BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Aset tidak lancar yangg dimiliki untuk dijual. Aset tidak lancar adalah aset yang tidak memenuhi definisi atau kriteria aset lancar, baik itu dari masa pengggunaan maupun dari nominal aset tersebut, maka ase tersebut dapat digolongkan menjadi aset tetap atau aset tidak beruwujud. Dimiliki untuk dijual? artinya nilai tercatat aset akan di pulihkan melalui penjualan, bukan digunakan dalam kegiatan usaha. Suatu aset yang dimiliki untuk dojual adalah ketika enttitas berniat untuk tidak menggunakan aset tersebut dalama kegiatan operasinya, melainkan berniat unttuk menjualnya. Tujuan
International
Accounting
Standad
Board
(IAS)
adalah
tercapainya
konvergensi standar akuntansi diseluruh dunia. Saat ini, standard akuntansi yang banyak dijadikan referensi dibanyak negara didunia adalah Standar Akuntansi Internasional atau International Financial Reporting Standard (IFRS) yang disusun oleh IASB dan Standar Akuntansi Amerika Serikat (US GAAP) yang disusun oleh Financial Accounting Standad Board (FASB) di Amerika Serikat. Dua standard akuntansi ini memang cukup berbeda karena IFRS menganut Principle Based, sementara US GAAP menganut rule based . Namun demi tercapainya konvergensi ditingkat Internasional, IASB dan FASB berkomitmen untuk mengurangi perbedaan antara IFRS dan US GAAP untuk itu IAS dan FASB berinisiatif mengadakan beberapaa joint project jangka pendek yang berfokus untuk menghasilkan strandar yang lebih konvergen antara IFRS dan US GAAP. IFRS 5 mengharuskan enttas-entitas untuk melakukan reklasifikasi asset tidak lancarnya didalam laporan posisi keuangan menjadi dikuasai untuk dijual, atau pelepasan kelompok aset entitas bilamana manajemen memutuskan unttuk menjual aset tersebut di dalam satu tahun. Kelompok aset yang dihentikan penggunannya dapat dikalisifikasi sebagai operasi yang dihentikan bilamana memenuhi ceria tertentu. IFRS 5 mengisaratkan bahwa semua aset tersebut dibukukukan atas dasar yang terendah antara nilai yanf tercatat atau entitas harga jua dikurang dengan biaya untuk menjual (nilai neto yang dapat direalisasikan ). Sekali aset tersebut direklasifikasi sebagi aset yng dikuasai untuk dijual atau kelompok pelepasan asset maka aset tersebut tidak lgi merupakan subjek untuk penyusutan.
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Ruang Lingkup
Klasifikasi dan presentasi persyaratan IFRS ini berlaku untuk semua aset tidak lancar yang diakui dan untuk semua kelompok yang dibuang dari sebuah entitas. Persyaratan pengukuran IFRS ini berlaku untuk semua aset tidak lancar yang diakui dan untuk semua kelompok yang dibuang (sebagaimana diatur dalam paragraf 4), kecuali untuk aset yang tercantum dalam paragraf 5 yang akan terus diukur sesuai dengan standar yang sudah ada. Aset diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar sesuai dengan IAS 1 Penyajian Laporan Keuangan tidak akan diklasifikasikan ulang sebagai aset lancar hingga mereka memenuhi kriteria untuk diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan IFRS. Aset yang umumnya dianggap sebagai aset tidak lancar oleh suatu entitas dimana aset tersebut diperoleh secara eksklusif dengan maksud untuk dijual kembali dan tidak akan diklasifikasikan sebagai aset lancar kecuali aset tersebut memenuhi kriteria untuk diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan IFRS. Kadang – kadang sebuah entitas yang membuang atau melepas dari kelompok aset, mungkin dengan beberapa kewajiban yang secara langsung terkait dalam satu transaksi. Kelompok lepasan tersebut mungkin kelompok penghasil kas, satu unit penghasil kas atau bagian dari unit penghasil termasuk aset
kas. Kelompok mungkin berisi
aset
dan kewajiban entitas,
lancar, kewajiban lancar dan aset yang dikecualikan dari paragraf 5 dari
persyaratan pengukuran IFRS ini. Jika aset tidak lancar dalam lingkup persyaratan pengukuran IFRS ini adalah bagian dari kelompok lepasan, persyaratan pengukuran dari IFRS ini berlaku untuk kelompok secara keseluruhan, sehingga kelompok ini diukur pada nilai yang lebih rendah dari nilai tercatatnya dan nilar wajarnya dikurangi biaya – biaya untuk dijual. Persyaratan untuk mengukur aset dan kewajiban individual dalam kelompok lepasan ditetapkan dalam paragraf 18, 19 dan 23. Ketentuan pengukuran IFRS ini tidak berlaku untuk aset berikut ini, dimana sudah tercantum dalam IFRS lainnya, baik sebagai aset individu atau sebagai bagian dari kelompok lepasan: 1. Aset pajak tangguhan (IAS 12 Pajak Penghasilan). 2. Aset yang timbul dari imbalan kerja (IAS 19 Imbalan Kerja).
