PAP SMEAR
Denny’s Bercia 030.06.058
Pendahuluan... Pada tahun 1940 Dr. Dr. George Papanicolaou seorang Patologis berkebangsaan Amerika, mengembangkan sebuah teknik penapisan (Pap Smear) untuk mengetahui keberadaan keberadaan sel kanker kanker yang terdapat terdapat pada servik. Sebagai hasil dari penemuan teknik penapisan tersebut angka kematian yang diakibatkan oleh kanker Serviks telah menurun secara signifikan dalam 40 tahun terakhir. Penapisan Penapisan tersebut tidak hanya dapat menemukan sel kanker, tapi juga sel pendahulunya ( pre-cancerous pre-cancerous cell) Dengan diidentifikasi dan dieradikasinya dieradikasinya sel tersebut maka progresifitas progresifitas dari sel sel kanker dapat dicegah.
Pendahuluan... Pada tahun 1940 Dr. Dr. George Papanicolaou seorang Patologis berkebangsaan Amerika, mengembangkan sebuah teknik penapisan (Pap Smear) untuk mengetahui keberadaan keberadaan sel kanker kanker yang terdapat terdapat pada servik. Sebagai hasil dari penemuan teknik penapisan tersebut angka kematian yang diakibatkan oleh kanker Serviks telah menurun secara signifikan dalam 40 tahun terakhir. Penapisan Penapisan tersebut tidak hanya dapat menemukan sel kanker, tapi juga sel pendahulunya ( pre-cancerous pre-cancerous cell) Dengan diidentifikasi dan dieradikasinya dieradikasinya sel tersebut maka progresifitas progresifitas dari sel sel kanker dapat dicegah.
ANATOMI & Histologi serviks ANATOMI SERVIKS Serviks
Bagian Uterus yang terendah & menonjol ke vagina bagian atas
Terbagi T erbagi 2 bagian : Supravaginal & vaginal (portio)
Berbentuk silinder, panjang 2.5-3cm. Disusun sedikit otot polos Bagian luar dari serviks pars vaginalis disebut ektoserviks. Di bagian tengah portio terdapat satu lubang yang disebut ostium uteri ek sternum. Ostium uteri internum dan ostium uteri eksternum dihubungkan oleh
ANATOMI & Histologi serviks HISTOLOGI SERVIKS
Epitel Serviks terdiri dari dua macam epitel : bagian ektoserviks dilapisi oleh sel-sel yang sama dengan sel-sel pada vagina yaitu epitel skuamosa, berwarna merah muda dan tampak mengkilat. Bagian endoserviks atau kanalis servikalis dilapisi oleh epitel kolumner.
Metapalsia
perubahan fisiologik pada epitel serviks karena pH vagina
Definisi PAP SMEAR Pap Smear atau tes Pap adalah suatu prosedur untuk memeriksa kanker serviks pada wanita. Pap Smear meliputi pengumpulan selsel dari leher rahim dan kemudian diperiksa di bawah mikroskop untuk mendeteksi lesi kanker atau prakanker.
Tujuan dan Manfaat Pap Smear Evaluasi sitohormonal
Mendiagnosis peradangan
Identifikasi organisme penyebab peradangan Mendiagnosis kelainan prakanker leher rahim dan kanker leher rahim dini atau lanjut Memantau hasil terapi
Indikasi tes pap smear Summary of 2012 Screening Guidelines from the American Cancer Society, American Society for Colposcopy and Cervical Pathology, and American Society for Clinical Pathology
Parameter
ACS Rekomendasi
Usia memulai skrining
Mulai skrining sitologi pada usia 21 tahun, mempertimbangkan riwayat seksual sebelumnya.
Skrining antara usia 21–29
Skrining dengan sitologi saja setiap 3 tahun. * Pemeriksaan HPV tidak harus dilakukan pada kelompok umur ini.
Skrining antara usia 30-65
Skrining dengan kombinasi sitologi dan pemeriksaan HPV setiap 5 tahun (dianjurkan) atau sitologi saja setiap 3 tahun. * Skrining HPV saja secara umum tidak direkomendasikan..
Usia berhenti skrining
Usia 65 tahun, jika wanita memiliki skrining awal negatif dan tidak dinyatakan risiko tinggi kanker serviks.
