Galangan Kapal (SHIPYARD) I. GALANGAN KAPAL (SHIPYARD). Galangan Kapal/shipyard adalah sebuah tempat diperairan yang fungsinya untuk melakukan proses pembangunan kapal (New Building) dan perbaikan kapal (ship repair) dan juga melakukan pemeliharaan (maintainance). proses pembangunanya meliputi desain, pemasangan gading awal, pemasangan plat lambung, instalasi peralatan, pengecekan, test kelayakan, hingga klasifikasai oleh Class yang telah ditunjuk. sedangkan untuk proses perbaikan / pemeliharaan bisanya meliputi perbaikan konstruksi lambung, perbaikan propeller sterntube, perawatan main engine dan peralatan lainnya.
II. JENIS-JENIS GALANGAN KAPAL (SHIPYARD). Jenis-jenis galangan kapal meliputi: 1. Building dock shipyard. 2. Repair dock shipyard. 3. Building and repair shipyard. 1. Building dock shipyard. Building dock shipyard adalah tempat yang digunakan hanya dalam ruang lingkup pembangunan kapal baru (New Building) 2. Repair dock shipyard Repair dock shipyard adalah tempat yang digunakan hanya ruang lingkup perbaikan kapal (Repair) dan Pemeliharaan kapal (Maintenance). 3. Building and repair shipyard Tempat yang dapat digunakan dalam ruang lingkup baik pembangunan kapal baru dan repair atau maintenance. Contohnya pada galangan PT. SAMUDRA MARINE INDONESIA - CILEGON
III. DOCKING KAPAL Docking Kapal adalah suatu peristiwa pemindahan kapal dari air/laut ke atas dock dengan bantuan fasilitas docking/pengedockan. Untuk melakukan pengedokan kapal ini, harus dilakukan persiapan yang matang dan berhati-hati mengingat spesifikasi kapal yang berbeda-beda. IV. JENIS-JENIS PEKERJAAN REPARASI KAPAL DI ATAS DOCK/GALANGAN : 1. Penerimaan kapal didermaga 2. Persiapan pengedokan/dudukan kapal 3. Pengedokan kapal (Docking) 4. Pembersihan badan kapal 5. Pemeriksaan kerusakan lambung/konstruksi lainnya 6. Pelaksanaan pekerjaan (konstruksi badan, mesin, listrik dan lainnya) 7. Pemeriksaan hasil pekerjaan 8. Pengecatan lambung kapal 9. Penurunan kapal dari dalam dock (Undocking) 10. Penyelesaian pekerjaan diatas air/sandar di jetty 11. Percobaan/Trial 12. Penyerahan kapal kepada pemilik kapal V. Type Dock yang umum adalah sebagai berikut : 1. Dock Kolam (Graving Dock/Dry Dock) 2. Dock Apung (Floating Dock) 3. Dock Tarik (Slipway) 4. Dock Angkat (Syncrholift) 1. DOCK KOLAM (GRAVING DOCK/DRY DOCK). Graving Dock yaitu suatu fasilitas docking kapal berupa kolam besar di pinggir laut, dimana konstruksi sipilnya terdiri dari dinding beton dan lantai beton dengan menumpu kepada tiang pancang dibawah lantai. Dan pintu/gate pada umumnya terbuat dari elemen baja dan kontak langsung dengan laut/samudera.
2. DOCK APUNG (FLOATING DOCK)
Floating Dock adalah suatu bangunan konstruksi dilaut yang digunakan untuk pengedokan kapal dengan cara menenggelamkan dan mengapungkan dalam arah vertikal. Konstruksi floating dock ini umumnya terbuat dari baja dan plat. 3. DOCK TARIK (SLIPWAY) Slipway adalah suatu fasilitas pengedokan kapal dengan cara menarik kapal dari permukaan air laut, kemudian mendudukkan kapal pada (gerobak/craddle). Dengan bantuan mesin derek/tarik, wire rope/tali baja dan sebagai jalan dari kereta dengan sudut kemiringan tertentu yaitu 1:12 s/d 1:16.
4. DOCK ANGKAT (SYNCRHOLIFT). Dock angkat adalah salah satu jenis pengedokan yang jarang dijumpai, pada galangan harus ada dan memenuhi daya angkat yang telah ditentukan pada kapal
GALANGAN KAPAL (SHIPYARD). Galangan Kapal/shipyard adalah sebuah tempat diperairan dengan fungsinya yaitu untuk melakukan proses pembangunan kapal (New Building) dan perbaikan kapal (ship repair) dan juga melakukan pemeliharaan (maintainance). Galangan Kapal Juga Dapat Di gunakan Sebagai Proses pembangunan Kapal meliputi desain, pemasangan gading awal, pemasangan plat lambung, instalasi peralatan, pengecekan, test kelayakan, hingga klasifikasai oleh Class yang telah ditunjuk. Sedangkan untuk proses perbaikan / pemeliharaan bisanya meliputi perbaikan konstruksi lambung, perbaikan propeller sterntube, perawatan main engine dan peralatan lainnya.
JENIS-JENIS GALANGAN KAPAL (SHIPYARD). Jenis-jenis galangan kapal meliputi:
Building dock shipyard.
Repair dock shipyard.
Building and repair shipyard.
1. Building dock shipyard. Building dock shipyard adalah tempat yang digunakan hanya dalam ruang lingkup pembangunan kapal baru (New Building) 2. Repair dock shipyard Repair dock shipyard adalah tempat yang digunakan hanya ruang lingkup perbaikan kapal (Repair) dan Pemeliharaan kapal (Maintenance). 3. Building and repair shipyard Tempat yang dapat digunakan dalam ruang lingkup baik pembangunan kapal baru dan repair atau maintenance. Contohnya pada galangan PT. SAMUDRA MARINE INDONESIA - CILEGON
DOCKING KAPAL
Docking Kapal adalah suatu peristiwa pemindahan kapal dari air/laut ke atas dock dengan bantuan fasilitas docking/pengedockan. Untuk melakukan pengedokan kapal ini, harus dilakukan persiapan yang matang dan berhati-hati mengingat spesifikasi kapal yang berbeda-beda. JENIS-JENIS PEKERJAAN REPARASI KAPAL DI ATAS DOCK/GALANGAN : 1. Penerimaan kapal didermaga 2. Persiapan pengedokan/dudukan kapal 3. Pengedokan kapal (Docking) 4. Pembersihan badan kapal 5. Pemeriksaan kerusakan lambung/konstruksi lainnya 6. Pelaksanaan pekerjaan (konstruksi badan, mesin, listrik dan lainnya) 7. Pemeriksaan hasil pekerjaan 8. Pengecatan lambung kapal 9. Penurunan kapal dari dalam dock (Undocking) 10. Penyelesaian pekerjaan diatas air/sandar di jetty 11. Percobaan/Trial 12. Penyerahan kapal kepada pemilik kapal Type Dock yang umum adalah sebagai berikut : 1. Dock Kolam (Graving Dock/Dry Dock) 2. Dock Apung (Floating Dock) 3. Dock Tarik (Slipway) 4. Dock Angkat (Syncrholift)
DOCK KOLAM (GRAVING DOCK/DRY DOCK) Graving Dock yaitu suatu fasilitas docking kapal berupa kolam besar di pinggir laut, dimana konstruksi sipilnya terdiri dari dinding beton dan lantai beton dengan menumpu kepada tiang pancang dibawah lantai. Dan pintu/gate pada umumnya terbuat dari elemen baja dan kontak langsung dengan laut/samudera. DOCK APUNG (FLOATING DOCK) Floating Dock adalah suatu bangunan konstruksi dilaut yang digunakan untuk pengedokan kapal dengan cara menenggelamkan dan mengapungkan dalam arah vertikal. Konstruksi floating dock ini umumnya terbuat dari baja dan plat. 3. DOCK TARIK (SLIPWAY) Slipway adalah suatu fasilitas pengedokan kapal dengan cara menarik kapal dari permukaan air laut, kemudian mendudukkan kapal pada (gerobak/craddle). Dengan bantuan mesin derek/tarik, wire rope/tali baja dan sebagai jalan dari kereta dengan sudut kemiringan tertentu yaitu 1:12 s/d 1:16. DOCK
ANGKAT
(SYNCRHOLIFT).
