SWR Meter Standing Wave Ratio
Standing wave ratio disingkat SWR kadang-kadang disingkat dengan nama VSWR (Voltage Standing Wave Ratio). Bila impedansi saluran transmisi tidak sesuai dengan transceiver maka akan timbul daya refleksi (reflected power) pada saluran yang berinterferensi dengan daya maju (forward power). Interferensi ini menghasilkan gelombang berdiri (standing wave) yang besarnya tergantung pada besarnya daya daya refleksi. refleksi. VSWR didefinisikan sebagai perbandingan tegangan maksimum dan tegangan minimum gelombang berdiri pada saluran transmisi :
VSWR = Daftar Komponen D1,D2 = 1N34, 1N60 (dioda germanium) C1,C2 = 0,001 uF keramik VR1 = 100 ohm trimpot VR2 = 50 Kohm potensio C3 = 0,001 uF J1,J2 = konektor , PL259 M1 = 0 – 1 1 mA linear S1 = single pole, toggle switch L = kabel koaxial RG 58 A/U panjang 9,5cm Konstruksi SWR dapat dinyatakan sebagai berikut :
Vf adalah tegangan maju ke antena (forward) Vr adalah adalah tegangan pantul dari antena (reflected) (reflected ) Rangkaian SWR meter dapat dilihat pada gambar 1. Konstruksi cukup sederhana, tetapi dapat diandalkan dan dapat dibuat dengan komponen yang banyak terdapat di pasaran. Komponen utamanya adalah kabel koaxial yang sesuai dengan saluran transmisi (RG 58 A/U, impedansi 50 ohm). Potonglah kabel koaxial sepanjang 3,75 inch (2,54 % 3,75 = 9,5 cm) lalu ujungnya dikupas sepanjang 1/8 inch. Tepat di tengah-tengah, koaxial dikerat dengan pisau yang tajam atau cutter. Kupaslah konduktor luar yang berupa anyaman. Lalu
isolator dikerat sehingga koduktor dalam terlihat. Kemudian solderkan konduktor dalam dengan 100 ohm trimpot melalui sepotong kawat kecil. Tahanan ini nantinya diatur sehingga sama dengan impedansi saluran. Jagalah agar konduktor dalam dan luar tidak terhubung singkat (diisolasi dengan cellotape). Selanjutnya ujung-ujung koaxial bagian luar disolder pada bagian tengah kedua konektor. Salah satu komponen yang kritis adalah meter. Untuk ini dipakai 0 – 1 1 mA linier, tetapi skalanya dikalibrasikan terhadap skala SWR. Letak variabel resistor trimpot harus di tengah-tengah koaxial. Ini menentukan kesetimbangan titik nol. Tegangan maju yang berupa titik imbas disearahkan oleh D1 dan melalui Low Pass Filter C1 yang kemudian dideteksi M1. Sedangkan tegangan pantul akan melalui D2 dan C2. Berilah tanda FWD dan REF pada saklar S1, ANT, dan TX pada konektor yang sesuai. Kalibrasi
1. Hubungan SWR meter diantara TX dan antena atau dummy load pada konektor yang sesuai (TX ke pesawat, ANT ke antena). 2. Letakkan saklar S1 pada posisi FWD. Hidupkan pesawat TX. Jarum akan menunjuk ke suatu angka. Aturlah VR2 sehingga jarum mencapai skala maksimum. 3. Ubah saklar pada REF. Jarum akan menunjuk ke suatu angka (misal 1,5). 4. Balikkan posisi SWR meter. TX ke antena dan pesawat ke ANT. Ulangi prosedur 2 dan 3. Jarum Jarum harus menunjuk menunjuk angka angka yang sama (misal 1,5). 5. Bila prosedur 4 tidak tercapai putar trimpot VR1. Bila hal ini tidak menolong berarti VR1 sedikit ke kiri atau ke kanan. 6. Ulangi prosedur 1 sampai 5 berulang-ulang sampai penunjukan meter sama. Pengukuran SWR
Kadang-kadang SWR meter tidak menunjukkan harga standing wave ratio yang sebenarnya, terutama bila SWR jauh dari 1 : 1. Ini akibat rugi-rugi pada saluran transmisi. Hal ini dapat dilihat pada gambar 2. 2. SWR meter diletakkan dekat pemancar. Misalkan tegangan maksimum yang keluar dari TX adalah 10 volt. Karena rugi-rugi saluran, tegangan yang sampai di antena adalah 9 volt. Tegangan pantul dari antena 3 volt. Tegangan ini disalurkan ke TX yang juga mengalami redaman. Sampai di TX tinggal 2,7 volt. SWR yang terbaca :
isolator dikerat sehingga koduktor dalam terlihat. Kemudian solderkan konduktor dalam dengan 100 ohm trimpot melalui sepotong kawat kecil. Tahanan ini nantinya diatur sehingga sama dengan impedansi saluran. Jagalah agar konduktor dalam dan luar tidak terhubung singkat (diisolasi dengan cellotape). Selanjutnya ujung-ujung koaxial bagian luar disolder pada bagian tengah kedua konektor. Salah satu komponen yang kritis adalah meter. Untuk ini dipakai 0 – 1 1 mA linier, tetapi skalanya dikalibrasikan terhadap skala SWR. Letak variabel resistor trimpot harus di tengah-tengah koaxial. Ini menentukan kesetimbangan titik nol. Tegangan maju yang berupa titik imbas disearahkan oleh D1 dan melalui Low Pass Filter C1 yang kemudian dideteksi M1. Sedangkan tegangan pantul akan melalui D2 dan C2. Berilah tanda FWD dan REF pada saklar S1, ANT, dan TX pada konektor yang sesuai. Kalibrasi
1. Hubungan SWR meter diantara TX dan antena atau dummy load pada konektor yang sesuai (TX ke pesawat, ANT ke antena). 2. Letakkan saklar S1 pada posisi FWD. Hidupkan pesawat TX. Jarum akan menunjuk ke suatu angka. Aturlah VR2 sehingga jarum mencapai skala maksimum. 3. Ubah saklar pada REF. Jarum akan menunjuk ke suatu angka (misal 1,5). 4. Balikkan posisi SWR meter. TX ke antena dan pesawat ke ANT. Ulangi prosedur 2 dan 3. Jarum Jarum harus menunjuk menunjuk angka angka yang sama (misal 1,5). 5. Bila prosedur 4 tidak tercapai putar trimpot VR1. Bila hal ini tidak menolong berarti VR1 sedikit ke kiri atau ke kanan. 6. Ulangi prosedur 1 sampai 5 berulang-ulang sampai penunjukan meter sama. Pengukuran SWR
Kadang-kadang SWR meter tidak menunjukkan harga standing wave ratio yang sebenarnya, terutama bila SWR jauh dari 1 : 1. Ini akibat rugi-rugi pada saluran transmisi. Hal ini dapat dilihat pada gambar 2. 2. SWR meter diletakkan dekat pemancar. Misalkan tegangan maksimum yang keluar dari TX adalah 10 volt. Karena rugi-rugi saluran, tegangan yang sampai di antena adalah 9 volt. Tegangan pantul dari antena 3 volt. Tegangan ini disalurkan ke TX yang juga mengalami redaman. Sampai di TX tinggal 2,7 volt. SWR yang terbaca :
Namun bila bila SWR diletakkan diletakkan di dekat antena, antena, SWR yang terbaca terbaca adalah :
Ternyata kedua pengukuran berbeda. Hasil yang benar adalah 1 : 2,0. Jadi bila SWR meter diletakkan dekat TX SWR yang sesungguhnya lebih besar daripada yang terukur. Kesalahan akan bertambah besar bila saluran transmisinya panjang. Dalam praktek cara pertama boleh dipakai bila SWR menunjukkan rendah (SWR 1 : 1,1) karena penambahannya sedikit. Tetapi bila penunjukan 1 : 1,0 atau lebih segeralah pindahkan SWR meter ke dekat antena agar penunjukannya tidak terlalu banyak meleset. meleset. Apalagi Apalagi bila koaxialnya koaxialnya panjang panjang sekali (20 (20 meter atau atau lebih) atur atur kembali matching antena anda. Selamat bereksperimen.
