IRIGASI DAN DRAINASE LAPORAN UAS IRDAS
Disusun Oleh: Nama
: Chandra R Situmorang Situmorang
NIM
: 145040201111268 145040201111268
Kelas
:I
Dosen Pengampu Pengampu : 1. Prof.Dr.Ir. Sugeng Prijono, SU 2. Ir. Widianto, M.Sc. 3. Prof.Dr.Ir. Zaenal Kusuma, SU. 4. Ir. Didik Suprayogo, M.Sc., Ph.D.
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017
LEMBAR JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER TAHUN AKADEMIK 2016/2017 ULIAH IRRIGASI DAN DRAINASE MATA K ULIAH
Nama
: Chandra Roynaldi Situmorang
NIM
: 145040201111268
Kelas
:I
Lokasi Survey: Desa Tegalweru, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang
Nama Petani : Bapak Darmono
Deskripsi Lokasi dan Kondisi Irigasi yang disurvey :
Tegalweru adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Batas wilayah Tegalweru di sebelah utara perbatasan dengan Desa Gading kulon, di sebalah Barat berbatasan dengan Desa Selorejo, di Selatan berbatasan dengan Desa Petungsewu dan Karangwidoro dan di sebelah timur berbatasan dengan kelurahan Merjosari kecamatan Lowokwaru. Jarak tempuh desa Tegalweru ke Kabupaten Malang adalah 15km yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar ¾ jam dan jarak tempuh dengan Kecamatan Dau adalah 5 km dan dapat ditempuh sekitar 15 menit. Potensi yang dimiliki di Desa Tegalweru adalah potensi alam yang masih asri. Secara geografis Desa Tegalweru terletak pada posisi 7 ⁰21̍ 7⁰31̍ Lintang Sealatan dan 110⁰10̍ - 111⁰40̍ Bujur Timur. Topografi ketinggian desa ini adalah berupa daratan sedang yaitu sekitar 800 m di atas permukaan air laut. Luas Wilayah Desa Tegalweru adalah 373.213 Ha. Luas lahan yang ada terbagi ke dalam beberapa peruntukan, yang dapat dikelompokkan seperti untuk fasilitas umum,
LEMBAR JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER TAHUN AKADEMIK 2016/2017 ULIAH IRRIGASI DAN DRAINASE MATA K ULIAH
Nama
: Chandra Roynaldi Situmorang
NIM
: 145040201111268
Kelas
:I
Lokasi Survey: Desa Tegalweru, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang
Nama Petani : Bapak Darmono
Deskripsi Lokasi dan Kondisi Irigasi yang disurvey :
Tegalweru adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Batas wilayah Tegalweru di sebelah utara perbatasan dengan Desa Gading kulon, di sebalah Barat berbatasan dengan Desa Selorejo, di Selatan berbatasan dengan Desa Petungsewu dan Karangwidoro dan di sebelah timur berbatasan dengan kelurahan Merjosari kecamatan Lowokwaru. Jarak tempuh desa Tegalweru ke Kabupaten Malang adalah 15km yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar ¾ jam dan jarak tempuh dengan Kecamatan Dau adalah 5 km dan dapat ditempuh sekitar 15 menit. Potensi yang dimiliki di Desa Tegalweru adalah potensi alam yang masih asri. Secara geografis Desa Tegalweru terletak pada posisi 7 ⁰21̍ 7⁰31̍ Lintang Sealatan dan 110⁰10̍ - 111⁰40̍ Bujur Timur. Topografi ketinggian desa ini adalah berupa daratan sedang yaitu sekitar 800 m di atas permukaan air laut. Luas Wilayah Desa Tegalweru adalah 373.213 Ha. Luas lahan yang ada terbagi ke dalam beberapa peruntukan, yang dapat dikelompokkan seperti untuk fasilitas umum,
pemukiman, pertanian, perkebunan, kegiatan ekonomi dll. Luas lahan yang diperuntukkan untuk permukiman adalah 34 Ha. Luas lahan yang diperuntukkan untuk pertanian adalah 305 Ha. Luas lahan untuk ladan g tegalan dan perkebunan adalah adal ah 256 Ha. Wilayah Desa Tegalweru secara Umum mempunyai ciri geologis berupa lahan tanah hitam yang sangat cocok sebagai lahan pertanian dan perkebunan.
Deskripsi Pola Pertanaman dalam setahun dan Tanaman yang dibudidayakan :
Pola tanam yang di aplikasi di lahan Bapak Darmono yaitu polikultur. Polikultur adalah usaha pertanian yang membudidayakan berbagai jenis tanaman pertanian pada lahan yang sama. sama. Sistem ini meniru meniru keanekaragaman ekosistem alami dan menghindari pertanaman tunggal atau monokultur. Adapun tanaman yang di polikutur oleh Pak Darmono yaitu polikultur tanaman wortel dengan apel, kailan dengan labu,
bawang dengan cabai. Dalam penanamannya Pak Darmono juga
melakukan rotasi tanam setiap panennya. Rotasi tanaman diketahui memberikan manfaat bagi tanah.
Foto Kondisi Kondisi Lahan yang di survey:
Foto Kondisi aktual system irrigasi saat disurvey:
Jawaban Soal no 1. Sketsa jaringan sistem irrigasi aktual dengan komponen sistem
irrigasi
Jawaban Soal no 2. Komponen system irrigasi dan fungsinya No
Nama Komponen
1
Saluran sekunder
Gambar / Foto
Fungsi
Membawa air dari sumbernya dan membagikannya ke saluran tersier.
