PENGARUH KONSEP DIRI DAN MINAT MINAT BELAJAR SISWA SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI SEMESTER GANJIL KELAS VIII PADA SMPN KECAMATAN MAKASAR JAKARTA TIMUR
TESIS Diajukan Untuk Melengkapi
LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN TESIS
NAMA NPM Program Pascasarjana Program Studi Judul Tesis
: Indah Noor Saktiningsih Saktiningsih : 2010727111 2010727111 : Universitas Indraprasta PGRI : Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam : Pengaruh Konsep Diri Dan Minat Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Semester Ganjil Kelas Viii Pada Smpn Kecamatan Makasar Jakarta Timur
LEMBAR PERNYATAAN
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tesis ini adalah karya saya sendiri. Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian isi tesis ini bukan hasil karya saya sendiri, saya bersedia menerima sanksi sesuai Undangundang Nomor 20 Tahun 2003 bab IV Pasal 25 tentang System Pendidikan Nasional.
Jakarta, Desember 2012
Indah Noor Saktiningsih
ABSTRAK
A.
Indah Noor Saktiningsih.
NPM: 2010727111
B.
Pengaruh Konsep Diri Diri Dan Minat Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Semester Ganjil Kelas Viii Pada Smpn Kecamatan Makasar Jakarta Timur
C. XVII + 5 Bab + 106 Halaman D. Kata Kunci : Konsep Diri, Minat Belajar, Hasil Belajar Matematika E. Penelitian bertujuan untuk menganalisis dan menguji kebenaran hipotesis mengenai pengaruh konsep diri dan minat belajar terhadap prestasi belajar matematika. F. Hipotesis penelitian yang diuji meliputi: Terdapat pengaruh konsep diri dan minat belajar secara bersama sama terhadap hasil belajar matematika . Terdapat pengaruh konsep diri terhadap hasil belajar belajar matematika . Terdapat pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar matematika . G. Penelitian dilakukan dengan metode survei. Dianalisis dengan menggunakan
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah swt yang telah memberi penulis kekuatan dan kesempatan dalam menyelesaikan tesis ini sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan study pada Program Magister Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuaan Alam, UNINDRA PGRI Jakarta. Berkat bantuan dan dukungan serta bimbingan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terirna kasih dan penghargaan kepada : 1. Dr. Suparman Ibrahim Abdullah, M.Sc.,
pembimbing I dan sekaligus
Direktur Program Pascasarjana UNINDRA PGRI Jakarta yang telah meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan dengan penuh
6. Teman-teman pada Program Studi Magister Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuaan Alam, UNINDRA PGRI Jakarta. khususnya angkatan I Reguler atas segala partisipasi, kebersamaan, kekompakan dan dorongannya. 7. Ibunda, Suami tercinta, serta anak-anak yang telah membantu baik secara moril maupun materil dalam penulisan tesisi ini.
Untuk semua ini, penulis tidak bisa memberikan apa-apa kecuali ucapan terima kasih yang sangat mendalam dan semoga budi baik yang telah diberikan dicatat sebagai amal ibadah yang diridoi Allah SWT. Akhirnya penulis berharap, mudah-mudahan karya sederhana ini dapat bermanfaat dan sebagai sumbang pikiran
yang dapat
penulis
pembelajaran matematika. Amin.
berikan dalam
upaya peningkatan
kualitas
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ...........................................................................
i
LEMBAR PERNYATAAN ...........................................................................
ii
ABSTRAK .....................................................................................................
iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................
v
DAFTAR ISI ..................................................................................................
x
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
xiv
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi
BAB
I
PENDAHULUAN ........................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah .........................................................
1
2. Pengaruh
Konsep
Diri
terhadap
Hasil
Belajar
Matematika Semester Ganjil Pada Siswa Kelas VIII .......
73
3. Pengaruh Minat Belajar Matematika Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Semester Ganjil Pada Siswa
BAB
Kelas VIII .......................................................................
39
C. Pengajuan Hipotesis ..............................................................
40
III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................
42
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................
42
B. Metode Penelitian ...................................................................
42
C. Populasi dan Sampel .............................................................
44
D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................
48
E. Instrumen Penelitian ..............................................................
49
F. Teknik Analisis Data ..............................................................
70
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Pelaksanaan Penelitian ..............................................................
42
Tabel 3.2. Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar Matematika ..........................
52
Tabel 3.3. Validitas Butir Hasil Belajar Matematika Fisika ........................
55
Tabel 3.4 Reliabiliy Instrumen Hasil Belajar Matematika ........................
56
Tabel 3.5. Kisi-kisi Instrumen Konsep Diri ...............................................
59
Tabel 3.6. Validitas Konsep Diri .................................................................
61
Tabel 3.7 Reliabiliy Konsep Diri
.............................................................
63
Tabel 3.8. Kisi-kisi Instrumen Minat Belajar i ..........................................
66
Tabel 3.9. Validitas Minat Belajar .............................................................
68
Tabel 3.10 Reliabiliy Minat Belajar .........................................................
70
Tabel 4.1. Deskripsi Statstk Variabel Konsep Diri, Minat Belajar, dan
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Konstelasi Pengaruh antara Variabel Bebas X1, X2 dan Variabel Terikat Y . ..................................................................
44
Gambar 4.1 Diagram Pencar Z-Resid (Y) dan Z-Pred (X ) . .......................
82
Gambar 4.2 Histogram dan Kurva Normal Galat . ......................................
83
Gambar 4.3 P-P Plot Kumulatif Galat. . ......................................................
84
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Instrumen Minat Belajar .......................................................
96
Lampiran 2. Instrumen Konsep Diri ..........................................................
xxx
Lampiran 3. Instrumen tes Hasil Belajar Matematika ...............................
xxx
Lampiran 4. Data Variabel Penelitian .......................................................
xxx
Lampiran 5. Hasil SPSS ............................................................................
xxx
Lampiran 5. Daftar Riwayat Hidup ..........................................................
xxx
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha membudayakan manusia atau memberdayakan manusia agar terbentuk budi pekerti yang mulia berakhlaqul karimah, pendidikan merupakan suatu sarana yang sangat strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara menyeluruh. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, perilaku yang baik, serta keterampilan yang
Fungsi pendidikan harus betul-betul diperhatikan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional sebab tujuan berfungsi sebagai pemberi arah yang jelas terhadap kegiatan penyelenggaraan pendidikan sehingga penyelenggaraan
pendidikan
harus
diarahkan
kepada
(1)
pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa, (2) pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna, (3) pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat, (4) pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam
pembelajaran, (5) pendidikan diselenggarakan
mengemas suatu proses pembelajaran. Mutu proses pendidikan sangat diperlukan
sebab
hal
tersebut
berkorelasi
positif
dengan
upaya
memberikan suatu perhatian yang besar kepada peningkatan pemahaman siswa tersebut untuk memahami materi yang sedang dan akan dipelajari, begitu juga demikian dengan guru diarahkan untuk dapat memahami dan mengasai materi-materi pelajaran tersebut sehingga kualitas pembelajaran meningkat begitu pula mutunya pun meningkat sehingga akan tercapainya keberhasilan belajar . Siswa adalah salah satu komponen penting dalam proses pembelajaran yang perlu akan ilmu pengetahuan, arahan, pemahaman dan latihan-latihan dari para guru, karena guru merupakan sebagai manusia yang mentrasfer ilmu tersebut kepada siswanya dan sebagai sumber yang menempati posisi dan memegang peran penting dalam membentuk konsep
Pesera didik yang berkualitas dan memiliki konsep diri yang baik sebagai besar waktunya mereka habiskan di sekolah, sisanya ada di rumah dan di lingkungan (Djamarah, 2000). Siswa merupakan suatu komponen dalam dunia pendidikan yang sangat harus diperhatikan dan arahan sebab keberadaan siswa tersebut merupakan salah satu faktor dominan dan paling penting dalam pendidikan formal pada umumnya karena bagi siswa guru sering dij adikan tokoh teladan bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Siswa merupakan sebuah
unsur terkecil yang sangat mempengaruhi tercapainya tujuan
pendidikan selain unsur guru dan sarana prasarana dalam pendidikan lainnya. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan sangat ditentukan kesiapan guru dan siswa dalam mempersiapkan peserta didiknya melalui kegiatan belajar mengajar. Namun demikian posisi strategis siswa tersebut
pendidikan sangat tergantung pada konsep diri yang dimiliki siswa dan minat belajarnya serta kreativitas dan inovasi yang dimiliki oleh para pendidik. Gunawan (1996) mengemukakan bahwa siswa merupakan salah satu subjek dari suatu perencanaan pendidikan, pelaksana sekaligus sebagai parameter evaluator pembelajaran di kelas, karena peserta didik merupakan subjek yang terlibat langsung dalam proses untuk mencapai tujuan pendidikan. Kehadiran siswa dalam proses pembelajaran di sekolah masih tetap memegang peranan yang penting karena dengan kehadiran siswa tersebut di kelas dan memiliki jiwa disiplin akan mudah guru tersebut mentransfer ilmu-ilmu Matematika tersebut dengan mudah. Peran tersebut belum dapat diganti dan diambil alih oleh apapun. Hal ini disebabkan karena masih banyak
manusiawi
tidak dapat diganti oleh
lain.
