Kode Etik Akuntan Manajemen kode Etik merupakan suatu pedoman bagi seseorang dalam menjalankan profesinya secara profesional. Kode etik mengatur seseoran dalam besikap dan berperilaku secara etis didalam suatu organisasi profesi tersebut. Perilaku etis melibatkan pemilihan tindakan-tindakan yang benar dan sesuai serta tepat. Tingkah laku kita mungkin benar atau salah; sesuai atau menyimpang; dan keputusan yang kita buat dapat adil atau berat sebelah. Orang sering berbeda pandangan terhadap arti istilah etis; e tis; tatapi tampaknya terdapat suatu prinsip umum yang mendasari semua sistem etika. Prinsip ini diekspresikan oleh keyakinan bahwa setiap anggota kelompok mempunyai tanggung jawab untuk kebaikan kebaikan anggota lainnya. Keinginan untuk berkorban berkorban demi kebaikan kelompoknya merupakan inti dari tindakan yang etis. Ada sepuluh nilai inti yang diidentifikasi menghasilkan prinsip-prinsip yang melukiskan benar dan salah dalam kerangka umum. Sepuluh nilai tersebut adalah: 1. Kejujuran (honesty) 2. Integritas (integrity) 3. Memegang janji (promise keeping) 4. Kesetiaan (fidelity) 5. Keadilan (fairness) 6. Kepedulian terhadap sesama (caring for others) 7. Penghargaan kepada orang lain (respect for others) 8. Kewarganegaraan yang bertanggung jawab (responsible citizenship) 9. Pencapaian kesempurnaan (pursuit of excellence) 10. Akuntabilitas (accountibility) IMA (Institute of Management Accountants) mengeluarkan suatu pernyataan yang menguraikan tentang standar perilakuk etis akuntan manajemen. Akuntan manajemen tidak akan melakukan tindakan-tindakan yang bertentangan dengan standar ini atau mereka tidak akan menerima pelaksanaan tindakan-tindakan tersebut dari orang lain dalam organisasi mereka. Standar tersebut adalah sebagai berikut: 1. Kompetensi akuntan manajemen bertanggung jawab untuk a. Menjaga tingkat kompetensi profesional yang diperlukan dengan terus menerus mengembangkan pengetahuan dan keahliannya b. Melakukan tugas-tugas profesionalnya sesuai dengan hukum, peraturan, dan standar teknis yang berlaku c. Menyusun laporan dan rekomendasi yang lengkat serta jelas setelah melakukan analisis yang benar terhadap informasi yang relevan dan dapat dipercaya 2. Kerahasiaan Akuntan manajemen bertanggun jawab untuk: a. Menahan diri untuk tidak mengungkapkan tanpa ijin informasi rahasia berkenaan dengan tugas-tugasnya, kecuali diharuskan secara hukum b. Memberitahu bawahan seperlunya kerahasiaan dari informasi yang berkenaan dengan tugas-tugasnya dan memonitor aktivitas mereka untuk menjaga kerahasiaan
tersebut c. Menahan diri dari penggunaan informasi rahasia yang berkaitan dengan tugastugasnya untuk tujuan tidak etis dan sah baik secara pribadi maupun melalui pihak ketiga. 3. Integritas Akuntan manajemen bertanggung jawab untuk: a. Menghindari konflik kepentingan aktual atau terlihat nyata dan mengingatkan semua pihak terhadap potensi konflik b. Menahan diri dari keterlibatan berbagai aktivitas yang akan menimbulkan kecurigaan terhadap kemampuan mereka untuk melakukan tugasnya secara etis c. Menolak pemberian, penghargaan, dan keramah-tamahan yang dapat mempengaruhi mereka dalam bertugas d. Menahan diri untuk tidak melakukian penggerogotan terhadap legitimasi organisasi dan tujuan-tujuan etis, baik secara pasif maupun aktif e. Mengenali dan mengkomunikasikan berbagai batasan profesional atau kendala lainnya yang akan menghalangi munculnya penilaian yang bertanggung jawab atau kinerja sukses dari suatu aktivitas f. Mengkomunikasikan informasi yang baik atau buruk dan penilaian atau opini profesional g. Menahan diri dari keterlibatan dalam aktivitas yang merugikan profesi 4. Objektivitas Akuntan manajemen bertanggung jawab