3. Aset keuangan dalam lingkup IAS 39 Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. 4. Aset tidak lancar yang dicatat sesuai dengan model nilai wajar dalam IAS 40 Properti Investasi. 5. Aset tidak lancar yang diukur pada nilai wajar dikurangi biaya untuk dijual sesuai dengan IAS 41 Pertanian. 6. Hak kontraktual dalam kontrak asuransi sebagaimana didefinisikan dalam IFRS 4 Kontrak Asuransi. Klasifikasi, penyajian, dan persyaratan pengukuran dalam IFRS ini berlaku untuk aset tidaklancar (atau kelompok lepasan) yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual juga berlaku untuk aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang diklasifikasikan sebagai aset untuk dimiliki dan untuk didistribusikan kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik (dimiliki untuk didistribusikan kepada pemilik). IFRS ini menentukan pengungkapan yang diperlukan dalam hal aset tidak lancar (kelompok aset buangan) diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual atau operasi dihentikan. Pengungkapan dalam IFRS lainnya tidak berlaku untuk aset tersebut (atau kelompok lepasan) kecuali IFRS mensyaratkan: 1. pengungkapan spesifik sehubungan dengan aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual atau operasi yang dihentikan; atau 2. pengungkapan tentang pengukuran aset dan kewajiban dalam kelompok lepasan yang tidak berada dalam lingkup pengukuran yang disyaratkan paragraf 5 serta pengungkapan tersebut belum tersedia dalam catatan atas laporan keuangan. Tambahan pengungkapan tentang aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual atau operasi yang dihentikan yang mungkin diperlukan untuk memenuhi IAS 1, khususnya dalam paragraf 15, 25 dari standar tersebut.
2.2
Klasifikasi Aset
PSAK 58 mensyaratkan bahwa suatu entitas mengklasifikasikan aset tidak lancar sebagai aset yang dimiliki untuk dijual jika nilai tercatatnya akan diperoleh kembali melalui transaksi penjualan, bukan penggunaan terus – menerus. Aset tidak lancar diklasifikasikan sebagai aset dimiliki untuk dijual jika memenuhi sejumlah kriteria berikut (PSAK 58 Par. 9 dan Par. 10):
-
Aset tersebut harus tersedia untuk langsung dijual dalam kondisi sekarangnya, dan.
-
Penjualan tersebut kemungkinan besar terjadi dalam waktu satu tahun. Apabila paragraf 9 dan 10 tidak lagi terpenuhi suatu aset lancar tidak boleh terus
diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual. Namun perpanjangan periode penyelesaian penjualan yang melebihi satu tahun tidak mencegah kemungkinan bahwa suatu aset untuk diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual jika penundaan tersebut disebabkan oleh peristiwa diluar kuasa entitas dan terdapat bukti yang cukup bahwa entitas tetap berkomitmen terhadap rencana penjualan aset tersebut. Aset yang diperoleh secara eksklusif dengan tujuan pelepasan selanjutnya, PSAK 58 mengatur bahwa aset tersebut harus diklasifikasikan sebagai aset dimiliki untuk dijual jika: a. Persyaratan satu tahun pada paragraf 10 terpenuhi. b. Kemungkinan besar kriteria lain pada paragraf 9 dan 10 yang belum terpenuhi pada tanggal perolehan akan dipenuhi dalam waktu singkat setelah peroleh (biasanya dalam waktu 3 bulan). PSAK 58 mengatur tentang aset tidak lancar yang akan dihilangkan tidak boleh diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual, namun jika syarat pada paragraf 37 terpenuhi, aset tersebut dapat diperlakukan sebagai operasi dihentikan.