oleh karena itu lembanga pendidikan di harapkan memiliki kinerja para pendidiknya yaitu guru yang berkualitas dan menguasai berbagai materi pelajaran yang akan di berikan oleh siswa tersebut dengan cara melaksanakan tugasnya sehingga kualitas proses pembelajaran yang di berikan oleh guru kepada peserta didik menjadi tuntutan penting untuk mencapai keberhasilan pendidikan. Pada umum mutu pendidikan yang baik menjadi tolok ukur bagi keberhasilan siswa dalam memahami dan menerapkan ilmu
yang di dapatnya dalam proses pembelajaran
disekolah. Siswa sebagai penuntut ilmu harus memiliki kemampuan yang meliputi giat mempelajari materi pelajaran, menyelesaikan tugas dengan cara-cara yang jujur serta profesional, menjawab soal dengan cara-cara menyesuaikan diri dan berkepribadian untuk melaksanakan tugasnya,
perubahan paradigma pola mengajar guru yang pada mulanya sebagai sumber informasi bagi siswa dan selalu mendominasi kegiatan dalam kelas berubah menuju paradigma yang memposisikan guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran dan selalu terjadi interaksi antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa dalam kelas. Kenyataan ini mengharuskan guru untuk selalu meningkatkan kemampuannya terutama
memberikan
keteladanan,
mengembangkan konsep diri
membangun
kemauan,
dan
peserta didik dalam proses pembelajaran
serta meningkatkan minat belajar siswa. Dalam kegiatan proses penbelajaran dibatasi beberapa hal antara lain kurangnya kosep diri dan minat belajar yang dimiliki oleh siswa sehingga hasil belajar siswa tersebut belum memenuhi harapan. Kurangnya konsep diri dan minat belajar tersebut maka siswa kurang
Kosep diri dan minat belajar biasanya berasal dari diri siswa itu sendiri dengan belajar di rumah atau les privat dan belajar di sekolah yang di pandu oleh guru. Siswa tersebut di beri arahan, semangat, dan menanamkan rasa kepercayaan dirinya agar mereka berprestasi sehingga hasil belajar Matematikanya meningkat. Konsesp diri dapat didefinisikan secara umum sebagai keyakinan, pandangan dan penilaian seseorang terhadap dirinya. Seseorang dikatakan memiliki konsep diri negatif jika ia menyakini dan memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak di sukai dan kehilangan daya tarik terhadap hidup. Seseorang yang memiliki konsep diri negatif akan cenderung bersikap pesimistik terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya. Orang tersebut tidak melihat tantangan sebagai kesempatan,
menghargai dirinya dan melihat hal-hal yang positif untuk dilakukannya demi keberhasilan dimasa yang akan datang. Sementara minat sering diartikan suatu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang. Dorongan itu memaksa seseorang untuk bergerak atau bertindak. Sedangkan minat belajar ialah suatu keinginan yang menyebabkan seseorang menghasilkan sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Rasa malas juga bisa dihilangkan dengan mulai bergerak. Bergerak disini artinya adalah memulai berbuat dengan berusaha.Sering kali kita merasa
malas
sebelum
melakukan
dan
mencobanya.
Cobalah
abailkananggapan tersebut dengan mulailah bekerja. Karena bisa jadi setelah kita lakukan dan mencobanya dapat menemukan ritme minat yang asyik dalam kegiatan tersebut. Apabila sudah mendapati dan menyadari
B. Identifikasi Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini bersifat asosiatif yaitu suatu perumusan masalah yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiono: 2007), dengan bentuk hubungan kausal atau sebab-akibat. Terdapat dua jenis variabel, yaitu variabel independent (bebas) yang mempengaruhi dan variabel dependen (terikat) yang dipengaruhi. Berdasarkan latar belakang penelitian diatas dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut : 1. Adakah pengaruh konsep diri terhadap minat belajar siswa? 2. Seberapa besar pengaruh konsep diri terhadap minat belajar siswa? 3. Adakah
pengaruh
konsep
diri
terhadap
prestasi
belajar
Matematika? 4. Seberapa besar pengaruh konsep diri terhadap prestasi belajar?
11. Adakah pengaruh konsep diri dan minat belajar siswa terhadap prestasi belajar Matematika? 12. Seberapa besar pengaruh konsep diri dan minat belajar siswa terhadap prestasi belajar Matematika? 13. Adakah pengaruh minat belajar siswa terhadap konsep diri belajar Matematika? 14. Seberapa besar pengaruh minat belajar siswa terhadap konsep diri belajar Matematika? C. Pembatasan Masalah
Sehubungan dengan adanya berbagai keterbatasan yang ada pada penulis, seperti keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga, maka tidak semua variabel yang disebutkan pada identifikasi masalah akan diteliti. Agar penelitian ini lebih fokus dan hasilnya nyata, maka penelitian ini dibatasi
1. Apakah ada pengaruh konsep diri dan minat belajar siswa secara bersama-sama terhadap
prestasi belajar matematika materi semester
ganjil pada siswa SMP N kelas VIII? 2. Apakah ada pengaruh konsep diri terhadap prestasi belajar matematika materi semester ganjil pada siswa SMP N kelas VIII? 3. Apakah ada pengruh minat belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika materi semester ganjil pada siswa SMP N kelas VIII?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalahmengetahui pengaruh konsep diri dan minat belajar terhadap prestasi belajar matematika, melalui data empiris di laoangan. Pengumpulkan data mengenai konsep diri, minat belajar siswa, dan prestasi belajar matematika materi semester
F. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian baik secara teoritis maupun praktis yang bisa didapatkan dari penelitian ini adalah : 1. Secara teoritis : a. Dapat memperkaya khazanah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan konsep diri, minat belajar siswa, dan prestasi belajar Matematika. b. Dapat dijadikan acuan, wawasan dan tolok ukur untuk melakukan penelitian lain yang terkait dengan judul atau topik penelitian ini. 2. Secara praktis : a. Dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan judul atau topik penelitian. b. Dapat memberikan kontribusi atau pemikiran dan masukan kepada
Bab I
Pendahuluan, bab ini berisi latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II
Landasan Teori, kerangka berpikir dan hipotesis, bab ini berisi landasan teori, konsep diri, minat belajar siswa, prestasi belajar, karakteristik Matematika, kerangka berpikir, dan hasil penelitian yang relevan.
Bab III
Metodologi Penelitian, bab ini memuat tempat dan waktu penelitian, metode penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, variabel penelitian, instrumen penelitian, dan teknik analisa data.
Bab IV
Hasil penelitian dan pembahasan, bab ini berisi deskripsi data, pengujian
persyaratan
analisis,
pengujian
hipotesis
dan
BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
A. 1.
Landasan Teori Hasil Belajar Matematika Semester Ganjil Kelas Pada Siswa Kelas VIII a. Belajar
Belajar
merupakan
komponen
ilmu
pendidikan
yang
berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi baik yang bersifat ekslisit maupun implicit. Kegiatan atau tingkah laku belajar terdiri dari kegiatan psikhis dan fisis yang saling bekerja sama secara terpadu dan komprehensif integral. Dalam iplementasinya belajar adalah kegiatan
tentang tentang belajar menyatakan bahwa belajar adalah “Pengalaman terencana yang membawa perubahan tingkah laku “ Seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya merasakan adanya suatu perubahan dalam dirinya Dengan memperhatikan beberapa pengertian diatas tentang belajar maka hakikat belajar apabila diintepretasikan mengandung pengertian bahwa setelah belajar siswa yang pada mulanya tidak mengerti menjadi mengerti. Siswa yang pada mulanya tidak memiliki kemampuan
untuk
melakukan
sesuatu
menjadi
mampu
melakukannya, siswa yang semula belum terampil menjadi terampil dan siswa yang tidak memiliki sikap menjadi bersikap. Dengan demikian maka pada diri siswa akan terjadi perubahan-perubahan
b. Hasil Belajar.
Sudjana, N (1990:24) yang dimaksud dengan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang telah dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Selanjutnya adapun hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh berdasarkan proses belajar. Ada 5 katagori tentang kemampuan yang dihasilkan berdasarkan
proses
belajar,
yaitu;
(1)
Kecakapan
untuk
mengkomunikasikan pengetahuan secara verbal, yang dikatagorikan sebagai informasi verbal, (2) Kecakapan dalam bertindak melalui penilaian terhadap suatu stimulus dikatagorikan sebagai sikap, (3) Kecakapan membedakan, memahami konsep maupun aturan serta dapat
memecahkan
masalah,
dikatakan
sebagai
keterampilan
hasil belajar. Sedangkan untuk mengetahui hasil belajar maka dapat diukur atau dinilai dengan ujian tertulis maupun dengan ujian lisan, ataupun gabungan antara tertulis dan lisan atau disebut tes dan non tes. Tes dan non tes adalah suatu alat ukur yang dapat dipergunakan oleh guru dalam melakukan pengukuran. Pengukuran diartikan sebagai pemberian angka kepada suatu atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh siswa, hal, atau objek tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas. Lebih lanjut dikatakan
bahwa
guru
dapat
mengukur
penguasaan
peserta
pendidikan dalam suatu mata pelajaran atau kemampuan dalam melakukan suatu keterampilan tertentu yang telah dilatih, tetapi tidaklah mengukur peserta didik itu sendiri. Pengukuran pendidikan salah satu pekerjaan profesional guru, instruktur atau dosen.
dengan kehidupan manusia sehari-hari, misalnya dalam mata pelajaran hampir selalu disebut besar, atau sama dengan.