Gambar 1
Gambar 2
http://www.elektroindonesia.com/elektro/el02e.html
SWR ( Standing Wave Ratio )
SWR adalah singkatan dari Standing Wave Ratio, kadang-kadang disebut dengan nama VSWR (Voltage Standing Wave Ratio). Bila impedansi pada kabel koaksial tidak sesuai dengan transceiver maka akan timbul daya refleksi (reflected power) pada kabel yang berinterferensi dengan daya maju (forward power). Interferensi ini menghasilkan gelombang berdiri (standing wave) yang besarnya tergantung pada besarnya daya refleksi.
alat untuk mengukur SWR disebut SWR meter, kadang kadang bersatu dengan Power Meter.
ini gambar SWR / Power Meter....
rumus perhitungan SWR adalah sebagai berikut : dimana Vf adalah voltase daya maju ( forward ) sedangkan Vr adalah Voltase daya pantul ( reflected
)
rasio yang diharapkan, tentunya 1:1, artinya energi yang di keluarkan seluruhnya akan tersalur ke antenna
cara mengukur SWR adalah sebagai berikut :
1. Siapkan SWR meter dan jumper kabel ( kabel pendek ) yang telah dipasang konektor di kedua ujungnya. 2. Cabut konektor kabel koaksial ke antenna dari transceiver, lalu sambung ke SWR meter yang bertuliskan ANT, sementara kabel jumper dipasang di tulisan TX pada SWR meter dan disambung ke konektor antenna pada transceiver. 3. Switch pada SWR meter dipasang di FWD, lalu pencet PTT mic beberapa saat, lihat jarum penunjuk pada meter terus lakukan putaran pada CAL sampai jarum pas di ujung. 4. Sambil terus memencet PTT pada mic, geser switch di SWR meter ke REF ( pd beberapa merek pada posisi SWR ) dan jarum akan menunjukkan nilai SWR pada antenna tersebut.
perlu diperhatikan, karena test tsb akan memancarkan sinyal, maka sebelum melakukan hal diatas mohon di cek dulu,apakah frekuensi tersebut sedang dipergunakan ????
lalu, apakah memasang SWR meter di dekat TX dibanding dekat antenna akan memberikan hitungan berbeda???
ya....terutama kalau kabel yang dipergunakan sangat panjang ( lebih dari 20 meter )......jadi sebaiknya pada kasus ini pengukuran dilakukan di dekat antenna agar nilai SWR yang terukur lebih akurat.
juga agar diperhatikan, SWR meter yang digunakan harus sesuai dengan frekuensi TX yang akan diukur ( artinya.........SWR untuk HF tidak bisa dipakai mengukur VHF / 2 meter , juga sebaliknya..........
http://elektronika-ys.blogspot.com/2011/06/swr-standing-wave-ratio.html
SWR adalah singkatan dari istilah Standing Wave Ratio, sedang SWR meter adalah alat untuk mengukur SWR. Alat ini penting untuk setiap stasiun radio. Dapat dipasang diantara pesawat transmitter dan koaksial kabel yang menuju ke antena. Harus dijaga agar SWR meter menunjukkan angka
yang
rendah,
sedapat
mungkin
1.1.
Apabila
SWR
meter
menunjukkan angkadi atas 1.5 berarti antena tidak match. Kalau transmit terus, dalam jangka waktu yang lama, pesawat akan menjadi panas. Apabila
dilanjutkan
lagi,
pesawat
dapat
mengalami
kerusakan.
Perlu dijaga agar SWR tetap menunjukkan angka yang rendah, hal ini dimaksudkan agar pesawat awet. Kecuali itu SWR yang rendah memberikan kemungkinan bekerja pada band yang cukup lebar dengan tanpa
menjalankan
tuner.
Sangat mengutungkan bila SWR meter tetap terpasang agar setiap saat kemungkinan terjadinya perubahan SWR dapat cepat diketahui dan segera dapat diambil langkah-langkah dan tidak keburu merusakkan pesawat. Walaupun disadari bahwa adanya penambahan alat tersebut akan menambah sedikit losses akan tetapi keamanan lebih terjamin.
