Jarwo Puspito
GAMBAR TEKNIK & PENGUKURAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2012 FT UNY 2012
GAMBAR TEKNIK DAN PENGUKURAN
Dihimpun Oleh : JARWO PUSPITO
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2012
FT UNY 2012
KATA PENGANTAR Gambar Teknik dan Pengukuran ini memberikan dasar-dasar bagi peserta untuk dapat membaca dan menggambar mesin sesuai dengan standard ISO. Bukubuku praktis yang membahas masalah ini masih sudah banyak dipasaran. Namun demikian, untuk penyajian secara tepat penulis memberanikan diri menyusun diktat ini, agar dapat dipergunakan untuk pegangan bagi para peserta. Isi diktat ini secara umum membahas dasar-dasar menggambar teknik mesin menurut standard ISO, yang penyajiannya mengarah pada aplikasi di bengkel. Disamping itu dapat dijadikan acuan untuk menyajikan gambar kerja hasil dari suatu proses perancangan. Diktat ini tidak akan terwujud tanpa kemauan yang keras dan dorongan yang tulus dari semua pihak. Oleh karena itu penulis merasa bersyukur kehadhirat Allah SWT karena berkat ilmu yang diberikan-Nya telah membangkitkan kemauan yang keras untuk beramal dan dengan adanya sejawat yang tulus telah sanggup mendorong untuk meningkatkan bobot keilmuan. Ibarat tiada gading yang retak, tentunya modul ini masih ada kekurangannya. Oleh karena itu tegur sapa, kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi penyempurnaan diktat ini.
Yogyakarta, Februari 2012 Jarwo Puspito
ii
FT UNY 2012
Rencana Materi Menggambar Teknik Mesin
Tujuan : Peserta dapat memahami, membaca, serta membuat gambar kerja sesuai dengan standard ISO Kompetensi Yang Diharapkan : Memahami standar gambar teknik mesin Memahami sistem proyeksi gambar teknik Memahami ukuran dan tanda pengerjaan gambar teknik mesin Memahami toleransi dan suaian gambar teknik mesin. Materi Ajar : No. 1.
2.
3.
4.
5.
Materi Ajar Pendahuluan Standar gambar Konstruksi dasar ilmu ukur Proyeksi Proyeksi perspektif Proyeksi miring Proyeksi aksonometri Proyeksi orthogonal Ukuran dan Tanda Pengerjaan Ukuran-ukuran gambar Potongan dan irisan Garis arsiran Symbol Kekasaran arsiran Toleransi dan Suaian Tolerasi linier Toleransi geometri Suaian basis lubang Suaian basis poros Gambar Kerja Penyederhanaan gambar Gambar sket tangan Jumlah Jam
Alokasi Waktu (Jam) 20
20
30
10
20 100
iii
FT UNY 2012
DAFTAR ISI PRAKATA ...................................................................................................................................... ii DAFTAR ISI .................................................................................................................................... iii RENCANA MATERI MENGGAMBAR T MESIN .................................................................... iv PENDAHULUAN............................................................................................................................ Gambar Sebagai Bahasa Teknik .......................................................................................... Bahasa Gambar .................................................................................................................... Fungsi Gambar ..................................................................................................................... Pengembangan Gambar ....................................................................................................... Sifat Gambar ........................................................................................................................
1 1 2 3 4 5
PENGGUNAAN ALAT DAN STANDARDISASI GAMBAR .................................................. Alat Gambar dan Penggunaannya ........................................................................................ Kertas Gambar dan Ukurannya ............................................................................................ Garis dan Huruf Dalam Gambar ..........................................................................................
7 7 16 21
KONSTRUKSI GEOMETRIS ........................................................................................................ 29 Konstruksi Dasar .................................................................................................................. 29 Konstruksi Dengan Lingkaran ............................................................................................. 32 PROYEKSI .................................................................................................................................... 35 Proyeksi Piktorial, Orthogonal dan Pandangan ................................................................... 35 Proyeksi Eropa dan Amerika ............................................................................................... 42 ATURAN DASAR MEMBERI UKURAN .................................................................................. Garis Ukur dan Garis Bantu ................................................................................................. Tinggi dan Arah Angka Ukur .............................................................................................. Ujung dan Pangkal Garis Ukur ............................................................................................ Ukuran dan Toleransinya .....................................................................................................
49 49 50 52 53
MEMBERI UKURAN PADA GAMBAR KERJA ..................................................................... 55 Dasar memberi Ukuran ........................................................................................................ 56 MENGAMBAR POTONGAN ...................................................................................................... 76 Penyajian Potongan .............................................................................................................. 79 Elemen yang Tidak Boleh Dipotong .................................................................................... 83 TOLERANSI .................................................................................................................................. 84 Toleransi Linier .................................................................................................................... 84 Toleransi Geometri .............................................................................................................. 96
FT UNY 2012
iv
PENDAHULUAN 1.1
GAMBAR SEBAGAI “BAHASA TEKNIK” Walaupun orang di seluruh dunia berbicara dengan bahasa
yang berbeda-beda, suatu bahasa gambar yang umum telah ada sejak awal waktu. Bentuk tulisan yang paling awal adalah melalui bentuk gambar, misalnya hieroglyphics Mesir. Kemudian bentuk-bentuk ini disederhanakan dan menjadi simbol-simbol abstrak yang dipakai dalam tulisan kita hari ini. Sebuah gambar adalah suatu bentuk goresan yang sangat jelas dari benda nyata, ide atau rencana yang diusulkan untuk pembuatan
atau
konstruksi
selanjutnya.
Gambar
mungkin
berbentuk banyak, tetapi metode membuat gambar yang sangat jelas adalah sebuah bentuk alami dasar dari komunikasi ide-ide yang umum. Dalam dunia permesinan penemuan-penemuan baru dalam bidang permesinan seperti mesin-mesin otomatis mempermudah kerja manusia. Pada awalnya penemuan itu tercipta dalam pikiran ilmuwan yang ahli dalam bidang permesinan. Suatu mesin, struktur atau sistem baru harus ada dalam pemikiran insinyur
atau
pembuata
rencana
sebelum
bisa
menjadi
kenyataan. Konsep awal atau ide biasanya tertulis pada kertas atau
sebagai
suatu
dikomunikasikan
pada
gambar orang
pada lain
layar
melalui
komputer bahasa
dan
gambar
(graphic language) dalam bentuk sketsa-sketsa tangan. Untuk itu seorang sarjana teknik mesin harus mampu menuangkan
ide-ide
ciptaannya
ke
dalam
gambar-gambar
sketsa. Disamping itu seorang sarjana teknik mesin harus mampu memberi contoh cara mengerjakan, langkah-langkah kerja atau proses pembuatan mesin kreasinya.
FT UNY 2012
1.2
BAHASA GAMBAR Gambar teknik paling awal yang pernah ada adalah
gambar denah untuk sebuah rencana benteng yang digambarkan oleh insinyur bangsa Chaldean kira-kira 4000 tahun yang lalu yang bernama Gudea yang diukir pada kepingan batu. Gambar itu dibuat serupa dengan denah yang dibuat oleh arsitek jaman sekarang.
Walaupun sudah berusia 4000 tahun tetapi para
insinyur dapat membaca gambar itu. Dengan kata lain gambar dapat dipakai sebagai alat komunikasi yang paling efektif dibandingkan dengan bahasa tulisan. Dalam dunia teknik, komunikasi secara lisan akan banyak menimbulkan kesulitan. Hal ini karena di dunai ini terdapat banyak
macam
bahasa
dan
dialek-dialek
yang
digunakan
sehingga kemungkinan seseorang sulit mengerti atau bahkan tidak tahu apa yang dibicarakan oleh orang yang berbeda bahasanya. Seseorang yang berkomunikasi secara lisan dengan orang lain yang berbeda bahasa akan menterjemahkan bahasa orang lain tersebut ke dalam bahasanya sendiri. Baru setelah itu dapat menterjemahkan
bahasa
serta
kehendak
dari
orang
lain
tersebut. Kesulitan semacam ini sangat dirasakan di kalangan orang-orang yang berkecimpung di bidang teknik. Misalnya, dalam suatu bengkel, seseorang memesan sebuah poros yang sederhana, maka pemesan tersebut harus berbicara dengan pembuatnya. Pembicaraan itu kadang memakan waktu yang lama untuk hasil yang diharapkan. Tentu saja cara diatas tidak efisien dipandang dari segi kehilangan waktu. Untuk
mengatasi
hal
diatas,
orang-orang
yang
berkecimpung di bidang teknik berusaha mendapatkan cara berkomunikasi yang lebih universal dan bisa dimengerti oleh orang-orang teknik di seluruh dunia. Untuk mencapai maksud
FT UNY 2012
diatas, orang-orang teknik menggunakan gambar sebagai alat berkomunikasi dalam pekerjaan mereka di bidang teknik dan industri. Pada saat seorang perencana meminta pekerja atau pelaksana untuk mengerjakan suatau benda kerja, ia cukup memberikan suatu gambar kerja. Dalam peristiwa ini perencana menggunakan gambar sebagai alat untuk berkomunikasi dengan pelaksana. 1.3
FUNGSI GAMBAR Gambar yang sangat jelas telah berkembang melalui dua
jalur yang berbeda, menurut tujuannya gambar dibedakan menjadi: (1) artistik dan (2) teknik. Sejak waktu permulaan, para artis telah mempergunakan gambar-gambar untuk menyatakan keindahan, filosofi atau ideide abstrak lainnya. Orang belajar dengan cara berbincangbincang dengan orang tua mereka dan dengan melihat patung, foto atau gambar-gambar ditempat umum. Setiap orang bisa mengerti foto-foto, dan mereka adalah sumber informasi utama. Jalur lain di mana gambar telah berkembang adalah dalam bidang
teknik.
Dalam
gambar
teknik,
pembuat
gambar
menuangkan ide perencanaan dari suatu benda atau bangunan yang akan dibuat atau dibangun. Perkembangan gambar teknik dimulai dari dataran Eropa. Pada awal abad ke-15, teori tentang proyeksi benda terhadap bidang imajinasi atau bidang proyeksi diketemukan oleh arsitekarsitek Italy. Teori ini dikenal sebagai gambar perspektif. Teori proyeksi tegak lurus atau proyeksi orthogonal baru dibuat pada abad
ke-19,
setelah
pengetahuan
tentang
gambar
teknik
tersebar ke seluruh dunia. Proyeksi ini disebut juga proyeksi kwadran I (The first angle projection).
FT UNY 2012
Di Amerika timbulah aliran-aliran yang pro dan kontra terhadap teori proyeksi ini. Kemudian lahirlah sebuah pendapat yang mengatakan bahwa letak pandangan-pandangan pada gambar proyeksi bisa ditempatkan pada tempat yang semestinya atau secara natural, yaitu pandangan kanan ditempatkan di sebelah kanan pandangan depan, pandangan atas diletakkan di atas pandangan depan dan sebaliknya. Teori ini kemudian disebut proyeksi kwadran III (the third angle projection). 1.4
PENGEMBANGAN GAMBAR DAN KEADAAN TEKNIK Sejak permulaan sejarah, perkembangan pengetahuan
teknik telah disertai, dan sangat memungkinkan, oleh suatu gambar yang sesuai. Saat ini hubungan dekat antara penerapan teknik dan ilmu pengetahuan dan bahasa gambar umum lebih penting dari yang pernah ada sebelumnya, maka para insinyur, ilmuwan dan teknisi yang mengabaikan atau kurang bagus dalam cara menyampaikan pernyataan prinsipnya di bidang teknik adalah buta huruf dalam jabatannya. Maka, latihan penerapan gambar teknik sesungguhnya dibutuhkan pada setiap sekolah teknik. Pada
permulaan
industri,
perencana
dan
pembuat
merupakan orang yang sama. Dalam hal demikian gambar hanya
berarti
sebagai
alat
berfikir,
dan
gambar
hanya
merupakan gambar konsep. Oleh karena itu aturan gambar tidak diperlukan. Seiring dengan perkembangan jaman, maka gambar teknik yang semula hanya merupakan gambar konsep berubah menjadi fungsi gambar “untuk menyampaikan informasi” dan “cara berpikir”. Standar gambar harus dipersiapkan sebagai standar yang berlaku untuk umum. Sebagai bahasa universal yang digunakan di seluruh dunia, gambar teknik juga mempunyai susunan tata bahasa dan
FT UNY 2012
strukturnya. Artinya dalam gambar ada aturan tertentu yang seragam, seragam dalam bentuk dan maksudnya agar mudah dipahami dan dimengerti oleh semua orang. Aturan tersebut dinamai normalisasi. Dalam
dunia
internasional,
badan
internasional
yang
menangani masalah normalisasi adalah International Standard Organization (ISO). Badan ini mengurusi normalisasi di bidang teknik, kecuali untuk listrik dan elektronika. Untuk bidang elektronika
ditangani
oleh
ICE
(International
Commission
Electrotechnical). 1.5
SIFAT-SIFAT GAMBAR Sifat-sifat gambar dapat berupa tujuan-tujuan gambar yaitu:
a)
Internasionalisasi gambar Agar supaya tujuan pembagian kerja secara internasional
dan perkenalan dengan teknologi asing, maka penunjukanpenunjukan dalam gambar harus sama secara internasional, maupun
ketentuan-ketentuan
penunjukan
dan
lambang
dari harus
pengertian
cara-cara
diseragamkan
secara
internasional. b)
Mempopulerkan gambar Dalam
lingkungan
teknologi
tinggi,
akibat
dikenalnya
teknologi, golongan yang harus membaca dan mempergunakan gambar
meningkat
jumlahnya.
Akibatnya
diperlukan
mempopulerkan gambar. c)
Perumusan gambar Hubungan yang erat antara bidang-bidang industri yang
berlainan seperti permesinan, struktur, kapal dan lain-lain, untuk mempersatukannya
dalam
satu
proyek
besar
diperlukan
perumusan yang tepat dalam mengidentifikasi standar-standar gambar masing-masing.
FT UNY 2012
d)
Sistimatika gambar Dalam gambar kerja, isi gambar menyajikan banyak
perbedaan-perbedaan, tidak hanya dalam penyajian bentuk dan ukuran, tetapi tanda-tanda toleransi ukuran, toleransi bentuk dan keadaan permukaan juga. Dilain pihak, bersamaan dengan sistematika teknologi, pentingnya gambar dengan lambang grafis telah meningkat, dan lambang-lambang ini dipergunakan secara luas sebagai diagram blok atau aliran proses dalam berbagai-bagai bidang industri. Dibawah
keadaan-keadaan
demikian,
jangkauan
yang
berkembang dan isi gambar sangat memperkuat susunan dan kosolidasi sistem standar gambar. e)
Penyederhanaan gambar Penghematan tenaga kerja dalam menggambar adalah
penting, tidak hanya untuk mempersingkat waktu, tetapi juga untuk
meningkatkan
penyederhanaan
mutu
gambar
rencana.
menjadi
Oleh
masalah
karena
penting
itu
untuk
menghemat tenaga dalam menggambar. f)
Modernisasi gambar Bersamaan dengan kemajuan teknologi, standar gambar
juga telah dipaksa mengikutinya. Dapat disebutkan di sini caracara
modern
yang
telah
dikembangkan.