istilah-istilah lebih kecil, lebih
Luas bangunan rumah Pak Setyo lebih
besar dibanding dengan luas bangunan rumah Pak Latief atau jumlah air didalam gelas merah sama dengan jumlah air di dalam gelas berwarna biru atau juga bentuk lingkaran A sama dengan bentuk lingkaran B, banyak air dalam bentuk lingkaran A dan B merupakan perwujudan alamiah yang dapat diukur atau diraba secara nyata ataupun dapat dilihat dengan mata serta dapat diwujudkan dengan simbol-simbol. Banyak rumusan tentang matematika yang telah dikemukan oleh para ahli, Hudojo,H (1998;36) mengemukan bahwa matematika adalah berkenaan dengan
ide-ide atau konsep-konsep abstrak
pola itu dapat dikenal bila muncul, sedangkan Rusfendi (1991 : 54), mengemukan bahwa matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan dengan penelahaan bentuk-bentuk atau struktur-struktur abstrak yang berhubungan diantara hal itu. Untuk dapat memahami struktur - struktur serta hubungan - hubungannya yang diperlukan pemahaman tentang konsep-konsep yang terdapat dalam matematika itu. Ini mengisyaratkan bahwa belajar matematika adalah belajar tentang konsep-konsep dan struktur-struktur serta mencari hubungan antara konsep-konsep dan struktrur-struktur tersebut. Lebih lanjut Rusfendi menyebutkan bahwa belajar matematika adalah belajar tentang konsep-konsep dan struktur-struktur yang terdapat dalam bahasan yang dipelajari serta mencari hubungan-hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur tersebut, disebutkan pula,
dan mempermudah siswa belajar berhitung dan cabang–cabang lainnya, bukan untuk mempersulit. Setelah menelaah berbagai pendapat tersebut di atas, maka matematika adalah mata pelajaran yang memuat ide – ide, konsep – konsep abstrak yang tersusun secara hierarkis dan terpola menjadi rumus, teorema atau dalil yang dapat dipergunakan secara patent untuk pemecahan masalah dalam mata pelajaran matematika itu sendiri maupun untuk aplikasi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. d. Hasil belajar matematika
Sementara itu Atkitson, R.C (1999 : 67) mengemukakan bahwa ada 4 cara yang strategis untuk meningkatkan hasil yang maksimal di dalam belajar matematika, yaitu; (1) memaksimalkan
Schoenfeld (2000 : 27) mengemukakan bahwa ada 4 pengetahuan
atau
keterampilan
yang
dibutuhkan
dalam
meningkatkan belajar agar berhasil, yaitu; (1) Sumberdaya–dalil dan prosedur pengetahuan matematika, (2) Heuristik strategi dan teknik untuk memecahkan masalah-masalah, seperti mengulang pelajaran, (3) Pengawasan–pengambilan keputusan tentang apa dan sumberdaya apa, dan strategi apa yang akan dipergunakan, (4) Kepercayaan– pandangan
seseorang
tentang
matematika
untuk
melakukan
pendekatan di dalam memecahkan masalah. Hudoyo (1988 : 44) pada bagian menjelaskan bahwa apabila matematika dipandang sebagai suatu struktur dari hubungan– hubungan, maka simbol–simbol formal diperlukan untuk menyertai himpunan benda–benda atau hal–hal.
Simbul–simbul ini sangat
dikatakan bahwa matematika adalah ilmu aksiometris, perjanjian, dalil-dalil, perhitungan dan lain-lain sesuai dengan bentuk yang menjadi sasaran atau objek pembahasan. Setelah menelaah uraian dari berbagai teori di atas, maka hasil belajar matematika adalah hasil penilaian yang dilakukan secara terencana dengan terlebih dahulu melakukan upaya maksimal dalam proses pembelajaran, kemudian untuk meningkatkan hasil belajar matematika adalah dengan memaksimalkan strategi, menggunakan stimulus untuk mempermudah pemahaman konsep – konsep dan memperhatikan tingkat kemampuan baik secara individu, kelompok atau klasikal
mengenai dirinya sendiri. Menurut cagawas seperti yang dikutip oleh Pudjijongyanti (1991), konsep mencakup seluruh pandangan individu akan
dimensi
kelemahannya,
fisiknya,
karakteristik
kepandaiannya,
kepribadiannya,
kegagalannya
dan
motivasi,
sebagainya.
Menerut Shavelson dan Bolus seperti yang dikutip Marsh dan Holmes (1990), konsep diri pada seseoranmg individu didasarkan atas pengalaman dan interaksi dengan orang-orang yan berpengaruh dalam dal am hidupnya seperti orang tua, teman-teman dan guru. Shavelson membagi struktur konsep diri secara hirarkhi atas empat peringkat. Peringkat pertama terletak konsep diri umum yaitu cara
individu
memahami
dan
menilai
dirinya
sendiri
secara
keseluruhan. Peringkat kedua yaitu konsep diri akademis dan konsep diri non akademis. Peringkat ketiga merupakan sub area konsep diri
seseorang berfikir dirinya kurang baik maka ia akan menganggap remeh dirinya dan selalu membayangkan kegagalan di setiap usaha yang dilakukannya, sehingga ia enggan untuk mencoba mengatasi kesulitan-kesulitan yang ia hadapi. Keyakinan tersebut mencerminkan sikap dan pandangan negatif pada dirinya sendiri. Sebaliknya bila seorang tersebut memiliki pola pikir yang positif maka ia akan melakukannya dengan sungguh-sungguh yaitu dengan mengatasi kesulitan yang dihadapi untuk mencapai kesuksesan. Menurut Brooks and Emmerst dalam ( Jalaluddin, 2005) ada lima tanda orang yang memiliki konsep diri tinggi yaitu: (a) ia yakin akan kemampuannya mengatasi masalah, (b) ia merasa setara dengan orang lain, (c) ia menerima pujian tanpa rasa malu, (d) ia menyadari, bahwa setiap
mempunyai berbagai
keinginan dan
b. Proses Pembentukan Konsep Diri
Konsep diri terbentuk melalui proses belajar sejak masa pertumbuhan
seorang
manusia
dari
kecil
hingga
dewasa.
Lingkungan, pengalaman dan pola asuh orang tua turut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap konsep diri yang terbentuk. Sikap atau respon orangtua dan lingkungannya akan menjadi bahan informasi bagi anak untuk menilai siapa dirinya. Oleh sebab itu, serngkali anak-anak yang tumbuh dan dibesarkan dalam pola asuh yang keliru dan negatif. Hal ini disebabkan
sikap
orang
tua
misalnya
:
suka
memukul,
mengabaikan, kurang memperhatikan, melecehkan, menghina, bersikap tidak adil, tidak pernah memuji, suka marah-marah, dan
suatu ketika ia mendapat angka merah, bisa saja saat itu ia merasa “bodoh”, namun karena keyakinan yang positif ia berusaha memperbaiki nilai.
c.
Faktor yang mempengaruhi konsep diri
Berbagai faktor yang mempengaruhi proses pembentukan konsep diri seseorang, seperti : 1. Pola Asuh Orang Tua Pola asuh orang tua dapat mempengaruhi konsep diri yang terbentuk , sikap positif orang tua akan menumbuhkan konsep dan pemikiran yang positif serta sikap menghargai diri sendiri, sedangkan sikap positif orang tua akan mengundang pertanyaan pada anak dan menimbulkan asumsi bahwa dirinya tidak cukup
4. Kritik internal Kritik terhadap diri sendiri sering berfungsi menjadi regulator atau rambu-rambu dalam bertindak dan berprilaku agar keberadaan kita diterima oleh masyarakat dan dapat beradaptasi dengan baik.
3. Minat Belajar a. Pengertian Minat
Definisi minat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah perhatian, kesukaan, kecenderungan hati. Muhibbin Syah (2008:136) mengatakan bahwa, ”secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu”. Sementara itu, Slameto (2003:180)
menyatakan
bahwa
minat
akan
membantu
seseorang
mempelajarinya.
Menurut The Liang Gie (2000:57): “Suatu pelajaran dapat dipelajari dengan baik apabila si pelajar dapat memusatkan seluruh perhatian dan konsentrasinya terhadap pelajaran itu dan minat merupakan salah satu faktor yang memungkinkan konsentrasi tersebut”.
Minat juga merupakan suatu pemusatan perhatian yang tidak disengaja yang terlahir dengan penuh kemauannya dan yang tergantung dari bakat dan lingkungan. Dalam belajar diperlukan suatu pemusatan perhatian agar apa yang dipelajari dapat dipahami, sehingga siswa dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak
terbentuk jika ada usaha dari dalam dirinya dan juga ada dorongan dari luar baik dari guru, keluarga maupun lingkungnnya untuk menyukai dan memperhatikan pelajaran fisika dan terminat mengerjakan soal-soal yang diberikan guru. Sedangkan
menurut
Wayan
Nurkancana(1983:224)
menyatakan bahwa, ”Minat adalah gejala psikis yang berkaitan dengan objek atau aktivitas yang stimulir, perasaan senang pada individu”. Dan definisi minat menurut Kurt Singer (1991:78) adalah ”suatu landasan yang paling meyakinkan demi keberhasilan suatu proses”. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah merupakan suatu sikap batin dalam diri seseorang yang berkaitan dengan perhatian, kesukaan dan perasaan senang terhadap sesuatu.
Minat ini biasanya dipengaruhi dorongan dari dalam diri siswa berupa kesadaran bahwa dia akan lebih menikmati atau lebih bisa dengan salah satu pelajaran. Kecenderugannya, faktor dari dalam ini berupa kemampuan atau lebih kepada bakat yang ia bawa sejak lahir. Jika bakat tersebut sudah terlihat, maka dengan polesan pendidikan yang baik maka akan menghasilkan seorang yang unggul, profesional. Sedangkan dari faktor luar dapat berupa lecutan minat dan lingkungan yang menyebabkan dirinya juga merasa nyaman terhadap satu pelajaran. Lecutan minat tersebut dapat berupa guru yang mengajar menarik perhatiannya, misalnya mengajarnya enak dan cepat ditangkap oleh siswa tersebut sehingga tumbuh minatnya untuk lebih giat belajar dalam pelajaran tersebut. Dari uraian di atas dapat disimpulkan, minat adalah suatu
yang tentunya dapat dicapai dengan memiliki minat belajar yang tinggi. Slameto (2003:180) menegaskan bahwa: ”Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya penting, dan bila siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar ia akan berminat (dan bermotivasi) untuk mempelajarinya”. Jelas kiranya bahwa minat merupakan tenaga penggerak yang dipercaya ampuh dalam proses belajar. Oleh sebab itu, sudah semestinya pengajaran memberi peluang yang lebih besar bagi perkembangan minat seorang siswa. Minat erat sekali hubunganya dengan perasaan suka dan tidak suka, tertarik atau tidak tertarik. Setelah mulai belajar, hendaknya setiap siswa menaruh
Minat belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor. Totok Santoso (1998:11) mengemukakan faktor-faktor minat belajar siswa antara lain: 1) Minat dan cita-cita Cita-cita merupakan satu titik tujuan yang hendak dicapai oleh seseorang. Agar cita-cita dapat tercapa maka perlu adanya usaha dan dorongan dari dalam diri seseorang tersebut yang kemudian dinamakan minat untuk konsisten dalam usahanya tersebut. Minat sama halnya dengan minat merupakan dorongan dari dalam diri untuk berbuat secara maksimal guna mencapai satu tujuan yang dikehendaki. Minat yang tinggi dari seseorang akan membangkitkan semangat dan gairah dalam melakukan belajar dan usaha. Demikian pula dengan belajar, seseorang yang bercita-cita
dalam maupun di luar kelas hendaknya memberi kenyaman siswanya dalam berinteraksi dan menjalin komunikasi, sehingga persoalan-persoalan yang ada dalam diri siswa terkait dengan proses belajarnya dapat teridentifikasi untuk nantinya terpecahkan terpec ahkan satu solusi jika siswa tersebut mengalami penurunan dalam belajarnya.