untuk a. Mengkomunikasikan informasi dengan adil dan objektif b. Mengungkapkan semua informasi relevan yang dapat diharapkan mempengaruhi pemahaman pengguna terhadap laporan, komentar, dan rekomendasi yang dikeluarkan 5. Resolusi konfik etika Dalam pelaksanaan standar perilaku etis, akuntan manajemen mungkin menghadapi masalah dalam mengidentifikasi perilaku yang tidak etis, atau dalam meyelesaikan konflik etika. Ketika menghadapi isu-isu etika yang penting, akuntan manajemen harus mengiuti kebijakan yang ditetapkan organisasidalam mengatasi konflik. Jika kebijakan ini tidak menyelesaikan konflik etika, akuntan manajemen harus mempertimbangkan tindakan berikut ini: a. Mendiskusikan masalah tersebut dengan supervisor kecuali jika masalah itu melibatkan atasannya. Dalam kasus ini, masalah tersebut harus dilaporkan secepatnya kepada jenjang yang lebih tinggi berikutnya. Jika resolusi akhir yang memuaskan tidak dapat dicapai pada saat masalah diungkapkan, sampaikan masalah tersebut manajemen jenjang yang lebih tinggi. b. Jika atasan langsung merupakan kepala eksekutif pelaksana (CEO), atau setingkat wewenang untuk mengatasi mungkin berada di tangan suatu kelompok seperti komite audit, komite eksekutif, dewan direksi, dewan perwalian, atau pemilik. Berhubungan dengan jenjang di atas atasan langsung sebaiknya dilakukan dengan sepengetahuan atasan. c. Menjelaskan konsep-konsep yang relevan melalui diskusi rahasia dengan seorang penasihat yang objektif untuk mencapai pemahanan terhadap tindakan yang mungkin
dilakukan d. Jika konflik ektika masih ada setelah dilakukan tinjauan terhadapa semua jenjang, akuntan manajemen mungkin tidak mempunyai jalan lain kecuali mengundurkan diri dari organisasi dan memberikan memo yang informatif kepada perwakilan organisasi yang ditunjuk. e. Kecuali jika diperintah secara hukum, mengkomunikasikan masalah tersebut kepada berbagai otoritas atau individu yang tidak ada hubungan dengan organisasi bukanlah pertimbangan yang tepat. Writed by: Andri Eko Prabowo on: 14:53
Etika Profesional
Empat standar etika untuk akuntan manajemen sebagaimana dijabarkan oleh Institute of Management Accountants:
Kompetensi
Kerahasiaan (Confidentiality )
Integritas
Objektivitas
Peran Akuntan Manajemen Dalam Etika Profesi Akuntansi November 10th, 2011 • Related • Filed Under
Akuntan manajemen mempunyai peran penting dalam menunjang tercapainya tujuan perusahaan, dimana tujuan tersebut harus dicapai melalui cara yang legal dan etis, maka paraakuntan manajemen dituntut untuk bertindak jujur, terpercaya, dan etis (Anshori,2002). Dalam hubungannya dengan kesadaran etika, disebutkan bahwa masalah ini seringmencuat sebagai salah satu persoalan yang sering menghinggapi akuntan lokal. Menurut SriMulyani seperti dikutip dari Islahuddin dan Soesi (2002) menyatakan bahwa akuntan lokalsudah terbiasa dengan kondisi hitungan seimbang, yang dipaksa melindungi perusahan klien dari kebobrokan keuangan. Akibatnya dengan adanya kesadaran etis yang rendah memberigambaran kekurangsiapan akuntan lokal menghadapi pasar global.Untuk itu perlu lagi bagi para akuntan manajemen maupun para lulusan jurusanakuntansi yang kelak mengambil profesi sebagai akuntan akuntan manajemen untuk meninjau standar etika bagi akuntan manajemen yang dikeluarkan oleh Institute of Management Accountants, agar menampilkan karakteristik akuntan yang berkualitas dan mampu menjaga profesionalismenya di era globalisasi ini. Standard Etik Untuk Akuntan Manajemen. (Standars of Ethical Conduct for Management Accountants). A. Kompetensi (Competence) Auditor harus menjaga kemampuan dan pengetahuan profesional mereka pada tingkatan yang cukup tinggi dan tekun dalam mengaplikasikannya ketika memberikan jasanya. Akuntan manajemen memiliki tanggung jawab untuk : 1. Mempertahankan tingkat yang memadai kompetensi profesional dengan