Skrining setelah histerektomi
tidak diindikasikan untuk wanita tanpa leher rahim dan tanpa riwayat lesi prakanker grade tinggi (misalnya, CIN2 atau CIN3) dalam 20 tahun terakhir atau kanker serviks.
Wanita yang vaksin HPV
Skrining dengan rekomendasi yang sama dengan wanita tanpa vaksin HPV.
tanpa
Pedoman ini tidak ditujukan pada populasi spesial ( seperti, wanita dengan riwayat kanker serviks, wanita yang rahimnya terpapar dietilstilbestrol, wanita yang immunocompromised) yang mungkin membutuhkan skrining lebih intensif atau
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pap Smear
Umur •
Perubahan sel-sel abnormal pada leher rahim paling sering ditemukan pada usia 35-55 tahun dan memiliki resiko 2-3 kali lipat untuk menderita kanker leher rahim
Sosial ekonomi •
Golongan sosial ekonomi yang rendah sering kali terjadi keganasan pada sel-sel mulut rahim, hal ini karena ketidak mampuan melakukan pap smear secara rutin.
Paritas •
Paritas dengan jumlah anak lebih dari 2 orang atau jarak persalinan terlampau dekat mempunyai resiko terhadap timbulnya perubahan sel-sel abnormal pada leher rahim
Usia wanita saat nikah •
Usia menikah <20 tahun mempunyai resiko lebih besar mengalami perubahan sel-sel mulut rahim
cara pemeriksaan pap smear Pemeriksaan Sitologi Konvensional Terdapat beberapa keterbatasaan : • Sampel Tidak Memadai karena sebagian sel tertinggal pada brus • Kualitas preparat tergantung pada operator pembuat usapan pada kaca benda • Kemampuan deteksi terbatas Pemeriksaan Sitologi Berbasis Cairan atau liquid •
• • • • •
Keunggulan pemeriksaan ini : Hampir 100% sel yang terambil dimasukkan ke dalam cairan tabung sampel Proses terstandardisasi karena menggunakan prosesor otomatis Meninkatkan keakuratan deteksi awal adanya kelainan sel leher rahim Sampel dapat digunakan untuk pemeriksaan HPV DNA
PEMERIKSAAN SERVIKS
Persiapan Pemeriksaan Pap Smear Menghindari persetubuhan, penggunaan tampon, pil vagina, ataupun mandi berendam dalam bath tub, selama 24 jam sebelum pemeriksaan • Tidak sedang menstruasi •
Prosedur Pemeriksaan Pap Smear Persiapan alat-alat yang akan digunakan, meliputi spekulum bivalve (cocor bebek), spatula Ayre, kaca objek yang telah diberi label atau tanda, dan alkohol 95%.
Vaginal Speculum
Pasien berbaring dengan posisi litotomi.
Warm Speculum
Warm water Not too hot
Lubricates speculum
Don’t use K-Y, Surgilube or Vaseline to lubricate speculum
Pasang spekulum sehingga tampak jelas vagina bagian atas, forniks posterior, serviks uterus, dan kanalis servikalis.
Squamo-Columnar Junction
Periksa serviks apakah normal atau tidak.
Spatula Spatula dengan ujung pendek dimasukkan ke dalam endoserviks, dimulai dari arah jam 12 dan diputar 360˚ searah jarum jam.
Concave end to fit the cervix
Convex end for vaginal wall and vaginal pool scrapings
Sample Cervix
Use concave end
Rotate 360 degrees
Don’t use too much force (bleeding, pain)
Don’t use too little force (inadequate sample)
Cytobrush
Insert ~ 2 cm (until brush is fully inside canal)
Rotate only 180 degrees (otherwise will cause bleeding)
Make Pap Smear Sediaan yang telah didapat, dioleskan di atas kaca objek pada sisi yang telah diberi tanda dengan membentuk sudut 45˚ satu kali usapan.
As thin as possible
Properly labeled
Fiksasi
Celupkan kaca objek ke dalam larutan alkohol 95% selama 10 menit.
Kemudian sediaan dimasukkan ke dalam wadah transpor dan dikirim ke ahli patologi anatomi.
