INDUSTRI TAHU Pengantar: Seperti halnya tempe, tahu merupakan penganan khas Indonesia, khususnya pada masyarakat Jawa. Tahu biasanya dijadikan lauk, di samping juga untuk hidangan. Sebagai penganan, tahu biasanya dihidangkan dalam bentuk tahu goren, tahu rebus, tahu isi, dan berbagai bentuk olahan lainnya. Tahu, juga tempe dibuat dari kedelai. Bedanya, kalau tempe dibuat melalui proses peragian, sedang tahu tidak. Industri tahu berkembang di berbagai tempat dan masingmasing memiliki konsumen sendiri-sendiri. Di bawah ini merupakan satu karya siswa Kelas XII.IPS2 Dwi Ayu Ariastuti dan Ati Ulkhusnah tentang industri tahu dari beberapa karya siswa tentang industri tahu yang sama. Siswa-siswa kelas XII.IPS yang juga menulis tentang industri tahu di antaranya adalah Afandi T.N. dan Satrio P., Noer Indah P. dan Ungki I., serta beberapa orang yang lain. Karya tulis yang di- posting di- posting -kan -kan ini merupakan bagian dari tugas Geografi yang diberikan kepada siswa berkaitan dengan Kompetensi Dasar: Menganalisis lokasi industri dan pertanian dengan pemanfaatan peta. Walaupun demikian dalam pemberian tugas ini, siswa hanya ditekankan untuk menuliskan tentang industri yang ada di sekitar mereka beserta proses kegiatan yang dilakukan dalam industri tersebut. Berikut ini adalah uraian dari industri tersebut:
INDUSTRI TAHU DI DESA BANDUNGREJO KECAMATAN BANTUR
Disusun untuk melengkapi tugas Geografi Tahun Pembelajaran 2009/2010
Nama Anggota Kelompok : 1. Ati¶ Ulkhusnah (09)
2. Dwi
Ayu Ari A. (18) XII IPS
2
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KAB. MALANG SMA NEGERI 1 PAGAK Jalan Kahuripan No. 4 Sumbermanjingkulon, Kecamatan Pagak Kabupaten Malang
Data tentang industri tahu: Pemilik industri: B. Tuminah Alamat/lokasi: Desa Bandungrejo RT 16 RW 04 Bantur, Kabupaten Malang Asal bahan baku: Toko ³Subur Jaya´ Kepanjen Jumlah bahan baku yang diperlukan per hari: ± 75 kg kedelai Pendapatan per hari : ± Rp 300.000 Jumlah tenaga kerja: 4 orang Waktu pengolahan tahu dalam satu kali proses produksi: 10 jam
Industri tahu tersebut berdiri pada tahun pada ta hun 1975. Pendirinya adalah keluarga B. Tuminah. Awalya industri ini didirikan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang ketika itu industri tahu masih jarang. Sesuai perkembangan zaman banyak orang yang memproduksi tahu sehinga timbul banyak persaingan. Industri tahu di Desa Bandungrejo Kecamatan mBantur merupakan industri yang memegang peranan penting bagi masyarakat.
A. KLASIFIKASI INDUSTRI TAHU
· Macam Industri berdasarkan bahan baku: industri tahu termasuk industri ekstraktif karena bahan bakunya diambil langsung dari alam sekitar. · Klasifikasi Jenis-jenis Industri berdasarkan atau berdasarkan SK Menteri Perindustrian No.19/M/1 I/1986: industri tahu termasuk aneka industri, yaitu industri aneka pengolahan
pangan. · Macam industri berdasarkan jumlah tenaga kerja: industri tahu termasuk industri rumah tangga, yakni industri yang jumlah tenaga kerjanya antara 1--4 orang. · Pembagian industri berdasarkan pemilihan lokasi industri: industri tahu termasuk industri yang berorientasi pada pasar (market or ient ed indu st ri ). · Jenis Industri berdasarkan Jenis Produktifitas Perorangan: industri tahu termasuk industri sekunder karena industri ini bahan mentahnya harus diolah sehingga menghasilkan barang yang bentuk dan bahan mentahnya tidak terlihat lagi.
B. TEORI LOKASI INDUSTRI
Teori industri muncul untuk menemukan lokasi terbaik secara terbaik secara ekonomis bagi suatu industri. a. Teori lokasi industri dari Alfred Weber: menyangkut tentang l ea st cost l ocation. Isi pokoknya yaitu lokasi indistri-industri dipilihkan di tempat-tempat yang biayanya paling minimal. b. Teori lokasi industri optimal dari Losch: diasumsikan bahwa lokasi optimal dari suatu
industri yang bersangkutan dapat menguasai wilayah pasaran yang terluas, sehingga dapat menghasilkan pendapatan. C. FAKTOR-FAKTOR POKOK PENENTU PEMILIHAN LOKASI INDUSTRI
1. Letak dari sumber bahan mentah untuk produksi pada industri tahu ini jauh dari sumber bahan baku. 2. Letak dari konsumen cukup dekat dengan pasar. 3. Ketersediaan dengan tenaga kerja. 4. Ketersediaan pengangkutan atau transportasi yang cukup memadai. 5. Ketersediaan energi.
