ISU-ISU KOMUNIKASI KONTEMPORER RUANG PUBLIK MEDIA
“PENTINGNYA KELUASAN JANGKAUAN SIARAN TELEVISI” Disusun sebagai pengganti ujian semester mata kuliah Isu-Isu Komunikasi Kontemporer
Disusun Oleh :
SURYA YOGA PRADHANA D0207100 KOMUNIKASI KOMUNIKASI / B
ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Dalam setengah abad terakhir, televisi telah mengubah cara hidup kita. Televisi telah mengubah cara kita mengirim berita dan mngubah proses pembentukan kesan kita. Televisi mempengaruhi sifat dasar pendidikan dan mengurangi seni percakapan langsung. Walaupun demikian, yang dapat kita lakukan hanyalah duduk di hadapan televisi dan menyaksikkan sesuatu yang ditayngkannya. Sangat jarang sekali kita datang ke suatu stasiun televisi, apalagi muncul dalam suatu acara televisi; kita lebih sering memanfaatkannya daripada dimanfaatkan olehnya. Dengan semakin banyaknya stasiun-stasiun televisi dan semakin banyaknya saluransaluran yang menyajikan lebih banyak program, memungkinkan semua orang yang memiliki sesuatu yang menarik untuk diucapkan bisa tampil di program televisi. Akan tetapi, ribuan pebisnis, pemimpin-pemimpin kelompok penekan, KADIN, dan pengumpul dana berasumsi bahwa “televisi adalah untuk para ahli”, di mana mereka sendiri akan dapat berbuat yang lebih baik jika membuat tulisan di media cetak lokal. II.
Rumusan Masalah
Berikut rumusan masalah dari tema yang diambil: “Seberapa penting pengaruh luas cakupan wilayah penyiaran televisi terhadap kehidupan para pemirsanya saat ini?”
PEMBAHASAN
Televisi adalah suatu media komunikasi yang selalu mencari bahan hiburan. Hampir semua orang dapat memanfaatkan informasi yang disajikan secara massal oleh televisi. Bagi pebisnis, televisi dapat menjadi alat penghubung dengan masyarakat konsumennya dan juga bisa menjadi penyebab kehancuran bisnisnya tergantung bagaimana perlakuannya. Direktur dari suatu perusahaan yang sama, yang memanfaatkan media publikasi lain yang memiliki wiraniaga yang handal, akan terhindar dari teror atas kesempatan menguntungkan untuk menunjukkan perusahaan atau produk-produknnya kepada para pelanggan melalui media yang dapat dipercaya. Radio juga merupakan media yang tidak ternilai, yang memiliki banyak keunggulan dan sedikit peraturan dan hampir semua pesan-pesan penting di televisi juga dapat disiarkan di radio. Iklan di televisi bisa menggunakan gambar dan suara secara bersamaan untuk mendemonstrasikan keunggulan dari produk anda. Kita bisa menunjukkan bagaimana cepatnya mobil kita berlari, bagaimana anak-anak menyukai sarapan sereal kita, dan mengapa masyarakat menyukai pengharum badan yang kita buat. Akan sangat baik jika semua itu bisa ditampilkan, karena semua itu akan menghasilkan uang bagi kita. Oleh karenanya, maka iklan di televisi menjadi sangat mahal. Kita akan mempunyai perspektif bahwa memiliki studio sendiri akan sangat menguntungkan, karena kita dapat membeli peralatan studio sendiri, mengirim lima karyawan kita untuk mengikuti pelatihan satu hari, dan melatih karyawan-karyawan manajemen atas selama sepuluh hari, memperkerjakan seorang pejabat pers dan membiayai pimpinan eksekutifnya selama sebulan, semua ini hanya baru bernilai iklan 20 detik di program televisi nasional.
Televisi Proaktif
Televisi proaktif akan mendatangi kita, karena mereka membutuhkan seorang ahli-lebih disukai yang berpenampilan menarik-untuk berbicara tentang masalah-masalah di bidang keahlian kita. Atau kita akan ditawarkan untuk menjadi seorang pahlawan atau “penjahat” dalam suatu berita negatif. Terkadang, kita menyaksikkan bahwa semua reputasi baik individu dan perusahaan hancur sebelum mereka sempat menyadari bahwa wawancara yang dilakukan adalah “wawancara penyelidikan”, dan kita juga bisa melihat bahwa orangorang lain bisa terselamatkan dari hal ini karena mereka andal dalam menangani suatu wawancara. Tentu saja ketika kita ingin berlaku rendah hati, hal itu akan terasa sebagai suatu situasi yang aneh, dan hal ini merupakan alasan yang baik agar kita bisa menghindaruntuk tampil di layar televisi. Tetapi, dalam kebanyakan kasus, alasan orang menolak untuk tampil di televisi adalah karena mereka beranggapan bahwa ”para reporter televisi akan menghujani saya dengan pertanyaan-pertanyaa bodoh dan membuat saya tampak bodoh”. Intinya adalah “saya akan membuat diri saya tampak bodoh”. Hal itu bisa dimengerti, namun harus diusahakan dengan keras. Ada banyak alasan yang tepat untuk kita tidak tampil di layar televisi. Pertama, adanya cerita-cerita yang menakutkan. Kita telah menyaksikan hal itu; secara tidak terduga, seorang pembicara mati tergeletak dengan ribuan tusukan di hadapan 20 juta orang. Seseorang yang mengkampanyekan maksud baiknya dibuat sedemikian rupa sehingga tampak seperti orang yang fanati, melalui penyuntingan yang andal. Seorang pelayan masyarakat yang sedang bertugas akan tampak seperti orang idiot yang canggung saat berterima kasih atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepadanya. Dan, seorang pebisnis yang telah membesarkan perusahaannya seperti seorang kapitalis, melalui suatu wawancara yang andal.
