Sistem Hormon Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa kelenjar tanpa saluran (ductless (ductless)) yang menghasilkan hormon yang yang ters tersir irku kula lasi si di tubu tubuh h mela melalui lui alir aliran an darah untuk mempengaruhi organ-organ lain lain.. Sist Sistem em endok endokri rin n tida tidak k mema memasu sukka kkan n kelenjar eksokrin seperti kelenjar ludah, ludah, kelenjar keringat, keringat, dan kelenjar-kelenjar lain dalam saluran gastroinstestin. gastroinstestin. Horm Hormon on adala adalah h suat suatu u zat zat kimi kimiaa yang yang diha dihasi silk lkan an oleh oleh kelom kelompo pok k sel sel tak tak bersaluran atau kelenjar buntu (endokrin). Hormon bersama-sama dengan saraf berfungsi sebagai pengatur dan pengendali kerja alat-alat tubuh. Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan" dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, yang yang selanj selanjutn utnya ya akan akan menerj menerjemah emahkan kan "pesan" "pesan" terseb tersebut ut menjad menjadii suatu suatu tindaka tindakan. n. Horm Hormon on
died diedar arka kan n
oleh oleh
dara darah h
menuj enuju u
ke
jar jaringa ingan/ n/or orga gan n
sasa sasarran
yang yang
dipengaruhinya. Jaringan sasaran akan memberikan reaksi, sedangkan jaringan bukan sasaran tidak memberikan reaksi. Emosi juga dipengaruhi kerja hormon. Gejala yang muncul akibat kerja hormon dapat diketahui, misalnya jantung berdebar-debar karena takut atau muka memerah karena malu. Hormon dalam tubuh ada yang bekerja sepanjang hidup dan ada yang bekerja pada waktu tertentu. Hormon yang mengatur proses metabolisme aktif selama manusia manusia itu hidup. Namun,hormon Namun,hormon hormon pertumbuhan pertumbuhan hilang setelah setelah manusia manusia berumur 20 – 25 tahun. Melalui darah , hormon – hormon itu kemudian secara umum mempengaruhi jaringan – jaringan , berbagai organ maupun sistem organ lain. Beberapa hormon juga hanya memiliki pengaruh lokal di tempat yang menghasilkannya. Dalam hubungan deng dengan an
susu susuna nan n
sara saraf, f,
horm hormon on
samp sampai ai
bata batass
tert terten entu tu
berf berfun ungs gsii
menj menjag agaa
keseim keseimban bangan gan regula regulasi si dan bekerj bekerjany anyaa berbag berbagai ai bagian bagian dalam dalam tubuh. tubuh. Hormon Hormon –
1
hormon saling mempengaruhi daya kerja masing – masing. Sebagian hormon mempengaruhi secara langsung, sebagian lagi melalui mekanisme pembalikan pada hipotalamus dan hipofisis. Hormon dapat digolongkan menjadi 3 kelompok berikut : 1. Hormon – hormon dari asam amino, misalnya : tiroksin, triiodotironin, adrennalin, noradrenalin. 2. Hormon – hormon peptida dan protein, misalnya : paratiroid, hormon pertumbuhan, insulin, glukagon. 3. Hormon – hormon steroid, misalnya : kortikosteroid dan hormon kelamin ( androgen, estrogen, dan progesteron ).
Fungsi Hormon Beberapa fungsi hormon secara umum adalah sebagai berikut : 1. Mengontrol aktifitas kelenjar tubuh. 2. Merangsang aktifitas kelenjar tubuh. 3. Merangsang pertumbuhan jaringan. 4. Mengatur metabolisme, oksidasi, meningkatkan absorbsi glukosa pada usus halus. 5. Mempengaruhi metabolisme lemak, protein dan karbohidrat.
2
Macam – Macam Kelenjar Endokrin, Letak, Fungsi dan Hormon yang Disekresikannya. Pada tubuh manusia, kelenjar endokrin dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu : hipotalamus, hipofisis, tiroid, paratiroid, timus, adrenal, pineal, pankreas dan kelamin. Setiap kelenjar memiliki letak, fungsi serta hormon yang bermacam – macam. Untuk lebih jelasnya berikut akan dibahas mengenai masing – masing kelenjar.
1. Kelenjar Hipotalamus
3
Hipotalamus memegang peranan yang sangat penting dalam pengaturan sistem endokrin dan sistem saraf. Hipotalamus menerima informasi dari sistem saraf melalui tubuh dan bagian otak, kemudian mengatur sistem endokrin untuk menanggapi kondisi lingkungan. Hipotalamus menyekskresikan hormon – hormon yang mengatur aktifitas dari kelenjar hipofisis. Hormon – hormon yang dikeluarkan oleh hipotalamus merupakan sekresi dari sel – sel neurosekretori.
