BAHAN AJAR DISEMINASI DAN SOSIALISA SOSIALISASI SI KETEKNIKAN BIDANG PLP SEKTOR DRAINASE
MODUL 10 GAMBAR TEKNIK PERENCANAAN
halaman kosong
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... i DAFTAR TABEL ............................................................................................................ ii DAFTAR GAMBAR........................................................................................................ ii GAMBAR TEKNIS PERENCANAAN....................................................................... 487 1.
PENDAHULUAN ................................................................................................. 487
2.
KETENTUAN-KETENTUAN ............................................................................. 487
3.
GAMBAR HASIL PENGUKURAN .................................................................... 489
4.
GAMBAR DESAIN / PERENCANAAN ............................................................. 490
5.
4.1
Jenis gambar hasil perencanaan ..................................................................... 490
4.2
Skala gambar hasil perencanaan .................................................................... 491
STANDARISASI GAMBAR ............................................................................... 501 5.1
Tujuan Standarisasi ........................................................................................ 501
5.2
Aspek-Aspek yang akan Dipertimbangkan ................................................... 505
5.3
Ukuran Kertas ................................................................................................ 506
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 508
i
DAFTAR TABEL Tabel 2-1.
Jenis garis dan tebal garis ..................................................................................... 488
Tabel 2-2.
Gambar penampang dan simbol bahan ................................................................. 488
Tabel 5-1.
Ukuran Kertas Seri A............................................................................................ 507
Tabel 5-2.
Ukuran Kertas Seri B ............................................................................................ 507
Tabel 5-3.
Ukuran Kertas Seri C ............................................................................................ 508
DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1.
Potongan pipa beton untuk gorong-gorong ..................................................... 492
Gambar 4.2.
Potongan melintang bangunan terjun tegak..................................................... 492
Gambar 4.3.
Potongan melintang bangunan terjun miring................................................... 493
Gambar 4.4.
Peta situasi saluran drainase ............................................................................ 494
Gambar 4.5.
Detail potongan melintang saluran drainase .................................................... 495
Gambar 4.6.
Detail potongan memanjang saluran drainase ................................................. 496
Gambar 4.7.
Tipikal Pintu Air .............................................................................................. 497
Gambar 4.8.
Tipikal Pintu Air .............................................................................................. 497
Gambar 4.9.
Tipikal Pelindung Pintu Air............................................................................. 498
Gambar 4.10.
Tipikal Rumah Pompa dan Jaringan Pipa Pompa............................................ 499
Gambar 4.11.
Contoh Peletakan Rumah Pompa .................................................................... 500
Gambar 4.12.
Tipikal Kolam Intake ....................................................................................... 501
ii
GAMBAR TEKNIS PERENCANAAN 1.
PENDAHULUAN
Menggambar merupakan salah satu cara komunikasi antara seseorang dengan yang lainnya, sehingga dengan melihat suatu gambar maka seseorang akan dapat mengerti arti gambar itu. Karena gambar teknis merupakan suatu alat komunikasi, maka gambar teknis tidak boleh menimbulkan tafsiran yang berbeda bagi orang yang melihatnya. Oleh karena itu perlu ada tanda-tanda atau patokan tertentu atau standar sebagai suatu perjanjian bersama. Dengan demikian, gambar teknis harus: 1) Memakai tanda-tanda gambar standar dan seragam 2) Selengkap mungkin agar dapat memberikan pengertian yang lengkap 3) Mudah dimengerti oleh orang lain. Gambar teknis bisa digambarkan dalam bentuk: 1) Gambar proyeksi ortogonal atau gambar dua dimensi 2) Gambar perspektif atau gambar tiga dimensi 3) Gambar proyeksi dua dimensi atau disebut juga gambar proyeksi tegak lurus inilah yang dipakai untuk gambar teknis, terutama gambar-gambar detail.
2.