SWR meter yang dilengkapi dengan tuner dapat menambah kelebaran frekuensi kerja, akan tetapi juga akan sedikit menambah losses. Kebanyakan rekan amatir lebih menyukai berusaha mengeset antena
dengan
SWR
serendah
mungkin
daripada
harus
menggunakan
tuner. Antena dengan SWR 1 : 1.1 biasanya sudah dianggap cukup baik dan sudah dapat memberikan kelebaran band yang cukup. http://senkombanten0307.blogspot.com/2012/04/apa-itu-swr.html
Skema Rangkaian SWR Meter dan Cara Kalibrasi Posted by oprekzone
8
JAN
Skema Rangkaian SWR Meter dan Cara Kalibrasi. Pada Transmisi Daya RF, apabila Impedansi Saluran Transmisi tidak sesuai dengan Impedansi Beban (antenna), maka akan muncul Daya Pantul (Reflected Power ) pada saluran transmisi menuju sumber (transmitter ). Daya pantul ini akan berinterferensi dengan daya dari pemancar (Forward Power ) dan menghasilkan Gelombang Tegangan Berdiri pada saluran (Volt Standing Wave). Nilai SWR dapat dihitung melalui perbandingan Impedansi Beban terhadapImpedansi Saluran Transmisi, yaitu :
Pengukuran Nilai VSWR dapat dilakukan dengan mengukur perbandingan tegangan maju (forward ) dan tegangan pantul (reverse). Kita dapat membuat SWR Meter dengan skema seperti di bawah ini :
Bagian utama dalam Membuat SWR Meter adalah potongan kabel coaxial 50 Ohm sepanjang 12 cm. Dapat digunakan RG-58 A/U atau RG-8 untuk dapat melewatkan daya yang lebih besar. Bagian tepi dikupas dan dibuang serabut luarnya sehingga tinggal tersisa 10 cm yang memiliki serabut luar. Selanjutnya bagian tengah dikerat sekitar 2 cm sehingga terlihat serabut luarnya. Kemudian dirangkai seperti skema di atas. Pemilihan VU Meter sangat kritis, pengertiannya adalah kualitas dari VU Meter harus diperhatikan khususnya arus nominalnya. Standar VU untuk SWR Meter adalah 0 – 100 uA. Namun masih dapat ditoleransi dengan pemakaian VU Meter 0 – 1 mA, dengan kompensasi sensitivitas SWR Meter yang berkurang. Selain itu, Karaktersitik VU Meter harus dipastikan Linear, artinya skala penunjukan harus Linear. Di lain pihak dalam Membuat SWR Meter, Konstruksi dari Sheldingsangat menentukan sekali terhadap kebocoran RF dan nilai Impedansi dari selubung rangkaian SWR Meter. Kalibrasi Rangkaian SWR Meter : Hubungkan SWR Meter antara pemancar dengan Dummy Load 50 Ohm. Hubungkan sesuai posisi konektor (TX ke pemancar dan ANT ke Dummy Load ). Atur posisi VR2 pada minimal. Hidupkan pesawat dan atur VR2 ke arah maksimal sampai jarum Forward mencapai skala Maksimal. Sambil memperhatikan jarum Reverse. Atur VR1 sampai jarum Reverse menunjuk pada skala Nol (Minimal), sambil memperhatikan kondisi jarum Forward agar selalu pada skala maksimal (mungkin harus merubah sedikit posisi VR2). Matikan pesawat. Balik posisi SWR Meter (TX ke Dummy Load dan ANT ke Pesawat). Nyalakan Pesawat. Pastikan jarum Reverse pada skala Maksimal dan jarum Forward pada skala Nol (Minimal). Apabila tidak demikian, putar sedikit VR1 dan ulangi langkah no.2 s/d 4. Kalau tindakan no.4 tidak juga memperoleh penunjukan yang sama (jarum Reverse tidak menunjuk skala Maksimal dan Forward tidak Minimal), maka yang harus dilakukan adalah menggeser posisi solderan VR1 pada serabut luar Coaxial sedikit ke kiri atau ke kanan. Ulangi langkah no.1 sampai dengan 5 hingga memperoleh hasil penunjukan yang sama.
Hasil pengukuran SWR Meter sangat ditentukan oleh Kualitas dan Panjang Saluran Transmisi karena rugi-rugi saluran, khususnya apabila SWR Meter diletakkan dekat pemancar (Transmitter ) dan kabel transmisi yang begitu panjang. Misal, sebuah pemancar dengan tegangan keluar 12 volt. Karena rugi-rugi pada saluran transmisi maka tegangan yang sampai ke antena 10 Volt. Karena ketidak-sesuaian Impedansi Beban dengan Impedansi Saluran Transmisi, maka muncul tegangan pantul sebesar 3 Volt menuju pemancar. Dan karena rugi-rugi saluran transmisi, tegangan pantul yang sampai ke pemancar tinggal 2,5 Volt. Maka VSWR terukur adalah :
Jika SWR Meter diletakkan di ujung saluran transmisi dekat dengan antena, maka VSWR terukur adalah :
Ternyata dengan menempatkan SWR Meter di ujung saluran transmisi dekat dengan antena diperoleh hasil pengukuran VSWR yang lebih tinggi dibanding menempatkan SWR Meter dekat dengan pemancar. Kalau demikian dimanakah seharusnya SWR Meter ditempatkan?. Tentunya menempatkan SWR Meter dekat dengan pemancar lebih menguntungkan apabila nilai VSWR rendah (1 atau 1,1). Kalau VSWR masih menunjuk angka yang tinggi (diatas 1,5 atau hampir menyentuh 2,0), maka Matching Antenna perlu dilakukan.
http://oprekzone.com/skema-rangkaian-swr-meter-cara-kalibrasi/
DUMMY
LOAD
Salah satu peralatan standar amatir radio dan adalah “RF Dummy Load”. RF Dummy Load yaitu sebuah resistor murni dengan besaran impedansi yang sesuai dengan saluran transmisi yang digunakan, dummy load tidak harus bernilai 50 Ohm, bisa 75 Ohm, 120 Ohm, atau berapa saja. Karena mayoritas saluran transmisi pada transceiver adalah 50 Ohm, maka banyak yang kita dapati dipasaran dummy load Tadi
Kontruksi
memiliki saya
impedansi menyebutkan
murni impedansi
Dummy
sebesar murni,
50 apa
Ohm. artinya
:
Load
Bila kita bekerja pada frekuensi tinggi, maka kita akan dikenalkan dengan sebutan impedansi riil atau murni dan impedansi imaginer atau khayal. Impedansi imajiner atau khayal dibagi menjadi 2, yaitu bersifat induktif (kumparan) atau bersifat kapasitif (kondensator), dalam teori rangkaian listrik ketiganya
dituliskan
Z Z
= adalah
R
impedansi
notasi
yaitu
campuran
bilangan
khayal,
impedansi riil
impedansi untuk
berikut:
+
impedansi
adalah adalah
R
kompleks,
adalah
X j
sebagai
khayal -j
adalah
riil
dan
jX khayal
(satuan
(satuam
Ohm)
(satuan kapasitif,
+j
Ohm)
Ohm) adalah
induktif
Pandangan
Atas
Pandangan
Bawah
Pandangan
Dengan
Pandangan
Tengah
Konektor
Utuh
Sebuah antenna hertzian, atau antenna yang memenuhi kaidah/ hukum hertz, ambil saja dipole 1/2 lambda, ia memiliki impedansi (hampir) murni, yaitu memiliki impedansi khayal yang mendekati nilai nol,
sementara
Apa
impedansi
riilnya
gunanya
RF
Sebagian 1.
memiliki
nilai
hampir
Dummy
50
Load
?
jawabanya,
Sebagai
pengganti
antenna
saat
Ohm.
misalkan:
melakukan
testing
terhadap
Transmitter.
Pada saat melakukan testing transmitter, selalu gunakan dummy load sebagai pengganti antenna. Sesuaikan besarnya impedansi dummy load dengan impedansi output transmitter, biasanya 50 Ohm, sehingga akan diperoleh SWR = 1, sehingga akan mencegah transistor final mengalami kerusakan. 2.
Sebagai
referensi
dalam
melakukan
tuning
antenna.