3) Keluarga Dengan adanya perhatian, dukungan dan bimbingan dari orang tua akan mendorong siswa untuk lebih bersemangat dan menyukai belajar. Keluarga merupakan tempat dimana pendidikan pertama diperoleh oleh seorang anak. Keluarga yang baik akan selalu mendukung anak-anaknya dalam memeperoleh pendidikan yang
siswa. Misalnya dengan ceramah terus-menerus sehingga siswa kecenderungannya mengalami kebosanan dan pada akhirnya melakukan hal-hal negatif. Demikian juga sarana dan fasilitas sekolah yang kurang memadai dapat memperlemah minat belajar. Fasilitas yang ada di sekolah akan memancing siswa betah berada di sekolah. Tentunya, ketika itu terjadi dapat terlihat aktivitasnya dan jika ia berminat terhadap salah satu pelajaran atau pun kegiatan yang ada akan mengasah kemampuannya. 5) Teman pergaulan Sesuai dengan masa perkembangan siswa, apabila teman belajar mempunyai minat yang besar dalam belajar, maka timbul dalam kelompok pergaulan itu kecenderungan untuk mengikuti dan memiliki minat belajar. Dan sebaliknya apabila teman
”Pengaajar hendaknya juga berusaha untuk membentuk minat-minat baru pada diri siswa. Ini dapat dilakukan dengan jalan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaannya bagi siswa di masa yang akan datang”. Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan minat belajar adalah perasaan senang, suka dan perhatian terhadap usaha untuk mendapat ilmu pengetahuan. Dalam kaitannya dengan minat belajar Matematika maka dapat disimpulkan minat belajar Matematika siswa adalah perasaan senang, suka dan perhatian terhadap usaha untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang dalam hal ini adalah Matematika.
B. Kerangka Berpikir
dibutuhkan dalam mempelajari matematika, seperti mengabstraksi dan
mengklasifikasi.
Untuk
belajar
matematika
diperlukan
kemampuan mengklasifikasi struktur-struktur dan mengidentifikasi hubungan-hubungan. Materi yang dipelajari secara sistematik akan lebih baik dan tahan lama pada materi yang dipelajari secara hafalan. Agar konsep matematika dapat terbentuk dengan lebih baik dalam diri siswa, maka siswa perlu belajar sistematik dan meninggalkan belajar hafalan. Oleh karena itu perlu adanya kebiasaan belajar guna menekankan pada konsep matematika. Bila kebiasaan–kebiasaan belajar yang baik selalu dilakukan oleh semua siswa, maka tidak tertutup kemungkinan semua siswa dapat memperoleh nilai yang tinggi pada hasil
disiplin pada diri siswa dan siswa akan berusaha untuk memahami materi pelajaran yang dipelajarinya . 2. Pengaruh Konsep Diri terhadap Hasil Belajar Matematika Semester Ganjil Pada Siswa Kelas VIII
Berhasil atau tidaknya seseorang siswa dalam suatu pelajaran dapat dilihat dari hasil belajarnya. Hasil belajar tersebut ditentukan oleh beberapa faktor, baik dalam dirinya maupun dari luar dirinya. Salah satu faktor dari dalam diri adalah Konsep diri. Konsep diri berlaku untuk semua kegiatan dan semua bidang. Konsep diri secara naluri terkandung pada setiap orang walaupun dengan derajat yang berbeda–beda. Tinggi rendahnya konsep diri berbeda
beda untuk setiap orang dan setiap bidang yang
Matematika sebagai salah satu pelajaran di sekolah juga melibatkan konsep diri siswa dalam proses pembelajarannya, baik berupa teoritik maupun dalam obyek yang nyata. Adanya konsep diri dalam mempelajari metematika akan menimbulkan inisiatif dan pengalaman baru yang tidak akan terlupakan dalam suatu konsep matematika sehingga akan menghasilkan hasil belajar matematika yang tinggi. Berdasarkan uraian di muka maka diduga terdapat pengaruh positif antara kreativitas dengan hasil belajar matematika.
3. Pengaruh Minat Belajar Matematika Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Semester Ganjil Pada Siswa Kelas VIII
Belajar terjadi dalam interaksi dengan lingkungan,
kebiasaan belajar. Tanpa adanya kebiasaan belajar maka proses belajar yang terdapat pada diri siswa tidak akan menjadi kontinu, sehingga interaksi dengan lingkungan dalam proses belajar tidak berjalan dengan baik. Dengan demikian kreativitas dan kebiasaan belajar
merupakan
hal-hal
yang saling
mendukung
guna
tercapainya prose belajar. Hasil dari proses belajar adalah hasil belajar. Oleh karena itu apabila dalam proses belajar terjadi suatu kebiasaan belajar yang baik dan adanya kreativitas yang baik, maka dengan sendiri akan mempengaruhi terhadap peningkatan hasil belajar. Berdasarkan kepada uraian di atas, diperkirakan hasil belajar siswa dapat ditentukan oleh kebiasaan belajar yang baik dan teratur yang akan dapat mengembangkan daya kreativitas
2. Terdapat pengaruh konsep diri
terhadap prestasi belajarr
matematika 3. Terdapat pengaruh matematika
minat belajar terhadap
prestasi belajar
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kecamatan Makassar Jakarta Timur tahun pembelajaran 2011/2012. Sedangkan obyek penelitiannya adalah para siswa kelas VIII SMP N di Kecamatan Makasar Jakarta Timur. 2. Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian dijadwalkan dengan limit waktu tiga bulan terhitung mulai persetujuan proposal, diperkirakan dimulai bulan April 2012. Tabel 3.1
suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Dalam penelitian ini data dan informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner. Setelah data diperoleh kemudian hasilnya akan dipaparkan secara deskriptif dan pada akhir penelitian akan dianalisis untuk menguji hipotesis yang diajukan pada awal penelitian ini (Effendi, 2003: 3). Metode penelitian survey adalah usaha pengamatan untuk mendapatkan keterangan-keterangan yang jelas terhadap suatu masalah tertentu dalam suatu penelitian. Penelitian dilakukan untuk suatu tindakan yang sifatnya deskriptif yaitu melukiskan hal-hal yang mengandung suatu fakta-fakta, klasifikasi dan pengukuran yang akan diukur adalah fakta yang fungsinya merumuskan dan melukiskan apa yang terjadi (Ali, 2007: 5).
dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antara fenomena yang diselidiki (Nazir, 2008: 63). Berdasarkan pengertian para pakar diatas, maka penulis menarik kesimpulan bahwa metode survey deskriptif cocok untuk digunakan dalam penelitian ini, karena sesuai dengan maksud dari penelitian, yaitu untuk memperoleh gambaran Pengaruh Konsep diri dan Minat Belajar Matematika terhadap Hasil Belajar Matematika materi semester ganjil pada siswa SMP Negeri kelas VIII di Kecamatan Makasar Jakarta Timur. Sebelum melakukan analisis data tentang pengaruh variabel data kemudian teknik analisis data dengan menggunakan statistik inferensial korelasi sederhana dan korelasi ganda, korelasi parsial, serta regresi sederhana dan regresi ganda. Korelasi memerlukan minimal dua variabel, sedangkan korelasi ganda memerlukan tiga variabel. Pada penelitian ini,
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Sugiyono (dalam Riduwan 2004: 54) mengatakan bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi kuantitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajarai dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Nawawi (dalam Riduwan 2004: 54) menyebutkan bahwa “ populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung atau
pengukuran
kuantitatif
pada
karakteristik
tertentu
mengenai
sekumpulan obyek yang lengkap”. Riduwan mengatakan bahwa “ populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi obyek penelitian”. Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
karakteristik sekolah sama yaitu siswa-siswa kelas VIII Sekolah Standar Nasional (SSN). 2. Sampel
Arikunto (dalam Riduwan 2004: 5) mengatakan bahwa, “Sampel adalah bagian dari populasi (sebagaian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat meakili seluruh populasi”. Sugiyono (dalam Riduwan 2004: 5) memberikan pengertian bahwa, “Sampel adalah sebagian dari jumlah data karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa “sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti.” Pengambilan sampel menurut S. Nasution (dalam Riduwan 2004:
homogenitas dalam populasi: juga oleh sempit dan luasnya pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini menyangkut banyak tidaknya data; dan besar kecilnya risiko yang ditanggung peneliti. Penyusun berupaya agar ukuran sampel yang ditetapkan bisa merepresentasikan populasi, dan dengan sampel yang representative maka generalisasi hasil penelitian bisa dilakukan. S. Nasution, menulis tidak ada aturan yang tegas tentang jumlah sampel yang dipersyaratkan dalam penelitian dari populasi yang tersedia. Juga tidak ada batasan yang jelas apa yang dimaksud dengan sampel besar dan sampel kecil (S. Nasution; 2007). Selanjutnya dia menulis, mengenai jumlah sampel yang sesuai sering juga disebut aturan sepersepuluh. Jadi 10 % dari jumlah populasi (S. Nasution: 2007). Sementara itu Sugiono berpendapat, bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate (korelasi atau
terpilih sebanyak n 1 =16. Jadi total mahasiswa N=308 dan total sampel terpilih n=30. Dari data tabel tersebut diatas dapat diketahui bahwa sampel yang akan diteliti sebanyak 30 siswa dengan jumlah populasi sebanyak 308 siswa dari dua SMP N SSN di kecamatan Makasar Jakarta Timur dengan perinciannya 164 siswa SMP N 128 dan 144 siswa SMP N 80 sehingga jumlahnya sebanyak 308 siswa. Pada data tersebut dapat diketahui jumlah sampel di SMP N 128 sebanyak 16 siswa, sedangkan di SMP N 80 sebanyak 14 siswa dari perhitungan jumlah siswa di SMP N 128 atau SMP N 80 : jumlah total siswa pada SMP N 128 dan SMP N 80 dikalikan jumlah sampel, hal tersebut didasarkan atas perbandingan kedua sekolah tersebut. Dengan ketentuan tersebut, jumlah sampel telah memenuhi syarat
siswa kelas VIII setiap SMP N di Kecamatan Makasar Jakarta Timur berupa tes akademik dengan menggunakan instrumen tes berupa isian singkat dari soal pelajaran Matematika kelas VIII, konsep diri (X 1 ) diberikan kepada siswa kelas VIII dengan mengisi angket (kuesioner) dengan menggunakan instrumen kuesioner, dan minat belajar Matematika (X 2 ) yang diberikan kepada siswa kelas VIII dengan cara mengisi angket (kuesioner) dengan menggunakan instrumen kuesioner yang keduanya adalah sebagai variabel bebas.