KETENTUAN-KETENTUAN
1) Huruf teknis Di dalam gambar teknis juga harus ada keseragaman bentuk huruf, yaitu huruf teknis yang berupa huruf cetak besar. 2) Ukuran kertas Untuk membuat gambar yang membutuhkan beberapa kertas sekaligus, dianjurkan memakai kertas dengan ukuran yang sama. Untuk menentukan ukuran-ukuran kertas tersebut dipakai patokan atau ukuran standar yaitu: A0, A1,A2, A3 atau A4. 3) Jenis garis dan tebal garis Macam-macam garis yang biasa dipakai dalam gambar teknis adalah sebagai berikut:
487
1) Garis kontinu: untuk melukiskan bagian-bagian benda yang terlihat, dan untuk tepi garis kertas. 2) Garis strip-strip: untuk melukiskan bagian-bagian yang tidak terlihat/ dibelakang irisan 3) Garis strip titik: untuk garis-garis sumbu, dan tempat irisan 4) Garis-titik-titik: menyatakan bangunan yang akan dibongkar Tabel 2-1. Jenis garis dan tebal garis
Garis Kontinu Garis Strip-Strip Garis Strip Titik Garis Tipis Garis Titik-Titik 4) Skala gambar
Pakailah skala dengan angka-angka yang bulat dan mudah yaitu sebagai berikut: 1) Gambar situasi skala 1:5.000 sampai 1:10.000 2) Gambar potongan dan denah skala 1:50 sampai 1:100 3) Gambar detail skala 1:1 sampai 1:10 5) Gambar penampang atau simbol bahan
Normalisasi gambar bahan-bahan bangunan untuk memperjelas gambar teknis harus memakai tanda standar/ seragam. Tabel 2-2. Gambar penampang dan simbol bahan
Besi
488
Kayu
3.
Permukaan tanah
Permukaan air
Pasangan batu kali
Pasangan batu bata
Beton
Urugan tanah dan pasangan batu
GAMBAR HASIL PENGUKURAN
Ada beberapa macam gambar yang akan dibuat dalam pekerjaan perencanaan drainase yaitu meliputi : 1) Gambar hasil pengukuran atau gambar eksisting 2) Gambar hasil perencanaan Gambar hasil pengukuran merupakan tahap penyajian data dan merupakan tahap terakhir dari proses pengukuran. Gambar-gambar hasil pengukuran akan ditampilkan sebagai eksisting dari kondisi lapangan yang sebenarnya. Gambar-gambar hasil pengukuran tersebut yaitu : 1) Gambar situasi 2) Gambar potongan profil melintang saluran 3) Gambar potongan profil memanjang saluran
489
Pekerjaan penggambaran dilakukan di atas kertas milimeter dan obyek penggambaran sebagai berikut: 1) Penentuan koordinat X dan Y 2) Plotting semua titik poligon 3) Plotting tempat pengamatan situasi dan profil 4) Penggambaran potongan melintang dan memanjang dengan komputer dan plotter yang meliputi pengisian nama patok jarak dan tinggi. 5) Skala gambar, untuk penampang memanjang dengan skala 1:1.000 ke arah horizontal dan skala 1:100 ke arah vertikal yang dilengkapi gambar situasi trase saluran 6) Untuk penampang melintang digambar dengan skala 1:100 baik ke arah vertikal maupun horizontal 7) Gambar detail menggunakan skala 1:10
Aturan khusus penggambaran ukuran tanah:
1)
Seluruh penampang melintang harus digambar dengan melihat ke arah hilir (sesuai arah aliran).
2)
Istilah tebing kiri dan tebing kanan juga dibuat sesuai dengan arah ke hilir tersebut (sesuai dengan aturan yang lazim).
3)
Penampang memanjang digambar dengan arah aliran dari kiri ke kanan.
4.
GAMBAR DESAIN / PERENCANAAN
4.1
Jenis gambar hasil perencanaan
Penggambaran hasil perencanaan akan disajikan antara lain meliputi : 1) Gambar peta lay-out atau situasi sistem drainase rencana. 2) Gambar potongan memanjang saluran, yang penggambarannya akan diplot langsung pada gambar eksisting yang sudah dilengkapi gambar situasi atau trase. 3) Gambar potongan melintang saluran, dibuat seperti pada gambar potongan memanjang yaitu penggambaran potongan melintang ini juga akan diplot diatas gambar eksisting.
490
4) Gambar bangunan pelengkap (gorong-gorong, bangunan terjun, dll) dilengkapi dengan beberapa gambar potongan. 5) Gambar-gambar detail seperti detail konstruksi dan lain-lain.