2.3
Aset yang Dimiliki Untuk Dijual
2.3.1
Klasifikasi dari Aset Tidak Lancar (atau Kelompok lepasan) yang Dimiliki untuk Dijual atau Dimiliki untuk Didistribusikan kepada Pemilik
Sebuah entitas harus mengklasifikasikan aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) sebagai aset yang dimiliki untuk dijual jika nilai tercatatnya akan pulih terutama melalui transaksi penjualan daripada melalui kelanjutan penggunaan. Dalam kasus ini, aset (atau kelompok lepasan) harus tersedia untuk dijual segera pada kondisi sekarang hanya tunduk pada istilah lazim yang biasanya digunakan dalam penjualan aset tersebut (atau kelompok lepasan) dan penjualannya harus sangat memungkinkan. Dalam kemungkinan tertinggi penjualan, sesuai dengan kelayakan tingkat manajemen harus berkomitmen untuk merencanakan penjualan aset (atau kelompok lepasan), dan mempunyai program aktif untuk mencari pembeli dan menyelesaikan rencana yang telah dimulai. Selanjutnya, aset (atau kelompok lepasan) harus aktif dipasarkan untuk dijual dengan harga yang wajar dalam kaitannya dengan nilai wajar saat ini. Selain itu, penjualan diharapkan untuk memenuhi syarat sebagai pengakuan dari penjualan yang telah selesai dalam kurun waktu satu tahun dari tanggal klasifikasi, kecuali diizinkan dalam paragraf 9,
dan tindakan diperlukan untuk menyelesaikan rencana yang mengindikasikan bahwa tidak seperti rencana yang memiliki perubahan signifikan akan dibuat atau rencana tersebut akan ditarik. Probabilitas dari persetujuan pemegang saham (j ika diperlukan dalam yuridiksi) harus dipertimbangkan sebagai bagian dari penilaian apakah penjualan sangat memungkinkan. Sebuah entitas yang berkomitmen pada rencana penjualan menyebabkan hilangnya kontrol pada anak perusahaan yang harus mengklasifikasikan semua aset dan kewajiban yang dimiliki untuk dijual ketika tersebut ditetapkan dalam paragraf 6-8 terpenuhi, terlepas dari apakah entitas akan mempertahankan kepentingan non-pengendali di anak perusahaan setelah penjualan. Peristiwa atau keadaan dapat memperpanjang periode untuk menyelesaikan penjualan lebih dari satu tahun. Perpanjangan periode yang dibutuhkan untuk menyelesaikan penjualan tidak menghalangi aset (atau kelompok lepasan) dari pengklasifikasian sebagai aset yang dimiliki untuk dijual jika penundaan itu disebabkan oleh peristiwa atau keadaan diluar kendali entitas dan adanya bukti yang cukup bahwa entitas tetap berkomitmen pada rencananya untuk menjual aset (atau kelompok lepasan). Ini akan menjadi kasus ketika kriteria dalam Lampiran B terpenuhi. Transaksi penjualan yang meliputi pertukaran dari aset tidak lancar pada aset tidak lancar lainnya ketika pertukaran memiliki substansi komersial lainnya yang sesuai dengan IAS 16 Aset Tetap. Ketika entitas memperoleh aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) secara ekslusif dengan tujuan pelepasan berikutnya, akan mengklasifikasikan aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) sebagai aset yang dimiliki untuk dijual pada tanggal akuisisinya jika persyaratan satu tahun pada paragraf 8 terpenuhi (kecuali sebagaimana