Seperti
misalnya
pembuatan film mikro, mesin gambar otomatis dengan bantuan komputer, perencanaan dengan bantuan komputer, dll.
FT UNY 2012
PENGGUNAAN ALAT DAN STANDARISASI GAMBAR ALAT-ALAT GAMBAR DAN PENGGUNAANNYA Untuk mendapatkan gambar teknik yang baik, tidak hanya menguasai teknik menggambar yang baik tetapi juga perlu didukung dengan alat-alat gambar yang tepat penggunaannya. Berikut ini akan dijelaskan mengenai pemilihan dan penggunaan alat-alat gambar secara tepat: a. Pensil gambar Ada tiga golongan kekerasan pensil, yang masing-masing dibagi lagi dalam tingkat kekerasan. Golongan tersebut adalah keras (H), sedang (F) dan lunak (B). Golongan keras dari 9H sampai 4H, golongan sedang dari 3H sampai B dan golongan lunak dari 2B sampai dengan 7B. Sayang sekali derajat kekerasan pensil ini masih belum di standarkan sepenuhnya., karena itu dianjurkan untuk menggunakan satu merk pensil saja agar lebih tepat derajat kekerasannya. Untuk menarik garis yang panjang dengan tebal yang sama (konstan) sebaiknya pensil dibuat pipih (baji) gambar 1.1.a, jadi jangan runcing / konis seperti gambar 1.1b. Untuk membuat pensil pipih dapat digunakan kertas ampelas. Sekarang sudah banyak dipakai pensil yang diisi kembali (pensil mekanik). Isi dari pensil ini mempunyai tingkat kekerasan yang bermacammacam demikianjuga dengan ukuran diameter isinya dapat disesuaikan dengan ukuran tebal garis, sehingga tidak perlu lagi penajaman. Ukuranukuran yang ada ialah 0,3, 0,5, 0,7 dan 0,9 mm dan kekerasannya dapat dipilih dari HB atau F, H, 2H dan 3H. Supaya hasil dari garis yang dibuat dengan pensil tersebut baik, maka pensil terhadap mistar hams mempunayi sudut 90 derajat, sedang kecondongan dari arah gerakannya bersudut antara 80 - 90 derajat. Perhatjkan gambar 1.2 .
FT UNY 2012
b. Pena
Pena yang mempunyai ujung (mata pena) dengan macam-macam ukuran, seperti pensil mekanis disebut Rapido. Banyak keuntungan dari pena Rapido ini bila dibandingkan dengan pena tarik: 1. Tidak sering-sering mengisi tinta, sehingga dapat menghemat waktu 2. Tinta berada dalam tabung sehingga tidak mudah tumpah, pada pena tarik tinta berada pada mulut pena dan berhubungan lansung dengan udara luar, sehingga cepat kering dan mudah tumpah. 3. Tebal/ tipis nya garis sangat akurat, sebab ada macam-macam pilihan mata pena dengan ukuran tebal yang sudah tepat. Tidak perlu menyetel / memeriksa tebal garis lagi Saat ini pena -tank sudah ditinggalkan dan dipakai pena "rapido"
Untuk mendapatkan hasil gambar tinta yang baik, kerjakan anjuran-anjuran di bawah ini: • Pertama-tama gambarlah semua lingkaran, busur lingkaran atau garis lengkung. Lebih mudah menyambung garis lurus pada garis lengkung dari pada sebaliknya. • Semua garis lurus digambar berikutnya. Garis-garis tegak lurus digambar dari kin ke kanan dan semua garis mendatar dari atas ke bawah ( lihat gambar 1.5 ).
FT UNY 2012
Gambar 1.5:Membuat garis lurus.
C. Jangka Jangka digunakan untuk membuat lingkaran, membagi garis atau sudut dan sebagainya. Konstruksi dari jangka pada dasarnya terdiri dari beberapa bagian yang disambungkan antara satu dengan yang lain memper gunakan engsel. d. Penggaris/mistar. Penggaris-T
terdiri
dari
landasan
(kepala)
dan
daun,
sehingga
membentuk hurufT, disebut pula penggaris-T . Biasa digunakan untuk membuat garis horizontal yang panjang dengan menekankan landasannya pada tepi kiri papan gambar dan mengesemya ke atas dan ke bawah. Jenis lain dari penggaris-T adalah yang landasannya dua, satu landasan tetap dan yang lain dapat bergerak. Dengan mengatur sudut yang dikehendaki dari landasan yang dapat bergerak ini orang dapat membuat garis panjang yang
FT UNY 2012
tidak horizontal (miring). Untuk menarik garis dengan pensil tinta dipakai permukaan penggaris yang condong bukan yang tebal, lihat penampang dari penggaris. Gambar 1.7 Ukuran dari penggaris-T ini biasanya disesuaikan dengan ukuran papan gambar. Bahan dari penggaris ini biasanya dibuat dari seluloid/ mika yang tahan terhadap peru-bahan cuaca yaitu panas dan dingin, selain itu juga transparan (tembus pandang). Untuk memeriksa kelurusan dari penggaris ini, diperlukan penggaris-T yang sudah diperiksa kelurusan nya, kemudian permukaan yang dipakai untuk menggaris dari kedua penggaris-T itu dipertemukan diatas papan gambar seperti pada gb.2.11 bila berimpit betulbetui dan tidak ada yang renggang berarti penggaris-T itu lurus.
e. Mistar Segi Tiga Disamping mistar lurus yang biasa kita kenal, kita membutuhkan sepasang mistar segi tiga untuk membuat sudut istimewa dan untuk membuat garis sejajar, terutama bila kita tidak memiliki mesin gambar. Mistar segi tiga yang dipakai ada 2 (dua) buah, mistar yang pertama mempunyai sudut 45°, 90°, 45°, sedangkan yang lainnya mempunyai sudut 30°, 60° dan 90°.
FT UNY 2012
f. Mistar ukur Mistar ukur mempunyai garis pembagi dalam mm dan inchi, dibuat dari bahan yang tidak mudah rusak, seperti kayu yang tidak terpengaruh oleh kelembaban udara atau dari seluloid. Untuk memindahkan ukuran dengan baik dan tepat, ukuran pada mistar ukur harus sedekat mungkin dengan permukaan kertas. Jadi kecondongan dari mistar ukur sangat tajam (gambar 1.9).
g. Mistar skala (tongkat skala) Jika menggambar benda menjadi lebih besar atau lebih kecil dari benda sesungguhnya, maka ukurannya diskala. Agar setiap kali mengukur tidak perlu menghitung (mengalikan atau membagi), maka cukup dengan mengunakan mistar skala. Ada mistar skala yang mempunyai penampang segitiga dan tiap ujung segitiga ada 2 skala, sehingga total keseluruhannya ada 6 skala pada satu tongkat skala (gambar 1.10).
FT UNY 2012
h. Busur derajat Busur derajat dibuat dari aluminium atau plastik. Biasanya busur derajat ini mempunyai garis-garis pembagi dari 0° sampai dengan 180°
Gb. 2.15. Dengan alat ini dapat diukur sudut atau membagi sudut. i. Penghapus dan pelindung penghapus Untuk menghapus garis yang salah dipergunakan penghapus dengan mutu yang baik. Ada penghapus yang dibuat dari karet dan ada yang dibuat dari plastik. penghapus yang baik harus dapat menghilangkan garis atau gambar yang tidak diinginkan dengan tidak merusak gambar. Untuk tinta dipakai penghapus tinta. Pelindung penghapus ini dipakai bila kita ingin menghilangkan garis salah, dimana garis ini berdekatan dengan garis-garis lain yang diperlukan. Dengan alat ini garis-garis yang perlu dapat terlindung dari penghapusan. Pelindung penghapus
FT UNY 2012
ini mempunyai berbagai bentuk
j. Mal Untuk menggambar garis-garis lengkung yang tidak dapat dibuat dengan jangka, digunakan mal lengkung. Dibidang perkapalan untuk menggambar bentuk potongan dari kapal banyak sekali macam dan ragamnya garis-garis lengkung tersebut. Untuk memudahkan menggambar diciptakan suatu alat yang disebut mal perkapalan yang jumlahnya 41 buah.(gambar 1.13a). Jadi untuk menarik garis lengkung tersebut supaya tidak banyak sambungan maka diupayakan untuk mencari bentuk mal yang paling cocok dari 41 buah bentuk mal tersebut dan dari tiap sambungan tersebut tidak boleh ada garis lengkung yang patah.
Gambar 1.13a: Mal perkapalan Gambar 1.13b: Mal umum
FT UNY 2012
Selain dengan mal, untuk menggambar garis-garis lengkung dari bentuk kapal dipakai juga alat yang disebut strooklat, alat ini dibuat dari kayu yang agak elastis supaya mu-dah dilenturkan, tetapi tidak mudah patah.
l. Sablon (mal bentuk) Sablon ada macam-macam, ada sablon untuk huruf, angka, lingkaran, segi empat, elipis, lambang untuk tanda pengerjaan, untuk tanda las dsb. Selain itu ada sablon sesuai dengan bidang kejuruannnya, misalnya untuk elektro, mesin dsb.
m. Papan gambar dan meja gambar Sekarang sudah banyak papan gambar yang dibuat dari plywood atau multiplex
yang
sudah
diolah/
dawetkan
dengan
ketebalan
2-3
cm.
Keutungan dari papan gambar ini mempunyai permukaan yang rata (tidak ada sambungan). Bila dipakai papan gambar yang disambung dari beberapa
FT UNY 2012
lembar papan, sebaiknya sambungannya sesedikit mungkin. Papan gambar ini biasanya diletakkan diatas rangka atau meja (gambar 1.16) yang dibuat khusus
untuk
tujuan
ini,
yaitu
dapat
diatur
ketinggiannya
untuk
menyesuaikan dengan tinggi/rendahnya orang yang menggambar, demikian juga kemiringannya dari papan gambar tersebut dapat dirubahrubah.
n. Mesin gambar Mesin gambar adalah sebuah alat yang dapat menggantikan alat-alat gambar lainnya seperti busur derajat, pengaris -T, segitiga, mistar skala dsb. Keuntungannya dapat mempercepat penyelesaian gambar. Dibawah ini contoh dari beberapa mesin gambar yaitu mesin gambar yang memakai roda dan pita baja (gambar 1.17) dan mesin gambar kereta (gambar 1.18). Jenis yang terakhir ini mempunyai konstruksi yang kuat dan kekar dibandingkan denganjenis pita (lengan). Disamping itu kedudukan penggaris dapat dikunci pada kereta vertikal. Diujung alat ini ada sepasang pengaris tegak lurus dan dapat diputar pada sudut yang dikehendaki. Alat ini juga dapat dipakai untuk menarik garis-garis sejajar, garis tegak lurus dengan mudah. Pengaris yang dipasang pada alat ini bisa diganti-ganti sesuai dengan skala yang ingin dipakai 1:1;1:2;1:5;1:10 dsb. Sepasang pengaris tegak lurus tersebut dapat digerakan bebas disemua permukaan papan gambar.
FT UNY 2012
o. Kertas gambar dan ukurannya. Sesuai dengan tujuan gambar, bermacam-macam kertas gambar dipakai, seperti misalnya kertas gambar putih, kertas kalkir dsb. Untuk gambar tata letak (perencanaan awal), biasanya dipakai kertas gambar putih yang permukaannya tidak berbulu atau kasar dan menggunakan pinsil. Sedang untuk gambar kerja yang biasanya dibutuhkan lebih dari satu (untuk diperbanyak untuk disebarkan kebengkel, arsip dsb.) biasanya dipakai kertas kalkir. Sebab gambar diatas kertas kalkir ini dapat diperbanyak dengar cara cetak biru (blue print) atau dengan copy biasa. Jadi gambar yang dipakai dibeng-kel adalah gambar cetak birunya, sedang gambar asli (kalkir) disimpan sebagai arsip. Untuk gambar diatas kalkir ini biasanya digunakan tinta untuk mendapatkan hasil cetak biru (foto copy) yang baik.
Rangkuman 1: Alat-alat gambar yang dipergunakan dalam bidang gambar perkapalan terdiri atas pensil gambar, pena gambar, kotak jangka, penggaris panjang, penggaris-T, sepasang segitiga, mistar ukur, mistar skala, busur derajat, penghapus, pelindung penghapus, mal bentuk (sablon), mal perkapalan, strooklat, pemberat, pita gambar, papan gambar, meja gambar mesin gambar. dan kertas gambar. Mutu dari suatu gambar ditentukan dari sarana (alat-alat gambar) yang baik dan sumber daya manusianya yang mampu menguasai teknik
FT UNY 2012
gambar dan memgunakan alat-alat gambar dengan tepat. Ukuran kertas Untuk menyeragamkan ukuran kertas gambar, maka diadakan normalisasi ukuran kertas. Yang paling banyak dipergunakan adalah kertas gambar dari seri A0. Ukuran pokok dari kertas gambar A0 adalah: luasnya 2
= 1 m dan perbandingan panjang dan lebar = 1 : v2 Bila panjang = x dan lebar = y, maka didapat persamaan x : y = 1 : v2 dengan menyelesaikan persamaan ini, maka kita dapatkan x = 0,841 m atau 841 mm dan y= 1.189m atau 1189mm. Dengan membagi ukuran kertas A0 menjadi dua bagian yang sama besar, maka didapat ukuran kertas A1. Dengan membagi ukuran kertas gambar A1 menjadi dua bagian yang sama besar, maka didapat ukuran kertas A2 (2 artinya A0 dibagi dua kali). Selain itu masih ada ukuran-ukuran lain yang lebih kecil dengan jalan selalu membagi menjadi 2 bagian yang sama besar. 2
Ukuran pokok dari kertas seri B0 adalah : luasnya = v2 m dan perbandingan panjang dan lebar = 1 : v1 Dengan cara penyelesaian yang sama seperti seri A0, maka didapat ukuran kertas seri B0, panjang x = 1414 mm dan lebar y = 1000 mm B1, panjang x = 1000 mm dan lebar y = 707 mm B2. panjang x = 707 mm dan lebar y = 500 mm dst. Setiap gambar kerja harus mempunyai garis tepi pada masingmasing sisinya. Pada umumnya garis tepi (b) tersebut jaraknya adalah sama untuk semua sisi, biasanya 5 mm atau 10 mm. Apabila kertas gambar ini akan dibukukan (diodnerkan) dimana pada bagian sisi kirinya diplong (dilubangi), maka pada sisi sebelah kiri dibuat lebih besar dibandingkan dengan sisi-sisi lainya.