4.2
Skala gambar hasil perencanaan
Skala gambar hasil perencaan akan disajikan dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Peta lay-out atau situasi sistem drainase rencana, dibuat dengan skala 1:5.000 sampai dengan 1:10.000 2) Gambar potongan memanjang saluran, dibuat dengan skala 1:1.000 untuk arah horizontal dan skala 1:100 untuk arah vertikal 3) Gambar potongan melintang saluran, dibuat dengan skala 1:100 untuk arah vertikal dan horizontal 4) Gambar bangunan pelengkap (gorong-gorong, bangunan terjun, dll) dibuat dengan skala 1:100 yang dilengkapi dengan beberapa gambar pot ongan 5) Gambar-gambar detail seperti detail konstruksi dan lain-lain dibuat dengan skala minimal 1:10
491
Gambar 4.1. Potongan pipa beton untuk gorong-gorong
Gambar 4.2. Potongan melintang bangunan terjun tegak
492
Gambar 4.3. Potongan melintang bangunan terjun miring
493
Muka Tanggul Rencana
2 1 :
1 : 2
0.50
3.50 Dasar Rencana Sungai
5.00
7.00
20.00
7.00
5.00
DETAIL SALURAN CTG.14 - TG.29
Gambar 4.5. Detail potongan melintang saluran drainase
495
Gambar 4.7. Tipikal Pintu Air
Gambar 4.8. Tipikal Pintu Air
497
Gambar 4.9. Tipikal Pelindung Pintu Air
498
Gambar 4.10. Tipikal Rumah Pompa dan Jaringan Pipa Pompa
499
Gambar 4.11. Contoh Peletakan Rumah Pompa
500
Gambar 4.12. Tipikal Kolam Intake
5.
STANDARISASI GAMBAR
5.1
Tujuan Standarisasi
Karena sistem drainase sudah mulai banyak dikenal oleh penduduk dengan bentuk yang sudah mulai seragam, maka diperlukan standarisasi bangunan tipikal sistem drainase, mengingat alasan yang sudah jelas menguntungkan, baik pada biaya konstruksi sistem drainase ini, maupun penghematan biaya dan waktu perencanaan secara berulang-ulang oleh pihak yang silih berganti untuk barang yang sama. Selain itu, standarisasi dimaksudkan agar penduduk yang boleh dikatakan awam dalam bidang teknik, akan dapat membangun sendiri sistem drainase di dalam dan di depan rumahnya tanpa memerlukan keikutsertakan ahli teknik profesional, hanya dengan membaca dan melaksanakan gambar tipikal yang diberikan standarisasinya.
501
Tanpa standarisasi, dapat saja penduduk membangun sistem drainasenya sendiri, seperti yang telah banyak dilihat pada sistem drainase perkotaan yang ada. Tetapi kesalahan bentuk teknis yang ada saat ini, akan diulangi dimana-mana, karena menyebar dengan cepat dari satu tempat ke tempat yang lain. Standarisasi ini, selain bermaksud untuk memasyarakatkan gambar-gambar tipikal drainase, berguna pula untuk : 1)
Mengatasi Bottle Neck pada Gorong-Gorong Menentukan suatu batasan mimimum dan maksimum suatu besaran seperti misalnya, batas ukuran gorong-gorong yang akan memiliki ukuran minimum tertentu, agar orang masih dapat masuk untuk membersihkan saluran tersebut. Ukuran gorong-gorong maksimum diperlukan bilamana pelaksanaannya terlalu sukar dan lebih baik diganti saja dengan jembatan.
2)
Standarisasi Ukuran Bahan Bangunan Menentukan standarisasi ukuran bahan sistem dr ainase, seperti misalnya ukuran buis beton, pelat tutup, pelat man-hole, pagar pengamanan gorong-gorong, dan lain-lain, agar pabrik dan suplier bahan bangunan ini dapat mendapatkan keseragaman barang yang dijualnya, sehingga memudahkan pasangan dan pelaksanaan.
3)
Mencegah Kurangnya Salah Satu Elemen Bangunan. Standarisasi juga dimaksudkan agar kesalahan hidraulik yang banyak dijumpai pada bangunan drainase yang dibuat oleh penduduk bisa diperbaiki, seperti misaln ya pembuatan bangunan gorong-gorong di depan rumah, yang terlalu kecil (lebih kecil daripada penampang salurannya sendiri), bangunan saluran dalam yang tidak diperlengkapi dengan pagar, sehingga membahayakan penduduk, bangunan gorong-gorong yang melayani saluran tanah, tetapi tidak ada bangunan transisi inlet maupun outletnya.
