KLIPING PRAMUKA
DISUSUN OLEH :- SAGUH RAHARJO (XI MIPA 3 / 24) -YOGA ARDHI T. (XI MIPA 3 / 29)
SMA N 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016
A. Gerakan Pramuka Indonesia Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. Kata Pramuka merupakan singkatan dari Praja Muda Karana yang berarti Rakyat Muda yang Suka Berkarya. Pramuka merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka yang meliputi: Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak, dan Pramuka Pandega. Kelompok anggota yang lain yaitu: Pembina Pramuka, Andalan Pramuka, Korps Pelatih Pramuka, Pamong Saka Pramuka, Staf Kwartir, dan Majelis Pembimbing Pramuka. Sedangkan Kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan keluarga dalam bentuk kegiatan yang menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, dan praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan yang sasaran akhirnya adalah pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan, dan perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia. Gerakan Pramuka bertujuan untuk membina kaum muda dalam mencapai potensi spiritual, sosial, intelektual, dan fisik mereka dengan sepenuhnya agar: 1. Membentuk kepribadian dan akhlak mulia kaum muda. 2. Menanamkan semangat kebangsaan, cinta tanah air, dan bela negara bagi kaum muda. 3. Meningkatkan keterampilan kaum muda sehingga siap menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat, patriot dan pejuang yang tangguh, serta menjadi calon pemimpin bangsa yang handal pada masa depan. B. Sejarah Gerakan Pramuka Indonesia Gerakan Pramuka pada awalnya diciptakan oleh Boden Powell dengan nama Gerakan Kepanduan. Gagasan Boden Powell yang cemerlang dan menarik itu akhirnya menyebar ke berbagai negara termasuk Belanda dengan nama Padvinder. Oleh orang Belanda gagasan itu dibawa ke Indonesia dan didirikanlah sebuah organisasi bernama NIPV (Nederland Indische Padvinders Vereeniging) atau Persatuan Pandu-pandu Hindia Belanda. Selang beberapa waktu para pemimpin gerakan nasional kemudian membentuk organisasi kepanduan yang bertujuan untuk membentuk manusia Indonesia yang baik dan menjadi kader pergerakan nasional sehingga muncul bermacam-macam organisasi kepanduan antara lain: JPO (Javaanse Padvinders Organizatie) JJP (Jong Java Padvindery), NATIPIJ (Nationale Islamitsche Padvindery), SIAP (Sarekat Islam Afdeling Padvindery), HW (Hizbul Wathon). Dengan adanya larangan pemerintah Hindia Belanda menggunakan istilah Padvindery maka K.H. Agus Salim menggunakan nama Pandu atau Kepanduan. Pada tahun 1930 organisasi kepanduan seperti IPO, PK (Pandu Kesultanan), dan PPS (Pandu Pemuda Sumatra) bergabung menjadi KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Kemudian pada tahun 1931 terbentuklah PAPI (Persatuan Antar Pandu Indonesia) yang berubah menjadi BPPKI (Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia) pada tahun 1938. Pada waktu pendudukan Jepang Kepanduan di Indonesia dilarang sehingga tokoh Pandu banyak yang masuk Keibondan, Seinendan dan PETA. Setelah tokoh proklamasi kemerdekaan dibentuklah Pandu Rakyat Indonesia pada tanggal 28 Desember 1945 di Sala sebagai satu-satunya organisasi kepanduan. Sekitar tahun 1961 kepanduan Indonesia terpecah menjadi seratus organisasi kepanduan yang terhimpun dalam tiga federasi organisasi, yaitu: IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia) yang berdiri pada tanggal 13 September 1951, POPPINDO (Persatuan Pandu Puteri Indonesia) yang berdiri pada tahun 1954, dan PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia). Menyadari kelemahan yang ada, maka ketiga federasi tersebut melebur menjadi satu dengan nama PERKINDO (Persatuan Kepanduan Indonesia). Karena masih adanya rasa golongan yang tinggi membuat Perkindo masih lemah. Kelemahan gerakan kepanduan Indonesia akan dipergunakan oleh pihak komunis agar menjadi gerakan Pioneer Muda seperti yang terdapat di