i
MAKALAH
HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT DAN AGAMA
Di susun oleh :
Irma Maesaroh
NIM 1136000065
Mata Kuliah Filsafat
Prof.Dr.H.Adang Hambali,M.Pd
Fakultas Psikologi
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Illahi robbi yang telah memberikan nikmat, karunia dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Hubungan antara Filsafat dan Agama".
Terselesaikannya makalah ini, tidak terlepas dari peran berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat :
Orang tua penulis, dan
Rekan – rekan psikologi kelas 1 B tahun 2013.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, semua pihak dapat memberi saran serta kritikan yang membangun demi kesempurnaan penulisan makalah ini selanjutnya.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat baik untuk penulis ataupun untuk pembaca makalah.
Bandung, 29 November 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan Penulisan 1
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Agama 2
2.2 Perbedaan Filsafat dan Agama 2
2.3 Hubungan Filsafat dan Agama. 3
2.4 Filsafat dan Kaitannya dengan Agama Islam 3
BAB III : PENUTUP
3.1 Simpulan 5
3.2 Saran 5
DAFTAR PUSTAKA 6
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Konsep yang dikemukakan oleh para ahli mengenai filsafat sangat beragam. Maka, banyak orang yang berpendapat termasuk Aristoteles mengemukakan bahwa filsafat sebagai usaha manusia untuk memahami segala yang ada dan yang mungkin ada. Namun, dari usaha tersebut jika melihat dari sisi lain berbeda dengan sisi lainya. Seperti perbedaan filsafat dan agama yang berbenturan dari segi pemahaman dan metode. Oleh sebab itu, penulis berusaha mencari referensi tentang hubungan dari kedua pembahasan yang berbenturan dari segi pemahaman. Makalah ini berjudul "Hubungan antara Filsafat dan Agama". Dalam makalah ini, bukan maksudnya membenturkan kedua masalah tetapi lebih mengkaji kedua pembahasan yang sebenarnya terdapat hubungan satu sama lain.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah :
Apa yang dimaksud dengan filsafat dan agama?
Apa saja perbedaan antara filsafat dan agama?
Bagaimana hubungan antara filsafat dan agama?
Bagaimana kaitan antara filsafat dan agama Islam?
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah :
Untuk mengetahui pengertian filsafat dan agama.
Untuk memahami perbedaan antara filsafat dan agama.
Untuk memahami hubungan antara filsafat dan agama.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Agama dan Filsafat
Agama secara terminologi berasal dari bahasa Sansakerta yaitu a berarti tidak dan gama berarti kacau. Menurut Endang Saefudin Anshari agama atau dien (Bahasa Arab) dan religi (Bahasa Inggris) yaitu suatu sistem tata keimanan dan keyakinan atas sesuatu yang mutlak di luar manusia dan suatu sistem tata peribadatan manusia kepada yang Maha Mutlak. Ahmad Tafsir membagi definisi agama yaitu menekankan dari segi rasa iman kepada sesuatu dan agama sebagai peraturan agar manusia dapat mentertibkan dirinya.
Khalil Gibran memandang agama sebagai sesuatu yang menjamin manusia selamat di dunia dan di akherat. Rabindranath Tagore menyebut agam sebagai tata sistem nilai yang diberikan Tuhan kepada manusia. Sementara itu, dalam buku "Pengantar Ilmu Filsafat" menuliskan bahwa agama adalah perasaan yang mendalam akan ketergantungan, kepercayaan pada bukan kekuatan manusia, dan cinta kepada Tuhan.
Dari pemaparan berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa agama adalah sistem nilai atau sistem ajaran yang memberitahu kepada manusia bagaiamana hidup dengan baik dan tentang arti kehidupan ini.
Filsafat berasal dari bahasa yunani, philo yaitu cinta dan shopia yaitu bijaksana. Dalam buku "Metodologi penelitian filsafat", pengertian filsafat terbagi menjadi dua : filsafat itu refleksif dan sebuah ilmu. Filsafat merupakan kegiatan perenungan tentang hakikat realitas yang meliputi hakikat manusia, semesta dan Tuhan, maka disebut refleksif. Sementara itu, filsafat merumuskan hakikat realitas secara sistematis-metodis. Filsafat itu sebuah ilmu karena menjadi sitematisasi pandangan hidup secara menyeluruh.