4)
Membenahi Bangunan Bangunan drain- inlet di sepanjang jalan raya memerlukan konstruksi yang benar-benar dapat menjamin agar air hujan yang melimpah di jalan raya akan segera melimpah ke saluran. Dan tidak menggenangi jalan dan badan jalan. Oleh karena itu, standarisasi bangunan drain-inlet ini akan mengajarkan pentingnya untuk memiliki kemiringan lahan di sekitar saluran, sehingga setelah hujan berhenti jalanan tidak tergenang air hujan.
502
5)
Standarisasi Penampang Saluran Bentuk penampang melintang berbagai saluran dengan berbagai debit dan keadaan (kemiringan lahan yang curam atau landai) sangat menentukan sekali, karena saluran ini dibuat dalam jumlah banyak, sehingga kesalahan yang berulang harus dihindari. Dalam aspek hidraulik, dikenal istilah yang paling menguntungkan dalam segi kapasitas hidrauliknya, sedangkan pada segi biaya dikenal saluran yang paling ekonomis. Keduanya akan dipadukan, sehingga diperoleh standar penampang saluran untuk dipakai secara luas, yang dengan sendirinya harus terbagi atas saluran tanah, saluran berdinding pasangan batu kali, dan dasarnya dari tanah, atau saluran beton maupun saluran dari buis beton.
6)
Standarisasi untuk memudahkan operasi dan pemeliharaan. Ada dua hal yang dikehendaki oleh pihak yang menyelenggarakan Operasi dan Pemeliharaan saluran yaitu sistem drainase tidak mudah mengalami erosi, dan sebaliknya juga jangan menimbulkan endapan, atau sedapat mungkin endapan ini dilokalisir. Untuk mencapai hal ini, peran standarisasi tipikal bangunan sistim drainase sangatlah besar, karena dapat menanggulangi erosi dan mengelola pengendapan secara meluas, seperti misalnya memperkenalkan dalam standarisasi adanya pemasangan dinding pasangan pada belokan luar suatu sungai atau saluran tanah, menyarankan adanya bangunan outlet yang menurut standar pada gorong-gorong, atau menyarankan dipakainya saluran berdinding pasangan batu kali pada saluran yang curam didaerah perbukitan. Sebaliknya, endapan dilokalisir, dengan memperkenalkan suatu bangunan penangkap pasir yang letaknya pada persimpangan saluran, agar endapan dapat dilokalisir, atau mensyaratkan adanya bangunan penangkap endapan, bilamana air yang melimpas berasal dari kawasan yang tanahnya labil, serta mudah mengalami erosi. Dengan demikian sebelum memasuki sistim drainase lebih jauh, maka endapan dapat di-intersepsi dan dilokalisir serta dikeruk dengan rutin.
7)
Standarisasi Tipikal Struktural Bangunan Saluran Drainase Tipikal bangunan saluran memiliki resiko yang tinggi bilamana mengalami kesalahan dalam bidang struktur, karena keruntuhan saluran yang tipikal strukturil bangunan salurannya salah, menyebabkan hampir seluruh saluran drainase kota mengalami keruntuhan, dengan kerugian finansial yang besar.