negara komunis. Akan tetapi kekuatan Pancasila dalam Perkindo menentangnya dan dengan bantuan perdana Menteri Ir. Juanda maka perjuangan menghasilkan Keppres No. 238 tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka yang pada tanggal 20 Mei 1961 ditandatangani oleh Pjs Presiden RI Ir Juanda karena Presiden Soekarno sedang berkunjung ke Jepang. Di dalam Keppres ini Gerakan Pramuka oleh pemerintah ditetapkan sebagai satu-satunya badan di wilayah Indonesia yang diperkenankan menyelenggarakan pendidikan kepramukaan, sehingga organisasi lain yang menyerupai dan sama sifatnya dengan gerakan pramuka dilarang keberadaannya. C. Prinsip Dasar dan Sifat Gerakan Pramuka
Gerakan Pramuka berlandaskan prinsip-prinsip dasar sebagai berikut: 1. Iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup, dan alam. 3. Peduli terhadap dirinya sendiri. 4. Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka. Sedangkan berdasarkan resolusi Konferensi Kepanduan Sedunia tahun 1924 di Kopenhagen, Denmark, maka kepanduan mempunyai tiga sifat atau ciri khas, yaitu: 1. Nasional, yang berarti suatu organisasi yang menyelenggarakan kepanduan di suatu negara haruslah menyesuaikan pendidikannya itu dengan keadaan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat, serta bangsa dan negara. 2. Internasional, yang berarti bahwa organisasi kepanduan di negara manapun di dunia ini harus membina dan mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan antara sesama Pandu dan sesama manusia tanpa membedakan kepercayaan atau agama, golongan, tingkat, suku, dan bangsa. 3. Universal, yang berarti bahwa kepanduan dapat dipergunakan di mana saja untuk mendidik anak-anak dari bangsa apa saja. D. Hymne Pramuka Kami Pramuka Indonesia Manusia Pancasila Satyaku kudharmakan, dharmaku kubaktikan Agar jaya, Indonesia, Indonesia Tanah airku Kami jadi pandumu. (H. Mutahar)
E. Lambang Gerakan Pramuka Lambang Gerakan Pramuka adalah tanda pengenal organisasi Gerakan Pramuka yang bersifat tetap. Lambang ini diciptakan oleh Soenardjo Atmodipuro, seorang pegawai tinggi Departemen Pertanian yang juga merupakan seorang tokoh pramuka. Lambang ini dipergunakan sejak tanggal 14 Agustus 1961 ketika Presiden Republik Indonesia Ir. Soekarno menganugerahkan Panji Gerakan Pendidikan Kepanduan Nasional Indonesia kepada organisasi Gerakan Pramuka melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 448 tahun 1961. Lambang Gerakan Pramuka berbentuk silluete (bayangan) Tunas Kelapa. Penjabaran tentang lambang ini ditetapkan dalam Keputusan Kwarnas No. 06/KN/72 tentang Lambang Gerakan Pramuka. Lambang Gerakan Pramuka mengandung arti kiasan sebagai berikut: 1. Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal. Ini berarti bahwa Pramuka adalah inti bagi kelangsungan hidup bangsa atau tunas penerus bangsa. 2. Buah nyiur tahan lama. Ini berarti bahwa Pramuka adalah orang yang jasmani dan rohaninya kuat dan ulet. 3. Nyiur dapat tumbuh dimana saja. Ini berarti bahwa Pramuka adalah orang yang mampu beradaptasi dalam kondisi apapun. 4. Nyiur tumbuh menjulang tinggi. Ini berarti bahwa setiap Pramuka memiliki cita-cita yang tinggi. 5. Akar nyiur kuat. Ini berarti bahwa Pramuka berpegang pada dasar-dasar yang kuat. 6. Nyiur pohon yang serbaguna. Ini berarti bahwa Pramuka berguna bagi nusa, bangsa dan agama. 7. Lambang keris melambangkan senjata tradisional Jawa Tengah. 8. Lambang sepuluh api yang berkobar melambangkan Dasadharma. 9. Padi dan kapas melambangkan kesuburan dibidang pangan dan sandang. 10. Kode daerah melambangkan daerah/kota daerah. 11. Nama kabupaten melambangkan kota cabang. 12. Bintang melambangakan kelima sila Pancasila. Lambang Gerakan Pramuka dapat dipergunakan pada Panji, Bendera, Papan Nama Kwartir atau Satuan, Tanda Pengenal, dan alat administrasi Gerakan Pramuka. Penggunaan lambang tersebut dimaksudkan sebagai alat pendidikan untuk mengingatkan dan menanamkan sifat dan keadaan seperti yang termaktub dalam arti kiasan lambang Tunas Kelapa pada setiap anggota Gerakan Pramuka. Setiap anggota Gerakan Pramuka diharapkan mampu mengamalkan dan mempraktikkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimilikinya kepada masyarakat di sekelilingnya, sebab generasi muda yang tergabung dalam Gerakan Pramuka diharapkan kelak mampu menjadi kader pembangunan yang berjiwa Pancasila. F. Anggota Gerakan Pramuka
