Jenis Teknik Anamnesa Menurut Patricia A Potter tahun 2005, jenis teknik anamnesa meliputi : 1.
Teknik Teknik Mencari Masalah. Anam Anamne nesa sa menc mencar arii
masa masala lah h
meng mengid iden enti tifi fika kasi si masal asalah ah pote potens nsia iall
klie klien, n, dan dan
pengumpulan data selanjutna difokuskan pada masalah terse!ut. "e!agai contoh, pera#at menanakan pada klien tentang peru!ahan ang dialami dalam pecernaan, seperti kurang nafsu makan, mual, muntah atau diare. $ika klien mengatakan !ah#a se!agian dari gejala ini dialamina, pera#at melanjutkan dengan pertanaan pemecahan masalah ang difokuskan pada peru!ahan spesifik pada pencernaan. 2.
Teknik Teknik Pemecahan Masalah. Teknik anamnesa pemecahan masalah difokuskanpada pengumpulan data ang le!ih mendalam pada masalah spesifik ang diidentifikasi oleh klien atau pera#at %l&e,1'((). "e!a "e!aga gaii cont contoh oh,, jika jika klie klien n melap melapor orka kan n !ah# !ah#aa munt muntah ah telah telah dalam dalam 2 hari, hari, pera# pera#at at menanakan apa pencetus muntah pertama kalina, apakah klien mengalami gejala lain, apak apakah ah terj terjad adii seti setiap ap kali kali klie klien n makan akan atau atau minu inum dan dan !ag !agaim aimana ana kara karast ster erit itik ik muntah.*nformasi tentang a#itan, faktor pem!erat, gejala ang !erkaitan, tindakan pereda ang telah klien co!a, dan keefektifan tindakan ini pada akhirna memadu pemilihan pera#at tentang inter&erensi kepera#atan.
+.
Teknik Teknik Pertanaan Pertan aan angsung. Anamnesa pertanaan langsung adalah format strukstur ang mem!utuhkan ja#a!an satu atau dua kata dan sering kali digunakan untuk mengklarifikasi informasi se!elumna atau mem!erikan informasi tam!ahan %l&e,1''(). "e!agai contoh -apakah anda mengalami neri ketika muntah- adalah suatu pertanaan langsung./engan teknik ini pertanaan tidak mendor mendorong ong klien klien untuk untuk secara secara suka suka rela mem!eri mem!erikan kan inform informasi asi le!ih le!ih !anak !anak dari dari ang ang ditanakan ditanakan langsung.T langsung.Tipe ipe pertanaan seperti ini sangat !erguna dalam mengumpul mengumpulkan kan data !iografi dan informasi spesifik mengenai masalah kesehatan seperti, gejala, faktor pencetus dan tindakan pereda.
.
Teknik Pertanaan Ter!uka. Anamnesa pertanaan ter!uka ditunjukan untuk mendapatkan respons le!ih dari satu kata atau dua kata. Teknik ini mengarah pada diskusi di mana klien secara aktif menguraikan status kesehatan mereka. Metode ini menguatkan menguatkan hu!ungan hu!ungan pera#at klien karena teknik ini menunjukkan !ah#a pera#at ingin meluangkan #aktu untuk mendengarkan pikiran klien. ontohcontoh pertanaan ter!uka adalah se!agai !erikut :
a. -Pera#at kesehatan apa ang anda !utuhkan !. -3agaimana perasaan Andac. -eritakan pada saa apa makna kedatangan ke rumah sakit !agi Anda-
Fase – Fase Anamnesa Menurut Patricia A Potter tahun 2005, fasefase anamnesa adalah se!agai !erikut : a.
4ase rientasi Pera#at mem!uka #a#ancara dengan menjelaskan tujuan dari #a#ancara. Pera#at juga mendiskusikan tipe pertanaan ang akan ditanakan dan para klien dalam proses #a#ancara. 6emudian pera#at meluangkan #aktu !e!erapa menit untuk saling mengenal dengan klien.
!. 4ase 6erja /engan !erkem!angna
#a#ancara,
pera#at
mengajukan
pertanaan untuk
mem!entuk data dasar ang digunakan se!agai dasar untuk mengem!angkan rencana asuhan kepera#atan.
c.
4ase Terminasi Terminasi mem!utuhkan keterampilan dari pihak #a#ancara. *dealna klien harus di!eri isarat !ah#a #a#ancara akan segera !erakhir.
1.
Aspek "ikap Menurut 7.A Mandri#ati tahun 2008 aspek sikap ang harus tampak dalam setiap kegiatan
anamnesa, aitu : a. "opan dan ramah "opan !erarti mem!eri penghargaan, ramah mem!eri kesan menarik, dengan demikian i!u akan tertarik datang ke unit pelaanan. !. Menunjukkan niat mem!antu "ikap ini mem!eri jaminan kepada i!u untuk mendapat pelaanan ang memuaskan. c. Menghargai "ikap ini akan meletakkan marta!at i!u sesuai dengan kondisina. d. Tanggap /engan !ersikap tanggap !isa le!ih cepat mengenal kondisi i!u karena !osan atau tidak naman. 9 e.
