Garis penyelesaian optimum B-C
f f
f
= 1
= 2
= 3
B A
2
4
6
8
x1
Gambar 2.8. Contoh masalah dengan banyak penyelesaian.
~
Nurida F inahari ~
60
~
Optimasi Desain
~
2.6.3. Permasalahan dengan penyelesaian tak terbatas.
Beberapa permasalahan desain mungkin tidak memiliki penyelesaian terbatas. Kondisi ini akan muncul jika ada batasan yang terlupakan atau rumusan masalahnya salah. Untuk menggambarkan situasi ini perhatikan contoh berikut. Maksimumkan x 1 – 2x2 dengan batasan-batasan : 2x1 - x2 0 -2x1 + 3x2 6 x1, x2 0 Rumusan masalah diubah dalam bentuk standar sebagai : minimumkan f = -x1 + 2x2 dengan batasan-batasan : -2x1 + x2 0 -2x1 + 3x2 6 -x1 0
-x2 0
Kumpulan batasan untuk permasalahan tersebut ditunjukkan pada gambar 2.9. Beberapa garis iso-cost ditunjukkan. Dapat dilihat bahwa daerah kelayakan untuk masalah ini tidak terbatas. Jadi terdapat penyelesaian tak terbatas. Permasalahan harus ditinjau ulang untuk memperbaikinya. Gambar 2.9. juga menunjukkan bahwa terdapat kekurangan batasan. x2
8
0 = x 2 -
6
C
x 1 2
6 = 2 x 3 +
x 1 2 -
4 B
4
f =
0
f =
2 - 4
f =
D A
2
4
6
8
x1
Gambar 2.9. Contoh masalah dengan penyelesaian tak terbatas. ~
Nurida F inahari ~
61
~
Optimasi Desain
~
2.8.4. Penyelesaian grafis untuk kolom bulat berat minimum.
Permasalahan desain ini telah dirumuskan pada sub bab 2.6.7. Data-data berikut akan digunakan untuk menyelesaikan masalah itu dengan metode grafis : P = 10 MN, E = 207 GPa, = 7833 kg/m3, l = 5 m dan a = 248 MPa. Dengan menggunakan data-data tersebut, rumusan 1 untuk masalah desain ini dinyatakan sebagai : Tentukan radius rata-rata R dan ketebalan t untuk meminimumkan f (R,
t) = 2 l Rt = 2(7833)(5)Rt = (2.4608 x 10 5) Rt,
kg
Dengan batasan-batasan g 1 ( R, t )
P a 0 2 Rt
10(1 x 106 ) 248 (1 x 106 ) 0 2 Rt
3 ER3t 0 g 2 ( R, t ) P 4l 2 3 (207 x 109 ) R 3t 10(1 x 10 ) 0 4(5)(5) 6
g 3 ( R, t ) R 0 g 4 ( R, t ) t 0
Batasan-batasan pada masalah di atas digambarkan pada Gambar 2.10 dan daerah kelayakannya ditentukan. Garis fungsi biaya untuk f = 1000, 1500, 1579 kg juga ditunjukkan. Perhatikan bahwa pada contoh ini kontur fungsi biaya paralel dengan batasan g1. Pada saat g1 aktif dalam kondisi optimum, masalah ini akan memiliki desain optimum tak terbatas, yaitu merupakan seluruh kurva A-B pada gambar 2.10. Koordinat setiap titik yang dapat dibaca pada kurva A-B merupakan penyelesaian optimum. Secara khusus, pada titik A, pada perpotongan batasan g1 dan g2, akan merupakan titik optimum dimana R* = 0,1575 m dan t* = 0,0405 m.
~
Nurida F inahari ~
62
~
Optimasi Desain
~
B Kurva penyelesaian optimum A-B 0 2 , 0 5 7 1 , 0 5 1 , 0
(0,0405; 0,1575)
A
g2 = 0
5 2 1 , 0
) 0 Arah penurunan m 1 , ( 0
R
nilai fungsi biaya
g1 = 0
5 7 0 , 0 5 0 , 0
f = 1500 kg
g4 = 0
5 2 0 , 0
0
f = 1000 kg
f = 1579 kg
g3 = 0 0,015
0,03
0,045
0,06
0,075
0,09
t (m)
Gambar 2.10. Penyelesaian grafis untuk kolom bulat beban minimum.