diizinkan dalam paragraf 9) dan itu sangat memungkinkan bila pada kriteria lain dalam paragraf 7 dan 8 tidak terpenuhi pada periode pendek akuisisi berikutnya (biasanya dalam waktu tiga bulan). Bila kriteria dalam paragraf 7 dan 8 tidak terpenuhi setelah periode pelaporan, sebuah entitas tidak boleh mengklasifikasikan aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) sebagai aset yang tersedia untuk dijual dalam laporan keuangan pada saat diterbitkan. Namun, ketika kriteria tersebut terpenuhi setelah tanggal pelaporan tapi sebelum persetujuan laporan keuangan untuk diterbitkan, entitas harus mengungkapkan informasi secara spesifik dalam paragraf 41(a), (b) dan (d) dalam catatan atas laporan keuangan. Aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki
untuk
didistribusikan
kepada
pemilik
ketika
entitas
berkomitmen
untuk
mendistribusikan aset (atau kelompok lepasan) kepada pemiliknya. Dalam kasus ini, aset
harus tersedia untuk didistribusikan secepatnya pada kondisinya sekarang dan distribusi harus sangat memungkinkan. Untuk distribusi yang sangat memungkinkan, tindakan untuk menyelesaikan distribusi harus dimulai dan diharapkan selesai dalam kurun waktu satu tahun dari tanggal klasifikasi. Tindakan diperlukan untuk menyelesaikan distribusi harus mengindikasikan bahwa tidak seperti perubahan yang signifikan pada distribusi yang akan dibuat atau distribusi akan ditarik. Persetujuan para pemegang saham (jika diperlukan dalam yuridiksi) harus dipertimbangkan sebagai bagian dari penilaian apakah distribusi sangat memungkinkan.
2.3.2
Aset Tidak Lancar yang Ditinggalkan
Entitas tidak boleh mengklasifikasikan aset sebagai aset yang dimiliki untuk dijual pada aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) untuk ditinggalkan. Hal ini dikarenakan nilai tercatatnya akan dipulihkan terutama melalui penggunaan yang terus – menerus. Namun, jika kelompok lepasan untuk ditinggalkan memenuhi kriteria dalam paragraf 32 (a) – (c), entitas harus menyajikan hasilnya dan arus kas dari kelompok lepasan sebagai operasi yang dihentikan sesuai dengan paragraf 33 dan 34 pada tanggal aset tersebut berhenti untuk digunakan. Aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) untuk ditinggalkan termasuk aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang digunakan pada akhir usia ekonomisnya dan aset tidak lancet (atau kelompok lepasan) lebih baik ditutup daripada dijual. Sebuah entitas tidak boleh memperhitungkan aset tidak lancar yang sementara telah diambil dari penggunaan bila sudah ditinggalkan.
2.4
Kelompok Aset yang Dilepaskan (Dijual)
Suatu kelompok aset yang dilepaskan dengan dijual atau lainnya, secara bersama – sama sebagai kelompok dalam suatu transaksi tunggal dan kewajiban yang berhubungan secara langsung dengan aset tersebut yang akan dipindahkan dalam transaksi tersebut. Dalam kelompok ini ter masuk goodwill yang diperoleh dalam penggabungan usaha jika kelompok ini adalah unit penghasil kas dimana goodwill telah dialokasikan sesuai dengan PSAK 48: Penurunan Nilai Aset atau jika operasi dalam semacam unit penghasil kas.