2. Kelenjar Hipofisis (Pituitari) Kelenjar hipofisis disebut juga master of gland , karena hormon yang dihasilkan hipofisis akan mempengaruhi pengeluaran hormon lain. Hipofisis berada pada tulang dasar tengkorak yang dinamakan tulang sella tursica. Kelenjar hipofisis terdiri atas hipofisis anterior, hipofisis intermediet, dan hipofisis posterior.
a. Hipofisis Anterior
Hipofisis anterior menghasilkan hormon – hormon sebagai berikut : 1.
Somatotrofin (GH = Growth Hormone) disebut juga hormon pertumbuhan.
Hormon
pertumbuhan
akan
mempengaruhi
perpanjangan tulang yaitu mengaktifkan sel-sel tulang pada cakram epifisis. 2.
Gonadotrofin (FSH = Follicle Stimulating Hormone ) berperan dalam merangsang pembentukan hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar tiroid.
3.
ACTH
(Adrenocarticotropic
Hormone)
berperan
dalam
merangsang pembentukan dan sekresi hormon steroid yang dihasilkan oleh bagian korteks ginjal.
4
4.
Prolaktin
(PRL
=
Lactogen
Hormone)berperan
dalam
merangsang produksi air susu ibu dan merangsang produksi hormon progesteron. 5.
LH (Luteinizing Hormone)
6.
Tirotrofin
b. Hipofisis Intermediet
Hipofisis intermediet pada manusia sudah tidak menghasilkan hormon , tetapi pada hewan tertentu seperti bunglon berfungsi mengatur pigmentasi pada proses perubahan warna. Hormon yang dihasilkan adalah Melanocyte Stimulating Hormone. c. Hipofisis Posterior
Hipofisis posterior menghasilkan Antidiuretic Hormone (ADH) dan oksitosin. ADH berperan dalam proses reabsorbsi air dan garam – garam mineral pada tubulus kontorti dalam nefron. Dengan adanya ADH keseimbangan cairan di dalam ginjal tetap dipertahankan.
3. Kelenjar Tiroid (Kelenjar Gondok) Kelenjar tiroid atau kelenjar gondok ada sepasang, terdapat pada leher. Kelenjar gondok benyak mengandung pembuluh darah, menghasilkan hormon tiroksin, triiodotironin, dan hormon kalsitonin.hormon tiroksin berperan dalam mengatur metabolisme karbohidrat dalam tubuh. Hal ini berkaitan erat dengan proses oksidasi dalam tubuh, penyediaan energi, produksi panas, pertumbuhan, kematangan mental, serta pengaturan distribusi air dan garam mineral.
4. Kelenjar Paratiroid Kelenjar paratiroid atau kelenjar anak gondok terletak di bagian belakang kelenjar tiroid. Kelenjar paratiroid berjumlah 4 buah. Kelenjar anak gondok menghasilkan Parathyroid Hormone (PTH) yang berfungsi meningkatkan kadar
5
kalsium dalam darah dan fosfat (PO4 3+). Kadar kalsium yang diambil berasal dari kalsium yang berada pada tulang.
5. Kelenjar Timus Kelenjar timus hanya dijumpai pada anak – anak usia dibawah 18 tahun. Kelenjar timus terletak di dekat tulang dada dan berwarna kemerah – merahan. Kelenjar timus terdiri atas 2 lobus. Pada bayi yang baru lahir, kelenjar ini sangat kecil dan beratnya kira – kira 10 gram atau lebih sedikit. Ukurannya bertambah pada masa remaja mencapai 30 – 40 gram, kemudian berkerut lagi. Kelenjar timus menghasilkan hormon timosin yang berfungsi merangsang perkembangan dari limfosit T. limfosit T berperan dalam kekebalan tubuh.