Perhatikan
bahwa
masalah
ini
memiliki
fungsi
non-linier.
Untuk
menggambarkannya buatlah tabel data titik t vs R dan hubungkan membentuk kurva mulus. Sebagai contoh, untuk menggambar batas kurva g 2 (R3t = 1,558 x 10-4) dipilih nilai t = 0,015; 0,03; 0,06; 0,075; 0,09 maka R dapat dihitung untuk g2 = 0, dan nilainya adalah 0,218; 0,173; 0,1374; 0,1275 dan 0,12. Cara ini dapat diulangi untuk variabel-variabel desain lainnya.
2.8.5. Penyelesaian grafis untuk desain beam.
Sebuah beam dengan penampang lintang persegi digunakan untuk menahan momen bending M (N . m) dan gaya geser maksimum V (N). Tegangan bending beam dirumuskan sebagai = 6M / bd 2 (Pa) dan tegangan geser rata-rata dirumuskan sebagai = 3V / 2bd (Pa), dimana b adalah lebar dan d adalah ketebalan beam. Tegangan ijin untuk bending dan geser adalah 10 MPa dan 2 MPa. Juga diinginkan bahwa ketebalan beam tidak melebihi dua kali lebar. Diinginkan untuk meminimumkan luas penampang lintang beam.
~
Nurida F inahari ~
63
~
Optimasi Desain
~
Pertama permasalahan perlu dirumuskan dalam sistem satuan yang konsisten. Jadi diambil d = ketebalan beam (mm) dan b = lebar beam (mm). Fungsi biaya untuk masalah tersebut adalah luas penampang lintang beam yang dir umuskan sebagai : f (b,
d) = bd
(a)
Batasan-batasan masalah meliputi tegangan bending, tegangan geser dan perbandingan tebal terhadap lebar. Untuk contoh numerik dimisalkan M = 40 kN . m dan V = 150 kN. Tegangan bending akan bernilai :
6(40)(1000)(1000) , bd 2
N/mm2
(b)
N/mm2
(c)
10 MPa = 10 x 10 6 N/m2 = 10 N/mm2
(d)
Tegangan geser akan bernilai :
3(150)(1000) , 2bd
Tegangan bending ijin adalah :
Tegangan geser ijin adalah : 2 MPa = 2 x 10 6 N/m2 = 2 N/mm2
(e)
Menggunakan persamaan (b) hingga (e) akan didapat batasan tegangan bending dan geser sebagai berikut : Tegangan bending : g 1 Tegangangeser : g 2
2,4 x 108 bd 2
2,25 x 105
bd
10 0
2 0
(f) (g)
Batasan ketebalan yang tidak boleh melebihi dua kali lebar dinyatakan dengan : g 3 d 2b 0
(h)
Akhirnya, kedua variabel desain tersebut tidak boleh bernilai negatif, maka : g 4 b 0
g 5 d 0
(i)
Pada kenyataannya baik b maupun d tidak boleh bernilai nol, jadi akan digunakan nilai minimum sebagai batas bawahnya, yaitu b bmin dan d dmin.
~
Nurida F inahari ~
64
~
0 0 4 1
~
g2 = 0 g3 = 0
0 0 2 1
) 0 0 m 0 1 m ( l a 0 b 0 e 8 t 0 0 6
Optimasi Desain
Daerah Kelayakan
B
Kurva penyelesaian optimum A-B
0 0 4 0 0 2
g4 = 0
g1 = 0
A
g5 = 0 0
200
400
600
800
1000
1200
1400
lebar (mm)
Gambar 2.11. Penyelesaian grafis masalah desain beam luas penampang minimum.