2
Saluran tersier
membawa air dari bangunan yang menyadap dari saluran sekunder menuju petak-petak kuarter yang dilayani
oleh
saluran
tersebut
3
Nozzel
Pembagi air ke tanaman
sekunder
Jawaban Soal no 3. Audit Jaringan sistem irrigasi dan Audit Sistem Irrigasi di Lahan
Pertanaman 3.1. Hasil Audit Jaringan Sistem Irrigasi No
Nama Komponen
Permasalahan
Solusi
1
Pipa saluran
Pipa yang berlumut sehingga menyebabkan Adanya perawatan air yang mengalir melalui pipa dan filter
secara
teratur
menjadi tersumbat.
terhadap
segala
peralatan
yang
digunakan dalam irigasi 2
Tiang Sprinkle
Angin yang menyebabkan penyebaran air Membuat yang tidak merata dan membuat tiang penyangga sprinkler menjadi tumbang atau roboh
tiang
yang terbuat dari bahan yang kokoh
3.2. Hasil Audit Sistem Irrigasi di Lahan Pertanaman
a. Jumlah air yang diterapkan terhadap kebutuhan tanaman dan kondisi tanah; Jenis tanah yang terdapat gembur dan memiliki tekstur lempung berpasir. Bentuk petak lahan yaitu tegalan dengans sistem guludan. Untuk jumlah air yang di aplikasikan oleh petani yaitu sesuai dengan keadaan tanah, tanpa adanya pehitungan. b. Waktu aplikasi air irrigasi Tidak sesuai jadwal, apabila lahan terlihat kering c. Keseragaman Aplikasi Air Irrigasi Untuk berdasarkan hasil survei menurut petani, air yang di aplikasikannya tergolong seragam. Namun secara teori mengenai irigasi pengaplikasian yang dilakukan masih belum maksimal dikarenakan tidak adanya perhitungan tentang ketersediaan dan kebutuhan air untuk tanaman. d. Kehilangan Air Irrigas Terjadi kehilangan air, karena di sekitar aliran irigasi terdapat banyak gulma yang menghalangi air masuk kedalam tanah dan menyebabkan air yang tersedia untuk
tanaman budidaya berkurang. Selain itu cuaca yag berubah tidak menentu menyebabkan kehilangan air dilahan tidak dapat diprediksi waktunya.
Jawaban Soal no 4. Lima kondisi / penyebab utama bahwa sistem irigasi yang saudara
survey tidak efektif dan tidak efisien No
Kondisi
1
Air yang didistribusikan ke lahan Angin memiliki
Penyebab
pola
yang
tidak
merata
sehingga terdapat sebagian tanaman yang terkena air dan sebagian tanaman lagi tidak terkena air 2
Daerah atau area yang kekurangan air Jarak nozzel yang tidak sesuai atau bahkan tidak terkena air,
3
Penyumbatan dan filter sulit untuk Nozzle yang tersumbat oleh partikel
–
mengeluarkan air. Hal tersebut dapat partikel asing mengakibatkan
sulitnya
dalam
pendistribusian air ke lahan. 4
Kebutuhan air untuk setiap tanaman Tidak adanya jadwal pengairan tidak terpenuhi secara maksimal untuk pertumbuhan
dan
perkembangan
tanaman budidaya 5
Petani harus pergi ke DAM terlebih Sulitnya Pendistribusian Air dari Sumber ke untuk menghidupkan pompa air dan Lahan membuka kran yang terdapat di lahan supaya air dapat mengalir dari sumber ke lahan.
Jawaban Soal no 5. Tujuan dan sasaran irrigasi di lokasi yang anda surve y Tujuan: Untuk memudahkan petani dalam pendistribusian air ke lahan supaya
pemberian air menjadi lebih merata. Sasaran: Lahan pembenihan wortel dan lahan kubis.
Jawaban Soal No 6:
Dua inovasi system irigasi yang diajukan: a. Memindahkan tiang-tiang sprinkler ke daerah yang belum terkena air. b. Pembersihan pipa secara berkala dengan cara dikeruk dari lumut-lumut yang terdapat didalam pipa dengan rutin supaya lumut tidak terbawa bersamaan dengan air sehingga pipa dan filter tidak tersumbat lagi. Pertimbangan Seleksi Irrigasi Peritimbangan biofisik: a. Kondisi tanah di Desa Tegalweru, Kecamatan Dau memiliki tekstur tanah lempung berpasir. Tanah di lahan tersebut memiliki keadaan yang subur, gembur dan kaya akan bahan organik. Hal ini terlihat dengan adanya organisme seperti cacing disekitar lahan tersebut. b. Kondisi kekuatan tanah dalam menyangga peralatan irigasi yaitu cukup baik dikarenakan alat yang ditancapkan ke tanah dengan kedalaman 30 -40 cm dapat berdiri tegak dan tidak goyah saat menahan tekanan air yang akan dialirkan atau disemprotkan dan menahan angin. c. Ketersediaan air untuk irigasi sprinkler di lahan wortel dan kubis tersebut sangat baik atau tidak sulit karena sumber air yang digunakan berasal dari Sungai Brantas yang dialirkan melalui pipa ke lahan. Kualitas air yang digunakan juga sangat baik karena selama proses pengaliran air dari sungai ke lahan terdapat dua kali penyaringan yaitu di DAM dan di pipa sehingga sangat kecil kemungkinan untuk tersumbat karena adanya kotoran. d. Desa Tegalweru Kecamatan Dau memiliki iklim dengan curah hujan yang tinggi saat musim hujan dan lembab, hal ini sesuai dengan literature yang menyatakan bahwa dengan kondisi topografi pegunungan dan perbukitan tersebut menjadikan Kecamatan
Dau terkenal sebagai daerah dingin. Kecamatan Dau memiliki suhu minimum 18-24° C dan suhu maksimum 28-32° C dengan kelembaban udara sekitar 75
–
98 % dan
curah hujan rata-rata 875 – 3000 mm per tahun. Temperatur rata-rata Kecamatan Dau 21,5° C, dengan temperatur tertinggi 27,2° C dan terendah 14,9° C. Oleh karena itu, Kecamatan Dau sangat cocok ditanami berbagai tanaman hortikultura dan ternak ( Data Capilnaker Kota , 2006 ).
