JOB SAFETY ANALISIS
DIPERSIAPKAN DALAM RANGKA PEMBINAAN/PENYEGARAN K3 PENGAWAS OPERASIONAL PADA PT INCO
SUBDIT KESELAMATAN PERTAMBANBANGAN DIREKTORAT TEKNIK MINERAL DAN BATUBARA JAKARTA - 2 0 0 4 I
DAFTAR ISI
I II III
IV V
VI
VII
DAFTAR ISI..........................................................................................................................2 P E N D A H U L U A N.........................................................................................................3 IDENTIFIKASI DAN MENGURAI TUGAS YANG KRITIS..............................................3 A. Identifikasi tugas yang kritis........................................................................................3 B. Faktor keparahan..........................................................................................................5 C. Faktor kekerapan/keberulangan...................................................................................5 D. Faktor Peluang.............................................................................................................6 E. Faktor Tugas Baru........................................................................................................6 Mengurai tugas menjadi langkah-langkah .............................................................................6 IDENTIFIKASI DAN ANALISA POTENSI KERUGIAN...................................................7 A. Identifikasi Potensi Kerugian.......................................................................................8 B. Metoda Analisa............................................................................................................8 C. Analisa dengan diskusi saja.........................................................................................9 D. Analisa hubungan tujuan manajemen dan faktor tugas.............................................10 E. Membuat pemeriksaan yang efisien...........................................................................13 PENGENDALIAN, PROSEDUR, DAN INSTRUKSI KERJA..........................................13 A. Pengendalian..............................................................................................................13 B. Prosedur Kerja...........................................................................................................13 C. Instruksi Kerja............................................................................................................14 PENGGUNAAN JSA...........................................................................................................15 A. Orientasi Pekerja Baru /Penugasan Baru...................................................................15 B. Pelatihan Pengawas Baru...........................................................................................16 C. Instruksi tugas yang benar.........................................................................................16 D. Observasi tugas yang terencana.................................................................................16 E. Pertemuan Kelompok / Safety Talk...........................................................................16 F. Penyelidikan kecelakaan/insiden...............................................................................16 G. Pelatihan Ketrampilan................................................................................................16
II
PENDAHULUAN Analisa tugas adalah suatu aktifitas program yang kritis tidak saja untuk keselamatan dan kesehatan pekerja tapi juga untuk keselamatan dan kesehatan perusahaan itu sendiri. Karena itu analisa ini memberikan tekanan yang sangat besar untuk mengurangi biaya dan sekaligus meningkatkan mutu. Cara untuk mendapatkannya adalah dengan menganalisa secara sistimatis pekerjaan yang dikerjakan dan membuat prosedur yang cocok untuk memastikan bahwa pekerjaan tersebut secara konsisten dilakukan dengan cara yang benar. Beberapa metoda yang dilakukan sebelumnya kurang berhasil karena teknik studi yang dilakukan hanya menekankan kepada efesiensi, bagaimana pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan lebih cepat. Namun analisa/efaluasi yang hanya menekankan kepada aspek keselamatan juga tidaka akan efektif karna hanya akan menghasilkan pekerjaan yang kurang aman tapi tidak efesien. Teknik yang dilakukan dalam menganalisa tugas yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah teknik yang menganalisa secara sistematis suatu pekerjaan untuk aspek keselamatan dan kesehatan kerja, kualitas dan efesiensi dalam waktu yang sama. Pendekatan secara terpadu ini pada kenyataannya memberikan jaminan yang lebih besar terhadap aspek keselamatan. Dalam metoda ini pendekatan yang dilakukan mencakup enam aspek yaitu : 1.
Inventarisasi Tugas
2.
Identifikasi Tugas Yang Kritis
3.
Mengurai Tugas Menjadi Langkah atau Aktifitas
4.
Menganalisa Dengan Tepat Potensi Kerugian
5.
Menyusun Pengendaliannya dan Prosedur Atau Petunjuk Kerja
6.
Penggunaannya Pada Pekerjaan
Karena metoda analisa ini juga menyebabkan pekerja maka masukan yang akan didapat adalah dari pekerja yang secara nyata melakukan pekerjaan tersebut memberi hasil yang lebih tepat dan lebih terpakai sehinnga prosedur yang dibuat sebagai hasil akhir menjadi prosedur yang lebih berharga, lebih terpakai dan lebih disukai untuk dipakai oleh pekerja yang lebih membutuhkannya.
III
IDENTIFIKASI DAN MENGURAI TUGAS YANG KRITIS A.
