KATA PENGANTAR Puji syukur saya sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang memberikan Kesehatan Gigi saya kemudahan dalam penyusunan karya ilmiah saya ini yang berjudul Kesehatan Anak Tergantung Terhadap Kesadaran Orang Tua. Karya ilmiah ini saya susun secara lugas dan aktual dengan menggunakan data yang terbaru. Data terbaru tersebut berasal dari penelitan kecil saya di lingkungan sekolah dasar dan ditambah dengan beberapa jurnal online. Kesehatan merupakan merupakan suatu kondisi manusia yang secara fisik dan psikisnya dalam kead keadaa aan n prim prima. a. Namu Namun, n, dala dalam m hal hal ini ini saya saya memb membah ahas as seca secara ra fisi fisik. k. Dan Dan saya saya mengker mengkerucut ucutkan kan lagi tentang kesehat kesehatan an gigi gigi anak. anak. Saya berharap berharap para pembaca dapat menjadikan referensi dalam menjalankan kehidupan sehari – hari. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Kepala Sekolah Negeri Inpres PAI 2 telah telah mengij mengijink inkan an saya saya untuk untuk menga mengambi mbill data. data. Dan begit begitu u pula pula orang orang tua saya saya yang yang membantu secara materi maupun non materi. Serta, beberapa pihak yang tidak bisa saya sebut namanya yang telah memberikan kritik, saran dan motivasi sehingga penulisan ini dapat dapat terseles terselesaika aikan. n. Akhir kata penulis penulis menghara mengharapkan pkan saran dan kritik kritik dari pembaca pembaca sebagai bahan revisi dari karya ilmiah ke depannya.
Makassar, 9 Maret 2011
Andi Rindi Antika Juniafri
Daftar Isi Cover
i
Kata Pengantar
ii
Daftar isi
iii
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
1
I.2 Rumusan Masalah
2
I.3 Maksud dan Tujuan
2
I.4 Metode Penulisan
2
I.5 Hipotesa
2
I.6 Manfaat
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1Penyakit Gigi Anak
4
II.2 Pengetahuan Orang Tua akan Kesehatan Gigi
6
BAB III METODE PENELITIAN III.1 Jenis Penelitian
8
III.2 Sumber Data
8
III.3 Teknik Pengumpulan Data
8
III.4 Teknik Analisa Data
9
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Pengetahuan Anak Tentang Kesehatan Gigi
10
IV.2 Peran Orang Tua terhadap Kesehatan Gigi Anak
10
IV.3 Masalah Kesehatan Gigi Anak
11
BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan
12
Daftar Pustaka
13
Lampiran
14 1. Salinan Data Angket 2. Dokumentasi Angket
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Kita sudah sering melihat salah satu iklan sebuah pasta gigi yang menyelenggarakan sebuah acara yang bekerja sama dengan PDGI. Perusahaan tersebut menyampaikan sebuah data tentang gigi berlubang dan karang gigi yang terjadi pada anak berumur di bawah 12 tahun atau lebih tepatnya anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Ketika saya melihat iklan tersebut, terlintas dalam pikiran saya bahwa penyebabnya adalah kesadaran orang tua. Anak yang berumuran bangku sekolah dasar masih ada kecenderungan di bawah pengawasan orang tua. Dari sini kita dapat mengambil sebuah pertanyaan apakah orang tua anak ini mengetahui tentang kesehatan gigi atau tidak? Atau apakah orang tua anak ini tidak punya waktu untuk mengawasi kesehatan gigi anak? Dari dua pertanyaan ini saya membuat karya ilmiah ini dan melakukan sebuah angket kecil untuk menjawab dari pertanyaan tersebut.. Menurut saya, ini sangat penting untuk dibahas. Karna, pada saat anak kita dapat menanamkan nilai – nilai betapa penting kesehatan gigi. Penanaman nilai tersebut bisa membentuk sebuah kebiasaan yang bisa di bawah sampai dewasa. Bahkan, anak tersebut dapat mewariskan kebiasaan ini ke anak dan cucunya. Selain itu, kebiasaan ini bisa membentuk sebuah kebudayaaan positif. Itulah alasan saya mengapa saya membuat karya ilmiah ini dengan judul Kesehatan Gigi Anak Tergantung Terhadap Kesadaran Orang Tua .
Menurut saya, ini sebuah
fenomena yang terjadi dalam masyarakat umum.