Dummy load yang matched dengan saluran transmisi transmitter maka akan menmberikan SWR = 1, maka bila antenna kita memberikan nilai SWR > 1, maka nilainya tidak sama dengan 50 Ohm. Cara
membuat
RF
Dummy
Bahan-bahan 1. 2.
Jack PCB
Load
yang
mudah
yang atau
Polos,
Socket
untuk
murah
yang
saya
digunakan
PL
memasang
dan
(sesuai socket
dan
buat
:
adalah:
dengan
terminal
antenna
tempat
menyatukan
kaki-kaki
anda) resistor
3. 20 Buah resistor masing-masing 2W dengan nilai 1K, sehingga dummy load akan memiliki kemampuan
mendisipasi
daya
RF
sampai
dengan
2W
x
20
=
40
W
4. Untuk Konektor /sambuangan saya sarankan yang langsung jangan sambungan seperti contoh jadi lebih
murah
(25rb)
Usahakan resistor ini tidak bersifat induktif, dan hindari resistor kotak yang berwarna putih. Potong PCB bulat dengan diameter 3 cm, buat lobang untuk menempatkan kabel RG 58, lalu lakukan penyolderan semua resistor tersebut secara paralel, sehingga total nilai resistor adalah 50 Ohm. Lihat gambar
RF
Dummy
Load
yang
saya
buat,
sederhana
dan
murah.
Oh ya, karena resistor bulat yang bersifat resistif ini di pasaran biasanya memiliki kemampuan disipasi daya maksimum sebesar 2 W, maka untuk membuat RF Dummy Load dengan kemampuan
disipasi daya lebih besar dapat digunakan lebih banyak resistor dengan cara menghitung sbb: Jumlah
Resistor
=
Harga
Sebuah
Resistor
/
50
Contoh: Resistor
2K/2W,
Kemampuan
maka
Disipasi
Daya
membutuhkan
2.000
=
x
40
/ 2
50 W
= =
40
buah
80
Watt
Sya telah menggunakan RF Dummy Load buatan sendiri tersebut cukup baik untuk VHF (Very High Frequency). Terakhir mudah2an bermanfa’at dan jangan lupa komentarnya.
http://bangmiing.blogspot.com/2010/10/dummy-load.html
SWR Meter Pada saluran transmisi selain gelombang datang mengalir pula gelombang yang memantul kembali ke transmiter. Gelombang datang arahnya dari sumber ke beban (dari pemancar ke antena) sedangkan gelombang pantul dari arah yang sebaliknya (dari antena ke pemancar). Untuk mengukur daya gelombang-gelombang tersebut diperlukan Power Meter. Bi asanya pada Power Meter terdapat dua skala, satu untuk daya datang dan satu lagi untuk daya pantul, skala untuk daya pantul lebih kecil dari skala daya datang.
SWR Meter (Standing Wave Ratio Meter – pengukur perbandingan gelombang tegak) digunakan untuk mengukur perbandingan gelombang datang dan gelombang pantul. Dengan kata lain SWR Meter digunakan untuk mengukur seberapa match sebuah sumber signal frekwensi yang dipancarkan melalui saluran transmisi dengan akhir pelepasan pada antena. Prinsip kerja SWR Meter didasari Power Meter. Jika pada suatu pengukuran hanya terdapat Power Meter maka SWR dapat dihitung dari daya datang. Untuk keadaan yang tidak match akan didapatkan SWR > 1. Untuk keadaan yang paling buruk dimana semua daya datang dipantulkan kembali (Pf = Pr) akan didapatkan SWR = tak terhingga. Kesimpulan tersebut menjelaskan bahwa pancaran signal akan optimal bila impedensi pada saluran transmisi dan antena sebagai beban mempunyai impedensi yang sama sesuai dengan yang dibutuhkan oleh transmiter, dan juga berarti transmiter akan bekerja lebih ringan karena tidak menerima gelombang pantul dari frekwensi yang dipancarkan.
Dummy Load
Agar daya yang dipancarkan dari alat pemancar menghasilkan daya yang optimal, impedansi output dari penguat daya tingkat akhir harus sama dengan impedansi saluran transmisi dan impedansi antena. Untuk itu diperlukan penalaan untuk menyamakan impedansi pada saluran transmisi dalam hal ini adalah kabel coax agar dapat nilai impedansi yang sama sesuai frekwensi yang dipancarkan pada transmiter. Impedansi dari antena sangat tergantung pada frekuensi. Sedangkan impendasi dari saluran transmisi tergantung dari kelipatan lamda yang didapat sesuai dengan impedansi dari panjang saluran transmisi tersebut. Sehingga antena dan saluran transmisi tidak dapat dipakai sebagai acuan untuk menala impedensi. Sebagai gantinya diperlukan sebuah beban yang diketahui impedansinya dengan pasti sebagai acuan (Dummy Load), yang harus bebas dari pengaruh frekuensi dan dapat menangani pembuangan daya yang besar (merubah semua daya datang menjadi panas). Impedansi Dummy Load umumnya 50 atau 75 Ohm. Resistor terpengaruh frekuensi, meskipun pada kenyataannya resistor tidak hanya bersifat resistif tetapi mempunyai sifat induktif dan kapasitif parasit meskipun kecil.
Dummy Load dapat dibuat sendiri dengan memasang paralel beberapa resistor sehingga didapatkan resistansi dan daya yang diinginkan. Resistor keramik banyak dipakai untuk membuat dummy load. Resistor keramik harganya lebih murah dan mempunyai daya tahan terhadap panas cukup baik serta bisa didapatkan dengan daya lebih besar. Memparalel beberapa resistor, selain untuk mendapatkan daya besar, dimaksud pula memperkecil induktansi liar dari resistor-resistor tersebut. Sebagai contoh dapat dipakai resistor keramik 300 Ohm sebanyak 6 buah dengan watt sesuai kebutuhan yang dihubungkan secara paralel, untuk mendapatkan Dummy Load dengan impedansi 50 Ohm dan watt sesuai kelipatan 6 dari daya resistor tersebut.
Frekuensi Counter Frekuensi Counter adalah sebuah alat untuk mengetahui besarnya frekuensi dari sebuah sinyal
frekuensi. Frekuensi
Counter
sifatnya
menerima
induksi
pancaran
frekwensi
dan
mengkonversi dan menampilkan pada display digital, ini merupakan alat pengukur bila ingin mendapat hasil pengukuran yang presisi dari frekwensi aktual yg dipancarkan dari alat pemancar.
Antena Antena pada prinsipnya adalah transformator antara gelombang transmisi ke ruang bebas atau sebaliknya sehingga mempunyai dua fungsi sebagai pemancar dan penerima gelombang frekuensi dan merupakan bagian vital dari suatu pemancar dan penerima untuk menyalurkan sinyal radio dari dan ke udara.