FT UNY 2012
Normalisasi ukuran kertas gambar Ukuran A9 Al A2 A3 A4 A5
x 841 594 420 297 210 148
y 1189 841 594 420 297 210
b 10 10 10 10 5 5
Bila dibutuhkan ukuran kertas gambar yang lebih panjang, dapat dipilih dan ukuran khusus yang diperpanjang, dapat diperoleh dengan memperpanjang sisi pendek dari ukuran A dasar yang dipilih. Dan ini banyak digunakan pada gambar-gambar teknik Perkapalan, misalnya rencana garis dll. Contoh kertas gambar diperpanjang : A3 x 3 A3 x 4 A3 x 5
420 x 891 420 x 1189 420 x 486
2. Melipat kertas gambar Kertas gambar perlu dilipat dengan ukuran standar A4, sehingga memudah kan membawa atau menyimpannya, karena ukuran A4 adalah juga standar kertas administrasi, kotak surat, tas kantor dsb. Semua gambar dlm keadaan terlipat, kotak nama harus terletak dimuka dari lipatan tersebut (lihat gambar 2.1). 3. Memasang kertas dan membagi ruang gambar Dianjurkan memasang lembaran kertas dasar dari kertas putih yang tebal di atas papan gambar, terutama untuk papan gambar yang dibuat dari lembar kayu yang disambung. Hal ini dilakukan untuk mengatasi ketidak rataan papan gambar dan kebersihan kertas gambar, terutama pada waktu memakai kertas gambar yang tipis atau kertas kalkir. Untuk menentukan ukuran kertas gambar yang akan dipakai, yang perlu diperhatikan antara lain: - Besar kecilnya benda susunan yang akan digambar. - Banyaknya bagian/ detail dan jumlah masing-masing pandangan atau potongan (pe-nampang) yang harus digambar. -Ukuran skala yang dipakai.
FT UNY 2012
Di dalam membagi ruang gambar hendaknya gambar susunan diletakkan dibagian kiri atas, kolom nama serta daftar bagian diletakkan di
FT UNY 2012
bagian kanan bawah. Waktu membagi ruang gambar diusahakan sedemikian rupa sehingga proyeksi antara susunan dengan detail atau antara detail yang satu dengan detail yang lainnya tidak terlalu dekat, sedang proyeksi dari sebuah detail yang samajangan ditempatkan terlalu jauh satu sama lainnya. Apabila jumlah detailnya terlalu banyak, gambar susunan dan daftar bagian digambar pada satu kertas gambar sedang gambar detailnya digambar dikertas gambar yang lain.
FT UNY 2012
GARIS DAN HURUF DALAM GAMBAR a. Macam-macam garis dan tebal garis Didalam
menggambar
teknik
setiap
macam
dan
tebal
garis
mempunyai bentuk dan tebal sesuai penggunaannya, seperti pada tabel di bawah ini dan gambar 2.2 dan gambar 2.3 memperlihatkan contoh-contoh penggunaan garis tersebut : Contoh-contoh Penggunaan
A
Tebal garis 0.6 0,8
Macam garis Garis tebal
B
0,1 0,2
Garis tipis
C
0,1 0,2
Garis bebas tipis
1.Garis potong, yang menghilangkan sebagian benda 2.Garis batas antara bagian benda yang dipotong dan sebagian dalam pandangan
D
0,3 0,4
Garis benda yang terhalang/ tidak langsung terlihat
E
0,1 0,2
Garis sedang (putus putus) Garis tipis (strip titik)
F
0,2 0,6
G
0,6
FT UNY 2012
1. Garis benda yang langsung terlihat. 2. Garis tepi. 1. Garis penunjuk ukuran, garis bantu, garis penunjuk. 2. Garis arsir 3. Garis untuk penampang yang diputar ditempat. 4. Garis khayal yang terjadi dari perpotongan yang dibulatkan 5. Garis dasar ulir
1.Garis sumbu 2.Bagian benda yang terletak didepan penampang irisan
Garis strip . Garis untuk memotong penampang titik (strip tebal pada ujungujungnya) Garis tebal Garis untuk menunjukkan permukaan (strip titik) akan men-dapatkan tambahan pekerjaan
yang
a. 1). Garis-garis yang berimpit Bila dua garis atau lebih yang berbeda-bedajenisnya berimpit, maka penggambarannya harus dilaksanakan sesuai urutan perioritas berikut: • Garis benda yang lansung terlihat (garis tebal, jenis A) • Garis yang tidak langsung terlihat (garis putus-putus, jenis D) • Garis untuk memotong penampang (garis strip titik yang dipertebal pada ujung-ujungnya, jenis F) • Garis sumbu (garis strip titik, jenis E) • Garis bantu, garis ukur dan garis arsir (garis tipis, jenis B) a.2). Pertemuan garis putus-putus dan garis strip titik, bila bertemu atau berpotongan harus diperlihatkan dengan jelas titik pertemuannya/ perpotongannya.
FT UNY 2012
b. Huruf dan Angka Dalam gambar teknik, huruf, angka dan lambang dipergunakan untuk memberikan catatan, ukuran, judul dsb., disamping gambar itu sendiri. Ciri-ciri yang perlu pada huruf dan angka dalam gambar teknik, ialah: jelas dan seragam. Dalam ISO 3098/1-1974 diberikan contohcontoh huruf dan angka, satu untuk huruf miring dan satu untuk huruf tegak, kedua-duanya boleh digunakan. Pada Gambar 2.5 diberikan contoh untuk huruf dan angka yang miring.
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Za b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z[ ( ! ? , “ - = + x v % & )] Ø0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 I V X Gambar 2.5a: Bentuk huruf huruf (miring) – ISO
FT UNY 2012
c. Ukuran huruf Tinggi h dari huruf besar diambil sebagai dasar ukuran. Daerah standar tinggi huruf adalah sbb.: 2,5 ; 3.5 ; 5 ; 7 ; 10 ; 14 dan 20 mm. Tinggi h (tinggi huruf besar) dan c (tinggi huruf kecil) tidak boleh kurang dari 2,5 mm. Bila terdapat gabungan antara huruf besar dan huruf kecil, dengan huruf kecil setinggi 2,5 mm, maka h akan menjadi 3,5 mm. Tebal huruf (/ditentukan oleh dua perbandingan standar d/h, yaitu untuk d/h = 1/14 dan d/h = 1/10. Perbandingan yang dianjurkan untuk tinggi huruf-huruf kecil, jarak antara huruf-huruf, ruang minimum antara garis dasar dan jarak antara perbatasan-perbatasan diberikan pada tabel di bawah ini. Perbandingan huruf yang dianjurkan Huruf A ( d = h/14 )
Sifat Tinggi Tinggi besar huruf (Tanpa
FT UNY 2012
huruf h huruf c Tinggi kecil tangkai
Perbanding Ukuran an (14/14) h 2.5 3.5 5 7 10 14 3,5 20 (10/14) h — 2,5 5 7 10 14
dan kaki)
Jarak antara a huruf Jarak b minimum antara e garis Jarak minimum antara perkataan Tebal huruf
d
(2/14) (20/14) (6/14) h
h 0,35 0,7 1 1,4 2 7 2,8 h 0,5 3,5 10 14 20 2,1 28 5 1,05 3 4,2 6 8,4 1,5
(1/14) h
0,18 0,25
0,35 0,5 0,7 1,4 1
Catatan: Jarak antara dua huruf a boleh dikurangi setengahnya, bila mana ini memberi efek visual yang Iebih baik; seperti misalnya LA, TV dsb., d. h. i. a. sama dengan tebat huruf d. Huruf B ( d = h/10 ) Perbanding an
Sifat
Ukuran
Tinggi huruf Tinggi huruf besar Tinggi huruf kecil (Tanpa tangkai dan kaki) Jarak antara huruf Jarak minimum antara garis Jarak minimum antara perkataan
h c
(10/10) (7/10) h
h 2,5 5 7 10 14 3,5 — 3,5 5 7 10 2,5
a b e
(2/10) (14/10) (6/10) h
h 0,5 h 0,7 3,5 1,5 2,1
Tebal huruf
d
(1/10) h
0,25 0,35
20 14
1 1,4 2 7 2,8 428 10 14 3 20 12 5 4,2 6 8,4
0,5 0,7 1
1,4 2
Catatan: Jarak antara dua huruf a boleh dikurangi setengahnya, bila mana ini memberi efek visual yang Iebih baik; seperti misalnya LA, TV dsb., d. h. i. a. sama dengan tebal huruf d. 5. Kolom Nama dan Daftar Bagian Pada sudut kanan bawah dari setiap gam,bar harus ada kolom nama atau kotak nama yang menunyukkan identitas dari gambar
FT UNY 2012
tersebut, sebagai contoh nama gambar, dari instansi mana gambar itu dibuat, yang menggambar/ memeriksa/ mengetahui, skala, tanggal gambar, nomor gambar dan sebagainya. Bila gambar ini merupakan gambar susunan, maka perlu ada daftar bagian, yang diletakan langsung di atas kolom nama, yang terdiri dari kolom nomor bagian, jumlah, nama bagian, bahan dari benda tersebut serta catatan/ peringatan. Kolom nama dan daftar bagian ini ukurannya telah distandarisasi (lihat gambar 2.6).
FT UNY 2012
Rangkuman 2: Ukuran kertas diseragamkan mengikuti normalisasi ukuran kertas gambar dari seri A0. Ukuran pokok dari kertas gambar A0 2
adalah: luasnya = 1 m dan perbandingan panjang dan lebar = 1 : v2 Melipat
kertas
gambar
dengan
ukuran
standar
A4,
sehingga
memudahkan membawa atau menyimpannya. Semua gambar dlm keadaan terlipat, kotak nama harus terletak dimuka dari lipatan tersebut. Memasang kertas dianjurkan memasang lembaran kertas dasar dari kertas putih yang tebal di atas papan gambar, terutama untuk papan
FT UNY 2012
gambar yang dibuat dari lembar kayu yang disambung. Membagi ruang gambar sangat tergantung pada ukuran kertas gambar yang akan dipakai, karena itu perlu memperhatikan: •
Besar kecilnya benda susunan yang akan digambar. Banyaknya bagian/ detail dan jumlah masing-masing pandangan atau potongan (pe-nampang) yang harus digambar.
•
Ukuran skala yang dipakai. Garis dan Huruf dalam Gambar harus memperhatikan macam-macam garis dan tebalnya. Bila dua garis atau lebih yang berbeda-beda jenisnya berimpit, maka penggambarannya harus dilaksanakan sesuai urutan perioritas. Pertemuan garis putus-putus dan garis strip titik, bila bertemu atau berpotongan harus diperlihatkan dengan jelas titik pertemuannya/ perpotongannya. Dalam gambar teknik,
huruf,
angka
dan
lambang
dipergunakan
untuk
memberikan catatan, ukuran, judul dsb., disamping gambar itu sendiri. Tinggi h dari huruf besar diambil sebagai dasar ukuran. DAFTAR PUSTAKA
G.Takeshi Sato, N Sugiarto H, “Menggambar Mesin menurut Standar ISO” , Jakarta : PT. Pradnya Paramita, 1999. Moyn Marbun, “Menggambar Teknik Mesin” , Jakarta : M2S Bandung, 1993 . Ir. Paulus Andrianto, “Menggambar Teknik” , Surabaya, F.T.Kelautan ITS, 1999. Drs Sirod Hantoro, MSIE , Drs Pardjono, Msc, Phd, “Menggambar Mesin” , Yogyakarta : ADICITA KARYA NUSA, 2002.
FT UNY 2012
KONSTRUKSI GEOMETRI Unsur-unsur geometri
sering digunakan seorang juru gambar
atau ahli gambar teknik untuk menggambar konstruksi mesin. Unsurunsur goemetri yang dimaksudkan ini adalah busur-busur, lingkaran, garis dan atau sudut. Konstruksi geometri digunakan agar lukisan atau gambar yang dibuat memberikan bentuk yang baik. Masalah-masalah
geometri
murni
dapat
diselesaikan
cukup
dengan jangka dan penggaris datar (straightedge) dan dalam hal-hal tertentu metode ini dapat dimanfaatkan untuk membuat gambar teknik. 5.1
KONSTRUKSI-KONSTRUKSI DASAR Pada saat menggambar suatu komponen mesin, juru gambar
sering menggunakan konstruksi yang didasarkan atas unsur-unsur geometris. Unsur-unsur geometris yang dimaksud di sini adalah busurbusur, lingkaran, garis atau sudut. Untuk itu diperlukan ketrampilan dalam menggunakan penggaris T, jangka, segi tiga dan lain-lain sebagai dasar menggambar bentukbentuk geometris. Bentuk geometris sederhana sering dijumpai dalam menggambar sabuk, rantai atau symbol-simbol dalam teori mendesain sebuah system permesinan. A. Beberapa konstruksi dengan garis a.
Membagi sebuah garis dalam bagian-bagian yang sama.
Misalnya akan dibuat sebuah garis yang dibagi dengan lima bagian yang sama. Caranya diperlihatkan pada Gambar 5.1. 1. Tarik sebuah garis AC yang membuat sudut sembarang dengan garis AB. Berilah garis AC lima buah ciri 1 sampai dengan 5, yang mempunyai panjang yang sama antara masing-masing ciri.
FT UNY 2012
2. Hubungkan titik B dengan titik 5. tariklah garis-garis melalui titik 1 sampai dengan titik 4 sejajar dengan garis B 5. Titik potong antara garis-garis sejajar ini dengan garis AB merupakan bagian-bagian yang diminta. b.
Mengambar garis tegak lurus
Melalui sebuah titik pada atau di luar sebuah garis tertentu dapat digambarkan sebuah garis tegak lurus pada garis tersebut, dengan menggunakan sebuah penggaris T dan sebuah segi tiga, atau dua buah segi tiga seperti tampak pada Gambar 5.2. Letakkan penggaris T atau sebuah segi tiga, sehingga
(1)
sisinya sejajar dengan AB. (2)
Letakkan sebuah segi tiga lain dengan sebuah sisinya
menempel pada sisi penggaris T atau sisi segi tiga pertama melalui titik D, dan tariklah garis melalui titik D. Garis terakhir ini adalah garis yang dinyatakan. Jika titiknya berada diluar garis AB, seperti misalnya C, dapat ditempuh cara yang sama. Di sini segi tiga kedua harus melalui titik C.
5
C
4 3 2 1
A
1’
2’
3’
4’
B
Gambar 5.1: Membagi sebuah garis dalam 5 bagian yang sama
FT UNY 2012
Gambar 5.2: Melulis garis tegak lurus dengan sebuah penggaris T dan sebuah segi tiga.
c.
Membagi dua sebuah sudut
Hal berikut yang akan kita pelajari adalah membagi sudut dengan alat penggaris dan jangka. Ada banyak sudut yang dapat kita buat dengan kedua alat tersebut, sebagian diantaranya adalah membagi dua sebuah sudut sembarang yang diperlihatkan pada Gambar 5.3. 1. Dengan jari-jari yang cukup besar, gambarlah sebuah busur lingkarang dengan titik A sebagai titik pusat, dan memotong kaki-kaki sudut AB dan AC pada titik D dan E. 2. Dengan
jari-jari
r
yang
sama,
buatlah
dua
busur
lingkaran dengan titik-titik D dan E sebagai titik pusat. Dua buah busur lingkaran ini akan berpotongan pada titik F. 3. Garis penghubung AF adalah garis pembagi yang dicari.
Gambar 5.3: Membagi dua sebuah sudut.
FT UNY 2012
d.
Membagi tiga sudut siku
Cara ini dapat dilakukan dengan mudah, dengan menggunakan sebuah penggaris T dan sebuah segitiga 300 – 600. Gambar 5.4 memperlihatkan penyelesaian secara geometris. (1)
Gambarlah sebuah busur lingkaran dengan titik A
sebagai titik pusat, dan memotong AB di D dan AC di E. (2)
Dengan
jari-jari
yang
sama
buatlah
dua
busur
lingkaran. Sekali dengan titik D sebagai titik pusat dan memotong
busur
lingkaran
yang
pertama
di
titik
F,
kemudian dengan titik E sebagai titik pusat dan memotong busur lingkaran yang pertama di titik G. (3)
Garis-garis dari A ke F dan G adalah garis-garis yang
membagi tiga sudut siku BAC.