I.2 Rumusan Masalah Dalam penulisan ini hanyan membahas kesehatan gigi anak. Kesehatan gigi anak dikembangkan menjadi penyakit yang sering terjadi dalam anak. Penyakit gigi anak ini
hanya diambil tentang gigi berlubang dan karang gigi. Dalam pengembangan karya ilmiah ini berdasarkan hasil penelitian orang lain dalam bentuk jurnal online dan hasil angket yang saya buat.
I.3 Maksud & Tujuan 1. Mengetahui masalah kesehatan gigi anak yang berumur 12 tahun ke bawah. 2. Mengetahui peran orang tua terhadap kesehatan gigi anaknya. 3. Mengetahui pengetahuan anak yang berumur 12 tahun ke bawah sudah dapat mengenal
peralatan
pembersihan
gigi
dan
kesadarannya
dalam
membersihkan giginya.
I.4 Metode Tulisan Penulisan ini menggunakan metode angket dalam mengambil data. Angket ini disebarkan ke sembilan siswa-siswi SD Negeri Inpres PAI 2 dibawah umur 12 tahun. Pertanyaan di dalam angket meliputi pengetahuan siswa-siswi tentang membersihkan gigi, pengetahuan orang tau tentang kesehatan gigi anaknya dan kesehatan gigi anak pada saat itu.
I.5 Hipotesa 1. Anak berumur dibawah umur 12 tahun sudah mengenal cara membersihkan gigi secara baik. 2. Anak berumur dibawah umur 12 tahun sudah mengenal peralatan pembersih gigi. 3. Peran orang tua dalam mengajar dan mengawasi sangat berpengaruh terhadap kesehatan gigi anak 4. Anak umur dibawah 12 tahun banyak mengalami masalah kesehatan gigi seperti gigi berlubang dan karang gigi.
I.6 Manfaat 1. Dapat menjadi sebuah referensi dan pengetahuan tambahan 2. Dapat mengetahui akar masalah dari kesehatan gigi anak, terutama terjafi
pembentukan karang gigi dan terjadinya lubang gigi 3. Dapat Memberi informasi terbaru tentang kesehatan gigi anak dengan berbagai sumber terpercaya 4. Dapat memberi sebuah solusi masalah kesehatan gigi anak yang terjadi di masyarakat luas.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Penyakit Gigi Anak
Gigi merupakan bagian tubuh yang kecil yang terletak di rongga mulut. Akan tetapi, kesehatan gigi ini terkadang dilupakan. Ketika kesehatan gigi ini terlupakan, muncul sebuah penyakit sehingga aktifitas menjadi terjadi ganggu. Apalagi anak – anak yang mengalami gangguan kesehatan gigi sikap menjadi lebih cenderung cepat marah. Karna, rasa sakitnya yang dialami. Penyakit gigi sering dialami oleh anak adalah gigi berlubang dan terdapat karang gigi. Dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh Drg. Tri Astuti, M.Kes menyatakan bahwa 90% anak – anak di bawah umur 12 tahun mengalami gigi berlubang. Sebenarnya gigi berlubang itu diakibatkan oleh sebuah bakteri yang mengeluarkan racun atau yang bahasa ilmiahnya mikroorganisme ini streptocarus mutan. Bakteri ini yang mencerna sisa makanan yang ada di gigi yang tidak dibersihkan. Pada saat pencernaan makanan ini, bakteri mengeluarkan sebuah asam ( acid). Gabungan antara bakteri, acid, sisa makanan dan air liur akan mengakibatkan plak. Plak ini akan menempel di gigi akan mengeluarkan asam juga yang lama – kelamaan akan merusak email gigi. Sedangkan bakteri akan mengubah plak ini menjadi karang gigi. Bila kondisi ini dibiarkan, maka kerusakan ini kana menjalar ke bagian dentin dan pulpa. Kerusakan yang sudah sampai pada bagian dentin dan pulpa bisa mengakibatkan syaraf gigi akan mati. Lambat laun gigi akan menjadi keropos dan mati secara total dari fungsinya sebagai gigi. Gigi berlubang dan karang gigi jangan diremehkan. Karna dari gigi berlubang bisa menjadi pintu masuk bakteri atau virus ke dalam aliran darah. Seperti kita ketahui bahwa di bawah gigi terdapat pembuluh darah. Jika gigi ini berlubang dan bakteri itu masuk ke