Menjaga pri&asi. Pri&asi i!u se!agai #anita harus tetap dijaga selama mem!erikan asuhan.
Komponen Anamnesa Menurut Patricia A Potter tahun 2005, ri#aat kesehatan kepera#atan adalah data ang dikumpulkan tentang tingkat kesejahteraan klien %saat ini dan masa lalu).i#aat keluarga, peru!ahan dalam pola kehidupan, ri#aat sosial !udaa, keseatan spiritual dan reaksi mental serta emosi terhadap penakit.i#aat kepera#atan dikumpulkan selama anamnesa, dan merupakan langkah pertama dalam melakukan pengkajian. Macammacam ri#aat kesehatan kepera#atan : a.
i#aat kesehatan masa lalu *nformasi ang dikumpulkan tentang ri#aat masa lalu mem!erikan data tentang pengalaman kesehatan klien. Pera#at mengkaji apakah klien pernah dira#at di rumah sakit atau pernah menjalani operasi. Pera#at juga mengidentifikasi ke!iasaan dan pola gaa hidup.
Penggunaan tem!akau, alkohol, kafein, o!ato!atan atau medikasi ang secara rutin digunakan dapat mem!uat klien !eresiko terhadap penakit ang menerang hepar, paru paru, jantung, sitem saraf, atau proses !erfikir. /engan mem!uat catatan tentang tipe ke!iasaan, juga frekuensi dan durasi penggunaan akan mem!erikan data ang penting. encana pera#atan dalam lingkungan pelaanan kesehatan harus sesuai dengan gaa hidup klien sedapat mungkin. "ering kali &ariasi dalam tidur,akti&itas, dan pola nutrisi dapat diakomodasi.
!.
i#aat 6eluarga Tujuan dari ri#aat keluarga adalah untuk mendapatkan data tentang hu!ungan kekeluargaan langsug dan hu!ungan darah. "asarana untuk menentukan apakah klien !erisiko terhadap penakit ang !ersifat genetik atau familial dan untuk mengidentifikasi area tentang promosi kesehatan dan pencegahan penakit. i#aat keluarga juga mem!erikan informasi tentang struktur keluarga,interaksi, dan fungsi ang mungkin !erguna dalam merencanakan asuhan. "e!agai contoh, keluarga ang akra! suportif dapat menjadi dapat menjadi sum!er dalam mem!antu klien menesuaikan diri terhadap penakit atau kecacatan dan harus dili!atkan ke dalam rencana pera#atan.
c.
i#aat ingkungan
i#aat lingkungan mem!erikan data tentang lingkungan rumah klien dan segala sistem pendukung ang anggota keluarga dan klien dapat digunakan. i#aat lingkungan misalna mengidentifikasi pemajanan polutan ang dapat mempengaruhi kesehatan, tingkat kriminalitas ang tinggi sehingga mengham!at klien untuk !erjalanjalan sekitar lingkungan rumah dan sum!er ang dapat mem!antu klien dalam kem!ai ke komunitas.
d. i#aat Psikososial i#aat psikososial ang lengkap menunjukkan siapa sistem pendukung klien, termasuk pasangan, anakanak anggota keluarga lain, atau teman dekat. i#aat psikososial termasuk informasi tentang caracara ang !iasana klien dan anggota keluarga gunakan untuk mengatasi stres.perilaku ag sama seperti !erjalanjalan, mem!aca, atau !er!icara dengan teman, dapat digunakan se!agai inter&ensi kepera#atan jika klien mengalami stres ketika menerima pera#atan kesehatan.pera#at juga !elajar apakah klien telah mengalami suatu kehilangan !aru!aru ini ang dapat menciptakan suatu rasa !erduka. Pemeriksaan Ekstra Oral Pemeriksaan ekstra maupun intra oral diperoleh melalui pemeriksaan o!ektif maupun pemeriksaan su!ektif. Pemeriksaan o!ektif adalah ga!ungan informasi o!ektif pasien ang dapat diperoleh dengan melihat atau memeriksa keadaan pasien secara langsung. "edangkan pemeriksaan su!ektif contohna adalah ri#aat kesehatan pasien atau !isa dise!ut pemeriksaan ang !erdasarkan hasil anamnesa dari pasien. Pemeriksaan ekstra oral dan intra oral pada dasarna dilakukan denga cara ang relatif sama aitu dengan cara inspeksi, palpasi ataupun perkusi. Pemeriksaan ekstra oral adalah pemeriksaan ang dilakukan dengan melihat dan memeriksa keadaan tu!uh pasien secara umum, meliputi mata, leher %kelenjar tiroid), jari, kuku, telapak tangan. kulit #ajah, distri!usi ram!ut, profil #ajah, kesimetrisan #ajah, kontur kepala, sendi temporomandi!ular dan kesehatan umum pasien. Pemeriksaan