Dock angkat adalah salah satu jenis pengedokan yang jarang dijumpai, pada galangan harus ada dan memenuhi daya angkat yang telah ditentukan pada kapal Sumber : http://bobbiesilalahi.blogspot.com/p/galangan-kapal-shipyard.html
MACAM-MACAM GALANGAN KAPAL Pada kesempatan kali ini Materi Perkapalan akan membahas MACAM-MACAM GALANGAN KAPAL yang sebelumnya telah membahas PENGERTIAN GALANGAN KAPAL. Dimana pada artikel sebelumnya telah dijelaskan pengertian galangan kapal secara umum serta negara-negara Industri pembuatan kapal terbesar.
Baiklah langsung saja kita lihat macam-macam galangan kapal serta penjelasannya berikut ini : MACAM GALANGAN KAPAL ( SHIPYARD ) 1. Building dock shipyard (Galangan kapal jenis pembuatan) Building dock shipyard adalah tempat yang dibangun dan digunakan untuk melakukan satu jenis pekerjaan yakni pembuatan kapal atau pembangunan kapal baru yang dimulai hingga awal pembuatan sampai ke tahap akhir pembuatan. Sebagai contoh kita lihat pada galangan DAMEN SHIPYARD, DUMAS SHIPYARD dan lain sebagainya. Berikut ini proses pekerjaan : 1. Owner request 2. Pre desain 3. Bidding( untuk kapal – kapal tertentu) 4. Basid desain 5. Detail desain 6. Marking 7. Cutting 8. Joining 9. Block assembling
10. Block dutfitting 11. Hull outfitting 12. Finiching 13. Lounching 14. Seatial 15. Commissioning 16. Delivering 2. Repair dock shipyard (Galangan kapal jenis perbaikan) Repair dock shipyard adalah tempat khusus yang digunakan untuk satu jenis pekerjaan yaitu melakukan perbaikan kapal, ,ulai kapal masuk dock sampai kapal keluar dock. Sebagai contoh pada galangan kapal seperti, BEN SENTOSA, PELNI dan lain sebagainya. Proses pekerjaan yang dilakukan yakni : 1. Penerimaan kapal di dermaga dock 2. Persiapan pengedokan 3. Pengedokan kapal (Docking) 4. Pembersihan badan kapal 5. Pemeriksaan ketebalan plat & kerusakan lambung/konstruksi lainnya 6. Pemeriksaan sistem di bawah garis air 7. Pelaksanaan pekerjaan (konstruksi, mesin, listrik dan lainnya) 8. Pengetesan hasil pekerjaan 9. Pengecatan lambung kapal 10. Pemasangan cathodic protection 11. Penurunan kapal dari atas dock (Undocking) 12. Penyelesaian pekerjaan diatas air 13. Percobaan/Trial
14. Penyerahan kapal kepada pemilik kapal
3. Building and repair shipyard (Galangan kapal jenis pembuatan dan perbaikan) Building and repair shipyard merupakan tempat yang digunakan untuk melakukan dua pekerjaan sekaligus yakni pembangunan kapal baru dan repair atau maintenance. Sebagai contoh pada galangan DUMAS 12, PT PAL INDONESIA dan PT.DOCK dan lain sebagainya. Berikut fasilitas dan jenis dock yang paling umum dilakukan yaitu : 1. Dok Kolam (Graving Dock/Dry Dock) 2. Dok Apung (Floating Dock) 3. Dok Tarik (Slipway) 4. Dok Angkat (Syncrholift) 5. Graving Dock - Keuntungan Graving Dock yaitu sebagai berikut : 1. Aman. 2. Umur pemakaian lama. 3. Perawatan yang sangat rendah. 4.dapat dipakai untuk melakukan pembangunan kapal baru. - Kerugian Graving Dock yaitu sebagai berikut : 1. Biaya untuk pembangunan sangat besar 2. tempat permanen tidak bisa dipindahkan 3. Lokasi berpengaruh
JENIS-JENIS ATAU FASILITAS PENGEDOKAN KAPAL SECARA UMUM Pada kesempatan kali ini akan berbagi artikel tentang JENIS-JENIS PENGEDOKAN KAPAL. Dimana pada kesempatan kali ini akan membahas secara lebih rinci tentang jenis Dock yang dimaksud pada artikel kali ini.
Sebelum kita masuk pada pembahasan mengenai Jenis atau fasilitas pengedokan kapal, ada baiknya kita tahu terlebih dahulu apa pengertian pengedokan kapal. Jadi, silahkan baca dulu PENGERTIAN PENGEDOKAN KAPAL. Secara umum dilakukan pengedokan kapal untuk membersihkan badan atau body kapal dibawah garis air, memeriksa dan memperbaiki kerusakan kapal dan mencat badan kapal dibawah garis air, maka dari itu digunakan beberapa jenis Dock berikut ini. FASILITAS ATAU JENIS-JENIS PENGEDOKAN KAPAL YAITU :
1. GRAVING DOCK/DRY DOCK ( DOK KOLAM )
GRAVING DOCK merupakan fasilitas pengedokan kapal yang mempunyai bentuk seperti kolam yang terletak pada tepi pantai. Graving dock memiliki beberapa bagian-bagian yang sangat penting seperti, pintu penutup yang akan berhubungan dengan perairan pantai, pompa pengering, mesin gulung(cupstand), tangga naik turun kedasar dan atas kolam, Crane, dan lain sebagainya. Pada umumnya dinding sisi dan belakang terbuat dari bangunan beton bertulang, dan dasar kolam terbuat dari beton bertulang yang terpancang oleh paku bumi (Concrete Pile). Pada pintu penutup terbuat dari pelat baja yang konstruksinya telah didesain khusus, dengan maksud dan tujuan pintu penutupnya mengapung, dan pada pintu penutup dilengkapi dengan tangki ballast yang berfungsi untuk teggelamkan serta mengapungkan disaat beroperasi yang juga sudah dilengkapi dengan katup (valves) dan pompa. Pada bibir pintu yang bersinggungan dengan bibir kolam diberikan packing yang terbuat dari karetk untuk menghasilkan kekedapan saat air dalam kolam kosong. Pada saat sebelum kapal
dimasukkan kedalam graving dock, maka terlebih dahulu graving dock diisi dengan air dengan cara seperti berikut : Pertama silahkan buka katup dan setelah permukaan air yang ada didalam graving dock sama dengan permukaan air perairan, maka pintu dibuka dan saat itu kapal dimasukkan kedalam graving dock. Setelah kapal dimasukkan kedalam graving dock maka pintu ditutup dan katup pemasukannya ditutup lagi dan air yang ada didalam graving dock dipompa keluar. Pada waktu waktu pemompaan (Jumping Time) tergantung jumlah, kapasitas pompa dan jumlah air yang masuk kedalam graving dock. Setelah graving dock dipompa sampai kering, maka kekedapan air dari pintu dock tidak sepenuhnya akan kedap. Tapi terjadi kemungkinan masih masuknya air kedalam dock yang dialirkan pada got dan selang. Untuk itu silahkan tunggu hingga beberapa saat dan air tersebut dapat dipompa keluar dengan menggunakan pompa khusus. KEUNTUNGAN GRAVING DOCK SEBAGAI BERIKUT : - AMAN - PEMAKAIAAN DENGAN UMUR PANJANG - PERAWATAN YANG RENDAH - DAPAT DIGUNAKAN UNTUK PEMBAGUNAN KAPAL BARU - BIAYA PEMBANGUNAN MAHAL - WAKTU PEMBUATAN LAMA - PERMANEN