Identifikasi tugas yang kritis Langkah pertama dalam JSA adalah menyusun atau melakukan infentarisasi tugas yang kritis yaitu membuat suatu daftar yang sisitimatis dari semua jabatan.sebagai contoh dibawah ini adalah daftar jabatan untuk departemen konsentrator mill yaitu : 1.
Grinding Operator staccer
2.
Staccer
3.
Floatin operator
4.
Asisten floatin operator
5.
Tin plant operator
6.
Filter floor operator
7.
Loading sheed operator
8.
Reagent operator
9.
Bagger
10.
Operator sink and float
11.
Operator transportasi
Langkah kedua adalah membagi setiap jabatan ke dalam tugas sehingga setiap tugas dapat diteliti dengan seksama untuk menentukan tugas mana yang kritis. Pengawas dan pekerja melakukan pekerjaan ini bersama-sama sebagai suatu tim yang berfikir tentang pekerjaan dengan berdasarkan kepada uraian pekerjaan dan uraian posisi. Sumber informasin yang lain. Adalah daftar tugas yang secara normal dilakukan oleh orang dalam bermacam-macam klasifikasi jabatan. Suatu pertanyaan awal yang timbul dalam program ini adalah “ Tugas yang mana yang harus diuraikan dan dianalisa sepenuhnya?” Beberapa organisasi melakukannya untuk semua tugas. Namun kebanyakan perusahaan akan mendapat masalah praktis dengan pendekatan ini Karena akan membutuhkan waktu dan upaya yang sangat banyak untuk menganalisa setiap tugas disuatu perusahaan, sehingga itu hampir mustahil untuk dilakukan. Misalnya dalam suatu perusahanan mem[punyai 50 jabatan yang berbeda dan setiap jabatan memiliki rata-rata 20 tugas yang spesifik pada masing-masing jabatan, berarti ada 1000 tugas yang akan dianalisa. Disamping itu, masalah lainnya adalah upaya untuk menjaga agar prosedur itu tetap praktis dan mutahir akanmemrlukan waktu yang cukup banyak untuk menghemat waktu dan tenaga maka identifikasi tugas kritis dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mengkaji kecelakaan yang pernah terjadi, baik yang menyebabkan cidera manusia, kehilanganproperti maupun kerugian produksi. Kecelakaan - kecelakaaan tersebut harus diklasifikasiakan sesuai dengan tingkat kritisannya. Karena program ini bersifat prediksi daripada reaktif, maka sangat penting untuk juga memasukkan tugas yang mempunyai potensi keruian yang besar, meskipun belum pernah terjadi pada tugas tersebut. Untuk melakukan ini pertanyaan berikut harus diajukan: 12.
Dapatkah tugas ini apabila tidak dilakukan dengan benar, bisa mengakibatkan kerugian besar saat dikerjakan?
13.
Dapatkah tugas ini apabila tidak dilakukan dengan benar bisa berakibat rugi besar setelah dikerjakan. ?
14.
Serius kah kerugian yang akan timbul? (bagaimana tingkat keparahan dari cidera, biaya kerusakan kualitas atau produksi) ? Apakah ada orang lain atau bagian lain yang terpengaruh?
Dalam menentukan apakah suatu tugas kritis atau tidak ada 4 faktor yang harus dipertimbangkan yaitu:
B.
15.
Faktor Keparahan – Severity
16.
Faktor Kekerpan – Frequency Rate
17.
Faktor Peluang – Probability
18.
Faktor Tugas Baru
Faktor keparahan Keparahan diambil dari biaya kerugian yang paling mungkin timbul akibat melakukan kesalahan dalam tugas. Dalam beberapa kasus sejumlah tingkat kerugian bisa terjadi tapi hanya yang paling mungkin yang menjadi pertimbangan, misalnya apabila sebuah kapal masuk ke dermaga menyalahi prosedur akibatnya akan lebih mungkin serius daripada tidak sedangkan kesalhan tehnik menyekop lebih mungkin mengakibtkan kerugian kecil daripada kerugian besar. Klasifikasi cidera pada manusia dalam Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No. 555 K digolongkan dalam 3 kategori yaitu cidera ringan, cidera berat dan mati, sedangkan untuk klasifikasi kerugiaan property, kerusakan peralatan dan kerugian produksi belum ada diatur dalah peraturan yang ada di Indonesia, sehingga beberpa perusahaan menentukan menentukan sendiri klasifikasi tingkat keparahan dari suatu kerugian karena kecelakaan. Sebagai contoh dibawah ini adalah klasifikasi kerugian yang banyak digunakan yaitu skala keparahan dari nol (0) sampai 6 seperti berikut: SCALA 0 2 4 6
SEVERITY Tidak ada cidera atau penyakit atau kerugian kulitas/produksi kurang dari $ 100 Luka ringan atau sakit ringan yang tidak mengakibatkan kehilangan hari kerja dan tidak mengakibatkan kerusakan property atau kerugian kualitas/produksi antara $ 100 - $ 1000 Suatu cidera yang mengakibatkan kehilangan hari kerja, namun tidak mengakibatkan cacat yang permanene atau merusak peralatan/property atau kerugian kualitas/produksi antara $ 1000 - $ 5000 Cacat permanen, meninggal, kehilangan bagian dari tubuh, kerusakan yang parah dari peralatan/property atau kerugian kualitas/produksi lebih dari $5000.