Anggota Gerakan Pramuka adalah perseorangan Warga Negara Indonesia yang secara sukarela dan aktif mendaftarkan diri sebagai anggota Gerakan Pramuka yang telah mengikuti program perkenalan kepramukaan serta telah dilantik sebagai anggota. Anggota Gerakan Pramuka disebut dengan Pramuka. Jenis-jenis keanggotaan Pramuka: Anggota Biasa a) Anggota Muda Anggota muda adalah anggota biasa yang terdiri dari Pramuka Siaga (berusia kira-kira 7–10 tahun, dan biasanya disingkat dengan huruf S serta dilambangkan dengan warna hijau), Pramuka Penggalang (berusia kirakira 11–15 tahun, dan biasanya disingkat dengan huruf G serta dilambangkan dengan warna merah), Pramuka Penegak (berusia kira-kira 16–20 tahun, dan biasanya disingkat dengan huruf T serta dilambangkan dengan warna kuning), dan Pramuka Pandega (berusia kira-kira 21–25 tahun, dan biasanya disingkat dengan huruf D serta dilambangkan dengan warna coklat muda). Apabila anggota muda telah menikah, maka keanggotaannya dianggap sudah dewasa atau dengan kata lain dia dianggap telah menjadi anggota dewasa. Setiap anggota muda yang belum menjadi anggota harus menyelesaikan program perkenalan kepramukaan sesuai dengan golongan keanggotaan dan umur calon anggota (sebutan bagi anggota muda yang belum terdaftar sebagai Anggota Gerakan Pramuka) dengan menyelesaikan Syarat Kecakapan Umum tingkat pertama sesuai dengan golongan keanggotaannya, dan setelahnya calon anggota mempunyai hak untuk bisa dilantik sebagai anggota muda Gerakan Pramuka. Pelantikan anggota muda dilakukan oleh Pembina Pramuka di gugus depan masing-masing dengan mengucapkan Dwisatya bagi Pramuka Siaga atau Trisatya bagi Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega memiliki keistimewaan ketimbang Pramuka Siaga atau Pramuka Penggalang. Dikarenakan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dapat diangkat sebagai Pembina Muda atau instruktur muda di gugus depan yang bersangkutan dengan ketentuan Pembina muda atau instruktur muda: 1. Untuk Pramuka Siaga sekurang-kurangnya telah berusia 17 tahun. 2. Untuk Pramuka Penggalang sekurang-kurangnya telah berusia 21 tahun. 3. Untuk Pramuka Penegak sekurang-kurangnya telah berusia 23 tahun. b) Anggota Dewasa Anggota dewasa adalah anggota biasa yang berusia di atas 25 tahun. Anggota dewasa dibagi lagi menjadi dua macam, yakni anggota dewasa biasa dan anggota mitra. Anggota dewasa dapat terdiri dari: 1. Pembina Pramuka. 2. Pembantu Pembina Pramuka. 3. Pelatih Pembina Pramuka. 4. Pembina Profesional. 5. Pamong Saka. 6. Instruktur Saka.
7. Pimpinan Saka. 8. Andalan. 9. Pembantu Andalan. 10. Anggota Majelis Pembimbing.
2. Anggota Luar Biasa Anggota luar biasa adalah warga negara asing yang menetap untuk sementara waktu di Indonesia yang bergabung dan aktif dalam kegiatan kepramukaan. 3. Anggota Kehormatan Anggota kehormatan adalah perorangan yang berjasa luar biasa terhadap Gerakan Pramuka dan Kepramukaan. Pencalonan terhadap anggota kehormatan dapat diusulkan oleh kwartir ke kwartir nasional, lengkap dengan alasan pengusulan tersebut. Anggota kehormatan diangkat dan dilantik oleh kwartir nasional. 4. Pramuka Utama Sebagai Kepala Negara Republik Indonesia, Presiden merupakan Pramuka Utama Gerakan Pramuka (dulu, beristilah Pramuka Tertinggi Gerakan Pramuka). Pramuka Utama Gerakan Pramuka merupakan kedudukan kehormatan tertinggi dalam Gerakan Pramuka. G.
Hak dan Kewajiban Anggota Gerakan Pramuka
Hak Anggota: 1. Mendapatkan Kartu Tanda Anggota.
