MAKALAH SOSIOLOGI HUKUM TENTANG “TEORI ANOMIE”
Dibuat Oleh: Budi Susant! SH Mul"i H# Adit$a %ut&a! SH Re$nld Thna"! SH
Ma'iste& Hu"u( Uni)e&sitas T&isa"ti *+,-.*+,/
0ENOMENA KORU%SI DALAM %ERS%EKTI0 TEORI ANOMIE
A#
TEORI ANOMIE
Mempelajari masyarakat dapat dilakukan dengan melihat bagian-bagian komponennya dalam usaha mengetahui bagaimana masing-masing berhubungan satu dengan yang lainnya. Bisa dikatakan bahwa kita melihat pada struktur dari suatu masyarakat guna melihat bagaimana bagian-bagian tersebut berfungsi. Jika masyarakat itu stabil, maka bagian-bagiannya akan beroperasi secara lancer, susunan-susunan sosial berfungsi ditandai dengan kepaduan, kerjasama, dan kesepakatan. Dan sebaliknya, jika bagian komponen-komponennya tertata dalam suatu keadaan yang membahayakan keteraturan sosial, maka masyarakat it disebut dysfunctional (tidak berfungsi.! Dalam setiap masyarakat, selalu terdapat struktur sosial. "truktur sosial yang berbentuk kelaskelas, menyebabkan adanya perbedaan-perbedaan kesempatan dalam mencapai tujuan. Misalnya mereka yang mempunyai kelas yang rendah ( lower class mempunyai kesempatan yang lebih kecil dalam mencapai tujuan bila dibandingkan dengan mereka yang mempunyai kelas yang lebih tinggi ( upper class . #eadaan-keadaan seperti tidak meratanya sarana-sarana di masyarakat serta perbedaanperbedaan struktur kesempatan akan menimbulkan rasa frustrasi di kalangan para warga yang tidak mempunyai kesempatan dalam mencapai sebuah tujuan. "ituasi ini akan menimbulkan keadaan dimana para warga tidak lagi mempunyai ikatan yang kuat terhadap tujuan serta saranasarana atau kesempatan-kesempatan yang terdapat dalam masyarakat. $al tersebut adalah yang dinamakan dengan %nomie, dimana teori tersebut muncul karena hal-hal sebagai berikut& !. . *. +.
$ukum tidak dapat dipegang lagi' )erjadi pembusukan hukum' )idak terdapatnya kemerataan struktur' dan rang-orang mencari jalan pintas untuk mencapai tujuannya'
Menurut obert #ing Merton, %nomie didefinisikan sebagai "etida"sesuaian atau ti(buln$a dis"&e1ansi.1e&bedaan anta&a cultural goals dan institutional means seba'ai a"ibat 2a&a (as$a&a"at diatu& 3st&u"tu& (as$a&a"at4 "a&ena adan$a 1e(ba'ian "elas . Dimana pengertian tersebut merupakan adopsi konsep %nomie dari mile Durkheim, dimana menurut Durkheim, %nomie diartikan sebagai suatu keadaan tanpa norma ( the concept of Anomie referred to on absence of social regulation normlessness . #emudian di dalam buku The Division of Labor In Society , mile Durkheim mempergunakan istilah %nomie untuk mendeskripsikan keadaan “deregulation” di dalam masyarakat yang diartikan sebagai tidak ditaatinya aturan-aturan yang terdapat pada masyarakat sehingga orang tidak tahu apa yang diharapkan dari orang lain, sehingga keadaan ini menyebabkan de/iasi. )eori milik obert #. Merton, pada mulanya mendeskripsikan korelasi antara perilaku delinkuen dengan tahapan tertentu pada struktur sosial akan menimbulkan, melahirkan dan menumbuhkan 1
Santoso, Topo, dan Eva Achjani Zulfa, Kriminologi, Jakarta : PT !ajagra"ndo P#rsada, $%1$, hal &%
suatu kondisi terhadap pelanggaran norma masyarakat yang merupakan reaksi normal. 0ntuk itu, ada (dua unsur bentuk perilaku delinkuen yaitu unsur dari struktur sosial dan kultural. "ecara konkrit, unsur kultural melahirkan goals dan unsur structural melahirkan means. "ecara sederhana, goals diartikan sebagai tujuan-tujuan dan kepentingan membudaya meliputi kerangka aspirasi dasar manusia. "edangkan means diartikan sebagai aturan dan cara kontrol yang melembaga dan diterima sebagai sarana guna mencapai suatu tujuan. #arena itu, obert #. Merton membagi norma sosial berupa tujuan sosial ( sociate goals dan sarana-sarana yang tersedia ( acceptable means untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan kata lain, Merton