Adapun fungsi antena untuk mengubah sinyal listrik menjadi sinyal elektromagnetik dan meradiasikannya ke udara/ruang bebas dan sebaliknya, banyak dijumpai antena yang melakukan kedua fungsi tersebut sekaligus. Bentuk antena bermacam-macam sesuai desain, pola penyebaran, frekuensi dan gain. Panjang antena antena secara efektif adalah panjang gelombang frekuensi radio yang dipancarkan, antena setengah gelombang sangat populer karena mudah dibuat dan mampu pemancarkan gelombang radio secara efektif. Antena berdasarkan bentuknya secara umum dibedakan antara lain: Parabola, Yagi, helix, dipole, loop dan omnidirectional.
Antena parabola merupakan antena yang berbentuk parabola, pancaran sinyal akan
dikonsentrasikan pada titik tengah antenna. Antenna parabola biasanya didesain untuk Frekuensi Ultra Tinggi UHF, penerima siaran TV Satelit dan transmisi gelombang mikro.
Antena Yagi adalah salah satu antena radio yang bersifat direksional yaitu menambah gain
hanya pada salah satu arah. Sisi antena yang berada di belakang reflektor memiliki gain yang lebih kecil daripada di depan director. Bagian dari antena Yagi terdiri dari: Driven: adalah catu dari kabel antena biasanya panjang fisik driven adalah setengah panjang gelombang yang dipancarkan atau diterima. Reflektor: bagian belakang antena yang berfungsi sebagai pemantul sinyal dengan panjang lebih panjan daripada driven biasanya 0,55 lamda (panjang gelombang). Director adalah pengarah antena ukurannya sedikit lebih pendek daripada driven. Penambahan batang director akan menambah gain antena dan membuat pola pengarahan lebih sempit.Boom: bagian dari tempatnya driven, reflektor dan director, boom berbentuk batang sepanjang antena tersebut.Antena Yagi mempunyak jarak antar elemen. Jarak umumnya sama, yaitu 0,1 lamda dari frekuensi.
Antena Helix atau helical adalah antena yang terdiri dari kawat konduktor yang
dililitkan pada media penyangga berbentuk helix. Khusus untuk frekuensi di kisaran 2-5 GHz desain ini sangat mudah, dan praktis. Untuk frekuensi sekitar 2,4 GHz dapat digunakan untuk packet radio kecepatan tinggi dan satelit amatir
Antena dipole adalah antena radio praktis yang dibuat sederhana, bisa dibuat dengan bahan
logam atau kawat dengan feed dan didorong o leh elemen yang tediri dari dua konductor dengan gap kecil diantara kedua elemen dengan panjang bentangan masing-masing ½ lamda.
Antena loop merupakan salah satu tipe antena yang memiliki konstruksi sederhana tetapi
tetap mempunyai kemampuan yang tinggi. Salah satu aplikasi antena loop adalah dipergunakan
pada telepon genggam dengan frekuensi 900 MHz. Pola radiasi antena loop yang terletak pada bidang X -Y mempunyai nilai minimal pada bidang yang tegak lurus dengan bidang datar dan nilai maksimal
pada
bidang
datar
antena. Sebuah
antena loop antena
radio terdiri dari
sebuah
loop (atau loop) dari kawat, pipa, ataukonduktor listrik lain dengan ujung-ujungnya terhubung ke saluran transmisi seimbang. Di deskripsi fisikada dua desain antena yang sangat berbeda: lingkaran kecil (atau loop magnetik) dengan ukuran jauh lebih kecil dari panjang gelombang, dan antena loop resonan dengan lingkaran kurang lebih sama denganpanjang gelombang. Loop kecil memiliki efisiensi yang
buruk
rendah. Kecuali untuk seperti antena yang digunakan
dan terutama
digunakan
radio mobil, dibangun di
sebagai antenapenerima pada
hampir
dalamnya atau
setiap siaran AM penerima dijualmemiliki langsung melekat
untuk penemuan radio pengarah. Sebuah
magnetik, yang diperlukan untuk
memiliki lingkar sepersepuluh dari
digunakan pada
padanya. Antena
loop kecil, juga
panjang
memastikanputaran distribusi arus
besar. Mereka biasanya
frekuensi
dikenal sebagai
gelombang atau
konstan loop. Loop
frekuensi yang
lebih
ini juga
kurang. Hal
loop ini
antena yang lebih tinggi, terutama VHF
dan UHF, Mereka dapat dilihat sebagai bentuk dipole dilipatdan memiliki karakteristik yang agak sama. Efisiensi radiasi juga tinggi dan mirip dengan sebuah dipole. Antena Omnidirectional . Ini adalah antena yang umum digunakan oleh pemancar radio
komunikasi dua arah dan access point 2,4 GHz karena sifat dari radiasinya yang menyebar berbentuk polarisasi 360 derajat dengan sinyal yang merata, Khusus untuk komunikasi dua arah untuk menghasilkan cakupan area yang luas, gain dari antena omnidirectional harus memfokuskan dayanya secara horizontal (mendatar,dengan mengabaikan pola pemancaran ke atas dan ke bawah,sehingga antena dapat di letakan di tengah-tengah base station. Dengan demikian keuntungan dari antena jenis ini adalah dapat melayani jumlah pengguna yang lebih banyak. Namun kesulitannya adalah pada pengalokasian frequensi untuk tidak terjadi interferensi. Antena jenis ini biasanya di gunakan pada lingkup yang mempunyai base station terbatas dan cenderung untuk posisi pelanggan yang melebar. Ada banyak bentuk antena ini dengan beragam keunggulan dan kemampuan penguatan.
Penulis: Kenthus (Tri Nusantoro) Posted
in accesories, HT, Rig
| Tagged accesories
radio, accesories
rig, aksesoris
radio, radio
accessories |Leave a comment
Sekilas Info Radio komunikasi 2 meter yang populer Posted on May 28, 2012 by Kenthus
Beberapa model radio komunikasi VHF yang populer saat ini :
2m, rig
ICOM IC-230 So Many Features *Stable 65W of output *Similar user interface retained from the IC-2200H *Proven durability – Tested to the latest MIL-STD-810 G Specifications *207 Alpha-Numeric memory channels *Built-in CTCSS and DTCS encoder/decoder
Stable 65W of output power The IC-2300H can generate 65W of output power. The rugged aluminum diecast chassis provides effective heat dissipation and keeps RF output even during high duty cycle continuous transmission. Output power is selectable in 4-steps (65/25/10/5W). Selectable LCD backlight color The IC-2300H has a 70.6×20 mm LCD display with 6 large alphanumeric characters offering a good viewing angle suitable for mobile operation. The backlight color of the display is selectable from amber and green for your visual enjoyment. A total of 207 memory channels The IC-2300H has a total of 207 memory channels, including 200 regular channels, 6 scan edges and 1 call channel. The channel name is programmable with 6 characters for easy recognition.
