PLTGU
1. PENDAHULUAN 1.1. UMUM
Komisio omisionin ning g instal instalasi asi Unit Unit PLTG PLTGU U mer merupa upakan kan rangk rangkaia aian n dari dari beber beberap apa a kegi kegiat atan an pe peme meri riks ksaa aan n da dan n pe peng nguj ujia ian n atau atau komi komisi sion onin ing g atas atas bebe beberrap apa a subsistemnya, yaitu: Komisioning Ketel Uap dan Alat Bantu om s on ng ur n ap an a an u Komisioning Turbin Gas Komisioning Generator dan Eksitasi
Komisioning Unjuk Kerja Komisioning Instalasi Listrik Bangunan lainnya
Masing-masing komisioning tersebut di atas dilaksanakan dalam beberapa beberapa tahapan kegiatan meliputi pemeriksaan /inspeksi dan pengujian, yaitu: yaitu: (Preliminary Inspection) Inspection) Inspeksi dan pemeriksaan pendahuluan (Preliminary
Uji Subsisitem Uji Sistem
428
1.2. RUANG LINGKUP
Ped edom oman an ini ini be berl rlak aku u un untu tuk k pe pela laks ksan anaa aan n komi komisi sion onin ing g PLT PLTGU ba baru ru dengan berbagai kapasitas yang menggunakan bahan bakar fosil yaitu gas alam, minyak. batu bara atau gabungan diantaranya atau hasil pembakarannya termasuk alat bantu dan sarana penunjang PLTGU tersebut.
Pedoman ini berlaku juga untuk setiap pemeriksaan berkala (overhaul) pihak ketiga (kontraktor).
Dala Da lam m ha hall-ha hall khus khusus us,, atas atas kese kesepa paka kata tan n be bers rsam ama a seca secarra tert tertul ulls ls antar antara a pihak pihak-pi -pihak hak yang ber bersa sangk ngkuta utan n dapat dapat dilaku dilakukan kan per peruba ubahan han atau pengecualian,
429
1.3 MAKSUD DAN TUJUAN e oman om s on ng
ma su
an se aga :
Pedoman umum yang meliputi segi teknis yang digunakan sebagai pegangan untuk melaksanakan komisioning PLTGU baik milik PIUKS, PIUKU maupun milik PKUK agar pemeriksaan dan pengujian instalasi PLTGU dapat terlaksana dengan baik, seragam, transparan untuk ke entin an kelaikan teknis instalasi PLTGU den an tin kat mutu (Acceptable Quality Level) yang disepakati bersama sebagai dasar pemberian sertifikat pemeriksaan dan pengujian, khususnya , tingkat tertentu, keandalannya. Acuan bagi semua pihak terkait untuk mengetahui tanggung jawab , penyiapan laporan/dokumen komisioning sesuai format dan jadual yang ditetapkan, dan dapat dipertanggung jawabkan. Rujukan dalam menyusun ketentuan-ketentuan dokumen lelang atau kontrak pembelian perlengkapan PLTGU dan Alat Bantunya. 430
1.4. PENGERTIAN
Yang dimaksud dengan Unit PLTGU dalam pedoman ini adalah kesatuan peralatan-peralatan utama dan alat-alat bantu serta perlengkapannya yang tersusun dalam hubungan kerja, membentuk sistem untuk mengubah energi yang terkandung didalam bahan bakar menjadi tenaga uap, tenaga gas, tenaga mekanis dan terakhir menjadi tenaga listrik dengan menggunakan ketel uap dan turbin uap sebagai penggerak utamanya.
431
1.5.
DOKUMEN KOMISIONING YANG HARUS DISIAPKAN.
Dokumen yang harus disiapkan oleh kontraktor dan pemasok/pabrik peralatan dalam rangka komisioning adalah: Dokumen kontrak, terutama yang menyangkut spesifikasi teknik dan garansi Daftar material/peralatan (material lists), diskripsi dan sertifikat uji untuk bagian atau komponen utama. Gambar teknik pemasangan dan data instalasi Diagram logik, diagram garis tunggal, diagram skematis Kurva un uk ker a dan kurva koreksi Instruksi atau buku petunjuk pengoperasian, inspeksi dan pemeliharaan erakitan atau embon karan dari eralatan atau Instuksi bagian peralatan Instruksi tentang keselamatan (safety instruction)
Buku-buku standar yang berkaitan dengan instalasi/peralatan yang diuji.
432
Lanjutan 1.5
Bu u petunju pa ri an, ta e ataupun urva- urva untu koreksi perhitungan. Jadwal komisioning Prosedur pengujian Laporan pengujian pabrik , oleh kontraktor dan pabrikan yang dituangkan dalam blangko atau formulir yang sesuai beserta evaluasinya. a a- a a a n yang per u an un u pengoperas an an pemeliharaan unit seperti: data dan karakteristik peralatan; diskripsi tentang berbagai sistem bahan bakar; sistim pendinginan; sistem pelumasan; nilai-nilai batas suhu; nilai batas tekanan.
komisioning dilaksanakan. 433
1.6. TAHAP KEGIATAN KOMISIONING. beberapa tahap kegiatan sbb : Pemeriksaan pendahuluan Uji individual Uji sub sistim, meliputi: U i se uential interlock Uji proteksi Uji kontrol elektrik/pneumatik
Uji sistim, meliputi: Uji alat-alat pengaman/Uji jalan tanpa beban Uji lalan berbeban (loading test) Uji lepas beban (load rejection test) Pemeriksaan ins ection Uji keandalan (reability test) Uji unjuk kerja (performance test)
434
Lanjutan 1.6
Komisioning dimulai setelah pemasangan selesai, yaitu setelah Uji Pra Komisioning selesai dilakukan ditandai dengan diserahkannya Lembar Pernyataan yang menyatakan bahwa peralatan siap untuk diuji.
Setelah komisioning selesai dan serah terima unit pembangkit dapat dilaksanakan, mulailah masa garansi dalam kurun waktu tertentu yang telah disepakati bersama. Setelah masa garansi berakhir, penerimaan akhir (final acceptance) dapat dilakukan dan tanggung awab beralih sepenuhnya pada pemilik. .
435
1.7. PEDOMAN POKOK.
Kriteria
atau
tolok
ukur
yang
digunakan
untuk
menilai
atau
mengevaluasi hasil-hasil uji instalasi PLTGU adalah:
Ketentuan-ketentuan pada kontrak terutama yang menyangkut spesifikasi peralatan dan yang menyangkut garansi.
Standar yang berlaku dan telah disepakati oleh kedua pihak.
Sertifikat pengujian pabrik
Ketentuan-ketentuan dari pabrik penjualnya yang telah disepakati oleh kedua pihak.
(referensi) dalam komisioning PLTGU ini dapat dilihat pada Lampiran . 436
1.8. KETENTUAN PENILAIAN. Instalasi
PLTGU
menyangkut
harus
keselamatan
memenuhi
semua
kerja
keselamatan umum serta
dan
persyaratan
yang
persyaratan lingkungan yang diatur dalam pedoman pokok Pedoman Komisioning ini.
Hal-hal yang menyangkut keandalan sistem, instalasi PLTGU harus memenuhi semua persyaratan persyaratan yang disebut dalam kontrak. Bila persyaratan mengenai keandalan ini tidak diatur dalam kontrak, maka dipakai tolok ukur yang lazim digunakan .atas dasar .
437
Lanjutan 1.8 a am men a mengeva uas as pengu an a am om s on ng, a dapat ditentukan hanya sepihak saja, mengingat banyak variablevariable. Dengan demikian maka harus ditempuh beberapa kesepakatan antara lain : Semua pihak harus sepakat mengenai cara penyelesaian yang ketelitian pengamat, kondisi dan metode pengoperasian serta hasil akhir setiap pengujian. emua p a arus sepa a mengena rumus yang a an digunakan untuk menghitung faktor kesalahan untuk mengevaluasi data serta kemungkinan kesalahan maksimal yang dapat ditoleransi tanpa harus mengulangi pengujian. Kesepakatan ini sedapat mungkin mencakup jumlah desimal desimal . 438
Lanjutan 1.8
Semua pihak harus sepakat mengenai hal-hal yang dapat membatalkan pengujian.
Dalam hal kegiatan pemeriksaan, perlu dicapai kesepakatan mengenai sejauh mana hasil pemeriksaan bersama dapat meng n an
on ra qr un u
apa me a sana an pe er aan
tahap berikutnya.
batasan-batasan yang digunakan untuk menentukan bahwa peralatan berhasil baik dalam pengujian akan komisioning.
Semua pihak harus sepakat mengenai standard yarig digunakan yang berkaitan dengan komisioning, atau mengacu pada buku petunjuk pabrik (instruction manual) 439
1.9. HAL – HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Semua kelengkapan atau perlengkapan yang akan dipergunakan dalam rangka komisioning bila menyangkut konstruksi harus telah masu
an a am esa n ons ru s .
Semua alat uji khususnya meter-meter, thermokopel, flow meter, trafo , haruslah merupakan alat standar sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan maksimum kelas 0,5. Alat ukur ini harus sudah dikalibrasi dan koreksinya harus sudah disiapkan.
Kontraktor harus telah menyiapkan faktor faktor koreksi yang diperlukan dalam perhitungan efisiensi sebelum pengujian dilakukan.
Pengujian dianggap syah bila dihadiri oleh pihak kontraktor dan pihak . 440
Lanjutan 1.9
Sebelum ujian dimulai, kontrektor diberi kesempatan untuk memeriksa ,
,
dianggap perlu dan bila seluruh instalasi telah baik dan siap diperiksa,
atau sebagtian instalasi sudah siap diuji. a a se ap ang a hasilnya
sehingga
pengu an per u bila
terjadi
a u an eva uas
penyimpangan
er a ap
kontraktor
dapat
melakukan suatu penyetelan kembali, modifikasi ataupun penggantian dan kemudian pengujian diulang kembali.
