FRAUD SCHEMES INTRODUCTION Klasifikasi untuk memahami fraud schemes digunakan oleh Association of Certified Fraud Examiners (ACFE). Ada beberapa alasan untuk pilihan ini, dikarenakan : a. ACFE adalah organisasi utama antifraud. Tujuannya untuk profesi antifraud, dimana AICPA, IIA, dan ISACA memiliki perbedaan objek utama. Organisasi lain memiliki tujuan yang mirip, tidapi tidak ada yang bertujuan memberantas/ memerangi fraud, seperti ACFE yang membuat standart untuk profesi Antifraud. b. Klasifikasi ACFE sudah stabil dari waktu yang lama. Ada 49 individual fraud schemes yang di klasifikasikan dalam ACFE Fraud Tree. Pelaku fraud mencari cara baru untuk melakukan fraud, tapi kebanyakan adalah menggunakan fraud schemes model lama. c. Klasifikasi ACFE memiliki schemes yang terbatas, berdasarkan angkanya ada sekitar 20 dari 49 schemes yang melakukan fraud. d. ACFE model dapat mudah dimengerti, digunakan dan memiliki karakteristik yang unik untuk 3 katergoti utama yang membuat itu mudah diapalikasikan dalam fraud audit, investigasi dan program pencegahan fraud. Masing – masing masing dari branches utamanya fraud tree memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Berikut adalah kategori dari Fraud Tree : ACFE Fraud Tree: Unique Characteristics of Each Category Asset Misappropriation Employees
Fraudulent Statements Executive management Largest: $1 million to $ 258 million Least often: 7.9%
Descriptors Fraudster
Corruption Two parties
Size of the fraud
Medium: $250,000
Smallest: $93,000
Frequency fraud
Medium: 30%
Most often: 92.7%
Motivation
Challenge, business
Personal pressures
Materiality
Depends
Unlikely
Stock prices, bonuses Likely
Benefactors
Fraudster
Fraudster (against company) Small
Company and fraudster Large
Size of company
of
victim Depends
Karakteristik kategori Scheme : 1. Fraudster Dalam Financial Statement fraud, fraudsters cenderung executive management, biasanya CEO, CFO atau Manager Level-C. Fraudster yang melakukan asset misappropriation, biasanya karyawan meskipun ada di posisi yang dianggap dipercaya. Dalam Schemes Korupsi, Fraudster dapat dilakukan oleh siapapun tetapi disana pati ada 2 pihak yang terlibat, meskipun salah satu pihak tidak ti dak menginginkan untuk terlibat.
2. Size of Fraud Kategori fraud yang mengakibatkan kerugian paling banyak adalah financial statement frauds. 3. Frequency of Fraud Kategori fraud yang paling sering terjadi adalah fraud asset misappropriation. Kalau fraudster menyembunyikan penipuan untuk beberapa waktu tertentu, mereka bisa saja melakukan kecurangan – kecurangan lain. 4. Motivasi Beberapa motivator biasanya berasosiasi dengan financial statement frauds, dan beberapa motivators cenderung pada misapproptiation frauds. Asosiasi semacam itu sangat berharga dalam melakukan audit penipuan dan investigasi kecurangan, dan sangat berharga dalam merancang program antifraud untuk manajemen atau dewan direksi. Kecurangan penyalahgunaan aset, bagaimanapun, biasanya didorong oleh tekanan ekonomi. 5. Materiality Financial Fraud sering kali mempertimbangkan material sebuah organisasi. Financial fraud selalu mengakibatkan kerugian berjuta-juta bahkan dapat bernilai miliaran dolar (misalnya Enron dan WorldCom). Penyalahgunaan aset adalah yang paling tidak immaterial dalam financial statement. Korupsi bisa jadi material, terutama karena kecurangan di atas rata-rata biaya penipuan korupsi, yaitu $ 250.000. Bisa juga imaterial, tergantung ukuran organisasi. 6. Benefactors Jenis penipuan ini disebut sebagai penipuan untuk perusahaan. Penyalahgunaan dan korupsi aset, sebaliknya menguntungkan penipu. Korupsi juga bisa menguntungkan perusahaan dalam beberapa skema, seperti beberapa orang yang disogok (briberies). 7. Size of Victim Company Financial Statement Fraud biasanya dimotivasi oleh harga saham atau sesuatu yang berhubungan langsung dengan harga saham. Meskipun perusahaan semacam itu lebih kompleks dan sulit dikendalikan, mereka juga cenderung memiliki lebih banyak sumber daya untuk menerapkan program pengendalian internal, audit internal, dan antifraud. Perusahaan-perusahaan ini juga cenderung tunduk pada peraturan lain, yang pada umumnya mengarah pada lingkungan yang lebih terkontrol, dan karenanya memiliki risiko yang lebih kecil terkait dengan penyalahgunaan aset, yang secara intrinsik sulit dikendalikan. 8. Fraud Tree and Who Audits Whom Tampaknya intuitif mengenai kelompok auditor mana yang harus dipertimbangkan terutama dalam bertanggung jawab atas jenis kecurangan apa. a. Financial Statement Fraud : Auditor Eksternal/Keuangan. Kelompok auditor seharusnya yang paling bertanggungjawab untuk financial statement fraud adalah Auditor Eksternal/Keuangan. Ada 3 alasannya, yaitu: i. Jumlah kecurangan laporan keuangan secara keseluruhan cenderung menyebabkan salah saji material terhadap laporan keuangan ii. Audit laporan keuangan cocok untuk mendeteksi kecurangan keuangan negara.
iii.