2.5
Pengukuran Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual atau Kelompok Aset yang Dilepaskan
Sebuah entitas harus mengukur aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual dibawah nilai tercatat dan nilai wajar dikurangi biaya – biaya untuk dijual. Entitas harus mengukur aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk didistribusikan kepada pemilik dibawah nilai tercatat dan nilai wajar dikurangi biaya untuk didistribusikan. Jika aset yang baru diakusisi (atau kelompok lepasan) memenuhi kriteria untuk diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual (lihat paragraf 11), aplikasi paragraf 15 akan menghasilkan aset (atau kelompok lepasan) yang diukur pada pengakuan awal pada nilai lebih rendah dari nilai tercatatnya (contohnya, biaya) dan nilai wajar dikurangi biaya untuk dijual. Oleh karena itu, jika aset (atau kelompok lepasan) diperoleh sebagai bagian dari kombinasi bisnis, harus diukur pada nilai wajar dan dikurangi biaya untuk dijual. Ketika penjualan diharapkan terjadi lebih dalam satu tahun, entitas harus mengukur biaya untuk menjual pada nilai sekarangnya. Setiap kenaikan nilai sekarang dari biaya untuk menjual yang timbul dari berlalunya waktu akan disajikan dalam laporan laba rugi sebagai biaya pembiayaan. Segera sebelum klasifikasi awal aset (atau kelompok lepasan) sebagai aset yang dimiliki untuk dijual, nilai tercatat dari aset (atau seluruh aset dan kewajiban dalam kelompok) harus diukur dengan sesuai dengan IFRS yang berlaku. Pada pengukuran berikutnya dari kelompok lepasan, jumlah tercatat dari nilai aset dan kewajiban yang tidak dalam lingkup IFRS ini, tapi tercantum dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual, harus diukur kembali sesuai dengan PSAK yang berlaku sebelum dikurangi nilai wajar yang dikurangi biaya untuk dijual diukur kembali. Contoh 1: PT A mempunyai aset tetap yang diperoleh 1 Desember 2010 pada biaya perolehan Rp200.000.000. Nilai residu aset diestimasikan sebesar Rp40.000.000 dan masa manfaat 10 tahun. Pada 1 Desember 2013, aset tsb diklasifikasikan sebagai aset dimiliki untuk dijual. .Nilai wajar diestimasikan Rp150.000.000 dan biaya untuk menjual adalah Rp 5.000.000. Aset tersebut terjual pada 30 Juni 2008 pada harga Rp145.000.000. Pada saat reklasifikasi aset tgl 1 Desember 20013:
a. Aset dipindahkan dari kelompok aset tetap ke kelompok aset dimiliki untuk dijual. b. Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual aset tersebut adalah Rp 145.000.000 (Rp 150.000.000 – Rp 5.000.000). Jumlah ini lebih tinggi dari nilai tercatat aset sebesar Rp 120.000.000 (Rp 200.000.000 – ((Rp 200.000.000 – Rp 40.000.000)/10 X 3). Jadi aset tetap diukur sebesar Rp120.000.000. Jurnal 1 Desember 2010 Dr. Aset dimiliki untuk dijual
Rp 120.000.000
Dr. Akumulasi depresiasi
Rp 80.000.000 Cr. Aset tetap
Rp 200.000.000
Jurnal 30 Juni 2013 Dr. Kas
Rp 150.000.000 Cr. Aset dimiliki untuk dijual
Rp 120.000.000
Cr. Keuntungan penjualan aset
RP 30.000.000
Pada saat dijual tanggal 30 Juni 2013, mengakui laba dari penjualan sebesar Rp 30.000.000 (perolehan Rp 145.000.000 – nilai tercatat kini Rp 120.0000.000).
Contoh 2: Sama seperti contoh sebelumnya, namun nilai wajar aset diestimasi Rp 90.000.000 dan biaya menjual Rp 3.000.000 Aset dijual pada tgl 30 Juni 2013 seharga Rp 87.000.000 1 Desember 2010 -
Nilai tercatat = Rp 120.0000.000
-
Nilai wajar – biaya menjual = Rp 90.000.000 – Rp 3.000.000 = Rp 87.000.000 Nilai aset direklasifikasi dan diukur pada nilai wajar dikurang biaya menjal sebesar Rp 87.000.000 (lebih rendah)
-
Rugi penurunan nilai diakui = Rp 120.0000.000 – Rp 87.000.000 = Rp 33.000.000
Jurnal 1 Desember 2010 Dr. Aset dimiliki untuk dijual
Rp 87.000.000
Dr. Akumulasi depresiasi
Rp 80.000.000
Dr. Rugi penurunan nilai
Rp 33.000.000 Cr. Aset tetap
Rp 200.000.000
Jurnal 30 Juni 2008, Tidak ada untung rugi yang diakui karena jumlah perolehan dari penjualan sama dengan nilai tercatat kini. Jurnal 30 Juni 2013 Dr. Kas
Rp 87.000.000 Cr. Aset dimiliki untuk dijual
2.6
Rp 87.000.000
Perubahan dalam Klasifikasi dari yang Dimiliki untuk Dijual
Jika entitas merubah rencananya dan memutuskan untuk tidak menjual aset ini, maka kriteria sebagai aset tidak lancar dimiliki untuk dijual tidak terpenuhi lagi. Pada tanggal keputusan dibuat, aset ini harus dinilai pada nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat awal sesaat sebelum direklasifikasi (disesuaikan dengan depresiasi, amortisasi atau revaluasi) dan nilai yang dapat terpulihkan (recoverable amount ).