pengembangan pengetahuan dan keterampilan, 2. Melakukan tugas mereka sesuai dengan hukum yang berlaku, peraturan, standar profesional dan standar teknis, 3. Membuat laporan yang jelas dan komprehensif untuk memperloleh informasi yang relevan dan dapat diandalkan. Contoh Kasus : Kasus Suap Walikota Tomohon Terhadap Auditor Badan Pemeriksa Keuangan. Dua orang auditor BPK Sulawesi Utara diduga menerima sesuatu atau hadiah berupa uang senilai Rp 600 juta, pemberian uang suap ini supaya laporan keuangan Walikota Tomohon dinyatakan berstatus Wajar. B. Kerahasiaan (Confidentiality) Auditor harus dapat menghormati dan menghargai kerahasiaan informasi yang diperoleh dari pekerjaan dan hubungan profesionalnya. Akuntan manajemen memiliki tanggung jawab untuk : 1. Merahasiakan informasi yang diperoleh dalam pekerjaan, kecuali bila diizinkan oleh yang berwenang atau diperlukan secara hukum. 2. Berdasarkan sub ordinat informasi mengenai kerahasiaan informasi adalah sebagai bagian dari pekerjaan mereka untuk memantau dan mempertahankan suatu kerahasiaan informasi. 3. Tidak menggunakan informasi rahasia yang diperoleh dalam pekerjaan untuk mendapatkan keuntungan ilegal atau tidak etis melalui pihak ketiga. Contoh Kasus : Kasus audit PT Telkom oleh KAP “Eddy Pianto & Rekan”. Dalam kasus ini laporan keuangan audit PT Telkom tidak diakui oleh SEC (pemegang otoritas pasar modal di Amerika Serikat) dan keterlibatan 10 KAP yang melakukan audit terhadap bank beku operasi dan bank beku kegiatan usaha. Selain itu terdapat kasus penggelapan pajak yang melibatkan KAP “KPMG Sidharta Sidharta & Harsono” (KPMG-SSH) yang menyarankan kepada kliennya (PT. Easman Christensen/PTEC) untuk melakukan penyuapan kepada aparat perpajakan Indonesia untuk mendapatkan keringanan atas jumlah kewajiban pajak yang harus dibayarnya. C. Kejujuran (Integrity) Auditor harus jujur dan bersikap adil serta dapat dipercaya dalam hubungan profesionalnya. Tanggung jawab akuntan manajemen : 1. Menghindari konflik kepentingan yang tersirat maupun tersurat. 2. Menahan diri dan tidak terlibat dalam segala aktivitas yang dapat menghambat kemampuan. 3. Menolak hadiah, permintaan, keramahan atau bantuan yang akan mempengaruhi segala macam tindakan dalam pekerjaan. 4. Mengetahui dan mengkomunikasikan batas-batas profesionalitas. 5. Mengkomunikasikan informasi yang baik maupun tidak baik 6. Menghindari diri dalam keikutsertaan atau membantu kegiatan yang akan mencemarkan nama baik profesi. Contoh Kasus : Kasus Enron. Terdapat manipulasi laporan keuangan dengan mencatat keuntungan $600 juta padahal perusahaan rugi, dengan tujuan agar investor tetap
tertarik pada saham Enron. KAP Andersen diberhentikan sebagai auditor Enron. Enron dan KAP Andersen dituduh telah melakukan kriminal dalam bentuk penghancuran dokumen yang berkaitan dengan investigasi atas kebangkrutan Enron. D. Obyektivitas Akuntan Manajemen (Objectivity of Management Accountant) Auditor tidak boleh berkompromi mengenai penilaian profesionalnya karenadisebabkan prasangka, konflik kepentingan dan terpengaruh orang lain. Akuntan manajemen memiliki tanggung jawab untuk : 1. Mengkomunikasikan informasi secara adil dan obyektif. 