441
2. KOMISIONING KETEL UAP 2.1. UMUM Sebagai bagian dari unit pembangkit listrik, ketel uap merupakan suatu alat yang penting, karena tempat dimana uap dihasilkan. Dengan mengabaikan bagian ini, maka gerakan turbin tidak akan sempurna yang mengakibatkan output listrik yang dihasilkan kurang memadai. Disamping itu, ketel uap merupakan alat yang memerlukan pengamanan bagi operator yang menjalankannya. Jika tidak, maka akan berakibat fatal, Hal ini bukan hanya menyangkut dari segi operatornya saja, melainkan sekaligus juga pengamanan terhadap peralatan yang modalnya sangat mahal. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka kebenaran emasan an erlu di eriksa baik dari bagian-bagian peralatan secara individu, secara sub sistem, maupun secara sistem. Setelah kebenaran pemasangan. dapat dibuktikan, maka en u ian terhada keandalan o erasi individu subsistem maupun sistem juga dilakukan. Hal ini dimaksudkan agar dapat terbukti kebenaran operasi, baik secara terpisah maupun secara gabungan
442
2.2. RUANG LINGKUP
Pedoman ini berlaku untuk pelaksanaan komisioning suatu ketel uap baru dengan berbagai kapasitas yang menggunakan bahan bakar fosil ya u gas a am, m nya .
au
ara a au ga ungan
an aranya a au
hasil pembakarannya termasuk alat bantu dan sarana penunjang ketel .
Pedoman ini berlaku juga untuk setiap pemeriksaan berkala (overhaul) sistem ketel uap. baik dilaksanakan oleh pengelola sendiri maupun oleh pihak ketiga (kontraktor).
Dalam hal-hal khusus, atas kesepakatan bersama secara tertulls antara pihak-pihak yang bersangkutan dapat dilakukan perubahan atau pengecualian,
443
2.3. TUJUAN
Pedoman komisioning ketel uap dimaksudkan sebagai: Pedoman
umum yang meliputi segi manajemen dan teknis yang
di unakan seba ai
e an an untuk melaksanakan komisionin
ketel uap di seluruh Indonesia, khususnya ketel uap pada pusatpusat pembangkit di Indonesia baik milik PIUKU maupun milik PKUK . Acuan
bagi semua pihak terkait untuk mengetahui tanggung -
,
dan penyiapan laporan/dokumen komisioning ketel uap sesuai format dan jadual yang ditetapkan, dan dapat dipertanggung jawabkan. Rujukan
dalam menyusun ketentuan-ketentuan dokumen lelang
bantunya. 444
2.4. PENGERTIAN . Adalah kesatuan beberapa subsistem yang tersusun dalam tata hubungan kerja berfungsi untuk mengubah energi yang terkandung di dalam bahan . Bahan bakar fosil meliputi antara lain: batubara, minyak. gas alam atau gabungan diantaranya Adalah rangkaian beberapa peralatan individual yang merupakan bagian dari sistem ketel uap .yang tersusun dalam tata hubungan kerja dan pembangkit uap, Subsistem bahan bakar, Subsistem udara dan gas, Subsistem air pengisi, Subsistem kontrol. Peralatan individu. Adalah tiap-tiap peralatan dari subsistem ketel uap yang ditinjau secara mandirl sesuai fungsinya. Contoh-contoh peralatan individu: Pengendali dan transmiter neumatik elektronik Alat ukur dan indikator Pemi aan Katub pengaman, Pengamat nyala api, Pemanas udara primer dan sekunder dll. 445
Lanjutan 2.4
Komisioning ketel uap. Adalah rangkaian kegiatan yang terus menerus, dimulai sejak saat "Serah terima" (taking over) dengan tujuan membawa sistem dari kondisi non aktif ke kondisi aktif dengan melaksanakan kegiatan pemeriksaan, pembersihan, uji individu, uji subsistem dan uji sistem Lanjutan 1.5 untuk pembuktian terhadap persyaratan kontrak ataupun keamanan
.
Penyalaan pertama sistem ketel uap (Boller first firing). Adalah saat penyalaan pertama pembakar (burner) pada sistem ketel uap dengan kondisi proteksi dan peralatan yang lengkap yang menandakan bahwa sistem ketel uap memasuki kondisi aktif.
446
2.5. LAMBANG
Lambang yang dipergunakan dalam uji unjuk kerja ketel uap merujuk lambang yang dipakai pada ASME PTC 4.1 Performance Test code Steam Generating Units, edisi terakhir.
447
2.6. TAHAP KEGIATAN KOMISIONING
Tahap kegiatan komisioning ketel uap tertera pada Lampiran A.
448
2.7.
PEDOMAN POKOK
ketel uap adalah Standar SNI: SNI No…………..: : SNI No…………. : Persyaratan peralatan uji & ukur
Standar Internasional IEC Publ. No……….
ASME power test code PTC-1 PTC-2 - . PTC-3.3 PTC-4.1 -1964 PTC-4.3 PTC-4.4
PTC-8.2 -
PTC-19
General instructions Definitions and values Gaseous fuels Steam generating unit Air heater Heat recovery steam generator (Combined cycle,.steam generator) Centrifugal pumps sp acemen compressors. vacuum pumps and blowers Instrument and apparatus.
449
2.8. INSPEKSI DAN PEMERIKSAAN PENDAHULUAN (PRELIMINARY INSPECTION).
Sebelum suatu peralatan dinyatakan siap uji individual, maka terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan hasil uji prakomisioning termasuk hasil yang bersangkutan, pemeriksaan terhadap peralatan, pemasangan maupun penyetelan dan kelengkapan perlengkapan dan hasil rekalibrasi (jika ada). Peralatan atau perlengkapan yang telah selesai pemasangannya (konstruksinya), dan siap diuji/komisioning harus dinyatakan oleh Pelaksana Konstruksi (proyek site) dan Kontraktor dalam suatu formulir ERF (Equipment released for test) seperti pada Lampiran 2 yang . Hal-hal yang diperiksa dari hasil uji prakomisioning antara lain: Peralatan mekanis Pera atan istri Perlengkapan kendali dan Instrument. 450
Lanjutan 2.8
Peralatan mekanis.
Pemipaan :
Semua
eker aan
emi aan
emasan an
katu
pemasangan penggantung dan penyangga harus telah dilaksanakan dengan lengkap dan baik (sempurna).
Semua pekerjaan pengelasan harus telah selesai dan sudah dilakukan pemeriksaan dengan sinar X atau cara lain yang , penyambungan yang belum sempurna atau sumbat (plug) yang belum terpasang.
Semua penyambungan dengan baut harus telah selesai dengan lengkap tidak ada baut yang hilang atau longgar. alirannya (flow diagram). 451
Lanjutan 2.8
Mesin-mesin berputar: Mesin-mesin berputar harus telah terpasang dengan baik, telah digrouting dan telah dilengkapi dengan data hasil . Pekerjaan pemipaan, pasang katup, pekerjaan saluran (duct vork). termasuk pipa-pipa untuk perapat (gland seal), pendingin (cooling) atau pelumasan harus telah terpasang . Peralatan instrumentasi yang merupakan bagian integral dari mesin tersebut seperti pengukur tekanan (pressure gauge), sakelar tekanan (pressure switches), detektor suhu temperature etectors an se againya arus te a terpasang dan berfungsi dengan baik. Minyak pelumas harus telah diisi sesuai dengan petunjuk pabrik pembuat peralatan yang bersan kutan. Kopling telah tersambung dengan baik, penutup kopling dan penutup sabuk (belt) bila ada. harus telah terpasang. Daerah sekitar peralatan harus telah bersih dari benda dan serta debu, kain-kain, plastik atau terpal yang mungkin dapat merusak. 452
Lanjutan 2.8
Mesin-mesin tak berputar:
Mesin-mesin tak berputar harus telah terpasang dengan baik, telah digrouting dan dilengkapi dengan data hasil perataan (levelling). ,
,
,
harus telah terlaksana
dengan baik dan sesuai dengan diagram alirnya (flow diagram).
Peralatan Instrumental yang merupakan bagian Integral erse u
arus e a
erpasang
an er ungs - engan a .
Daerah sekitar peralatan telah dibersihkan dari benda benda dan bahan yang dapat menimbulkan bahaya.
453
Lanjutan 2.8
Peralatan Listrik. Motor-motor: Peme eran Motor Dan Kabel Harus elah Dilakukan Dengan Hasil Baik. Arah Putaran Motor Harus Telah Diperiksa Dan Alat
Minyak Lumas Harus Telah Diisi Sesuai Dengan Petunjuk Pabrik Pembuat. . Alat-alat Pengukur. Pengaman Dan Pembantu Lainnya Harus Telah Terpasang Dengan Baik. Telah Digrouting Dan Dilengkapi Dengan Data-data Hasil Penyebarisan (Alignment). Penutup Kotak Kabel (Cable . 454
Lanjutan 2.8
Kabel:
Resistans isolasi kabel baik antarfasa maupun antara fasa kebumi harus telah diukur dengan hasil memuaskan sesuai dengan batasan yang dijinkan.
Kontinuitas kabel sempurna/memuaskan.
Penandaan kabel (cable marking) harus telah dipasang dengan baik.
Pemutus tenaga penghubung tegangan dan proteksi: , harus diperiksa dan dalam keadaan baik.
455
Lanjutan 2.8
Peralatan Kendali Dan Instrumen
Kubikel, Rak, Meja Atau Panel Kontrol Harus Telah Terpasang Dengan Baik, Kedatarannya elah Diatur, Dan Bila Disyaratkan Maka Peredam Getaran (Vibration Damper) elah Dipasang.
Transmiter Individual (Individual Transmitter), Alat Ukur (Gauges) Harus elah erpasang Dengan Baik.
Elemen Primer (Primary Element) Harus Telah Terpasang Dengan Baik.
Pemipaan (Piping And ubing) Untuk Instrumen elah Dipasang Dengan Baik Dan Benar.
Pengawatan (Wiring) Harus Telah Terpasang Dan Sudah Diukur Ketahanan Isolasinya.
Pembumian (Grounding) Harus Telah Terpasang Dengan Baik
456
2.9.
UJI INDIVIDUAL (INDIVIDUAL TEST).
Uji In ivi ua i a u an untu setiap pera atan se agai eri ut: Pengendali dan transmiter pneumatik elektronik (Pneumatic /electronic controller and transmitter): Kalibrasi (Calibration) Alat ukur dan indikator (Gauges and indicators): Pengecekan klas ketelitian (Accuracy class check) Tekanan (Pressure). suhu (Temperature); sakelar batas (Limit sw c es an sa e ar ng a eve sw c es : Penyetelan (Setting) Pengecekan (Checking). Alat rekam (Recorders) untuk sistem ketel uap yang telah dilengkapi dengan peralatan data acquisition system/DAS): . Pengecekan mekanis (Mechanical check).