FLOATING DOCK (DOK APUNG )
FLOATING DOCK merupakan bangunan konstruksi yang ada dilaut untuk digunakan melakukan pengedokan kapal dengan cara menenggelamkan ataupun mengapungkan dengan arah vertikal. Pada FLOATING DOCK pada umumnya konstruksinya terbuat dari baja dan pelat yang dilengkapi dengan sumber listrik penyupli. Hal yang paling menonjol dari floating dock yaitu dengan kemampuannya dalam mereparasi pontonya sendiri (self dockijng). BAGIAN-BAGIAN DARI FLOATING DOCK
- Pompa pengeluaran - Katup-katup pemasukan - Jangkar dan rantai jangkar - Crane pengangkat DOK APUNG (FLOATING DOCK) dibagi atas : Material badan dok : - Pelat - Beton Bertulang Jumlah seksi : - Satu seksi pontoon - Dua atau lebih seksi pontoon Jumlah side wall : - Dua side wall ( Type U ) - Satu side wall ( Type L ) - Tanpa side wall ( Type ponton ) Sumber tenaga listrik : - Sumber tenaga listrik sendiri - Sumber tenaga listrik dari darat Pemakaian material badan dok dengan pelat baja dibagi : - Sistem hubungannya - Sistem keeling yang sudah jarang - Sistem Las Sistem rangka konstruksinnya : - Sistem rangka konstruksi melintang - Sistem rangka konstruksi memanjang - Sistem rangka konstruksi kombinasi CIRI POSITIF DAN NEGATIF DOK APUNG DENGAN DOK KOLAM CIRI POSITIF : - Dok apung dapat dipindahkan ke tempat perairan manapun. - Biaya pembuatan dok apung 3 – 4 kali lebih murah dibandingkan dengan dok kolam.
- Kemampuan dok apung dapat menaikkan kapal dengan kemiringan memanjang serta melintang yang begitu cukup besar. - Dok apung mampu menaikkan kapal dengan panjang 15 – 20 % daripada panjang dok apungnya sendiri, sedangkan pada dok kolam tidak mampu. CIRI NEGATIF : - dilihat dari segi umur, maka umur dok kolam lebih tahan. - Dok apung memerlukan perairan yang dalam agarkan dok apung tidak duduk dilumpur pada saat menaikkan kapal. - Memakai atau menggunakan tenaga yang lebih besar dibandingkan dengan dok kolam.
SLIPWAY DOCK ( DOK TARIK )
SLIPWAY DOCK merupakan peralatan yang digunakan pada tepi perairan untuk menaikkan kapal yang akan diperbaiki melalui rel. SLIPWAY DOCK tergantung pada kedudukan kapal terhadap rel terbagi atas : - Slipway melintang - Slipway mamanjang
SYNCRHOLIFT DOCK ( DOK ANGKAT ) SYNCRHOLIFT DOCK merupakan salah satu cara pada pengedokan kapal dengan menggunakan lift. Pada syncrolift menggunakan platform yang diturunkan dengan pertolongan penghantar serta lift hingga beberapa mesin derek listrik kanan maupun kiri. Setelah platform tersebut mencapai kedudukan yang sudah ditentukan, maka telah dipersiapkan balok lunas dan balok samping untuk kapal dimasukkan. Kemudian platform akan diangkut sampai pada permukaan. Adapun jenis penghantar dari platform berupa pipa baja atau beton dengan jumlah mesin derek listrikminimun empat. Tapi sangat bagus jika banyak. Dan untuk meninggikan efisiensi maka biasa digunakan rel penggeser baik itu arah memanjang maupun arah melintang
Kapal boat beroperasi di perairan sedangkan kapal boat diproduksi (dibangun dan dikonversi) di darat dan bagian lambung dan komponen kapal yang berada di bawah garis air direparasi (pekerjaan perbaikan dan pemeliharaan) di darat (atau lahan kering). Timbul persoalan dalam memindahkan kapal boat dari darat/lahan kering ke air dan sebaliknya karena pemindahan ini harus mempertimbangkan banyak hal agar prosesnya tidak membahayakan manusia dan lingkungan sekitar, juga tidak merusak kapal boat itu sendiri. Perlu diingat bahwa segala pekerjaan baik dalam produksi dan reparasi selain untuk semua pekerjaan untuk lambung dan komponen kapal yang berada di bawah garis air bisa dilakukan dalam keadaan terapung. Dalam kaitan dengan pemindahan kapal boat antara darat dan air tersebut terdapat dua istilah yaitu:
Peluncuran; ini adalah proses dimana kapal yang sedang atau sudah selesai diproduksi (dibangun atau dikonversi) dipindahkan dari darat ke air. Di galangan kapal boat, kapal boat yang belum selesai 100% bisa saja diluncurkan kalau semua pekerjaan bagian bawah garis air telah rampung. Pekerjaan bagian atas air bisa dikerjakan ketika kapal terapung. Dengan peluncuran awal ini, lahan di darat di galangan tersebut bisa digunakan untuk proses produksi kapal selanjutnya.
Docking; ini adalah proses dimana kapal yang akan direparasi dipindahkan dari air ke lahan kering. Lahan kering ini tidak selalu harus di darat, melainkan bisa di atas dok apung.
Kapal boat mempunyai ukuran yang relaitf kecil dari segi volume dan juga beratnya. Untuk itu, dibanding dengan kapal-kapal besar, ada lebih banyak alternatif untuk proses peluncuran maupun docking kapal boat seperti dijelaskan di bawah.f Beaching (Turun Naik ke dan dari Pantai) Cara ini adalah cara yang paling sederhana dengan memanfaatkan pasang surut air laut dan lahan tepi perairan yang memungkinkan. Beaching ini melibatkan proses penarikan oleh winch atau tackle dengan kapasitas sesuai. Pada saat air pasang, kapal didekatkan ke pantai dan dikandaskan atau ditarik ke pantai dengan menggunakan semacam rel untuk kemudian dikerjakan di pantai yang kering.
Peluncuran dan Docking Kapal Boat Tradisional Untuk meluncurkan kapal, ketika air pasang, kapal diluncurkan ke air dengan menggunakan semacam rel dan digerakan oleh winch atau tackle. Untuk mengurangi sarat air kapal terkadang daya apung kapal ditambah dengan pemasangan dengan drum di lambung kapal.
Peluncuran dengan Penggalian Metode ini banyak digunakan dalam pembangunan kapal kayu tradisional di pinggir sungai. Setelah kapal selesai dibangun, maka tanah di tempat dimana kapal tersebut berada digalidengan kedalaman yang cukup untuk dibuat kolam buatan sehingga air sungai masuk ke dalam kolam tersebut. Setelah kedalaman air cukup, kapal mulai ditarik sedikit-sedikit ke sungai dengan menggunakan kapal tunda (tug boat) atau kapal lain.