Gambar 5.4: Membagi tiga sebuah sudut siku.
B. Konstruksi-konstruksi dengan lingkaran Membagi keliling lingkaran dalam bagian-bagian yang sama Pada umumnya membagi keliling lingkaran dapat dilakukan dengan cara membagi sebuah sudut. Disini akan diuraikan cara membagi keliling lingkaran dalam dua belas bagian yang sama. Dengan memakai penggaris T dan sebuah segi tiga 300 – 600 pembagian ini dapat dilakukan dengan mudah seperti terlihat pada Gambar 5.5.
FT UNY 2012
1.
Tariklah diameter dengan menggunakan segi tiga sudut 600 menempel pada penggaris T ke kiri, dan sebuah diameter dengan cara yang sama, tetapi sudut 600 menghadap ke kanan.
2.
Tariklah
diameter dengan cara yang sama, tetapi dengan sudut
300 yang menempel pada penggaris T, sekali menghadap kekiri dan sekali menghadap ke kanan. 3.
Garis-garis diameter dan garis-garis sumbu lingkaran ini akan membagi lingkaran dalam dua belas bagian yang sama.
Gambar 5.5: Membagi keliling lingkaran menjadi dua belas bagian yang sama dengan penggaris T dan sebuah segi tiga.
5.2
GARIS-GARIS LENGKUNG Jika sebuah kerucut dipotong oleh sebuah
bidang datar dalam
macam-macam kedudukan, akan menjadi bermacam-macam garis potong. Tergantung dari kedudukan bidang datar tersebut, maka garis potongnya dapat berbentuk lingkaran, elips, parabola atau hyperbola, yang disebut potongan-potongan kerucut.
FT UNY 2012
Sudut antara sumbu kerucut dan garis pembentuk disebut α, dan sudut antara sumbu kerucut dan bidang potong disebut β. Hubungan antara α dan β menentukan bentuk potongan kerucut sebagai berikut: α < β, elips (Gambar 5.6) α = β, parabola (Gambar 5.7) α > β, hyperbola (Gambar 5.8)
Gambar 5.6: Ellips
Gambar 5.7: Parabola
Gambar 5.7: Hyperbola.
FT UNY 2012
PROYEKSI A. Proyeksi Piktorial, Ortogonal dan Pandangan Proyeksi merupakan cara penggambaran suatu benda, titik, garis, bidang, benda ataupun pandangan suatu benda terhadap suatu bidang gambar. Proyeksi piktorial adalah cara penyajian suatu gambar tiga dimensi terhadap bidang dua dimensi. Sedangkan proyeksi ortogonal merupakan cara pemproyeksian yang bidang proyeksinya mempunyai sudut tegak lurus terhadap proyektornya. Secara umum proyeksi dapat dilihat pada gambar 9.4. dibawah ini : PROYEKSI
Proyeksi Piktorial (Posisi benda)
-
Proyeksi isometric Proyeksi dimetri Proyeksi Miring Proyeksi perspeksif
Proyeksi Ortogonal (Posisi Pemproyeksian)
-
Sebuah titik Sebuah garis Sebuah bidang Sebuah benda
Proyeksi Pandangan (Posisi Pandangan)
- Proyeksi Eropa - Proyeksi Amerika
Gambar 1 Proyeksi 1. Proyeksi Piktorial Untuk menampilkan gambar-gambar tiga dimensi pada sebuah bidang dua dimensi, dapat dilakukan dengan beberapa macam cara proyeksi sesuai dengan aturan menggambar. Beberapa macam cara proyeksi antara lain : a. Proyeksi piktorial isometri Untuk mengetahui apakah suatu gambar diproyeksikan dengan cara isometri atau untuk memproyeksikan gambar tiga dimensi pada bidang dengan proyeksi isometri, maka perlu diketahui ciri-ciri dan
FT UNY 2012
syarat-syarat untuk menampilkan suatau gambar dengan proyeksi isometri. Adapun ciri dan syarat proyeksi tersebut sebagai berikut : 1). Ciri pada sumbu - Sumbu x dan sumbu y mempunyai sudut 30° terhadap garis mendatar. - Sudut antara sumbu satu dengan sumbu lainnya 120°. 2). Ciri pada ukurannya Panjang gambar pada masing-masing sumbu sama dengan panjang benda yang digambarnya. Contoh : 20
50 20
Gambar 2. Proyeksi isometri a). Penyajian Proyeksi Isometri Penyajian gambar dengan proyeksi isometri dapat dilakukan dengan beberapa posisi (kedudukan), yaitu posisi normal, terbalik, dan horisontal. (1) Proyeksi isometri dengan posisi normal Contoh : 120°
y 30°
30°
x
z
x
y
titik referensi z
FT UNY 2012
Gambar 3. Proyeksi isometri dengan posisi normal (2) Proyeksi isometri dengan posisi terbalik Contoh :
30°
30°
z
120°
y
x
z
titik referensi
y
x
Gambar 4. Proyeksi isometri dengan posisi terbalik
y
30°
(3) Proyeksi isometri dengan posisi horisontal Contoh :
120 °
30°
z
x
FT UNY 2012
y
titik referensi
z
x
Gambar 5.Proyeksi isometri dengan posisi horisontal b. Proyeksi Dimetri Pada proyeksi dimetri terdapat beberapa ciri dan ketentuan yang perlu diketahui, ciri dan ketentuan tersebut antara lain : 1) Ciri pada sumbu Pada sumbu x mempunyai sudut 10°, sedangkan pada sumbu y mempunyai sudut 40°. 2) Ketentuan ukuran Perbandingan skala ukuran pada sumbu x = 1 : 1, dan skala pada sumbu y = 1 : 2, sedangkan pada sumbu z = 1 : 1 Contoh :
z
FT UNY 2012
40°
x
10°
y
Keterangan : - Ukuran pada sumbu x 40 mm - Ukuran gambar pada sumbu 1 y digambar nya, yaitu 20 2 mm - Ukuran pada sumbu z 40 mm
40
40
40
Gambar 6. Proyeksi dimetri c. Proyeksi miring Pada proyeksi miring, sumbu x berhimpit dengan garis horisontal/mendatar dan sumbu y mempunyai sudut 45° dengan garis mendatar. Skala pada proyeksi miring sama dengan skala pada proyeksi dimetri, yaitu skala pada sumbu x = 1 : 1, dan pada sumbu y = 1 : 2, sedangkan pada sumbu z = 1 : 1. Contoh : z
45°
y
x z
y
x
Gambar 7. Proyeksi miring
FT UNY 2012
d. Gambar Perspektif Dalam gambar teknik, gambar perspektif jarang dipakai. Gambar perspektif dibagi menjadi tiga macam, yaitu : 1. Perspektif dengan satu titik hilang 2. Perspektif dengan dua titik hilang 3. Perspektif dengan tiga titik hilang Contoh : TH (Titik Hilang)
Gambar 8. Perspektif dengan satu titik hilang 2. Proyeksi Ortogonal Proyeksi ortogonal adalah gambar proyeksi yang bidang proyeksinya mempunyai sudut tegak lurus terhadap proyektornya. Garis-garis yang memproyeksikan benda terhadap bidang proyeksi disebut proyektor. Selain proyektor tegak lurus terhadap bidang proyeksinya juga proyektor-proyektor tersebut sejajar satu sama lain. Contoh-contoh proyeksi ortogonal dapat dilihat pada gambar dibawah ini. a. Proyeksi ortogonal dari sebuah titik A Proyektor Bidang proyeksi Proyeksi Gambar 9. Proyeksi ortogonal dari sebuah titik
FT UNY 2012
b. Proyeksi ortogonal dari sebuah garis
A B A’ B’
Gambar 10. Proyeksi ortogonal dari sebuah garis c. Proyeksi ortogonal dari sebuah bidang
A B C D
A’ B’ D’ C’
Gambar 11. Proyeksi ortogonal dari sebuah bidang d. Proyeksi ortogonal dari sebuah benda E F A H
B G
C D
A’E’ B’F’ D’H’ C’G’
FT UNY 2012
Gambar 12. Proyeksi ortogonal dari sebuah benda B. Proyeksi Eropa dan Amerika Proyeksi Eropa dan Amerika merupakan proyeksi yang digunakan untuk memproyeksikan pandangan dari sebuah gambar tiga dimensi terhadap bidang dua dimensi. 1. Proyeksi Eropa Proyeksi Eropa disebut juga proyeksi sudut pertama, juga ada yang menyebutkan proyeksi kuadran I, perbedaan sebutan ini tergantung dari masing pengarang buku yang menjadi refrensi. Dapat dikatakan bahwa Proyeksi Eropa ini merupakan proyeksi yang letak bidangnya terbalik dengan arah pandangannya (lihat gambar 2.3). P.A P.Be
P.Ka P.Ki
P.D P.Ba
FT UNY 2012
Keterangan : P.A = Pandangan Atas P.Ki = Pandangan Kiri P.Ka = Pandangan Kanan P.Ba = Pandangan Bawah P.Be = Pandangan Belakang
)
Gambar 13. Proyeksi Eropa 2. Proyeksi Amerika Proyeksi Amerika dikatakan juga proyeksi sudut ketiga dan juga ada yang menyebutkan proyeksi kuadran III. Proyekasi Amerika merupakan proyeksi yang letak bidangnya sama dengan arah pandangannya (lihat gambar 2.4). P.A P.Be Keterangan : P.A = Pandangan Atas P.Ki = Pandangan Kiri P.Ka = Pandangan Kanan P.Ka P.Ba = Pandangan Bawah P.Be = Pandangan Belakang P.Ki
P.D P.Ba
FT UNY 2012
Gambar 14. Proyeksi Amerika 3. Pemilihan pandangan depan Pemilihan pandangan depan dari benda yang akan disajikan dalam gambar adalah sangat penting. Karena pandangan depan dapat langsung memberikan keterangan bentuk benda yang sebenarnya dan jumlah pandangan depan juga ditentukan oleh pandangan depan tersebut. Pandangan depan tidak selalu berarti bagian depan dari benda itu sendiri. Pandangan depan adalah bagian benda yang dapat memberikan cukup keterangan mengenai bentuk khas atau fungsinya. Di bawah ini terdapat beberapa contoh pandangan depan, misalkan wajah seorang wanita ingin diabadikan dalam gambar seperti pada gambar 10.8. (a), maka pandangan depan dari wajah tersebut adalah muka itu sendiri, karena bagian ini sudah memberikan sifat-sifat khas dari wajah tadi. Pada gambar 10.8. (b), pandangan depan dari seekor kuda justru diambil pandangan samping, karena pandangan ini sudah cukup memberikan keterangan tentang ciri-ciri khas dari benda tersebut.
Gambar 15. (a). Pandangan depan wajah
FT UNY 2012
(b). Pandangan depan kuda.
Pada gambar 10.9. memperlihatkan badan pesawat dari samping yang diambil sebagai pandangan depannya, karena bagian ini memberikan informasi yang lengkapdari benda tersebut, begitu juga dengan benda yang lain, misalkan sebuah mobil, sepeda motor dan sebagainya.
Gambar 16. Gambar garis bentuk sebuah pesawat terbang 4. Perbandingan antara Proyeksi Eropa dan Proyeksi Amerika Keuntungan Proyeksi Amerika Diawal bab Proyeksi telah dijelaskan bahwa kedua proyeksi tersebut dapat sama-sama dipakai, sesuai dengan standar ISO. Negara Aamerika Serikat dan Jepang telah menentukan untuk memakai proyeksi Amerika. Hal ini didasarkan pada keuntungan dari cara ini disbanding dengan proyeksi Eropa, keuntungankeuntungannya sebagai berikut: 1. Dari gambar, bentuk benda dapat langsung dibayangkan. Dengan pandangan depan sebagai patokan dan bendanya muncul seperti aslinya. 2. gambarnya mudah dibaca, karena hubungan anatara gambar yang satu dengan yang lain dekat. Tidak saja mudah dibaca, tetapi jarang terjadi salah pengertian.Cukup mudah lagi (terutama) pada benda-benda yang panjang, susunan pandangan depan dan pandangan samping mudah sekali dibaca. 3. pandangan yang berhubungan diletakkan berdekatan, oleh karena itu mudah untuk memberi ukuran-ukurannya. Tidak mungkin terjadi salah pembacaan ukuran. Bagi teknisi (operator mesin) lebih sederhana.
FT UNY 2012
4. dengan proyeksi Amerika mudah memberi pandangan tambahan atau pandangan setempat. Untuk lebih jelas tentang perbandingan proyeksi Eropa dan Amerika dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 17. Perbandingan proyeksi Eropa dan Amerika, Perbandingan caracara proyeksi dalam hal pandangan khusus Simbol Proyeksi Untuk membedakan proyeksi Eropa dan proyeksi Amerika, perlu diberi lambang proyeksi. Dalam standar ISO (ISO/DIS 128), telah ditepkan bahwa cara kedua proyeksi boleh dipergunakan. Sedangkan untuk keseragaman ISO, gambar sebaiknya digambar menurut proyeksi Eropa (Kuadran I atau dikenal dengan proyeksi sudut pertama). Dalam sebuah gambar tidak diperkenankan terdapat gambar dengan menggunakan kedua proyeksi secara bersamaan. Simbol proyeksi ditempatkan disisi kanan bawah kertas gambar. Simbol/lambang proyeksi tersebut adalah sebuah kerucut terpancung.
FT UNY 2012
Simbol Proyeksi Eropa
Simbol Proyeksi Eropa
C. Anak Panah Anak panah digunakan untuk menunjukkan batas ukuran dan tempat/posisi atau arah potongan, sedangkan angka ukuran ditempatkan di atas garis ukur atau disisi kiri garis ukur.
1/3L
L
Gambar 11.2. Anak panah D. Kesimpulan 1. Proyeksi Piktorial a. Proyeksi piktorial terbagi menjadi 4 macam, yaitu isometri, dimetri, miring, dan perspektif. b. Proyeksi piktorial hanya digunakan pada gambar tiga dimensi untuk diproyeksikan pada bidang dua dimensi. 2. Proyeksi Ortogonal Proyeksi ortogonal merupakan proyeksi suatu titik, garis, bidang, dan benda terhadap suatu bidang dengan garis proyektor yang tegak lurus terhadap bidang proyekstornya. 3. Proyeksi Eropa a. Proyeksi Eropa hanya digunakan pada bidang dari suatu benda tiga dimensi agar memberikan informasi lebih detail b. Letak bidang yang diproyeksikan dengan proyeksi Eropa terbalik dengan arah pandangannya.
FT UNY 2012
4. Proyeksi Amerika a. Proyeksi Amerika hanya digunakan pada bidang dari suatu benda tiga dimensi agar memberikan informasi lebih detail. b. Letak bidang yang diproyeksikan dengan proyeksi Amerika sama dengan arah pandangannya.