2. Mengenakan Seragam Pramuka. 3. Memilih dan dipilih dalam jabatan organisasi. 4. Melakukan pembelaan dan memperoleh perlindungan. Kewajiban Anggota: 1. Melaksanakan Kode Kehormatan Pramuka dan menaati segala ketentuan yang berlaku di lingkungan Gerakan Pramuka. 2. Membayar iuran anggota Gerakan Pramuka. 3. Menjunjung tinggi harkat dan martabat Gerakan Pramuka. Disamping itu, setiap anggota Kehormatan Gerakan Pramuka berkewajiban untuk memahami, menaati dan mengamalkan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Kode Kehormatan Pramuka dan ketentuan-ketentuan lain yang berlaku di lingkungan Gerakan Pramuka. H. Pertemuan Pramuka Dalam Kepramukaan terdapat banyak kegiatan. Pada prinsipnya semua kegiatan yang sesuai dengan PDK dan MK adalah kegiatan kepramukaan, tetapi terdapat kegiatan-kegiatan yang biasa bahkan rutin dilakukan dalam kepramukaan. Kegiatan yang dapat diikuti oleh semua golongan Pramuka yaitu: 1. Jambore on The Air (JOTA) dan Jambore on The Internet (JOTI), adalah pertemuan Pramuka melalui udara, bekerjasama dengan Organisasi Amatir Radio Indonesia (ORARI) dan pertemuan Pramuka melalui internet. Kedua kegiatan ini dilaksanakan secara serentak. Kegiatan ini diselenggarakan di tingkat nasional dan internasional. 2. Estafet Tunas Kelapa (ETK), adalah kirab Pramuka secara estafet dengan membawa obor, Bendera Merah Putih dan Panji Kepramukaan yang dilaksanakan oleh kwartir daerah dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun Pramuka. Estafet dimulai dari beberapa titik pemberangkatan dan berakhir di arena Upacara HUT tingkat daerah. Petugas ETK biasanya dari Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak, dan Pramuka Pandega. 3. Perkemahan dan/atau upacara Hari Ulang Tahun Pramuka. I.
Kegiatan Pramuka Siaga
Selain kegiatan latihan rutin, Pramuka Siaga mempunyai kegiatan Pesta Siaga. Pesta Siaga adalah pertemuan untuk golongan Pramuka Siaga. Pesta Siaga diselenggarakan dalam dan/atau gabungan dari bentuk: 1. Permainan Bersama, yaitu kegiatan keterampilan kepramukaan yang dikemas dalam permainan. 2. Pameran Siaga.
3. Pasar Siaga, yaitu simulasi situasi di pasar yang diperankan oleh Pramuka Siaga. 4. Darmawisata. 5. Pentas Seni Budaya. 6. Karnaval. 7. Perkemahan Satu Hari (Persari). J. Kegiatan Pramuka Penggalang 1. Jambore Jambore adalah pertemuan Pramuka Penggalang dalam bentuk perkemahan besar yang diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka, seperti Jambore Ranting, Jambore Cabang, Jambore Daerah, Jambore Nasional, Jambore Regional dan Jambore se-Dunia. 2. Lomba Tingkat Lomba Tingkat (LT) adalah pertemuan Pramuka Penggalang dalam bentuk perlombaan beregu atau perorangan atas nama regu yang mempertandingkan sejumlah keterampilan. Lomba tingkat dilaksanakan dalam bentuk perkemahan. Lomba tingkat terdiri atas: LT-I (tingkat gugus depan), LT-II (tingkat kwartir ranting), LTIII (tingkat kwartir cabang), LT-IV (tingkat kwartir daerah) dan LT-V (tingkat kwartir nasional). 3. Perkemahan Bhakti Perkemahan Bakti (PB) adalah kegiatan Pramuka Penggalang dalam rangka bhakti pada masyarakat yang biasanya berwujud peran serta dalam kegiatan pembangunan. 4. Dianpinru Gladian Pimpinan Regu (Dianpinru) adalah kegiatan Pramuka Penggalang bagi Pemimpin Regu Utama (Pratama), Pemimpin Regu (Pinru), dan Wakil Pemimpin Regu (Wapinru), yang bertujuan memberikan pengetahuan di bidang manajerial dan kepemimpinan. Dianpinru diselenggarakan oleh gugusdepan, kwartir ranting atau kwartir cabang. 5. Perkemahan Perkemahan adalah pertemuan Pramuka Penggalang yang diselenggarakan secara reguler untuk mengevaluasi hasil latihan di gugus depan dalam satu periode, seperti Perkemahan Pelantikan Penggalang Baru, Perkemahan Kenaiakan Tingkat (dari Penggalang Ramu ke Penggalang Rakit atau dari Penggalang Rakit ke Penggalang Terap), Perkemahan Sabtu Minggu (Persami), Perkemahan Jumat Sabtu Minggu (Perjusami), perkemahan hari libur, dan sejenisnya. perkemahan juga merupakan gerakan penghibur dan pengetahuan bagi mereka yang tak pernah mengenal dunia luar.