Karena manajemen eksekutif terlibat dalam kecurangan keuangan negara, pihak lain yang menjadi pihak internal perusahaan (seperti manajemen, akuntansi, atau auditor internal lainnya) dapat tertipu atau tertekan dalam keterlibatan.
2. FINANCIAL STATEMENT SHCEMES
Yang paling sering dalam financial stateng fraud scheme adalah berhubungan dengan overstatement revenue. Ada 5 skema dalam fraud tree. a. Timing Differences Ada berbagai cara untuk menerapkan skema perbedaan waktu untuk overstament pendapatan untuk periode fiskal saat ini. Salah satu caranya adalah dengan membuat inventory seakan-akan sudah dijual namun pada akhirnya akan dikembalikan lagi dalam rentang waktu tertentu. b. Fictitious Revenues Penjualan yang tidak pernah ada dianggap sebagai pendapatan fiktif. Pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan dan laba, dan biasanya asset. c. Concealed Liabilities Salah satu cara untuk menerapkan skema penipuan ini adalah dengan hanya menunda pencatatan kewajiban pada bulan kedua belas tahun fiskal sehingga tahun berjalan akan memiliki biaya lebih sedikit, dan mencatat kewajiban tersebut pada bulan pertama tahun fiskal berikutnya. d. Improper Disclosures Salah satu prinsip kecurangan adalah bahwa ia selalu melakukan klandestin. Penipu akan berusaha menutupi kecurangan dalam buku-buku. e. Improper Asset Valuation Dengan menggembungkan jumlah aset (umumnya piutang, persediaan, dan aset jangka panjang), biaya kapitalisasi, atau mengempiskan akun kontra (memungkinkan akun piutang ragu-ragu, deprecasi, amortisasi, dll.), Keuangan akan menunjukka n nilai yang lebih tinggi daripada yang sebenarnya ekuitas dan keuntungan
3. Corruption Schemes Skema korupsi dicirikan oleh seseorang di dalam (yaitu, pegawai perusahaan korban) yang bekerja dengan seseorang di luar. Aktivitas pihak terkait ini biasanya disembunyikan dari manajemen dan auditor. a. Confilicts of Interest Konflik kepentingan terjadi ketika seorang karyawan, manajer, atau eksekutif memiliki kepentingan ekonomi atau pribadi yang tidak diungkapkan dalam transaksi yang berdampak buruk pada perusahaan. b. Bribery Bribery dapat didefinisikan sebagai penawaran, pemberian atau meminta apapun untuk mempengaruhi tindakan atau keputusan bisnis
c. Illegal Gratuties Gratifikasi ilegal hampir sama dengan bribes, tetapi gratifikasi ilegal tidak mempengaruhi keputusan bisnis. d. Economic Extortion Pada dasarnya, pemerasan ekonomi adalah kebalikan dari penipuan suap. Alih-alih vendor yang menawarkan sogokan, karyawan tersebut menuntut pembayaran dari vendor untuk mendukung vendor tersebut.
4. Asset Misappropriation Schemes Tindakan menyalahgunakan atau beralih ke tujuan yang salah; perampasan yang salah, istilah yang tidak berarti pecahan, meskipun mungkin itu berarti. Istilah ini mungkin juga merangkul penggunaan dan penggunaan properti orang lain untuk tujuan tunggal memanfaatkan secara tidak adil pada niat baik dan reputasi pemilik properti. a. Cash Skema kas melibatkan mengambilkan kasi dari 1 karyawan untuk karyawan lainnya. b. Pencurian Pengambilan kas secara sengaja maupun tidak sengaja tanpa perintah pemberi kerja. c. Fraudulent Disbursements (Pencairan yang tidak dibenarkan) Skema pencairan penipuan adalah di mana distribusi dana dilakukan dari be berapa akun perusahaan dalam bentuk yang tampak biasa tapi sebenarnya tidak benar. Metode untuk mendapatkan dana bisa berupa cek, penyerahan faktur palsu dll. d. Billing Schemes Skema pembayaran biasa digunakan dalam sistem akuntansi untuk mencuri dana dengan mengumpulkan klaims dari satu form dan form lain.