C.
Faktor kekerapan/keberulangan Kekerapan suatu kerugian ditentukan oleh bagaiamana seringngnya pekerjaan itu dilakukan dan jumlah pekerja yang melakukan pekerjaan tersebut. Tingkat keberulangan (revetifeness) dapat ditaksir dari table berikut sesuai dengan skala 1 sampai dengan 3: Jumlah orang yang melakukan tugas Sedikit Cukup/Agak Banyak Banyak
Tingkat kekerapan tugas yang dilakukan setiap orang 1X setiap hari
Beberapa X setiap hari
Sering X setiap hari
1 1 2
1 2 3
2 3 3
D.
Faktor Peluang Probabilitas atau peluang terjadinya kerugian setiap waktu pada suatu bagian kerja dilakukan dipengaruhi oleh faktor di bawah ini : 1. Resiko yaitu bagaimana bahaya yang terkandung dalam tugas tersebut 2. Kesulitan yaitu bagaimana tugas tersebut cenderung untuk mempengaruhi kualitas, produksi dan masalah lain 3. Kerumitan dari tugas 4. Kemungkinan kerugian apabila tugas tersebut tidak dilakukan dengan cara yang tepat
E.
Faktor Tugas Baru Apapun jenisnya, suatu tugas yang baru harus dianggap sebagai tugas yang kritis, dan akan menjadi target dari analisa dengan atau tanpa sejarah dari kerugian apapun oleh karena itu tugas yang baru harus diperlakukan sebagai tugas yang kritis sampai dia terjamin aman dengan suatu cara tertentu.
IV
Mengurai tugas menjadi langkah-langkah . Setiap tugas dapat diurai menjadi urutan langkah-langkah yang harus dilakukan. Biasanya suatu perintah yang khusus dari langkah adalah cara yang terbaik untuk melakukan tugas dengan efektif dan urutan langkah yang secara khusus pada akhirnya akan menjadi prosedur kerja Setiap langkah harus diuji untuk menentukan apa saja kerugian yang mungkin timbul yang mencakup aspek keselamatan, kualitas dan produksi. Kita dapat mendefinisikan "langkah tugas " sebagai suatu segmen dari keseluruhan .tugas dimana sesuatu bisa terjadi untuk kelanjutan keterlibatan pekerjaan. lni bukanlah berarti bahwa kita harus membuat daftar dari detil tugas yang sekecil-kecilnya pada uraian tersebut. Di bawah ini adalah contoh JSA Untuk "lima langkah pertama dalam tugas" mengoperasikan monitor particle size pada suatu mill concentrator. 1. 2. 3. 4. 5.
Periksa peralatan Periksa apakah ada pasir yang terakumulasi pada cyclone box Semprotkan udara pembersih Tutup kran pembersih Buka kran air bersih
(Uraian langkah tugas yang lengkap untuk tugas tersebut di atas ada pada lampiran I) Seleksi langkah yang tepat dalam melakukan suatu analisa akan sangat menentukan .hasil akhir. Ketika pertama kali suatu tugas diobservasi tuliskan setiap apa yang dilakukan pekerja tersebut. Setelah seluruh kerugian yang terpapar diidentifikasi anda dapat kembali untuk mengobservasi pekerja tersebut untuk mengkombinasikan dengan hal-hal lain atau mengeliminasi detil yang tidak perlu. Dalam mencoba untuk melakukan observasi tugas dengan baik umumnya Supervisor cenderung untuk membuat detil yang terlalu lengkap sehingga sulit untuk digunakan dalam mengajarkannya kepada pekerja. Dibawah ini adalah contoh langkah yang terlalu detil misalnya untuk dua langkah pertama yang telah dibuat sebelumnya yaitu :
Langkah I - Periksa peralatan Langkah 2 - Buka cyclone box Langkah 3 - Periksa apa ada pasir yang terakumulasi Langkah 4 - Ambil pasir yang terakumulasi tersebut Langkah 5 - Tutup Cyclone box Dengan nyata dapat dilihat bahwa uraian tugas diatas terlalu detil dan juga sulit untuk dibayangkan bagaimana panjangnya langkah yang akan dibuat apabila cara ini yang dipakai. Keterbatasan pekerja untuk mengingat detil juga menjadikan penguraian yang terlalu detil akan menjadi tidak efektif. Namun dilain pihak membuat uraian tugas yang terlalu umum juga tidaklah baik seperti terlihat pada contoh