6. Forum Penggalang Forum Penggalang adalah pertemuan Pramuka Penggalang untuk mengkaji suatu permasalahan dan merumuskan hasil kajian serta memecahkan masalah secara bersama. Inti dari kegiatan ini adalah untuk pengenalan demokratisasi dan pembelajaran metode pemecahan masalah sebagai modal bagi para Pramuka Penggalang di masa yang akan datang. 7. Penjelajahan Penjelajahan adalah pertemuan Pramuka Penggalang berbentuk penjelajahan dalam rangka mengaplikasikan pengetahuan tentang ilmu medan, peta, kompas dansurvival. K. Kegiatan Pramuka Penegak-Pandega 1. Raimuna Raimuna adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pandega dalam bentuk perkemahan besar yang diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka, seperti Raimuna Ranting, Raimuna Cabang, Raimuna Daerah, dan Raimuna Nasional. Kata Raimuna berasal dari bahasa suku asli di wilayah Yapen Waropen, Papua yang berasal dari kata raidan muna yang artinya pertemuan ketua suku dalam suatu forum yang menghasilkan suatu tujuan suci untuk kepentingan bersama. 2. Gladian Pimpinan Satuan Gladian Pimpinan Satuan (Dianpinsat) adalah kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega bagi Pemimpin Sangga Utama, Pemimpin Sangga, dan Wakil Pemimpin Sangga, yang bertujuan memberikan pengetahuan di bidang manajerial dan kepemimpinan. Dianpinsat diselenggarakan oleh gugus depan, kwartir ranting atau kwartir cabang.
3. Perkemahan Perkemahan adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang diselenggarakan secara reguler untuk mengevaluasi hasil latihan di gugus depan dalam satu periode, seperti Perkemahan Sabtu Minggu (Persami), Perkemahan Jumat Sabtu Minggu (Perjusami), perkemahan hari libur, dan sejenisnya. 4. Perkemahan Wirakarya
Perkemahan Wirakarya (PW), adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang berbentuk perkemahan besar dalam rangka mengadakan integrasi dengan masyarakat dan ikut serta dalam kegiatan pembangunan masyarakat. PW diselenggarakan oleh semua jajaran kwartir secara regular. Khusus untuk PW Nasional hanya diselenggarakan apabila dipandang perlu. 5. Perkemahan Bhakti Perkemahan Bakti (Perti) adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk perkemahan besar, dalam rangka mengaplikasikan pengetahuan dan pengalamannya selama mengadakan pembinaan, baik di gugus depan maupun di Satuan karya Pramuka (Saka) dalam bentuk bakti kepada masyarakat. Kemah bhakti harus dilaksanakan.dengan ketentuan kemah ter sebut dengan mendirikan tenda. 6. Peran Saka (Perkemahan Antar Saka) Perkemahan Antar (Peran) Saka adalah Kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang menjadi anggota Satuan Karya Pramuka (Saka) yang berbentuk perkemahan besar yang diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka. Peran Saka diselenggarakan apabila diikuti minimal oleh dua Satuan Karya Pramuka. 7. Pengembaraan Pengembaraan adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang berbentuk penjelajahan dalam rangka mengaplikasikan pengetahuan tentang ilmumedan, peta, kompas dan survival. 8. Latihan Pengembangan Kepemimpinan Latihan Pengembangan Kepemimpinan (LPK) adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menanamkan dan mengembangkan jiwa kepemimpinan bagi generasi muda agar dapat ikut serta dalam mengelola kwartir dan diharapkan di kemudian hari mampu menduduki posisi pimpinan dalam Gerakan Pramuka. 9. PPDK Pelatihan Pengelola Dewan Kerja (PPDK) adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang menjadi anggota Dewan Kerja untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman mengenai pengelolaan Dewan Kerja, sehingga para anggota Dewan Kerja di wilayah binaannya dapat mengelola dewan kerjanya secara efektif dan efisien. 10. Kursus Instruktur Muda Kursus Instruktur Muda adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega pengembangan potensi Pramuka, baik sebagai Pribadi, kelompok maupun organisasi untuk mensukseskan pelaksanaan upaya pengembangan sumber daya manusia, pengentasan kemiskinan, dan penanggulangan bencana. 11. Penataran, Seminar dan Lokakarya
Penataran, Seminar, dan Lokakarya adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk mengkaji suatu permasalahan dan merumuskan hasil kajian serta memecahkan masalah secara bersama sebagai bahan masukan bagi perkembangan Gerakan Pramuka. 12. Sidang Paripurna Sidang Paripurna adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang tergabung dalam Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menyusun program kerja atau kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dalam satu tahun dan akan dijadikan bahan dalam Rapat Kerja Kwartir. 13. Musppanitera Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri dan Putera (Musppanitera) adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menyusun perencanaan pembinaan bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega di wilayah kwartir dalam satu masa bakti kwartir atau dewan kerja dan akan dijadikan bahan pada musyawarah kwartirnya. 14. Ulang Janji Ulang Janji adalah upacara pengucapan ulang janji (Trisatya) bagi Pramuka Penegak, Pandega dan Anggota Dewasa yang dilaksanakan pada malam tanggal 14 Agustus dalam rangka Hari Ulang Tahun Pramuka. L. Kegiatan Pramuka Dewasa Pramuka Dewasa adalah Pembantu Pembina, Pembina, Instruktur, Andalan dan anggota Majelis Pembimbing. Kegiatannya antara lain: 1. Kursus Pembina Pramuka Mahir Dasar (KMD). 2. Kursus Pembina Pramuka Mahir Lanjutan (KML). 3. Kursus Pelatih Pembina Pramuka Dasar (KPD). 4. Kursus Pelatih Pembina Pramuka Lanjutan (KPL). 5. Musyawarah Gugus Depan (Mugus), Musyawarah Ranting (Musran), Musyawarah Cabang (Muscab), Musyawarah daerah (Musda), dan Musyawarah Nasional (Munas). 6. Ulang Janji.
