BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang
Pada saat ini, anak-anak sering tidak terurus terutama masalah kesehatannya. Para orang tua yang sibuk akan urusannya masing-masing membuat anak-anak atau remaja tidak pernah mendapat ilmu dan edukasi kesehatan untuk usianya. Banyak hal yang seharusnya perlu diketahui anakanak dan remaja untuk menjaga kesehatannya selama masa tumbuh kembang. Sehingga karena minimnya ilmu yang ia dapatkan mengenai kesehatan, banyak hal yang dianggap para remaja itu hal wajar bahkan sepele untuk dilakukan, seperti misal menjaga kesehatan dan kebersihan organ reproduksi, menjaga kesehatan bayi agar tidak mudah sakit, dsb. Apabila remaja salah menyikapinya, akan berdampak tidak baik bagi kesehatan si remaja kedepannya. Begitu pula anak-anak, apabila tidak diawasi secara penuh dalam tumbuh kembangnya, maka dapat beresiko terhadap kesehatannya. Remaja dan anak-anak merupakan individu yang memiliki eksistensi, dan memiliki egoisentris yang tinggi dalam pencapaian keputusan berpendapat. Pemberian edukasi secara dini merupakan hal yang paling penting agar remaja r emaja dan anak mengetahui sejak awal bagaimana dan da n apa yang harus ia lakukan untuk menjaga kesehatannya secara mandiri. Hal ini dimulai dari orangtua yang merupakan orang yang paling dekat dan menjadi role model bagi anak-anaknya. Promosi kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik dan organisasi yang dirancang untuk memudahkan terjadinya perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan. Promosi kesehatan merupakan bentuk pemberian edukasi kepada remaja dan anak-anak yang secara teurapetik diberikan oleh tenaga kesehatan dalam tatanan kesehatan remaja dan anak-anak, melalui penggunakan bina hubungan saling percaya dan pemberian edukasi kepada orang tua agar dapat memulai untuk hidup
1
sehat di rumah. Masih banyak diantara orang tua yang juga minim pengetahuan mengenai kesehatan anak-anaknya. Kurangnya pemahaman ini disebabkan oleh berbagai faktor antara lain: adat istiadat, budaya, agama, dan kurangnya pemahaman dari sumber yang benar. Kurangnya pemahaman ini justru amat merugikan kelompok remaja dan anak-anak bahkan juga keluarganya. Health promotion merupakan langkah awal untuk menangani masalah kesehatan yang akan terjadi di masa yang akan datang. Health promotion juga harus diberikan secara tepat agar audience yang mendengarkan akan melakukan apa yang disampaikan. Health promotion terutama perihal masalah kesehatan yang banyak terjadi kepada remaja dan nak-anak merupakan hal yang tidak mudah, dikarenakan para orang tua yang sudah mulai acuh mengenai kesehatan anak-anaknya atau bisa dikatakan menganggap maslaah kesehatan yang sering terjadi adalah masalah kesehatan yang mudah untuk ditangani. Oleh karena itu, penyampaian kata-kata yang tidak memaksa dan bernilai menekan harus dihilangkan agar orang tua bisa antusias untuk mendengarkan dan mengikuti arahan yang diberikan oleh tenaga kesehatan. Peran perawat ialah sebagai fasilitator dan pendidik orang tua maupun remaja untuk mempertahankan dan menjaga kualitas terutama kesehatan remaja dan anak-anak yang dapat mengganggu proses pertumbuhan dan perkembangan. Fokus utama dalam healt promotion adalah peningkatan pengetahuan remaja dan orang tua untuk pencegahan penyakit secara dini agar tidak timbul masalah kesehatan di usia mendatang, dengan falsafah yang utama yaitu asuhan keperawatan yang terapeutik yaitu membina hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dengan audience.
2
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1
Apa definisi dari Health promotion?
1.2.2
Bagaimanakah Health promotion pada Bayi Baru Lahir?
1.2.3
Bagaimanakah Health promotion pada Anak Batita dan Balita?
1.2.4
Bagaimanakah Health promotion pada Anak?
1.2.5
Bagaimanakah Health promotion pada Remaja?
1.3 Tujuan
1.3.1
Mahasiswa mampu memahami definisi Health promotion.
1.3.2
Mahasiswa mampu memahami ruang lingkup Health promotion pada Bayi Baru Lahir.