dalam pembuluh darah, maka bisa saja bakteri ini ke organ vital. Dan pada akhirnya menyerang organ vital tersebut. Bakteri yang terdapat rongga mulut ini disebut bakteriemia. Dari beberapa penelitian mengenai bakteriemia ini layak disimak. Bakteriemia diamati pada 100% pasien setelah cabut gigi, 70% setelah pembersihan karang gigi, pada 55% setelah pembedahan gigi geraham bungsu, 20% setelah perawatan akar gigi, dan 55% setelah operasi amandel. Penelitian melibatkan 735 anak-anak yang menjalani perawatan gigi busuk, menemukan 9% anak-anak mengalami bakteriemia. Penelitian lain menunjukkan penyebaran bakteri setelah perawatan akar gigi. Dan, kurang dari 1 menit setelah prosedur rongga mulut, kuman dari gigi yang terinfeksi telah mencapai jantung, paru, dan sistem kapiler darah tepi. Pada kondisi kesehatan mulut normal, hanya sejumlah kecil bakteri fakultatif dan tidak membahayakan masuk ke dalam aliran darah. Namun, pada kondisi kebersihan mulut jelek, jumlah bakteri pada permukaan gigi meningkat 2-10 kali lipat. Sehingga peluang terjadinya bakteriemia juga lebih besar. Kecuali lewat bakteriemia, adanya rangkaian reaksi imunologis yang dipicu oleh infeksi di rongga mulut, merupakan penjelasan lain mengapa problem gigi dapat merambat ke penyakit-penyakit serius sampai berujung kematian. Gigi dan gusi sebetulnya tidak melekat erat, melainkan ada celah sekitar 2 mm disebut kantung gusi (sulcus gingiva). Daerah inilah yang paling rentan terjadi infeksi bakteri dan peradangan, sehingga timbul penyakit periodontal. Tanda-tandanya: gusi memerah, bengkak, mudah berdarah, mungkin disertai kegoyahan gigi. Grossi dan Genco (1998) mengemukakan 17 macam penyakit sistemik yang berhubungan langsung dengan penyakit periodontal, termasuk penyakit gula, jantung, kanker dan stroke. Beberapa penelitian retrospektif membuktikan, pasien penyakit jantung, stroke, umumnya kebersihan mulutnya lebih jelek dibanding pasien normal. Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa gigi dan mulut bisa menjadi pemicu dan memperparah berbagai penyakit sistemik.
II.2 Pengetahuan Orang Tua Terhadap Kesehatan Gigi Bukan hanya seorang anak saja yang harus paham akan kesehatan giginya. Tapi, orang tua juga harus turut peran dalam mengawasi kesehatan gigi. Menurut peneletian semua anak sudah diajari dan diberi edukasi tentang pentingnya kesehatan gigi. Namun, saya sangat menyayangkan masih belum pro aktif orang tua dalam mengontrol kesehatan gigi anaknya untuk diperiksa ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali secara rutin. Oleh karna itu, saya akan menjelaskan pengenalan kesehatan gigi kepada anak. Misalnya, sejak dari anak meninjak umur 2 tahun anak sudah dibiasakan dengan membersihkan gigi. Dengan cara memperkenalkan alat untuk membersih gigi sperti sikat gigi, pasta gigi, dan dental foss Bahkan, sejak bayi sebenarnyaorang tua juga sudah bisa memulai menjaga kesehatan rongga mulut. Merawat gigi bayi dapat dilakukan dengan cara membersihkan giginya dengan menggunakan kain kasa atau kapas yang dibilas dengan air hangat, kemudian digosokkan secara pelan-pelan pada gusi bayi. Apabila anak sudah beranjak besar, orang tua harus mengajarinya tentang rutinitas menggosok gigi. Sebaiknya pola makan si anak harus selalu diperhatikan, apakah makanan yang dikonsumsinya dapat merusak gigi atau tidak. Jangan terlalu sering memberikan anak makanan yang manis dan mudah melekat di gigi atau gusi seperti permen, coklat, dan biskuit. Makanan seperti itu dapat bereaksi di mulut dan akhirnya membentuk asam yang dapat merusak gigi dan dapat menimbulkan gigi berlubang, gigi tanggal sebelum waktunya, serta gangguan pada ukuran, bentuk maupun jumlah gigi. Untuk mencegah hal itu, berikanlah si kecil makanan yang berserat, seperti sayur dan buah yang bersifat self cleansing (membersihkan gigi) karena membutuhkan
proses pengunyahan
secara berulang-ulang.