E. Instrumen Penelitian 1. Instrumen Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Alam a. Definisi konseptual
Hasil belajar Matematika materi semester ganjil kelas VIII
Matematika. Indikator dari test Matematika tersebut meliputi: 1) Faktorisasi
suku Aljabar; 2) Fungsi dan grafik fungsi; 3)
Persamaan garis lurus; 4) Sistem persamaan linear dua variabel; 5) Garis-garis pada segitiga; 6) Lingkaran; 7) Garis singgung lingkaran
Fokus
yang
dinilai
dalam
indikator
test
hasil
belajar
Matematika peserta didik SMP Negeri sebagaimana disebutkan di atas, adalah: 1) Faktorisari suku Aljabar, difokuskan untuk mengetahui seberapa
tinggi kemampuan memahami soal faktorisasi susku Aljabar dalam menjawab setiap pertanyaan yang diberikan oleh guru. Semakin tinggi skor yang didapat maka semakin tinggi pula prestasi belajarnya.
Semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin tinggi pula nilainya.. 5) Garis-garis pada segitiga, difokuskan untuk mengetahui seberapa
besar daya serap peserta didik didalam menjawab soal tentang garis-garis pada segitiga. Semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin besar pula nilainya. 6) Lingkaran, difokuskan untuk mengetahui seberapa besar dalam
menjawa soal tentang lingkaran. Semakin tinggi skor yang didapatkan maka semakin tinggi pula nilainya.
c. Kisi-kisi instrument Hasil Belajar Matematika
Instrumen yang digunakan sebagai alat penelitian disusun berdasarkan kisi-kisi. Penyusunan kisi-kisi berdasarkan indikator
No
Materi
Indikator
Nomor Butir Tes
Jml
kali, bagi dan pangkat pada bentuk Aljabar 2
3
4
Fungsi dan grafik fungsi
Persamaan garis lurus
Sistem persamaan linear dua variabel
a. Menyelesaikan dengan kata-kata dan menyatakan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan fungsi b. Menghitung nilai fungsi
5,6,7,13, 14
5
8
1
a. Mengenal pengertian dan menentukan gradien dalam berbagai bentuk b. Menentukan persamaan garis lurus yang melalui dua titik, melalui satu titik dengan gradient tertentu Menggambar grafik garis lurus a. Mengenal SPLDV b. Menentukan akar SPLDV dengan subtitusi
9,11
2
10,16
2
18,20, 21
3
12, 22
2
No
Materi
Indikator
dalam dan persekutuan luar dua lingkaran b. Menentukan panjang garis singgung persekutuan dalam dan persekutuan luar
Nomor Butir Tes
Jml
19
1
Jumlah
d. Kalibrasi Instrumen Hasil Belajar Matematika (Y)
Khusus untuk instrument hasil belajar Matematika materi semester ganjil kelas VIII (Y) tidak dilakukan kalibrasi, karena menggunakan instrument yang sudah dibakukan dalam format penilaian hasil belajar matematika.
Kalibrasi instrumen prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam
30
dengan membandingkan antara besaran r xy yang diperoleh dengan harga kritis r Pearson’s Product Moment pada n = 30. Jika r >r
tabel,
maka butir instrumen tersebut valid dan selanjutnya akan
digunakan untuk pengumpulan data. Sebaliknya, jika r tabel,
hitung
maka butir tersebut tidak valid
hitung
< r
dan selanjutnya tidak
digunakan dalam penelitian. Dalam tabel harga kritis r
tabel
Pearson’s Product Moment diketahui 0,361 untuk N = 30 dengan
α =
0,05. Uji validitas instrumen hasil belajar Matematika
dilakukan dengan bantuan SPSS 17. Berdasarkan hasil perhitungan validitas instrumen hasil belajar Matematika materi semester ganjil kelas VIII diketahui dari 30 butir tes semua butir pertanyaan adalah valid karena nilainya lebih besar dari 0,361. Jumlah butir yang valid dan digunakan sebagai alat pengambil data penelitian
Item-Total Statistics
Item
Scale Scale Mean Variance if Corrected Keterangan if Item Item Item-Total Deleted Deleted Correlation
Item5
14.5000
18.328
0,416
Valid
Item6
14.5000
18.397
0,399
Valid
Item7
14.5000
18.466
0,583
Valid
Item8
14.5333
18.395
0,398
Valid
Item9
14.4667
18.051
0,487
Valid
Item10
14.4667
18.189
0,653
Valid
Item11
14.4667
17.223
0,494
Valid
Item12
14.5000
17.224
0,486
Valid
Item13
14.5000
16.672
0,628
Valid
Item14
14.5000
18.121
0,365
Valid
Item15
14.4667
16.947
0,565
Valid
tem16
14.4667
17.016
0,547
Valid
Item17
14.5667
16.599
0,641
Valid
2) Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas terhadap butir-butir instrumen Hasil belajar Matematika yang valid dianalisis dengan teknik Alpha Cronbach. Penghitungan koefisien reliabilitas instrumen dilakukan setelah butir yang tidak valid tidak digunakan dalam penelitian sehingga tidak diperhitungkan dalam penghitungan ini. Penghitungan dilakukan dengan menggunakan bantuan program Penghitungan reliabilitas instrumen
variabel Hasil belajar
Matematika sebanyak 30 butir menghasilkan r ii = 0,837
Tabel 3.4 Reliability Instrumen Hasil Belajar Matematika
SPSS 17
yang terdapat dalam diri seseorang yang menyebabkan seseorang melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.” Konsep diri bukanlah sesuatu yang siap jadi, tetapi diperoleh dan dibentuk oleh lingkungan. Perkembangan konsep diri adalah dibentuk dan salah satu landasan esensial yang mendorong manusia untuk tumbuh, berkembang, dan maju mencapai sesuatu. Sejak pertumbuhannya, telah tampak betapa besarnya pengaruh lingkungan
terhadap
perkembangan
intelektualnya.
Sistem
persekolahan dan juga banyak kehidupan rumah tangga sering ditandai oleh ambisi mewujudkan hasil belajar matematika peserta didik yang optimal. b. Definisi Operasional
Konsep diri siswa dalam penelitian ini, merupakan perwujudan
belajar. Semakin rendah skor yang didapat, semakin rendah pula konsep diri belajarnya. 2) Harga diri, difokuskan untuk mengetahui seberapa tinggi
keinginan peserta didik untuk menuangkan harga diri. Semakin tinggi skor yang didapat, semakin tinggi pula konsep diri siswa dalam belajar. Semakin rendah skor yang didapat, semakin rendah pula konsep diri siswa tersebut dalam belajarnya. 3) Kompeten, difokuskan untuk mengetahui seberapa jauh hal-hal
yang belum di ketahui peserta didik untuk memiliki rasa kompeten. Semakin tinggi skor yang didapat, semakin tinggi pula konsep diri siswa dalam belajar. Semakin rendah skor yang didapat, semakin rendah pula konsep diri siswa tersebut dalam belajarnya. 4) Daya tarik, difokuskan untuk mengetahui seberapa tinggi
6) Berprestasi,
difokuskan untuk mengetahui seberapa tinggi
keinginan peserta didik untuk memahami hubungan baru. Semakin tinggi skor yang didapat, semakin tinggi pula konsep diri siswa dalam belajar. Semakin rendah skor yang didapat, semakin rendah pula konsep diri siswa tersebut dalam belajarnya. 7) Keyakinan,
difokuskan
untuk
mengetahui
seberapa
tinggi
keinginan peserta didik memiliki suatu keyakinan mampu memahami matematika. Semakin tinggi skor yang didapat, semakin tinggi pula konsep diri siswa dalam belajar matematika. Semakin rendah skor yang didapat, semakin rendah pula konsep diri siswa tersebut dalam belajarnya. c. Kisi-kisi Instrumen
Instrumen yang digunakan sebagai alat penelitian disusun
Nomor Butir Positif (+) Negatif (-) Semangat 15, 18 25 Berprestasi 23, 26, 27 28, 29, 30 Keyakinan 7, 29 24 Jumlah 17 13 Kalibrasi Instrumen Prestasi Belajar (Y) Indikator Kreatifitas Siwa
5 6 7 d.
Jumlah
3 6 3 30
Instrumen kreatifitas siswa (X1 ) dikembangkan dalam bentuk penyataan.