457
Lanjutan 2.9
Pemipaan (Piping): Pembersihan Pembilasan (flushing)
Uji bocoran (Leak test) Uji kalibrasi (Calibration test)
Pengecekan penyetelan (Setting check) Katup kendali dan kisi (Control valve and damper): Kalibrasi Calibration Pengecekan operasinya Penyetelan (Setting) Pompa catu ketel (Boiler feed pump): Pengecekan urutan (Sequence check) Pengujian tanpa beban (No load test) Kipas tekan (Forced draft fan): Pengece an urutan Sequence c ec Pengujian tanpa beban (No load test)
458
Lanjutan 2.9
Kipas aur u ang gas Gas recircu ation an , i a a a: Pengecekan urutan (Sequence check) Pengujian tanpa beban (No load test) Kipas hisap (Induced draft fan), bila ada: Pengecekan urutan (Sequence check) Pompa.daur ulang ketel (Boiler recirculation pump), bila ada: Pengecekan urutan (Sequence check) engu an anpa e an o oa es Pompa penyalur ketel (Boiler transfer pump), bila ada: Pengecekan urutan (Sequence Check) Pengujian tanpa beban (No load test) Penggiling (Pulverizer), bila ada:
Pengujian tanpa beban (No load test) 459
Lanjutan 2.9
, Pengecekan urutan (Sequence check) Pengujian tanpa beban (No load test) emanas u ara pr mer an se un er r mary secon ary a r heater): Uji operasi (Normal dan darurat). Pengaturan perapat pemanas udara (Air heater seal adjusment) Alat pembakaran dan penyalaan (Burner and lgnitor): Pengecekan urutan (Sequence check) Uji operasi (Operation test) Pengamat nyala api (Flame scanner): Pengaturan (Adjustment), Uji operasi (operation test) Scanner Blower (Blower pengamat): Pengecekan urutan (Sequence check) Uji operasi (Operation test) 460
Lanjutan 2.9
Penganalisis air dan uap (Water and steam analyzer):
Kalibrasi (Calibration) -.operas
pera on es
Penghembus jelaga (Soot blower):
Pen ecekan urutan Se uence check
Uji operasi (operation test)
Injeksi kimiawi (Chemical injection):
Uji operasi operation test
Pengaturan (Adjustment)
Pen analisis as cerobon dan emantauan Flue as anal zer and monitoring):
Kalibrasi (Calibration)
Uji operasi (Operation test) 461
2.10. UJI SUBSISTEM engu an sua u su s s em ar s s em e e uap pa a asarnya ma su an untuk menguji operasi secara terpadu dari masing-masing peralatan Individual yang membentuk subsistem tersebut. . Dalam pedoman ini sistem ketel uap dibagi atas 5 (lima) subsistem yaitu: Subsistem pembangkit uap (Steam generator subsystem).
Dinding tungku (Furnace wall). Penquap (Economizer) .
Drum uap (Steam drum). Katup pengaman (Safety/relief valve). , Pemanas ulang (Reheater), bila ada. Penurun suhu uap lanjut (Desuperheater). Penghembus jelaga (Soot blower). Pompa sirkulasi air (Boiler circulating water pump),bila ada.
462
Lanjutan 2.10 Subsistem ini meliputi peralatan antara lain: Untuk bahan bakar minyak. angki harian minyak (F.0 day tank). − − Pompa transfer minyak (F.0 transfer pump), − Pemanas min ak F.0 heater − Meter allran minyak (F.0 flow meter), − Pembakar dan penyabut (Burner atomizer) , − − Penanas minyak solar (Light oil heater), − Penyaring minyak (0il strainer). Untuk bahan bakar gas: − Stasiun reduksi gas (Gas reducing station). Burner , − Pembakar − Penyala (Ignitor). − Meter aliran gas (Gas flow meter)
463
Lanjutan 2.10
Untuk bahan bakar batu bara : − Pengisi batubara (Coal feeder). − Penggiling (Pulverizer), − Pembakar batubara (Coal burner), − Pipa batubara (Coal pipes). Subsistem udara dan as Air and as subs stem . Subsistem ini meliputi peralatan antara lain: F D Fan. rimar air fan bila ada. Ki as udara rimer Pemanas udara (air heater). Pemanas udara mula dengan uap (steam
coil
air
Peredam (damper). Kipas sirkulasi ulang gas (gas recirculation fan), bila ada
I D Fan.
464
Lanjutan 2.10
Subsistem air pengisi (feed water subsystem). Subsistem ini meliputi peralatan antara lain: ompa peng s
ee
o er ee pump ,
Injeksi kimiawi (chemical injection). .
Subsistem lni meliputi peralatan antara lain:
Kendali alat pembakar (burner control).
Air pengisi dan kendali muka drum (Feed water and drum level control),
Kendali suhu. uap (steam temperature control).
465
Lanjutan 2.10
Pokok pengujian (Item Test). Pengujian suatu subsistem dapat terdiri atas satu atau lebih dari pokok pengujian (test Item) yang berikut: Uji alan subsistem (Operational test) terhadap semua peralatan yang bersangkutan dan bekeria secara terpadu dengan subsistem tersebut. u ar sa ng a , an uru annya n er oc c ange over an sequential test). Uji injeksi primer perlindungan (protection primary injection . Indikasi elektrik/pneumatik, pengukuran dan uji loop kendali meter (electric/pneumatic indication, metering and control loop test . Uji simulasi (simulation test). Uji beban dari pompa, kipas atau kompresor berikut motor penggeraknya yang antara lain meliputi pengukuran suhu bantalan beserta rumahnya, vibrasi, rub check, bising, tekanan serta jumlah aliran. 466
2.11. UJI SISTEM KETEL UAP
Uji Sistem ete uap ter iri ari: Pembersihan kimia (Chemical cleaning). Penghembusan dan pengecekan ekspansi termal Blow out and thermal expansion check) Uji tekanan nalk dan uji katup keselamatan (Pressure up and
Kendali ketel otomatis (Automatic boiler control) Kendali pembakaran otomatis (Automatic combustion control) pem e anan oa ng es Uji lepas beban (Load rejection test) Uji irama beban (Load swing test) Uji landai beban (Load ramp test) Uji balik heban (Runback test)
Uji unjuk kerja (Performance test) 467
2.12. PEMERIKSAANDAN (INSPECTION). 3. GENERATOR EKSITASI
Sebelum atau sesudah unit mengalami uji keandalan (reliability test) dan sebelum uji terlebih
unjuk kerja (performance test) dapat dilakukan
dahulu pemeriksaan
(inspection)
pada saat dihentikan
(shutdown) untuk perbaikan dan penyetelan bilamana perlu.
468
2.13. DASAR PENILAIAN.
Instalasi ketel uap harus memenuhi semua persyaratan yang menyangkut
keselamatan
kerja
dan
keselamatan umum serta
persyaratan lingkungan yang diatur dalam pedoman pokok Pedoman Komisioning ini.
Hal-hal yang menyangkut keandalan sistem, instalasi ketel uap harus memenuhi semua persyaratan persyaratan yang disebut dalam kontrak. Bila persyaratan mengenai keandalan ini tidak diatur dalam kontrak, maka dipakai tolok ukur yang lazim digunakan .atas dasar kesepakatan bersama antara pemilik dan kontraktor.
469
Lanjutan 2.13 , dapat ditentukan hanya sepihak saja, mengingat banyak variablevariable.
Dengan
demikian
maka
harus
ditempuh
beberapa
kesepakatan antara lain :
Semua pihak harus sepakat mengenai cara penyelesaian yang ketelitian pengamat, kondisi dan metode pengoperasian serta hasil akhir setiap pengujian.
Semua pihak harus sepakat mengenai rumus yang akan digunakan dapat
untuk
ditoleransi
menghitung tanpa
harus
faktor
kesalahan
mengulangi
untuk
pengujian.
Kesepakatan ini sedapat mungkin mencakup jumlah desimal yang digunakan dalam perhitungan serta kriteria a pembulatan desimal .
470
Lanjutan 2.13
Semua pihak harus sepakat mengenai hal-hal yang dapat membatalkan pengujian. , mengenai sejauh mana hasil pemeriksaan bersama dapat mengijinkan kontraktor untuk dapat melaksanakan pekerjaan tahap berikutnya.
Semua pihak harus sepakat mengenai besaran-besaran atau pun peralatan berhasil baik dalam pengujian akan komisioning.
Semua pihak harus sepakat mengenai standard yarig digunakan yang berkaitan dengan komisioning, atau mengacu pada buku petunjuk pabrik (instruction manual)
471
2.14. LAPORAN
Laporan komisioning ketel uap memuat hasil pemeriksaan dan pengujian serta kekurangan-kekurangannya ataupun hal-hal yang menggan ung
an
a a -a a
yang
mas
arus
gan
oe
kontraktor/fabrikan. Laporan komisioning ketel uap memuat data/hasil en amatan atau en ukuran selama
en u ian eralatan individual
subsistem maupun sitem, yang pencatatannya disaksikan oleh kontraktor dan Tim Komisioning, perhitunga-perhitungan unjuk kerja ari pera atan an sistem, sesuai engan stan ar yang isepa ati.
472
3. KOMISIONING TURBIN UAP 3.1.
UMUM.
, penting untuk diperiksa, baik tentang pemasangan maupun keandalan dalam operasi. Hal ini perlu untuk menjaga keselamatan dari alat itu . yang harus memutar rotor generator dengan kecepatan tetap dalam keadaan berbeban maupun tidak untuk menjamin mutu listrik yang dihasilkan enerator memenuhi ers aratan aitu frekuensi dan tegangannya harus tetap. Turbin harus mampu menerima atau melepas beban tanpa mengalami kegagalan. Disamping itu pelumasan merupakan hal yang dominan pada mesin mesin yang berputar seperti turbin. Kalau pelumasan gagal, maka gagallah semua komponen-koniponen dalam turbin, sebaliknya jika pelumasan baik, maka komponen-komponen dalam sistem turbin akan e a an ama. Dengan demikian pelumasan ini juga memerlukan pengujian yang cukup ketat. 473
3.2.
RUANG LINGKUP
Pedoman ini berlaku untuk pelaksanaan komisioning turbin uap baru dengan
berbagai
kapasitas
termasuk
alat
bantu
dan
sarana
penun ang ur n uap erse u .
