LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI ICRA HAIs RESIKO INFEKSI PERIODE AGUSTUS – OKTOBER OKTOBER 2017
KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI RUMAH SAKIT NASIONAL DIPONEGORO 2017
HASIL KAJIAN RESIKO INFEKSI ( ICRA ) HAIs RUMAH SAKIT NASIONAL DIPONEGORO
1. Tentukan area assesmen
Area asesmen risiko mencakup : IRJA, Ruang Lavender, Ruang Crhysant, Ruang ICU, Ruang Gladiol 2. Identifikasi risiko
Melakukan identifikasi resiko terhadap kejadian HAIs selama bulan Agustus sampai dengan November 2017. Adapun rekapitulasi data meliputi sebagai berikut : Potensial /
No
Risk HAIs
Agustus
September
Oktober
November
0,653‰
0‰
0‰
0‰
1
Plebhitis
2
Decubitus
0‰
0‰
0‰
0‰
3
ISK
0‰
0‰
0‰
0‰
4
IDO
0%
0%
0%
0%
5
HAP
0‰
0‰
0‰
0‰
3. Analisis risiko
Menetapkan tiga nilai untuk setiap risiko a. Probability
Penilaian probability ini menentukan frekuensi kejadian resiko yang dilakukan assesmen. Penilaian probability berdasarkan hal-hal berikut:
No
-
Risiko yang dikenal/diketahui
-
Riwayat data
-
Laporan dalam literatur Potensial / Risk
Probability
HAIs
5
4
3
2
1
Plebhitis
4
2
ISK
2
3
IDO
2
4
HAP
2
1
5
Decubitus
2
b. Risk/impact
Potensial / Risk
No
Risk / Impact
HAIs 5
4
3
2
1
Plebhitis
3
2
ISK
3
3
IDO
3
4
VAP
2
5
Decubitus
2
1
c. Current system/Preparedness No
Potensial /
Current/ sistem
Risk HAIs
5
4
3
2
1
Plebhitis
2
2
ISK
2
3
IDO
2
4
HAP
2
5
Decubitus
2
1
d. Penilaian dan evaluasi risiko
Analisis risiko dilanjutkan dengan penjumlahan dari setiap penilaian risiko dengan rumus: Probability x Impact x Current System
No
Potensial / Risk HAIs
Probabilirty
5 1
Plebhitis
2
ISK
3
4
3
2
Risk/Impact
1
5
4
4
3
2
Current/ System
1
5
4
3
2
Score
1
3
2
24
2
3
2
12
IDO
2
3
2
12
4
HAP
2
2
2
8
5
Decubitus
2
2
2
8
TABEL PRIORITAS ICRA BERDASARKAN PERINGKAT NILAI TERTINGGI
ICRA - PRIORITAS MASALAH Potensial Risk/Masalah
NO
SCORE
1
Plebhitis
24
2
IDO
12
3
ISK
12
4
VAP
8
5
Decubitus
8
TABEL PRIORITAS ICRA BERDASARKAN PERINGKAT NILAI TERTINGGI
ICRA - PRIORITAS MASALAH Potensial Risk/Masalah
NO
SCORE
1
Plebhitis
24
2
IDO
12
3
ISK
12
4
VAP
8
5
Decubitus
8
ICRA - ACTION PLAN BERDASAR SKALA PRIORITAS
Jenis No
Kelompok
Score
Prioritas
24
1
Risiko
1
Plebitis
Tujuan
Tujuan Khusus
Umum
Menurunkan
Angka
insiden
angka insiden plebitis ≤ 1,5 ‰ plebitis
di
Rumah
Sakit
Strategi
Evaluasi
1. Kaji ulang alat kesehatan Laporan yang tersedia
bulanan
2. Edukasi staf terkait SPO pemasangan infus
Nasional
6
septic
pemasangan
September
plebitis di bulan
dalam
Agustus yaitu 1
infus
dan
orang dengan prosentase 0,65
pelaksanaan
kebersihan tangan 5. Monitoring
Agustus
tehnik
tindakan penyuntikan 4. Audit
1. Data bulan
Oktober terjadi
3. Pengawasan
Diponegoro
Progress/ Analisis
‰
2. Sosialisasi SPO
pemberian
cairan yang sifatnya pekat
pemasangan infus
6. Lakukan penggantian tiap 72
jam