e. Lahan wortel dan kubis di Desa Tegalweru, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang ini memiliki kondisi lahan yang berbukit dan bergelombang. Untuk lahan pembenihan wortel dan lahan kubis dilakukan di lahan yang datar dan tidak terlalu jauh dari sumber air. Kemiringan lahan (slope) di Kecamatan berdasarkan data dari peta kontur Bakosurtunal tahun 2001 diketahui bahwa sebagian besar wilayah Kecamatan Dau mempun yai kemiringan sebesar 25-40 %. Pertimbangan Ekonomi a. Harga atau ketersediaan modal yang dikeluarkan petani u ntuk pengadaan irigasi sprinkler yaitu sebesar 6-7 juta untuk 3700 m2. Biaya tersebut digunakan untuk pembelian pipa dan nozzle. Ketersediaan modal didapat dari hasil panen yang dikumpulkan oleh para petani atau meminjam ke bank terdekat tergantung dengan kondisi ekonomi yang ada. b. Sistem irigasi sprinkler ini biasanya tidak membutuhkan tenaga kerja yang banyak. Menurut hasil wawancara petani dapat mengurus lahan seluas 3700 m2 sendiri dan dibantu oleh anak-anaknya karena untuk memfungsikan irigasi sprinkler ini hanya dibutuhkan satu orang untuk memindahkan tiang sprinkler sehingga tidak membutuhkan biaya untuk tenaga kerja yang dapat dikatakan cukup mahal yaitu Rp. 50.000/orang untuk setengah hari (mulai pukul 06.30 – 12.00). c. Energi yang digunakan untuk menjalankan sistem irigasi ini hanya mengandalkan gravitasi karena sumber air berasal dari pegunungan yang mengalir ke Sungai Tegalweru, dimana pegunungan jauh lebih tinggi dari pada
lahan petani sehingga untuk biaya energi tidak ada karena tidak memerlukan pompa. d. Biaya untuk operasi peralatan juga tidak ada karena petani hanya tinggal membuka saluran pipa dan menempatkan tiang-tiang splinkler pada daerah yang diinginkan. Kemudian untuk biaya pemeliharan yang dikeluarkan biasanya hanya untuk alat-alat irigasi seperti mengganti nozzle jika mengalami kerusakan atau patah. Pertimbangan sosial a. Tenaga kerja yang tersedia sedikit karena upah kerja yang cukup mahal sehingga irigasi sprinkler lebih dipilih oleh petani karena membutuhkan tenaga kerja yang sedikit. b. Di Desa Tegalweru Kecamatan Dau terdapat kelompok tani, dimana para petani di daerah tersebut sepakat untuk menggunakan irigasi sprinkler.
Jawaban Soal no 7 Seleksi Sistem Irigasi 7.1. Masalah sistem irrigasi dan Solusinya 7.1.1. Masalah yang ada dalam sistem Irigasi (dukung foto)
a. Angin yang menyebabkan penyebaran air yang tidak merata dan membuat tiang sprinkler menjadi tumbang atau roboh
b. Pipa yang berlumut sehingga menyebabkan air yang mengalir melalui pipa dan filter menjadi tersumbat.