Pedoman ini berlaku juga untuk setiap pemeriksaan berkala overhaul sistem turbin ua baik dilaksanakan oleh en elola sendiri maupun oleh pihak ketiga (kontraktor).
Dalam hal-hal khusus, atas kesepakatan bersama secara tertulis antara pi a -pi a
yang
ersang utan
apat
i a u an peru a an
atau pengecualian,
474
3.3. MAKSUD DAN TUJUAN
Pedoman komisioning turbin uap dan alat bantu ini dimaksudkan sebagai: e oman umum yang me pu
seg
e n s yang
guna an
sebagai pegangan untuk melaksanakan komisioning turbin uap di seluruh Indonesia khususn a turbin ua
ada
usat- usat
pembangkit baik milik PIUKU maupun milik PKUK.
Acuan bagi semua pihak terkait untuk mengetahui tanggung awa
masing-masing, termasu
tanggung awa
pe a sanaan
dan penyiapan laporan/dokumen komisioning sesuai format dan adual an diteta kan dan da at di ertan
un
awabkan.
Rujukan dalam menyusun ketentuan-ketentuan dokumen lelang atau kontrak pembelian perlengkapan turbin uap
475
3.4.
PENGERTIAN
Sistem ur in uap. Adalah kesatuan beberapa sub sistem yang tersusun dalam tata hubungan kerja berfungsi untuk mengubah energi yang terkandung di dalam uap betekanan dan bersuhu tinggi yang dari ketel uap menjadi energi mekanis untuk memutar generator.
Adalah rangkaian beberapa peralatan individual yang merupakan bagian dari sistem turbin uap.yang tersusun dalam tata hubungan er a an mempunya ungs er en u. on o -con o su s s em ur n uap: Subsistem pelumas, Subsistem air pendingin, Subsistem kontrol. Peralatan individu. Adalah tiap-tiap peralatan dari subsistem turbin uap yang ditinjau secara mandirl sesuai fungsinya. Contoh-contoh peralatan individu: , , , , injeksi ferrosulfat. 476
Lanjutan 3.4
Komisioning urbin uap. Adalah rangkaian kegiatan yang terus menerus, dimulai sejak saat pemasangan selesai (Construction essentially complete) sampai saat " " kondisi non aktif ke kondisi aktif dengan melaksanakan kegiatan pemeriksaan, pembersihan, uji individu, uji subsistem dan uji sistem
dan keandalan operasi. Serah terima (Taking over) Adalah en alihan tan un awab o erasi dari kontraktor ke ada pemilik atas sistem turbin uap secara keseluruhan atau sebagian sesuai ruang lingkup kontrak. setelah selesai komisioning dan mulai diberlakukannya masa jaminan (warranty periode). Penerimaan akhir (Final acceptance). Adalah penerimaan oleh pemilik dari kontraktor atas sistem turbin uap secara keseluruhan atau sebagian sesuai ruang lingkup kontrak, setelah a is masa aminan an penye esaian se uru e urangan erusa an (deficiency). 477
3.5. LAMBANG
Lambang yang dipergunakan dalam uji unjuk kerja turbin uap merujuk lambang yang dipakai pada ASME PTC 4.1 Performance Test code eam enera ng
n s, e s era
r.
478
3.6. TAHAP KEGIATAN KOMISIONING
Tahap kegiatan komisioning ketel uap tertera pada Lampiran.
479
3.7. PEDOMAN POKOK turbin uap adalah : Standar SNI: SNI No…………. : Persyaratan peralatan uji & ukur Standar Internasional IEC Publ. No………. ASME power test code PTC-1 General instructions PTC-2 Definitions and values PTC-3.1 Diesel and burner fuel PTC-3.3 Gaseous fuels PTC-4.1 -1964 Steam generating unit PTC-4.3 Air heater - . (Combined cycle,.steam generator) PTC-8.2 Centrifugal pumps . pumps and blowers PTC-19 Instrument and apparatus.
480
3.8.
INSPEKSI DAN PEMERIKSAAN PENDAHULUAN (PRELIMINARY INSPECTION).
Dalam
pemeriksaan
pendahuluan,
hal-hal
yang
diperiksa
yaitu
pemasangan penyatolan serta kelengkapan peralatan dan pemeriksaan hasil rehabilitasi (jika ada). Peralatan yang diperiksa meliputi :
Peralatan listrik
Perlengkapan kendali dan instrumen.
481
3.9. UJI INDIVIDU (INDIVIDUAL TEST)
Peralatan yang mengalami uji individu yaitu :
Turbin
Pembatas beban ( load Iimiter)
Lintasan busur penuh.
Katup stop utama ( main stop valve)
Katup Pengecek panas ulang dan Pembuangan gas turbin
Proteksi turbin (turbine protection)
Breaker hampa ( Vacuum breaker )
Pengatur tekanan mula (initial pressure regulator)
Diafragma pembebasan (atmospheric relief diafragma) r
sempro
uang
ur n
ur ne
superv sory
pembebasan (atmospheric relief instrument ) 482
Lanjutan 3.9
Minyak Pelumas dan Minyak hydrolik (lubricating and hydroulic oil) Tangki minyak utama ( main oil tank) Pompa minyak utama ( main oil pump) Katup kumpulan relai ( relay dump valve) Pendingin minyak ( oil cooler ) Pompa minyak bantu ( auxilary oil pump ) Pompa minyak gigi putar ( turning gear oil pump ) Pompa minyak darurat ( emergency oil pump) Pengatur minyak ( oil conditioner) Pompa filter minyak ( oil filter pump) Pengisap uap untuk tangki minyak utama (vapor extractor for oil tank ) vapor extractor or oi Pengisap uap untu pengatur minya conditioner) Tangki penyimpan minyak turbin ( turbine oil storage tank) ompa rans er m nya o rans er pump Pompa minyak dongkrak (jacking oil pump) 483
Lanjutan 3.9
g pu ar urn ng gear Motor Clutch Kon ensor Permu aan Sur ace con ensor Katup kupu-kupu dan sambungan mekar (butterfly valve and expansion joint) pembersih tabung ( tube cleaning Perlengkapan equipment ) Perlengkapan proteksi katodik cathodic protection equipment ) Saringan kepingan (debis filter) (jika ada) Perapat uap Saluran (glad steam seal) Pengatur perapat uap saluran (gland steam seal regulator) Peniup buang uap saluran (gland steam exhaust blower) Kondensor uap saluran (gland steam condenser) Langkah Turbin Tekanan Rendah( LP turbine bypass) dan Langkah Turbin Tekanan Tinggi ( HP turbine bypass ) 484
Lanjutan 3.9 Pompa injeksi (injection pump) Tangki dan pengaduk larutan (solution tank and agitator) Penyemprot udara ( air ejector ) Penyemprot udara pancaran tiap ( steam jet air ejector ) Penyemprot udara awal ( starting air ejector ) Pemancingan kehampaan (vaccum primary)
Tangki hampa pemancing (prining vacuum tank) Air Sirkulasi ( Circulating Water ) Pompa air s irkulasi dengan katup penguras (Circulating water pump with discharge valve ) Pompa pendorong air laut ( sea water booster pump) ( jika ada ) Kondensat (Condonsate )
Pompa pendeteksi bocoran air laut ( sea water teak detecting pump Pemanas air pengisi tekanan rendah ( LP feed water leater ), ompa an ang penguras e anan ren a ra n pump an drain tank) Pemisah udara ( dearator) 485
Lanjutan 3.9
Air pengisi ( feed water) Pemanas air pengisi tekanan tinggi ( HP feed water heater ) Tangki penguras tekanan tinggi (HP drain tank) r pen ng n coo ng wa er Pompa air pendingin (cooling water pump) Pengukur bahan air pendingin
water) Pompa injeksi kimia (chemical injection pump) Tangki dan pengaduk larutan kimia (chemical solution tank and agitator ) Pompa pemindah air penadah ( make up water transfer pump) Penyaring masuk (intake screen)
Travelling screen Pompa pencuci saringan (screen wash primp) Derek antun ruan turbin turbine room overhead crane Lapang pembangkit gas (gas generator plant) Peralatan lain yang termasuk kontrak
486
3.10 3. 10.. UJ UJI I SU SUBS BSI IST STEM EM
Pada umumnya pengujian suatu sub sistem dapat terdiri dari satu atau lebih mata uji antara lain: U i embebanan om a fan atau kom resor berikut motor penggeraknya yang antara lain meliputi : pengukuran temperatur bant ba ntal alan an da dan n tutu tutuip ip turb turbiin, pe peng nguk ukur uran an vibr vibras asi, i, uii uii bisi bising ng,, . Uji opera operasi sion onal al terha terhadap dap semu semua a per peral alata atan n yang yang ber bersan sangku gkuta tan n dan bekerja secara terpadu dengan subsistem tersebut. Pembilasa Pembilasan n terhadap minyak minyak pelumas (tube oil), oil), minyak minyak perapat (seal oil) dan sistem air (water system). U i urutan urutan dan salin salin kunci kunci interlo interlock ck and se uential uential test test Uji injeksi primer (primary injection test) Uji Uji indi indika kasi si elek elektr tris is/p /pne neum umat atik ik,, pe peng nguk ukur uran an da dan n loop loop kont kontro roll , Uji simulasi (simulation test) 487
3.11. UJI SISTEM
Pada. umumny umumnya a penguji pengujian an suatu sistem sistem dapat dapat terdir terdirii dari dari satu atau lebih mata uji antara lain :
Uji hampa (vacuum test)
Uji jalan awal dan putaran (initial run and rolling rolling test)
Uji governor/pengatur putaran (governor test)
Uji sali saling ng
kunci kunci turbi turbin n gener generato atorr (turbi (turbine ne gener generator ator interl interloc ock k
test)
Uji tega tegang ngan an pe pem mba bang ngki kita tan n ge gene nerrator ator (gen (gener erat ato or buil builtt up
Uji mulai turbin otomatis (automatic turbine start up test)
488
3.12 3. 12.. PE PENG NGUJ UJIA IAN N UNI UNIT T PLT PLTU U
Pengujian unit PLTU PLTU terdiri dari : Sinkronisasi (syncronizing)
Uji kebebasan katup (valve freedom test)
Uji lepas beban (load rejection test)
Uji keandalan (reliability run test)
Uji beban ayun (load swing test)
Uji pembebanan (loading test)
Uji loop kontrol total (total control loop test)
Uji balik putaran (run back test)
Uji by pass turbin (bila ada) un u
er a per ormance es
Uji pemakaian bahan bakar (comsumption test) 489
3.13. DASAR PENILAIAN
Instalasi turbin uap harus memenuhi semua persyaratan yang menyangkut
keselamatan
kerja
dan
keselamatan
umum
serta
persyaratan lingkungan yang diatur dalam pedoman pokok Pedoman Komisioning ini.