2.7
Pengukuran
Ketentuan pengukuran aset tidak lancar yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual berlaku pula untuk operasi yang dihentikan.
2.8
Operasi yang Dihentikan
Operasi yang dihentikan (discontinued operation) adalah suatu komponen dalam entitas yang dilepas atau diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual, dan: -
Mewakili lini usaha atau area geografis operasi utama yang terpisah, atau
-
Bagian dari rencana tunggal terkoordinasi untuk melepaskan lini usaha atau area geografis operasi utama yang terpisah, atau
-
Entitas anak yang diperoleh secara khusus dengan tujuan dijual kembali
2.9
Penyajian dan Pengungkapan
2.9.1
Penyajian
Penyajian dalam laporan keuangan tentang operasi yang dihentikan PSAK 58 mensyaratkan pengungkapan terinci mengenai pendapatan, beban, laba atau rugi sebelum pajak, secara terpisah di Laporan Laba Rugi dan di Catatan atas Laporan Keuangan. Sedangkan pada Laporan Arus Kas, arus kas bersih dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan yang terkait dengan Operasi Dihentikan harus disajikan terpisah. Ini dilakukan agar jelas terlihat, mana arus kas yang berasal dari Operasi Berlanjut, mana yang berasal dari Operasi Dihentikan. Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa mungkin saja suatu aset (atau kelompok lepasan) yang memenuhi kriteria sebagai aset dimiliki untuk dijual dapat juga memenuhi kriteria sebagai Operasi yang Dihentikan. Aset ini akan disajikan terpisah baik di Laporan Posisi Keuangan, sebagai Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual dan di Laporan Laba Rugi serta Laporan Arus Kas, sebagai Operasi Dihentikan. Selain itu mungkin saja kriteria klasifikasi hanya terpenuhi salah satu. Berikut penjelasannya dalam bentuk tabel:
2.9.2
Pengungkapan
Selain penyajian terpisah pada Laporan Laba Rugi dan Laporan Arus Kas, pengungkapan berikut ini juga harus ditambahkan, yaitu: -
Penyesuaian yang dibuat pada periode berjalan terkait dengan Operasi Dihentikan. Jika entitas menghentikan klasifikasi sebagai komponen aset tidak lancar dimiliki untuk dijual, maka hasil yang sebelumnya disajikan sebagai Operasi Dihentikan harus direklasifikasi dan dimasukkan ke dalam Laba dari Operasi Berlanjut
BAB III KESIMPULAN
1. Akuntansi untuk aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual adalah dengan mendebet akun aset dimiliki untuk dijual dan akumulasi depresiasi serta mengkredit akun aset tetap. 2. Penyajian dari operasi yang dihentikan mensyaratkan pengungkapan terinci mengenai pendapatan, beban, laba atau rugi sebelum pajak, secara terpisah di Laporan Laba Rugi dan di Catatan atas Laporan Keuangan. Sedangkan pada Laporan Arus Kas, arus kas bersih dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan yang terkait dengan Operasi Dihentikan harus disajikan terpisah. Ini dilakukan agar jelas terlihat, mana arus kas yang berasal dari Operasi Berlanjut, mana yang berasal dari Operasi Dihentikan. 3. Selain penyajian terpisah pada Laporan Laba Rugi dan Laporan Arus Kas, pengungkapan berikut ini juga harus ditambahkan, yaitu: - Penyesuaian yang dibuat pada periode berjalan terkait dengan Operasi Dihentikan. - Jika entitas menghentikan klasifikasi sebagai komponen aset tidak lancar dimiliki untuk dijual, maka hasil yang sebelumnya disajikan sebagai Operasi Dihentikan harus direklasifikasi dan dimasukkan ke dalam Laba dari Operasi Berlanjut.