Kalau
memang ingin
memberikan makanan seperti coklat, permen, biskut dan makanan manis lainnya
hendaknya pada waktu yang tepat, misalnya setelah makan siang. Jika sudah selesai mengonsumsi makanan tersebut, anak sebaiknya disuruh untuk menyikat giginya hingga bersih. Selain mengajarkan anak tentang peralatan sikat gigi dan menjaga makanan, orang tua juga harus juga mengajak anak untuk memeriksa giginya ke dokter gigi secara berkala dan rutin setiap 6 bulan sekali. Ini berfungsi untuk mengetahui kesehatan gigi anak secara mendetail dengan menggunakan jasa pekerja profesional seperti dokter gigi. Kegunaan ini dapat mendeteksi secara dini penyakit seperti gigi berlubang dan karang gigi agar tidak semakin parah.
BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai jenis penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data dan teknik analisa data. Penjelasannya sebagai berikut III.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang kami gunakan adalah penelitian korelatif. Yang di maksud dengan penelitian korelatif adalah penelitian yang menghubungkan data-data yang ada. Sesuai dengan pengertian tersebut kami menghubungkan data-data yang kami dapat antara yang satu dengan yang lain. Selain itu, kami juga menghubungkan data-data yang ada dengan tinjauan pustaka yang kami gunakan sehingga diharapkan penelitian kami bisa menjadi penelitian yang benar dan tepat. III.2 Sumber Data Sumber data kami adalah siswa-siswi SD Negeri Inpres PAI 2 berjumlah sembilan orang dengan umur di bawah 12 tahun.
III.3 Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah dengan angket. Angket kami dapat menyimpulkan melalui jumlah koresponden yang menjawab pertanyaan tertentu dan membandingkan jumlah koresponden yang menjawab dengan jawaban yang berbeda pada pertanyaan yang sama. Dan setiap pertanyaan itu saling berkaitan antara satu dan yang lainnya.
III.4 Teknik Analisa Data Semua data dan landasan teori yang diperlukan telah diperoleh dengan baik. Lalu kami mulai menghitung jumlah data, setelah itu kami mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari tiap pertanyaan pada angket berdasarkan jumlah responden yang memilih. . Langkah berikutnya, kami menghubungkan data-data yang satu dengan yang lain dan juga dengan landasan teori yang ada. Langkah terakhir, kami menuangkannya dalam karya tulis ini.
BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini membuktikan hipotesa awal dengan tinjauan pustaka dan hasil penelitian
yang
saya
lakukan.
Pembuktian
dari
hipotesa
awal
ini,
saya
mengekelompokannya menjadi tiga bagian. Untuk lebih jelasnya berikut ini penjelasan dari pembuktiannnya.
IV.1 Pengetahuan Anak Tentang Kesehatan Gigi Pengetahuan anak ini, saya bagi menjadi dua hal, yaitu pengetahuan tentang peralatan gigi tambahan seperti obat kumur dan kesadaran anak tentang kesehatan giginya. Pengetahuan tentang peralatan gigi tambahan seperti obat kumur diwakili dengan pertanyaan seperti “Apakah Anda menggunakan mouthwash/obat kumur gigi?”. Hasil pertanyaan ini dari sembilan anak hanya satu yang menjawab ya. Hasil ini seperti dugaan saya sebelumnya bawah pengetahuan anak tentang peralatan gigi anak. Walaupun anak sudah menggunakan pasta gigi dan sikat gigi. Namun, seperti kita ketahui obat kumur gigi dapat membantu lebih banyak mengurangi bakteri gigi dibandingkan hanya sikat gigi saja. Selanjutnya, untuk kesadaran anak dengan kesehatan gigi diwakilikan pertanyaan seperti Berapa Kali dalam sehari Anda menyikat gigi dan Pada saat menyikat gigi, apakah Anda membersihkan lidah Anda juga. Hasilnya semua anak sudah paham dengan pentingnya kesehatan gigi mereka.