atau
bila
ditemukan tanda – tanda
plebitis
3. Audit pelaksanaan
kebersihan tangan dan 5 moment cuci tangan 4. Sementara tetap menggunakan alat kesehan sebelumnya
2
IDO
12
2
Menurunkan inciden
Insiden
rate
rate IDO < 1,5 ‰
1. Persiapan
pre
operasi Laporan
(antiseptik
kulit, bulanan
Inciden
Rate
terhadap
IDO
infeksi Daerah
profilaksis 1 jam sebelum
selama
operasi
tindakan)
Agustus-Oktober
2. Lakukan perawatan luka operasi
dengan
teknik
aseptik 3. Pemantauan luka operasi dan didokumentasi 4. Bila
ditemukan
daerah
operasi
infeksi lakukan
bulan
2017 adalah 0 ‰
plebitis
kebersihan tangan dan 5 moment cuci tangan 4. Sementara tetap menggunakan alat kesehan sebelumnya
2
IDO
12
2
Menurunkan inciden
Insiden
rate
rate IDO < 1,5 ‰
1. Persiapan
pre
operasi Laporan
(antiseptik
kulit, bulanan
Inciden
Rate
terhadap
IDO
infeksi Daerah
profilaksis 1 jam sebelum
selama
operasi
tindakan)
Agustus-Oktober 2017 adalah 0 ‰
2. Lakukan perawatan luka operasi
dengan
bulan
teknik
aseptik 3. Pemantauan luka operasi dan didokumentasi 4. Bila
ditemukan
daerah
operasi
infeksi lakukan
kultur 5. Edukasi pencegahan IDO di rumah sebelum pulang. 3
ISK
12
2
Menurunkan inciden
Insiden rate ISK
rate < 1,5 ‰
1. Melaksanakan
bundle Laporan
Angka inciden rate
ISK untuk meminimalkan bulanan dan ISK selama bulan
infeksi saluran
ISK
kencing
tri wulan
2. Edukasi pemahaman staff 3. Mengganti maksimal
Agustus- November 2017 adalah 0 ‰
kateter 14
hari
pemakaian Memasang
kateter
sesuai
indikasi dan prosedur 4
VAP
8
3
Menurunkan inciden VAP
Insiden
Rate
rate HAP < 1,5 ‰
1. Edukasi pemahaman staf Laporan
Inciden
Rate
terhadap
HAP
refluks gaster, manajemen
selama
bulan
jalan nafas dan perawatan
Agustus- November
peralatan
2017 adalah 0 ‰
tentang
2. Audit kebersihan
manajemen bulanan
pelaksanaan tangan
penggunaan APD
dan
kultur 5. Edukasi pencegahan IDO di rumah sebelum pulang. 3
ISK
12
2
Menurunkan inciden
Insiden rate ISK
rate < 1,5 ‰
1. Melaksanakan
bundle Laporan
Angka inciden rate
ISK untuk meminimalkan bulanan dan ISK selama bulan
infeksi saluran
ISK
kencing
tri wulan
2017 adalah 0 ‰
2. Edukasi pemahaman staff 3. Mengganti maksimal
Agustus- November
kateter 14
hari
pemakaian Memasang
kateter
sesuai
indikasi dan prosedur 4
VAP
8
3
Menurunkan inciden
Insiden
Rate
rate HAP < 1,5 ‰
VAP
1. Edukasi pemahaman staf Laporan
Inciden
Rate
terhadap
HAP
refluks gaster, manajemen
selama
bulan
jalan nafas dan perawatan
Agustus- November
peralatan
2017 adalah 0 ‰
tentang
2. Audit kebersihan
manajemen bulanan
pelaksanaan tangan
dan
penggunaan APD
3. Lakukan bundle HAP 5
Dekubitus
8
4
Menurunkan
Insiden
angka inciden Decubitus rate decubitus
< 1,5 ‰
rate
1. Melakukan edukasi staff Laporan tentang decubitus 2. Selalu memberikan posisi
bulanan
Angka inciden rate decubitus bulan
selama Agustus-
mika – miki tiap dua jam