ekstra oral dapat dilakukan dengan !e!erapa cara, salah satuna adalah dengan cara inspeksi. *nspeksi adalah pemeriksaan dengan cara melihat menggunakan indra pengelihatan untuk memperhatikan keadaan tu!uh pasien secara umum dan mengamati kemungkinan adana kelainan pada pasien. *nspeksi ang dilakukan dengan cara melihat ukuran, !entuk, #arna, hu!ungan anatomi, integritas jaringan, derajat keratinisasi, dan kesimetrisan !ilateral dari setiap !agian atau organ tu!uh ang diamati. ara pemeriksaan ekstra oral selanjutna adalah palpasi. Palpasi adalah pemeriksaan ang dilakukan dengan indra pera!a untuk merasakan kontur dari jaringan atau organ tu!uh ang diperiksa dan merasakan adana pem!esaran atau kelainan ang kemungkinan dapat terjadi. Pada pemeriksaan palpasi ang dapat diperiksa adalah mera!a konsistensi, pergerakan massa, per!andingan !ilateral dan identifikasi anatomi pada organ tu!uh ang sedang diperiksa. Palpasi ang dapat dilakukan diantarana pada pemeriksaan limfonodi. Pada pemeriksaan limfonodi dilakukan pemeriksaan untuk melihat ukuran, !entuk, mo!ilitas, jumlah dan konsistensi dari limfonodi terse!ut. Pemeriksaan limfonodi dilakukan dengan cara mera!a !e!erapa titiktitik adana limfonodi dengan menekankan jari pada area terse!ut dan jari ditekan dengan sedikit diputar. Titik adana limfonodi terse!ut contohna
pada area su!mandi!ula untuk memeriksa limfonodi su!mandi!ula, area parotis untuk memeriksa limfonodi parotid, area su!mental untuk memeriksa limfonodi su!mental dan lain se!againa. Pemeriksaan ekstra oral selanjutna adalah dengan melakukan palpasi pada !i!ir. 3i!ir dipalpasi pada area &ermilion dan juga area per!atasan &ermilion ;one dengan kulit. Palpasi pada !i!ir terse!ut dilakukan untuk melihat adana !atas antara &ermilion dengan kulit dan ada atau tidakna keratinisasi pada !i!ir. 6emudian !erlanjut pemeriksaan pada mata, melalui inspeksi mata dapat dilihat ada atau tidakna kelainan ang terjadi, contohna seperti terjadina proptosis pada mata. 6emudian diperiksan juga pada !agian leher, melihat ada atau tidakna pem!esaran pada !agian leher. Apa!ila pada pemeriksaan ditemukan proptosis pada mata dan ada pem!esaran pada !agian leher aitu pem!esaran kelenjar tiroid maka pasien dapat diperkirakan mengidap penakit tertentu aitu goiter. Pemeriksaan ekstra oral juga dapat memeriksa kuku dan telapak tangan pasien. ontohna pada kuku penderita penakit hati kongenital, kuku pasien memiliki #arna ang tidak sama dengan orang normal. 6emudian pemeriksaan telapak tangan dengan cara melihat #arna dari telapak tangan, apa!ila telapak tangan !er#arna merah muda maka pasien memiliki <3 normal. Pemeriksaan ekstra oral selanjutna adalah pemeriksaan dengan palpasi pada sendi temporomandi!ular. Pemeriksaan dilakukan dengan meletakkan tangan pemeriksa pada daerah persendian kemudian pasien mem!uka dan menutup mulut serta melakukan !e!erapa gerakan seperti pasien oklusi dan rahang digerakan ke kanan atau ke kiri. Pemeriksaan terse!ut dilakukan untuk melihat pergerakan sendi dari pasien dan melihat ada atau tidakna kelainan ang terjadi seperti suara ang tim!ul pada persendian karena adana gesekan atau gerakan ang salah pada sendi Pemeriksaan Intra Oral
Pada pemeriksaan intra oral pada dasarnya sama seperti pemeriksaan ekstra oral, yaitu pemeriksaan dilakukan dengan inspeksi pada bagian intra oral pasien menggunakan kaca mulut, palpasi pada bagian intra oral pasien serta perkusi pada beberapa gigi pasien yang diduga adanya kelainan yang terjadi. Pemeriksaan intra oral yang dapat dilakukan diantaranya adalah melihat m ukosa intra oral dari pasien, yaitu palpasi mukosa labial bibir bawah, mukosa labial bibir atas dan mukosa bukal untuk melihat konsistensi, karakteristik jaringan dan indurasi, contohnya pada pasien yang memiliki kebiasaan menggigit-gigit bibir atau mukosa bibir terjadi perubahan warna, pinggiran yang kasar dan terjadi keratinisasi