Sebagian besar dari kita tidak akan kerasan berada di lingkungan yang asing bagi kita. Tidak akrab dengan studio televisi; lampu-lampu, kamera-kamera, orang-orang yang mengikuti mode, kekacauan dan pertengkaran-pertengkaran. Orang-orang yang baru pertama kali masuk ke dalam studio, akan merasa seperti seorang misionaris yang memasuki perkampungan Suku Amazon pemburu-kepala. Kita tidak ingin diperolok-olok. Namun, televisi telah menjadi tempat terpanas dengan memasukkan orang-orang dari perkampungan, yang suka melontarkan ucapan telur busuk dan gambar tomat busuk. Akhirnya muncul kekhawatiran akan banyaknya penonton. Sehingga seseorang yang sudah berada dalam kelompok tersebut atau seseorang yang harus berbicara menyadari bagaimana mereka hancur akibat tusukan ratusan mata. Akan tetapi, bisnis yang sukses adalah bagaimana memanfaatkan peluang-peluang yang ada, dan televisi memiliki peluang yang baik untuk mempromosikan produk, jasa, atau tujuan-tujuannya. Ceritanya akan tetap sama, walaupun berita tersebut baik atau buruk. Jika cerita itu jelek-jika mereka memeriksa suatu serangan, suatu kebakaran, suatu produk yang belum sempurna, kelebihan keuntungan-tak ada alasan untuk menghindarinya. Jika kita menolak untuk menanggapinya, kita akan dikritik atas ketidakhadiran kita. Tanpa kehadiran kita disana untuk membantah hal tersebut, para pemandu acara, para pewawancara, pemimpin-pemimpin organisasi dan para ahli, akan bekerja seperti biasanya. Tetapi, dengan kehadiran kita disana, walaupun hanya untuk merekam sebagian atau seluruh wawancara, dan mengalihkan perhatian penonton kepada yang lainnya, akan memiliki dampak yang lebih positif terhadap bisnis kita. Juga, sangat penting, TV mengizinkan kita untuk menunjukkan wajah manusiawi.
Namun demikian, secara luar biasa, orang-orang bisnis bahkan bisa melarikan diri saat akan diwawancarai untuk suatu berita baik. Seringkali suatu program yang pada awalnya ingin menampilkan dan mendukung suatu perusahaan dan produk-produknya ditolak oleh manajemen yang “tidak ingin ada banyak kamera di tempatnya” . Televisi memang berbeda. Kita sering melihat bagaimana kepribadian asli seseorang dibentuk-menjadi
yang
terbaik
atau
terburuk-melalui
proses
elektronik
dan
pertunjukkan di layar dua dimensi. Sebaliknya, seorang wartawan media cetak yang akan mewawancarai anda untuk mendapatkan informasi tertentu, akan menjamu/menghibur kita saat mewawancarai kita, seorang wartawan media elektronik juga mencari informasi dan memberikan hiburan selama wawancara. Jika kita atau pesan kita menarik dan menghibur, wartawan akan cenderung untuk membiarkan kita berbicara panjang lebar dan memanfaatkan apa yang telah kita katakan padanya. Tetapi, ketika kita tidak menghibur di saat kita sedang angkuh, sukar dimengerti atau membosankan, perkataan kita akan melenceng dari topiknya. Berangkat dari 2000 ucapan kita yang menyimpang, wartawan media cetak akan mencari sudut yang menarik bagi pembacanya-dengan demikian, “semuanya akan menjadi salah”. Dan pewawancara televisi mendengar suara produser mengatakan “Tuhanku, pekerjaan ini menjemukan, bergembiralah semuanya!”, sehingga ia tongkat penunjuk ke tempat minum-minumnya dan medorong kita untuk “melakukannya”, menanyai beberapa pertanyaan yang tidak menyenangkan dan biasanya membelakangi kita untuk memberikan hiburan kepada para penonton. Penjelasan berikut ini akan membantu untuk memahami mengapa mereka perlu melakukan hal seperti itu. Disamping bantahan mereka atas hal-hal yang berlawanan, semua media dikendalikan oleh kepentingan komersial. Jika mereka tidak bisa menarik orang untuk menonton, mendengar, dan membaca beritanya, mereka tidak akan bisa