2.2 Perbedaan Filsafat dan Agama
Filsafat dan agama tidak mungkin disamakan hal ini dikarenakan awal berpikir antara filsafat dan agama berbeda. Filsafat berawal dari keragu-raguan, sesuatu yang non empiris dan tidak bersifat observasional. Pendekatannya menggunakan olah pikir logis yang mendalam dan rasional. Sementara agama berawal dari kebenaran mutlak Tuhan yang mencakup informasi dan pengetahuan.
Kaum agamawan berbeda cara berpikirnya dengan filosof yang memandang kebenaran bukan dari akal yang sifatnya "menciptakan". Tetapi, akal hanya sebagai alat yang berguna untuk memahami apa yang sudah ada di luar diri manusia. Maka dari itu, agama memiliki ajaran yang di luar aspek empiris dan rasio. Hal ini disebabkan agama memiliki wahyu. Menurut A.M Saefudin, wahyu adalah suatu informasi keajaiban yang tidak bisa diramalkan oleh setiap manusia. Tidak semua wahyu bisa diterima oleh daya indera dan rasio manusia.
Agama dan filsafat bertentangan jika tidak ditempatkan pada posisi yang benar. Menurut M.Quraish Shihab hubungan antara ilmu pengetahuan -termasuk filsafat- tidak mungkin sederajat karena agama turun dengan kemutlakannya sedangkan filsafat dan ilmu pengetahuan hadir bersama relativitasnya. Kegagalan umat Kristen di masa lalu menurut Quraish Shihab disebabkan tidak menempatkan posisi agama dalam hubungan ilmu pengetahuan.
2.3 Hubungan Filsafat dan Agama
Perbedaan-perbedaan filsafat dan agama pasti akan memunculkan suatu pertanyaan tentang hubungan atau keterkaitan. Filsafat menggunakan rasio membantu seseorang memperkuat keimanannya. Menurut Bacon, filsafat akan menolong kita menanamkan keyakinan-keyakina fundamental religius dalam suatu fondasi intelektual. Maka dari itu, manusia harus menempatkan filsafat sebagai metode berpikir dalam memahami agama bukan sebagai agama baru.
Hubungan antara agama dan filsafat sangat dekat. Dalam agama kita berusaha menyesuaikan diri dengan dunia dan diri kita sendiri. Banyak agama yang meyakinkan keimanannya dengan dunia secara keseluruhan contohnya mengimani berbagai ciptaan Tuhan. Tetapi, ini bukan inti dari agama karena yang inti atau utama dalam agama adalah ibadah kepada Tuhan atau meraih kebajikan dan perlindungan-Nya.
Filsafat adalah metode berpikir yang dimanfaatkan fungsi-fungsi dan saran berpikir yang dimiliki manusia. Dalam agama Islam, manusia yang seperti itu adalah manusia yang memanfaatkan seluruh dayanya. Filsafat memberikan perluasan terhadap pengetahuan alam semesta. Manusia merenungkan dengan metode filsafat untuk mengetahui apa kekuasaan Tuhan.
Tujuan dari filsafat berkaitan dengan agama. Filsafat bertujuan cinta akan kebijaksanaan, ketentraman, dan mencapai kepuasan batin. Sementara agama tujuan memahaminya adalah menciptakan ketentraman, harmoni, penyesuaian dan keselamatan.
2.4 Filsafat dan Kaitannya dengan Agama Islam
Filsafat ternyata berkembang di kalangan muslim. Banyak para tokoh muslim yang merupakan filsuf Islam. Tetapi, dalam penamaan filsafat Islam sangat berbeda-beda. Nurcholis Madjid menyebut filsafat adalah bagian dari hikmah. Hikmah ialah rahasia Tuhan yang tersembunyi yang hanya bisa diambil manfaat dan pelajarannya pada masa dan waktu lain. Selain itu, filsafat disebut juga filsafat arab. Meskipun berbeda penamaan tetapi definisinya sama bahwa filsafat Islam adalah pengetahuan tentang hakikat, rahasia dan tujuan Islam, baik yang menyangkut materinya maupun penetepannya.
Perkembangan filsafat diakui menjadi bagian dari agama (Islam) karena memiliki tujuan yang sama yakni mencari hakikat kebahagiaan dengan jalan yang benar. Dalam perkembangan lain, filsafat Islam berbeda dengan filsafat Yunani. Hal ini dikarenakan memiliki suatu pemikiran tersendiri dan sumber utama yaitu Al-Qur'an.