berikut adalah langkah tugas dalam" mengoperasikan monitor ukuran partikel" secara keseluruhan. Langkah 1 -Periksa peralatan Langkah 2 -Hidupkan monitor Langkah 3 -Periksa setiap jam I Langkah 4 -Ambil contoh setiap jam Sebagaimana"kita lihat uraian ini dapat menjadi pertimbangan yang sangat umum sehingga banyak langkah yang hilang yang dapat melibatkan aspek keselamatan kerja, kualitas dan produksi.. Cara yang paling efisien untuk melakukan penguraian tugas harus memasukkan semua langkah utama yang kritis untuk melakukan tugas dengan benar, tapi tidak termasuk langkah yang kemungkinan tidak akan menimbulkan masalah besar apabila tidak disoroti. Keputusan utuk memasukkan atau tidak memasukkan suatu langkah ialah dengan memulai dengan pertanyaan ": Apakah ini dapat menjadi langkah yang kritis apabila dilakukan dengan salah ?" Pengalaman menunjukkan umumnya tugas diuraikan menjadi 10 sampai dengan 15 langkah. Setiap langkah harus dievaluasi dengan langkah itu sendiri, kuncinya adalah untuk mencegah kerugian dari cidera, kualitas dan poduksi adalah merupakan pertimbangan Supervisor dalam menyeleksi langkah tugas yang dianggap kritis untuk tujuan ini.
V
IDENTIFIKASI DAN ANALISA POTENSI KERUGIAN Setelah suatu tugas selesai diurai menjadi langkah-langkah yang signifikan ataupun aktifitas yang kritis maka tahap berikutnya adalah melakukan identifikasi dan analisa untuk menentukan keterpaparan dari kerugian yang ada pada setiap langkah tersebut pada saat melakukan tugas. Melibatkan pekerja dalam menganalisa ini merupakan suatu kesempatan untuk mendapatkan mamfaat dari pengalaman dan pengetahuan mereka. A.
Identifikasi Potensi Kerugian
Untuk dapat menunjukkan dengan tepat potensi kerugian dari suatu langkah maka adalah dengan cara memasukkan 4 faktor yang berhubungan dengan suatu tugas yaitu Manusia, Peralatan, material clan Lingkungan. Untuk itu kita harus mengajukan pertanyaan sebagai berikut: 1.
Manusia a. b. c.
2.
Peralatan a. b. c.
3.
Apa saja bahaya yang dapat ditimbulkan oleh perkakas, mesin, kendaraan atau peralatan lainnya. Apa saja kondisi kedaruratan peralatan yang paling mungkin timbul Apakah peralatan akan menyebabkan kerugian keselamatan,kualitas dan produksi.
Material/bahan a. b. c.
4.
Apakah suatu yang berhubungan dengan pekerjaan yang mungkin dapat menyebabkan cidera, penyakit, stress atau ketegangan. Apakah pekerja dapat terjepit,terbentur, atau jatuh Apakah tindakannya yang memungkinkan menurunkan tingkat keselamatan, produksi atau kualitas.
Apa saja bahaya yang terpapar dari bahan kimia pada bahan baku atau hasil produksi Apa masalah yang spesifik dari penanganan material Bagaimana kemungkinan material dapat menyebabkan kerugian keselamatan, kualitas dan produktivitas
4. Lingkungan a. b. c. d.
Apa potensi masalah dari housekeeping atau tata tertib Apa potensi masalah dari kebisingan, penerangan, panas, dingin, ventilasi dan radiasi Bagaimana kemungkinan faktor lingkungan menyebabkan kerugian pada keselamatan kualitas dan produktifitas.
Apabila suatu tugas dilakukan dengan cara yang salah maka hasilnya adalah kerugian oleh karena itu identifikasi dan analisa potensi kerugian yang spesifik adalah langkah kunci dalam pencegahan dan pengendalian kerugian. B.
Metoda Analisa Dalam melakukan analisa tugas ada dua dasar pendekatan yang dapat dilakukan yaitu 1. Analisa dengan observasi dan diskusi 2. Analisa dengan hanya menggunakan diskusi.
Namun apabila memungkinkan yang harus dilakukan adalah teknik observasi dan diskusi karena secara nyata kita dapat melihat orang, perlatan, bahan, lingkungannya dan prosesnya sehingga hasil yang diperoleh akan lebih akurat dan terpakai. 1.