Batasan-batasan permasalahan tersebut digambarkan pada gambar 2.11. dan daerah kelayakan diidentifikasi. Perhatikan bahwa fungsi biaya paralel dengan batasan g2 (kedua fungsi tersebut memiliki bentuk yang sama, bd = konstan). Jadi setiap titik di sepanjang kurva A-B menyatakan penyelesaian optimum. Terdapat desain optimum yang tidak terbatas di daerah itu dan desainer harus memilih salah satu diantaranya untuk memenuhi persyaratan. Dari sudut pandangan praktis, kondisi ini merupakan situasi yang sangat diinginkan karena menawarkan pilihan penyelesaian optimum yang sangat luas bagi desainer. Luas penampang lintang optimum adalah 112500 mm 2. Titik B merupakan titik desain optimum untuk b = 237 mm dan d = 474 mm. Titik A berkoordinat b = 527,3 mm dan d = 213,3 mm. Kedua titik ini menyatakan kondisi ekstrim penyelesaian optimum; penyelesaian lainnya terletak di dalam rentang kurva A-B.
~
Nurida F inahari ~
65
~
Optimasi Desain
~
2.8.6. Permasalahan yang tidak terselesaikan.
Jika tidak berhati-hati dalam merumuskan permasalahan desain, mungkin tidak akan tercapai penyelesaian. Hal ini terjadi jika terdapat konflik kebutuhan atau ketidakkonsistenan rumusan batasan. Kondisi lain dimana penyelesaian tidak tercapai adalah adanya terlalu banyak batasan dalam sistem, yaitu batasan-batasan yang ada tersusun sedemikian hingga tidak terdefinisikan daerah kelayakan. Kondisi in i di sebut permasalahan yang tidak terselesaikan. Untuk menjelaskannya perhatikan contoh ini. Minimumkan x1 + 2x2 dengan batasan 3x1 + 2x2 6 2x1 + 3x2 12 x1 5;
x2 5;
x1, x2 0
Batasan-batasan tersebut digambarkan pada gambar 2.12. Di sini ter lihat bahwa tidak ada daerah desain yang memenuhi semua batasan. Jadi permasalahan ini tidak terselesaikan. Dasarnya adalah dua batasan pertama bertentangan. Batasan pertama memerlukan desain di bawah garis A-G sementara batasan kedua memerlukan daerah di atas garis C-F. Selama kedua garis tersebut tidak berpotongan di kuadran satu maka tidak akan terjadi penyelesaian. x2 6
E 4
x2 = 5
D
F 2 x
1 +
x
3 x
1
=
2 =
1 2
2
5
3 x 1 + 2 x 2 = 6
A 2
C
B 4
6
x1
Gambar 2.12. Contoh masalah optimasi desain yang tidak terselesaikan.
~
Nurida F inahari ~
66
~
Optimasi Desain
~
LATIHAN UNTUK BAB 2 SUB BAB 2.6. CONTOH-CONTOH DESAIN OPTIMUM Rumusan Permasalahan
Sebuah balok 100 x 100 m disediakan untuk membangun gedung perkantoran multi fungsi. Setidaknya diperlukan lantai dengan luas total 20000 m 2. Sesuai dengan pembagian ruang, ketinggian maksimum gedung hanya bisa mencapai 21 m dan area parkir di luar gedung harus mencapai sedikitnya 25 % total area lantai. Diinginkan untuk menetapkan ketinggian setiap lantai 3,5 m saja. Biaya gedung dalam jutaan dolar diperkirakan sama dengan (0,6h + 0,001A) dimana A adalah luas penampang gedung tiap lantai dan h adalah ketinggian gedung. Rumuskan permasalahan desain untuk biaya minimum. Sebuah pertambangan memiliki 2 jenis minyak mentah yaitu : a. Minyak A dengan harga $30 per barel (bbl) dan tersedia 20000 bbl. b. Minyak B dengan harga $36/bbl dan tersedia 30000 bbl. Perusahaan ingin membuat bensin dan pelumas dari minyak mentah tersebut. Kebutuhan produksi, harga jual per barel tiap produk dan ketersediaan pasar ditunjukkan pada tabel 2.2. Berapa banyak minyak mentah yang harus digunakan untuk memaksimumkan laba ? Rumuskan masalah optimasi desainnya. Tabel 2.2. Data operasi pengeboran minyak Kebutuhan/bbl Harga jual/bbl Pasar (bbl) Minyak A Minyak B Bensin 0,6 0,8 $50 20000 Pelumas 0,4 0,2 $120 10000 Produk
~
Nurida F inahari ~
67