MEKANISME KERJA ANTIBODI
Ada 2 cara : 1. Langsung menyerang penyebab penyakit tersebut 2. Dengan mengaktifkan sistem komplemen, merusak penyebab penyakit tersebut
1. Kerja langsung antibodi terhadap agen penyebab penyakit dengan cara : a. Aglutinasi : terikat bersama-sama menjadi satu kelompok b. Presipitasi : kompleks molekuler dari antigen yang larut dan antibodi menjadi begitu besar sehingga berubah menjadi tidak larut dan membentuk presipitat c. Netralisasi : antibodi menutupi tempat-tempat yang toksis dari agen yang bersifat antigen d. Lisis : beberapa antibody yang sangat kuat kadang-kadang mampu langsung menyerang membran sel agen penyebab penyakit sehingga menyebabkan sel tersebut robek dan lisis. 2. Komplemen Sistem yang terdiri dari kira-kira 20 protein, 11 terpenting (yang utama) yaitu C1, C2, C3, C4, C5, C6, C7, C8, C9, B, D. Dalam kondisi kond isi inaktif dapat diaktifkan melalui 2 jalur: 1. Jalur Klasik 2. Jalur Alternatif 1. Jalur Klasik Diaktifkan oleh suatu reaksi antigen-antibodi. Kemudian tempat reaktif yang spesifik pada bagian ba gian “yang “ yang tetap” dari antibody antibod y menjadi tidak tertutup/aktif, kemudian gabungan ini berikatan dengan molekul C1 dari sistem komplemen, lalu masuk ke rangkaianrangkaian reaksi. Pada akhirnya menimbulkan efek-efek penting : 1. Opsonisasi mengaktifkan fagositosis oleh neutrofil dan makrofag 2. Lisis salah satu produk yang dihasilkan rangkaian komplemen kompleks litik (gabungan dari banyak faktor komplemen ditandai dgn c5b6789 pengaruh langsung untuk merobek membrane sel bakteri/lainnya. b akteri/lainnya. 3. Aglutinasi saling melekat satu sama lain 4. Netralisasi Virus enzim komponen & produk komplemen lainnya dapat menyerang struktur beberapa virus nonvirulen 5. Kemotaksis fragmen C5a menyebabkan kemotaksis dari neutrofil dan makrofag migrasi ke dalam regio lokal dari agen antigen
6. Pengaktifan sel mast dan basofil oleh C3a, C4a, C5a sel mast & basofil melepaskan histamine, heparin, dll. peningkatan aliran darah setempat, kebocoran cairan dan protein plasma ke dalam jaringan 7. Efek inflamasi akibat pengaktifan sel mast dan basofil
2. Jalur Alternatif Tanpa perantara oleh suatu reaksi antigen-antibodi. Hal ini terutama terjadi dalam respon terhadap molekul-molekul polisakarida besar dalam membrane sel mikroorganisme. Bahan ini (polisakarida) bereaksi dengan faktor komplemen B & D, menghasilkan bahan pengaktif yang mengaktifkan faktor C3 untuk memulai rangkaian komplemen yang tersisa di luar C3.
Pada dasarnya semua yang dihasilkan dari jalur klasik maupun alternatif adalah sama.
LIMFOSIT T
Antigen berikatan dengan molekul reseptor pada permukaan sel T dengan cara yang sama ketika antigen berikatan dengan antibody. Pada satu sel T tunggal terdapat 100.000 tempat reseptor. Macam-macam sel T : 1. Sel T Helper Pengatur utama yang sesungguhnya bagi seluruh fungsi imun. Memproduksi limfokin jenis-jenis yang penting : IL-2, IL-3, IL-4, IL-5, IL-6, interferon ɤ. Tanpa limfokin yang berasal dari sel T Helper maka sistem imun yang tersisa hampir seluruhnya lumpuh. 2. Sel T sitotoksik sel penyerang langsung yang mampu membunuh mikroorganisme bahkan membunuh sel-sel tubuh sendiri. Pada permukaan sel T sitotoksik terdapat protein reseptor yang menyebabkan terikat erat dengan antigen spesifiknya. Setelah berikatan, sel T sitotoksik mensekresi protein pembentuk lubang yang disebut perforin. Kemudian cairan dari ruang interstisial akan mengalir secara cepat ke dalam sel. Selain itu, sel sitotoksik juga melepaskan substansi sitotoksiknya secara langsung ke dalam sel yang diserang. Hampir dengan segera, sel yang diserang menjadi sangat membengkak dan biasanya tidak lama kemudian akan terlarut 3. Sel T Supressor mempunyai kemampuan untuk menekan fungsi sel T sitotoksik dan sel T helper, menjaga agar tidak menyebabkan reaksi imun yang berlebihan yang mungkin saja sangat merusak tubuh. Sel T suppressor berperan penting dalam membatasi kemampuan sistem imun untuk menyerang jaringan tubuh orang itu sendiri, yang disebut toleransi iimun.
Antigen
APC
IL-1
MHC
Antigen yang diolah
Reseptor antigen spesifik
Sel T Helper
Sel T Sitotoksik Limfokin
Proliferasi
Sel T Supressor Diferensiasi
Antigen
Ig G
SEL B
SEL
Ig M
PLASMA
Ig A Ig E
Sumber : Guyton&Hall halaman 555