2. Sepenuhnya mengungkapkan semua informasi yang relevan yang dapat diharapkan untuk menghasilkan suatu pemahaman dari penggunaan laporan, pengamatan dan rekomendasi yang disampaikan. Contoh Kasus : Kasus Manipulasi Laporan Keuangan PT KAI. Dalam kasus tersebut, terdeteksi adanya kecurangan dalam penyajian laporan keuangan. Ini merupakan suatu bentuk penipuan yang dapat menyesatkan investor dan stakeholder lainnya. WHISTLE BLOWING Merupakan tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang karyawan untuk membocorkan kekurangan yang dilakukan oleh perusahaan atau atasannya kepada pihak lain, berkaitan dengan kecurangan yang merugikan perusahaan sendiri maupun pihak lain. Whistle bowing dibedakan menjadi 2 yaitu : 1. Whistle blowing internal Terjadi ketika seorang karyawan mengetahui kecurangan yang dilakukan karyawan kemudian melaporkan kecurangan tersebut kepada atasannya 2. Whistle blowing eksternal Terjadi ketika seorang karyawan mengetahui kecurangan yang dilakukan oleh perusahaan lalu membocorkannya kepada masyarakat karena kecurangan itu akan merugikan masyarakat. Contoh Kasus : Kasus Mulyana W Kusuma tahun 2004. Menjabat sebagai sebagai seorang anggota KPU diduga menyuap anggota BPK yang saat itu akan melakukan audit keuangan berkaitan dengan pengadaan logistic pemilu. Dalam kasus ini ICW melaporkan tindakan Mulyana W Kusuma kepada Majelis Kehormatan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan sekaligus meminta supaya dilakukan tindakan etis terhadap anggotanya yang melanggar kode etik profesi akuntan. CREATIVE ACCOUNTING Semua proses dimana beberapa pihak menggunakan kemampuan pemahaman pengetahuan akuntansi (termasuk di dalamnya standar, teknik, dll) dan menggunakannya untuk memanipulasi pelaporan keuangan (Amat, Blake dan Dowd, 1999). Creative accounting melibatkan begitu banyak manipulasi, penipuan, penyajian laporan keuangan yang tidak benar, seperti permainan pembukuan (memilih penggunaan metode alokasi, mempercepat atan menunda pengakuan atas suatu transasksi dalam suatu periode ke periode yang lain).
Contoh Kasus : Kasus KPMG-Siddharta dan Harsono. Terbukti menyogok aparat pajak di Indonesia sebesar US$ 75 ribu. Sebagai siasat, diterbitkanlah faktur palsu untuk biaya jasa profesional KPMG yang harus dibayar kliennya PT Easman Christensen, anak perusahaan Baker Hughes Inc. yang tercatat di bursa New York FRAUD ( Kecurangan ) Secara umum fraud merupakan suatu perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh orang-orang dari dalam dan atau luar organisasi, dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau kelompoknya yang secara langsung merugikan pihak lain. Orang awam seringkali mengasumsikan secara sempit bahwa fraud sebagai tindak pidana atau perbuatan korupsi. Contoh Kasus : Kredit Macet Rp 52 Miliar di Kejati Jambi. Akuntan Publik (Sitepu) diduga kuat terlibat dalam kasus korupsi dalam kredit macet untuk pengembangan usaha Perusahaan Raden Motor. Keterlibatan itu karena tidak membuat empat kegiatan data laporan keuangan milik Raden Motor yang seharusnya ada dalam laporan keuangan yang diajukan ke BRI sebagai pihak pemberi pinjaman. FRAUD AUDITING ( Kecurangan Audit ) Upaya untuk mendeteksi dan mencegah kecurangan dalam transaksi-transaksi komersial. Untuk dapat melakukan audit kecurangan terhadap pembukuan dan transaksi komersial memerlukan gabungan dua keterampilan, yaitu sebagai auditor yang terlatih dan kriminal investigator. Contoh Kasus : Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO). Penelitian COSO menelaah hampir 350 kasus dugaan kecurangan pelaporan keuangan oleh perusahaan-perusahaan publik di Amerika Serikat yang diselidiki oleh SEC. Diantaranya adalah : 1. Kecurangan keuangan memengaruhi perusahaan dari semua ukuran, dengan median perusahaan memiliki aktiva dan pendapatan hanya di bawah $100juta. 2. Berita mengenai investigasi SEC atau Departemen Kehakiman mengakibatkan penurunan tidak normal harga saham rata-rata 7,3 persen. 