Crane Lift Ini adalah cara yang sangat sederhana dimana kapal boat dinaikan ke darat atau diturunkan ke air dengan menggunakan crane darat. Crane ini bisa fixed crane atau mobile crane. Di darat, kapal boat tersebut bisa diletakan di atas dudukan (cradle) yang bisa dipindah-pindahkan atau dudukan tetap (foto menyusul). Travel Lift Cara ini adalah dengan menggunakan alat pengangkat mekanis yang dibuat bisa bergerak secara bebas (independen) dan mempunyai sumber tenaga sendiri (power pack). Kapal boat digendong dengan menggunakan sabuk pengangkat (lifting belt). Alat ini memerlukan dermaga dengan bentuk khusus agar untuk bisa menyediakan jalur pergerakan alat travel lift tersebut. Travel lift ini bisa bergerak bebas membawa kapal ke posisi parkir di dalam suatu lahan kering.
Sloped Slipway (Slipway Miring) Slipway ini menggunakan bidang miring dimana diatasnya terdapat rel. Kapal boat yang akan dinaikan ke darat dijemput ke air oleh dudukan yang telah disiapkan sesuai dengan bentuk lambung kapal yang akan dinaikkan. Dudukan tersebut berada di atas rel dimana ketika posisi kapal boat sudah berada di dudukannya lalu dudukan tersebut ditarik dengan menggunakan winch ke atas slipway sampai keseluruhan kapal boat berada di atas air. Setelah kapal boat sudah di atas air dan dudukan sudah diposisi yang sesuai maka dudukan tersebut dikunci rodanya sehingga tidak bisa meluncur ke air kembali secara tidak sengaja. Dengan metode docking ini, posisi kapal di atas slipway akan selalu dalam kondisi miring.
Curved Slipway (Slipway dengan Kurva) Curved slipway ini mempunyai prinsip kerja yang sama dengan slipway miring, hanya saja posisi kapal terakhir setelah sampai ke darat adalah dalam posisi rata sejajar dengan permukaan air. Curved slipway ini mempunyai panjang yang lebih menjorok ke laut dibanding slipway miring karena lengkungan kurva harus mempunyai sudut yang landai agar landasan rel dapat mengakomodasi pergerakan dudukan kapal yang dasarnya lurus. (ilustrasi akan menyusul)
Boat Lift Platform Metode ini menggunakan landasan rata yang dinaik turunkan dari air ke atas air dan sebaliknya dengan menggunakan tenaga hidrolis. Landasan tersebut terdapat rel dimana diatas rel tersebut terdapat dudukan kapal boat yang mempunyai roda dan bisa dipindahkan/digeser melalui rel tersebut. Setelah landasan boat lift sejajar dengan lahan galangan kapal boat, dudukan tersebut yang sudah ada kapal boat di atasnya digeser ke darat dimana di darat juga sudah ada rel dengan ukuran dan jarak lebar yang sama.
Dry Dock/Graving Dock (Dok Gali) Sistem ini mengandalkan kolam berpintu dan pompa untuk memompa air keluar masuk dok gali tersebut. Pada intinya graving dock adalah kolam berpintu dimana pintu tersebut adalah pembatas antara lahan kering dan air. Pintu dok bisa dibuka jika kolam dalam keadaan penuh air karena tekanan di luar dan di dalam kolam akan sama. Dalam keadaan pintu tertutup dan kolam kering, tekanan air di luar kolam akan sangat besar sehingga tidak memungkinkan untuk membuka pintu dok. Jika kapal ingin dimasukan ke dalam dok, maka kolam dalam keadaan penuh air, lalu pintu dok dibuka dan kapal dimasukan. Sebelumnya sudah disediakan dudukan kapal di dasar dok yang posisinya disesuaikan dengan bentuk lambung kapal yang akan masuk. Setelah kapal masuk dok (dengan cara ditarik oleh winch) dan posisinya sudah pas, pintu ditutup dan air dipompa keluar kolam sampai kolam kering dan kapal duduk di atas dudukannya.
Floating Dock (Dok Apung) Dok apung pada dasarnya adalah sebuah ponton yang bekerja berdasarkan gerakan apung dan tenggelam. Dok apung akan tenggelam jika kompartemen ponton diisi air dan akan terapung jika air dalam kompartemen ponton dipompa keluar dan diganti dengan udara. Dok apung yang besar biasanya dilengkapi dengan fasilitas crane di kedua sisinya (port dan starboard) untuk tujuan pengangkatan material dan peralatan kapal. Jika kapal akan naik dok, maka disiapkan dudukan di atas landasan dok apung tersebut yang posisinya disesuaikan dengan bentuk lambung kapal yang akan masuk. Jika dudukan sudah siap maka dok apung ditenggelamkan sampai kedalaman air cukup untuk masuknya kapal dengan kedalaman sarat air (draft/draught) tertentu. Setelah dok tenggelam dan siap, kapal ditarik masuk ke atas dok sampai posisinya yang pas lalu dok diapungkan kembali.
Masing-masing metode mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Untuk melihat cara apa yang paling tepat maka harus mempertimbangkan :
Kondisi perairan (karakteristik laut, sungai, atau danau).
Kondisi landasan (luas, kontur tanah, kekerasan, dll.) lahan tepi air (water front).
Batasan biaya investasi.
Batasan biaya operasional (sewa, perawatan, operator, sertifikasi, dll.).
Dimensi volume dan berat kapal boat yang akan ditangani.
Perlu juga dipikirkan sisitem kawasan industri kapal boat kolektif (boat industry cluster) dimana fasilitas proses peluncuran dan/atau docking bisa dinikmati oleh beberapa galangan kapal boat yang ada dalam kompleks industri yang sama. Ini akan mengefisienkan biaya dan meningkatakan efektifitas utilisasi fasilitas tersebut.
PENGEDOKAN KAPAL
1. PENGEDOKAN Pengedokan Adalah suatu proses memindahkan kapal dari air/laut ke atas dock dengan bantuan fasilitas pengedokan. Untuk melakukan pengedokan kapal ini, harus dilakukan persiapan yang matang dan berhati-hati mengingat spesifikasi bentuk kapal yang khusus dan berbeda-beda setiap kapal.Biro Klasifikasi Indonesia dan syah Bandar menentukan periode-periode pengedokan kapal(perbaiakan kapal diatas dok), yang kesemuanya tergantung dari umur kapal, jenis bahan yang dipakai sebagi badan kapal, keadaan/ kebutuhan kapal.
a) b) c) d)
1.1 Jenis-jenis Dock yang umum adalah sebagai berikut : Untuk keperluan membersihkan badan kapal dibawah garis air, memeriksa kerusakankerusakan, memperbaiki kerusakan-kerusakan serta mencat badan kapal dibawah garis air maka dapat digunakan beberapa jenis dok yaitu : Dok Kolam (Graving Dock/Dry Dock) Dok Apung (Floating Dock) Dok Tarik (Slipway Dock) Dok Angkat (Syncrholift) Untuk lebih jelasanya akan saya bahas dalam keterangan dibawah ini 1.1.1 Dok Kolam (GRAVING DOCK/DRY DOCK).