6. Kelenjar Adrenal Kelenjar adrenal disebut sebagai kelenjar anak ginjal. Kelenjar adrenal berjumlah 2 dan terdapat pada bagian atas dari ginjal. Ukuran kelenjar adrenal berbeda – beda , beratnya rata – rata 5 – 6 gram. Kelenjar adrenal ini terbagi atas 2 bagian yaitu bagian luar (korteks) dan bagian dalam (medula). Bagian medula suprarenalis menghasilkan hormon adrenalin (epinefrin) dan noradrenalin (norepinefrin). Noradrenalin menaikkan tekanan darah dengan jalan merangsang serabut otot di dalam dinding pembuluh darah untuk berkontraksi. Adrenalin membantu metabolisme karbohidrat dengan cara menambah pengeluaran glukosa dari hati. Hormon adrenalin disekresikan di bawah pengendalian sistem persarafan simpatis. Sekresinya bertambah dalam keadaan emosi seperti marah dan takut serta
6
dalam keadaan lapar. Pengeluaran yang berlebih tersebut dapat menaikkan tekanan darah untuk melawan shock. Bagian korteks adrenal menghasilkan hormon glukokortiroid, androgen dan mineral kortikoid. Hormon glukokortiroid berperan dalam meningkatkan kadar glukosa darah melalui perubahan glikogen dalam hati menjadi glukosa dalam darah. Androgen berfungsi bersama – sama dengan hormon yang dihasilkan gonad (alat kelamin) dalam menentukan karakter alat kelamin sekunder. Ciri kelamin sekunder pada laki – laki seperti pertumbuhan kumis dan membesarnya suara. Adapun pada wanita yaitu berkembangnya kelenjar susu (glandula mammae). Hormon mineral kortikoid berfungsi mengatur volume darah , tekanan darah , serta kadar natrium dan kalium dalam darah.
7. Kelenjar Pinealis (Epifise) Kelenjar pinealis terletek di kekat otak tepatnya diatas otak kecil ( cerebellum). Kelenjar ini memiliki ukuran sebesar kacang ercis. Kelenjar pinealis menghasilkan hormon melatonin. Hormon melatonin berfungsi dalam pengaturan hubungan suhu tubuh dengan tidur, misalnya seseorang yang sedang tidur lelap jika suhu tubuhnya naik maka orang tersebut akan terbangun. Suhu tubuh turun disebabkan melatonin menurun.
8. Kelenjar Pankreas Kelenjar ini terletak didekat usus duabelas jari dan hati. Di dalam pankreas terdapat pulau- pulau Langerhans. Pulau-pulau Langerhans ini mengandung sel- sel endokrin yaitu sel alfa dan sel beta. Sel alfa menghasilkan hormon glukagon sedangkan sel- sel beta menghasilkan homon insulin. Glukagon berfungsi mengubah glikogen menjadi glikosa. Apabila kadar glukosa dalam darah tinggi, hormon insulin akan mengubah glukosa menjadi glikogen. Hormon insulin diberikan untuk
7
pengobatan diabetes. Insulin merupakan sebuah protein yang dapat dicernakan oleh onzim-enzim pencernaan protein.
9. Kelenjar Kelamin Kelenjar kelamin pada pria dalah testis yang terletak pada skrotum dan menghasilkan hormon testosteron. Fungsi hormon testosteron adalah mengontrol ciri kelamin pada laki-laki, misalnya tumbuh jenggot dan kumis. Selain itu, hormon testosteron merangsang pematangan sperma. Kelenjar kelamin pada wanita adalah ovarium. Kelenjar ovarium terletak di samping kiri dan kanan uterus. Kelenjar tersebut menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Estrogen berperan dalam proses pembentukan dan pematangan ovum serta mengatur ciri kelamin sekunder pada wanita, misalnya payudara dan pinggul membesar. Adapun progesteron berperan dalam penebalan dinding rahim agar siap menerima sel telur yang sudah mengalami pembuahan. Untuk lebih jelas mengenai letak hormon – hormon tersebut dapat dilihat pada tabel berikut : No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kelenjar Hipotalamus Hipofisis Tiroid Paratiroid
Letak Otak besar Di dasar otak besar yang disebut hipotalamus Pada pangkal tenggorok, dekat jakun Tertanam pada permukaan belakang kelenjar gondok,
Timus Adrenal Pinealis Pankreas Kelamin
terdiri dari empat struktur kecil. Di balik tulang dada Di permukaan atas sepasang ginjal Di dekat otak tepatnya di atas otak kecil Di dalam pankreas, menghasilkan hormon insulin a. Pada pria terdapat di testis b. Pada wanita terdapat di ovarium
Secara spesifik hubungan antara kelenjar endokrin, hormon yang dihasilkan serta fungsinya dapat dilihat dalam tabel berikut :
8
Kelenjar Pituitari
