DEFORMASI STRESS STRAIN
I.
DEFORMASI I.1 Pengertian Deformasi Deformasi adalah perubahan bentuk, posisi, dan dimensi dari suatu benda [Kuang,1996]. Berdasarkan definisi tersebut deformasi dapat diartikan sebagai perubahan kedudukan atau pergerakan suatu titik pada suatu benda secara absolut maupun relatif. Dikatakan titik bergerak absolut apabila dikaji dari perilaku gerakan titik itu sendiri dan dikatakan relatif apabila gerakan itu dikaji dari titik yang lain. Perubahan kedudukan atau pergerakan suatu titik pada umumnya mengacu kepada suatu sitem kerangka referensi (absolut atau relatif) I.2 Jenis – jenis deformasi a. Dilatasi : perubahan volume b. Translasi : perubahan posisi c. Rotasi : perubahan arah d. Distorsi : perubahan bentuk
I.3 Faktor deformasi a. Temperatur Pada temperature tinggi molekul – molekul dan ikatannya dapat meregang
dan
berpindah sehingga batuan/material akan lebih bereaksi pada kelenturan. b. Kecepatan tarikan Pada material yang tertarik secara cepat cenderung akan retak. Pada material yang tertarik secara lambat maka akan cukup waktu bagi setiap atom dalam material berpindah dan oleh karena itu maka material akan berperilaku / bersifat lentur. c. Tekanan bebas Pada material yang terkena tekanan bebas yang besar akan sifat untuk rentak menjadi berkurang dikarenakan tekanan disekelilinginya cenderung untuk
menghalangi terbentuknya retake. Pada material yang tertekan yang rendah akan menjadi bersifat retas dan cenderung menjadi retak. d. Komposisi Beberapa mineral, seperti Kuarsa, Olivine, dan Feldspar bersifat sangat retas.Mineral lainnya, seperti mineral lempung, mica, dan kalsit bersifat lentur. Hal tersebut berhubungan dengan tipe ikatan kimianya yang terikat satu dan lainnya. Jadi, komposisi mineral yang ada dalam batuan akan menjadi suatu faktor dalam menentukan tingkah laku dari batuan. Aspek lainnya adalah hadir tidaknya air. Air kelihatannya berperan dalam memperlemah ikatan kimia dan mengitari butiran mineral sehingga dapat menyebabkan pergeseran. Dengan demikian batuan yang bersifat basah cenderung akan bersifat lentur, sedangkan batuan yang kering akan cenderung bersifat retas. I.4 Gaya (Force) - Gaya merupakan suatu vektor yang dapat merubah gerak dan arah -
pergerkan suatu benda Gaya dapat bekerja secara seimbang terhadap suatu benda atau bekerja
-
hanya pada bagian tertentu dari suatu benda. Satu gaya dapat diurai menjadi 2 komponen gaya yang bekerja dengan
-
arah tertentu, dimana diagonalnya mewakili jumlah gaya tersebut. Pada kondisi 3 dimensi, setiap komponen gaya dapat dibagi lagi menjadi 2 komponen menbentuk sudut tegak lurus antara satu dengan lainnya. Setiap
I.4.1
gaya, dapat dipisahkan menjadi 3 komponen gaya, yaitu X,Y, dan Z. Macam Gaya berdasarkan arahnya: a. Berlawanan arah tapi bekerja dalam 1 garis: o Tarikan (Tension) o Tekanan (Compreassion) b. Berlawanan arah tapi bekerja dalam 1 bidang o Couple c. Berlawanan arah tapi bekerja pada kedua ujung bidang o Tortion d. Gaya yang bekerja dari segala arah terhadap suatu benda o Tekanan Lithostatis
Tension, Comprassion, Couple Torsion
II.
STRESS dan STRAIN II.1Pengertian Stress Stress atau kata lain tegasan, merupakan proses yang terjadi akibat suatu gaya yang dapat menyebabkan perubahan pada suatu batuan. II.2Macam Stress / tegasan Berdasarkan keseragaman kekuatannya, stress dapat dibedakan menjadi 2 yaitu: 1. Uniform stress (Confining stress) Tegangan yang menekan atau menarik dengan kekuatan yang sama dari atau ke segala arah. 2. Tegangan yang menekan atau menarik dari atau ke satu arah saja dan bisa juga dari atau ke segala arah, tetapi salah satu arah kekuatannya ada yang lebih dominan. Umumnya struktur geologi terbentuk oleh differential stress. Dari aspek arah kerjanya, ada 3 macam differential stress, yaitu: a. Tensional Stress Tegasan yang mengakibaykan batuan mengalami peregangan atau mengencang. b. Compressional Stress Tegasan yang dapat mengakibatkan batuan mengalami penekanan. c. Shear Stress Tegasan yang dapat berakibat pada tergesernya dan berpindahnya batuan
2.3 Pengertian Strain
Strain adalah perubahan yang terjadi baik wujud, bentuk maupun volume akibat
gaya yang
diakibatan oleh tegasan. Strain dari sebuah benda adalah perubahan ukuran dan bentuk yang dialami oleh benda tersebut selama deformasi. Strain dapat menghasilkan dilation (perubahan ukuran) atau distorsi (perubahan bentuk), atau kombinasi dari keduanya. Analisa strain dilakukan untuk menggambarkan perubahan ukuran dan bentuk yang telah terjadi selama deformasi benda non-rigid, dan menggambarkan bagaimana setiap garis telah berubah panjang dan orientasi relatifnya Strain disebut sebagai homogen jika berubahan ukuran dan bentuk, untuk setiap bagian kecil benda dan untuk benda secara keseluruhan, sama dan sebanding. Strain disebut inhomogen jika perubahan ukuran dan bentuk, untuk setiap bagian kecil benda dan untuk benda secara keseluruhan, berbeda dan tidak sebanding. Hal tersebut dibahas dengan hanya melihat strain pada awal dan akhir deformasi, tanpa memperhatikan keadaan-keadaan strain yang berkembang selama proses deformasi berlangsung.
II.3Hubungan antara STRESS dan STRAIN
1.
Deformasi yang bersifat elastis (Elastic Deformation) terjadi apabila sifat gaya tariknya dapat berbalik (reversible). 2. Deformasi yang bersifat lentur (Ductile Deformation) terjadi apabila sifat gaya tariknya tidak dapat kembali lagi (irreversible). 3. Retakan / rekahan (Fracture) terjadi apabila sifat gaya tariknya yang tidak kembali lagi ketika batuan pecah/retak
Material dapat dibagi menjadi 2 atas dasar sifat dari material ketika dikenakan tegasan,yakni: 1. Brittle Material Material yang bersifat getas 2. Ductile Material Material yang bersifat lentur
http://geologiunpad2010kel3.blogspot.co.id/2011/10/geologi-struktur_7232.html