1.3.3
Mahasiswa mampu memahami ruang lingkup Health promotion pada Anak Batita dan Balita.
1.3.4
Mahasiswa mampu memahami ruang lingkup dari Health promotion pada Anak.
1.3.5
Mahasiswa mampu memahami ruang lingkup dari Health promotion pada Remaja.
3
BAB II PEMBAHASAN 2.1
Definisi Health Promotion
Menurut WHO defenisi promosi kesehatan yaitu “Health promotion is the process of enabling people to increase control over, and improve, their health.To reach a state of complete physical,mental,and social, well-being,a individual or group must be able to identify and realize aspiration, to satisfy needs,and to change or cople with the environment.’’ Jadi dapat disimpulkan bahwa promosi kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. 2.2
Ruang Lingkup Health Promotion pada Bayi Baru Lahir
Menurut (Alimul, 2005) Beberapa promosi kesehatan yang dapat dilakukan pada bayi diantaranya, yaitu: 1) Pemberian ASI Pemberian ASI pada bayi merupakan hal yang penting. Pemberian promosi
kesehatan
berperan
dalam
menunjang
ibu
untuk
memberikan ASI pada bayinya. Beberapa hal berikut dapat mendukung pemberian ASI kepada bayi, yaitu:
Membiarkan bayi bersama ibunya segera setelah lahir selama beberapa jam pertama.
Mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah masalah umum yang timbul.
Membantu ibu pada waktu pertama kali memberi ASI.
Menempatkan bayi di dekat ibu pada kamar yang sama (rawat gabung).
Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin.
Memberikan kolustrum dan ASI saja
Menghidari susu botol dan “dot empeng”
4
2) Mempromosikan Vaksinasi Imunisasi merupakan usaha dalam memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap infeksi penyakit tertentu. Vaksin merupakan bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan ataupun per oral. Imunisasi yang dapat diberikan kepada bayi, yaitu: 1) Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin) Pemberian vaksi ini diberikan pada usia 0-11 bulan, namun umumnya diberikan pada bayi usia 2 atau 3 bulan. Pemberian vaksin ini hanya 1 kali melalui intradermal. 2) Hepatitis B Vaksin ini diberikan secara 3 kali, dengan waktu pemberian pada usia 0-11 bulan dengan interval 4 minggu. Pemberiannya dilakukan secara intramuscular. 3) Imunisasi Polio Pemberian vaksin ini 4 kali sewaktu pada usia 0-11 bulan dengan interval 4 minggu. Pemberiannya melalui oral. 4) Imunisasi DPT (Diphteri, Pertusis, dan Tetanus) Frekuensi dari pemberian vaksin ini yaitu 3 kali. Waktu pemberian antara usia 2-11 bulan dengan interval 4 minggu. Pemberiannya dengan memlalui intramuscular. 5) Imunisasi Campak Frekuensi pemberian vaksin ini diberikan 1 kali. Waktu pemberian pada usia 9-11 bulan. Cara pemberiannya melalui subcutan. 6) Imunisasi MMR (Measles, Mumps, dan Rubella) Imunisasi yang digunakan untuk mencegah penyakit campak (measles) gondong, parotis epidemika (mumps) dan rubella (campak jerman). Pemberian imunisasi campak yang
5
monovalent pada usia 4-6 bulan atau 9-11 bulan, khusus pada daerah endemik dan boster dapat dilakukan MMR pada usia 15-18 bulan. 7) Imunisasi Tiphus Abdominalis Terdapat 3 jenis vaksin tiphus abdominalis di Indonesia, yaitu: a. Kuman yng dimatikan, diberikan untuk bayi usia 6-12 bulan dengan dosis 0,1 ml, 1-2 tahun 0,2 ml, 2-12 tahun diberikan sebanyak 2 kali dengan interval 4 minggu. b. Kuman yang dilemahkan (vivotif, berna), dapat diberikan dalam bentuk kapsul enteric coated sebelum makan pada hari ke-1, 2 dan 5 pada anak usia 6 tahun. c. Antigen kapsular Vi polysaccaharide (Typhim Vi, Pasteur Meriux) diberikan pada usia 2 tahun dan dapat diulang tiap 2 tahun. 8) Imunisasi Varicella Pemberiannya tunggal pada usia 12 tahun di daerah tropic dan bila usia 13 tahun dapat diberikan 2 kali suntikan interval 4-8 minggu. 9) Imunisasi Hepatitis A Diberikan pada usia 2 tahun untuk pemberian awal menggunakan vaksin havrix dengan 2 suntikan interval 4 minggu dan boster 6 bulan kemudian. 10) Imunisasi HiB (Haemophilus Influenzae Tipe B) Untuk pemberian awal PRP-T dilakukan 3 kali suntikan interval 2 bulan. Suntikan PRP-OMPC dilakukan 2 kali suntikan interval 2 bulan kemudian bosternya diberikan pada usia 18 bulan.