Prosedur Pemeriksaan Pap Smear
Syarat Pengambilan Bahan Bahan pemeriksaan harus berasal dari porsio leher rahim
Pengambilan pap smear dapat dilakukan setiap waktu diluar masa haid, yaitu sesudah hari siklus haid ketujuh sampai dengan masa pramenstruasi Apabila klien mengalami gejala perdarahan diluar masa haid dan dicurigai penyebabnya kanker leher rahim, sediaan pap smear harus dibuat saat itu walaupun ada perdarahan. Pada peradangan berat, pengambilan sediaan ditunda sampai selesai pengobatan. Klien dianjurkan untuk tidak melakukan irigasi vagina (pembersihan vagina dengan zat lain), memasukkan obat melalui vagina atau melakukan hubungan seks sekurang-kurangnya 24 jam, sebaiknya 48 jam. Klien yang sudah menopause, pap smear dapat dilakukan kapan saja.
PEMERIKSAAN SITOLOGI KONVENSIONAL DAN BERBASIS CAIRAN
Interpretasi Hasil Pap Smear
Klasifikasi Papanicolaou membagi hasil pemeriksaan menjadi 5 kelas :
Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV Kelas V
•
tidak ada sel abnormal.
•
terdapat gambaran sitologi atipik, namun tidak ada indikasi adanya keganasan.
•
gambaran sitologi yang dicurigai keganasan, displasia ringan sampai sedang.
•
gambaran sitologi dijumpai displasia berat.
•
keganasan.
Interpretasi Hasil Pap Smear
Sistem CIN :
CIN I CIN II CIN III
•
merupakan displasia ringan dimana ditemukan sel neoplasma pada kurang dari sepertiga lapisan epitelium
•
displasia sedang dimana melibatkan dua pertiga epitelium.
•
displasia berat atau karsinoma in situ yang dimana telah melibatkan sampai ke basement membrane dari epitelium
Interpretasi Hasil Pap Smear
Klasifikasi Bethesda 2001 adalah sebagai berikut :
1.
Sel skuamosa
a)
Atypical Squamous Cell of Undetermined Significance (ASC-US) yaitu sel skuamosa atipikal yang tidak
dapat ditentukan secara signifikan. Sel skuamosa adalah datar, tipis yang membentuk permukaan serviks.
Interpretasi Hasil Pap Smear
Klasifikasi Bethesda 2001 adalah sebagai berikut :
b) Low-grade Squamous Intraephitelial Lesion (LSIL) , yaitu
tingkat rendah berarti perubahan dini dalam ukuran dan bentuk sel. Lesi mengacu pada daerah jaringan abnormal, intaepitel berarti sel abnormal hanya terdapat pada permukaan lapisan sel-sel.
Interpretasi Hasil Pap Smear
c)
Klasifikasi Bethesda 2001 adalah sebagai berikut :
High-grade Squamosa Intraepithelial (HSIL) berarti bahwa terdapat
perubahan yang jelas dalam ukuran dan bentuk abnormal sel-sel ( prakanker ) yang terlihat berbeda dengan sel-sel normal.
Interpretasi Hasil Pap Smear
Klasifikasi Bethesda 2001 adalah sebagai berikut :
d)
Squamous Cells Carcinoma
Interpretasi Hasil Pap Smear
2.
Klasifikasi Bethesda 2001 adalah sebagai berikut : Sel glandular a) Atypical Glandular Cells (AGC), specify endocervical, endometrial or not otherwise specified (NOS) b) Atypical Endocervical Cells, favor neoplastic, specify endocervical or not otherwise specified
(NOS) c)
Endocervical Adenocarcinoma In situ (AIS)
d) Adenocarcinoma.
Kelebihan Pap Smear :
Bisa dilakukan di berbagai rumah sakit dan bahkan ada di tingkat Puskesmas Biaya pemeriksaan relatif murah dan terjangkau
Kekurangan Pap Smear
Sampel yang diambil tidak dari seluruh bagian serviks sehingga ada bagian yang bisa jadi tidak terdeteksi Mungkin tidak memperlihatkan kondisi sel yang sebenarnya
Akurasi antara 80% hingga 90%
Komplikasi
Komplikasi yang terjadi jarang, hal ini berupa perdarahan ringan dan infeksi. Pasien harus diedukasi tentang kemungkinan bercak darah yang keluar dari vagina segera setelah pap smear dilakukan, karena hal ini dianggap normal.
Alur penatalaksanaan hasil pap smear