Analisa dengan observasi dan diskusi Disini ada 6 langkah yang dilibatkan dalam analisa dengan observasi : 1. Seleksi beberapa pekerja baik yang ingin berbagi pengalaman dan pengetahuan mereka. 2. Dapatkan kerjasama dengan menjelaskan apa yang akan mereka kerjakan dan pastikan bahwa yang dievaluasi adalah pekerjaan, bukan pekerja. 3. Observasi tugas yang sedang dilakukan pekerja yang dipilih dan periksa setiap .langkah yang dilakukan pekerja serta catat dalam uraian awal. 4. Periksa uraian ini dengan pekerja untuk keakuratan, dan juga untuk mendorong -pekerja untuk membagi pngetahuan dan pengalaman mereka 5. Ulangi langkah langkah 2-4 dengan pekerja yang lain jika perlu catat langkah dasar dari uraian tugas. lni biasanya membantu untuk memulai setiap pernyataan dengan kata kerja tindakan seperti ; mengeset, menyetel, memulai, mengerakkan dsb. 6. Identifikasi kerugian yang terpapar untuk setiap langkah spesifik atau aktifitas yang kritis
C.
Analisa dengan diskusi saja Analisa dengan diskusi saja dilakukan apabila suatu pekerjaan tidak memungkinkan untuk diobservasi secara langsung .Ini bisanya untuk tugas baru yang belum pernah dikerjakan, untuk suatu pekerjaan yang lokasinya terpencil sehingga tidak praktis untuk dikunjungi ataupun untuk tugas yang jarang dikerjakan tapi tugas tersebut adalah kritis. Untuk kasus seperti ini maka yang dilakukan adalah:
Cari beberapa orang yang paling mempunyai pengalaman tentang pekerjaan tersebut . Lakukan satukali atau lebih pertemuan dengan beberapa atau semua orang ini selayaknya. Jelaskan penggunaan dan cara pendekatannya. Tentukan langkah yang signifikan dan aktifitas yang kritis. Identifikasi kerugian yg terpapar untuk setiap langkah spesifik atau aktifitas yg kritis
Dari hasil riset dan statistik menunjukkan bahwa perobahan yang tidak dikenal (tak teridentifikasi) adalah salah satu faktor yang banyak menyebabkan kecelakaan Perobahan tempat kerja mungkin termasuk satu atau lebih hal berikut : urutan aktifitas, jadwal, personil, metoda, alar, bahan baku, mesin, spesifikasi, prioritas dan lain-lain.
Umumnya perobahan yang dilakukan adalah untuk mendapatkan suatu mamfaat atau diharapkan bermamfaat, tapi apabila perobahan tidak diketahui atau tidak diimbangi dengan antisipasi maka dia akan meningkatkan kemungkinan kecelakaan. Atau dengan kata lain kebutuhan merobah kadang-kadang tidak dibuat sama cepatnya dengan metoda atau bahan yang baru atau menyederhanakan dengan cara yang lebih baik. Untuk itu setiap ada rencana perobahan harus selalu dilakukan analisa dengan metoda diskusi terlebih dulu. D.
Analisa hubungan tujuan manajemen dan faktor tugas Pekerjaan juga dapat dianalisa dalam terminologi 4 tujuan utama dari manajemen (biaya, produksi, kualitas dan keselamatan) Kombinasi dari ke empat sub sistem ini dalam terminologi 4 tujuan utama manajemen memberikan 16 area pertanyaan berikut untuk suatu pemeriksaan efisien yang teliti sebagai bahan untuk analisa yaitu : 1.
Biaya -Orang Apakah kita dapat mengendalikan biaya dengan mempunyai orang yang pelatihannya .lebih baik? Dengan menggunakan orang yang lebih baik? Melalui motivasi yang lebih baik?
2.
Biaya -Alat Dapatkah kita mengendalikan biaya dengan mempunyai alat, mesin atau perkakas yang berbeda. ? Atau dengan menggunakan alat yang ada dengan lebih efektif.
3.
Biaya -Bahan Dapatkah bahan yang lebih murah digunakan? Bagaimana cara kita untuk mengurangi bahan yang terbuang
4.
Biaya -Lingkungan Dapatkah kita menghemat uang melalui housekeeping, penerangan, penataan, ventilasi yang lebih baik.
5.
Produktifitas -Orang Bagaimana kita mengurangi kehilangan jam kerja, meningkatkan efisiensi tenaga kerja? Bagaimana membuat pekerjaan lebih mudah agar pekerja lebih produktif
6.