Hal-hal yang menyangkut keandalan sistem, instalasi turbin uap harus memenuhi semua persyaratan persyaratan yang disebut dalam kontrak. Bila persyaratan mengenai keandalan ini tidak diatur dalam kontrak, maka dipakai tolok ukur yang lazim digunakan .atas dasar kesepakatan bersama antara pemilik dan kontraktor.
490
Lanjutan 3.13 a am men a mengeva uas as pengu an a am om s on ng, a dapat ditentukan hanya sepihak saja, mengingat banyak variablevariable. Dengan demikian maka harus ditempuh beberapa esepa atan antara ain : Semua pihak harus sepakat mengenai cara penyelesaian yang akan ditempuh bila terjadi perbedaan pendapat mengenai ketelitian pengamat, kondisi dan metode pengoperasian serta hasil akhir setiap pengujian. Semua pihak harus sepakat mengenai rumus yang akan digunakan untuk menghitung faktor kesalahan untuk mengevaluasi data serta kemungkinan kesalahan maksimal yang dapat ditoleransi tanpa harus mengulangi pengujian. Kesepakatan ini sedapat mungkin mencakup jumlah desimal yang digunakan dalam perhitungan serta kriteria a pembulatan desimal . Semua pihak harus sepakat mengenai hal-hal yang dapat membatalkan pengujian. 491
Lanjutan 3.13
Dalam hal kegiatan pemeriksaan, perlu dicapai kesepakatan mengenai sejauh mana hasil pemeriksaan bersama dapat mengijinkan kontraktor untuk dapat melaksanakan pekerjaan tahap berikutnya.
Semua pihak harus sepakat mengenai besaran-besaran ataupun berhasil baik dalam pengujian akan komisioning.
Semua ihak harus se akat men enai standard ari di unakan an berkaitan dengan komisioning, atau mengacu pada buku petunjuk pabrik (instruction manual)
492
3.14. LAPORAN
Laporan komisioning turbin uap memuat hasil pemeriksaan dan pengujian serta kekurangan-kekurangannya ataupun hal-hal yang menggantung
dan
alat-alat
yang
masih
kontraktor/fabrikan.
Laporan
komisioning
harus turbin
diganti uap
oleh
memuat
data/hasil pengamatan atau pengukuran selama pengujian peralatan individual, subsistem maupun sistem, yang pencatatannya disaksikan , perhitungan-perhitungan unjuk kerja dari peralatan dan sistem, sesuai dengan standar yang disepakati.
493
4. KOMISIONING TURBIN GAS 4.1. UMUM.
Seba ai en hasil tena a, turbin as meru akan alat an san at penting untuk diperiksa, baik tentang pemasangan maupun keandalan dalam operasi. Hal ini perlu untuk menjaga keselamatan dari alat itu sendiri maupun keselamatan manusianya. Turbin merupakan mesin yang harus memutar rotor generator dengan kecepatan tetap dalam keadaan berbeban maupun tidak untuk menjamin mutu listrik yang dihasilkan generator memenuhi persyaratan yaitu frekuensi dan egangannya arus e ap. ur n arus mampu mener ma a au melepas beban tanpa mengalami kegagalan. Disamping itu pelumasan merupakan hal yang dominan pada mesin . , gagallah semua komponen-koniponen dalam turbin, sebaliknya jika pelumasan baik, maka komponen-komponen dalam sistem turbin Dengan demikian pelumasan ini juga memerlukan pengujian yang cukup ketat. 494
4.2. RUANG LINGKUP
Pedoman ini berlaku untuk pelaksanaan komisioning turbin gas baru dengan
berbagai
kapasitas
termasuk
alat
bantu
dan
sarana
penunjang turbin gas tersebut.
Pedoman ini berlaku juga untuk setiap pemeriksaan berkala maupun oleh pihak ketiga (kontraktor). Dalam hal-hal khusus atas kese akatan bersama secara tertulis antara pihak-pihak yang bersangkutan dapat dilakukan perubahan atau pengecualian,
495
4.3. MAKSUD DAN TUJUAN
Pedoman komisioning turbin gas dan alat bantu ini dimaksudkan sebagai:
sebagai pegangan untuk melaksanakan komisioning turbin gas di seluruh Indonesia, khususnya turbin gas pada pusat-pusat pembangkit baik milik PIUKU maupun milik PKUK. Acuan bagi semua pihak terkait untuk mengetahui tanggung jawab masing-masing, termasuk tanggung jawab pelaksanaan dan penyiapan laporan/dokumen komisioning sesuai format dan jadual yang ditetapkan, dan dapat dipertanggung jawabkan. atau kontrak pembelian perlengkapan turbin uap dan alat bantunya.
496
4.4. PENGERTIAN Sistem ur in Gas. Adalah kesatuan beberapa sub sistem yang tersusun dalam tata hubungan kerja berfungsi untuk mengubah energi yang terkandung di dalam gas betekanan dan bersuhu tinggi berasal dari hasil pembakaran bahan bakar minyak menjadi energi mekanis untuk memutar generator. Subsistem Adalah rangkaian beberapa peralatan individual yang merupakan bagian dari sistem turbin gas .yang tersusun dalam tata hubungan kerja dan mempunyai fungsi tertentu. Contoh-contoh subsistem turbin gas : Subsistem pelumas, Subsistem air pendingin, Subsistem kontrol. Peralatan individu. Adalah tiap-tiap peralatan dari subsistem turbin gas yang ditinjau secara mandirl sesuai fungsinya. Contoh-contoh peralatan individu: Katu en aman manometer dan eralatan enun uk sakelar tekanan dan suhu, katup pengaman.
497
Lanjutan 4.4
Komisioning urbin gas. Adalah rangkaian kegiatan yang terus menerus, dimulai sejak saat pemasangan selesai (Construction essentially complete) sampai saat " " kondisi non aktif ke kondisi aktif dengan melaksanakan kegiatan pemeriksaan, pembersihan, uji individu, uji subsistem dan uji sistem
dan keandalan operasi. Serah terima (Taking over) Adalah en alihan tan un awab o erasi dari kontraktor ke ada pemilik atas sistem turbin gas secara keseluruhan atau sebagian sesuai ruang lingkup kontrak. setelah selesai komisioning dan mulai diberlakukannya masa jaminan (warranty periode). Penerimaan akhir (Final acceptance). Adalah penerimaan oleh pemilik dari kontraktor atas sistem turbin gas secara keseluruhan atau sebagian sesuai ruang lingkup kontrak, sete a a is masa aminan an penye esaian se uru kekurangan/kerusakan (deficiency). 498
4.5. LAMBANG
Lambang yang dipergunakan dalam uji unjuk kerja turbin gas merujuk lambang yang dipakai pada ASME PTC mengenai Gas Turbines.
499
4.6. TAHAP KEGIATAN KOMISIONING Tahap
kegiatan komisioning ketel gas tertera pada Lampiran.
500
4.7. PEDOMAN POKOK Standar
yang digunakan sebagal rujukan (referensi) komisioning turbin gas adalah : Standar SNI: o…………..: : SNI No…………. : Persyaratan peralatan uji & ukur Standar Internasional IEC Publ. No……….
dalam
PTC-1 General instructions PTC-2 Definitions and values - . PTC-3.3 Gaseous fuels PTC-4.3 Air heater PTC-4.4 Heat recover steam enerator (Combined cycle,steam generator) PTC-8.2 Centrifugal pumps PTC-9 Displacement compressors. vacuum pumps and blowers PTC-19 Instrument and apparatus. 501
4.8. INSPEKSI DAN PEMERIKSAAN PENDAHULUAN (PRELIMINARY INSPECTION).
Dalam pemeriksaan pendahuluan, hal-hal yang diperiksa yaitu pemasangan penyatolan serta kelengkapan peralatan dan emeriksaan hasil rehabilitasi ika ada . Peralatan yang diperiksa meliputi : Peralatan mekanis Peralatan listrik Perlengkapan kendali dan instrumen. Sebelum suatu alat/sistem siap untuk diuji maka terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan/pengujian terhadap konstruksi a.l.: Hasi penge asan Pekerjaan mekanis Pekerjaan listrik
Kelurusan dan kelonggaran Kawat mengawat Kerja katup Pemipaan.
502
4.9. UJI INDIVIDU (INDIVIDUAL TEST)
Peralatan yang mengalami uji individu yaitu :
Turbin
Saklar tekanan dan saklar suhu
Pencatat otomatis
Pipa saluran udara dan gas
Pipa pengendali sistem pneumatic
Katup pengaman
Pengendali pneumatic
Derek gantung ruang turbin (turbine room overhead crane)
Peralatan lain yang termasuk kontrak
503
4.10. UJI SUBSISTEM a a umumnya pengu an sua u su s s em apa er r ar sa u atau lebih mata uji antara lain: Uji pembebanan pompa, fan atau kompresor, berikut motor penggera nya yang antara ain me iputi : pengu uran temperatur bantalan dan tutuip turbin, pengukuran vibrasi, uii bising, pengukuran tekanan dan jumlah aliran fluida. Uji operasional terhadap semua peralatan yang bersangkutan dan bekerja secara terpadu dengan subsistem tersebut. Uji urutan dan saling kunci (interlock and sequential test) Uji unjuk kerja Uji simulasi (simulation test) Uji proteksi motor Uji alat penunjuk listrik/pneumatic meter-meter pada sistem kendali Uji subsistem bahan bakar minyak Uji subsistem bahan bakar gas Uji subsistem pelumas 504
Lanjutan 4.10.