503
Tetapi sebaliknya, tipikal struktur bangunan saluran yang terlalu kuat dan berlebihan ukurannya dapat menyebabkan pemborosan biaya pelaksanaan saluran drainase kota, meskipun saluran ini sangat aman terhadap kemungkinan keruntuhan, tetapi bilamana dipandang dari segi finansial kurang menguntungkan. Oleh karena itu dengan standarisasi diharapkan diperoleh tipikal struktur bangunan saluran drainase yang tepat konstruksinya dan dengan sendirinya layak ekonomis. Perlu dicatat, bahwa standarisasi tipikal struktur bangunan saluran drainase juga memiliki parameter yang cukup luas, seperti misalnya beban kendaraan yang bervariasi menurut kelas jalan raya, jenis tanah dan kekuatan dari tanah tersebut. 8)
Untuk Menampung Air Limbah Buangan Rumah Tangga Seperti kita ketahui, bahwa saluran drainase di negara kita tidak saja dipergunakan untuk menampung air hujan saja, tetapi juga untuk menampung air limbah rumah tangga, maka sifat-sifat dari air limbah ini juga harus sedikit banyak dipahami dan diterapkan pada bentuk tipikal bangunan drainase yang hendak dipakai. Air limbah rumah tangga jumlahnya tidak sebanyak air hujan lebat, tetapi air hujan lebat hanya terjadi beberapa kali dalam setahun, sehingga dalam prakteknya Tipikal Bangunan Saluran Drainase harus memiliki “lekukan” pada bagian dasarnya, yang biasanya dibuat dari pipa setengah lingkaran, yang khusus disediakan untuk menampung air limbah rumah tangga ini, sehingga kecepatan air limbah dapat dipertahankan cukup besar untuk mencegah sedimentasi. Bilamana “lekukan” ini tidak diberikan pada bagian dasar saluran ini, maka air limbah akan menyebar keseluruh dasar saluran dan menyebabkan kecepatannya menurun, sehingga menimbulkan pengendapan. Pemahaman ini kurang banyak diketahui oleh perencana dan pihak yang membuat saluran drainase, sehingga perlu disebar luaskan pengertian penampungan air limbah rumah tangga ini dalam bentuk standar tipikal bangunan sistem drainase, sehingga disamping mencegah pengendapan air limbah ini, juga dapat mencegah agar air limbah yang berpotensi menyebabkan pencemaran yang dapat mematikan manusia ini bisa dicegah, yaitu dengan memberikan dasar pasangan batu kali, atau pipa beton setengah lingkaran didasar saluran. Meskipun berupa saluran tanah.
9)
Peralatan Penahan Sampah Saluran yang direncanakan dengan baik dan lengkap akan memiliki peralatan penahan sampah baik pada bangunan drain inlet, atau menutupnya dengan pelat beton, atau memasang jeruji besi penahan aliran sampah.
504
Hal ini hendak diingatkan pemakaiannya pada Standarisasi Tipikal Bangunan Sistem Drainase, sehingga dengan demikian kekurangan yang ada dapat disempurnakan dalam skala yang luas, diseluruh penanganan drainase perkotaan. 10) Standarisasi Pekerjaan Kontraktor Sistem Saluran Drainase Dengan adanya standarisasinya tipikal bangunan sistem drainase, maka kontraktor yang melaksanakan pekerjaan ini, juga akan mengalami kemudahan karena melaksanakan pekerjaan sama secara berulang-ulang sehingga organisasi kontraktor dan methodologi kerja telah menyesuaikan terhadap standar kerja. Begitu juga dengan stock persediaan bahan (misalnya pipa setengah lingkaran) dari kontraktor juga disesuaikan dengan standar yang berlaku. Dengan sendirinya biaya konstruksi dapat ditekan menjadi lebih murah, karena standarisasi ini. Sehingga dapat dicapai penghematan yang bersifat skala besar, didalam melaksanakan sistem drainase ini.
5.2
Aspek-Aspek yang akan Dipertimbangkan
Menetapkan suatu tipikal bangunan sistem drainase yang dapat langsung diterima oleh masyarakat, bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Banyak aspek-aspek yang harus diperhatikan, agar tipikal ini mudah dilaksanakan, kelihatan manfaat nyata yang dapat diperoleh oleh masyarakat, seperti misalnya : 1)
Pemakaian Bahan Lokal dan Harga Bahan yang Murah Bahan saluran drainase dengan pasangan batu kali, misalnya merupakan bahan lokal yang harganya termasuk murah, sehingga banyak dipergunakan dimana-mana dan standarisasi tipikal dengan bahan ini banyak mendapat sambutan masyarakat.
2)
Kemampuan Teknis Masyarakat Yang Ada Salah satu tujuan dari Standarisasi Tipikal Bangunan Drainase adalah untuk memberikan panduan pembangunannya tetapi tidak perlu lagi tenaga ahli untuk membantu mengadakan monitoring dan supervisi pelaksanaannya. Oleh karena itu, Tipikal Bangunan harus dibuat sedemikian sehingga mudah dimengerti oleh masyarakat.