IV.2 Peran Orang Tua dalam Kesehatan Gigi Anak Untuk kali ini saya membagi dua bagian dalam peran orang tua dalam kesehatan gigi anak, yaitu pengajaran orang tua kepada anak dan pengawasan orang tua terhadap kesehatan gigi anak. Pengajaran orang tua kepada anak tentang kesehatan gigi diwakili pertanyaan seperti “Apakah Anda pernah diajari cara menyikat gigi secara benar dengan orang tua Anda?” dan “ Apakah orang tua Anda selalu mengingatkan tentang pentingnya
menyikat gigi?”. Hasilnya semua siswa menjawab ya. Ini menandakan orang tua sudah berperan aktif mengenai kesehatan gigi anaknya dalam bentuk pengajaran. Sedangkan dalam bentuk pengawasan diwakili dengan pertanyaan seperti “ Apakah orang tua Anda mengganti sikat gigi Anda secara berkala?”, “ Apakah orang tua Anda membawa ke dokter gigi hanya pada saat Anda mengalami gangguan kesehatan gigi(sakit gigi)? ” dan “ Apakah orang tua Anda selalu membawa ke dokter untuk memeriksa kesehatan gigi Anda secara berkala, misalnya dua kali dalam setahun? ”. Hasil dari pengawasan tentang peralatan gigi, dari sembilan siswa hanya tiga menjawab orang tuanya tidak mengganti sikat gigi secara berkala. Ini menunjukan orang tua sudah berperan aktif dalam bentuk pengawasan peralatan pembersih gigi anaknya. Dengan mengganti peralatan gigi secara berkala kinerja membersihkan gigi dapat secara optimal dibersihkan. Sedangkan untuk pengawasan dalam bentuk konsultasi terhadap ahlinya, yaitu dokter gigi, hanya dua siswa menjawab orang tuanya membawanya ke dokter untuk memeriksa giginya. Dan Ada enam siswa menjawab ya untuk mengenai orang tua membawa anaknya ke dokter gigi hanya pada saat gigi anaknya bermasalah. Ini menunjukan pengawasan orang dalam bentuk pencegahan sangat lemah.
IV.3 Masalah Kesehatan Gigi Anak Dalam masalah kesehatan gigi anak, saya membatasinya hanya dua saja, yaitu masalah gigi berlubang dan karang gigi. Masalah kesehatan gigi ini saya secara langsung memeriksanya. Hasilnya adalah ada delapan siswa yang terdapat gigi berlubang dan karang gigi. Ini seperti dugaan saya. Karna berdasarkan tinjauan pustaka yang dimana itu berdasarkan penelitian juga hampir semua anak Indonesia mengalami seperti itu. Walaupun penelitian saya ini hampir semua anak sudah tau tentang cara menjaga kesehatan gigi. Namun, pengawasan orang tua dalam bentuk pencegahan masih kurang. Selain itu juga, penyebabnya bisa terjadi faktor makanan.
BAB V PENUTUP
V.I Kesimpulan Dari hasil penelitian saya lakukan. Kemudian saya menuangkan hasil penelitian tersebut dalam makalah ini. Saya bisa menyimpulkan bahwa kesehatan gigi anak sangat bergantung akan kesadaran orang tua. Ini dapat dilihat dari hasil angket yang sambil pada tanggal 8 Maret 2012 yang lalu. Kesadaran orang tua tersebut bisa memulai dari pengenalan
peralatan gigi.
Kemudian orang tua memberi penjelasan akibat yang terjadi bila kesehatan gigi tidak dijaga secara baik kepada anak dengan bahasa yang mudah mengerti. Dan terakhir mengajak anak untuk memeriksa giginya ke dokter gigi secara berkala. Namun, bukan masalah pengetahuan dan kesadaran orang tua tentang kesehatan gigi anaknya. Akan tetapi, ada faktor lain yang buat kesehatan gigi anak di Indonesia jauh dari harapan, yaitu faktor ekonomi. Seperti kita ketahui bahwa asuransi untuk rakyat miskin(Jamkesmas) dan pegawai negeri sipil (ASKES) tidak melayanin pembersihan karang gigi dan plak. Dan pada akhirnya masyarakat malas untuk mengontrol kesehatan gigi anaknya. Walaupun informasi ini bukan hasil angket yang lalu. Tapi, informasi ini saya dapatkan dari teman saya yang merupakan anak pegwai negeri sipil Tambahan terakhir, bukan hanya kesadaran orang tua saja yang dapat menjaga kesehatan gigi anaknya. Akan tetapi, pihak pemerintah juga yang harus ikut peran disini. Agar kesehatan gigi anak Indonesia bisa lebih membaik.
DAFTAR PUSTAKA Artikel Merawat Gigi anak, www.pdgi-online.com Artikel Kesehatan Gigi dan Gusi, Kenapa Begitu Penting?, www.pdgi-online.com Artike Aduh, Gigi Anakku Rapuh!, www.pdgi-online.com Artikel 89% Anak Derita Penyakit Gigi dan Mulut, www.pdgi-online.com Artikel Mulailah Mencegah Kerusakan Gigi, www.pdgi-online.com