Built-in CTCSS and DTCS encoder/decoder The CTCSS and DTCS tones are built-in for quiet stand-by and repeater access. The tone scan function detects the sub-audible tone that is used for repeater access. The pocket beep function gives you an audible and visual indicator of an incoming call.
Multiple scan functions *Full scan *Programmed scan *Memory scan *Bank scan *Bank link scan (DMS) *Skip scan *Priority scan *Tone scan
Other features *Power supply voltage display *4.5W (typical) loud audio *Reduced depth dimensions *DTMF autodial *Time-out timer *Repeater lockout *Automatic power off *S-meter squelch *Wide/narrow channel setting *Volume up/down function added to the remote control microphone, HM-133V *Weather channel receive and weather alert function *Automatic repeater function *Selectable squelch delay from short and long *Squelch attenuator reduces suppression from string signals *PC to transceiver cloning and transceiver to transceiver cloning capability
ICOM IC-V8000 75 Watts 75W of output power The combination of Icom’s one piece, die-cast aluminum chassis and 75W of transmit power gives you the most powerful 2m mobile transceiver in its class! Your communications will get through. HM-133V, remote control microphone The backlit HM-133V, gives you control of your IC-V8000 in the palm of your hand. The Icom exclusive “Hot keys” (F1/F2) memorize the transceiver full settings. As if switching between two separate radios, all operating frequencies, tone settings as well as the display color, fan speed, and set mode settings are memorized. Dynamic Memory Scan (DMS) With 200 alphanumeric memory channels, Icom’s exclusive DMS system gives you flexibility over your scanning lists never offered before in a 2m mobile, fully customizable into 10 banks. CTCSS and DTCS operation standard 50 CTCSS and 104×2 DTCS encode/decode plus tone scan functions for various communication applications. The “pocket beep” feature gives you an audible and visual indicator of an incoming call. Weather Alert Scan An amateur radio first, the IC-V8000 features a weather alert function to keep you on top of any weather emergencies. With a weather radio mode or weather alert, you are ready for quick response.
Easy Operation The perfect solution for mobile operation, the ICV8000 has a front firing speaker providing crisp and clear audio. Along with a 6 character alphanumeric display, it offers quick reference of user-defined memory channel information. Standard DTMF encoder and optional decoder 10 DTMF memory channels with up to 24-digit DTMF codes can be used to control other equipment. The optional UT-108 DTMF decoder provides code squelch and pager functions. And more… FM narrow mode switchable Selectable squelch delay 10dB squelch attenuator Cloning capability from PC or between radios No. of memory channels: 207 (including 6 scan edges, and 1 call channel) Operating temperature range: -10°C to +60°C; +14°F to +140°F Frequency stability: ±10 ppm (-10°C to +60°C) Power supply requirement: 13.8 V DC ±15% (negative ground) Current drain: Tx High (at 75W) 15A Rx Max. audio 1.0A Standby 0.3A typical (Fan-OFF) Antenna connector: SO-239 (50 ohm) Dimensions: (projections not included) 150(W) × 50(H) × 150(D) mm; 529/32(W) × 131/32(H) × 529/32(D) in Weight: 1.09 kg; 2.2 lb Transmitter Output power (continuously adjustable) 75, 25, 10, 5 W selectable Maximum frequency deviation: (wide/narrow) ±5.0/±2.5kHz Spurious emission: Less than -60 dB Microphone connecto:r 8-pin modular (600 ohm)
Receiver Receive system: Double-conversion superheterodyne system Intermediate frequencies: 1st 21.7 MHz 2nd 450 kHz Receive Sensitivity: 0.15 µV (at 12dB SINAD) Selectivity: (wide/narrow)
More than 6/3kHz at -6dB Less than 14/9 kHz at -60 dB Spurious and image rejection ratio: 75dB typical Intermodulation rejection: 75dB typical Audio output power: (at 13.8 V DC) More than 2.0W at 10% distortion with an 8 ohm load Ext SP connector: 3-connector 3.5 (d) mm (1/8″)/8 ohm
KENWOOD TM 281A VHF Features
High power 65W output
Weather Alert
U.S. MIL-STD 810 C/D/E/F
High quality front speaker
200 memory channels (or 100 when used with names), plus one call channel
6 alphanumeric characters offers 100 memory channels
Multiple scan functions
Also, the front panel and microphone keypads are both illuminated for ease of use. Built in continuous CTCSS and DCS rejects unwanted signals.
The menu allows for easy control and selection of various functions.
High frequency stability with built-in T CXO
The TM-281A is Narrow band FM ready.
The TM-281A comes with illuminated DTMF hand mic, PG-2N power cord and mounting bracket.
The MCP-1A PC Memory Control Software will be available as a free download at www.kenwood.net. Watch for more details soon!
http://www.radiokomunikasi.info/
Antara UHF dan VHF manakah yang lebih baik untuk berkomunikasi dua arah Posted on May 28, 2012 by Kenthus
Ada dua format utama untuk radio komunikasi dua arah. Mereka adalah Ultra High Frekuensi (UHF) dan Very High Frekuensi (VHF). Mereka masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Kedua format tersebut adalah cara yang efektif untuk berkomunikasi dengan orang lain. Tapi bagaimana Anda memutuskan mana yang sesuai dengan kebutuhan Anda? Mari kita ke komponen kunci dari kedua frekuensi untuk membantu Anda memutuskan. Radio dua arah berkomunikasi satu sama lain melalui penggunaan gelombang radio. Gelombang radio memiliki frekuensi yang berbeda, dan dengan tuning radio penerima ke frekuensi tertentu Anda dapat mengambil sinyal tertentu. Gelombang radio yang ditransmisikan sebagai rangkaian siklus, satu demi satu. Anda akan selalu melihat pada display “Hz” singkatan digunakan untuk menunjukkan frekuensi radio. Hertz sama dengan satu siklus per detik. Gelombang radio diukur dengan kilohertz (kHz), yang sama dengan 1000 siklus per detik, atau megahertz (MHz), yang sama dengan 1.000.000 siklus per detik – atau 1000 kHz. Hubungan antara unit-unit ini adalah seperti ini: 1.000.000 Hertz = 1000 kilohertz = 1 megahertz. Anda juga dapat mendengar “panjang gelombang” istilah ini sering didengar ketika Anda mendengar tentang gelombang radio. Istilah ini berasal dari radio ketika frekuensi diukur dalam jarak antara puncak dua siklus berturut-turut dari gelombang radio, bukan jumlah siklus per detik. Frekuensi yang lebih rendah menghasilkan gelombang yang lebih panjang.