7.1.2. Solusi terhadap masalah dari petani
a. Untuk mengatasi masalah angin yang menyebabkan pola penyebaran air tidak merata yaitu dengan memindahkan tiang-tiang sprinkler ke daerah yang belum terkena air. Kemudian untuk mengatasi masalah angin yang menyebabkan tiang sprinkler menjadi tumbang dengan menggantu tiang yang semula berasal dari bambu menjadi kayu yang lebih kokoh atau kuat. b. Untuk mengatasi masalah pipa dan filter yang tersumbat yaitu dengan melalukan pembersihan pipa secara berkala dengan cara dikeruk dari lumut-lumut yang terdapat didalam pipa dengan rutin supaya lumut tidak terbawa bersamaan dengan air sehingga pipa dan filter tidak tersumbat lagi. 7. 2. Kondisi dan Kendala Lahan 7.2.1. Kondisi Sistem Irigasi
Kondisi sistem irigasi yang terdapat di daerah Desa Tegalweru Kecamatan Dau ini sederhana dan cukup terawat. Dapat dilihat dari alatalat irigasi seperti nozzle dan tiang penyangga dari sprinkler tersebut. Tiang penyangga yang terbuat dari bambu yang tidak terlalu besar dan nozzle yang terbuat dari alat yang sederhana (seperti kawat). Di lahan tersebut juga terdapat pipa-pipa untuk mengalirkan air dari sumber air ke lahan dan juga terdapat selang untuk mengalirkan air dari pipa ke nozzle
atau kepala sprinkler. Alat-alat irigasi tersebut tertata rapi di lahan wortel dan kubis sehingga terlihat lebih terawat. 7.2.2. Kondisi lahan pertanian saat ini dan kendalanya
Jenis tanah : gembur dan memiliki tekstur lempung be rpasir
Bentuk petak lahan pertanian : bentuk lahan yaitu tegalan dengans sistem guludan
Penghambat fisik di lahan : tidak terdapat penghambat fisik lahan
Hambatan topografi : ketinggian tempat yang menyebabkan angin yang kencang
Hambatan vegetasi : tidak ada ditemukan hambatan vegetasi
Kemungkinan mendapat akses aliran listrik : terdapat akses aliran listrik untuk menunjang pengoperasian sistem irigasi Hambatan drainase permukaan/drainase dalam : tidak ada hambatan
drainase karena tekstur tanah yang sesuai dengan lahan tersebut. Kondisi sumber air dan kecukupan air : sumber air dan kecukupan air
sangat baik karena berasal dari pengunungan. Kualitas Air : kualitas air cukup baik sudah terdapat filter baik di DAM
maupun di pipa. Isu-isu daerah tangkapan air : tidak terdapat isu-isu pada daerah
tangkapan air. 7.2.3. Kinerja Sistem Irigasi : Peluang dan Hambatan untuk Perbaikan atau Mengganti Sistem Irigasi yang baru
Kebutuhan air tanaman
: tercukupi
Kontribusi air hujan terhadap kebutuhan air tanaman: tidak dibutuhkan
Kebutuhan air irrigasi
Kecukupan air terhadap lahan yang tersedia : tercukupi
Efisensi: pemanfaatan air irrigasi
: cukup efisien
Tingkat produktivitas lahan
: baik
Saran perbaikan kinerja irrigasi
: tercukupi
: peningkatan jadwal pemberian air
7. 3. Pilihan Irigasi yang Dipertimbangkan 7.3.1. Macam piihan
1. Irigasi Curah (Sprinkler Irrigation) dengan sistem Rotating Head ( 2 nozzle yang berputar) 2. Irigasi Tetes (Drip Irrigation) 7.3.2. Kelebihan dan keterbatasan dan biaya relatif diantara sistem irigasi yang dipilih
1. Irigasi Curah (Sprinkler Irrigation) Kelebihan :
Efisiensi cukup tinggi (± 75 %)
Dapat menekan terjadinya erosi
Pemupukan, herbisida dan fungisida dapat dilakukan bersamasama dengan air irigasi (fertigasi)
Biaya tenaga kerja lebih kecil dibandingkan dengan irigasi permukaan
Cocok untuk tanah berpasir di mana laju infiltrasi biasanya cukup tinggi.
Dapat digunakan untuk lahan dengan topografi bergelombang dan kedalaman tanah (solum) yang dangkal, tanpa diperlukan perataan lahan (land grading).
Kelemahan :
Pola penyebaran air dipengaruhi kecepatan angin (kecepatan angin < 13 km/jam)
Air irigasi harus cukup bersih bebas dari pasir dan kotoran lainnya
Investasi awal yang cukup tinggi
Diperlukan tenaga penggerak untuk menekan air (0.5 - 10 kg/cm2).
2. Irigasi Tetes (Drip Irrigation) Kelebihan :
Meningkatkan nilai guna air
Meningkatkan pertumbuhan tanaman dan hasil
Meningkatkan efisiensi dan pemberian pupuk
Menekan pertumbuhan gulma
Menghemat tenaga kerja
Kekurangan :
Memerlukan perawatan yang intensif
Resiko penumpukan garam menjadi tinggi
Membatasi pertumbuhan tanaman
Keterbatasan biaya dan teknik
7.3.3. Pertimbangan Pilihan Irrigasi Faktor Kunci
Sprinkle
Drip
Kebutuhan
Komen
yang Perlu
Irrigation
Irrigation
Informasi
tar
Dipertimbangan
Apakah Pilihan
Lanjutan
Iya
Iya
Kedua sistem
Tersebut Memenuhi
irigasi tersebut dapat
Kebutuhan yang
mencapai
ada ingin dicapai
tujuan dan
(tujuan dan
target yang
target) dalam
diinginkan
merangsang dan mengelola irigasi? Kenampakan Lahan Pertanian
a. Topografi
Dapat
Dapat
beradaptasi
beradaptasi
pada
pada
bermacam
bermacam
jenis topografi jenis topografi b. Tipe Tanah
Cocok untuk
Cocok untuk
jenis tanah
berbagai jenis
bertekstur
tanah
pasir c. Ukuran Lahan
Cocok untuk
Cocok untuk
lahan skala
lahan skala
luas
tidak terlalu luas
d. Bentuk Lahan
Lahan tegalan
Lahan tegalan maupun greenhouse
e. Pohon di
Ada
Ada
