PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU HULU
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS SIPAYUNG Jalan Hangtuah No. 02 gmail:
[email protected] gmail:
[email protected] KECAMATAN RENGAT KERANGKA ACUAN KERJA PELACAKAN TB PARU UPTD PUSKESMAS SIPAYUNG
A. PENDAHULUAN
Tuberkulosis merupakan penyebab kematian ke-3 terbanyak di Indonesia. Diperkirakan setiap tahun ada 539.000 kasus baru, dan dari kasus tersebut 101.000 orang meninggal karena TB. TB dapat disembuhkan jika pasien menelan obat secara teratur 6-8 bulan sesuai dengan petunjuk dokter. (Buku Saku 3B, Departemen Kesehatan RI Pusat Promisi Kesehatan tahun 2009). Pengobatan TB membutuhkan waktu yang lama, sehingga dimungkinkan pasien tidak patuh dalam menelan obat, disamping masih adanya stigma tentang TB, serta terbatasnya informasi pelayanan dan pengobatan TB di masyarakat. Untuk menanggulangi masalah tersebut peran masyarakat sebagai kader dan petugas di unit pelayanan kesehatan terdepan sangatlah penting. Diharapkan dengan aktifnya kader dan petugas dalam pendampingan di masyarakat, akan menurunkan angka drop-out dan meningkatkan kesembuhan serta penemuan kasus TB di wilayahnya.
B. LATAR BELAKANG
Menurut hasil distribusi penjaringan suspek dan penemuan kasus TB paru UPTD Puskesmas Sipayung tahun 2016 didapatkan jumlah Suspek yg diperiksa dahak 39% dan yang diobati 59%.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum Pelacakan kasus kontak bertujuan untuk penemuan/deteksi dini terduga TB. Setelah dilakukan kegiatan ini diharapkan dapat menjaring mereka yang memiliki gejala : a. Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun,malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan. b. Gejala-gejala tersebut diatas dapat dijumpai pula pada penyakit paru selain TB, seperti bronkiektasis, bronkitiskronis, asma, kanker paru, dan lain-lain.
Mengingat prevalensi TB di Indonesia saat ini masih tinggi, maka setiap orang yang datang ke fasyankes dengan gejala tersebut diatas, dianggap sebagai seorang terduga pasien TB, dan perlu dilakukan pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung. 2. Tujuan Khusus Kegiatan ini bertujuan untuk menjaring dan menentukan terduga/suspek TB yang akan diperiksa dahaknya dalam kegiatan pengambilan dan pengiriman spesimen sebanyak 2,1 % dari jumlah penduduk.
D. RENCANA KEGIATAN
Metode : Kunjungan rumah, Tanya jawab Media dan alat bantu : Ballpoint, Form Skrining TB
E. EVALUASI PELAKSANAAN
Dilakukan skrining TB untuk masyarakat sesuai dengan form yang telah disediakan.
F. PENCATATAN DAN PELAPORAN
Sistem pencatatan dan pelaporan digunakan untuk sistematika evaluasi kemajuan pasien dan hasil pengobatan. Sistem pencatatan dan pelaporan terdiri dari : 1. Daftar laboratorium yang berisi catatan dari semua pasien yang diperiksa sputumn ya. 2. Kartu pengobatan pasien yang sering penggunaan obat. 3. Pemeriksaan sputum lanjutan.
Mengetahui Plt.Kepala UPTD Puskesmas Sipayung
MUHAMMAD ZUHDI, SKM
NIP. 19660601 199603 1 001
Pelaksana Program TB Paru
HARTATIK, AMAK
NIP. 19771004 200312 2 005