mengungkapkan masalah sesungguhnya adalah tidak diciptakan oleh sudden change (perubahan sosial yang cepat melainkan diciptakan oleh social structure (struktur sosial yang menawarkan tujuan-tujuan yang sama untuk semua anggotanya tanpa memberi sarana yang merata untuk mencapainya. #esempatan untuk meningkat dalam jenjang sosial tersebut memang ada, tetapi tidak tersebar secara merata. "eorang anak yang laihr dari keluarga miskin dan tidak berpendidikan, misalnya hampir tidak memiliki peluang untuk meraih posisi yang tinggi sebagaimana dimiliki oleh anak yang lahir dari sebuah keluarga yang berpendidikan. "ekali lagi, semua orang dalam masyarakat memilik tujuan yang sama (untuk meraih kemakmuran dan1atau kekayaan. Bisa dibayangkan bahwa tujuan itu dibentuk oleh segala macam mulai dari iklan sampai pergaulan. %da 2 premis yang menjadi dasar )eori %nomie tersebut, yaitu sebagai berikut& !. #onformitas ( Conformity & #onformitas merupakan sikap menerima tujuan budaya dengan cara mengikuti tujuan dan cara yang ditentukan oleh masyarakat yang terdapat dalam masyarakat karena adanya tekanan moral. . 3no/asi (Innovation& 3no/asi merupakan sikap menerima secara kritis cara-cara pencapaian tujuan yang sesuai dengan nilai budaya sambil menempuh cara-cara baru yang belum biasa atau tidak umum dilakukan. *. itualisme (itualism& itualisme merupakan sikap menerima cara-cara yang diperkenalkan secara kultural, namun menolak tujuan-tujuan kebudayaan, sehingga perbuatan ritualismer berpegang teguh pada kaidah-kaidah yang berlaku namun mengorbankan nilai sosial budaya yang ada. +. 4enarikan14engasingan Diri (etreatism& 4engasingan1penarikan diri merupakan sikap menolak tujuan-tujuan ataupun cara-cara untuk mencapai tujuan yang telah menjadi bagian kehidupan masyarakat ataupun lingkungan sosialnya. 2. 4emberontakkan ( ebellion & 4emberontakkan merupakan sikap menolak saran dan tujuan-tujuan yang disahkan oleh budaya masyarakat dan menggantikan dengan cara yang baru. $
Santoso, Topo, Op. Cit , hal &1
B# %EMBAHASAN DAN ANALISA KASUS
!. #asus 4osisi %e&"a&a Ga$us Ta(bunan
4ada tahun 5!5, #ementrian #euangan epublik 3ndonesia digegerkan dengan penemuan kasus penggelapan, pencucian uang, dan korupsi oleh pegawai Dirjen pajak golongan 333 %, 6ayus $alomoan 4artahanan )ambunan atau biasa dikenal sebagai 6ayus )ambunan. 7ahir di Jakarta, 8 Mei !898, 6ayus dibesarkan di keluarga yang :biasa: saja. ;amun, ternyata dari keluarga :biasa: itulah 6ayus menjadi seorang yang :luar biasa:. Di usianya yang cukup muda, ia bahkan telah mengantongi uang ratusan milyar yang tersebar di berbagai rekening dan deposito. )ak hanya itu, ia juga mengumpulkan harta dalam bentuk aset yang terdiri dari mobil $onda Ja<<, =ord /erest, rumah di 6ading 4ark >iew, #elapa 6ading, Jakarta 0tara, dan *! batang emas masing-masing !55 gram. )erlalu berani, itulah ungkapan yang pas dilontarkan bagi seorang pegawai pajak biasa sekelas 6ayus. Bayangkan saja, usianya belum sepuluh tahun duduk sebagai pegawai pajak, namun hartanya telah menggunung. Bermula dari "ekolah )inggi %kuntansi ;egara (")%;, setelah lulus 6ayus ditempatkan di Balikpapan selama tiga tahun sebelum akhirnya dipindah-tugaskan di Jakarta di bagian 4enelaah #eberatan pada "eksi Banding dan 6ugatan ?ilayah Jakarta 33 Ditjen 4ajak sampai diberhentikan karena tersandung kasus mafia pajak yang melibatkan oknum aparat dari kejaksaan, kepolisian, dan aparatur pemerintah lain pada tahun 5!5. )ertanggal ! Maret 5!, setelah melewati berbagai sidang, akhirnya 6ayus dijerat dengan pasal berlapis ketika jaksa penuntut umum menuntut 6ayus dengan empat dakwaan sekaligus. Dalam dakwaan pertama, ia dijerat pasal 00 ;omor ! )ahun 555, ia diduga menerima suap senilai p 82 juta dari oberto "antonius dan p *2 milyar dari %lif #uncoro terkait pengurusan