M. Satuan Karya Pramuka Satuan Karya Pramuka (Saka) adalah wadah pendidikan guna menyalurkan minat, mengembangkan bakat dan pengalaman para pramuka dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Satuan Karya diperuntukkan bagi para Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega atau para pemuda berusia 16-25 tahun dengan syarat khusus. Setiap Satuan Karya memiliki beberapa krida, dimana setiap krida mengkhususkan pada subbidang ilmu tertentu yang dipelajari dalam satuan karya tersebut. Setiap krida memiliki Syarat Kecakapan Khusus untuk memperoleh Tanda Kecakapan Khusus Kelompok Kesatuan Karyaan yang dapat diperoleh Pramuka yang bergabung dengan Krida tertentu di Saka tersebut. Satuan Karya Pramuka juga memiliki kegiatan khusus yang disebut Perkemahan Bakti Satuan Karya Pramuka disingkat Pertisaka yang dilaksanakan oleh tiap-tiap saka, sedangkan kegiatan yang dilaksanakan secara bersama-sama lebih dari satu saka yang disebut Perkemahan Antar Satuan Karya Pramuka disingkat Peransaka. Kegiatan Peransaka antara lain melakukan transfer bidang keilmuan masing-masing Satuan Karya. Pada dasarnya Satuan Karya hanya diatur di tingkat Nasional oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, namun ternyata ada Satuan Karya yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Kwartir Daerah yang bersangkutan. N. Macam-macam Saka 1. Saka Dirgantara Saka Dirgantara adalah wadah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis di bidang kedirgantaraan guna menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan dirinya dalam pembangunan nasional. Satuan Karya ini membidangi bidang kedirgantaraan, umumnya saka ini hanya berada di wilayah yang memiliki potensi kedirgantaraan, dengan kata lain memiliki landasan udara. Pelatihan Saka Dirgantara umumnya memperbantukan para profesional di bidang kedirgantaraan, TNI AU, pihak perusahaan penerbangan, dan klub aeromodelling. Pelatihan biasanya diadakan di sebuah Pangkalan Udara tertentu. Krida-krida dalam Saka Dirgantara yaitu: a) Krida Olahraga Dirgantara. b) Krida Pengetahuan Dirgantara. c) Krida Jasa Kedirgantaraan. 2. Saka Bhayangkara Saka Bhayangkara adalah wadah kegiatan kebhayangkaraan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis dalam bidang keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) guna menumbuhkan kesadaran berperan serta dalam pembangunan nasional. Satuan Karya ini membidangi bidang kebhayangkaraan. Saka Bhayangkara ialah satuan karya terbesar dan paling berkembang diIndonesia. Saka Bhayangkara dapat dibentuk di hampir seluruh wilayah kwartir diIndonesia dan tidak terbatas pada suatu sumber daya atau kondisi alam. Dalam pelatihan Saka Bhayangkara, umumnya Gerakan Pramuka bekerjasama dengan pihak Kepolisian Republik Indonesia dan kadang memperbantukan pihak Dinas Pemadam Kebakaran. Biasanya Saka Bhayangkara berada dibawah pembinaan Kepolisian Republik Indonesia. Krida-krida dalam Saka Bhayangkara yaitu: a) Krida Ketertiban Masyarakat (Tibmas). b) Krida Lalu Lintas (Lantas). c) Krida Pencegahan dan Penaggulangan Bencana (PPB). d) Krida Pengenalan Tempat Kejadian Perkara (PTKP).