Produksi - Peralatan Bagaimana kita dapat mengurangi kerusakan alat dan atau tidak beroperasinya alat? Peralatan, mesin, perkakas apa yang kita harus sediakan untuk meningkatkan produktifitas ?
7.
Peralatan -Lingkungan
Dapatkah kita meningkatkan produksi dengan melalui penataan, penerangan, pembersihan yang lebih baik? Melalui iklim kerja atau kondisi yang lebih baik ? 8.
Produksi - Bahan Bagaimana bahah dapat ditangani atau diangkut dengan lebih efisien ? Bahan apa yang akan membantu produktifitas.
9.
Kualitas - Orang Pengetahuan dan ketrampilan apa yang kritis untuk menghasilkan yang berkualitas? Dapatkah kita meningkatkan kualitas dengan seleksi, penempatan, pelatihan dan petunjuk yang lebih baik.
10.
Kualitas - Peralatan Alat, mesin dan perkakas apa yang kita harus sediakan untuk memastikan kualitas yang optimum? Dapatkah kita meningkatkan operasi pemeliharaan untukjam kerja yang lebih panjang dan kualitas yang lebih baik dari suatu peralatan.
11.
Kualitas - Bahan Apa ada bahan lain yang dapat meningkatkan kualitas ? Apakah akan membantu untuk membuat pemeriksaan kualitas bahan lebih cepat atau lebih sering ?
12.
Kualitas - Lingkungan Apakah kualitas dipengaruhi oleh kotoran, debu, asap,pelarut, cahaya atau suhu ?
13.
Keselamatan - Orang Apa potensi bahaya yang dapat membahayakan orang? Apa kebutuhan yang kritis untuk peraturan, instruksi tugas dan observasi tugas.
14.
Keselamatan - Peralatan Apa potensi bahaya yang dapat mengakibatkan peralatan rusak,terbakar atau meledak? Bagaimana kita dapat membuat penggunaan peralatan keselamatan, alat pelindung diri, pemeliharaan pencegahan dan pemeriksaan peralatan sebelum digunakan yang lebih baik?
15.
Keselamatan - Bahan Bagaimana kita dapat mengurangi atau mengendalikan keterpaparan terhadap bahan berbahaya? Bagaimana kita dapat memperbaiki pelatihan cara penanganan yang aman? Bagaimana kita dapat lakukan yang terbaik untuk mencegah pembuangan dan kerusakan bahan baku produksi.
16.
Keselamatan -Lingkungan Bagaimana kita dapat meningkatkan housekeeping untuk mengendalikan kerugian kecelakaan? Apa yang dapat kita robah pada lingkungan kerja untuk meningkatkan keselamatan.
E.
Membuat pemeriksaan yang efisien Pada prinsipnya membuat pemeriksaan yang efisien adalah suatu hal menanyakan dengan pertanyaan yang benar untuk mendapatkan jawaban yang memuaskan. Pertanyaan : siapa, dimana, kapan, apa, mengapa clan bagaimana dapat menjadi permulaan yang baik. Untuk itu dapat dianjurkan pertanyaan seperti berikut tentang tiap langkah yang kritis: 1.
Siapa yang paling pantas untuk melakukannya
2.
Dimana tempat yang terbaik untuk melakukan itu kapan itu harus dikerjakan apa tujuan dari langkah ini
3.
Mengapa langkah ini diperlukan
4.
Bagaimana cara terbaik untuk melakukannya
Dari hasil pemeriksaan yang efisien ini akan diperoleh bahan untuk membuat suatu prosedur tugas atau instruksi kerja.
VI
PENGENDALIAN, PROSEDUR, DAN INSTRUKSI KERJA A.
Pengendalian Setelah menganalisa pekerjaan dan masalah yang potensial dan membuat pemeriksaan yang efisien, maka anda telah mempunyai apa yang anda butuhkan untuk membuat rekomendasi pengendalian. Pengendalian adalah tindakan dan pencegahan yang akan mencegah terjadinya potensi kerugian dan akan memastikan bahwa pekerjaan dilakukan dengan efisiensi yang maksimal. Pengendalian harus diperintahkan kepada orang yang melakukan tugas dengan cara memberitahu mereka apa yang harus mereka lakukan untuk menghindari atau mengurangi keterpaparan kerugian. Ide untuk pengendalian akan secara alamiah dibangkitkan seluruhnya oleh pemeriksaan yang efisien dan diskusi yang berkaitan. Dalam membuat rekomendasi pengendalian harus diupayakan sedapat mungkin merupakan suatu kalimat penjelasan positif yang memberitahu apa yang harus dilakukan untuk mengurangi atau menghindarkan keterpaparan terhadap kerugian dan bagaimana untuk mengerjakan pekerjaan dengan cara yang paling efisien. Dari rekomendasi pengendalian yang telah selesai kemudian dapat dibuat Prosedur kerja maupun lnstruksi Kerja
B.