Lahan (remnant vegetation) Tanaman yang Dibudidayakan
a. Tanaman
Wortel
Apel
Kailan
Labu
Bawang
Cabai
Rotasi 1 b. Tanaman Rotasi 2 c. Tanaman Rotasi 3 Pertimbangan Air
a.Penyediaan (Supply) b.Ketersediaan
Bendungan
Bendungan
sungai
sungai
Hemat air
Hemat air
(Availability)
Irigasi tetes memiliki tingkat hemat air lebih tinggi dibandingkan dengan irigasi curah
c. Kualitas
Harus bersih
Harus bersih
Irigasi curah
dari kotoran
dari kotoran
dan tetes harus memiliki filter
Obligasi Daerah Tangkapan Kebutuhan ijin perencanaan a. Earthworks
Perlu
Perlu
Bangunan
bangunan
bangunan
dibutuhkan
untuk water
untuk water
untuk
catchment
catchment
menyimpan air sebagai penyedia air bagi irigasi
b.Remnant vegetasi removal
Diperlukan
Diperlukan
Untuk memperlancar atau mempercepat
jalannya saluran air c. Farm Effluent
Tidak butuh
Tidak butuh
tidak butuh
Management
karena air mengalir langsung dari dam ke lahan melalui pipa Pertimbangan Management
a. Assesibilitas Lahan Pertanian
Membutuhkan Membutuhkan
Akses aliran
akses seperti
akses seperti
listrik untuk
akses aliran
akses aliran
menunjang
listrik
listrik
pengoperasian sistem irigasi tetes maupun curah
b. Irrigation
Pengairan
Pengairan
Terjadwal
scheduling
berjadwal
berjadwal
karena kebutuhan air yang didistribusika n dapat diatur sesuai dengan kebutuhan
c. Ketersediaan Tenaga Kerja
Tidak terlalu
Tidak terlalu
Karena
membutuhkan
membutuhkan
pengairannya
banyak tenaga banyak tenaga
sudah diatur
kerja
kerja
oleh alat-alat irigasi
d.Manajemen Tanaman
Dapat
Dapat
Sering disebut
memberi
memberi
dengan
pestisdia dan
pestisida dan
fertigasi
pupuk secara
pupuk secara
bersamaan
bersamaan
Pertimbangan Biaya
a. Biaya modal
Mahal
Mahal
Diantara kedua irigasi tersebut yang lebih mahal yaitu irigasi tetes karena alat-alat yang digunakan lebih banyak
b. Biaya
Mahal
Mahal
Operasional
Irigasi tetes memiliki biaya yang lebih mahal dibandingkan dengan irigasi curah
c.Ketersediaan finansial untuk audit irigasi
Membutuhkan Membutuhkan tenaga
tenaga
manusia
manusia
dalam
dalam
pemasangan
pemasangan
dan tenaga
dan tenaga
mesin untuk
mesin untuk
pengoperasian pengoperasian Apakah anda
Dibutuhkan
Dibutuhkan
membutuhkan informasi lain dalam perencanaan, rancangan, biaya, dan manajemen pada sistem yang berbeda?
Keputusan sistem irrigasi yang dipilih: Irigasi Curah (Sprinkler Irrigation) 7.4. Kebutuhan dalam Perencanaan, Perancangan dan Manajemen Sistem Irigasi, dan Estimasi Biayanya terhadap irrigasi yang terpilih
Penggunaan sistem irigasi curah (Sprinkler Irrigation) dengan 2 nozzle memerlukan biaya operasional yang cukup tinggi. Untuk membuat sistem irigasi tersebut membutuhkan berbagai macam peralatan seperti pipa, noozle, valve, filter, dan alat lainnya. guna mendukung keefektifitas dan keefesienan dari sistem irigasi curah. Biaya operasional dari sistem irigasi ini menurut hasil wawancara mencapai 6-7 juta rupiah Dalam pendistribusian air yang mengalir dari DAM ke saluran irigasi, air terlebih dahulu harus melewati filter agar kotoran-kotoran yang berupa pasir, daun, dan lain sebagainya yang terbawa dari sungai akan tersaring supaya tidak ikut ke dalam sistem irigasi bersamaan dengan air sehingga tidak merusak noozle atau kepala sprinkler. Untuk pengaplikasian dari sistem irigasi ini sendiri harus memperhatikan musim. Irigasi sprinkler digunakan jika terjadi musim kemarau, sedangkan jika musim penghujan sistem irigasi tersebut tidak dinyalakan karena kebutuhan air sudah tercukupi melalui air hujan. Pertumbuhan tanaman yang setiap harinya terjadi akan membuat tanaman tersebut semakin tinggi. Oleh karena
itu, untuk mengatasi tanaman yang memiliki ukuran yang semakin tinggi, diberikan riser pada sistem irigasi sprinkler tersebut agar ketinggian noozle dapat melebihi tinggi tanaman sehingga tidak terdapat kesulitan dalam mengairi lahan tersebut dan mengaplikasikannya. 7.5. Argumen Keputusan Sistem Irigasi yang Ditetapkan Merupakan Pilihan yang Terbaik Untuk Mencapai Tujuan Irigasi yang Telah Ditetapkan
Sistem irigasi yang disarankan yaitu tetap menggunakan irigasi curah, hanya saja dengan menggunakan sistem Rotating Head (2 nozzle yang berputar) dalam pengairan budidaya tanaman hortikultura. Alasan yang mendasari hal tersebut adalah kurangnya tenaga kerja di daerah tersebut dan upah tenaga kerja yang dapa dikatakan cukup mahal sehingga irigasi curah dipilih. Seperti yanng sudah dijelaskan bahwa kelebihan dari irigasi curah yaitu tenaga kerja yang diperlukan tidak terlalu banyak bahkan kebanyakan petani mengerjakannya hanya sendiri tanpa mempekerjakan tenaga kerja lain. Untuk masalah biaya operasional yang cukup tinggi masih dapat dikatakan normal karena bi aya yang tinggi tersebut hanya dibutuhkan untuk modal awal pembuatan sistem irigasi tersebut. Selebihnya mungkin hanya sedikit biaya yang dikeluarkan seperti untuk biaya perawatan alatalat irigasi saja karena udah tidak mengeluarkan biaya untuk upah tenaga kerja.