Sedangkan panjang gelombang mengukur jarak antara puncak-puncak siklus, frekuensi mengacu pada berapa lama waktu yang diukur adalah antara “puncak” dan “palung” dari gelombang tiba pada sumbernya. Jadi frekuensi mengukur waktu bukan jarak, tapi mereka pada dasarnya keduanya mengatakan hal yang sama. Hal signifikan dari panjang gelombang untuk radio dua arah adalah bahwa hal itu mempengaruhi jangkauan transmisi dalam kondisi tertentu. Sebuah gelombang yang lebih panjang sebagai memungkinkan sinyal radio menempuh jarak yang lebih jauh. Frekuensi yang lebih rendah atau panjang gelombang memiliki daya tembus lebih besar. Itulah salah satu alasan mereka digunakan untuk berkomunikasi dengan kapal selam. VLF gelombang radio (3-30 kHz) dapat menembus air laut sampai kedalaman sekitar 20 meter. Jadi kapal selam di kedalaman dangkal dapat menggunakan frekuensi ini. Jadi dari apa yang Anda baca di atas Anda mungkin berpikir VHF selalu menjadi pilihan yang lebih baik untuk masalah komunikasi dua arah di mana Anda menggunakannya itu belum tentu benar. Meskipun VHF memiliki kemampuan lebih baik menembus, yang tidak selalu membuatnya menjadi pilihan yang lebih baik untuk bangunan. Ingat percakapan tentang panjang gelombang di atas? Panjang gelombang memiliki dampak besar pada transmisi. Oven microwave Anda adalah contoh dari ini. Pintu depan kaca mesh memiliki logam dengan lubang yang sangat kecil. Gelombang mikro menjadi frekuensi yang sangat tinggi memiliki panjang gelombang yang hanya beberapa inci. Mesh menjaga microwave terjebak dalam oven tetapi memungkinkan Anda untuk melihat ke dalam karena gelombang cahaya memiliki panjang gelombang mikroskopis. Bayangkan saja berjalan melalui gedung membawa tiang lebar satu setengah meter lebih. Anda akan menghadapi tantangan yang sama sebuah pertemuan sinyal VHF. Sekarang bayangkan berjalan melalui gedung dengan tiang itu hanya setengah dari lebar pintu seperti gelombang UHF. Ada banyak pintu yang bisa dilewati. Perbedaan satu adalah bahwa sinyal nirkabel akan menembus dinding kering, batu, tubuh manusia, furnitur, panel dinding, dan benda-benda padat lainnya. Semua benda-benda ini akan mengurangi kekuatan sinyal sekalipun. Semakin padat objek, semakin mengurangi sinyal. VHF akan menembus hambatan tersebut lebih baik dari
UHF, tapi itu tidak berarti bahwa VHF lebih baik untuk aplikasi indoor seperti yang akan kita bicarakan di bagian UHF bawah ini. Untuk sebagian besar aplikasi, frekuensi radio yang lebih rendah lebih baik untuk jangkauan yang lebih panjang. Sebuah stasiun penyiaran TV menggambarkan hal ini. Sebuah stasiun VHF khas beroperasi pada sekitar 100.000 watt dan memiliki jangkauan cakupan radius sekitar 60 mil. Sebuah stasiun UHF dengan radius jangkauan 60 mil membutuhkan transmisi pada 3.000.000 watt. Jadi tidak ada pilihan yang jelas untuk yang lebih baik, VHF atau UHF. Ada banyak “ilmu hitam” untuk teknologi radio sehingga tidak selalu mudah untuk membedakan mana akan bekerja lebih baik untuk aplikasi Anda. Untuk membantu Anda memutuskan pada teknologi terbaik untuk Anda, lebih detail tentang masing-masing disertakan di bawah ini.
Radio UHF
UHF peralatan beroperasi antara frekuensi 300 MHz dan 3000 MHz. Sampai saat ini, itu tidak banyak digunakan. Sekarang frekuensi radio UHF digunakan untuk GPS, Bluetooth, telepon nirkabel, dan WiFi. Ada lebih banyak saluran tersedia dengan UHF sehingga di daerah berpenduduk UHF mungkin banyak penggunanya itu juga membuat cenderung memiliki banyak gangguan dari sistem lain. Jika Anda berada di wilayah di mana populasinya rendah, VHF akan bekerja dengan baik untuk Anda. Belum lama ini FCC (FCC adalah singkatan dari Federal Communication Commission. Sebuah organisasi pemerintahan yang dibentuk oleh Federal Communication Act pada tahun 1934 di Amerika. Organisasi ini mempunyai hak pengaturan telekomunikasi meliputi radio, video, telepon dan komunikasi satelit) juga membuka frekuensi VHF baru yang disebut MURS yang sejauh ini tidak banyak digunakan di kebanyakan daerah. Ada lebih lanjut tentang MURS bawah ini di bagian VHF. Jika Anda berada di wilayah di mana gangguan dari radio lain mungkin menjadi masalah, pemancar UHF dan penerima bisa menjadi pilihan terbaik kecuali jika Anda menggunakan radio VHF MURS. UHF lebih baik dalam menekan melalui hambatan fisik seperti dinding, bangunan, dan lansekap kasar. Apa pun yang menghalangi gelombang radio, akan melemahkan sinyal radio. UHF mengurangi efek tersebut. Meskipun tidak mungkin berjalan sejauh, UHF gelombang radio akan melintasi sekitar hambatan lebih baik dari VHF.
Untuk menyoroti perbedaan dalam jangkauan dalam ruangan, di bawah ini adalah kutipan dari brosur dari pembuat radio dua arah terkemuka pada kisaran prediksi salah satu lini mereka genggam VHF dan UHF radio dua arah: “Cakupan perkiraan:.. Pada kekuatan penuh, line-of-sight, tidak ada penghalang kisaran adalah sekitar 4 km + cakupan indoor di VHF adalah sekitar 270.000 kaki persegi dan 300.000 kaki persegi di UHF Mengharapkan sekitar 20 lantai cakupan vertikal pada VHF dan sampai dengan 30 lantai di UHF. Catatan: Rentang dan cakupan merupakan perkiraan dan tidak dijamin “. Gelombang VHF tidak baik dalam menemukan jalan mereka di sekitar dinding, bangunan dan lansekap kasar. Oleh karena jangkauan akan dikurangi secara signifikan untuk radio VHF dalam lingkungan. Itu belum tentu menjadi masalah jika rentang dibutuhkan adalah hanya beberapa ratus kaki. Anda juga dapat menambahkan antena eksternal ke base station VHF dalam ruangan yang akan mengurangi atau menghilangkan signal frekwensi pada masalah ini. Salah satu kerugian untuk UHF adalah bahwa FCC mengharuskan Anda untuk mendapatkan lisensi untuk beroperasi di frekuensi ini. Meskipun banyak frekuensi pada pita VHF bisnis juga memerlukan lisensi. Jika Anda memilih radio di frekuensi VHF MURS Anda dapat mengoperasikannya tanpa lisensi. UHF peralatan biasanya lebih mahal. Komponen harus peka dan lebih mahal untuk membbuat. Ini tidak berarti itu selalu lebih baik, hanya lebih mahal. Satu keuntungan dari transmisi UHF adalah gelombang fisik pendek yang dihasilkan oleh frekuensi tinggi. Itu berarti antena radio bisa lebih pendek dari radio VHF yang setara.