6
3) Perawatan Tali Pusar Beberapa hal yang perlu diingat saat merawat tali pusar bayi, yaitu:
Jaga kebersihan area pusrt dan sekitarnya, serta upayakan selalu dalam keadaan kering.
Gunakan kapas baru pada setiap basuhan.
Agar tali pusar lebih cepat lepas, gunakan kain kasa pada bagian pusar yang terus dibalut sehingga mendapat udara cukup.
Saat membersihkan, pastikan suhu kamar tidak terlalu dingin.
Agar praktis, kenakan popok dan atasan dari bahan kaos yang longgar.
Ini dilakukan 1-2 kali sehari.
2.3 Ruang Lingkup Health Promotion pada Anak Batita dan Balita
Kegiatan promosi kesehatan yang dapat dilakukan pada sasaran anak batita dan balita antara lain: 1. Pemeriksaan dan penimbangan anak dilaksanakan setiap bulan agar terjamin pertumbuhan dan kesehatannya. 2. Berikan anak satu kapsul vitamin A takaran tinggi setiap 6 bulan untuk mencegah kebutaan. 3. Berikan
makanan
seimbang
sesuai
dengan
perkembangan
umurnya. 4. Berikan oralit jika terjadi diare dan periksa suhu tubuh jika mengalami gejala panas. 5. Perhatikan kasih sayang dengan mengajak berbicara dan bermain bersama, agar terpenuhi kebutuhan mental dan emosi anak. 6. Anak yang tumbuh dan berkembang dengan baik akan menjamin kelangsungan hidup yang lebih baik. Anggota keluarga, guru, taman kanak-kanak atau pengasuh anak diikutsertakan dalam kegiatan pembinaan kesehatan. Kegiatan
7
pelayanan dan pembinaan kesehatan anak balita akan berhasil dengan baik dengan adannya dukungan dari lingkungan sekitar. Para ibu perlu didorong pula untuk rutin memeriksakan kesehatan anaknya. 2.4 Ruang Lingkup Health Promotion pada Anak
Masalah kesehatan pada anak cukup bervariasi. Obesitas, kebersihan dan kesehatan gigi, perilaku jajan makanan, mencuci tangan dengan sabun dan sebagainya merupakan bukti diperlukannya promosi kesehatan di masa anak-anak (Childhood Health Promotion). Program-program dalam promosi kesehatan bertujuan agar individu menerapkan perilaku sehat serta mempersuasi individu agar meninggalkan kebiasaan tidak sehat (unhealthful habits) yang selama ini dijalaninya, dan hal ini seringkali membutuhkan upaya memodifikasi keyakinan-keyakinan sehat (health beliefs). Beberapa metode dalam promosi kesehatan mencakup : 1) Fear arousing, 2) Penyediaan informasi dan 3) Metode perilaku. Meskipun tanggung jawab utama sekolah adalah untuk mendidik anak dalam bidang
akademik,
namun
partisipasi
sekolah
dalam
mempromosikan
keterampilan hidup sehat pada anak-anak, seperti aktivitas fisik dan perilaku makan diketahui cukup efektif. Pelaksanaan promosi kesehatan untuk anak di sekolah dilakukan melalui kegiatan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat). Adapun indikator PHBS di sekolah adalah : 1) Mencuci tangan memakai sabun, 2) Mengkonsumsi jajanan sehat, 3) Menggunakan jamban yang bersih dan sehat, 4) Olahraga yang teratur dan terukur, 5) Memberantas jentik nyamuk,
8
6) Tidak merokok di sekolah, 7) Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan dan 8) Membuang sampah pada tempatnya. Beberapa indikator PHBS diatas merupakan masalah kesehatan yang ada pada anak-anak dan dapat diatasi melalui kegiatan promosi kesehatan. Agar kegiatan program promosi kesehatan efektif perlu dibuat suatu strategi dalam pelaksanaanya seperti pemilihan media sebagai alat bantu kegiatan promosi kesehatan serta strategi penyampaian materi dalam kegiatan promosi kesehatan.