Jawaban Soal No 8: Sketsa rancangan jaringan system irrigasi
Jawaban Soal No 9: Macam komponen sistem irigasi dan kegunaan komponen irigasi
tersebut yang sebaiknya petani gunakan untuk mengambil air (diverting) dari sumber air. No
Komponen
Kegunaan Komponen Sistem Irrigasi
Sistem Irrigasi 1
Pompa Air
Untuk menaikkan atau memindahkan air dari suatu permukaan yang lebih rendah ke permukaan yang lebih tinggi untuk kebutuhan irigasi.
2
Booster Pump
Untuk memenuhi distribusi air pada lokasi dengan jarak atau ketinggian tertentu yang secara teknis sulit di jangkau dengan maksimal jika hanya menggunakan pompa air sumur dengan spek total head yang rendah
3
Motor Listrik atau Motor Bakar
Sebagai sumber tenaga penggerak pompa
Gambar
Jawaban Soal No 10: Macam Komponen Sistem Irrigasi dan Kegunaan Komponen
Irigasi Tersebut yang Sebaiknya Petani Membawa/Mengalirkan Air dari Sumber ke Lahan Pertanian (Conveying) No
Komponen
Kegunaan Komponen Sistem Irrigasi
Sistem Irrigasi
1
Saringan
Untuk menyaring air dari kotoran-kotoran yang terbawa dari sumber air melalui pompa
2
Pipa Utama
Berfungsi untuk mengalirkan air dari pompa ke pipa lateral.
3
Katup Sadap
Untuk mengontrol tekanan pada pipa lateral bila perbedaan tekanan aliran antara pipa utama dan pipa lateral cukup besar.
4
Katup
Untuk mengatur tekanan dan debit aliran dari
Pengontrol
setiap sprinkler bila tekanan sepanjang pipa
Aliran
lateral tidak sama.
Gambar
5
Katup Pengaman
Untuk menghindarkan tekanan air di dalam pipa yang berlebihan.
6
Kolam
Untuk mengendapkan pasir dan sedimen
Pengendapan
yang terbawa oleh air yang diambil dari sungai, saluran atau sumur yang bergaram.
Jawaban Soal No 11: Macam Komponen Sistem Irrigasi dan Kegunaan Komponen
Irigasi Tersebut Untuk Mendistribusikan Air Kepad a Tanaman (Distributing) No
Komponen
Kegunaan Komponen Sistem Irrigasi
Sistem Irrigasi
1
Kepala Sprinkle
Untuk menyemprotkan air ke tanaman
Gambar
2
Riser
Untuk
meninggikan
kepala
sprinkle
supaya dapat menjangkau tanaman yang tinggi
3
Tangki Injeksi
Untuk menginjeksikan pupuk atau larutan kimia ke sistem irigasi sprinkler.
4
Sprayline
Pipa
yang
memanjang
lubang-lubang
yang
dan
berfungsi
terdapat untuk
mengeluarkan air.
Jawaban Soal No 12 : Petani Sebaiknya Mengatur dan Mengukur Aliran Air
(Regulating and Measuring) yang Telah Ditetapkan Kebutuhan Airnya. Rekomendasi :
Dengan adanya sistem irigasi curah (Sprinkler Irrigation), petani dapat dengan mudah mengatur serta mengukur aliran air atau debit air yang sesuai den gan kebutuhan air tanaman. Hal tersebut disarankan supaya kebutuh an air tanaman pada lahan tersebut terpenuhi dengan maksimal dan merata. Menggunakan tipe-tipe kepala sprinkle merupakan salah satu rekomendasi untuk mengatur debit air den gan berbagai tekanan. Untuk mengatasi masalah petani mengenai pengaruh angin yang kencang sehingga
dapat membuat pola penyebaran air tidak merata yaitu dengan menggunakan tipe kepala sprinkle overhead karena tipe ini sesuai untuk tanaman hortikultura. Tipe ini memiliki karakteristik debit air sebesar 0,6-2 lt/detik, nilai ini dapat dikatakan sesuai dengan kebutuhan tanaman wortel yang memerlukan air lebih banyak saat masa pertumbuhan.
Jawaban Soal No 13 : Penjelasan Empat Prinsip Praktek Irrigasi yang Baik dan
Masing-masing Prinsip Direkomendasi Cara Mengaudit Kinerjanya dalam Sistem Irrigasi! a. Prinsip 1 : Membawa air dari bendungan ke daerah irigasi Cara Audit : cara mengauditnya yaitu dengan menghitung efiektifitas dan efisiensi pendistribusian air yang menyalurkan air dari sumber air ke daerah irigasi. b. Prinsip 2: Mengambil Air dari Sumbernya ( DAM atau Bendungan) Cara Audit : dengan cara membuat penjadwalan untuk menentukan waktu irigasi dan kebutuhan air tiap tanaman yang menggunakan aplikasi cropwat dengan data iklim dari stasiun Karangploso yang disesuaikan dengan komoditas tanaman yang dibudidayakan. c. Prinsip 3: Menyediakan Sarana dan Prasarana untuk Pengukuran Air Cara Audit : dalam sistem irigasi curah, aliran sungai merupakan sumber yang dapat ditentukan debit airnya dengan metode pelampung dan current meter. Indikator dari efisiensi irigasi curah ditandai dengan pemberian air secara merata atau keseragaman air yang diberikan, nilainya dipengaruhi oleh hubungan antara tekanan, ukuran noozle, spasi sprinkle, dan kondisi angin. Metode perhitungan koefisien keseragamaan CU = 100 – [1,0 -
∑|−X| ] dimana Xn
X ialah nilai rata-rata pengamatan, n adalah jumlah pengmatan, dan Xi adalah nilai masing-masing pengamatan. d. Prinsip 4 : Mendistribusikan Air ke Areal Pertanian
Cara Audit : cara mengauditnya yaitu dengan menghitung efisiensi dan efektifitas pendistribusian atau penyaluran air tiap berbagai sistem irigasi yang sesuai dengan lahan dan tanah pertanian yang diolah.