Gambar : Graving Dock Graving Dock yaitu suatu fasilitas pengedokan kapal yang berbentuk meyerupai Kolam yang terletak di tepi pantai. Pada graving dock mempunyai beberpa elemen atau bagian yang penting diantaranya adalah: pintu penutup ( yang berhubungan dengan perairan pantai), pompa-pompa pengering, mesin gulung(cupstand), tangga-tangga ( untuk naik turun keadasar dan atas kolam, crane ( untuk transportasi) dll. Dimana umumnya dinding-dinding sisi dan belakang terdiri dari bangunan beton bertulang, Dasar dari kolam ini terdiri dari beton bertulang yang telah dipancang paku-paku bumi (concrete pile) sedangkan pintu penutupnya terbuat dari pelat baja yang konstruksinya dibuat sedemikian rupa, sehingga pintu tersebut dapat mengapung, dimana pintu penutup ini dilengkapi tangki-tangki ballast yang digunakan untuk menenggelamkan dan mengapungkan pada waktu pengoperasiannya serta dilengkapi dengan katup-katup (valves) dan pompa-pompa. Pada bagian bibir pintu yang bersinggungan dengan bibir kolam (graving dock) diberi packing dari karet untuk memperoleh kekedapan pada waktu air dalam kolam kosong. Sebelum kapal dimasukan kedalam graving dock, maka graving dock diisi diisi dengan air dengan cara membuka katup, setelah permukaan air didalam graving dock sama dengan permukaan air perairan, maka pintu (gate) dibuka atau digeser dan kapal dimasukkan kedalam graving dock. Kapal diatur setelah dalam kedudukan yang direncanakan, pintu ditutup lagi dan air didalam graving
dock dipompa keluar yang sebelumnya katup pemasukannya ditutup . waktu pemompaan (jumping time) tergantung dari jumlah dan kapasitas pompa serta jumlah air yang masuk kedalam graving dock. Setelah graving dock dipompa kering, kekedapan air dari pintu dock tidak sepenuhnya kedap. Kemungkinan masih masuknya air kedalam dock dialirkan pada got dan selang beberapa waktu dapat dipompa keluar dengan pompa khusus. Keuntungan secara umum dari Graving Dock adalah sebagai berikut : Aman Lebih aman untuk pengedokan kapal disbanding peralatan pengedokan lainnya misalnya floating dock. Sebab graving dock suatu bangunan yang tetap sedangkan floating dock adalah bangunan yang terapung. Umur pakainya lama Umur daya pemakaiannya tinggi dan lama dibandingkan peralatan pengedokan lainnya. Perawatan cukup rendah Bisa dipakai untuk pembangunan kapal baru Dengan merubah atau memperluas dinding samping dan belakang maka graving dock dapat dirubah menjadi launching dock, yang dapat digunakan tidak saja untuk reparasi tetapi bangunan baru dengan menggunakan metode arus posisi (positional flow method far new building ship). Kerugian secara umum dari Graving Dock adalah sebagai berikut : Biaya pembangunannya cukup besar atau mahal. Waktu pebuatannya lama Permanen/tidak bisa dipindah Lokasi/tempat amat berpengaruh 1.1.2 Dok Apung ( FLOATING DOCK )
Gambar : Floating Dock
Floating Dock adalah suatu bangunan konstruksi dilaut yang digunakan untuk Pengedockan kapal dengan cara menggelamkan dan mengapungkan dalam arah vertikal. Konstruksi floating dock ini umumnya terbuat dari baja dan plat, dimana sumber Listrik penyuplinya dapat digolongkan menjadi dua yaitu : suplai listrik dari darat atau dari floatingnya sendiri. Salah satu hal yang paling tampak dari floating dock ini adalah kemampuannya Untuk mereparasi pontonya sendiri (self dockijng). Floating dock dilengkapi dengan Bagian-bagian utama dari Dock Apung adalah sebagai berikut : Pompa pengeluaran Katup-katup pemasukan Jangkar dan rantai jangkar Crane pengangkat Pompa-pompa dan katup-katup serta pipa-pipa induk, dimana untuk pemompaan ini dapat dikendalikan dari suatu tempat yang disebut control house. Disamping itu karena dok apung merupakan suatu bangunan yang terapung maka haruslah perlu ada peralatan untuk bertambat agar jangan sampai bergeser kedudukannya disebabkan oleh arus, ombak, atau angin. Peralatan untuk
a. b. a. b. a. b. c. a. b. a. b. a. b. c.
bertambat ini jelas dengan jangkar atau rantainya dimana kadang-kadang digunakan juga bangunan beton atau pipa pancang yang ditempatkan pada dasar perairan sebagai bantuan. Selain itu dok juga diperlengkapi peralatan untuk menarik atau menggeser kapal yang akan dinaikkan serta kran – kran yang diperlukan untuk transportasi pada waktu reparasi. Selanjutnya dok apung dibagi atas : 1. Menurut , material badan dok : Pelat Beton Bertulang 2. Menurut jumlah seksi : Satu seksi pontoon Dua atau lebih seksi pontoon 3. Menurut jumlah side wall : Dua side wall ( Type U ) Satu side wall ( Type L ) Tanpa side wall ( Type ponton ) 4. Menurut sumber tenaga listrik Sumber tenaga listrik sendiri Sumber tenaga listrik dari darat Menurut pemakaian material badan dok dengan pelat baja dibagi lagi atas : 1. Sistem hubungannya Sistem keeling yang sudah jarang Sistem Las 2. Sistem rangka konstruksinnya Sistem rangka konstruksi melintang Sistem rangka konstruksi memanjang Sistem rangka konstruksi kombinasi Sebelum Dok apung yan dibuat dari plat dan beton bertulang untuk pengedokan kapal yang tak begitu besar dipakai material dok apung dari kayu. Dimana dok apung dari kayu pertama – tama dibuat pada abad XVII – XVIII dimana pada waktu itu pemakaian kayu jauh lebih murah dari pada material lainnya . Pemakaian kayu akan lebih elastic dan baik memakan beban pukulan , tetapi mempunyai beberapa kejelakan diantarannya terpaksa dibangun banyak seksi dok akan sukar mendapatkan kekuatan memanjang dok yang diperlukan. Oleh karena itu agar dapat dibuat dok apung yang mempunyai sifat- sifat yang baik maka dibuat dari beton bertulang. Dok apung yang dibuat dari beton bertulang mempunyai beberapa kebaikan diantarannya : 1. Pemakaian material lebih sedikit sekitar 1/3 dari pemakaian material dok apung dari plat 2. Harganya kurang lebih 25 % lebih kecil disbanding harga dok apung dari plat 3. Tidak akan berkarat dan tak akan diperlukan pengecatan 4. Biaya eksploitasi lebih rendah disbanding dengan dok apung dari plat ( dengan memperhitungkan , lebih rendahnya pemeliharaan, biaya perbaiakan dan penggantian ). Berdasarkan penelitian dok apung dari beton bertulang tak membutuhkan perbaikan besar, tidak seperti dok apung dari plat setiap 20 tahun karat diadakan reparasi besar. 5. Kekuatan serta daya tahannya menunjukkan beberapa ketebalan Menurut jumlah seksi pontoon tunggal tidak saja dijumpai dok apung plat, lebih – lebih dok apung dari beton bertulang hanya dibuat dengan seksi pontoon tunggal. Untuk menghindari kejelekan dok apung seksi pontoon tunggal maka dibuat dok apung dengan seksi pontoon jamak ( biasanya tiga, empat, lima , enam atau lebih pontoon ). Dengan dibuatkan dok apung seksi pontoon jamak mempunyai beberapa kebaikan disbanding dok apung seksi tunggal
1. Perbaikan tiap – tiap seksi pontoon dapat dilaksanakan oleh dok apung itu sendiri dengan melepas seksi pontoon yang hars diperbaiki atau diperbaiki besar, kemudian menaikkan diatas dok apung itu sendiri. 2. Pembuatannya dapat dilaksankan pada galangan ( building berth ) yang panjangnya kurang dengan panjang keseluruhan dok apung yang selanjutnya disambung satu sama lain diatas air 3. Waktu pembangunan relatip lebih cepat Tetapi dok apung seksi pontoon jamak kekuatan memanjangnya sepenuhnya ditanggung oleh side wall , berlainan dok apung pontoon tunggal kekuatan memanjang merupakan keseluruhan pontoon dan side wall
Gambar : Dok apung dengn seksi pontoon tunggal Keterangan : 1. Pontoon 2. Side wall 3. Geladak kerja 4. Geladak keamanan 5. Geladak atas 6. Balok lumas 7. Balok samping 8. Platform 9. Contol house 10. Ruang pompa 11. Ruang akomodasi 12. Penghubung antara pontoon dan side wall
Gambar : Dok apung dengan 6 seksi pontoon Keterangan : 1. Ponton 2. Side wall
3. 4. 5. 6. 7.