FT UNY 2012
44
ATURAN-ATURAN DASAR UNTUK MEMBERI UKURAN Memberi ukuran besaran-besaran geometrik dari bagian benda harus menentukan secara jelas tujuannya. Untuk itu semua bagian di dalam gambar harus dijelaskan sedetail mungkin agar gambar tersebut bila dibaca orang lain dapat dengan mudah dimengerti maksudnya. Menempatkan ukuran suatu objek dapat dilaksanakan pada masing-masing bagian disertai penunjukan ukuran antara garis sumbu dengan garis sumbu. 9.1
GARIS UKUR DAN GARIS BANTU Untuk menentukan ukuran sebuah dimensi linier, ditarik garis-
garis bantu melalui batas gambar pandangan benda, dan garis ukurnya ditarik tegak lurus; ada pengecualiannya, pada garis bantu (Gambar
9.1).
Sebuah
garis
ukur,
dengan
mata
panahnya,
menunjukkan besarnya ukuran dari suatu permukaan atau garis sejajar dengan garis ukur. Garis bantu dan garis ukur ditarik dengan garis tipis. Garis bantu ditarik sedikit melebihi, kira-kira 2 mm, garis ukur. Dibeberapa negara seperti Amerika, garis bantu tidak langsung berhubungan dengan garis gambar, tetapi dengan jarak sedikit, untuk membedakan garis gambar dengan garis bantu.
FT UNY 2012
45
Gambar 9.1: Garis ukur dan garis bantu
9.2
TINGGI DAN ARAH ANGKA UKUR Angka ukur atau huruf-huruf harus digambar dengan jelas pada
gambar aslinya maupun pada salinan gambar yang diperkecil. Oleh karena itu angka-angka dan huruf-huruf harus digambar sebesar mungkin. Angka-angka dan huruf-huruf
harus diletakkan di tengah-
tengah dan sedikit di atas garis ukur. Hampir seluruh ukuran dari gambar yang diperlukan merupakan ukuran horizontal atau vertikal. Ukuran yang pertama harus dapat dibaca dari bawah gambar, sedangkan ukuran yang kedua harus dapat dibaca dari sebelah kanan gambar, seperti pada Gambar 9.3. Ini berarti bahwa angka ukur horizontal harus terletak di atas garis ukur, dan ukuran vertikal harus terletak sebelah kiri garis ukur. Angka dan garis ukur mempunyai jarak sedikit. Angka-angka ukur yang tidak horizontal maupun vertikal, harus ditulis sesuai dengan garis ukurnya, seperti tampak pada Gambar 9.3. Sedapatnya ukuran-ukuran jangan diletakkan di daerah yang diarsir pada gambar 9.3, yaitu daerah antara sudut 300 Ukuran sudut ditulis seperti pada Gambar 9.4 (a) atau (b). (hal 92) Disini garis ukurannya berupa garis lengkung. Azas dasar yang
FT UNY 2012
46 harus dipertahankan di sini adalah bahwa garis ukur harus merupakan garis tulis. Jadi angka selalu harus di atas garis ukur, kecuali pada Gambar 9.5 (b).
Gambar 9.2: Ukuran-ukuran normal
Gambar 9.3: Memberi ukuran pada garis ukur miring
FT UNY 2012
47
Gambar 9.4: Ukuran sudut
9.3
UJUNG DAN PANGKAL GARIS UKUR Ujung dan pangkal dari garis ukur harus menunjukkan di mana
garis ukur mulai dan berhenti. Ada tiga cara untuk menunjukkan ini, yaitu dengan anak panah tertutup, garis miring dan titik (Gambar 9.6). Cara dengan garis miring seperti pada Gambar 9.6 (b) banyak dipergunakan permesinan
dalam cara
ini
bidang tidak
sipil dan
arsitektur.
dipergunakan,
bentuk
Dalam
bidang
anak
panah
ditentukan oleh perbandingan panjang dan tebal sebagai 2 : 1, dan harus dihitamkan. Tanda titik dipakai bilamana tidak cukup tempat untuk menempatkan anah panah. Ini pada umumnya terdapat pada ukuran berantai, atau pangkal ukuran beruntun (Gambar 9.6 (c)).
FT UNY 2012
48
Gambar 9.6: Ujung dan pangkal
9.4
UKURAN DAN TOLERANSINYA
Angka ukuran yang menunjukkan ukuran benda pada umumnya tidak dapat dipenuhi dengan tepat. Batas-batas ketidak tepatan ini harus dinyatakan dalam gambar juga. Cara-caranya diperlihatkan pada Gambar 9.7. (a)
Ukuran dengan toleransinya, yang ditentukan dalam ISO 2769 “Penyimpanan ukuran yang diizinkan pada pengerjaan dengan mesin tanpa penentuan toleransinya” (Gambar 9.7 (a)).
FT UNY 2012
49 (b)
Ukuran dengan ketentuan toleransi linier (Gambar 9.7 (a))
(c)
Ukuran dengan lambang toleransi, yang menentukan toleransi, sesuai dengan ISO/R296 ‘ Sistim ISO tentang batas dan suaian: Bagian I Umum, toleransi dan penyimpangan” (Gambar 9.7 (c)).
Ukuran teoritis tepat tanpa toleransi linier, yang ditentukan oleh ISO 1101/I “Toleransi bentuk dan posisi: Bagian I Umum, Penunjukan dalam gambar” (Gambar 9.7 (d)). Dalam hal ini toleransi posisi harus diterapkan pada posisi yang sebenarnya, yamg telah ditentukan oleh ukuran ini. (d) Ukuran yang biasanya tanpa toleransi; dipakai hanya sebagai bahan informasi (Gambar 9.7 (e)). Ini disebut dimensi referensi dan tidak menentukan operasi produksi atau pemeriksaan.
Gambar 9.7: Macam-macam jenis ukuran dan toleransinya
FT UNY 2012
MEMBERI UKURAN PADA GAMBAR KERJA
FT UNY 2012
DASAR-DASAR PEMBERIAN UKURAN Membaca gambar adalah salah satu kemampuan yang harus dimiliki seorang teknisi, oleh karena itu dalam menyajikan gambar, kita perlu memperhatikan
aturan-aturan
yang
berlaku
dalam
menggambar,
diantaranya ialah memberikan ukuran yang benar dan mudah dimengerti.
1.
Prinsip Dalam Memberikan Ukuran.
Untuk memberikan penjelasan yang lengkap pada suatu gambar kerja, maka semua keterangan yang diperlukan harus dicantumkan terhadap gambar kerja tersebut. Ukuran dan simbol tanda pengerjakan sebagai kelengkapan
gambar
harus
diberikan
secara
lengkap,
masuk
akal,
sederhana dan mudah. Ukuran yang kurang lengkap atau meragukan akan menghambat proses produksi karena pelaksanaan dilapangan harus mempertanyakan kembali kepada perencana sehingga proses produksi menjadi lama dan tidak efisien. Oleh karena itu ada beberapa ketentuan yang harus diperhatikan dalam memberikan ukuran terhadap gambar kerja yaitu sebagai berikut. •
Harus dipikirkan bagaimana benda tersebut akan dibuat dan ukuran mana saja yang perlu diberikan.
•
Pemberian ukuran tidak boleh terlalu sedikit atau berlebihan tetapi harus merata pada semua pandangan proyeksi.
•
Pemberian ukuran harus masuk akal, efektif dan efisien untuk menghindari kesalahan pada tingkat pelaksanaan dilapangan.
•
Pada benda-benda tuangan perlu juga dipikirkan ukuran-ukuran modelnya.
2. Macam-macam Pemberian Ukuran. Dalam pemberian ukuran gambar kerja yang perlu diperhatikan adalah : garis-garis penunjukan ukuran, garis bantu ukuran, angka ukuran dan simbol-simbol dalam penunjukan ukuran.
FT UNY 2012
Ketentuan untuk tanda panah:
Pada prinsipnya cara pemberian ukuran ada tiga macam yaitu : 1. Penunjukan ukuran berantai atau seri. Cara ini biasanya untuk benda kerja yang tidak memerlukan ketelitian yang tinggi, berarti toleransinya besar. Ukuran berantai yaitu masing-masing ukuran berfungsi. .
FT UNY 2012
Sering juga pengganti ukuran berantai dipakai ukuran ordinat
2. Penunjukan ukuran Paralel atau Bertingkat. Ukuran paralel yaitu ukuran-ukuran yang seluruhnya diambil dari sebuah basis. Cara ini biasanya untuk memberikan ukuran pada bendabenda yang teliti
toleransi
ukuran
dapat
dicantumkan
pada
pemberian
ukuran, dimulai dari daerah basis ukuran.
3. Penunjukan Ukuran Gabungan Seri dan Paralel. Cara ini banyak dipakai karena memberikan tampilan gambar yang lebih baik, lebih efektif dan efisien.
FT UNY 2012
Gambar 4: Ukuran Gabungan Seri dan Paralel
Rangkuman : Pada prinsipnya cara pemberian ukuran ada tiga macam yaitu : •
Penunjukan ukuran berantai atau seri: yaitu pemberian ukuran dimana masing-masing ukuran berfungsi.
•
Penunjukan ukuran Paralel atau Bertingkat, yaitu ukuran-ukuran yang seluruhnya diambil dari sebuah basis.
•
Penunjukan Ukuran Gabungan Seri dan Paralel. Cara ini banyak dipakai karena memberikan tampilan gambar yang lebih baik, lebih efektif dan efisien.
Tugas 1: Untuk mempelajari modul ini peserta didik diharuskan antara lain: • Baca uraian materi pada kegiatan belajar 1 dengan seksama yang terdapat pada modul ini. • Salinlah gambar-gambar berikut ini, kemudian lengkapilah dengan ukuran-ukurannya. Skala gambar: 1 : 1 • Laporkan hasil kerja saudara kepada guru / tutor.
FT UNY 2012
Tes Formatif 1: Salinlah gambar-gambar berikut ini, kemudian lengkapilah dengan ukuranukurannya. Skala gambar : 1 : 1 Ukuran diambil pada gambar soal, dengan satuan mm.Berilah ukuran-ukuran gambar dibawah ini !
Uraian Materi 2: Dalam memberikan ukuran pada gambar kerja sangat banyak ketentuanketentuan yang harus diperhatikan, karena bentuk atau bagian benda itu juga sangat beragam. Misalnya; silinder, bola, segi empat, radius, tirus, dan lain-lain. Agar lebih mudah dimengerti dan dipahami maka akan disajikan contoh-contoh sekaligus dalam menerapkan ketentuan-ketentuan dalam memberikan ukuran pada gambar kerja. 1. Garis penunjukan ukurandan garis bantu ukuran adalah garis tipis, garis sumbu, garis tebal, garis putus-putus tidak boleh dijadikan garis penunjukan ukuran.Tanda panah dan penem patan angkaangka ukuran yang baik adalah seperti pada contoh dipasal / bab sebelumnya.
FT UNY 2012
Gambar 2.1a: Pemberian ukuran
Gambar 2.1b: Pemberiaan ukuran 2. Garis ukuran sedapat mungkin dibuat diluar gambar benda, agar tidak kelihatan ruwet. Tetapi tidak boleh memberikan kesan terlalu jauh dari bagian yang diberi ukuran.
FT UNY 2012
3. Garis penunjukan sedapat mungkin tidak saling potong memotong tetapi menyebabkan terlalu jauh dari bagian yang diberi ukuran dan memberi kesan kurang jelas.
• •
FT UNY 2012
Angka ukuran dengan ukuran 3 mm, ditaruh garis penunjukan ukuran ± 0,5 – 0,8 mm, kira-kira ditengah-tengah. Garis bantu ukuran dibuat melebihi garis penunjukan ukuran kurang lebih 1 mm.
Gambar 2.4: Garis bantu ukuran dilebihkan 1 mm • •
Pemberian ukuran harus dibuat merata pad semua proyeksi, tetapi harus dihindari pemberian ukuran dua kali dari bagian ukuran yang sama. Pemberian ukuran sedapat mungkin pada garis benda/garis nyata hindari pemberian ukuran pada garis yang tidak kelihatan (strip).
Pada X salah, untuk itu lebih baik pada pandangan depan dilakukan pemotongan terlebih dahulu.
FT UNY 2012
Gambar 2.5a: Garis ukuran baik Pada gambar 2.5a ukuran-ukuran banyak terdapat pada pandangan kiri. Kalau kita perhatikan benda ini, bandar dan tekuk bawah berfungsi. Oleh sebab itu, ukuran-ukuran tersebutmutlak diperlukan.
FT UNY 2012
Gambar 2.5b: Garis ukuran baik Pada
gambar
2.5b
tekuk
pada
pandangan
muka
tidak
berfungsi,
sedangkan tekuk yang tampak pada pandangan kiri (gambar sebelah kanan) berfungsi.
Gambar 2.5c: Garis ukuran konis Pada gambar 2.5c bandar dan dinding bandar sebelah kiri pada pandangan muka berfungsi dan ditentukan dari sisi vertikal kanan. Konis berfungsi diukur
dari
dasar.
Sebaiknya
terutama
ukuran-ukuran
kalau
memungkinkan diletakkan pada pandangan muka. Ukuran-ukuran yang terdapat pada pandangan yang lain, bersifat pembantu ukuran-ukuran yang terdapat pada pandangan muka.
FT UNY 2012
Pada gambar kemiringan berfungsi dari dasar. Pada gambar 2.5d kemiringan berfungsi diukur dari ukuran sisi atas, begitu juga pada gambar 2.5d.
Gambar 2.5d: Garis ukuran baik dan benar Pada gambar 2.5e ini ukuran 6 mm yang terdapat pada pandangan kiri tidak terdapat, sebab ukuran 6 mm adalah menunjukkan ketebalan. Oleh sebab itulaah maka ukuran 6 mm diletakkan pada pandangan atas. Untuk menunjukkan ukuran tali busur, panjang busur dan sudut adalah sebagai berikut. (lihat gambar 2.6).
FT UNY 2012
Angka ukuran pada daerah yang diarsir harus diberikan ruang kosong dengan menghindarinya dari garis arsir.
Gambar 2.7: Garis ukuran pada gambar yang diarsir
Dalam memberikan ukuran sebaiknya antara bagian luar dan bagian dalam dari suatu benda dipisahkan.
0
0
Cara pemberian ukuran untuk ujung yang dimiringkan 45 atau 30 adalah sebagai berikut.
FT UNY 2012
Penunjukan ukuran pada ulir dalam dan ulir luar adalah sebagai berikut.
Gb 2.11. Garis Ukur yang baik dan jelas
Dalam memberikan ukuran untuk kemiringan dan ketirusan dari suatu benda adalah sebagai berikut.
FT UNY 2012
Gambar 2.12:Ukuran ketirusan
Gambar 2.13:Ketirusan adalah tg sudut kemiringan Agar ukuran menjadi jelas, dapat dilakukan seperti gambar contoh, kemiringan berlawanan arah dengan garis arsir.
FT UNY 2012
.Jarak antara garis penunjukan ukuran paralel ± 10 mm untuk memberi kesan yang baik tidak terlalu ruwet dan tidak terlalu jauh. Ukuran utama suatu benda (gambar kerja) harus diberikan untuk menentukan besarnya bahan.
Untuk lengkungan dengan jari-jari besar dapat digambar seperti contoh. Kemudian untuk menunjukan benda yang dibulatkan ujungnya adalah sebagai berikut.
Gambar 2.16: Menunjukkan benda yang dibulatkan ujungnya Pemberian ukuran pada alur pasak adalah sebagai berikut.