sunset policy 4). #altim 4rima @oalt, 4). Bumi esources, dan 4). %rutmin. Berbeda dengan dakwaan pertama, dalam dakwaan kedua, 6ayus dianggap telah menerima gratifikasi sebesar 0"A 28.C55 dan 8, juta "6D namun tidak melaporkan ke #4#. "edangkan dalam dakwaan ketiga, 6ayus dijerat dengan pasal 00 ;omor 2 )ahun 55* tentang tindak pidana pencucian uang dengan menyembunyikan asal usul harta kekayaan ke dalam penyedia layanan jasa keuangan. Dalam dakwaan yang terakhir, mengingat 6ayus pernah ditemukan berada di Bali dan "ingapura, sudah barang tentu ada orang dalam yang memuluskan aksinya tersebut. 3a akhirnya didakwa dengan kasus penyuapan yang dilakukan pada sejumlah petugas rumah tahanan Mako Brimob #elapa Dua, Depok, yang bertujuan agar dapat dengan mudah keluar masuk tahanan. %kibat dakwaan tersebut, 6ayus tak hanya dihukum penjara, namun juga dimiskinkan dengan menyita harta-hartanya yang terkait dengan perkara yang telah disebutkan. )otal sampai sejauh ini, 6ayus di/onis dengan hukuman C tahun penjara dengan rincian !5 tahun penjara dari majelis hakim 4engadilan )inggi Jakarta, ! tahun dari tingkat kasasi di Mahkamah
%gung, dan tahun dari /onis yang dijatuhkan oleh 4engadilan ;egeri Jakarta "elatan yang sifatnya terpisah dengan perkara lain. Su(be&: htt1:..1&5il#(e&de"a#2(.indnesia.'.'a$us6ta(bunan.
. %nalisa #asus #ata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio atau Corruptus, yang memilik makna berarti merusak. "edangkan berdasarkan #amus Besar Bahasa 3ndonesia, korupsi diartikan sebagai perbuatan menggunakan kekuasaan untuk kepentingan sendiri *. "elain itu dalam ilmu politik, ekonomi atau politik baik yang disebabkan oleh diri sendiri maupun orang lain yang ditujukan untuk memperoleh keuntungan pribadi, sehingga menimbulkan kerugian bagi masyarakat umum, perusahaan, atau pribadi lainnya. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa korupsi adalah suatu bentuk perilaku yang menyalahgunakan kekuasaan atau wewenang yang mempunyai tujuan untuk memenuhi dan memuaskan kepentingan pribadi. "eperti penyuapan yang dapat menimbulkan suatu kerugian bagi orang lain dan diri yang melakukan tindakan korupsi itu sendiri. #arena sangat merugikan orang lain inilah sampai-sampai korupsi dikategorikan sebagai suatu tindak pidana luar biasa ( e!traordinary crime . #alau kita amati lebih dalam, pengertian korupsi itu sendiri dapat dijelaskan bahwa sejarah korupsi sudah berakar dari dahulu dan sudah seperti warisan yang diwariskan oleh nenek moyang kita. Jadi pantas apabila korupsi dianggap sebagai masalah yang sulit diberantas hingga tahap yang lebih terperinci. $al ini juga dikarenakan korupsi telah membudaya sehingga sulit dipisahkan dengan perilaku umum dalam masyarakat tersebut. "elain itu, korupsi dapat diistilahkan sebagai candu bagi para penikmatnya. Dalam hal ini pelaku dan perilaku korupsi disebabkan oleh proses pembudidayaan, dimana korupsi berasal dari suatu kegiatan pembiasaan atau sosialisasi yang salah akibat dari lemahnya moral, sehingga proses korupsi ini terjadi dengan sangat terstruktur. "truktur sosial yang bersifat feodal akan menghasilkan sikap menyembah dan sikap senang dielu-elukan. Dengan kata lain, struktur sosial-lah yang membagi masyarakat ke dalam (dua golongan yaitu golongan bawah (sebagai penyembah dan golongan atas (sebagai yang dieluelukan akan melahirkan sikap penyembah dan sikap angkuh. Dalam konsep anomi milik obert #. Merton, di dalam tatanan masyarakat terdapat sebuah pembagian kelas atau struktur sosial. Dimana dibedakan antara kelas bawah dan kelas atas. #elas bawah adalah kelompok dari masyarakat ekonomi kebawah atau miskin, sedangkan kelas atas adalah kelompok orang yang berpendidikan dan kaya raya. "eluruh masyarakat terikat oleh tujuan serta cita-cita yang sama. leh karena itu, kalangan