Hormon Fungsi a. Hormon pertumbuhanMerangsang pertumbuhan badan (GH) b. Hormon perangsang Merangsang kelenjar tiroid tiroid (TSH) merembeskan hormon tiroksina. c. Hormon antidiuresis Merangsang penyerapan semula air dari (ADH) tubul ginjal. d. Hormon perangsang Merangsang perkembangan folikel Graaf folikel (FSH) dan tubul semen. e. Hormon peluteinan Menyebabkan pembebasan ovum (LH) daripada ovari dan perkembangan folikel menjadi korpus luteum. Merangsang perembesan hormon seks oleh ovari dan testis. f. Hormon Merangsang korteks adrenal adrenokortikotrof menghasilkan hormon. (ACTH) g. Hormon prolaktin Merangsang perembesan susu oleh kelenjar susu. h. Hormon oksitosin Merangsang pengecutan otot uterus semasa bersalin. Tiroid Tiroksina Mengawal kadar metabolisme sel badan, khususnya respirasi dalam mitokondria. Mengawal arah aktivitas, menggalakkan pertumbuhan yang normal bagi rangka dan perkembangan mental. Kelompok sel Insulin Menyebabkan penukaran glikosa kepada Langerhans Glukagon glikogen. dalam Menyebabkan penukaran glikogen pankreas kepada glukosa. Adrenal Adrenalina Menyediakan badan untuk menentang atau lari dalam keadaan kecemasan dengan merangsang peningkatan arah glukosa dalam darah. Mengawal tekanan osmosis darah melalui penyerapan semula ion natrium. Aldosteron Ovari Estrogen Merangsang perkembangan organ seks perempuan dan ciri seks sekunder seperti perkembangan kelenjar susu dan
9
pembesaran buah dada. Menyebabkan dinding uterus menebal untuk penempelan uterus. Progesteron Testosteron
Testis
Merangsang perkembangan organ seks lelaki dan ciri seks sekunder seperti pertumbuhan misai dan suara menjadi kasar. Merangsang spermatogenensis.
Kelainan – Kelainan yang Berkaitan dengan Sistem Hormon 1. Gigantisme, kelainan yang terjadi karena kelebihan GH semasa kecil yang menyebabkan pertumbuhan raksasa. 2. Dwarfisme, kelainan yang terjadi karena kekurangan GH yang menyebabkan terlambatnya prose pertumbuhan sehingga mengakibatkan kekerdilan. 3. Akromegali, kelainan yang terjadi karena kelebihan GH bersifat lokal pada saat dewasa. Gejalanya ditandai dengan pembesaran ukuran tulang – tulang wajah jemari tangan dan kaki. 4. Diabetes insipidus, kelainan yang terjadi karena kekurangan ADH. 5. Kretinisme, kelainan pertumbuhan yang terjadi karena kekurangan tiroksin sejak kecil (hipotiroidisme) yang menyebabkan anak tersebut pendek dan gemuk dan memiliki tingkat IQ yang rendah dan keterbelakangan mental. 6. Miksoedema, kelainan pertumbuhan yang terjadi karena kekurangan tiroksin saat dewasa. Penyakit ini ditandai dengan gejala tubuh lesu, kelebihan berat badan, kebotakan, denyut nadi lemah, temperatur tubuh rendah dan kulit yang kasar. 7. Basedow diseases, kelainan pertumbuhan yang terjadi karena kelebihan tiroksin pada waktu dewasa. Gejala penyakit ini yaitu suhu tubuh relatif tinggi mata terbelalak, mudah marah – marah , cepat tersinggung, badan agak kurus.
10
8. Goiter atau gondok, kelainan yang disebabkan kurangnya iodium, hal ini akan menyebabkan kelenjar gondok akan merangsang sel – sel penyusunnya untuk mengadakan pembelahan. 9. Arteriosklerosis, menyempitnya pembuluh darah karena adanya pelapisan CaCO3 pada pembuluh arteri sehingga elastisitas arteri menjadi berkurang. Hal ini menyebabkan tulang rapuh dan gigi keropos. 10. Sindrom cushing, merupakan suatu kumpulan gejala – gejala penyakit yang disebabkan sekresi yang berlebihan dari glukokortikoid. Gejala – gejala dari kelainan ini yaitu otot – otot mengecil , osteoporosis, luka sulit sembuh, dan gangguan mental. 11. Addison, suatu penyakit akibat kurangnya sekresi hormon glukokortikoid. Gejala – gejala dari penyakit ini yaitu menurunnya tekanan darah, turunnya daya tahan tubuh, serta lesu mental dan fisik. 12. Diabetes mellitus, penyakit ini disebabkan kekurangan hormon insulin. Ciri – ciri kelainan ini adalah kadar glukosa dalam urine tinggi, mudah haus dan mudah lelah.
11
DAFTAR PUSTAKA Riandari, Henny. 2009.Theory and Application of Biology 2. Solo : Tiga Serangkai. Karmana, Oman. 2007. Cerdas Belajar Biologi. Bandung : Grafindo. Sudjadi, Bagod. 2005. Biologi Sains Dalam Kehidupan. Surabaya : Yudhistira www.google.com
12