Radio VHF
VHF peralatan beroperasi antara frekuensi 30 MHz dan 300 MHz. FM radio, radio dua arah, dan siaran televisi beroperasi dalam kisaran ini. Kedua UHF dan VHF radio rentan terhadap garis faktor berhadapan, namun VHF sedikit lebih. Gelombang membuatnya melalui pohon dan lanskap kasar, tetapi tidak serta UHF frekuensi lakukan. Namun, jika gelombang VHF dan UHF gelombang yang ditransmisikan melalui suatu daerah tanpa hambatan, gelombang VHF akan melakukan perjalanan hampir dua kali lebih jauh. Hal ini membuat lebih mudah VHF untuk menyiarkan pada jangkauan yang jauh. Jika Anda bekerja kebanyakan di
luar ruangan, radio VHF mungkin adalah pilihan terbaik, terutama jika Anda menggunakan ruangan base station radio dan Anda menambahkan antena eksternal. Sejak peralatan VHF digunakan tidak begitu rumit untuk membuatnya, peralatan biasanya lebih murah bila dibandingkan dengan peralatan UHF serupa. Salah satu kelemahan untuk peralatan ini dapat menjadi ukurannya. Karena gelombang frekuensi yang lebih besar, antena harus lebih besar. Radio VHF juga memiliki sejumlah kecil dari frekuensi yang tersedia. Interferensi dengan radio lain cenderung menjadi masalah. Namun, FCC baru-baru ini mengurangi dari masalah ini ketika mereka membuka frekuensi MURS. Frekuensi MHz 150 adalah Band Warga spektrum radio yang disebut layanan MURS. MURS singkatan dari Multi Use Radio Service. Layanan ini untuk digunakan di Amerika Serikat dan Kanada. Ini adalah Frekewensi dengan kekuatan rendah dan pendek jangkauan layanan dalam spektrum 150 MHz VHF Band Warga radio. Ada 5 channel pada frekuensi MURS dengan 38 kode privasi di bawah masingmasing yang memungkinkan Anda untuk hanya mengambil percakapan pada kode Anda. FCC tidak mengharuskan pengguna produk untuk MURS untuk dilisensikan. Dengan MURS Anda dapat menambahkan antena yang lebih besar atau eksternal untuk meningkatkan jangkauan. Jika Anda ingin menempatkan antena di atas rumah Anda atau bisnis, Anda dapat melakukannya dengan MURS. Beberapa produsen antena mengklaim antena eksternal dapat meningkatkan daya radiasi efektif pemancar dengan faktor 4. Ini interkom MURS dapat mengirimkan hingga empat mil, dan mungkin lebih banyak dengan antena eksternal tergantung pada medan. Satu keuntungan dari radio VHF nirkabel adalah bahwa baterai hampir selalu lebih baik daripada untuk unit UHF serupa. Untuk radio genggam ini adalah plus. VHF peralatan biasanya biaya lebih rendah bagi mereka di dalam anggaran. Peralatan bisa lebih ekonomis dibanding produk UHF serupa. Singkatnya, jika Anda berencana menggunakan dua arah radio terutama d i dalam gedung, maka UHF kemungkinan solusi terbaik untuk Anda. Jika Anda terutama menggunakan dua arah radio untuk komunikasi outdoor, maka VHF akan menjadi pilihan yang baik. Entah teknologi radio dapat bekerja untuk Anda jika Anda tidak benar-benar memiliki rentang panjang untuk menutupi. Dalam hal ini Anda mungkin ingin memilih VHF untuk itu biaya lebih rendah.
Penulis : Tri Nusantoro Sumber: http://EzineArticles.com/?expert=David_Onlslow
Mengenal Jenis Frekwensi Radio Komunikasi dan Cara Kerjanya Sebagian dari kita pasti sudah mengenal radio komunikasi yang lebih dikenal dengan nama , atau mungkin dengan nama
. Tetapi apakah kita juga tahu bagaimana
sebenarnya proses transmisi radio komunikasi tersebut dan frekwensi apa yang digunakan?. Secara umum, jenis frekwensi yang digunakan oleh radio komunikasi adalah VHF dan
.
VHF biasanya digunakan untuk radio komunikasi jarak dekat dan beroperasi pada frekwensi 100-300 Mhz. Hal ini disebabkan karena gelombang radio dipancarkan secara garis lurus (horizontal). Sehingga jika pada jarak antara 2 stasiun terdapat objek – objek seperti bangunan, pohon – pohon yang tinggi, ataupun pegunungan yang lebih tinggi dari pancaran gelombang radio, maka sudah pasti transmisi yang dikirimkan ataupun diterima akan terhambat. Gambarannya kira – kira seperti dibawah ini
Dari ilustrasi tersebut kita bisa melihat ada 3 objek yang berpotensi menghambat transmisi yaitu objek bangunan, dimana gelombang yang dipancarkan berhenti dan hilang ketika mengenai objek penghalang, kemudian objek pohon, diamana gelombang masih dapat dipancarkan sampai stasiun tujuan tetapi dengan sangat lemah, sehingga bisa saja transmisi yang disampaikan tidak dapat diterima dengan jelas. Terakhir adalah objek pegunungan, dimana gelombang yang dipancarkan dipantulkan kembali, sehingga transmisi yang dikirim sama sekali tidak dapat mencapai stasiun tujuan.
HF (High Frequency) merupakan gelombang radio yang bekerja pada frekwensi 2 – 24 Mhz, dan biasanya digunakan untuk radio komunikasi jarak jauh karena sifat gelombangnya yang dapat memantul sehingga tidak memiliki efek hambatan pada objek. Dan ditambah lagi dengan kemampuan frekwensi ini untuk memantul pada lapisan ionosphere, sehingga jarak sejauh apapun dapat dijangkau oleh frekwensi ini, dengan catatan dalam keadaan cuaca yang cukup bagus. Gambarannya kira – kira seperti dibawah ini
Perhatikan bahwa gelombang pertama yang dikirimkan melewati lapisan ionosphere dan memantul kembali ke bumi menuju ke stasiun tujuan. Dan gelombang kedua yang terhambat oleh objek, memantul secara terus menerus sampai ke stasiun tujuan. Dari kedua jenis frekwensi diatas, kita dapat melihat perbedaan yang signifikan. Dan penggunaan frekwensi tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dari perorangan ataupun institusi. Tetapi bagi kebanyakan institusi, mereka biasanya selalu menggunakan radio komunikasi yang bekerja pada kedua frekwensi tersebut.
http://9w2cgru.blogspot.com/2012_08_01_archive.html
Pengertian handy talky