FT UNY 2012
Penunjukan ukuran untuk bagian-bagian yang kecil/sempit panah dapat dibuat saling berhadapan, atau kalau tdak menghindari dapat diganti tanda titik.
Untuk pemberian ukuran pada gambar susunan dapat dilakukan sebagai berikut.
FT UNY 2012
21.Pemberian ukuran untuk benda bulat (bola) dan lingkaran dengan simbol ø.
Untuk pemberian ukuran dengan simbol diameter (ø) dan jarak lubang lingkaran sebagai berikut.
FT UNY 2012
Keterangan: Bila dalam mengukur ukuran pertama ada kekurangan atau kelebihan dan bila hal ini berlaku
pula
dalam
pengukuran
selanjutnya,
maka
kesalahan
akan
mengganda.
Dalam beberapa hal tertentu untuk simbol segi empat (bujur sangkar) atau bidang segi empat maka diberi simbol sebagai berikut.
FT UNY 2012
Rangkuman 2: Agar lebih mudah dimengerti dan dipahami maka memberikan ukuran pada gambar kerja adalah sebagai berikut: 1. Garis penunjukan ukuran dan garis bantu ukuran adalah garis tipis, garis sumbu, garis tebal, garis putus-putus tidak boleh dijadikan garis penunjuk an ukuran. 2. Garis ukuran sedapat mungkin dibuat diluar gambar benda, agar tidak kelihatan ruwet. Tetapi tidak boleh memberikan kesan terlalu jauh dari bagian yang diberi ukuran. • Angka ukuran dengan ukuran 3 mm, ditaruh garis penunjukan ukuran ± 0,5 – 0,8 mm, kira-kira ditengah-tengah. • Garis bantu ukuran dibuat melebihi garis penunjukan ukuran kurang lebih 1 mm. • Pemberian ukuran harus dibuat merata pad semua proyeksi, tetapi harus dihindari pemberian ukuran dua kali dari bagian ukuran yang sama. • Pemberian ukuran sedapat mungkin pada garis benda/garis nyata hindari pemberian ukuran pada garis yang tidak kelihatan (strip). • Untuk menunjukkan ukuran tali busur, panjang busur dan sudut adalah sebagai berikut. (lihat gambar 2.6). • Agar ukuran menjadi jelas, dapat dilakukan seperti gambar contoh, kemiringan berlawanan arah dengan garis arsir. • Jarak antara garis penunjukan ukuran paralel ± 10 mm untuk memberi kesan yang baik tidak terlalu ruwet dan tidak terlalu jauh. • Ukuran utama suatu benda (gambar kerja) harus diberikan untuk menentukan besarnya bahan. • Untuk lengkungan dengan jari-jari besar dapat digambar seperti contoh. • Kemudian untuk menunjukan benda yang dibulatkan ujungnya adalah sebagai berikut. • Pemberian ukuran pada alur pasak adalah sebagai berikut. • Penunjukan ukuran untuk bagian-bagian yang kecil/sempit panah dapat dibuat saling berhadapan, atau kalau tdak menghindari dapat diganti tanda titik. • Untuk pemberian ukuran pada gambar susunan dapat dilakukan sebagai berikut.
FT UNY 2012
•
Pemberian ukuran untuk benda bulat (bola) dan lingkaran dengan simbol ø. untuk pemberian ukuran dengan simbol diameter (ø) dan jarak lubang lingkaran sebagai berikut. Dalam beberapa hal tertentu untuk simbol segi empat (bujur sangkar) diberi simbol sebagai berikut
Tugas 2: Untuk mempelajari modul ini peserta didik diharuskan antara lain: • Baca uraian materi pada kegiatan belajar 1 dengan seksama yang terdapat pada modul ini. • Salinlah gambar-gambar berikut ini, kemudian lengkapilah dengan ukuran-ukurannya. Skala gambar: 1 : 1
Tes Formatif 2: Salinlah gambar-gambar berikut ini, kemudian lengkapilah dengan ukuranukurannya ! Proyeksi gambar : Proyeksi Amerika.Skala gambar : 2 : 1 •
Buatlah gambar: Pandangan depan, pandangan samping dan atas. Dan lengkapilah dengan ukuran gambar disamping
FT UNY 2012
MENGGAMBAR POTONGAN BENDA KERJA 1. POTONGAN Untuk menggambarkan bagian-bagian benda yang berongga di dalamnya diperlukan garis gores, yang menyatakan bagian-bagian benda yang tersembunyi. Akan tetapi, jika hal ini dilakukan akan dihasilkan gambar yang rumit dan sulit dimengerti. Pada Gambar 1 (a) memperlihatkan sebuah benda dengan bagian yang tidak kelihatan. Bagian ini dapat dinyatakan dengan garis gores. Jika benda ini dipotong, maka bentuk dalamnya akan lebih jelas lagi. Gambar 1 (b) memperlihatkan cara memotongnya, dan Gambar 1 (c) sisa bagian benda setelah bagian yang menupupi disingkirkan. gambar sisa ini diproyeksikan ke bi dang potong, dan hasilnya disebut potongan (Gambar 1 (d)). Gambar diselesaikan dengan garis tebal. Dari uraian Gambar 1 diatas dapat dinyatakan bahwa fungsi gambar potongan adalah untuk menggambar benda yang berongga dalam menggambar teknik.
Gambar 1: Penjelasan mengenai potongan
FT UNY 2012
2. PENYAJIAN POTONGAN 2.1
Penyajian Potongan Pada umum bidang potong dibuat melalui sumbu dasar (Gambar 10.1), dan potongannya disebut potongan utama. Jika perlu, maka bidang potong dapat dibuat di luar sumbu dasar. Dalam hal ini potongannya harus diberi tanda, dan arah penglihatannya dinyatakan dengan anak panah, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2. Peraturan-peraturan umum yang berlaku untuk gambargambar proyeksi, berlaku juga untuk gambar potongan.
Gambar 2: Potongan tidak melalui garis sumbu dasar
2.2
Letak potongan dan garis potong Jika letak bidang potong sudah tampak jelas pada gambar, tidak diperlukan penjelasan lebih lanjut (Gambar 3). Jika letak bidang potong tidak jelas, atau ada beberapa bidang potong, maka bidang potongnya harus diterangkan dalam
FT UNY 2012
gambar. Pada gambar proyeksi bidang potong dinyatakan oleh sebuah garis potong, yang digambar dengan garis sumbu dan pada ujung-ujungnya dipertebal, dan pada tempat-tempat di mana garis potongnya berubah arah. Pada ujung-ujung garis potong diberi tanda dengan huruf besar, dan diberi anak panah yag menunjukkan arah penglihatan (Gambar 4).
Gambar 3: Potongan melalui garis sumbu dasar
Gambar 4: Potongan dengan garis bidang potong
FT UNY 2012
2.3
CARA-CARA MEMBUAT POTONGAN Selanjutnya
akan
diuraikan
mengenai
cara-cara
membuat
potongan. Cara-cara membuat potongan pada benda adalah: 1.
Potongan dalam satu bidang Jika bidang potong melalui garis sumbu dasar, pada umumnya garis potongannya dan tanda-tandanya tidak perlu dijelaskan pada gambar. Jika diperlukan potongan yang tidak melalui sumbu dasar, letak bidang potongnya harus dijelaskan pada garis potongnya.
2.
Potongan oleh lebih dari satu bidang Potongan Meloncat. Untuk menyederhanakan gambar dan penghematan waktu, potongan-potongan dalam beberapa bidang
sejajar
dapat
disatukan.
Pada
Gambar
10.5
diperlihatkan sebuah benda yang dipotong menurut garis potong A-A. Potongan oleh dua bidang berpotongan. Bagian-bagian simetris dapat digambar pada dua bidang potong yang saling berpotongan. Satu bidng potong merupakan potongan utama, sedangkan bidang yang lain menyudut dengan bindang pertama. Proyeksi pada bidang terakhir ini, setelah diselesaikan menurut berhimpit
aturan-aturan pada
menunjukkan
yang
bidang
bagaimana
berlaku,
proyeksi caranya
diputar
pertama.
sehingga
Gambar
membuat
5
gambar
potongan demikian. Potongan pada bidang berdampingan. Potongan pada pipa (Gambar 5) dapat dibuat dengan bidang-bidang yang berdampingan melalui garis sumbunya. Potongan setempat dan potongan penuh. Gambar potongan setempat digunakan untuk menggambar benda kerja yang dipergunakan dari bagian kecil dari benda yang tersembunyi. Untuk mendapatkan gambar yang tersembunyi dapat juga
FT UNY 2012
dilakukan dengan penggambaran penuh, seperti terlihat pada Gambar 5 (a), (b), dan (c). Pada Gambar 6
diperlihatkan
gambar potongan setempat yang dilakukan pada bagianbagian yang tidak boleh dipotong.
Gambar 10.5: Potongan meloncat, Potongan dengan dua bidang menyudut, Potongan dengan bidang-bidang berdampingan
FT UNY 2012
Gambar 6: Potongan setempat dan potongan penuh
3.
Potongan separuh Bagian-bagian simetris dapat digambar setengahnya sebagai gambar potongan dan setengahnya lagi sebagai pandangan (7). Dalam gambar ini garis-garis yang tersembunyi tidak perlu digambar
dengan
garis
gores
lagi,
potongannya.
Gambar 7: Potongan setengah
FT UNY 2012
karena
sudah
jelas
4.
Potongan yang Diputar di tempat atau dipindahkan Benda-benda tertentu seperti ruji-ruji roda, tuas,pelek, rusu penguat atau kati dapat digambar dengan pandangan setempat. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar-gambar seperti tersebut diatas, untuk bagian-bagian tertentu dapat digambar potongan setempat. Atau setelah gambar potongannya diputar, maka gambar tersebut dapat dipindahkan ke tempat lain. Contoh kasus tersebut dapat dilihat pada Gambar 8a. Perbedaan antara Gambar 8b dan 8c adalah pada gambar yang pertama digambar dengan garis tipis, sedangkan untuk gambar yang kedua digambar dengan garis tebal biasa.
Gambar 8: Potongan diputar ditempat, Potongan diputar dan dipindahkan
FT UNY 2012
2.4
BAGIAN BENDA ATAU BENDA YANG TIDAK BOLEH DIPOTONG Bagian-bagian benda seperti rusuk penguat tidak boleh dipotong
dalam arah memanjang. Begitu pula benda-benda seperti baut, paku keling, pasak, poros dsb tidak boleh dipotong dalam arah memanjang. Gambar 9 memperlihatkan sebuah benda yang dipotong, tetapi terdapat beberapa bagian benda, yaitu sirip, poros, pasak, baut dsb. yang tidak boleh dipotong.
Gambar 9: Bagian-bagian yang tak dapat diperlihatkan dengan potongan
FT UNY 2012
TOLERANSI Toleransi Linier (Linier Tolerances) Sampai saat ini, untuk membuat suatu benda kerja, sulit sekali untuk mencapai ukuran dengan tepat, hal ini disebabkan antara lain oleh : a) Kesalahan melihat alat ukur b) Kondisi alat/mesin c) Terjadi perubahan suhu pada waktu penyayatan/pengerjaan benda kerja. Berdasarkan paparan tersebut, setiap ukuran dasar harus diberi dua penyimpangan izin yaitu penyimpangan atas dan penyimpangan bawah. Perbedaan antara penyimpangan atas dan penyimpangan bawah adalah toleransi. Tujuan penting toleransi ini adalah agar benda kerja dapat diproduksi secara massal pada tempat yang berbeda dan tetap dapat memenuhi fungsinya, terutama fungsi mampu tukar, seperti pada suku cadang mesin otomotif yang diperdagangkan. Istilah dalam Toleransi Pengertian istilah dalam lingkup toleransi dapat dilihat pada gambar dan paparan berikut ini.
Ud = ukuran dasar (nominal), ukuran yang dibaca tanpa penyimpangan penyimpangan atas (upper allowance), penyimpangan Pa = terbesar yang diizinkan penyimpangan bawah Pb = (lower allowance) penyimpangan terkecil yang diizinkan . Umaks =ukuran maksimum izin, penjumlahan antara ukuran dasar dengan penyimpangan atas Umin = ukuran minimum izin, penjumlahan antara ukuran dasar dengan penyimpangan bawah. TL = toleransi lubang; TP = toleransi poros : perbedaan antara penyimpangan atas dengan penyimpangan bawah atau
FT UNY 2012
perbedaan antara ukuran maksimum dengan ukuran minimum izin. GN = garis nol, ke atas daerah positif dan kebawah daerah negatif. US = ukuran sesungguhnya, ukuran dari hasil pengukuran benda kerja setelah diproduksi, terletak diantara ukuran minimum izin sampai dengan ukuran maksimum izin. 2) Toleransi Umum Toleransi umum ialah toleransi yang mengikat beberapa ukuran dasar, sedangkan toleransi khusus hanya mewakili ukuran dasar dengan toleransi tersebut dicantumkan. Berikut disampaikan tabel toleransi umum yang standar pada gambar kerja kualitas toleransi umum dipilih antara teliti, sedang atau kasar. Yang paling sering dipilih adalah kualitas sedang (medium). Tabel Toleransi Umum Ukuran Nominal (mm) Teliti
>0,53
>3-6
>630
>30120
>120- >315- >1000315 1000 2000
±0,05 ±0,05 ±0,1 ±0,15 ±0,2
Penyimpangan Sedang ±0,1 yang Diizinkan Kasar -
±0,3
±0,5
±0,1
±0,2 ±0,3
±0,5
±0,8
±1,2
±0,2
±0,5 ±0,8
±1,2
±2
±3
Tabel Toleransi Umum untuk Radius dan Chamfer Ukuran Nominal (mm)
>0,5-3
Teliti, ±0,2 Penyimpangan Sedang yang Diizinkan Kasar ±0,5
>36
>630
>30120
>120315
>3151000
±0,5 ±1
±2
±4
±8
±1
±4
±8
±16
±2
Tabel Toleransi Umum untuk Sudut Panjang Sisi Terpendek (mm)
s.d. 10
Dalam Derajat dan ± 10’ Penyimpangan Menit yang Diizinkan Dalam mm tiap ±1,8 100 mm
>1050
>50120
±30’
± 20’
±10’
±0,9
± 0,6
± 0,3
>120-400
Untuk menyederhanakan penampilan gambar, toleransi umum disajikan
FT UNY 2012
Dalam hal ini ±10 -0,1 adalah ukuran dasar dengan toleransi khusus (biasanya bagian tersebut nantinya berpasangan), penyimpangan izinnya harus dicantumkan langsung setelah ukuran dasar (gambar). Ukuran dalam tanda kurung tidak terkena aturan toleransi, harganya dipengaruhi oleh ukuran sesungguhnya yaitu penjumlahan dari 7,8…..8,2 dan 29,8…..30,2 seperti uraian berikut ini. Jika didapat ukuran minimum, akan dihasilkan 7,8+29,8=37,6 mm sedangkan jika didapat ukuran maksimum akan dihasilkan 8,2+30,2 = 38,4 mm. Kedua ukuran tersebut tidak memenuhi harga toleransi umum untuk 38 mm dengan kualitas sedang. 3) Toleransi ISO Toleransi ISO (International Organization for Standardization) yang menggunakan huruf dan angka toleransi dengan mengikuti ketentuan sebagai berikut a) Suhu ruang pengukuran 0 diseragamkan yaitu 20 C b) Terdapat dua klasifikasi, yaitu : 1. Golongan lubang, antara lain lebar alur pasak, lebar alur slot, lubang untuk pena 2. Golongan poros, antara lain poros, pasak slot. Kedudukan daerah toleransi terhadap garis nol dilambangkan dengan huruf. Huruf kapital untuk golongan lubang dan huruf kecil untuk golongan poros. Adapun huruf I, L, O, Q dan W beserta huruf kecilnya tidak digunakan. Hal ini untuk menghindari kekeliruan dengan angka ukur. Daerah H dijadikan sebagai patokan untuk perancangan bagian yang berpasangan (suaian/fits) karena penyimpangan bawahnya berimpit dengan garis nol. Adapun daerah h, penyimpangan atasnya yang berimpit dengan garis nol. Kedudukan daerah toleransi lainnya seperti kedudukan abjad terhadap huruf H.