D. JENIS-JENIS LOKASI INDUSTRI
Industri tahu di Desa Bandungrejo ini termasuk lokasi industri yang mengikuti faktor ekonomi yang dipengaruhi seperti faktor ketersediaan tenaga kerja, faktor kedekatan dengan pasar, ketersediaan bahan baku dll.
E. TUJUAN INDUSTRI TAHU DI BANDUNGREJO, YAITU :
a. Meningkatkan pendapatan keluarga b. Meningkatkan penguasaan dan kemampuan teknologi yang tepat guna c. Memberikan kesempatan kerja pada masyarakat sekitar lokasi industri d. Meningkatkan pusat pusat pertumbuhan industri yang berada di daerah pedesaan
F. DAMPAK KEGIATAN INDUSTRI AKAN BERPENGARUH TERHADAP 4 BIDANG UTAMA, YAITU :
a. Ekonomi (economic im pact) b. Lingkungan (envir onment al im pact) c. Sosial budaya ( social and cul t ural im pact) d. Kesejahteraan masyarakat ( g eneral welf are im pact)
G. SYARAT DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN INDUSTRI 1. Fak tor
Sumber Daya
a. Faktor sumber daya adalah pendukung utama kegiatan industri. Faktor utama yang terpenting dari sumber daya adalah bahan mentah, sumber energi, ketersediaan air, iklim dan bentuk lahan. b. Faktor yang kedua, bahaan mentah adalah sumber energi. c. Faktor yang ketiga, untuk kegiatan industri a dalah ketersediaan air (wat er su ppl y ). d. Faktor yang terakhir adalah iklim dan topografi. 2. Fak tor S osial Faktor sosial yang sangat mempengaruhi pertumbuhan perkembangan suatu industri diantaranya adalah penyediaan tenaga kerja, kemampuan menggunakan teknologi, serta pengelolaan (mana g ement indu st ry ) 3. Fak tor Ek onomi Sejak tahun 1990-an perkembangan industri cenderung mengarah kepada market or i ent ed indu st ry. Jenis industri ini berkembang karena potensi pasar yang demikian baik di Indonesia. Besar kecilnya pangsa pasar akan ditentukan oleh dua faktor utama yaitu jumlah penduduk dan daya belinya. 4. Fak tor Kebijakan Pemer int ah Kebijakan pemerintah yang mempengaruhi perkembangan industri antara lain :
1. Penentuan kebijakan pajak dan tarif 2. Pembatasan ekspor-impor 3. Pembatasan jumlah dan jenis industri 4. Penentuan lokasi industri 5. Pengembangan kondisi dan iklim yang menguntungkan usaha.
E. PROSES PEMBUATAN TAHU
1. Kedelai mula-mula dibersihkan dari kedele yang berlubang dan kotoran lainnya. 2. Kedelai yang bersih dan baik, kemudian direndam dalam air yang cukup. Kedele Lokal kira-kira 10 jam, kedelai impor 4-6 jam. 3. Setelah cukup lama direndam, kedelai dicuci dengan air bersih 2-3 kali. 4. Lalu ditiriskan. 5. Kedelai selanjutnya siap digiling menjadi bubur.
6. Agar penggilingan berjalan lancar dan memberi hasil yang baik, ditambahkan sejumlah air pada penggiling. 7. Bubur kedelai selanjutnya digodok di atas tungku. 8. Busa yang timbul diatas bubur kedelai mendidih. Sebaiknya busa setiap kali dibuang. Kemudian bubur dibiarkan mendidih selama 5 menit. 9. Bubur kedelai yang mendidih lalu disaring di atas kain kasa dan ampasnya dibilas dengan air bersih. 10. Ampas dalam saringan diperas, sampai sebanyak mungkin sari kedelai terambil. 11. Sari kedelai digumpalkan dengan cuka encer (perbandingan 1 : 5), batu tahu, atau sisa air tahu yang telah didiamkan semalam, sambil terus diaduk secara perlahan. 12. Melalui pendiaman akan terbentuk gumpalan-gumpalan yang agak besar, yang akan turun ke bawah. 13. Air diatas endapan tahu, dibuang sebanyak mungkin. 14. Endapan tahu lalu dicetak, dengan memberi beban diatasnya. 15. Setelah 10-15 menit, maka jadilah tahu yang kita inginkan.
F. PENGELOLAAN LIMBAH TAHU
Limbah tahu ada dua yaitu berupa ampas dan air cuka. Ampas tahu dan air cuka digunakan untuk makanan sapi. Selain itu ampas juga dapat dibuat sebagai bahan baku membuat tempe yang disebut tempe menje s. Limbah air digunakan untuk mengairi sawah bila musim kemarau.