Apabila
pernyataan
tersebut
penilaiannya adalah sebagai berikut: Selalu
diberi bobot 5
Sering
diberi bobot 4
Kadang-kadang
diberi bobot 3
Sangat jarang
diberi bobot 2
Tidak pernah
diberi bobot 1
bersifat
positif
maka
30 sampai dengan 150. Valitidas butir instrumen ditentukan dengan membandingkan antara besaran r xy yang diperoleh dengan harga kritis r Pearson’s Product Moment pada n = 30. Jika r >r
tabel,
maka butir instrumen tersebut valid dan selanjutnya akan
digunakan untuk pengumpulan data. Sebaliknya, jika r tabel,
hitung
maka butir tersebut tidak valid
hitung
< r
dan selanjutnya tidak
digunakan dalam penelitian. Dalam tabel harga kritis r
tabel
Pearson’s Product Moment diketahui 0,361 untuk N = 30 dengan
α = 0,05. Uji validitas instrumen konsep diri dilakukan dengan bantuan SPSS 17. Berdasarkan hasil perhitungan validitas instrumen konsep diri diketahui dari 30 butir pernyataan semua butir pertanyaan adalah valid karena nilainya lebih besar dari 0,361. Jumlah butir yang valid dan digunakan sebagai alat
Item-Total Statistics
Item
Scale Scale Mean if Variance if Corrected Keterangan Item Item Item-Total Deleted Deleted Correlation
Item4
112.6000
346.662
0,594
Valid
Item5
112.3667
344.102
0,713
Valid
Item6
112.3333
342.713
0,739
Valid
Item7
112.4333
341.220
0,773
Valid
Item8
112.5000
339.914
0,758
Valid
Item9
112.2667
344.340
0,762
Valid
Item10
112.2667
345.789
0,755
Valid
Item11
112.5000
344.741
0,674
Valid
Item12
112.3000
345.183
0,752
Valid
Item13
112.2667
344.340
0,691
Valid
Item14
112.3333
351.126
0,602
Valid
Item15
112.2333
353.978
0,521
Valid
Item16
112.2333
348.737
0,675
Valid
Dari output diatas dapat dilihat bahwa 30 butir pernyataan dinyatakan valid karena r hitung > r tabel. 2) Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas terhadap butir-butir instrumen minat belajar siswa yang valid dianalisis dengan teknik Alpha Cronbach. Penghitungan koefisien reliabilitas instrumen dilakukan setelah butir yang tidak valid tidak digunakan dalam penelitian sehingga tidak diperhitungkan dalam penghitungan ini. Penghitungan dilakukan dengan menggunakan bantuan program
SPSS 17 .
Penghitungan reliabilitas instrumen variabel konsep diri sebanyak 30 butir pernyataan menghasilkan r ii = 0,965
Berdasarkan paparan tentang minat belajar siswa pada bab II dapat disimpulkan secara konseptual minat belajar siswa adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Kurangnya minat belajar adalah salah satu akar penyebab kurangnya kemauan siswa untuk mempelajari materi yang diterima secara berkesinambungan. Orang-orang dengan minat belajar yang rendah cenderung lemah, tidak berdaya, gagal dan kehilangan daya tarik terhadap hidup. Oleh karena itu, mereka yang minat belajarnya yang rendah menjadi ancaman bagi kemajuan ilmu pengetahuan, karena anak itu memiliki minat belajar yang kurang untuk berlaku sebaliknya.
1) Sosialisasi dengan teman, difokuskan untuk mengetahui seberapa
kondusif sosialisasi dengan teman di sekolah. Semakin tinggi skor yang didapat, semakin kuat minat belajar. Semakin rendah skor yang didapat, semakin kurang minat belajar. 2) Sopan santun, difokuskan untuk mengetahui seberapa kondusif
sopan santun dengan teman dan guru di sekolah. Semakin tinggi skor yang didapat, semakin kuat minat belajar. Semakin rendah skor yang didapat, semakin kurang minat belajar. 3) Memahami perasaan orang lain, difokuskan untuk mengetahui
seberapa kondusif dalam memahami perasaan orang lain dengan teman di sekolah. Semakin tinggi skor yang didapat, semakin kuat minat belajar. Semakin rendah skor yang didapat, semakin kurang minat belajar.
minat belajar. Semakin rendah skor yang didapat, semakin kurang minat belajar. 7) Mengungkapkan
rasa
kasih
sayang,
difokuskan
untuk
mengetahui seberapa kondusif dalam mengungkapkan rasa kasih sayang dengan teman di sekolah. Semakin tinggi skor yang didapat, semakin kuat minat belajar. Semakin rendah skor yang didapat, semakin kurang minat belajar. c. Kisi-kisi Instrumen
Instrumen yang digunakan sebagai alat penelitian disusun berdasarkan kisi-kisi. Penyusunan kisi-kisi berdasarkan indikator yang telah dikemukakan di atas. Pengukuran terhadap minat belajar diukur menggunakan skala Likert, dengan kemungkinan jawaban dibagi menjadi
5
rentangan.
Masing-masing
rentangan
mempunyai
d. Kalibrasi Instrumen Minat Belajar
Instrumen Minat Belajar (X 2 ) dikembangkan dalam bentuk penyataan.
Apabila
pernyataan
tersebut
bersifat
positif
maka
penilaiannya adalah sebagai berikut: Selalu
diberi bobot 5
Sering
diberi bobot 4
Kadang-kadang
diberi bobot 3
Sangat jarang
diberi bobot 2
Tidak pernah
diberi bobot 1
Apabila penyataan tersebut bersifat negatif, maka penilaiannya
tabel,
maka butir instrumen tersebut valid dan selanjutnya akan
digunakan untuk pengumpulan data. Sebaliknya, jika r tabel,
maka butir tersebut tidak valid
hitung
< r
dan selanjutnya tidak
digunakan dalam penelitian. Dalam tabel harga kritis r
tabel
Pearson’s Product Moment diketahui 0,361 untuk N = 30 dengan
α = 0,05. Uji validitas instrumen minat belajar dilakukan dengan bantuan SPSS 17. Berdasarkan hasil perhitungan validitas instrumen minat belajar diketahui dari 30 butir pernyataan semua butir pertanyaan adalah valid karena nilainya lebih besar dari 0,361. Jumlah butir yang valid dan digunakan sebagai alat pengambil data penelitian sebanyak 30 butir pernyataan. Dengan demikian, rentang skor teoretik antara 30 sampai dengan 150.
Item-Total Statistics
Item
Scale Scale Mean Variance if Corrected Keterangan if Item Item Item-Total Deleted Deleted Correlation
Item10
111.5667
305.013
0,790
Valid
Item11
111.5333
311.430
0,637
Valid
Item12
111.6000
311.145
0,677
Valid
Item13
111.7333
313.513
0,651
Valid
Item14
111.8000
315.062
0,616
Valid
Item15
111.8333
311.040
0,790
Valid
Item16
111.8333
310.902
0,717
Valid
Item17
111.8667
312.947
0,715
Valid
Item18
111.9000
313.955
0,715
Valid
Item19
111.8333
310.144
0,780
Valid
Item20
111.8667
307.913
0,812
Valid
Item21
111.8667
308.257
0,800
Valid
Item22
111.6000
310.938
0,656
Valid
diperhitungkan dalam penghitungan ini. Penghitungan dilakukan dengan menggunakan bantuan program
SPSS 17 . Penghitungan
reliabilitas instrumen variabel kecerdasan interpersonal sebanyak 30 butir pernyataan menghasilkan r ii = 0,960
Tabel 3.10 Reliabilitas Instrumen Minat Belajar Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
0.960
30
Dari hasil di atas, ternyata (0,960 > 0,7) maka disimpulkan instrumen minat belajar (X2) reliabel
sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum. Teknik analisis deskriptif merupakan penelitian yang berusaha menggambarkan obyek penelitian secara sistematis dan akurat apa adanya tanpa melakukan manipulasi terhadap fakta yang ada, hal ini seperti yang diungkapkan oleh Yatim Riyanto bahwa penelitian deskriptif adalah: “Penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, faktafakta atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Dalam penelitian deskriptif cenderung tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan dan menguji hipotesis.” Data yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan, dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial. Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui harga
skor minimum, jangkauan (
), mean, median, modus, standar deviasi
2. Analisis Regresi Ganda
Model Analisis Regresi adalah salah satu model kausal yang menganalisis suatu fenomena adanya hubungan kausal minimal antar dua variable X dan Y, dimana X memberikan pengaruh kepada Y melalui persamaan Y=a + b.X + e. Hal ini dapat juga dikaji dari berbagai definisi atau pengertian yang ditulis oleh berbagai makalah dan rujukan sebagai berikut.
Regression is used to relate several explanatory variables (X's) to a response variable (Y) Statistical tool used in predicting future values of a target (dependent) variable on the basis of the behavior of a set of explanatory factors (independent variables). A type of regression analysis model, it assumes that the target variable is not chaotic or random and, hence, predictable. Statistical model that relates the dependent variable (sales, for example) to one or more independent variables (advertising and income, for example).
pergunakan sebagai persyaratan yang harus dipenuhi. Persyaratan ini banyak silang pendapat, diantaranya sebagaimana diuraikan dibawah ini. Asumsi yang diajukan oleh Gorard yang dikutip oleh Cohen2007 dkk mencakup butir butir sebagai berikut.
1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10) 11)
Semua data berasal dari sampel yang dipilih secara random; Paling tidak variabel independen merupakan angka riil; Tak ada outlier; Semua variabel diukur dengan benar tanpa ada kesalahan; Ada hubungan linear antara variabel dependen dengan variabelvariabel inde[endennya; Variabel dependen mengikuti distribusi normal, atau minimal terpenuhi asumsi berkut; Galat mengikuti distribusi normal; Varians setiap variabel konsisten vs variabel lainnya, atau minimal terpenuhi asumsi berikut; Galat dari variabel dependen terkait dengan setiap variabel independen mempunyai varians yang konstan; Galat tidak berkorelasi dengan variabel variabel independen nya; Galat mempunyai rata rata nol dan berkorelasi secara linear
Lebih lanjut Gujarati dalam karangan bukunya yang berjudul Essentials of Econometrics menyebutkan bahwa persyaratan dalamregresi
ganda adalah (1) semua variabel independen non stochastik (2). Rata rata galat sama dengan nol dg variance konstan, dan mengikuti distribusi normal yang dapat dituliskan sebagai berikut e i ≈N(µ¸σ²) (3).Homoscedasticity (4).No exact multicollinearity. Hal serupa Intrilgator. M. D. dalam bukunya yang berjudul Econometric Models, Techniques, and Applications. Menuliskan bahwa
asumsi atau persyaratan dalam regresi ganda (1).multikolinearitas, (2).heteroscedastisiti, (3). Galat atau e mengikuti ditribusi normal dengan rata rata nol
dan simpangan baku sigma (σ). Dalam penelitian ini akan dilakukan uji persyaratan sebagai pemenuhan asumsi yang diperlukan dalam analisis regresi ganda pada hal yang sangat penting secara praktis sebagaimana diutarakan pada ringkasan
Uji homoskedastisitas atau data tidak menggerombol-gerombol dengan metode pola grafik. Dalam pola grafik, disajikan grafik Z-resid sebagai sumbu Y dan Z-Pred sebagai sumbu X. Data homoskedastis jika grafik menunjukkan tak ada pola yang sistimatis. Uji multikolineariti dengan uji tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Kolinieritas tidak ada jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) > 10 , atau TOL < 0,1. Hal ini berarti dilai
Beberapa indikator adanya multikolinearitas ntr variabel independen dalam suatu model regresi ganda dpat dilihat pada butr butr berikut, yng
5. Construction of a pair-wise correlation matrix will yield indications as to the likelihood that any given couplet of right-hand-side variables are multi-collinear. Correlation values .4 and higher can indicate a multicollinierity issue, but sometimes variables may be correlated as high as .8 without causing such issues.