-
Geladak kerja Geladak keamanan Geladak atas Platform Control House Dok apung dengan dua buah side wall atau wing wall atau biasa disebut type U. Tadi sudah dijelaskan untuk dok apung dengan seksi pontoon jamak kekeratan memanjangnya ditanggung oleh side wall sepenuhnya. Oleh karena itu fungsi pontoon adalah menenggelamkan diri dan mengapungkan diri sambil mengangkat kapal yang dinaikkan dok. Sehingga perlu diperhatikan hubungan antara pontoon dengan side wall yaitu : 1. Dengan paku keeling 2. Dengan baut pengikat yang kemungkinan dapat : Berderet seperti paku keeling Selang jarak tertentu , sehingga mengurangi jumlahnya. 3. Dengan las
Gambar : Floating Dock Type L Dimana untuk menjaga keseimbangan pada sisi wing wall yang berdekatan dengan pantai dihubungkan semacam engsel. Type ini biasanya digunakan untuk pengedokan kapal yang tak begitu besar dan biasanya terdiri satu sampai tiga ponton. Dok apung dengan satu side wall ( Type L ) seperti engsel pengikat dengan daratan. Disamping itu dok apung masih dibagi menurut sumber tenaga listrik sendiri, yang artinya dok apung itu untuk pemompaan, kran dll menggunakan listrik yang dihasilkan diisi generator sendiri. Sedang lainnya menggunakan listrik dari darat. Ciri – ciri yang baik dari dok apung dibanding dengan dok kolam ialah : 1. Dok apung dapat dipindahkan kesebarang tempat perairan betapapun jauhnya 2. Biaya pembuatannya ( diukur penjangkaran ) 3 – 4 kali lebih murah disbanding dok kolam 3. Kemampuan dok apung dapat menaikkan kapal dengan kemiringan memanjang dan melintang yang cukup besar 4. Dok apung dapat menaikkan kapal dengan panjang 15 – 20 % daripada panjang dok apungnya sendiri, sedangkan dok kolam tidak bisa Ciri – cirri negatifnya ialah : 1. Umur pemakain lebih rendah disbanding dok kolam 2. Memerlukan dalam perairan yang cukup dalam agar jngan sampai dok apung duduk dilumpur ( dasar peranan ) pada waktu akan dapat menaikkan kapal 3. Memakai tenaga yang lebih besar disbanding dengan dok kolam 1.1.3 Heling dan Slipway Heling adalah peralatan ditepi perairan yang digunakan untuk menaikkan kapal untuk diperbaiki , dengan pertolongan rel tanpa merubah kedudukan kapal. Kecondongan bagian heling
dibawah air merupakan tempat kedudukan untuk kapal. Tergantung dari kedudukan kapal dengan arah rel heling terbagi atas : 1. Heling melintang
2.
Heling memanjang
Pada heling melintang bidang memanjang kapal tegak lurus terhadap rel, sedangkan heling memanjang bidang memanjang kapal sejajar dengan rel. Untuk menaikkan kapal pada heling dengan pertolongan kereta – kereta ( cradle ) sedangkan untuk menurunkan kembali tetap menggunakan kereta – kereta ini. Untuk menaikkan kapal terpaksa harus menurunkan kapal yang sudah berada diatas heling, jadi heling ini kurang begitu effisien. Oleh karena itu untuk membuat effisien kerjanya maka digunakan slipway. Slipway adalah peralatan ditepi peraiaran yang diguanakan untuk menaikkan kapal yang akan diperbaiki melalui rel dan pertolongan keret serta dengan beberapa penggeserannnya. Seperti pada heling, sleepway pun tergantung kdudukan kapal terhadap rel terbagi atas : 1. Slipway melintang 2. Slipway mamanjang Sehingga dengan satu slipway kita dapat memperbaiki beberapa kapal atau membuat kapal baru.
Gambar : Slipway melintang Keterangan : 1. Rel Horizontal 2. Derek penggeseran 3. Derek penarikan 4. Rel penarikan 5. Kereta ( cradle )
Gambar : Slipway memanjang Keterangan : 1. Derek utama ( penarikan ) 2. Derek pengeeseran 1.1.4 Syncrolift Drydock
Gambar : Syncrolift Drydock Syncrolift adalah cara pengedokan kapal dengan menggunakan lift. Platform dari syncrolift diturunkan dengan pertolongan penghantar dan lift dari beberapa mesin Derek listrik kanan dan kiri. Setelah platform mencapai kedudukan yang tertentu, yang sudah barang tentu telah dipersiapkan balok lunas dan balok samping yang diperlukan maka kapal dimasukkan . Kemudian platform diangkut sampai pada permukaan. Penghantar tetap dari platform itu dapat berupa pipa baja atau beton. Jumlah mesin Derek listrik ini minimum adalah empat, lebih banyak lebih baik. Untuk mempertinggi efisiensi dari syincrolift ini biasanya digunakan lagi rel penggeser ( transfer system ) baik arah memanjang atau melintang sehingga dapat memperbaiki beberapa kapal atau membuat kapal baru.
2. PERSIAPAN PENGEDOKAN
Proses persiapan kapal Kapal ditambatkan di Dermaga dan mematikan semua mesin utama kapal. Menurunkan barang-barang yang tidak dipelukan dalam proses perbaikan kapal, misalnya drum dan barang lainnya yang mudah bergeser. Memasukan alat-alat yang menonjol keluar kapal misalnya stabilisato kapal. Kapal diusahakan tegak tidak dalam posisi miring ataupun nungging. Kapal yang naik dock diusahakan dalam keadaan free gas demi keselamatan karyawan dalam proses perbaikan. Menyediakan tali temali, fender dan peralatan yang lain yang dapat digunakan sewaktu-waktu. Menyediakan kapal tunda sebagai pemandu kapal. Pengosongan tangki, baik tangki bahan bakar, pelumas, ballast dll. Menyediakan gambar yang dibutuhkan dalam proses pengedokan, seperti a. General arrangement b. Midshipman section c. Lines plan d. Shell expantion Memperhatikan posisi waktu gelombang air (pasang/ surut) untuk proses pemasukan kapal maupun pengeluaran kapal dari dock dengan dibantu kapal bantu dantug boat.
a. b. c. d. e. f. -
Persiapan Docking oleh Pihak Galangan Sebelum memasukkan kapal perlu kita perhatikan hal-hal sebagai berikut: Mesin harus mati kecuali mesin winch Kapal diatur supaya trim yang terjadi adalah trim minimum. Kapal harus bebas dari muatan berbahaya dan gas Kesiapan fasilitas sandar (bolder, tali, crew dock dll) Selain memperhatikan hal-hal tersebut diatas perlu juga dipersiapkan hal-hal sebagai berikut: Pengaturan keel block dan side block, yang mengacu pada docking line plan Pada keel block 1 m terdiri dari beton cor setinggi 70cm dan bantalan kayu keras setinggi 30 cm. Peninggian side block diatur sesuai bentuk gading-gading kapal. Kapal-kapal dengan lebar sama atau lebih dari 16m dibuat side block antara, dimana jarak antar block maksimal 2 m atau diatur tumpuan maksimal pada landasangraving tidak lebih. Posisi bottom plug, peralatan elektronik dibawah kulit lambung, sea chest, dan sepatu kemudi tidak boleh bertumpu pada stop block. Jarak pengaturan lock sebagai berikut: 4 buah keel block terdepan dan 5 buah paling belakang jarak antar stop blockmasing-masing adalah 50 cm dan diikat masing-masing menjadi 1 unit agar saat kapal duduk susunan keel block tidak bergeser pada pondasi.
