JENIS OFFSHORE PLATFORM BERDASARKAN KONSTRUKSINYA:
1. Struktur terpancang pada dasar laut (Fixed Platform)
Pada konstruksi terpancang, beban vertikal, horizontal dan moment dapat ditransformasikan oleh konstruksi kaki melalui pondasi ke dasar laut Contoh: jacket steel platform, gravity platform, monopod, tripod, dll 1. Struktur terapung (Floating Platform)
CONTOH : semi-submersible, jack-up platform, drilling ship, barge, dll Gerakan struktur diatas air relatif lebih besar (kecuali Jack-up) dibanding Fixed Plat. Kaki-kaki Jack-up tidak terpancang permanen di dasar laut tapi dapat naik-turun. Struktur terapung dilengkapi fasilitas penambatan (MOORING), dengan sistem: 1. Catenary Mooring – (jangkar, – (jangkar, rantai atau wire ropes) – (jumlah – (jumlah mooring line antara 4 ~ 24 buah) – (karakteritik – (karakteritik dipengaruhi beban statis dan dinamis) 2. Dynamic Positioning (motion response control, thruster) (Untuk laut dalam dan lokasi kerja rawan) FUNGSI : – – Anjungan Anjungan Pengeboran (drilling) – Anjungan – Anjungan Pendukung Operasi (support vessel) – Fasilitas – Fasilitas Pendukung Pemasangan Pipa (Pipe Layer) – Fasilitas – Fasilitas Akomodasi
– Fasilitas produksi (khususnya di marginal field + shorter time)
3. Struktur gabungan terpancang & terapung (Hybrid Platform) 4. Sub-sea Jenis struktur lepas pantai yang digunakan sekarang ini sangat banyak, namun sebagian besar struktur lepas pantai yang ada pada saat ini digunakan untuk eksplorasi dan eksploitasi minyak bumi dan gas alam. Jenis-jenis dari bangunan lepas pantai tersebut dapat dilihat seperti di bawah ini : 1. Jacket atau template
Jacket dikembangkan untuk operasi di laut dangkal dan laut sedang yang dasarnya tebal, lunak dan berlumpur. Setelah jacket ditempatkan di posisi yang diinginkan, pile dimasukkan melalui kaki bangunan dan dipancang dengan hammer sampai menembus lapisan tanah keras kemudian deck dipasang dan dilas. 2.
Tower
Tower juga dipasang dengan bantuan jacket tetapi dapat dioperasikan di laut dalam. Seperti jenis jacket atau template, pile dimasukkan melewati jacket dan dipancangkan sampai tanah keras. Kemudian tower ditempatkan di atas jacket . Pada umumnya tower mempunyai daya apung (self-bouyant) karena jacket tidak dapat menyokong beban yang terlalu berat. Deck dipasang dan di las di atas tower. 3.
Caissons
Platform kecil dengan deck kecil dibutuhkan untuk operasi di laut dangkal (kurang dari 60 m) dengan kandungan minyak yang tidak banyak. 4.
Concrete Gravity Platform
Platform jenis ini dipasang apabila tanah keras di dasar laut tidak jauh dari permukaan lumpur. Pondasi struktur dibuat berbentuk lingkaran dan terbuat dari beton. Pondasi yang berat ini menyokong beberapa tower dan deck baja. 5.
Steel Gravity Platform
Jenis platform ini dibangun apabila tanah dasar laut terdiri dari batuan keras. 6.
Hybrid Gravity Platform
Bagian dasar platform terbuat dari beton dan beton menopang rangka baja dimana deck baja diletakkan. 7.
Compliant Structures
Struktur jenis ini akan bergerak apabila ada gaya luar yang bekerja padanya. Hal ini disebabkan karena kekakuannya tidak besar. Struktur ini biasanya diikatkan pada dasar laut, misalnya guyed tower dan sistem penambatan tunggal (single point mooring system ), TLP (Tension Leg Platform ) dan juga struktur terapung lainnya.
3)
SBM (single Bouying Mooring) adalah
loading buoy untuk berlabuh lepas pantai yang berfungsi sebagai titik tambat dan interkoneksi untuk kapal tanker loading atau pembongkaran gas atau produk cairan. SPMs adalah hubungan antara geostatic koneksi manifold bawah laut dan kapal tanker. Mereka mampu menangani semua ukuran kapal, bahkan very large crude carriers (VLCC) .