Uji subsistem minyak dongkrak
Uji subsistem minyak hidrolik
Uji subsistem pemutar motor
Uji subsistem udara pendingin ke ruang bakar
Uji subsistem pemasuk udara
Uji subsistem air pendingin generator
Uji subsistem sudu pengarah masuk
Uji subsistem seting kontrol dan pengaman unit mesin turbin
505
4.11. UJI SISTEM
Pada. umumnya pengujian suatu sistem dapat terdiri dari satu atau lebih mata uji antara lain penya aan
Uji pentahapan kenaikan putaran
Uji sinkronisasi
Uji pembebanan
Uji lepas beban
Uji keandalan
Uji unjuk kerja
506
4.12. PENGUJIAN UNIT PLTG
Pengujian unit PLTU ter iri ari : Sinkronisasi (syncronizing) Uji putaran lebih (over speed test) Uji kebebasan katup (valve freedom test) Uji lepas beban (load rejection test)
Uji beban ayun (load swing test) Uji beban tanjak (load ramp test) pem e anan oa ng es Uji loop kontrol total (total control loop test) Uji balik putaran (run back test) Uji by pass turbin (bila ada) Uji unjuk kerja (performance test)
507
4.13. DASAR PENILAIAN
Instalasi turbin gas harus memenuhi semua persyaratan yang menyangkut keselamatan kerja dan keselamatan umum serta persyara an ng ungan yang
a ur a am pe oman po o
e oman
Komisioning ini. -
,
harus memenuhi semua persyaratan persyaratan yang disebut dalam kontrak. Bila persyaratan mengenai keandalan ini tidak diatur dalam kontrak, maka dipakai tolok ukur yang lazim digunakan .atas dasar kesepakatan bersama antara pemilik dan kontraktor.
508
Lanjutan 4.13 , tidak dapat ditentukan hanya sepihak saja, mengingat banyak variable-variable. Dengan demikian maka harus ditempuh beberapa
Semua pihak harus sepakat mengenai cara penyelesaian yang akan ditempuh bila terjadi perbedaan pendapat mengenai e e an pengama , on s an me o e pengoperas an ser a hasil akhir setiap pengujian. Semua pihak harus sepakat mengenai rumus yang akan guna an un u meng ung a or esa a an un u mengevaluasi data serta kemungkinan kesalahan maksimal yang dapat ditoleransi tanpa harus mengulangi pengujian. Kesepakatan ini sedapat mungkin mencakup umlah desimal yang digunakan dalam perhitungan serta kriteria a pembulatan desimal . Semua pihak harus sepakat mengenai hal-hal yang dapat membatalkan pengujian. 509
Lanjutan 4.13
Dalam hal kegiatan pemeriksaan, perlu dicapai kesepakatan mengenai sejauh mana hasil pemeriksaan bersama dapat tahap berikutnya. Semua pihak harus sepakat mengenai besaran-besaran ataupun batasan-batasan yang digunakan untuk menentukan bahwa peralatan berhasil baik dalam pengujian akan komisioning. Semua pihak harus sepakat mengenai standard yarig digunakan yang berkaitan dengan komisioning, atau mengacu pada buku petunjuk pabrik (instruction manual)
510
4.14. LAPORAN
Laporan komisioning turbin gas memuat hasil pemeriksaan dan pengujian serta kekurangan-kekurangannya ataupun hal-hal yang menggantung
dan
alat-alat
yang
masih
kontraktor/fabrikan.
Laporan
komisioning
harus turbin
diganti gas
oleh
memuat
data/hasil pengamatan atau pengukuran selama pengujian peralatan individual, subsistem maupun sistem, yang pencatatannya disaksikan , perhitungan-perhitungan unjuk kerja dari peralatan dan sistem, sesuai dengan standar yang disepakati.
511
5. KOMISIONING GENERATOR DAN EKSITASI 5.1 . UMUM
vital dari suatu sistem pembangkitan tenaga listrik. Alat inilah yang . Keadaan
beroperasi
erencanaan
an
suatu baik
generator
termasuk
ditentukan
mulai
dari
emilihan s esifikasi desain
pomasangan, pengujian, pengoperasian dan pemeliharaan. Pengujian adalah suatu tahap proses dari rangkaian tahap proses, mulai dari pembangunan sampai dengan serah terima suatu instalasi.
512
5.2. RUANG LINGKUP.
Pedoman ini berlaku untuk pelaksanaan komisioning generator baru dengan berbagai kapasitas termasuk alat bantu dan sarana penunjang generator tersebut.
Pedoman ini berlaku juga untuk setiap pemeriksaan berkala (overhaul) pihak ketiga (kontraktor).
Dalam hal-hal khusus, atas kesepakatan bersama secara tertulis antara pihak-pihak yang bersangkutan dapat dilakukan perubahan atau pengecualian,
513
5.3. MAKSUD DAN TUJUAN
Pedoman komisioning generator dimaksudkan sebagai:
Pedoman umum yang meliputi segi teknis yang digunakan seluruh Indonesia, khususnya generator pada pusat-pusat pembangkit baik milik PIUKU maupun milik PKUK.
Acuan bagi semua pihak terkait untuk mengetahui tanggung jawab masing-masing, termasuk tanggung jawab pelaksanaan jadual yang ditetapkan, dan dapat dipertanggung jawabkan.
Rujukan dalam menyusun ketentuan-ketentuan dokumen lelang atau kontrak pembelian perlengkapan generator dan Alat Bantunya.
514
5.4.
PENGERTIAN
Sistem Generator . Adalah kesatuan beberapa subsistem yang tersusun dalam tata hubun an ker a berfun si untuk men ubah ener i mekanis
an
diterima pada poros rotor dari turbin uap menjadi energi listrik. Subsistem
Adalah rangkaian beberapa peralatan individual yang merupakan bagian dari sistem generator yang tersusun dalam tata hubungan kerja .
-
Sistem pembumian,sistem pengaman dan kontrol, peralatan bantu, perlengkapan.
Peralatan individu. Adalah tiap-tiap peralatan dari subsistem generator yang ditinjau .
-
Motor AC/DC, Panel, Batere, Relay pengaman. 515
Lanjutan 5.4
Komisioning generator. Adalah rangkaian kegiatan yang terus menerus, dimulai sejak saat pemasangan selesai (Construction essentially complete) sampai saat "Serah terima" (taking over) dengan tujuan membawa sistem dari pemeriksaan, pembersihan, uji individu, uji subsistem dan uji sistem untuk embuktian terhada
ers aratan kontrak atau un keamanan
dan keandalan operasi.
516
5.5.
INSPEKSI DAN PEMERIKSAAN PENDAHULUAN (PRELIMINARY INSPECTION)
Pemeriksaan Secara Visual Pemeriksaan secara visual ini ditu ukan untuk men etahui a akah semua perlengkapan yang dipasang telah sesuai dengan spesifikasi dalam
kontrak.
Disamping
itu
untuk
melihat
apakah
semua
perlengkapan dalam kondisi. baik, secara fisik tidak ada kelainan.
Pengecekan Pemasangan. Pengecekan ini diajukan untuk menentukan apakah pemasangannya telah terdapat kecocokan dengan gambar. rencana serta peraturanperaturan yang berlaku.
517
5.6. UJI INDIVIDUAL (INDIVIDUAL TEST)
Pengujian Generator Utama. Disamping pemeriksaan sifat tampak sebagaimana diutarakan di atas, minimal enerator harus diu i sbb : Pengukuran resistans isoloasi Pengukuran resistans belitan Uji tegangan tinggi. Kecuali itu dapat dilakukan juga pengujian lainnya seperti: Uji kerja rem rem (brake operation test) Pengecekan dudukan rotor (rotor jack operation check) U i corona corona test Uji sistim pemadam kebakaran (test of fire extinguishing system) Pengecekan rele indikator minyak pelumas generator
Kalibrasi peralatan ukur suhu 518
Lanjutan 5.6. emer saan pengu an n v ua er a ap pera a an u ama Pembangkit lainnya : Trafo Tegangan: Pengu uran resistan iso asi Uji perbandingan belitan Uji polaritas Pengukuran kapasitan Trafo Arus : Pengukuran resistan isolasi isolasi Uji perbandingan belitan Uji polaritas Angka arus lebih (Over current factore/N Number) Pengukuran tahanan belitan Pengukuran lengkung kemagnitan Pengukuran beban (Burden measurement) Saklar Tegangan Tinggi: Pengukuran tahanan kontak utama
usa
519
Lanjutan 5.6.
Penangkap Petir Pengukuran tahanan isolasi Pemutus Tenaga/daya: Uji mekanis Uji tahanan kontak utama Uji tegangan kerja dalam keadaan kering engu uran a anan so as Uji waktu hubung (Closing time test) Uji waktu buka (Opening time test) – Uji ketidaksesuaian fasa. Uji operasi dengan tekanan dan suplai tegangan minimum 85% te an an en enal su lai Uji operasi dengan tekanan dan suplai tegangan pengenal Uji operasi dengan tekanan dan suplai tegangan maksimum (110% tegangan pengenal suplai . Kapasitor enaga : Pengukuran kapasitans dan keluaran 520
Lanjutan 5.6.
Kabel minyak atau kabel berisolasi gas tekan dan perlengkapannya: Uji tegangan tinggi a ran m nya Uji tekanan gas Pengujian peralaton bantu dan perlengkapan Generator lainnya. peralatan bantu serta perlengkapannya berfungsi sebagaimana diinginkan, Untuk mengetahui / memastikan apakah peralatan dioperasikan, haruslah diaktifkan terlebih dahulu pengujian serta pengukuran dari pada alat tersebut secara individual. Pen u ian eralatan dan erlen ka an enerator mencaku hal lain sebagai berikut: Relay Pengaman a.l. : Pengujian relay pengaman dilaksanakan dengan cara pemeriksaan visual dan pengujian karakteristik. 521
Lanjutan 5.6.
engu an ara er s an ara a n: − Relay arxis lebih (QCR) − Relay diferential trafo & genarator − − Relay tanah − Relay tegangan kurang (VUR) − Relay pengatur tegangan (AVR) − Relay diferential kabel − Relay severse power Peralatan bantu − − Penguian yang dilakukan meliputi pengukuran tahanan isolasi dan belitan serta unjuk kerja motor. − Batere dan Sistem en isi batere − Pengujian yang diberikan meliputi uji pengisian batere dan kapasitas batere. − Panel Tegangan Rendah i a u an me iputi pemeri saan − Pengujian yang pentanahan, sistem interlock, indikator dan pengukuran tahanan isolasi relai.
522
Lanjutan 5.6.