pada mukosa labial, selain itu juga pada pasien perokok mukosa labialnya berwarna kemerahan. Setelah itu lakukan juga inspeksi dan palpasi pada bagian mucobucal fold atas dan bawah untuk melihat karakteristik jaringan serta pada forniks bawah untuk melihat posisi frenulum bibir bawah. Palpasi dan inspeksi dilakukan terus hingga melihat semua anatomi pada intra oral yang kemungkinan dapat terjadi kelainan atau penyakit, maka palpasi juga pada bagian retromolar pad, tuberositas, palatum untuk melihat rugae yang ada pada palatum. Kemudian pemeriksaan pada lidah, pada pemeriksaan lidah dapat melihat palatum mole dan derajat deasinya. Pemeriksaan dilakukan dengan cara membuka mulut dan lidah dipegang oleh pemeriksa menggunakan tissue kemudian lihat permukaan lateral, permukaan dorsum dan permukaan ventral
lidah. Perubahan pada lidah yang dapat dilihat contohnya adalah pada dorsum lidah meningkatnya pemanjangan papila liform pada perokok, kemudian pada pasien dengan penyakit sistemik terjadi perubahan warna pada lidah dan hilangnya papila pada lidah. Pemeriksaan intra oral juga memeriksa bagian dasar mulut, pemeriksaan dilakukan untuk melihat frenulum lingualis, kurunkel lingual dan sublingual fold. Pemeriksaan dilakukan dengan meminggirkan sedikit lidah dan lihat lingual space kemudian palpasi juga aspek lingual dengan menggerakan jari dari sisi satu ke sisi yang lainnya. Kemudian lakukan palpasi dari bagian intra oral dan ekstra oral pada daerah submandibula untuk memeriksa glandula saliva submandibula. Setelah itu lakukan pemeriksaan sekresi saliva dengan cara keringkan terlebih dahulu anterior dasar m ulut kemudian untuk menstimulasi produksi saliva dengan cara menekan-nekan secara perlahan pada daerah glandula dari ekstra oral kemudian perhatikan keluarnya saliva pada intra oral. Pemeriksaan intra oral selanjutnya adalah pada jaringan gingiva, pemeriksaan dilakukan untuk melihat warna pada gingiva, bentuk dari gingiva, hubungannya untuk menopang gigi, kepadatan gingiva, perlekatan epitel, soket gingiva pada penopangan gigi dan hubungannya dengan cementoenamel junction. Pada gingiva yang sehat berwarna merah muda, terlihat tidak ada perubahan warna dari margin gingiva sampai ke attached gingiva. Kemudian bentuk dari gingiva yang normal adalah gingiva margin melekat mengikuti leher gigi dan gingiva mengisi hingga titik kontak antar gigi. Selain itu untuk memeriksa kedalaman dari soket dapat dilakukan dengan menggunakan probe, pemeriksaan dilakukan dengan memasukan p robe secara perlahan dan hati-hati agar tidak melukai gingiva pasien kemudian dilihat gingiva pasien telah mencapai batas tertentu yang sudah terdapat pada probe. Pemeriksaan terakhir yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan pada gigi. Pemeriksaan pada gigi dapat dilakukan dengan cara perkusi, yang diperhatikan dari pemeriksaan perkusi ini adalah keluarnya suara dari gigi dan respon dari pasien. Suara yang timbul pada pemeriksaan perkusi menggambarkan struktur pendukung gigi dan jaringan sekitarnya. Selain itu lihat juga relasi lengkung maksila dan mandibula, serta lihat juga interkuspasi dari gigi. !ntuk melihat posisi serta relasi lengkung maksila dan mandibula dapat dilakukan dengan cara pasien relaks lalu membuka mulut dan pemeriksa menggerakan rahang dengan menaik turunkannya hingga mencapai kontak atau oklusi, kemudian bisa juga dengan cara meminta pasien untuk oklusi dan menggerakkan rahang bawahnya ke kiri, ke kanan, ke depan dan ke belakang pada saat oklusi tersebut. Pada pemeriksaan tersebut perhatikan relasi lengkung maksila dan mandibula pada pasien serta lihat pula posisi gigi pasien pada saat pasien diminta beroklusi dan menggerakan rahang bawahnya ke posisi tertentu. Pada pemeriksaan interkuspasi pasien diminta beroklusi kemudian dilihat hubungan gigi maksila dan gigi mandibula sehingga dapat menentukan kelas maloklusi gigi pasien. "