FT UNY 2012
Gambar 1.4 Daerah Toleransi Kualitas toleransi dibagi menjadi 18 tingkatan yaitu dari IT 01, IT 00, IT 1, IT 2, ………………., IT 16 (IT=International Tolerances), pada penyajiannya dilambangkan dengan angka, misalnya 10H7, 12g6. Untuk memudahkan pengertian, pada ukuran dasar yang sama dengan kualitas berbeda maka harga penyimpangan izinnya akan berbeda pula. Contoh : Dalam hal ini 10H7 harga penyimpangannya +15 mikrometer dan 0 atau +0.015 mm dan 0, sedangkan 10H6 harga penyimpangannya +0,009 mm dan 0. Jadi, harga toleransi 10H6 lebih kecil. Toleransi untuk Bagian yang Berpasangan (Suaian/Fits) Dua bagian benda dari golongan lubang dan poros yang mempunyai ukuran dasar sama dipasangkan, misalnya poros dan bantalan gelinding (ball bearing), disebut suaian (fits), terdapat tiga jenis suaian : • Suaian longgar (clearance fits), setelah dipasang selalu ada celah (clearance) karena lubang lebih besar dari poros. • Suaian paksa (sesak/interference fits), harus dipasang dengan cara paksa (dipres) karena poros lebih besar dari lubang (terdapat kesesakan). • Suaian transisi (tidak tentu/transition fits), kemungkinan terjadi suaian longgar atau suaian paksa, tergantung dari ukuran sesungguhnya, setelah benda kerja dibuat.
FT UNY 2012
Sistem Suaian Terdapat dua sistem suaian yaitu sistem basis lubang, paling banyak digunakan dan sistem basis poros. Suaian Sistem Basis Lubang Pada sistem ini, daerah H dijadikan patokan dengan dasar bahwa penyimpangan bawahnya sama dengan nol, daerah toleransi poros diatur menurut suaian yang direncanakan.
Suaian Sistem Basis Lubang Suaian
Kedudukan Daerah Toleransi Lubang
Longgar Transisi Paksa
FT UNY 2012
Kedudukan Daerah Toleransi Poros a–g
H
h–n p–z
Suaian Sistem Basis Poros Suaian sistem poros menggunakan daerah h sebagai patokan, mengingat penyimpangan atasnya sama dengan nol, daerah toleransi lubang diatur menurut suaian yang direncanakan.
Suaian Sistem Basis Poros Suaian
Kedudukan Daerah Toleransi Poros
Longgar Transisi Paksa
Kedudukan Daerah Toleransi Lubang A–G
h
H–N P–Z
Kedua sistem suaian dapat digunakan. Sistem basis lubang lebih banyak digunakan karena pengerjaan lubang lebih sulit dari pada pengerjaan poros juga alat ukur untuk mengukur lubang lebih mahal dari alat ukur untuk mengukur poros. Tabel berikut memperlihatkan sistem suaian basis lubang dan basis poros yang bermanfaat karena sering digunakan.
FT UNY 2012
Tabel Suaian yang Sering Dibuat Basis Lubang Suaian
Kedudukan lubang
daerah Kedudukan poros
Running fit
f7
Close running fit
g6
Sliding fit
h6
Close sliding fit
daerah
js6
H7
Wringing fit
k6
Force fit
m6
Light press fit
p6
Press fit
s6
Basis Poros Suaian
Kedudukan Poros
Running fit Sliding fit
Daerah Kedudukan Lubang E8
h6
H9
Wringing fit
K6
Press fit
P9
FT UNY 2012
Daerah
Penyajian Toleransi Penyajian toleransi pada gambar kerja harus mengikuti aturan yang akan diuraikan pada paparan berikut ini. Penyajian menurut ISO dicontohkan pada gambar berikut ini. Penyajian dimulai dari ukuran dasar (20), daerah toleransi (f) dan kualitas toleransi (7). Jika harga penyimpangannya perlu dicantumkan maka dapat dicantumkan dalam tanda kurung.
Penyajian toleransi dengan angka dimulai dengan ukuran dasar, diikuti harga penyimpangannya. Penyimpangan atas dicantumkan di atas dan penyimpangan bawah dicantumkan di bawahnya (penentuan penyimpangan atas atau penyimpangan bawah ditentukan dari harga matematisnya), tanpa tanda kurung. Jika salah satu penyimpangannya nol, maka ditulis 0 tanpa tanda tambah (+) atau tanda kurang (–) (lihat gambar).
Penyajian toleransi simetris dengan harga penyimpangan yang sama (dengan tanda yang berbeda), penulisannya sekali saja dengan didahului tanda ±(artinya penyimpangan atas +0,2 dan penyimpangan bawah –0,2).
FT UNY 2012
Gambar 1.12 Penulisan Toleransi Simetri
Penyajian toleransi dapat juga dengan cara menuliskan ukuran maksimum izin dan ukuran minimum izin. Ukuran maksimum ditulis di atas ukuran minimum.
Penulisan toleransi yang dibatasi oleh satu batas dinyatakan dengan kata min atau maks di belakang ukuran dasarnya.
Satuan dari penyimpangan harus ditulis sama dengan satuan ukuran dasar dengan jumlah desimal yang sama, kecuali salah satu penyimpangannya nol.
FT UNY 2012
Tabel berikut merupakan sebagian kecil saja dari tabel toleransi standar ISO. Untuk menggunakannya dilihat dari ukuran dasar kemudian bergeser ke kanan dan lihat ke atas sampai pada huruf dan angka toleransi yang diinginkan. Satuan pada tabel adalah m, jika gambar kerja menggunakan satuan mm maka harga dari tabel harus dibagi 1000.
FT UNY 2012
Berikut disampaikan contoh pemakaian suaian basis lubang pada mesin, pemilihan suaian disesuaikan dengan fungsinya
FT UNY 2012
Pada diagram berikut diperlihatkan hubungan antara ongkos produksi dengan toleransi, semakin kecil toleransi semakin mahal ongkos produksi.
Rangkuman 1) Fungsi toleransi ialah agar benda kerja dapat diproduksi secara massal pada tempat yang berbeda, tetapi tetap mampu memenuhi fungsinya, antara lain, fungsi mampu tukar untuk bagian yang berpasangan. 2) Toleransi umum mewakili ukuran yang tidak dicantumkan langsung harga penyimpangannya. 3) Menurut ISO toleransi ditunjukkan dengan huruf untuk kedudukan daerah toleransi dan angka untuk kualitas toleransi, golongan lubang ditunjukkan dengan huruf kapital dan poros dengan huruf kecil. Huruf I,L,O,Q dan W beserta huruf kecilnya tidak digunakan. 4) Terdapat suaian basis lubang dan basis poros, sehubungan dengan sulitnya pengerjaan pada suaian sistem basis poros. Jika tidak, terpaksa dianjurkan untuk menggunakan suaian sistem basis lubang. Tabel toleransi
FT UNY 2012
Toleransi Geometri (Bentuk dan Posisi) Selain toleransi linier, kadang-kadang diperlukan untuk mencantumkan toleransi geometri (bentuk dan posisi), untuk membuat komponen yang mampu tukar seperti komponen mesin otomotif, sehingga komponen tersebut dapat dibuat pada tempat yang berbeda dengan peralatan yang berbeda pula. Toleransi geometri hanya dicantumkan apabila benarbenar diperlukan setelah melalui pertimbangan yang matang. Pengertian : Toleransi bentuk adalah penyimpangan bentuk benda kerja yang diizinkan apabila dibandingkan dengan bentuk yang dianggap ideal, diperlihatkan oleh gambar berikut ini.
Toleransi posisi adalah penyimpangan posisi yang diizinkan terhadap posisi yang digunakan sebagai patokan (datum feature).
FT UNY 2012
Pada contoh di atas, alas dari balok digunakan sebagai patokan sedangkan sisi tegak merupakan bidang yang ditoleransi. Penyajian pada Gambar Kerja Lambang untuk menunjukkan suatu patokan digambarkan dengan segi tiga sama kaki yang dihitamkan, disambung dengan garis tipis yang berakhir pada kotak, di dalam kotak terdapat huruf patokan yang dibuat dengan huruf kapital. Huruf-huruf yang menyerupai angka harus dihindarkan, misalnya huruf O. untuk patokan Gambar berikut ini menunjukkan bahwa bidang sebagai patokan, cara penggambarannya ialah segi tiga patokan tidak segaris dengan garis ukur.
FT UNY 2012
Untuk menunjukkan bahwa garis tengah (sumbu) sebagai patokan maka cara menggambarnya ialah dengan mencantumkan segi tiga patokan segaris dengan garis ukur, seperti diperlihatkan oleh gambar berikut ini.
Segi tiga patokan dicantumkan pada garis tengah dari beberapa lubang untuk menunjukkan bahwa garis tengah tersebut sebagai patokan, diperlihatkan oleh gambar berikut ini.
Gambar 3.7 Secara teoritis Ukuran Harus Tepat
Angka dalam kotak menunjukkan bahwa secara teoritis ukuran harus tepat. Penerapan dari angka dalam kotak diperlihatkan oleh gambar berikut ini, pengertiannya ialah secara praktik Penitik (Senter) boleh bergeser asal jangan lebih dari 0,02 mm, untuk mudahnya ukuran 10 akan berada antara 9,99 mm10,01 mm dan ukuran 11 akan berada antara 10,99 mm-11,01 mm.
Bagian yang Ditoleransi Perbedaan antara bagian yang ditoleransi dengan patokan terletak pada ujung garis penunjuknya, bagian yang ditoleransi ditunjukkan dengan anak panah, berakhir pada hal-hal berikut. 1. Garis benda atau perpanjangannya apabila yang ditoleransi adalah bidang. 2. Garis ukur apabila yang ditoleransi adalah sumbu.
FT UNY 2012
3. Garis sumbu apabila yang ditoleransi adalah sumbu dari beberapa lubang/bagian (seperti pada patokan).
Contoh Penggunaan Pada gambar berikut ini kedua garis penunjuk diakhiri dengan anak panah, hal ini menunjukkan bahwa operator diberi keleluasaan untuk menentukan bidang patokan dan bidang yang ditoleransi (memilih salah satu).
Untuk kasus seperti gambar berikut, sebagai patokan adalah bidang yang ditempeli oleh segi tiga patokan (sebelah kiri).
FT UNY 2012
Gambar di bawah merupakan contoh gambar yang dilengkapi dengan toleransi geometri.
FT UNY 2012
Tabel Lambang Toleransi Geometri
Rangkuman 1) Fungsi dari toleransi geometri ialah agar benda kerja mempunyai fungsi mampu tukar terutama untuk komponen yang diperjualbelikan seperti komponen otomotif, pemakaiannya hanya jika benar-benar diperlukan. 2) Toleransi bentuk adalah penyimpangan bentuk benda kerja yang diizinkan apabila dibandingkan dengan bentuk yang dianggap ideal. 3) Toleransi posisi adalah penyimpangan posisi yang diizinkan terhadap posisi yang digunakan sebagai patokan (datum feature), sebagai contoh jika kita dikatakan berdiri secara tegak lurus terhadap lantai maka lantai yang dianggap sebagai patokan. 4) Lambang untuk patokan merupakan segi tiga yang dihitamkan dan diberi keterangan huruf patokan dalam kotak. 5) Lambang untuk yang ditoleransi mempunyai ujung anak panah yang diakhiri kotak-kotak berisi keterangan. 6) Penyajian toleransi geometri pada gambar kerja telah dibuat aturannya oleh ISO.
FT UNY 2012
KAPITA SELEKTA PENGUKURAN 1. Menggunakan jangka sorong (vernier calliper) a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Belajar ini bertujuan agar Peserta Diklat menggunakan jangka sorong untuk pengukuran, dengan cara yang tepat dan sikap yang benar. Peserta Diklat diharapkan terampil dalam membaca hasil pengukuran dengan jangka sorong. b. Uraian Materi Jangka Sorong (vernier calliper) merupakan alat ukur linear yang mempunyai ketelitian cukup tinggi untuk mengukur panjang bagian luar, panjang bagian dalam, maupun kedalaman ukuran dari suatu benda. Jangka sorong type M terdiri dari 2 model yaitu type M1, tanpa pengisian teliti (fine feeding device ), dan type M2 dengan alat pengisian teliti yang meluncur. Gambar 1 adalah salah satu jangka sorong type M1 . a b
j
c
e d
h
i
FT UNY 2012
g f
Gambar . Jangka sorong type M1
a. Permukaan pengukur dalam
f. Ulir penyetelan halus
b. Baut pengunci final
g. Skala Utama (main scale)
c. Baut pengunci kasar
h. Skala Vernier (vernier scale)
d. Pengukur kedalaman (depth probe)
i. Permukaan pengukur luar
e. Batang pengukur utama (main beam)
j. Muka pengukur step
Konstruksi jangka sorong tipe standar dijelaskan seperti di atas. Rahang pengukur dalam (a) akan sesuai pada lubang dan digunakan untuk mengukur dimensi dalam. Rahang pengunci luar (i) akan mencekam pada bagian luar dari suatu benda, digunakan untuk mengukur dimensi luar. Batang pengukur kedalaman (d) digunakan untuk menentukan ukuran kedalaman dari bagian benda yang dilakukan dengan menempelkan ujung batang pengukur utama pada permukaan lubang, sedangkan ujung batang pengukur kedalaman menempel pada dasar lubang. Batang pengukur kedalaman hanya dilengkapi pada jangka sorong dengan daerah pengukuran sampai dengan 300 mm. Jangka sorong dengan daerah pengukuran 600 mm dan 1000 mm tidak dilengkapi dengan batang pengukur kedalaman. Bagian alat pengukuran dalam letaknya terpisah dengan bagian alat pengukur luar. Ketika but pengunci (b) dan (c) kendur, rahang bagian bawah akan bergerak bebas. Kedua baut ini baru dikencangkan setelah dilakukan pengukuran pada benda. Baut pengunci final digunakan untuk mengunci rahang bagian bawah yang setelah dilakukan pengukuran, sehingga jangka sorong dapat dilepas dari benda yang diukur dan dapat dilihat hasilnya tanpa ukurannya berubah akibat pelepasan tersebut. Ulir penyetelan halus (f) digunakan untuk mengunci rahang secara presisi sehingga didapatkan hasil pengukuran dengan akurasi yang lebih tinggi. Tingkat ketelitian dari jangka sorong tergantung pada banyaknya pembagian pada skala vernier-nya. Pembagian ini umumnya sebanyak 10,50 atau 100 skala. Pembagian 10 skala akan menghasilkan 0,1 cm dibagi 10 = 0,01 cm. Sehingga jangka sorong itu akan memiliki tingkat ketelitian 0,01 cm.