Perlengkapan a.l. tahanan Netral Generator. Pengujian yang dilakukaan, meliputi
pemeriksaan .
Sistem Relay Pengaman
Sistem eksitasi
523
5.7. UJI SUBSISTEM
engu uran a anan em um an pen ana an Dilaksanakan pengukuran tahanan tanah pada generator. Disamping itu dicek seluruh perlengkapan yang harus ditanahkan, apakah telah itana an engan ai . Pengujian fungsi sistem pengaman dan kontrol Untuk lebih meyakinkan apakah semua peralatan kontrol dan pengaman telah tersambung dengari baik, maka semua perlengkapan dioperasikan (sebelum diberi tegangan) dari standar hubungan maupun ruang kontrol termasuk uji jatuh (trip test) relai-relai yang bersangkutan untuk memastikan bahwa semua peralatan dan sinyaling telah berfungsi dengan semestinya. Pengukuran Tahanan Isolasi / Dielektrik. Pengujian tahanan isolasi dilakukan untuk mengetahui kemampuan isolasi untuk menahaan tegangan tidak tembus pada suatu harga tertentu. Sesuai dengan karakteristik yang dipakai secara ringkas pengujian ini untuk mengetahui kualitas isolasi yang digunakan. 524
Lanjutan 5.7
Relai Pengaman Pengujian
yang
dilakukan
meliputi
pemeriksaan
rangkaian
, tegangan catu daya bantu (DC). Relai pengaman generator beserta perlengkapannya terdiri dari :
Relai generator differential
Relai transformer differential
Relai kabel differential
Relai unit Aux.transformer differential
Relai revere power
Relai minimum minimum in edance
Relai overcurrent dan overvoltage 525
Lanjutan 5.7.
Relai negatip phase sequence
Relai underfrequency
Relai overvoltage
Relai tegangan kurang (VUR)
Relai pengatur tegangan (AVR)
Relai minimum reactance
Relai gangguan tanah terbatas (REF)
Relai motor earth fault
Overfleex alarm
526
5.8. UJI SISTEM GENERATOR
Sistem peralatan untuk Start (Starting device system) Pen enguj gujia ian n yang dilaku dilakukan kan me meliliput putii pengu pengujia jian n indi indivi vidu du pe pera rala lata tan n dan .
Sistem eksitasi
rafo eksitasi Pengujian yang dilakukan meliputi pemeriksaan tahanan isolasi belitan primer dan sekunder, pemeriksaan rangkaian kontrol dan sistem pengaman,
Automatic Voltage Regulator enye e an a arr
a
ras
a u an
527
5.9. DASAR PENILAIAN/EVALUASI.
Instalasi Genarator PLTG harus memenuhi semua persyaratan yang menyangkut
keselamatan
kerja
dan
keselamatan
umum
serta
persyaratan lingkungan yang diatur dalam pedoman pokok Pedoman Komisioning ini.
Hal-hal yang menyangkut keandalan sistem, instalasi Generator PLTG harus memenuhi semua persyaratan persyaratan yang disebut dalam kontrak. Bila persyaratan mengenai keandalan ini tidak diatur dalam kontrak, maka dipakai tolok ukur yang lazim digunakan .atas dasar kesepakatan bersama antara pemilik dan kontraktor.
528
Lanjutan 5.9 , dapat ditentukan hanya sepihak saja, mengingat banyak variablevariable. Dengan demikian maka harus ditempuh beberapa esepa a an an ara a n : Semua pihak harus sepakat mengenai cara penyelesaian yang akan ditempuh bila terjadi perbedaan pendapat mengenai ketelitian pengamat, kondisi dan metode pengoperasiari serta akhir setiap pengujian. Semua pihak harus sepakat mengenai rumus yang akan digunakan untuk menghitung faktor kesalahan untuk mengevaluasi data serta kemungkinan kesalahan maksimal yang dapat ditoleransi tanpa harus mengulangi pengujian. Kesepakatan ini sedapat mungkin mencakulp umlah desimal yang digunakan dalam perhitungan serta kriteria pembulatan desimal. Semua pihak harus sepakat mengenai hal-hal yang dapat membatalkan pengujian. 529
Lanjutan 5.9
Dalam hal kegiatan pemeriksaan, perlu dicapai kesepakatan mengenai sejauh mana hasil pemeriksaan bersama dapat meng n an
on ra or un u
apa
me a sana an pe er aan
tahap berikutnya. batasan-batasan yang digunakan untuk menentukan bahwa peralatan berhasil baik dalam pengujian akan komisioning
Semua pihak harus sepakat mengenai standard yang digunakan yang berkaitan dengan komisioning, atau mengacu pada buku petunjuk pabrik (instruction manual)
530
5.10. LAPORAN Laporan
komisioning
pemeriksaan
dan
Generator
pengujian
dan
serta
Eksitasi
memuat
hasil
kekurangan-kekurangannya
ataupun hal-hal yang menggantung dan alat-alat yang masih harus diganti oleh kontraktor/fabrikan. Laporan komisioning PLTG memuat individual, subsistem maupun sistem, yang pencatatannya disaksikan oleh
kontraktor
dan
im
komisionin
dan
im
komisionin
perhitungan-perhitungan unjuk kerja dari peralatan dan sistem, sesuai dengan standar yang disepakati.
531
6. KOMISIONING BAY TRAFO GENERATOR 6.1. UMUM
berfungsi
menaikkan
tegangan
generator
sebelum
daya
listrik
ditransmisikan. Dengan demikian perlu juga dilakukan pengujian.
532
6.2. RUANG LINGKUP
Pedoman ini berlaku untuk pelaksanaan komisioning bay trafo generator baru dengan berbagai kapasitas termasuk alat bantu dan .
Pedoman ini berlaku juga untuk setiap pemeriksaan berkala (overhaul) sistem bay trafo generator baik dilaksanakan oleh pengelola sendiri maupun oleh pihak ketiga (kontraktor).
Dalam hal-hal khusus, atas kesepakatan bersama secara tertulis antara pengecualian,
533
6.3. MAKSUD DAN TUJUAN
Pedoman komisioning bay trafo generator dimaksudkan sebagai:
Ped edom oman an umum umum yan ang g me melilipu puti ti segi segi tekn teknis is yan ang g digu diguna naka kan n gene ge nerrator ator di selu seluru ruh h Indo Indone nesi sia, a, khus khusus usny nya a ge gene nerrator ator pa pada da pusat-pusat pembangkit baik milik PIUKU maupun milik PKUK.
Acuan Acuan ba bagi gi semu semua a pihak pihak terka terkait it un untuk tuk me menge ngetah tahui ui tanggu tanggung ng jawab masing-masing, termasuk tanggung jawab pelaksanaan jadual yang ditetapkan, dan dapat dipertanggung d ipertanggung jawabkan.
Rujukan dalam menyusun ketentuan-ketentuan dokumen lelang atau kontrak pembelian perlengkapan bay trafo generator dan Alat Bantunya.
534
6.4. PENGERTIAN . Adalah kesatuan beberapa beberapa subsistem yang tersusun tersusun dalam tata hubungan kerja berfungsi untuk mengubah energi listrik dengan tegangan generator menjadi energi listrik dan tegangan yang lebih tinggi untuk disalurkan. Subsistem Adalah rangkaian beberapa peralatan individual yang merupakan bagian dari sistem ketel uap .yang tersusun dalam tata hubungan kerja dan mempunya ungs er en u. on o -con o su s s em e e uap: Subsistem bahan bakar, Subsistem udara dan gas, Subsistem air pengisi, Subsistem kontrol. . Adalah tiap-tiap peralatan dari subsistem ketel uap yang ditinjau secara mandirl sesuai fungsinya. Contoh-contoh peralatan individu. Komisioning Komisi oning Bay Trafo Generator Generator.. Adalah rangkaian kegiatan yang terus menerus, dimulai sejak saat pema pe masa sang ngan an sele selesa saii (Con (Const stru ruct ctio ion n esse essent ntia ially lly comp comple lete te)) samp sampai ai saat saat "Serah terima" (taking over) dengan tujuan membawa sistem dari kondisi , pembersihan, uji individu, uji subsistem dan uji sistem untuk pembuktian terhadap persyaratan kontrak ataupun keamanan dan keandalan operasi.
535
6.5. LAMBANG
Lambang yang dipergunakan dalam uji unjuk kerja ketel ketel uap merujuk lambang yang dipakai pada IEC pbl….
536
6.6. TAHAP KEGIATAN KOMISIONING
ahap kegiatan komisioning ketel uap tertera pada Lampiran.
537
6.7. PEDOMAN POKOK Standar
yang
digunakan
sebagal
rujukan
(referensi)
dalam
komisioning ketel uap adalah
Standar SNI:
SNI No…………..:
:
………….
Standar Internasional IEC Publ. No……….
IEC
538
6.8.