3. Dua puluh enam persen dari perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam kecurangan mengganti auditor selama periode yang diteliti dibandingkan dengan hanya 12 persen dari perusahaan-perusahaan yang tidak terlibat. Referensi : 1. Hansen and Mowen, Akuntansi Manajemen, dialihbasakan oleh Ancella A, Hermawan, Jakarta : Erlangga, 1999Henry Simamora, 1999. Akuntansi Manajemen, Jakarta: Salemba Empat. 2. Ketut Rinjin,Etika Bisnis dan Implemantasinya, Gramedia Pustaka Utama Jakarta 2004. 3. IAI,Kode Etik Akuntan Indonesia, Prosiding Kongres VIII IAI, 1998. 4. IAI KAP,Aturan Etika Profesi Akuntan Publik. 5. http://informasipelatihanmanajemen.org/tag/fraud-prevention/ 6. http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=definisi%2Bwhistle%2Bblowing%2Bwww.scr ibd.com&source=web&cd=5&ved=0CDwQFjAE&url=http%3A%2F%2Fjnursyamsi.staff.gu
nadarma.ac.id%2FDownloads%2Ffiles%2F10905%2F006%2BNorma%2Bdan%2Betika%2 BSDM.ppt&ctbs=lr%3Alang_1id&ei=zJ6Trn_E8jmrAeVnZCpBg&usg=AFQjCNHQ212xHKg0dASKYT5720rz5fKGNw&cad=rja 7. http://myedensor.wordpress.com/2008/05/21/creative-accounting/ 8. http://www.jdih.bpk.go.id/informasihukum/Fraud%28kecurangan%29.pdf 9. http://www.detiknews.com/read/2011/09/08/200453/1718598/10/diduga-terimasuap-walikota-tomohon-dua-auditor-bpk-ditahan-kpk
ETIKA PROFESI AKUNTANSI KEUANGAN DAN AKUNTANSI MANAJEMEN A. ETIKA PROFESI
Etika merupakan aspek yang penting dari pekerjaan dan profesi akuntansi manajemen. Etika profesi dapat disimpulkan sebagai komitmen akuntan manajemen untuk menyediakan jasa yang bermanfaat bagi manajemen. Komitmen ini berate bahwa akuntan manajemen memepunyai kompetensi, integritas, kerahasiaan, dan objektivitas untuk memberikan pelayanan kepada manajemen secara efektif. Kode Etik IMA
Kode etik IMA menerapkan standar minimum perilaku yang ditunjukkan untuk mengarahkan akuntan manajemen dan meningkatkan profesionalisme akuntan manajemen secara keseluruhan. Kode etik IMA terdiri dari 4 bagian : 1. Kompetensi ( Competence ) Akuntan manajemen mempunyai tanggungjawab untuk : v
Mempertahankan kompetensi professional pada level yang semestinya
v Melaksanakan tugas-tugas professional mereka sesuai dengan hukum, peraturan dan standar teknis yang relevan v Menyimpan laporan secara lengkap dan jelas serta memberi rekomendasi setelah melakukan analisis yang layak tehadap informasi yang relevan dan standar. 1. Kerahasiaan ( Cofidentiality ) Akuntan manajemen mempunyai tanggungjawab untuk : v Tidak mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh dalam menjalankan pekerjaannya kecuali mendapat wewenang atau adanya kewajiban hukum untuk mengungkapkan hal tersebut v Menginformasikan kepada bawahannya tentang kerahasiaan informasi yang diperoleh selama menjalankan pekerjaan dan mengawasi aktivitas mereka untuk meyakinkan bahwa mereka tetap menjaga kerahasiaan. v Tidak memanfaatkan atau mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh selama menjalankan pekerjaannyademi keuntungan illegal dan tidak etis, baik bagi diri sendiri maupun pihak ketiga. 1. Integritas ( Integrity )
Akuntan manajemen mempunyai tanggungjawab untuk : v menghindari adanya kepentingan dan memberi nasehat kepada pihak yang berkepentingan terhadap konflik-konflik yang potensial terjadi v Menghargai aktivitas yang dapat menimbulkan keraguan terhadap kemampuan mereka untuk melakukan tugasnya secara etis v Menolak segala bentuk hadiah, tanda mata atau keramahan yang dapat mempengaruhi tindakan mereka. v Tidak menumbangkan baik secara efektif maupun secara pasif hasil-hasil yang dicapai organisasi yang sah serta tujuan-tujuan etis. 1. Objektivitas Akuntan Manajemen ( Objectivity of Management Accounting ) Akuntan manajemen mempunyai tanggungjawab untuk : v
Mengkomunikasikan informasi secara wajar dan objektif.