kelas bawah akan sulit untuk naik ke tingkat yang lebih tinggi. Dari situlah timbul adanya sebuah disparitas pemerataan sarana-sarana untuk mewujudkan tujuan tersebut. %turan-aturan yang semestinya mengatur tingkah laku dalam bermasyarakat telah luntur dengan adanya pembagian kelas atau struktur sosial tersebut. Masyarakat dari kalangan kelas bawah telah lepas kontrol sehingga tidak mengindahkan aturan dan kebijakan moral yang berlaku. $al tersebut mengakibatkan masyarakat kelas bawah yang mempunyai jabatan tinggi lebih cenderung untuk melakukan korupsi untuk menaikkan tingkat sosialnya secara instan walaupun dengan cara yang salah. Minimnya '
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat (ahasa, $%%)
sarana untuk mencapai kemakmuran atau tujuan dalam hidupnya dibatasi oleh sebuah kebijakan yang dinilai tidak berpihak kepadanya. Jika kita menganalisa kasus yang ada dengan menggunakan premis-premis dari )eori %nomie (obert #ing Merton, maka dapat dianalisa beberapa hal sebagai berikut& a# #onformitas ( Conformity & #ejahatan korupsi yang dilakukan oleh 6ayus )ambunan tidak termasuk kedalam premis ini, karena jalan untuk cepat menjadi kayaE yang ditempuh oleh 6ayus )ambunan tida" dila"u"an den'an 2a&a $an' ditentu"an leh (as$a&a"at! (elain"an den'an 2a&a $an' salah atau ne'ati5 . b# In)asi 3Innovation 4: #ejahatan korupsi yang dilakukan oleh 6ayus )ambunan termasuk kedalam premis ini, karena 1ela"u (ela"u"an 2a&a $an' tida" biasa $aitu den'an (ela"u"an "&u1si 7alau1un 2a&a te&sebut tida" sesuai untu" (en2a1ai tu8uan a'a& (e(ili"i "e"a$aan be&li(1ah. 2# itualisme ( itualism& #ejahatan korupsi yang dilakukan oleh 6ayus )ambunan tidak termasuk kedalam premis ini, karena 6ayus )ambunan sebagai seorang 1ela"u (e(ili" tu8uan untu" (en8adi "a$a &a$a den'an 8abatan dan.atau "e"uasaan $an' di(ili"i bukan pasrah seperti yang dikemukakan oleh premis ini. d# 4enarikan Diri ( etreatism& #ejahatan korupsi yang dilakukan oleh 6ayus )ambunan tidak termasuk kedalam premis ini, karena tu8uan untu" (en8adi "a$a &a$a adalah hal $an' bisa dite&i(a dala( (as$a&a"at 31siti54 walaupun dilakukan dengan cara yang salah (negatif sehingga tidak terdapat etreatism dalam kasus ini. e# 4emberontakkan ( ebellion& #ejahatan korupsi yang dilakukan oleh 6ayus )ambunan juga bisa dikatakan masuk kedalam premis ini karena 1ela"u se2a&a tida" lan'sun' (enla" sa&ana $an' disah"an leh buda$a (as$a&a"at 3$aitu be"e&8a den'an 1antas4 dan (en''antin$a den'an (ela"u"an "&u1si 'una (en2a1ai tu8uann$a untu" (asu" "e dala( 'ln'an "elas atas $an' (e(ili"i ha&ta "e"a$aan (eli(1ah .
9#
%REDIKSI
!. an'"a %ende" #ejahatan yang dilakukan oleh pihak seperti 6ayus )ambunan masih akan terus dilakukan oleh orang-orang yang frustrasi karena tekanan pada masyarakat dalam mencapai tujuan hidupnya guna meningkatkan kelas dalam hidupnya dengan instan.
. an'"a Menen'ah #ejahatan ini masih akan ada, akan tetapi apabila pemerintah beserta penegak hukum menerapkan standar hukuman yang sesuai dan menguatkan pengawasan dalam lembagalembaga pemerintah sehingga celah untuk melakukan korupsi makin sedikit, maka
diprediksikan akan ada kesadaran dan tindakan kejahatan tersebut akan sedikit demi sedikit berkurang. *. an'"a %an8an' #ejahatan ini akan terus ada apabila tidak bisa disediakan sarana-sarana yang cukup bagi masyarakat untuk mencapai kemakmuran. Jika hal tersebut tidak tersedia, maka penyakitpenyakit di dalam struktur sosial seperti korupsi akan selalu ada.
D#
KESIM%ULAN
Dengan demikian, dari premis-premis yang menjadi ciri dari )eori %nomie, kasus tersebut paling tepat jika dikoneksikan dengan 4remis 3no/asi, selain itu kasus tersebut juga sedikit sesuai dengan 4remis 4emberontakkan, akan tetapi terhadap ketiga premis lainnya, kasus tersebut bukan merupakan contoh atas ketiga premis lainnya.