Prosedur Kerja. Karena prosedur adalah sebagai alai untuk belajar dan mengajar maka suatu prosedur harus jelas, ringkas, benar dan lengkap,selain itu prosedur kerja harus :
C.
1.
Dimulai dengan suatu pernyataan guna dan perlunya tugas ini termasuk untuk manfaat memotivasi dan juga untuk meningkatkan pemahaman .
2.
Menghadirkan langkah demi langkah uraian dari bagaimana prosesnya berlangsung
3.
Mengungkapkan langkah yang positif'cara apa yang dilakukan "dari pada" daftar panjang apa yang tidak boleh dilakukan
4.
Dibuat dalam format yang sederhana dan fungsi yang sederhana.
Instruksi Kerja Sebagaimana telah disinggung sebelumnya tidak semua tugas dapat atau harus dibuat prosedurnya misalnya pada pekerjaan pemeliharaan, penanganan material yang mungkin dikerjakan dengan suatu perbedaan yang sedikit tapi setiap kali mereka dikerjakan.Demikian juga untuk tugas dimana hasil akhir adalah apa yang penting dan bagaimana orang mendapatkan suatu yang sangat baik. Untuk tugas yang alami ini, petunjuk kerja adalah lebih berfungsi dan berguna. Pedoman untuk mempersiapkan lnstruksi kerja yang fungsional adalah : 1.
Hadirkan pedoman positif untuk hasil yang benar ditambah aturan yang berkaitan
2.
Kadang-kadang tidak terbatas untuk tugas yang spesifik tapi berhubungan dengan banyak sekali macam-macam aktifitas kerja, misalnya menggunakan gergaji mesin, memasuki ruang yang sempit, penggembokan peralatan dan lain-lain.
3.
Secara khusus berguna untuk tugas dimana pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja dalam -jumlah besar dan tugas yang jarang dilakukan atau dimana tugas yang spesifik adalah sulit untuk dibuat prosedurnya karena cara mereka dikerjakan sangat bervariasi dengan situasi yang spesifik.
4.
Penekanan yang disarankan dalam lnstruksi kerja adalah : a.
Motivasi
Jelaskan mengapa pekerja harus melakukannya dengan petunjuk kerja yang standar (berhubungan dengan kesejahteraan mereka sendiri, Membentuk sedikit kebanggaan) b.
Sumber masalah khusus
Tunjukkan sumber masalah khusus yang paling mungkin; hal yang menjadi perhatian khusus harus diberikan. c.
Pakaian dan alat pengaman diri
Tentukan peralatan pengaman dan pakaian yang diperlukan, kondisi dimana dia diperlukan dan alasan untuk menggunakannya. d.
Prosedur keadaan darurat
Menunjuk kepada prosedur untuk kasus kebakaran, peledakan,banjir dan bencana lainnya. Tentukan petunjuk dan peralatan pertolongan pertama dalam keadaan darurat, Prosedur menghentikan operasi dalam keadaan darurat dan pelaporan yang diperlukan. e.
Peralatan dan perkakas yang khusus
Penekanan penggunaan pengaman khusus, barier, saklar, gembok dan peralatan darurat. f.
Peraturan dan aturan yang penting
Perkuat aturan yang paling penting dengan memasukkan mereka kedalam petunjuk kerja, Buat mereka sesingkat dan sesederhana mungkin, beri alasan untuk aturan dan fokuskan pada yang kritis. g.
Pedoman yang positif clan benar
Soroti hal yang pekerja dapat dilakukan untuk memastikan hasil yang efisien, aman dan produktif. Harus diingat kembali bahwa kebanyakan perusahaan menyebut baik petunjuk kerja maupun prosedur kerja dengan satu nama atau dengan sebutan "metoda kerja" dan "SOP" atau terminologi yang lain. Apapun sebutannya itu tidaklah penting ,yang penting adalah untuk dipahami adalah bahwa banyak tugas yang dapat dan harus dibuat Prosedurnya Kegunaannya adalah dapat memberikan kepada pekerja pedoman tertulis untuk mengerjakan tugas yang kritis dengan cara yang paling efisien.