-
Jarak antara keel block masing-masing 2 m Jarak antara side block masing-masing 3 m, 3,5 m, 4 m tergantung masing-masing jarak frame dan besar kapal. Penempatan side block diletakkan dalam daerah setengah lebar –R bilga Penempatan side block antara, tergantung posisi side keel pada konstruksi kapal tersebut. g. Penempatan keel block, side block dan side block antara diusahakan bertumpu pada wrang-wrang double bottom, sekat melintang dan memanjang sekat melintang dan memanjang untuk menghindari deformasi pada plat bottom. h.Penandaan garis, titik, untuk posisi acuan pembentukan kapal. i. Persiapan tug boat, dock master dan crew dock,batang stut ukuran, tali-temali, tangga dan lain-lain. j. Setelah pekerjaan persiapan selesai, kapal dapat dimasukkan, urutan sesuai dengan proses docking
3. PROSES DOCKING Proses pengedockan pada slipway 1. Pengaturan keel block dan side block pada kereta yang mengacu pada docking lines plan 2. Membuka pintu slip way dengan cara memompa keluar air yang ada di tangki pintu slipway 3. Kapal didorong dengan tugboat menuju pintu silway, pada kapal tersebut pada bagian kanan dan kiri diberi tali untuk mengarahkan kapal supaya pas pada keel block dan side block yang sudah dibuat 4. Setelah itu kapal yang sudah duduk diatas kereta ditarik keatas 5. Slipway ditutup kembali dan airnya dipompa keluar
1.
2. 3.
4. 5. 6. 7.
Proses pengedockan pada floating dock Adapun proses pengedokan kapal sendiri dalam floating dock adalah sebagai berikut : Agar kapal dapat masuk dok, maka dok apung harus ditenggelamkan terlebih dahulu dengan cara mengisi tangki-tangki ponton pada dok apung, sehingga dok tenggelam. Untuk menurunkan dok apung harus diperhatikan keseimbangan memanjang dan melintang dari dok, dengan cara mengatur pengisian tangki-tangki kompartemen dok. Untuk menjaga keseimbangan dok, dock master menggunakan inclinometer. Kemudian setelah dok tenggelam sesuai dengan kebutuhan sarat kapal, kapal didorong masuk oleh tug boat secara perlahan. Kapal ditarik kedalam dock menggunakan tali secara berlahan - lahan dengan diarahkan oleh dock master yang apakah bagian tengah kapal sudah sesuai dengan keel block. Dock master dibantu beberapa orang pada kanan dan kiri floating dock untuk menyesuaikan kapal dengan tumpuannya, menggunakan capstan. Setelah dock master memberikan tanda bahwa kapal sudah sesuai dengan tumpuannya dan terletak di center line, maka kapal akan disangga dengan captan dan kayu di kanan kiri kapal, agar kapal tidak bergeser. Setelah posisi dari kapal sesuai, dock master memberikan tanda untuk menahan posisi kapal, kemudian ada seorang penyelam yang memeriksa apakahpancangan/tumpuan baik-baik saja dan memeriksa lambung kapal ad yang robek atau tidak Setelah dinyatakan sesuai, air pada tangki-tangki dok dipompakan keluar, sehingga dok mengapung. Posisi dari kapal maupun dok harus tetap dipertahankan agar tumpuannya tetap sesuai. Untuk itu digunakan capstan. Setelah kapal menumpu dengan baik, dan dok sudah terapung sempurna, dilakukan pemeriksaan terhadap setiap penumpu, apakah telah menumpu dengan baik atau belum, jika masih ada bagian yang kurang sesuai atau masih menggantung, maka harus diberi kayu yang kekuatannya memadai untuk menahan kapal agar tumpuan kapal lebih bagus.
Gambar : Proses Docking pada floating dock
4. PENURUNAN KAPAL DARI ATAS DOCK (UNDOCKING)
Tahap Persiapan : Pastikan material, alat kerja, kotak sampah dan barang-barang bekas yang berada diatas dok telah dinaikkan ke darat Siapkan tali tambat pada tempat yang telah ditentukan Siapkan tenaga kerja yang telah ditentukan di atas dok apung, kapal dan tug boat serta lokasi sandar yang telah ditentukan Pastikan kapal yang telah diturunkan dok telah diatur kondisi ballast sesuai pada waktu naik dok dan dan telah diperiksa oleh pihak control galangan, klas,atau owner surveyor Seluruh peralatan yang ada di dock apung dicoba dan pastikan alat-alat mekanik, elektrik, pneumatik, serta indikator-indikator yang ada di control house dapat bekerja secara akurat Pastikan kondisi kapal tunda (tug boat) dalam kondisi siap pakai Periksa tabel pasang surut air laut terhadap kondisi sarat penurunan kapal dan dock apung telah aman dari bahaya kandas Tahap Pelaksanaan : Dok apung diturunkan sampai draft yang diperlukan (dengan mengantisipasi situasi pasang surut air laut) Setelah kapal terapung, checker dan inspektor control galangan memeriksa lokasi yang ada perbaikan terhadap kemungkinan adanya kebocoran Kapal digandeng 2 kapal tunda untuk ditarik keluar dok apung, kemudian ditempatkan pada lokasi sandar yang telah ditentukan Setelah kapal keluar, dok mulai dipompa kembali Selama dalam proses pemompaan, petugas yang berada diatas dok selalu mengikuti perkembangan situasi dan kondisi sampai dok terapung kembali seperti semula.
Peluncuran dan Docking : Metode Turun-Naik Kapal Boat dari Darat ke Air dan Sebaliknya Posted on 20/04/2012 by Nino Krisnan
Kapal boat beroperasi di perairan sedangkan kapal boat diproduksi (dibangun dan dikonversi) di darat dan bagian lambung dan komponen kapal yang berada di bawah garis air direparasi (pekerjaan perbaikan dan pemeliharaan) di darat (atau lahan kering). Timbul persoalan dalam memindahkan kapal boat dari darat/lahan kering ke air dan sebaliknya karena pemindahan ini harus mempertimbangkan banyak hal agar prosesnya tidak membahayakan manusia dan lingkungan sekitar, juga tidak merusak kapal boat itu sendiri. Perlu diingat bahwa segala pekerjaan baik dalam produksi dan reparasi selain untuk semua pekerjaan untuk lambung dan komponen kapal yang berada di bawah garis air bisa dilakukan dalam keadaan terapung. Dalam kaitan dengan pemindahan kapal boat antara darat dan air tersebut terdapat dua istilah yaitu:
Peluncuran; ini adalah proses dimana kapal yang sedang atau sudah selesai diproduksi (dibangun atau dikonversi) dipindahkan dari darat ke air. Di galangan kapal boat, kapal boat yang belum selesai 100% bisa saja diluncurkan kalau semua pekerjaan bagian bawah garis air telah rampung. Pekerjaan bagian atas air bisa dikerjakan ketika kapal terapung. Dengan peluncuran awal ini, lahan di darat di galangan tersebut bisa digunakan untuk proses produksi kapal selanjutnya.