November
pada pasien tirah baring
adalah 0 ‰
2017
3. Lakukan bundle HAP 5
Dekubitus
8
4
Menurunkan
Insiden
rate
1. Melakukan edukasi staff Laporan
angka inciden Decubitus rate decubitus
< 1,5 ‰
tentang decubitus
bulanan
2. Selalu memberikan posisi
Angka inciden rate decubitus bulan
selama Agustus-
mika – miki tiap dua jam
November
pada pasien tirah baring
adalah 0 ‰
2017
REKOMENDASI
Berdasarkan hasil ICRA HAIs yang telah dibahas dalam rapat antara Komite PPI dan Tim PPI dengan perawat ruangan dihasilkan rekomendasi antara lain sebagai berikut : 1. IPCLN segera melapor ke IPCN apabila ditemukan infeksi dan segera dilakukan audit terhadap kejadian infeksi tersebut. 2. Strategi tindak lanjut terhadap inciden rate plebitis antara lain : a) Edukasi staf terkait SPO pemasangan infus b) Audit pelaksanaan hand hygiene c) Monitoring pemberian cairan yang sifatnya pekat d) Lakukan penggantian tiap 72 jam atau bila ditemukan tanda – tanda plebitis e) Kaji ulang alat kesehatan yang tersedia 3. Meningkatkan perhatian pada
bundle IV line yaitu
a) Kebersihan tangan b) Aseptik kulit saat insersi c) Pemilihan lokasi insersi
:
REKOMENDASI
Berdasarkan hasil ICRA HAIs yang telah dibahas dalam rapat antara Komite PPI dan Tim PPI dengan perawat ruangan dihasilkan rekomendasi antara lain sebagai berikut : 1. IPCLN segera melapor ke IPCN apabila ditemukan infeksi dan segera dilakukan audit terhadap kejadian infeksi tersebut. 2. Strategi tindak lanjut terhadap inciden rate plebitis antara lain : a) Edukasi staf terkait SPO pemasangan infus b) Audit pelaksanaan hand hygiene c) Monitoring pemberian cairan yang sifatnya pekat d) Lakukan penggantian tiap 72 jam atau bila ditemukan tanda – tanda plebitis e) Kaji ulang alat kesehatan yang tersedia 3. Meningkatkan perhatian pada
bundle IV line yaitu
:
a) Kebersihan tangan b) Aseptik kulit saat insersi c) Pemilihan lokasi insersi d) Perawatan iv line. 4. Prinsip aseptik selalu diterapkan dalam tindakan dan perawatan pasien operatif, pemasangan kateter dan infus sesuai SPO. 5. Menerapkan bundle IDO pada setiap tindakan peri-operatif, yaitu: a) Clipper, untuk mencukur rambut yang menghalangi area operasi b) Antibiotik profilaksis c) Temperatur dan gula darah normal 6. Mempertahankan strategi tindak lanjut dalam menurunkan insiden rate ISK antara lain : a) Edukasi pemahaman staff tentang ISK b) Mengganti kateter maksimal 14 hari pemakaian c) Melaksanakan bundle ISK d) Memasang kateter sesuai prosedur dan memepertahankan teknik aseptik 7. Menurunkan angka decubitus dengan strategi antara lain memberikan posisi mika miki setiap 2 jam terhadap pasien yang tirah baring. 8. Hasil surveilans dilaporkan dan dapat diakses oleh unit terkait
Mengetahui Ketua Komite PPI RSND
IPCN RSND
Dr.Purnomo Hadi,Msi.Biotek.Sp.MK
Siti Apriliani,S.Kep,Ners,M.Kep