Jawaban Soal No 14 : Penjelasan 10 Aspek yang Perlu Diperhatikan dalam
Manajemen Irigasi Agar Dicapai Prinsip Praktek Irrigasi yang Baik 1. Efisiensi sistem irigasi merupakan hal yang terpenting sebagai a cuan untuk mencapai tujuan dan target sistem irigasi. 2. Kebutuhan air tanaman adalah objek tujuan dari irigasi. Fungsi dari irigasi yaitu untuk memenuhi kebutuah air tanaman. 3. Kualitas dan kuantitas sumber air memiliki pengaruh yang sangat penting terhadap praktik irigasi. Air yang harus digunakan untuk sistem irigasi yaitu air yang memiliki kualitas yang baik (tidak kotor) supaya kotoran-kotoran yang ikut terbawa tidak merusak alat-alat irigasi curah. 4. Ketersedian air di lahan akan menentukan sistem irigasi yang akan digunakan. 5. Kemiringan lahan atau topografi menentukan sistem irigasi yang akan digunakan dimana jika kemiringan terlalu tinggi maka system irigasi yang idpilih harus disesuaikan dengan kemiringan tersebut. 6. Sifat fisik tanah adalah salah satu hal yang dapat dijadikan pertimbangan untuk memilih sistem irigasi mana yang sesuai supaya kesesuaian sistem irigasi dengan sifat fisik tanah dapat mendukung kinerja sistem irigasi atau dengan kata lain dapat saling berhubungan satu dengan lain. 7. Komponen-komponen yang diperlukan pada suatu sistem irigasi harus lengkap supaya bekerja sesuai dengan prosedur tanpa ada kekurangan dan melakukan perawatan supaya tetap awet. 8. Penjadwalan waktu irigasi harus diatur kemudian disesuaikan dengan kebutuhan air tanaman tiap fase tanaman agar air yang diberikan tidak kekurangan ataupun menjadi kelebihan sehingga boros air.
9. Modal atau baiaya opersional yang disediakan harus sepadan agar alat-alat yang dibutuhkan tersedia semua dan ketahanan dari sistem irigasi juga dapat terjamin 10. Kelembagaan di suatu daerah merupakan hal penting yang berhubungan dengan pembagian air ke lahan pertanian.
Jawaban Soal No 15 : Hasil Kajian Kondisi Drainase dari Lahan yang Saudara
Observasi dengan Pertimbangan Kemanfaatan Bagi Lahan yang Diobservasi Berdasarkan hasil survey, di lahan tersebut tidak d igunakannya sistem drainase atau tidak didapatkan kondisi drainase. Hal itu dikarenakan sistem irigasi yang digunakan pada daerah tersebut adalah irigasi curah atau sprinkler. Seperti yang kita ketahui pada sistem irigasi curah air yang telah disemprotkan sebagian akan langsung meresap ke dalam tanah dan sebagian lagi terlimpas ke samping area tanaman. Sehingga sangat kecil kemungkinan untuk terjadinya kelebihan air pada suatu tanaman. Kondisi tanah yang berada di lahan tersebut dapat dikatakan sangat baik karena mendukung laju infiltrasi. Rekomendasi yang dianjurkan untuk petani yaitu dengan membuat bak penampung supaya dapat mengatasi masalah pengairan saat musim kemarau. Dapat dilihat dari dokumentasi diatas menunjukkan bahwa pada lahan tersebut tidak terdapat saluran drainase yang dibuat oleh petani untuk membuang air yang berlebih.
Kondisi drainasi lahan (Lengkapi dengan Foto)
Jawaban Soal No 16 : Gambar Desain Sistem Drainase yang Tepat Bagi Lahan yang
Diobservasi dengan Mempertimbangkan Kondisi Relief Mikro Lahan Melalui Upaya Land Levelling dan Pembangunan Serta Penempatan Field Drain dan Collector Drain yang Tepat. Gambar Design
Penjelasan Gambar
Design drainase yang saya rekomendasinya yaitu dengan membuat alur sebagai saluran untuk pembuangan air yang terletak di samping lahan. Parit atau selokan yang terdapat di samping lahan tersebut dibuat tidaak telalu besar supaya tidak mengurangi lahan untuk ditanami tanaman budidaya oleh petani. Air yang mengalir dari saluran drainase dapat langsung mengalir ke sungai yang letaknya tidak terlalu jauh dari lahan, tepatnya dibawah lahan tersebut. Saluran drainase juga dapat dimanfaatkan untuk menampung atau tempat air hujan yang tidak dapat diserap oleh tanah lagi karena tanah sudah mengalami jenuh air sehingga tidak dapat menampung air lagi. Kemudian untuk
air yang telah masuk dan meresap ke dalam tanah menuju zona perakaran atau sering dikatakan sebagai istilah perkolasi. Jika terjadi musim kemarau atau kekeringan air hujan yang tersimpan dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan air tanaman.