FT UNY 2012
Cara membaca ukuran pada jangka sorong terdiri dari dua langkah, yaitu membaca skala utama dan membaca skala vernier. Angka pada skala utama yang digunakan adalah yang terletak di sebelah kiri angka 0 (nol) pada skala vernier. Pada gambar 4, skala utama menunjukkan angka 3,1 cm. Pembacaan skala vernier dilakukan dengan menentukan garis pada skala vernier yang paling tepat berimpit segaris dengan garis pada skala utama. Angka pada garis tersebut menunjukkan nilai pada skala vernier. Pada gambar 4, garis yang berimpit dengan skala utama adalah garis ke empat, yang menandakan nilai 0,4 mm atau 0,04 cm. Hasil pengukuran total adalah penjumlahan skala utama dan skala vernier. Ukuran benda pada gambar 4 adalah 3,1 + 0,04 cm = 3,14 cm.
Nilai pada skala utama
Garis ke empat ini berimpit segaris dengan skala utama
Gambar . Pembacaan ukuran pada skala utama dan skala vernier
Skala vernier dengan pembacaan 0,05 mm dengan metode graduasi 19 mm dibagi menjadi 20 bagian yang sama hanya terdapat pada jangka sorong yang mempunyai batas pengukuran sampai 300 mm saja.
FT UNY 2012
Jangka sorong standar Mitutoyo type M1 dikatakan juga type SD karena adanya perbedaan bentuk sebagai berikut : bagian alat pengukuran dalam terletak paling ujung/ tepi dari batang skala utama sehingga sisi tepi batang ukur utama dan sisi tepi dari peluncur berada pada
satu bidang yang sama pada pembacaan nol. Karena bentuk
desain yang demikian, jangka sorong Mitutoyo type SD dapat dipakai untuk melakukan pengukuran tingkat, disamping pengukuran luar, dalam dan kedalaman.
a. pengukuran dimensi dalam
b. pengukuran dimensi luar
c. Pengukuran kedalaman
d. Pengukuran tingkat
Gambar . Beberapa pengukuran dengan jangka sorong
c. Rangkuman Jangka sorong merupakan alat ukur berskala yang banyak digunakan dan cukup teliti dengan akurasi yang dapat mencapai 0,002
FT UNY 2012
cm. Jangka sorong yang banyak digunakan adalah tipe M1 dan mempunyai tingkat ketelitian 0,01 cm. Beberapa kegunaan dari jangka sorong ini adalah untuk menentukan dimensi luar, misalnya diameter luar dari suatu poros; mengukur dimensi dalam, misalnya diameter dalam dari suatu pipa; mengukur kedalaman, misalnya kedalaman dari lubang alur pasak; dan untuk pengukuran tingkat. Ketelitian dari jangka sorong ditentukan oleh pembagian garis skala vernier-nya. d. Tugas 1.
Amatilah jangka sorong yang ada di bengkel/laboratorium anda!
2.
Cermati masing-masing bagian jangka sorong tersebut dan cobalah untuk mengerti fungsi-fungsinya!
3.
Berapa tingkat presisi jangka sorong tersebut?
4.
Digunakan untuk apa jangka sorong tersebut? Bila kurang jelas bisa ditanyakan kepada guru anda.
FT UNY 2012
2. Mengukur dengan jam ukur (dial indicator) a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran 1. Peserta Diklat mampu memeriksa jam ukur untuk pembacaan yang benar 2. Peserta Diklat mampu membaca skala pada jam ukur yang berbedabeda 3. Peserta Diklat mampu menyetel jam ukur b. Uraian Materi Jam ukur merupakan alat pembanding yang banyak digunakan di industri pemesinan maupun pada bagian pengukuran. Penggunaan jam ukur adalah antara lain untuk mengetes penyimpangan-penyimpangan yang kecil pada bidang datar, bulat atau permukaan lengkung. Misalnya
untuk
memeriksa
kesejajaran
permukaan-permukaan,
menyetel kesentrisan benda kerja pada pencekam mesin bubut, memeriksa penyimpangan eksentris, memeriksa kebulatan diameter poros, menyetel plat siku, memeriksa penyimpangan putaran beberapa bantalan
seperti
pada
poros
engkol
mesin
mobil,
penyimpangan aksial dari drum roda mobil, dan lain-lain.
Gambar . Dial indicator
FT UNY 2012
memeriksa
Prinsip kerja jam ukur secara mekanis, dimana gerak linier sensor diubah menjadi gerak rotasi oleh jarum penunjuk pada piringan dengan perantaraan batang bergigi dan susunan roda gigi.
dudukan
jewel
Mur baut
Pegas spiral
baut
Gigi pinion
Roda gigi 2
Roda gigi
baut
jewel
bantalan
Pegas pembalik
sensor
Gambar . Mekanisme jam ukur dan bagian bagiannya
Pegas koil berfungsi sebagai penekan batang bergigi hingga sensor selalu menekan ke bawah. Sedangkan pegas spiral berfungsi sebagai penekan sistem transmisi roda gigi sehingga permukaan gigi yang berpasangan selalu menekan pada sisi yang sama untuk kedua arah putaran (untuk menghindari backlash) yang mungkin terjadi karena profil gigi yang tidak sempurna atau sudah aus. Jam ukur juga dilengkapi dengan jewel untuk mengurangi gesekan pada dudukan poros roda gigi. Ketelitian dan kecermatan jam ukur berbeda – beda ada yang kecermatannya 0,01 ;
0,02 ;
0,005 dan kapasitas ukurnya juga
berbeda – beda , misalnya : 20, 10, 5, 2, 1 mm . Untuk jam ukur dengan kapasitas besar, terdapat jam kecil dalam piringan yang besar dimana satu putaran jarum besar sama dengan tanda satu angka jam kecil. Pada
FT UNY 2012
piringan terdapat skala
yang dilengkapi dengan tanda
batas atas dan tanda batas bawah. Piringan skala dapat diputar untuk kalibrasi posisi nol. c. Rangkuman Jam ukur (dial indicator) merupakan alat ukur berskala yang banyak
digunakan
dalam
industri
pemesinan
untuk
mengetes
penyimpangan-penyimpangan yang cukup kecil pada bidang datar, bulat atau permukaan lengkung. Jam ukur mempunyai ketelitian mencapai 0,01 mm bahkan ada pula yang sampai 0,005 mm dengan kapasitas yang berbeda-beda. d. Tugas 1.
Amatilah jam ukur yang ada di bengkel anda!
2.
Cermati masing-masing bagian jam ukur tersebut dan cobalah untuk mengerti fungsi-fungsinya!
3.
Berapa tingkat ketelitian jam ukur tersebut?
4.
Digunakan untuk apa jam ukur tersebut? Bila kurang jelas dapat ditanyakan kepada guru anda.
FT UNY 2012
3. Mengukur sudut menggunakan batang sinus (sine bar) a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran 1. Peserta Diklat mampu menggunakan batang sinus untuk mengecek sudut dengan cara yang benar. 2. Peserta Diklat mampu mengukur besarnya sudut benda kerja dengan menggunakan batang sinus. 3. Peserta Diklat mampu membaca skala ukur dengan benar 4. Peserta Diklat mampu menyusun blok ukur dengan benar b. Uraian materi Batang sinus berupa suatu batang dengan dua buah rol yang diletakkan pada kedua ujung sisi bawah. Kedua rol mempunyai diameter dan kesilindrisan dengan toleransi yang cukup sempit ( 0,003 mm ) dan dipasangkan pada batang dengan ukuran jarak antar pusat rol tertentu ( 100, 200, 250, 300 mm).
Gambar 8. Sine Bar dan blok ukur
Secara teoritis penggunaan batang sinus sangatlah mudah. Prinsip dasarnya adalah dengan meletakkan batang sinus dan menempelkan pada sisi penahannya. Sebelumnya benda ukur diukur terlebih dahulu dengan busur, lalu akan didapatkan tinggi h pendekatan dengan rumus h = sin . L
FT UNY 2012
Selanjutnya h yang didapat digunakan untuk mengganjal batang sinus dengan menggunakan blok ukur. Lalu dilakukan pemeriksaan kesejajaran permukaan benda kerja dengan meja rata, untuk mengetahuinya dengan menggunakan jam ukur. Dan apabila jam berubah , maka akan timbul penyimpangan dari jam ukur sebesar d (positif/negatif). Jika sudah didapat harga penyimpangannya Y (positif / negatif) , maka tinggi h sebenarnya dapat diukur dengan menambah atau mengurangi h pendekatan, dari h sebenarnya akan didapat sudut sebenarnya.
Gambar 9. Perhitungan Sine Bar
Y d
L I
dimana : Y = penyimpangan ( + , - ) D = Harga yang ditunjukkan oleh jam ukur ( + , - ) L = Panjang antara senter rol l = Jarak pergeseran jam ukur h sebenarnya = h pendekatan +-Y
FT UNY 2012
Apabila pada h sebenarnya jarum jam ukur dijalankan sepanjang l tidak bergerak maka perhitungannya sudah tepat. Lalu didapat sudut dengan jalan mensubstitusikan ke rumus di atas. c. Rangkuman Batang sinus (sine bar) merupakan alat ukur presisi yang digunakan untuk mengukur sudut/kemiringan suatu benda atau permukaan. Penggunaan batang sinus memanfaatkan perhitungan trigonometri. d. Tugas 1.
Amatilah batang sinus yang ada di bengkel/laboratorium anda!
2.
Terdiri dari komponen apa saja batang sinus tersebut?
3.
Berapa tingkat ketelitian batang sinus tersebut?
4.
Digunakan untuk apa batang sinus tersebut? Bila kurang jelas dapat ditanyakan kepada guru anda.
FT UNY 2012
4. Menggunakan Alat Ukur Micrometer a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran 1. Peserta Diklat dapat menggunakan micrometer luar dengan cara yang tepat dan benar. 2. Peserta
Diklat
terampil
dalam
penyesuaian
(adjustment)
micrometer luar. 3. Peserta Diklat mampu merawat micrometer dengan baik b. Uraian Materi Micrometer adalah alat ukur linier yang mempunyai ketelitian/ kecermatan yang tinggi, lebih presisi daripada jangka sorong. Komponen terpenting dari micrometer adalah ulir utama. Dengan memutar silinder putar satu kali putaran, maka poros ukur akan bergerak secara linier sepanjang satu kisar sesuai dengan kisar dari ulir utama (umumnya memiliki kisar 0,5 mm). Pada micrometer umumnya jarak gerak dari poros ukurannya dibuat sampai 25 mm, yang bertujuan untuk membatasi kesalahan kumulatif kisar.
Gambar . Micrometer dengan bagian – bagiannya
FT UNY 2012
Cara membaca micrometer (metris) adalah sebagai berikut. Tiap garis diatas garis indeks pada sleeve melambangkan 1 mm. Tiap garis di bawah garis indeks melambangkan pembagian tiap 0,5 mm. Pada
thimble terdapat 50 garis dan setiap garis melambangkan 0,01 mm. Sebagai contoh pada gambar berikut, pembacaan ukuran adalah 8,90 mm.
8 garis diatas garis indeks 1 garis dibawah garis indeks 40 garis pada thimble
=8 x1 = 8 mm = 1 x 0,5 = 0,5 mm = 40 x 0.01 = 0,40 mm ------------------- + = 8,90 mm
Setiap garis menandakan pembagian 0,01 mm
Setiap garis menandakan pembagian 0,5 mm
Gambar . Pembacaan micrometer
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan micrometer adalah : 1. Permukaan benda ukur dan mulut ukur harus dibersihkan lebih dahulu dari kotoran yang mengganjal. 2. Sebelum dipakai kedudukan nol dari micrometer harus diperiksa. 3. Masukan benda ukur ke mulut ukur dengan perlahan - lahan. Perhatikan cara pemegangannya pada gambar 10.
FT UNY 2012
4. Pada saat mengukur penekanannya jangan terlalu keras , karena dapat menyebabkan kesalahan ukur akibat adanya deformasi dari benda ukur/ dari alat ukurnya.
Gambar . Contoh pemakaian Micrometer
Akurasi dari micrometer sangat tergantung pada perawatan dan penggunaannya. Operator yang baik akan menyimpan micrometer pada tempat yang bebas dari debu atau kontak dengan beram. Micrometer hendaknya tidak disimpan pada laci atau pada kotak bersamaan dan bertumpuk dengan alat lain yang lebih berat. Micrometer juga perlu dilumasi dengan oli yang mempunyai grade untuk mencegah dari karat dan korosi. Keakuratan
micrometer
harus
dicek
secara
berkala.
Untuk
mengetahui akurasi dari micrometer dapat dilihat dari posisi garis nol pada thimble dan garis indeks horizontal pada barrel. Ini dillakukan dengan memutar thimble sehingga spindle merapat pada anvil. Jika garis nol pada thimble segaris dengan garis index horizontal dari
barrel, dapat disimpulkan micrometer tersebut akurat. Apabila garis nol dengan garis index horizontal tidak terletak segaris, maka micrometer tersebut memerlukan penyetelan (adjustment).
FT UNY 2012
Kalibrasi micrometer dapat dilakukan dengan menggunakan gage
block dan dengan pengamatan secara optik menggunakan optical flat dengan sinar monokromatis.
Gambar . a) Gage block untuk kalibrasi b) Optical flat
Supaya didapatkan hasil pengukuran yang tepat, benda yang diukur harus berada pada suhu kamar. Apabila benda kerja yang akan diukur dalam keadaan panas karena proses pemesinan atau perlakuan panas, harus ditunggu hingga temperaturnya turun sampai pada suhu kamar. Apabila micrometer tidak sedang digunakan, spindle dan anvil hendaknya tidak dibiarkan dalam keadaan kontak. Apabila kedua ujung ini dalam keadaan kontak maka dapat mengakibatkan timbulnya karat pada masing ujungnya. c. Rangkuman Micrometer merupakan alat ukur berskala yang presisi dengan ketelitian mencapai 0,01 mm. Berbeda dengan jangka sorong, micrometer biasanya digunakan untuk menentukan ukuran bendabenda yang lebih kecil dengan jarak ukur umumnya kurang dari 25 mm dan memerlukan ketelitian yang tinggi.
FT UNY 2012
Karena micrometer dibutuhkan untuk akurasi pengukuran yang tinggi maka diperlukan penggunaan, penanganan dan perawatan yang baik.
Untuk memelihara keakurasian micrometer, secara berkala
diperlukan penyetelan dan kalibrasi untuk menentukan kelayakan penggunaannya. d. Tugas 1.
Amatilah micrometer luar yang ada di bengkel anda!
2.
Cermati masing-masing bagian micrometer ukur tersebut dan cobalah untuk mengerti fungsi-fungsinya!
3.
Berapa tingkat ketelitian micrometer tersebut?
4.
Digunakan untuk apa micrometer tersebut? Bila kurang jelas bisa ditanyakan kepada guru anda.
FT UNY 2012