Jika dilihat dari persperktif lain, filsafat terasa butuh menurut tokoh-tokoh muslim yang digunakan sebagai metode berpikir yang rasio dan ilmiah. Sebagai contoh terdapat objek filsafat menurut ahli ushul fiqh yaitu falsafah tasyri dan falsafah syariah. Falsafah tasyri adalah filsafat yang menguatkan hukum Islam sementara falsafah syariah adalah filsafat yang diungkapkan dari materi-materi hukum.
Tokoh-tokoh filsuf muslim yang terkenal yaitu Al-Kindi, Ar-Razi, Al-Farabi, Ikhwan Ash-Shafa', Ibnu Maskawaih, Ibnu Sina, Al-Ghazali, Ibnu Bajjah, Ibnu Tufail, Ibnu Rusyd. Mereka telah menganggap pentingnya filsafat sebagai metode yang digunakan dalam agama terutama agama Islam. Jika kita mencari lebih lanjut terdapat sebuah ayat yang berkaitan dengan pemikiran (filsafat) yaitu dalam Q.S Al-Baqarah ayat 164 :
164. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.
Dalam ayat ini secara tidak langsung Allah menyuruh kita untuk berpikir, merenungkan segala penciptaan-Nya. Maka dari itu, para filsuf muslim menggunakan metode filsafat untuk lebih mengokohkan agama Islam bukan bermaksud menyelewengkan agama mereka.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Setelah pembahasan di Bab II telah dikemukakan maka penulis mengambil simpulan sebagai berikut :
Agama adalah sistem nilai atau sistem ajaran yang memberitahu kepada manusia bagaiamana hidup dengan baik dan tentang arti kehidupan ini. Sementara filsafat adalah cinta akan kebijaksanaan atau perenungan (reflektif) dan sebuah ilmu yang sistematis.
Perbedaan filsafat dan agama yaitu jika filsafat merupakan awal dari keragu-raguan dan berpikir logis sedangkan agama berasal dari Tuhan yang kebenarannya mutlak tidak bisa diganggu gugat. Sehingga menurut M.Quraish Shihab, hubungan antara ilmu pengetahuan -termasuk filsafat- tidak mungkin sederajat karena agama turun dengan kemutlakannya sedangkan filsafat dan ilmu pengetahuan hadir bersama relativitasnya.
Filsafat dan agama saling berhubungan. Filsafat adalah metode berpikir yang dimanfaatkan fungsi-fungsi dan saran berpikir yang dimiliki manusia. Manusia merenungkan dengan metode filsafat untuk mengetahui apa kekuasaan Tuhan. Adapun, tujuan dari filsafat berkaitan dengan agama. Filsafat bertujuan cinta akan kebijaksanaan, ketentraman, dan mencapai kepuasan batin. Sementara agama tujuan memahaminya adalah menciptakan ketentraman, harmoni, penyesuaian dan keselamatan.
Filsafat ternyata juga berkembang di kalangan muslim di Arab. Maka terciptalah filsafat Islam. Filsafat Islam menggunakan pemikiran yang sumber utamanya Al-Qur'an. Filsafat menjadi metode dalam agama Islam. Hal ini sesuai dengan ayat Al-Qur'an yang menyuruh manusia untuk menjadi manusia berpikir dalam Q.S Al-Baqarah ayat 164. Maka dari itu, filsafat berkaitan dengan agama Islam.
3.2 Saran
Sehubungan materi yang sudah dijelaskan di bab sebelumnya maka penulis menyarankan untuk tidak menempatkan filsafat dan agama secara sembarangan. Filsafat dan agama harus ditempatkan sesuai dengan kaidah sehingga satu sama lain tidak saling bertentangan atau ada permusuhan diantara filsuf dan agamawan. Maka dari itu, diharapkan untuk memahami secara luas tentang filsafat dan agama sebelum menempatkannya terlebih dahulu.
DAFTAR PUSTAKA
Thomas White Patrick,Geoge.2008.Pengantar Singkat Ilmu Filsafat.Bandung : Intelekia Pratama Press.
Sumarna, Cecep.2006.Melacak Jejak Filsafat.Bandung : Sangga Buana.
Supriyadi, Dedi.2009.Pengantar Filsafat Islam.Bandung : Pustaka Setia.
Bakker, Anton.1990.Metodologi Penelitian Filsafat.Yogyakarta : Kanisius.
ii
1
iii