Jawaban Soal No 17 : Analisa Kemungkinan Penggunaan Air Bawah Tanah Untuk
Sumber Irigasi dengan Mempertimbangkan Kemungkinan Kedalaman Water Tabel, Sifat Akuifer, serta Recharge Capacitynya. Hasil Analisis:
Menurut analisis saya, pada lahan survey terdapat penggunaan air tanah dikarenakan air yang diberikan ke tanaman akan masuk ke dalam tanah dan terlimpas ke samping area tanaman kemudian sebagian lagi meresap ke dalam tanah. Tidak ditemukannya aliran drainase pada lahan tersebut. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa air yang meresap kedalam tanah akan terus bergerak kebawah dan akan masuk ke zona air tanah kemudian air tanah akan menjadi bagian dari pengisi sumber irigasi kembali. Kedalaman air tanah masih belum bisa diperkirakan, sifat akuifer yang hanya bisa diperkirakan ialah sifat terbuka atau unconfined, dan recharge capacity jika hanya dari air buangan diperkirakan normal dengan alasan air yang digunakan irigasi sprinkle tidak terlalu banyak. Rekomendasi:
Rekomendasi yang dapat saya berikan yaitu petani harus dapat membuat saluran drainase supaya air tidak bersifat jenuh di satu titik are saja. Kemudian petani harus dapat memanfaatkan air tanah dengan izin pemerintah yang digunakan agar pada musim kemarau air tetap tersedia untuk memenuhi kebutuhan irigasi pada lahan pertanian.
Jawaban Soal No 18 : Hasil Wawancara tentang Kelembagaan Irrigasi dan
Rekomendasi Agar Kelembagaan Irrigasi di Lokasi Survey Menjadi Lebih Baik. Hasil Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan petani, kelembagaan yang terdapat pada Desa Tegalweru tersebut adalah GAPOKTAN. Menurut Ibu Ngatiyah adanya gapoktan
sangat membantu para petani dalam hal berdiskusi tentang persoalan yang dihadapi dan cara mengatasi masalah-masalah tersebut. Gapoktan juga merupakan salah satu pertimbangan para petani
di daerah tersebut untuk sepakat bersama-sama
menggunakan irigasi curah sehingga dalam pengaplikasian sistem irigasi curah ini dapat bergotongroyong antar petani. Kelembagaan ini juga sangat membantu dalam menunjang finansial sistem irigasi seperti memenuhi komponen-komponen yang dibutuhkan dengan cara iuran yang dilakukan. Rekomendasi
Rekomendasi yang dapat saya berikan yaitu menciptakan rasa nyaman antar anggota di dalam kelembagaan tersebut supaya dapat bersama-sama membangun kelembagaan ini menjadi yang lebih lagi dan rasa kekeluargaan harus terus dijaga supaya komunikasi antar petani terus terjaga serta permasalahan yang dihadapi dapat diatasi secara bersama-sama. Kemudian untuk masalah ketersediaan air sebaiknya dapat diatur dengan sebaik-baiknya supaya tidak terjadi kekurangan air pada daerah tersebut dan juga ketersediaan air tersebut hars dimanfaatan secara efisien untuk kebutuhan pertanian.
Jawaban Soal No 19 : Perhitungan Rencana Tata Tanam Global (RTTG). Tahap 1. Perhitungan LPR
Tanaman
1
2
3 = 1x2
Perbandingan
Rencana
Luas
Kebutuhan
luas
Relatif
Air thd
tanaman
thd pal.
Palawija
(ha)
(ha)
1. Padi a. persemaian + pengolahan tanah 4.50
40
180
b. pertumbuhan I
4.00
-
-
c. pertumbuhan II
2.5
-
-
d. pemasakan biji
-
2. Tebu a. pengolahan tanah + tanam
3.00
20
60
b. tebu muda
2.00
-
-
c. tebu tua
0.50
-
-
a. yang perlu banyak air
1.00
20
20
b. yang perlu sedikit air
0.50
20
4
3. palawija
Jumlah
100 Ha
264 Ha.
Kolom 1 memperlihatkan faktor pengubahan untuk macam-macam tanaman dan tahap pertumbuhan. Luas palawija relatif dihitung dengan mengkalikan angkaangka dalam kolom 1 dan kolom 2.
Tahap 2: Kehilangan air di petak Tersier dan Sekunder serta di lahan •
Di jaringan saluran dan di sawah
•
Pada tanah Entisol / Alluvial (ft) = 1.80 ;
•
Luas palawija relatif untuk Tersier 1 dari Sekunder II faktor kehilangan x luas palawija relatif = 1,8 x 264 LPR (Luas palawija Relatif )
•
= 475,2 ha pal.rel.
Kehilangan air di saluran sekunder 20% dan air effektif diperkirakan 80 % maka faktor pengalinya = 100/80 = 1,25 ( faktor kehilangan air di petak sekunder)
Diasumsikan telah dihitung LPR bagi pintu sadap T2 dan T3 masing-masing = 120 ha pal dan 130 ha pal Maka LPR di saluran Sekunder II = (LPR T1 + LPR T2 + LPR T3 ) x 1,25 = ( 475,2 + 120 +130 ) x 1,25 = 725,2 x 1,25 = 906,5 ha pal Tahap 3: Kehilangan air di saluran induk •
Kehilangan air di saluran induk 100/90 = 1,11
•
Luas Palawija Relatif (LPR) =luas palawija relatif kotor di pintu pengambilan bendung saluran sekunder II = 630 ha pal rel., LPR di Sekunder I = 520 ha pal rel. dan di Sekunder III = 650 ha pal rel.