VII PENGGUNAAN JSA JSA akan menjadi suatu yang bermanfaat apabila ditempatkan dalam beberapa program keselamatan kerja atau tugas lainnya disamping itu JSA merupakan alat pengawasan dari manajemen yang praktis untuk memastikan apakah suatu pekerjaan telah dilakukan sesuai dengan yang telah ditentukan. Camkanlah bahwa waktu yang diambil dalam dalam membuat petunjuk kerja atau prosedur kerja untuk suatu tugas yang kritis di area anda, bukanlah suatu waktu yang siasia tapi akan merupakan suatu penghematan waktu yang sangat besar dalam priode yang panjang, karena waktu tersebut digunakan untuk menyiapkan dengan teliti prosedur kerja yang telah dipikirkan masak-masak, berdasarkan pengetahuan yang terbaik yang tersedia dari cara yang benar untuk melakukan tugas yang kritis dalam cara yang paling efisien. Penggunaan JSA akan sangat bermanfaat untuk program K3 berikut: Orientasi pekerja/Penugasan baru; Pelatihan Pengawa~ Baru; lnstruksi Tugas Yang benar; Observasi Tugas Yang terencana; Safety Talk/Pertemuan kelompok; Penyelidikan Kecelakaan/lnsiden dan Pelatihan Keterampilan A.
Orientasi Pekerja Baru /Penugasan Baru
Satu hal pertama yang seorang pekerja baru ingin tahu adalah apa pekerjaan yang akan mereka lakukan, dan bagaimana pekerjaan itu dilakukan. Demikian juga halnya pekerja lama yang mendapat penugasan untuk tugas yang baru tentu belum memahami sepenuhnya tugas baru tersebut. Untuk itu JSA adalah merupakan bahan yang sangat membantu mereka untuk dapat memahami bagaimana melakukan pekerjaan tersebut dengan aman dan efisien. Secara umum JSA harus terlebih dulu diberikan kepada mereka untuk dipelajari sebelum mulai memberikan instruksi tugas. B.
Pelatihan Pengawas Baru Secara umum yang paling ideal menjadi pengawas adalah orang yang paling memahami pekerjaan pada area tersebut, namun kenyataan di lapangan kadangkadang tidaklah selalu demikian .Mungkin dengan alasan kekurangan personil yang memenuhi kualifikasi pada bagian kerja tersebut sehingga terpaksa harus mengambil pengawas dari bagian lain dan bahkan dari perusahaan yang lain. Untuk itu mereka harus mendapat pelatihan untuk tugasnya tersebut dan prosedur/petunjuk kerja akan sangat membantu dalam pelatihan ini.
C.
Instruksi tugas yang benar Pedoman dan petunjuk kerja tertulis adalah mempunyai nilai yang sangat besar dalam membantu pengawas menemukan tanggung Jawab dasar mereka untuk mengajar yang lain, bagaimana mereka melakukan tugasnya secara benar (benar, cepat, sungguh-sunguh dan aman)
D.
Observasi tugas yang terencana Petunjuk dan prosedur kerja tertulis memungkinkan supervisor secara sistematis dapat menganalisa sebaik apa performance dari pekerja untuk mengikuti standar yang diperlukan.
E.
Pertemuan Kelompok / Safety Talk Dalam pelaksanaan pertemuan kelompok ataupun safety talk prosedur kerja dapat digunakan sebagai bahan (topik) diskusi khususnya apabila peserta dari pertemuan kelompok tersebut merupakan orang-orang yang terlibat dengan prosedur kerja tersebut serta orang yang terpengaruh dengan pekerjaan tersebut
F.
Penyelidikan kecelakaan/insiden Uraian tertulis dari pekerjaan membantu Supervisor melakukan penyelidikan kecelakaan/insiden dengan teliti dengan menganalisa apakah pekerjaan telah dilakukan sebagaimana mestinya, pada tahapan proses mana terjadi kesalahan, dan apa jenis perobahan yang dapat membawa ke pengendalian yang lebih baik.
G.
Pelatihan Ketrampilan JSA atau prosedur tugas tertulis akan membantu efisiensi dan keefektifan dari program pelatihan untuk operator peralatan dan pekerja trampil lainnya, karena dengan JSA dapat ditunjukkan secara khusus dan sistematis apa pekerjaan itu dan bagaimana dia dikerjakan.
Untuk mempersiapkan petunjuk dan prosedur kerja memerlukan waktu dan upaya yang tidak kecil, namun ketika anda telah menempatkan mereka dalam pekerjaan maka akan memperoleh keuntungan yang tinggi dalam hal :
Efisiensi, safety dan produktifitas yang lebih tinggi Hasil yang lebih baik dari instruksi tugas, observasi tugas, Pengajaran, pembimbingan, pelatihan ketrampilan dan penyelidikan kecelakaan. Proteksi yang optimal untuk orang, properti, proses, produktifitas dan kemampuan untuk mendapatkan untung.