3. Saka Bahari Satuan Karya Bahari adalah wadah bagi Pramuka yang menyelenggarakan kegiatan-kegiatan nyata, produktif, dan bermanfaat dalam rangka menanamkan rasa cinta dan menumbuhkan sikap hidup yang berorentasi pada kebaharian termasuk laut dan perairan dalam. Satuan Karya ini membidangi bidang kelautan. Pembinaan Saka Bahari bekerjasama dengan pihak TNI AL, profesional di bidang olahraga air, Departemen Pariwisata, dan Departemen Kelautan. Umumnya Saka Bahari hanya berada di wilayah yang memiliki potensi di bidang bahari. Krida-krida dalam Saka Bahari yaitu: a) Krida Sumberdaya Bahari. b) Krida Jasa Bahari. c) Krida Wisata Bahari. d) Krida Reksa Bahari. 4. Saka Bhakti Husada Saka Bakti Husada adalah wadah pengembangan pengetahuan, pembinaan keterampilan, penambahan pengalaman dan pemberian kesempatan untuk membaktikan dirinya kepada masyarakat dalam bidang kesehatan. Saka Bakti Husada diresmikan pada tanggal 17 Juli 1985 dengan dilantiknya Pimpinan Saka Bakti Husada Tingkat Nasional oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka yang kemudian dicanangkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia pada tanggal 12 November 1985 sebagai Hari Kesehatan Nasional di Magelang. Saka Bakti Husada bertujuan untuk mewujudkan kader pembangunan di bidang kesehatan yang dapat membantu melembagakan norma hidup sehat bagi semua anggota Gerakan Pramuka dan masyarakat di lingkunganya. Kegiatan kesakaan dilaksanakan di gugus depan dan satuan karya Pramuka disesuaikan dengan usia dan kemampuan jasmani dan rohani peserta didik. Kegiatan pendidikan tersebut dilaksanakan dengan praktik berupa kegiatan nyata yang memberi kesempatan peserta didik untuk menerapkan sendiri pengetahuan dan kecakapannya dengan menggunakan perlengkapan yang sesuai dengan keperluannya. Krida-krida dalam Saka Bakti Husada yaitu: a) Krida Bina Lingkungan Sehat. b) Krida Bina Keluarga Sehat. c) Krida Penanggulangan Penyakit. d) Krida Bina Gizi. e) Krida Bina Obat. f) Krida Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). 5. Saka Keluarga Berencana
Saka Keluarga Berencana (Kencana) adalah wadah kegiatan dan pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan keterampilan praktis dan bakti masyarakat, dalam bidang Keluarga Berencana, Keluarga Sejahtera, dan Pengembangan Kependudukan. Pembinaan Saka Kencana berada di bawah Gerakan Pramuka yang bekerjasama dengan Badan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Krida-krida Saka Keluarga Berencana yaitu: a) Krida Bina Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KB dan KR). b) Krida Bina Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KS dan PK). c) Krida Advokasi dan Komunikasi Informasi Edukasi (Advokasi dan KIE). d) Krida Bina Peran Serta Masyarakat (PSM).
6. Saka Taruna Bumi Saka Taruna Bumi adalah wadah bagi para Pramuka untuk meningkatkan dan mengembangkan kepemimpinan, pengetahuan, pengalaman, keterampilan, dan kecakapan para anggotanya, sehingga mereka dapat melaksanakan kegiatan nyata dan produktif serta bermanfaat dalam mendukung kegiatan pembangunan pertanian. Pembinaan Saka Taruna Bumi dilakukan oleh Gerakan Pramuka yang bekerjasama dengan Departemen Pertanian, LIPI, dan Lembaga Holtikultura. Krida-krida dalam Saka Taruna Bumi yaitu: a) Krida Pertanian dan Tanaman Pangan. b) Krida Pertanian Tanaman Perkebunan. c) Krida Perikanan. d) Krida Peternakan. e) Krida Pertanian Tanaman Holtikultura. 7. Saka Wanabakti Saka Wanabakti adalah wadah bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk melaksanakan kegiatan nyata, produktif, dan bermanfaat dalam rangka menanamkan rasa tanggungjawab terhadap pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup. Pembinaan Saka Wanabhakti bekerjasama dengan Departemen Kehutanan, Perhutani dan LSM Lingkungan Hidup atau Lembaga Profesional terkait. Krida-krida dalam Saka Wanabakti yaitu: a) Krida Tata Wana. b) Krida Reksa Wana. c) Krida Bina Wana.