v Mengungkapkan seluruh informasi yang diharapkan relevan untuk mempengaruhi pemakai untuk memahami laporan, komentar dan rekomendasi yang disajikan. B. WHISTLE BLOWING
Whistle blowing adalah suatu tindakan untuk memberitahu kepada yang berwenang tentang pelanggaran yang telah dilakukan oleh orang lain yang mempunyai dampak atau merugikan Negara. Indonesian Corruption Watch (ICW) mencatat beberapa kasus pelapor dugaan korupsi yang kemudian diadukan menemarkan nama baik diantaranya adalah :
Frans Amaneu melaporkan sejumlah kasus korupsi di Kabupaten Flores Timur yang melibatkan Bupati Felix Fernandez tahun 2003. dia diadukan mencemarkan nama baik oleh san bupati. Pengadilan Negeri Larantuka menghukum masa percobaan lima bulan. Akibatnya timbul kerusuhan di Larantuka. Kasus Enron merupakan contoh kasus kebangkrutan bisnis energi yang berdampak sangat besar, tidak saja bagi Amerika Serikat tetapi juga terhadap percaturan bisnis global. Auditor Arthur Andersn kantor Huston, dipersalahkan karna ikut membantu proses rekayasa keuangan tingkat tinggi. Manipulas itu telah berlangsung bertahun-tahun hingga Sherron Watskin ( eksekutif Enron) tidak tahan lagi terlibat dalam manipulasi dan mulai melaporkan praktek tidak terpuji itu.
C. CREATIVE ACCOUNTING
Semua proses dimana beberapa pihak menggunakan kemampuan pemahaman pengetahuan akuntansi (termasuk di dalamnya standar, teknik, dll) dan menggunakannya untuk memanipulasi pelaporan keuangan (Amat, Blake dan Dowd, 1999). Di dalam creative accounting ada pendapat yang mengatakan creative accounting di bagi dua jenis, yaitu yang legal dan illegal. Maksud dari legal di sini adalah yang sesuai dengan perundang-undangan atau sesuai peraturan yang berlaku, sedangkan yang illegal adalah yang menyalahi peraturan atau perundang-undangan ayang berlaku. Contoh kasus (Legal) : Perusahaan PT. ABC lebih menggunakan metode FIFO dalam metode arus persediaannya. Karena dari sisi FIFO akan menghasilkan profit lebih besar dibandingkan LIFO, atau Average. Hal ini dilakukan karenaAsumsi Inflasi Besar. FIFO dapat dianggap sebagai sebuah pendekatanyang logis dan realistis terhadap arus biaya ketika penggunaan metodeidentifikasi khusus tidak memungkinkan atau tidak praktis. FIFO mengasumsikan bahwa arus biaya yang mendekati parallel dengan arus fisik yang terjual. Beban dikenakan pada biaya yang dinilai melekat pada barang Jika perusahaan dengan tingkat persediaan yang tinggi sedang mengalami kenaikan biaya persediaan yang signifikan, dan kemungkinan tidak akan mengalamipenurunan persediaan di masa depen, maka LIFO memberikan keuntungan arus kas yang substansial dalam hal penundaan pajak. Ini adalah alasan utama dari penerapan LIFO oleh kebanyakan perusahaan. Bagi banyak perusahaan dengan tingkat persediaany ang kecil atau dengan biaya persediaan yang datar atau menurun, maka LIFO hanyamemberikan keuntungan kecil dari pajak. Perusahaan seperti ini memilih untuk tidak menggunakan LIFO. D. FRAUD