bertahan. Dengan sangat cepat, para pewawancara dan produser TV memilki penyakit syaraf jika para penonton menganggap bahwa program mereka kurang menarik daripada program lainnya, mereka akan beralih dan tidak akan kembali lagi. Kemudian peringkat tayangan menurun dan kemudian pekerja televisi dan radio akan kehilangan pekerjaan mereka. Itulah tekanan pengendali dibelakang wawancara radio/TV, merupakan sekumpulan kentang dengan seorang penyerang dan hanya diperhatikan dalam waktu singkat. Oleh karena itu, kecuali untuk sejumlah kecil program yang menyimpang atau buruk, semua pembuat program ingin agar wawancara kita lebih “berwarna”. Dan jika kita tidak “mewarnai” wawancara kita, maka mereka akan mengambil alih wawancara itu dari kita. Dan tentu saja kita tidak akan menyukai hal tersebut. Membina hubungan baik dengan masyarakat merupakan tujuan utama stasiun televisi. Hubungan yang baik itu akan memberikan beberapa keuntungan, misalnya: 1. Merangsang timbulnya gagasan-gagasan baru dari seseorang yang selalu memperhatikan apa yang diinginkan program. 2. Penawaran yang diajukan ke program, akan menjadi lebih dipercaya jika penghubungnya sudah dikenal oleh orang-orang program tersebut. 3. Walau tidak terbebas dari “hal-hal yang memberatkan”, setidaknya orang-orang program akan memberikan peringatan terlebih dahulu sebelum memberikan perlakuan yang keras.
PEMBAHASAN TEORI
Kemajuan utama dalam teknologi media telah terjadi selama dasawarsa terakhir ini yang menjanjikan perubahan bentuk dan kekuatan media. Yang pertama diantara terobosan ini adalah televisi kabel (yang memungkinkan komunikasi timbal balik antara komunikator dengan khalayak dan satelit-satelit komunikasi). George Orwell(1984) meramalkan di dalam novelnya bahwa televisi kabel akan berkembang menjadi instrumen yang sangat terkontrol untuk propaganda, pengawasan pemerintah terhadap warganya, dan gangguan-gangguan yang bersifat menindas lainnya ke dalam kehidupan pribadi individu. Luasnya jangkauan siaran televisi yang menjangkau daerah-daerah pelosok memberikan kesempatan bagi anak-anak disana untuk memiliki cita-cita sebagai seseorang yang muncul di layar televisinya, apakah itu pilot, reporter, pembaca berita atau bahkan presiden. Sehingga mereka tidak selamanya bercita-cita seperti orang tua ataupun tetangga mereka. Suatu tinjauan sosiologis mengenai peran pekerjaan sebagaimana digambarkan di televisi disajikan dalam analisis Melvin De Fleur dari sampel selama enam bulan acara televisi yang dipertunjukkan kepada masyarakat Amerika, Midwest, pada pertengahan tahun 1960an. De Fleur berpendapat bahwa anak-anak memperoleh pandangan tentang dunia kerja melalui sosialisasi, karena terpaan yang sewaktu-waktu dan secara tidak terencana pada sumber-sumber pelajaran, termasuk media massa; diantaranya televisi adalah sumber belajar yang relevan. Analisis isinya telah mengidentifikasi ungkapan pekerjaan pada pertunjukkan televisi-yaitu seseorang yang melakukan sejenis pekerjaan yang diketahui, muncul sedikitnya selama tiga menit selama pertunjukkan. Ungkapan pekerjaan dianalisis sesuai dengan jenis pekerjaannya, suasana latar belakang pekerjaan, kekuasaan terhadap individu lainnya selama interaksi, dan karakteristik serta ciri-ciri para pekerja.
KESIMPULAN
Seiring dengan semakin bertambahnya zaman, kemajuan teknologi pun semakin bertambah. Dampak atas kemajuan teknologi ini hendaknya tidak hanya masyarakat di daerah perkotaan saja ataupun masyarakat yang bertaraf hidup tinggi saja yang mampu menikmatinya tetapi seluruh lapisan masyarakat dimanapun mereka berada. Salah satu bentuk kemajuan ini adalah televisi. Sehingga keluasan jangkauan siaran televisi sangatlah penting adanya bagi kehidupan manusia dan sangat menentukan apakah suatu daerah benar-benar merasakan dampak dari kemajuan teknologi. Selain itu juga agar masyarakat tahu akan kejadian-kejadian diseluruh dunia setiap waktu. Masih terdapat satu aspek penting dari manfaat televisi itu adalah tersedianya hiburan bagi seluruh masyarakat dimanapun mereka berada.