Allison membuat kriteria praktis yang biasa disebut rule of thumb yang dituliskan bahwa VIF lebih besar dari 10 dengan Tol kurang daro 0,10 merupakan acuan sempurna atau acuan ideal. Tetapi aturan rule of thumb yang diajukan oleh Allison bahwa VIF lebih besar dari 2,5 dan Tol kurang dari 0,40 dapat digunakan secarap raktis. Penelitian ini menggunakan criteria yang dajukan oleh Allison (2003) tersebut.
BAB IV HASIL ANALISIS
A.
Diskripsi Data
Penelitian ini dilakukan terhadap 30 orang responden yang digunakan untuk mengukur tiga variabel, yaitu konsep diri (X 1 ) dan minat belajar (X 2 ) sebagai variabel bebas, serta prestasi belajar Matematika materi semester ganjil kelas VIII (Y) sebagai variabel terikat, dengan kompilasi data dapat dilihat pada Tabel 4.1 dibawah ini. Deskripsi data dari tiap-tiap variabel adalah sebagai berikut.
Tabel 4.1 Deskripsi Statstik Variabel Konsep Diri,
Berdasarkan data statistik pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa ketiga variable penelitian X1 adalah konsep diri , X2 adalah minat belajar siswa, dan Y adalah hasil belajarmata pelajaran maematika.
Penelitian ini memilih
sampel dari dua sekolah sebanyak n = 30 siswa.
Kemudian berdasarkan
jumlah skor masing masing jawaban dari tiga variable tersebut menunjukkan angka angka statistik yang dapat di narasikan sebagai berikut. Ketiga variabel secara berurutan dari variable konsep diri (X1), variable minat belajar (X2), dan variable prestasi belajar matematika (Y) mempunyai jumlah skor jawaban
median tersebut, untuk masing masing variabel yang bersangkutan. Menurut statistik modus, menunjukkan bahwa mayoritas siswa mempunyai jumlah skore jawaban pada konsep diri sebesar 102, kemudian mayoritas jawaban siswa pada minat belajar sama dengan 110, dan mayoritas nilai prestasi belajar matematika sebesar 19. Menurut ukuran dispersi dengan ukuran standar deviasi menunjukkan bahwa secara berurutan variabel konsep diri mempunyai standar deviasi sebesar 18,20 , variabel konsep diri mempunyai standar deviasi 16,97 , dan variabel pertasi belajar mempunyai standar deviasi sebesar 4,63. Selanjutnya untuk membanding variabel mana yang lebih heterogen dengan menggunakan angka statistic koefisien variasi ialah dihitung berdasarkan rasio antara standar deviasi dengan rata ratanya, kemudian dikalikan 100 persen.
Dari ketiga
variabel penelitin ini menunjukkan bahwa variabel prestasi belajar matematika
ialah 0,160. Variabel minat belajar menunjukkan pola distribusi yang mendatar, hal ini ditandai nilai kurtosis negative, ialah sama dengan -0,190. Sedangkan variabel prestasi belajar matematikan mempunyai pola yang meruncing, ditandai dengan nilai kurtosis positive, ialah sama dengan 0,156.
B. Uji Persayaratan Analisis Regresi Persamaan regresi ganda diselaraskan pada data yang ada dengan menggunakan program SPSS menghasilkan berbagai table. Table-tabel tersebut terdiri dari tabel pokok maupun tabel penunjang. Tabel pokok terdiri 2
dari tiga table, ialah (i).Table Summary yang berisi R dan R (ii).Table ANOVA untuk menguji pengaruh variabel variabel independen terhadap variabel dependennya. Juga untuk menguji tuna cocok, dan menguji 2
signifikansi R dan R (iii).Tabel koefisien regresi ganda yang terdiri dari
tolerance
yang menyatakan bahwa variabel bebas dinyatakan tidak
multikolinieritas apabila nilai TOL lebih kecil dari 0,1. Hal yang sama juga dikatakan bahwa kolinieritas tidak ada jika nilai VIF lebih besar dari 10. Bahkan dengan criteria Allison (2003) hanya disyaratkan VIF > 2,5 dan TOL < 0,40. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa kedua variabel independen ternyata tidak terdapat multikolinier, karena tolerance maupun VIF relative memenuhi kriteria diatas. Jadi kedua variabel
konsep
multikolinear.
diri
dan
vaeriabel
minat
belajar
tidak
ada
Sehingga analisis regresi dapat dipergunakan dalam
peneltian ini.
Tabel 4.2 Uji Multikolinieritas TOL dan VIF
bahwa data adalah homoskedastis.
Sehingga aplikasi analisis regresi
ganda menunjukkan bahwa tidak terdapat pola heteroskedastisitas dalam aplikasi ini, sehingga asumsi data homogen dapat dipenuhi.
normalnya lihat Gambar 4.2 dan juga pada gambar P-P plot dimana titik titik data mengikuti garis diagonalnya lihat pada Gambar 4.3 .
Tabel 4.3 Uji Normalitas Galat One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Predicted Value N 30 a,b Normal Parameters Mean 19.03 Std. Deviation 4.45 Most Extreme Absolute .114 Differences Positive .067 Negative -.114 Kolmogorov-Smirnov Z .622 Asymp. Sig. (2-tailed) .833
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Gambar 4.3 P-P Plot Kumulatif Galat.
Jadi galat normal regresi ganda mengikuti distribusi normal dengan rata-rata 0 dan standar deviasi 1,31 atau dapat dituliskan bahwa galat mengikuti distribusi N(0, 1,31). Selanjutnya galat
C. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan seperti ketentuan yang tertulis pada akhir Bab III. Hasil perhitungan dan pengujian bisa dilihat pada Tabel 4.4, Tabel 4.5, dan Tabel 4.6.
Tabel 4.5 Model Summary: R, dan R Squared (Koefisien Penentu) Model Summary Mode l 1
R .959
a
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
.920
.914
1.359
a. Predictors: (Constant), X2, X1
Tabel 4.6 Analysis of Variance Signifikansi Pengaruh Variabel Independen secara bersama sama terhadap Variabel Dependen Y a ANOVA
1. Pengaruh Konsep Diri (X 1 ), dan Minat Belajar (X 2 ) secara bersamasama terhadap Prestasi Belajar Matematika (Y)
Hipotesis pengaruh ini adalah : H 0 : β y1 = β y2 = 0 H 1 : β y1 ≠ 0 dan
β y2 ≠ 0 dan ;
artinya :
H0:
tidak terdapat pengaruh Konsep Diri (X 1 ), dan Minat Belajar (X 2 ) secara bersama-sama terhadap Prestasi Belajar Matematika (Y)
H1:
terdapat pengaruh Konsep Diri (X 1 ), dan Minat Belajar (X 2 ) secara bersama-sama terhadap Prestasi Belajar Matematika (Y)
Berdasarkan angka angka statistic pada Tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai Fo = 155,08 dan Sig. =0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan
Berdasarkan angka angka statistic pada Tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai to = 2,770 dan Sig. =0,010 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho tidak dapat diterima, berarti H 1 diterima. Artinya hipotesis penelitian dapat diterima. Artinya, terdapat pengaruh yang signifikan konsep diri terhadap hasil belajar matematika .
3. Pengaruh Minat Belajar (X 2 ) terhadap Prestasi Belajar Matematika (Y)
Hipotesis pengaruh ini adalah :
: β y2 = 0 H 1 : β y2 ≠ 0 H0
;
artinya :
H0
: tidak terdapat pengaruh Minat Belajar (X2) terhadap Prestasi Belajar Matematika (Y)
D. Diskusi Hasil 1.
Hipotesis
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh konsep diri dan minat belajar baik secara parsial/ individu mauun secara bersama sama terhadap prestasi belajar matematka. Jika dilihat dari nilat to statistic menunjukkan bahwa variabel konsep diri dengan nilai to = 2,770 dan Sig. =0,010 < 0,05 sedangkan variabel minat belajar mempunyai to = 3,171 dan Sig. =0,004 < 0,05. to = 3,171 dan Sig. =0,004 < 0,05.
Ini menunjukkan
bahwa variabel minat belajar mempunyai nilai to lebih besar dibandingkan dengan nilai to konsep diri.
Atau sebailknya variabel minat belajar
mempunyai nilai Sig. lebih kecil dibandingkan dengan nilai Sig. konsep diri. Maka mempunyi makna bahwa variabel minat belajar berpengaruh terhadap
i).
Ŷ = -10,69 + 0.116 X 1 + 0,142 X 2
ii).
Ŷ* = 0,454 X* 1 + 0,519 X* 2 ;
dimana Y*
Y =
−
Sy
Y
dan X *
X =
−
X
Sx
Persamaan yang pertama i). adalah persamaa dari data mentah, atau data X1, X2, dan Y dari sata lapangan. Adapun persamaan yang kedua ii) adalah persamaan dimana semua variabel sudah ditransformasi ke data standar, ialah masing masing data disetiap variabel dikurangi rata ratanya dan kemudian dibagi dengan standar deviasinya. Berdasarkan persamaan pertama dapat dinarasikan sebagai berikut.