Kecurangan (fraud) perlu dibedakan dengan kesalahan (Errors). Kesalahan dapat dideskripsikan sebagai “Unintentional Mistakes” (kesalahan yang tidak di sengaja). Kesalahan dapat terjadi pada setiap tahapan dalam pengelolaan transaksi terjadinya transaksi, dokumentasi, pencatatan dari ayat-ayat jurnal, pencatatan debit kredit, pengikhtisaran proses dan hasil laporan keuangan. Kesalahan dapat dalam banyak bentuk matematis. Kritikal, atau dalam aplikasi prinsip-prinsip akuntansi. Terdapat kesalahan jabatan atau kesalahan karena penghilangan / kelalaian, atau kesalahan dalam interprestasi fakta. “ Commission ” merupakan kesalahan prinsip (error of principle), seperti perlakuan pengeluaran pendapatan sebagai pengeluaran modal. Sedangkan “ Omission ” berarti bahwa suatu item tidak dimasukkan sehingga menyebabkan informasi tidak benar. E. FRAUD AUDITING
Fraud auditing atau audit kecurangan adalah upaya untuk mendeteksi dan mencegah kecurangan dalam transaksi-transaksi komersial. Untuk dapat melakukan audit kecurangan terhadap pembukuan dan transaksi komersial memerlukan gabungan dua keterampilan, yaitu sebagai auditor yang terlatih dan kriminal investigator. Beberapa contoh dari audit kecurangan adalah sebagai berikut : a. Penerimaam penyogokan (bribes) atau pembayaran kembali b. Pengalihan kepada seorang karyawan atau pihak luar dari suatu transaksi yang secara potensial menguntungkan, yang secara normal menghasilkan keuntungan bagi organisasi. c. Penggelapan (embezzlement) yang ditandai oleh penyalahgunaan uang atau harta, dan pemalsuan catatan keuangan untuk menutup tindakan dengan demikian membuat diteksi sulit dilakukan d. Penyembunyian (concealment) yang disengaja atau penyajian yang salah dari kejadian atau data e. Klaim yang diajukan untuk jasa dan barang yang sebenarnya tidak diberikan kepada organisasi. REFF : v http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=kompetensi,+kerahasiaan,+integritas,+o bjektivitas+dari+akuntan+manajemen&source=web&cd=4&ved=0CCoQFjAD&url=http% 3A%2F%2Fpksm.mercubuana.ac.id%2Fnew%2Felearning%2Ffiles_modul%2F32010-1815667659926.doc&ei=hgTNTvy3EIuWiQfMwdHdDg&usg=AFQjCNHvKPFPMbqXsxV5KV 5NXlLA45g2nQ&cad=rja v http://books.google.co.id/books?id=vJBySl8tzh0C&pg=PA38&lpg=PA38&dq=kompet ensi,+kerahasiaan,+integritas,+objektivitas+dari+akuntan+manajemen&source=bl&ots=l DwYj_oQXb&sig=DTPeDEVGwmJiTQ7DU8Ld61INFd4&hl=id&ei=PAPNTqSTIseYiAeQudG4 Dg&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=1&ved=0CBgQ6AEwAA#v=onepage&q=ko mpetensi%2C%20kerahasiaan%2C%20integritas%2C%20objektivitas%20dari%20akunta n%20manajemen&f=false v
http://www.scribd.com/doc/61925628/Etika-Dalam-Praktik-Akuntansi-Keuangan
v
http://dwiermayanti.wordpress.com/2010/03/22/audit-kecurangan/