d) Krida Guna Wana. 8. Saka Wira Kartika Saka Wira Kartika masih berupa saka rintisan yang mulai dilaksanakan pada akhir tahun 2007. Pembentukannya berdasarkan pada Peraturan Bersama Kepala Staf Angkatan Darat dengan Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka nomor 182/X/2007 dan 199 tahun 2007 tanggal 28 Oktober 2007 tentang kerjasama dalam usaha pembina dan pengembangan pendidikan bela negara dan kepramukaan. Krida-krida dalam Saka Wira Kartika yaitu: a) Krida Survival. b) Krida Pioneering (Perintis). c) Krida Mountainering. d) Krida Navigasi Darat. e) Krida Penanggulangan Bencana Alam. 9. Saka Bina Sosial Saka Bina Sosial adalah satuan karya pramuka yang merupakan wadah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis di bidang usaha kesejahteraan sosial guna menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan dirinya dalam pembangunan nasional. 10. Saka Kerohanian Saka Kerohanian adalah satuan karya pramuka yang merupakan wadah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis di bidang pekerjaan kerohanian menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan dirinya dalam pembangunan nasional. Dulu saka ini pernah aktif di bawah binaan Kwartir Cabang Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan. Sekarang Saka Kerohanian sudah ditiadakan. 11. Saka Panduwisata Saka Panduwisata adalah satuan karya pramuka yang merupakan wadah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis di bidang kepariwisataan guna menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan dirinya dalam pembangunan nasional. Pariwisata yang dimaksud adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha lain yang terkait dibidang tersebut. Berbeda dengan Saka-saka yang lain. Saka Panduwisata dapat berkedudukan di Objek dan Daya Tarik Wisata (ODTW), meskipun dapat pula berkedudukan di Kwartir Cabang. Sejauh ini hanya Kwarda Jawa Tengah yang mempunyai secara resmi Saka ini. Krida-krida dalam Saka Panduwisata yaitu: a) Krida Bina Obyek Wisata. b) Krida Bina Pramuwisata.
c) Krida Bina Sarana Wisata. d) Krida Bina Seni Budaya. 12. Saka Pekerjaan Umum Saka Pekerjaan Umum adalah satuan karya pramuka yang merupakan wadah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis di bidang pekerjaan umum guna menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan dirinya dalam pembangunan nasional. Dulu saka ini adalah salah satu saka yang cukup aktif yang berada di bawah binaan Kwartir Daerah Kalimantan Selatan. Sekarang Saka Pekerjaan Umum sudah dituadakan. 13. Saka Pustaka Saka Pustaka adalah satuan karya pramuka yang merupakan wadah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis di bidang kepustakaan guna menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan dirinya dalam pembangunan nasional. Saka Pustaka dapat berkedudukan di Perpustakaan Umum, meskipun demikian dapat pula berkedudukan di Kwartir Cabang. Sejauh ini hanya Kwartir Daerah Jawa Tengah yang mempunyai secara resmi Saka ini. Saka Pustaka dimotori oleh Perpustakaan Umum Kabupaten Blora, yang mendapat sambutan baik dari Kwartir Cabang Blora maupun Perpustakaan Pusat Daerah Provinsi Jawa Tengah. Dan pada tanggal 29 Desember 2007 secara resmi Saka Pustaka diresmikan di Pendopo Bupati Blora ditandai dengan Pelantikan Pengurus Saka Pustaka Kwartir Daerah Jawa Tengah oleh Ketua Kwartir Daerah Jawa Tengah dan Pelantikan Pengurus Saka Pustaka Kwartir Cabang Blora oleh Ketua Kwartir Cabang Blora. Lambang Saka Pustaka memiliki arti bahwa Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega (dua tunas kelapa berwarna cokelat) yang tergabung ke dalam Saka Pustaka harus mempunyai pancaran semangat (matahari) serta kemauan untuk bisa menjadi kader pembangunan dibidang perpustakaan, dokumentasi, dan informasi (buku) yang dapat membantu melembagakan budaya baca dan belajar bagi semua anggota gerakan pramuka dan masyarakat di lingkungannya dengan tetap berpijak pada landasan Pancasila (Segi Lima) dan sifat-sifat budi luhur manusia (persahabatan = warna biru, kesucian = bintang warna putih, keberanian = warna merah, dan elegan atau ksatria = warna hitam) untuk menuju kejayaan atau kemakmuran = warna kuning). Krida-krida dalam Saka Pustaka yaitu: a) Krida Layanan Perpustakaan (Yanpus). b) Krida Pengembangan Bahan Pustaka (Baka). c) Krida Pengembangan Perpustakaan (Peta). d) Krida Deposit dan Penerbitan (Debit). 14. Saka Teknologi Saka Teknologi adalah satuan karya pramuka yang merupakan wadah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis di bidang ilmu teknologi guna menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan dirinya dalam pembangunan nasional. Sejauh ini Saka Teknologi hanya ada di Kwartir Cabang Purworejo, berbeda dengan Kwartir Daerah Nusa Tenggara Barat menamakan Saka Teknologi dengan penamaan Saka Informasi dan Teknologi.