3)
Standar Tipikal Bangunan harus dipersiapkan dengan matang dan siap pakai karena sistem drainase harus dilaksanakan secara besar-besaran, maka kesalahan teknis pada tipikal
505
bangunan ini akan mengakibatkan kerugian yang ada dalam skala besar. Oleh karena itu Tipikal bangunan harus dipersiapkan dengan matang dan siap pakai dalam arti kata telah diadakan pengujian dan post monitoring yang intensif. 4)
5.3
Secara berangsur-angsur dipersiapkan agar tipikal bangunan drainase dapat dilaksanakan oleh masyarakat sendiri. Dalam kebijakan pembangunan terdahulu banyak perencanaan teknis drainase perkotaan yang dilakukan oleh pemerintah pusat. Tetapi mengingat kuantitas perkotaan yang memerlukan sistem drainase yang memadai, maka secara berangsur-angsur pelaksanaan sistem drainase akan didelegasikan kepada masyarakat dalam bentuk swadaya, sehingga dengan sendirinya Tipikal Bangunan Sistem Drainase harus dipersiapkan juga untuk dapat dilaksanakan oleh masyarakat dengan cara swasembada, swadaya dan swakelola.
Ukuran Kertas
Ada tiga seri ukuran kertas yang dikenal sevcara internasional yaitu Seri A, Seri B, dan Seri C. Seri A biasa digunakan untuk cetakan umum dan perkantoran serta penerbitan. Dasar ukuran adalah A0 yang luasnya setara dengan satu meter persegi. Setiap angka setelah huruf A menyatakan setengah ukuran dari angka sebelumnya. Jadi A1 adalah setengah dari A0 dan demikian seterusnya. Ukuran yang paling banyak digunakan untuk gambar adalah A0, sedangkan untuk cetakan umum adalah A4. Seri B besarnya kira-kira di tengah antara 2 ukuran seri A, biasa digunakan untuk poster dan lukisan dinding. Seri C biasa digunakan untuk map, kartu pos dan amplop. Ukuran kertas untuk masing-masing seri diperlihatkan pada Tabel 5-1, 5-2, dan 5-3 berturut-turut untuk Seri A, Seri B, dan Seri C.
506
Tabel 5-1. Ukuran Kertas Seri A
Ukuran
mm × mm
in × in
4A0
1682 x 2378
66,22 x 93,62
2A0
1189 x 1682
46,81 x 66,22
A0
841 x 1189
33,11 × 46,81
A1
594 x 841
23,39 × 33,11
A2
420 x 594
16,54 × 23,39
A3
297 x 420
11,69 × 16,54
A4
210 x 297
8,27 × 11,69
A4s
215 x 297
8,46 × 11,69
A5
148 x 210
5,83 × 8,27
A6
105 x 148
4,13 × 5,83
A7
74 x 105
2,91 × 4,13
A8
52 x 74
2,05 × 2,91
A9
37 x 52
1,46 × 2,05
A10
26 x 37
1,02 × 1,46
Tabel 5-2. Ukuran Kertas Seri B
Ukuran B0 B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10
mm × mm 1000 X 1414 707 X 1000 500 X 707 353 X 500 250 X 353 176 X 250 125 X 176 88 X 125 62 X 88 44 X 62 31 X 44
in × in 39,37 × 55,67 27,83 × 39,37 19,69 × 27,83 13,90 × 19,69 9,84 × 13,90 6,93 × 9,84 4,92 × 6,93 3,46 × 4,92 2,44 × 3,46 1,73 × 2,44 1,22 × 1,73
507
Tabel 5-3. Ukuran Kertas Seri C
Ukuran
mm × mm
in × in
C0
917 X 1297
36,10 × 51,06
C1
648 X 917
25,51 × 36,10
C2
458 X 648
18,03 × 25,51
C3
324 X 458
12,76 × 18,03
C4
229 X 324
9,02 × 12,76
C5
162 X 229
6,38 × 9,02
C6
114 X 162
4,49 × 6,38
C7
81 X 114
3,19 × 4,49
C8
57 X 81
2,24 × 3,19
C9
40 × 57
1,57 × 2,24
C10
28 × 40
1,10 × 1,57
DAFTAR PUSTAKA Direktorat PPLP Dirjen Cipta Karya Kementerian PU, Tata Cara Pelaksanaan Konstruksi Sistem Drainase Perkotaan, 2012. Direktorat PPLP Dirjen Cipta Karya Kementerian PU, Tata Cara Perencanaan Kolan Detensi, Kolam Retensi & Sistem Polder, 2012.
508