2.5 Ruang Lingkup Health Promotion pada Remaja 1. Masa remaja
Masa remaja (adolescence) merupakan masa transisi atau perubahan dari masa anak-anak ke masa dewasa yang diawali dengan masa pubertas. Pada masa ini terjadi banyak perubahan yang berlangsung cepat dalam hal perubahan fisik, kognitif dan psikososial/tingkah laku. Perubahan-perubahan tubuh secara fisik disebabkan karena pengaruh hormonal, pekembangan kognitif juga menunjukkan kemajuan berupa kemampuan berfikir dalam artian dapat memahami akibat dari perbuatan/tingkah laku serta dapat melakukan beberapa tindakan secara serentak (Machfoedz, 2009) 1) Tahapan remaja Menurut (Notoatmodjo, 2005) tahapan remaja dibagi menjadi 3, yaitu : a. Remaja awal (10-14 tahun) Memiliki karakteristik:
Kekhawatiran pada body image
Mempercayai dan menghargai orang dewasa
9
Kekhawatiran tentang hubungan dengan teman sebaya
b. Remaja menengah (15-18 tahun) Memiliki karakteristik:
Sangat dipengaruhi oleh teman sebaya
Kehilangan kepercayaan pada orang dewasa
Mencoba mandiri sering tampak dalam bentuk penolakan terhadap pola makan keluarga
c. Remaja lanjut (19-24 tahun) Memiliki karakteristik:
Merencanakan masa depan dan bersifat lebih mandiri
Telah mempunyai persepsi terhadap body image
2) Masalah remaja puteri Masalah yang dialami remaja puteri antara lain:
Makan tidak teratur
Kehamilan
Gangguan makan
Obesitas/ kegemukan
Alcohol dan penyalahgunaan obat
Jerawat
Sebagai tenaga kesehatan salah satunya tentu harus memiliki kompetensi sebagai educator, fasilitator, advocator dan motivator. Pendidikan kesehatan/ promosi kesehatan yang dilaksanakan pada remaja adalah pentingnya pendidikan mengenai kesehatan reproduksi wanita dan masalah gizi pada remaja.
10
Tugas tersebut antara lain: a. Pengaturan menu seimbang/gizi seimbang untuk remaja b. Informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi remaja c. Konseling pada remaja mengenai:
Perubahan fisik/biologi sesuai dengan usia perkembangan remaja putra maupun putri.
Perubahan emosi dan perilaku pada usia remaja
Proses kehamilan yang mungkin terjadi pada usia remaja dan dampaknya
Penyalahgunaan obat dan bahan yang berbahaya, termasuk dalamm kelompok narkoba
Kenakalan remaja
11
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan
Pemberian promosi kesehatan pada infant dapat diberikan dengan memberikan pendidikan kesehatan pada orang tua terutama pada ibu, maupun keluarga. Dengan pemberian promosi kesehatan pada ibu terhadap pentinnya pemberian ASI eksklusif dapat meningkatkan status kesehatan bayi. Selain itu saat usia balita diperlukan untuk dilakukan imunisasi lengkap guna menghindarkan balita dari infeksi penyakit. Pemberian imunisasi yang tepat dan sesuai dengan tingkat tumbuh kembang balita dapat meningkatkan sstatus imunitas dan menghindariakn dari infeksi penyakit yang dapat berdampak pada kecacatan. Pemberian promosi kesehatn pada remaja difokuskan pada pendidikan seksual, kesehatan organ reproduksi wanita, serta pentingnya pemenuhan gizi seimbang. Dengan memberikan pemahaman awal terhadap pendidikan kesehatan dapat menghindarkan remaja dari hal-hal buruk dan negatif serta diharapkan dapat mengarahkan remaja pada hal-hal positif dan bermanfaat lainnya. 3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna. Kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber – sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggungjawabkan. Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulis juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang dijelaskan.
12
Daftar Pustaka https://www.neliti.com/journals/jurnal-promosi-kesehatan-indonesia?page=2 http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-jupromkesfe0d40c082full.pdf
13