Berdasarkn persamaan kedua dapat dinarasikan sebagai berikut. Setiap kenaikan satu unit total skore yang sudah distandarkan konsep diri (X 1 ) akan berpengaruh kepada kenaikan prestasi belajar yang distandarkan (Y) sebesar 0.454 unit total skore prestasi yang distandarkan, ceteris paribus. Artinya variabel minat belajar yang distandarkan (X 2 ) tetap tidak berubah. Hal yang sama juga, setiap kenaikan satu unit total skore minat belajar yang distandarkan (X 2 ) akan berpengaruh kepada kenaikan prestasi belajar yang distandarkan (Y) sebesar 0.519 unit total skore prestasi yang distandarkan, ceteris paribus. Artinya variabel konsep diri yang distandarkan (X 1 ) tetap tidak berubah.
Disini dapat secara langsung dinyatakan bahwa pengaruh
minat belajar lebih tinggi dibandingkan dengan pengaruh konsep diri. Hal in dapat dibuktikan bahwa nilai Beta variabel X 2 yang distandarkan lebih besar dibandingkan dengan nilai Beta pada variabel X
distandarkan. Ialah
3.
Korelasi dan Koefisien Determinasi
3.1 Koefisien Korelasi
Selanjutnya jika dikaji lebih lanjut berdasarkan koefisien partial correlation (korelasi parsial) yang menunjukkan bahwa korelasi antara dependen dengan salah satu variabel independen s etelah dihilangkan pengaruh korelasi variabel independen lainnya. Atau korelasi antara variabel dependen dengan salah satu variabel independen, setelah pengaruh hubungan linear variabel-variabel independen lainnya telah dihilangkan dari keduanya. Selanjutnya part correlation, juga dihitung untuk menunjukkan bahwa korelasi antara variabel dependen dengan salah satu variabel independen, setelah pengaruh hubungan linear
variabel-variabel independen lainnya telah
dihilangkan dari variabel independen tersebut. Part correlation juga disebut
Selanjutnya jika part correlation antara variabel konsep diri (X1) dengan prestasi belajar matematika (Y) sama dengan 0,151, setelah pengaruh variabel minat belajar (X2) dihilangkan dari variabel konsep diri (X1) tersebut.
Tabel 4.8 Krelasi: Zero Order dan Parsial
Variabel independen X1 X2
Correlations Zeroorder .943 .947
Partial .470 .521
Part .151 .173
Berdasarkan tabel diatas juga menunjukkan bahwa korelasi antara minat belajar (X2) dengan prestasi belajar matematika (Y)
sama dengan
0,947 yang menunjukkan tingkat korelasi sangat kuat. Selanjutnya jika dilihat dari koefisien korelasi parsial menunjukkan angka yang lebih kecil ialah sama
Kemudian secara konsisten dengan analisis regresi menunjukkan pula bahwa secara berurutan dari yang paling besar adalah variabel minat belajar (X2), kemudian variabel konsep diri (X1). Hal ini dapat dilihat angka statistik partial correlation maupun part correlation nya, bahwa variabel mint belajar (X2) mempunyai ngka angka yng lebih besar dibandingkan vaeiabel konsep diri (X1).
3.2 Koefisien Determiasi (Sumbangan)
Variabel konsep diri (X1) dan variabel minat belajar (X2) dapat menentukan atau dapat menjelaskan variabel prestasi belajar matematika 2
sebesar 92,0 persen (R =0.92). Koefisien penentu ini ternyata terdiri dari sumbangan variabel konsep diri (X1) dan minat belajar (X2). sumbangan ini dapat dihitung berdasarkan rumus berikut.
Besarnya
Beta
nya dikalikan koef korelasi product moment antara prestasi belajar
matematika (Y) dan variabel minat belajar (X2 ).
Tabel 4.9 Koefisen Penentu Parsial dan Total
Variabel independen X1 X2 Total
Kef Determnasi Sumbangan Sumbangan Mutlak Efektif 0,428 46,53 0,492 53,47 0,920
Hasil ini disajikan pada Tabel 4.9
100,00
menunjukkan bahwa secara
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
1. Simpulan 1. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa variabel konsep diri dan variabel minat baik secara individu /parsial maupun secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar matematika. 2. Pengaruh variabel konsep diri lebih signifikan dibanding pengaruh variabel minat terhadap hasil belajar matematika. Hal
DAFTAR PUSTAKA ALLISON, P. D. Logistic Regression Using the SAS System: Theory and Application. SAS Institute, North Carolina, USA, 2003. 288p. Cohen. L., Manion. L., and Morrison. K. (2007). Research Methods in Education. New York: Routledge. 2007), p. 542. Dhrymes, P.J. (1970). Econometrics: Statistical Foundation and Applications. New York: John Wiley & Sons. Inc. Goldberger, A.S. (1964). Econometric theory. New York : John Wiley & Sons. Inc. Intrilegator, M.D. (1980). Econometric Models, Technics, and Application. New Delhi : Prentice-Hall. Johnston, J. (1972). Econometric Method, 2d ed. New York: McGraw-Hill Book Company. Maddala, G.S. (1977). Econometrics. New York: McGraw-Hill Book Company. Malenvaud, E. (1976). Statistical Methods of Econometrics, 2d ed . Amstaredam: North-Holland Publishing Company. Pindyck, R.S. and Rubinfeld, D.L. (1976) Econometric Models and
LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrument Minat Belajar
Instrument Minat Belajar Pilihlah salah satu alternative jawaban yang tersedia dalam kuesioner berikut: Keterangan : SL : Selalu SR : Sering KD : Kadang-kadang JR : Jarang TP : Tidak pernah
No 1 2 3 4 5 6 7
Pernyataan Lingkungan sekolah sangat mendukung terlaksananya pembelajaran berkualitas Di sekolah, saya memiliki keinginan tinggi untuk belajar matematika Saya selalu belajar kelompok dalam belajar matematika Lingkungan sekolah kurang baik untuk belajar matematika Teman akrab saya, tidak memiliki minat belajar Setiap tugas sekolah saya kerjakan dengan cara mencontek Lingkungan tempat tinggal saya sangat menghargai anak sekolah
Pilihan SL SR KD JR TP
No
Pernyataan
24 25
Sarana belajar di sekolah sangat lengkap Sarana belajar di sekolah tidak mendukung kegiatan belajar Keberadaan perpustakaan sekolah sangat membantu dalam belajar Perpustakaan sekolah tidak memberimanfaat pada siswa Perlengkapan belajar di sekolah minim dan tidak lagi sesuai dengan kebutuhan belajar Perlengkapan belajar di sekolah mendapat perbaikan sesuai kebutuhan Kondisifisik saya sangat siap dalam belajar Sulit bagi sayauntuk belajar karena kesehatan yang tidak baik Saya tidak dapat belajar dengan baik karena kondisi mata yang tidak sehat Kondisi pendengaran saya tidak mendukung untuk belajar Saya cepat lelah saat belajar berlangsung Saya mampu menghabiskan banyak waktu untuk belajar Saya senang belajar karena mampu mendukung pemenuhan kebutuhan jiwa Rasa percaya diri yang rendah membuat saya sulit belajar
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Pilihan SL SR KD JR TP
Lampian 2 Instrumen Minat Belajar
Lampiran 3. Instrumen Prestasi Belajar Matematika
Lampiran 4
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Data Variabel Penelitan
X1 98 107 111 115 145 128 129 102 98 120 129 130 135 113 102 130 140
X2 95 105 110 110 145 120 125 100 95 115 125 130 140 110 105 130 115
Y 14 18 18 19 28 21 21 16 14 19 21 23 25 18 16 23 25
Lampiran 5 Hasil SPSS
Model Summary Model
R
R Square
a
1
.959
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.920
.914
1.359
a. Predictors: (Constant), X2, X1
ANOVA Model
Sum of Squares Regression
1
Residual Total
a. Dependent Variable: Y b. Predictors: (Constant), X2, X1
a
df
Mean Square
573.079
2
286.540
49.888
27
1.848
622.967
29
F 155.080
Sig. b
.000
Lampiran 6 Riwayat Hidup
Indah Noor Sektianingsih, lahir di Jakarta pada tanggal xx bulan xx thx xxxx Lulus SD, smp, sma, dan lulus S1 di UNY tahyn xxxx. Bekerja sebagai guru NS di SDN xxxx Menikah dikaruniai 3 anak yang bernama xxx
zzz
yyy. Meanjutkan program pascasarjana
MIPA di UNINDRA sejak tahun xxx xx Notto yang senantasa digunakan adalah hidup ber ilmu dan bermanfaat bagi kehidupan orang banya
PERUMUSAN MASALAH 1. Apakah terdapat pengaruh konsep diri dan minat belajar secara bersama sama terhadap hasil belajar matematika ? 2. Apakah terdapat pengaruh konsep diri terhadap hasil belajar matematika ? 3. Apakah terdapat pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar matematika ?
HIPOTESIS 1. Terdapat pengaruh konsep diri dan minat belajar secara bersama sama terhadap hasil belajar matematika . 2. Terdapat pengaruh konsep diri terhadap hasil belajar matematika . 3. Terdapat pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar matematika .
HASIL PENELITIAN 1. Terdapat pengaruh yang signifikan konsep diri dan minat belajar secara bersama sama terhadap hasil belajar matematika . Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai Fo=455,08 dan Sig.=0,000 < 0,05 2. Terdapat pengaruh yang signifikan konsep diri terhadap hasil belajar matematika . Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai to=2,770 dan Sig.=0,010 < 0,05 3. Terdapat pengaruh yang signifikan minat belajar terhadap hasil belajar matematika . Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai to=3,171 dan Sig.=0,004 < 0,05
SIMPULAN DAN SARAN 1.
Simpulan 1. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa variabel konsep diri dan variabel minat baik secara individu /parsial maupun secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar matematika. 2. Pengaruh variabel konsep diri lebih signifikan dibanding pengaruh variabel minat terhadap hasil belajar matematika. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai to konsep diri lebih besar dibanding to minat. Atau nilai Sig variavel konsep diri lebih kecil dari nilai Sig variabel minat.
2.
Saran 1. Akademik : diharapkan hasil penelitian ini menambah hasanah perpustakaan. Dan dapat menjadikan rujukan para peneliti lain. 2. Praktis : Pihak sekolah dapat memperhatikan dan mempergunakan hasil penelitian ini. Kepada para guru dan teman sejawat dapat mempergunakan hasil ini sebagai bahan masukan dalam pembelajaran.