Docking; ini adalah proses dimana kapal yang akan direparasi dipindahkan dari air ke lahan kering. Lahan kering ini tidak selalu harus di darat, melainkan bisa di atas dok apung.
Kapal boat mempunyai ukuran yang relaitf kecil dari segi volume dan juga beratnya. Untuk itu, dibanding dengan kapal-kapal besar, ada lebih banyak alternatif untuk proses peluncuran maupun docking kapal boat seperti dijelaskan di bawah. Beaching (Turun Naik ke dan dari Pantai) Cara ini adalah cara yang paling sederhana dengan memanfaatkan pasang surut air laut dan lahan tepi perairan yang memungkinkan. Beaching ini melibatkan proses penarikan oleh winch atau tackle dengan kapasitas sesuai. Pada saat air pasang, kapal didekatkan ke pantai dan dikandaskan atau ditarik ke pantai dengan menggunakan semacam rel untuk kemudian dikerjakan di pantai yang kering.
Peluncuran dan Docking Kapal Boat Tradisional Untuk meluncurkan kapal, ketika air pasang, kapal diluncurkan ke air dengan menggunakan semacam rel dan digerakan oleh winch atau tackle. Untuk mengurangi sarat air kapal terkadang daya apung kapal ditambah dengan pemasangan dengan drum di lambung kapal. Peluncuran dengan Penggalian Metode ini banyak digunakan dalam pembangunan kapal kayu tradisional di pinggir sungai. Setelah kapal selesai dibangun, maka tanah di tempat dimana kapal tersebut berada digalidengan kedalaman yang cukup untuk dibuat kolam buatan sehingga air sungai masuk ke dalam kolam tersebut. Setelah kedalaman air cukup, kapal mulai ditarik sedikit-sedikit ke sungai dengan menggunakan kapal tunda (tug boat) atau kapal lain.
Crane Lift Ini adalah cara yang sangat sederhana dimana kapal boat dinaikan ke darat atau diturunkan ke air dengan menggunakan crane darat. Crane ini bisa fixed crane atau mobile crane. Di darat, kapal boat tersebut bisa diletakan di atas dudukan (cradle) yang bisa dipindah-pindahkan atau dudukan tetap (foto menyusul). Travel Lift Cara ini adalah dengan menggunakan alat pengangkat mekanis yang dibuat bisa bergerak secara bebas (independen) dan mempunyai sumber tenaga sendiri (power pack). Kapal boat digendong dengan menggunakan sabuk pengangkat (lifting belt). Alat ini memerlukan dermaga dengan bentuk khusus agar untuk bisa menyediakan jalur pergerakan alat travel lift tersebut. Travel lift ini bisa bergerak bebas membawa kapal ke posisi parkir di dalam suatu lahan kering.
Sloped Slipway (Slipway Miring) Slipway ini menggunakan bidang miring dimana diatasnya terdapat rel. Kapal boat yang akan dinaikan ke darat dijemput ke air oleh dudukan yang telah disiapkan sesuai dengan bentuk lambung kapal yang akan dinaikkan. Dudukan tersebut berada di atas rel dimana ketika posisi kapal boat sudah berada di dudukannya lalu dudukan tersebut ditarik dengan menggunakan winch ke atas slipway sampai keseluruhan kapal boat berada di atas air. Setelah kapal boat sudah di atas air dan dudukan sudah diposisi yang sesuai maka dudukan tersebut dikunci rodanya sehingga tidak bisa meluncur ke air kembali secara tidak sengaja. Dengan metode docking ini, posisi kapal di atas slipway akan selalu dalam kondisi miring.
Curved Slipway (Slipway dengan Kurva) Curved slipway ini mempunyai prinsip kerja yang sama dengan slipway miring, hanya saja posisi kapal terakhir setelah sampai ke darat adalah dalam posisi rata sejajar dengan permukaan air. Curved slipway ini mempunyai panjang yang lebih menjorok ke laut dibanding slipway miring karena lengkungan kurva harus mempunyai sudut yang landai agar landasan rel dapat mengakomodasi pergerakan dudukan kapal yang dasarnya lurus. (ilustrasi akan menyusul) Boat Lift Platform Metode ini menggunakan landasan rata yang dinaik turunkan dari air ke atas air dan sebaliknya dengan menggunakan tenaga hidrolis. Landasan tersebut terdapat rel dimana diatas rel tersebut terdapat dudukan kapal boat yang mempunyai roda dan bisa dipindahkan/digeser melalui rel tersebut. Setelah landasan boat lift sejajar dengan lahan galangan kapal boat, dudukan tersebut yang sudah ada kapal boat di atasnya digeser ke darat dimana di darat juga sudah ada rel dengan ukuran dan jarak lebar yang sama.
Dry Dock/Graving Dock (Dok Gali) Sistem ini mengandalkan kolam berpintu dan pompa untuk memompa air keluar masuk dok gali tersebut. Pada intinya graving dock adalah kolam berpintu dimana pintu tersebut adalah pembatas antara lahan kering dan air. Pintu dok bisa dibuka jika kolam dalam keadaan penuh air karena tekanan di luar dan di dalam kolam akan sama. Dalam keadaan pintu tertutup dan kolam
kering, tekanan air di luar kolam akan sangat besar sehingga tidak memungkinkan untuk membuka pintu dok. Jika kapal ingin dimasukan ke dalam dok, maka kolam dalam keadaan penuh air, lalu pintu dok dibuka dan kapal dimasukan. Sebelumnya sudah disediakan dudukan kapal di dasar dok yang posisinya disesuaikan dengan bentuk lambung kapal yang akan masuk. Setelah kapal masuk dok (dengan cara ditarik oleh winch) dan posisinya sudah pas, pintu ditutup dan air dipompa keluar kolam sampai kolam kering dan kapal duduk di atas dudukannya. Floating Dock (Dok Apung) Dok apung pada dasarnya adalah sebuah ponton yang bekerja berdasarkan gerakan apung dan tenggelam. Dok apung akan tenggelam jika kompartemen ponton diisi air dan akan terapung jika air dalam kompartemen ponton dipompa keluar dan diganti dengan udara. Dok apung yang besar biasanya dilengkapi dengan fasilitas crane di kedua sisinya (port dan starboard) untuk tujuan pengangkatan material dan peralatan kapal. Jika kapal akan naik dok, maka disiapkan dudukan di atas landasan dok apung tersebut yang posisinya disesuaikan dengan bentuk lambung kapal yang akan masuk. Jika dudukan sudah siap maka dok apung ditenggelamkan sampai kedalaman air cukup untuk masuknya kapal dengan kedalaman sarat air (draft/draught) tertentu. Setelah dok tenggelam dan siap, kapal ditarik masuk ke atas dok sampai posisinya yang pas lalu dok diapungkan kembali.
Masing-masing metode mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Untuk melihat cara apa yang paling tepat maka harus mempertimbangkan :
Kondisi perairan (karakteristik laut, sungai, atau danau).
Kondisi landasan (luas, kontur tanah, kekerasan, dll.) lahan tepi air (water front).
Batasan biaya investasi.
Batasan biaya operasional (sewa, perawatan, operator, sertifikasi, dll.).
Dimensi volume dan berat kapal boat yang akan ditangani.
Perlu juga dipikirkan sisitem kawasan industri kapal boat kolektif (boat industry cluster) dimana fasilitas proses peluncuran dan/atau docking bisa dinikmati oleh beberapa galangan kapal boat yang ada dalam kompleks industri yang sama. Ini akan mengefisienkan biaya dan meningkatakan efektifitas utilisasi fasilitas tersebut.