Contoh & fungsi nya dalam operasional off-shore : 1)
Single Buoy Storage (SBS)
2)
Catenary Anchor Leg Mooring (CALM)
CALM merupakan pilihan paling efisien dan ekonomis untuk mooring dan (off)loading tankers. CALM systems juga dinamakan untuk characteristic curve pada anchor legs yang menjaga posisi buoy. Aplikasi Utama CALM system:
Short term mooring: untuk import-export fluida antar onshore & offshore facilities dan tanker
Permanent Mooring: untuk production dan storage systems
Semi-permanent Mooring: permanent mooring dengan kemudahan
kemampuan disconnect untuk mengevakuasi facility in case terjadi severe weather conditions. Type Lain : 3) Turntable Buoy: buoy dengan geostatic fixed buoy body (moored to the seabed) and a rotating mooring table (Conventional Design) 4) Turret Buoy: buoy dengan geostatic turret dan a buoy body, which is rotating around the turret. Bluewater’s concept of turret mooring has been adopted industry -wide as the majorconcept for permanently mooring tank 5) “ Spread mooring system” ini masih sering dipakai di offshore crane vessels, drilling rigs, dan dredgers untuk mengontrol kapal secara akurat. Penggunaan tipe spread morring untuk anchoring secara permanen di laut ganas tidak layak karena beamwinch, wave dan current memberikan load dan gerak yang kuat sehingga tidak mampu di-counteracting oleh sistem mooring. 4) Perbedaan FPSO & FSO, beserta gambar & fungsinya dalam operasional offshore :
A) F loating Production and Storage for Oi l (F PSO)
A floating storage, produksi dan offloading (FPSO) unit adalah kapal apung yang digunakan oleh industri lepas pantai untuk pengolahan hidrokarbon dan untuk penyimpanan minyak. Sebuah kapal FPSO dirancang untuk menerima hidrokarbon yang dihasilkan dari dekat platform atau bawah laut,saat diproses atau saat minyak disimpan sampai dapat diturunkan ke atas kapal tanker atau diangkut melalui pipa FPSO lebih disukai di daerah perbatasan lepas pantai karena mereka mudah untuk menginstal, dan tidak memerlukan jaringan infrastruktur lokal untuk ekspor minyak. FPSO bisa menjadi konversi dari kapal tanker minyak atau dapat sebuah kapal dibangun khusus untuk aplikasi. FPSO atau yang biasa disebut Floating Production Storage & Offloading itu merupakan sebuah kapal yang digunakan selain sebagai storage atau tempat penyimpanan minyak, kapal tersebut juga berfungsi sebagai tempat produksi minyak itu sendiri. Lain halnya dengan FSO, yakni Floating and Storage Offloading, dimana kapal jenis ini hanya digunakan untuk storage atau menyimpan hasil produksi baik itu minyak ataupun gas yang di produksi. Floating Production Storage sekarang banyak digunakan dalam operasi di lepas pantai, dari yang sederhana hingga sistem yang terintegrasi dengan peralatan yang sophisticated. Contoh pemakaian dari sistem ini banyak dipakai di daerah North Sea tepatnya di Argyll, Buchan, Balmoral dan Rob Roy/Ivanhoe Field. Sub-sistem dan komponen yang ada di FPSO meliputi antara lain : 1. Satu atau lebih sumur produksi dan assesoriesnya seperti christmas tree yang dipasang di Sea Bed. 2. Subsea base dimana flow line diikatkan ke riser,terutama bila ladang minyak dieksploitasi dari beberapa sumur minyak. 3. Anchoring point . 4. Mooring production riser dengan Singgle Point Mooring (SPM) untuk mentransfer minyak ke permukaan air dan juga untuk mooring dari tanker. 5. Crude Oil Storage , yang meliputi fasilitas produksi, personel quarters, flare stack. Keuntungan
Floating produksi, penyimpanan dan offloading kapal sangat efektif di daerah terpencil atau laut di mana pipa dasar laut tidak biaya efektif. FPSO menghilangkan kebutuhan untuk meletakkan pipa jarak jauh mahal dari sumur minyak ke terminal darat. Mereka juga dapat digunakan secara ekonomis di bidang minyak yang lebih kecil yang dapat habis dalam beberapa tahun dan tidak membenarkan biaya pemasangan pipa. Setelah lapangan habis, FPSO tersebut dapat dipindahkan ke lokasi baru.
B) a floating storage and offloading vessel ( F SO ) A floating storage dan kapal offloading (FSO) adalah kapal yang dirancang khusus untuk menyimpan dan offload minyak mentah dan kondensat dari instalasi ladang minyak lepas pantai. FSO biasanya digunakan sebagai instalasi tetap bidang yang terpisah untuk penyimpanan minyak mentah dan kondensat saat platform produksi utama tidak dilengkapi dengan fasilitas penyimpanan, atau bila kapasitas penyimpanan tambahan diperlukan. Biasanya, FSO secara permanen ditambatkan di lapangan, baik dengan sistem tambat tetap di perairan tenang atau dengan sistem pelampung vaning cuaca di perairan lebih keras. Persyaratan khusus untuk FSO akan tergantung pada daerah untuk operasi, persyaratan penyewa dan persyaratan otoritas.
The Kot FSO “Jorunn Knutsen” telah dibangun memenuhi ketentuan otoritas Norwegia u ntuk instalasi lapangan permanen. Kapal dibangun sebagai tanker ulang-alik, dan ditingkatkan untuk memenuhi persyaratan untuk FSO (N-Class), yang terkandung sebagai berikut:
Hull struktural penegakan
Stern Discharge sistem (STL)
Submerged Turret Loading sistem dengan dua jalur dan pengaturan putar pigging
Fiskal metering unit untuk pembuangan kondensat
DP2 sistem
Sistem ESD
Offshore crane
Peningkatan ukuran helideck
Extended sistem telekomunikasi
standard Akomodasi unit dirancang sesuai standar lepas pantai
docking Desain adalah 10 tahun
FSO ini juga dilengkapi dengan kedua jenis tanaman yang adsorbsion pemulihan NMVOC dan tanaman KVOC untuk mengurangi emisi VOC selama pemuatan dan penyimpanan. FSO beroperasi di Lapangan Asgard di Laut Utara, dan sering disebut sebagai “Asgard C”.