INSPEKSI DAN PEMERIKSAAN PENDAHULUAN / (PRELIMINARY INSPECTION)
Pemeriksaan Secara Visual Pemeriksaan secara visual
ditujukan untuk mengetahui apakah
kontrak. Disamping itu untuk melihat apakah semua perlengkapan dalam kondisi baik, secara fisik tidak ada kelainan, serta sesuai dimensinya misalnya berkarat, pecah ataupun retak/terkelupas. Pengecekan Pemasangan Pengecekan ini untuk menentukan apakah pemasangannya telah terdapat kecocokan dengan gambar-gambar rencana serta peraturanperaturan yang berlaku. Pemeriksaan rangkaian primer dilaksanakan untuk menentukan apakah pemasangan telah sesuai dengan gambar-gambar rencana serta er ungsi engan enar. 539
6.9. UJI INDIVIDU (INDIVIDUAL TEST)
Pengujian Trafo Arus Pengujian Trafo arus dilaksanakan dengan cara pemeriksaan visual dan pengujian karakteristik. , , keadaan Bushing/isolator dan pemasangan kawat pentanahan. Pengujian karakteristik antara lain adalah pemeriksaan rasio, pemeriksaan olaritas emeriksaan len kun kema netan, en ukuran tahanan searah, pengukuran tahanan isolasi dan pengujian tegangan tinggi. Pengujian Trafo Tegangan Pengujian trafo tegangan dilaksanakan dengan cara pemeriksaan visual an ara a n memer sa papan nama, pemasangan, ea aan bushing/isolator dan pemasangan kawat pentanahan. Sedangkan perigujian karakteristik antara lain pemeriksaan polaritas, Pengujian Trafo Tenaga Pengujian trafo tegangan dilaksanakan dengan cara pemeriksaan visual, pengujian karakteristik, Pengujian kerja dari alat bantu dan pemeriksaan tahanan pentanahan. 540
Lanjutan 6.9 , yang mencakup : Pencatatan papan nama
Kondesi isolator/bushing Perlengkapan (pengaman tekanan lebih & konservator) Panel Trafo Peralatan Penyadap
Pengunci terhadap pondasi Sedangkan pengujian karakteristik antara lain mencakup : Pen u ian ketahanan dielektrik dan te an an tembus min ak Pengecekan rasio Pengecekan kelompok hubungan Pen ukuran tahanan isolasi Pengukuran arus eksitasi sadapan Pengujian tegangan tinggi
541
Lanjutan 6.9
Untuk pengujian kerja dan alat bantu mencakup hal-hal sbb : Relai Bucholz Termometer pas ang n Pompa sirkulasi minyak Peralatan sadapan
Relai telkanan lebih sadapan Relai oil level
Pencatatan papan nama Penempatan Isolator Hantaran Kotak Terminal Pengukuran tahanan isolasi Pengukuran tahanan pentanahan Pengecekan trafo arus yang terpasang. 542
Lanjutan 6.9
Pengujian Pemutus enaga Pengujian pemutus tenaga dilakukan dengan cara pemeriksaan visual dan en u ian karakteristik. Pemeriksaan visual antara lain memeriksa papan nama pemasangan, bushing, terminal tangki, katup-katup, kontak pemisah, serta relai dan panel kontrol lokal. Pengujian karakteristik antara lain adalah pengukuran tahanan isolasi, , analisa kecepatan
kontak,
pengukuran
, tahanan
kontak,
pemeriksaan tegangan keria umpan buka dan tutup, pemeriksaan kerja dari remote, pemeriksaan fungsi kontak bantu, pemeriksaan indikasi
buka/tutup, ,
pengujian
tegangan
tembus
bahan
isolasi
,
tegangan tinggi. 543
Lanjutan 6.9
Pengujian Pemisa Pengujian pemisah dilaksanakan dari pemeriksaan visual dan dari pengujian karakteristik. Pemeriksaan visual antara lain memeriksa : Papan nama Pemasangan Bushing Panel kontrol lokal Pemasangan kawat pentanahan Pengujian Karakteristik antara lain : Pengukuran tahanan isolasi Pengukuran tahanan kontak Pemeriksaan kerja dari lokal secara mekanis dan elektris Pemeriksaan interlok mekanis dan elektris Pemeriksaan fun si kontak bantu Pemeriksaan indikasi buka/tutup Pengujian tegangan tinggi
544
Lanjutan 6.9
Pengujian Penangkal Petir Pengujian penangkal petir dilaksanakan dengan cara pemeriksaan Pemeriksaan visual antara lain memeriksa :
Papan nama
Pemasangan
Bushing
Kotak terminal
Pemasangan kawat pentanahan
Pengujian karakteristik antara lain:
Pengukuan tahanan isolasi
545
Lanjutan 6.9
Pengujian Relay Pengaman Pengujian relay pengaman dilaksanakan dengan cara pemeriksaan v sua
an pengu an ara er s
. engu an ara er s
Relai arus lebih (OCR)
Relai diferensial trafo
Relai gangguan tanah terbatas (REF)
Relai tanah (GFR)
an ara a n :
Re ai tegangan urang UVR
Rela.i pengatur tegangan (AVR)
Relai diferensial kabel
546
Lanjutan 6.9
Pemeriksaan Meter Pemeriksaan meter dilaksanakan cara pemeriksaan visual dan pemeriksaan unjuk kerja meter-meter yang diperiksa antara lain :
Volt meter Watt meter
KWH meter KVARH meter Cos dan meter Freq meter Pengujian kabel tegangan tinggi Pengujian kabel tegangan tinggi dilaksanakan pemeriksaan visual dan pengujian karakteristik. Pengujian karakteristik antara lain : Pengukuran tahanan isolasi Pengujian tegangan tinggi Pengujian fungsi relai isolasi
dengan
cara
547
6.10. UJI SUBSISTEM
Pemeriksaan Rangkaian Sekunder Rangkaian sekunder yang diperiksa adalah rangkaian arus dan rangkaian tegangan. Pemeriksaan rangkaian arus antara lain memeriksa : ang a an me er Rangkaian relai Pengujian dengan injeksi sekunder lain :
Rangkaian meter Rangkaian relai Pemeriksaan rangkaian sinkronisasi Pengukuran beban rangkaian Pengujian rangkaian pengaman dari kontrol
Trip pengaman dan interlock Kontrol lokal (dari gedung kontrol) dan interlock Kontrol remote dan fasilitas Scada ran kaiarn telemeter ran kaian telesinyal, rangkaian telekontrol) Sistem alarm 548
Lanjutan 6.10
Percobaan pemberian tegangan antara lain :
Pemeriksaan urutan fase engu uran n rus curren
Pengamatan setelah pengujian tegangan
549
6.11. DASAR PENILAIAN/EVALUASI
Instalasi turbin ketel uap harus memenuhi semua persyaratan yang menyangkut
keselamatan
kerja
dan
keselamatan umum serta
Komisioning ini.
Hal-hal yang menyangkut keandalan sistem, instalasi turbin uap harus memenuhi semua persyaratan persyaratan yang disebut dalam kontrak. Bila persyaratan mengenai keandalan ini tidak diatur dalam ,
.
kesepakatan bersama
550
Lanjutan 6.11 a am men a mengeva uas as pengu an a am om s on ng, a dapat ditentukan hanya sepihak saja, mengingat banyak variablevariable. Dengan demikian maka harus ditempuh beberapa esepa atan antara ain : Semua pihak harus sepakat mengenai cara penyelesaian yang akan ditempuh bila terjadi perbedaan pendapat mengenai ketelitian pengamat, kondisi dan metode pengoperasian serta hasil akhir setiap pengu,jian. Semua pihak harus sepakat mengenai rumus yang akan digunakan untuk menghitung faktor kesalalhan untuk mengevaluasi data serta kemungkinan kesalahan maksimal yang dapat ditoleransi tanpa harus mengulangi pengujian. Kesepakatan ini sedapat mungkin mencakup jumlah desimal yang digunakan dalam perhitungan serta kriteria pembulatan desimal. Semua pihak harus sepakat mengenai hal-hal yang dapat membatalkan pengujian. 551
Lanjutan 6.11
Dalam hal kegiatan pemeriksaan, perlu dicapai kesepakatan mengenai soeauh mana hasil pemeriksaan bersama dapat tahap berikutnya.
Semua pihaik harus sepakat mengenai besaran-besaran ataupun batasan-batasan yang digunaka untuk menentukan bahwa peralatan berhasil baik dalam pengujian akan komisioning. digunakan yang berkaitan dengan komisioning, atau mengacu pada bukti petunjuk pabrik ( instruction manual)
552
6.12. LAPORAN
Laporan komisioning
Bay Transformer memuat hasil pemeriksaan
dan pengujian serta kekurangan-kekurangannya ataupun hal-hal kontraktor/fabrikan. Laporan komisioning PLTU memuat data/hasil pengamatan atau pengukuran selama pengujian peralatan individual, subsistem maupun sistem, yang pencatatannya disaksikan oleh kontraktor dan Tim komisioning dan Tim komisioning, perhitungan, standar yang disepakati.
553
7. UJI UNJUK KERJA PLTGU (PERFORMANCE TEST) 7.1. UMUM
Setelah seluruh pengujian individu, subsistem maupun sistem dilakukan, . pengujian yang lalu belum melakukan pengujian yang berkaitan dengan performance. Hal ini belum cukup. Peralatan yang dijalankan bukan asal bero erasi sa a namun ba aimana unit emban kit tersebut da at menghasilkan efisiensi yang maksimum. Prosedur uji ini digunakan dalam rangka serah terima dari pihak pembuat kepada pemesan yang diperlukan dalam serah terima tersebut adalah prose ur untu menentu an e isiensi te nis, engan cara me a u an pengukuran-pengukuran secara langsung yang membandingkan antara energi panas yang diperlukan terhadap energi yang dihasilkan, bewserta sisa-sisa pembakarannya. Dalam hal tidak meyakinkan dilakukan pengukuran-pengukuran secara langsung terhadap energi panas yang dibutuhkan atau energi yang dihasilkan dengan ketelitian yang diharapkan, maka diberikan pedomanpedoman untuk mengevaluasi efisiensi dengan metode pengukuranpengukuran panas. 554
7.2. RUANG LINGKUP DAN TUJUAN
Ruang lingkup pengujian ini meliputi uji unjuk kerja ketel uap, uji unjuk kerja turbin uap, uji coba turbin gas, dan unjuk kerja generator. Dalam ketel uap, pengujian ini dimaksudkan untuk pengujian unjuk kerja dalam rangka penentuan : Effisiensi Ka asitas Karakteristik lain yang berkaitan dengan operasi misalnya temperatur uap, temperatur gas belum, penurunan tekanan, dll. , dijamin oleh pabrik pembuatannya. Pengujian tersebut umumnya melakukan verifikasi terhadap data yang dijamin oleh pihak pabrik
Kapasitas atau daya yang dihasilkan oleh turbin uap Kebutuhan uap atau kebutuhan akan panas
Pengoperasian peralatan pengatur darurat
555
Lanjutan 7.2.
Dalam turbin gas, juga untuk melakukan verifikasi terhadap data-data yang
dijamin
oleh
pabrik
pembuatannya.
Pengujian
tersebut
pabrik dalam hal:
Kapasitas atau daya yang dihasilkan oleh turbin uap
Kebutuhan uap atau kebutuhan akan panas
Pengaturan kecepatan
Pengujian unjuk kerja generator dimaksudkan agar generator pada waktu beroperasi dapat langsung digantung dengan unit generator yang lain serta dapat memikul beban secara bersama-sama. Untuk kerja paralel generator dengan unit/sistem lainnya pengukuran yang per u
a u an a a a
pengu uran egangan s s em, re uens
dan urutan fasanya. 556
7.3. PROSEDUR PENGUJIAN
Ketel Ua Hal yang diuji Effisiensi dengan metode input-output Pengukuran input − − Pengambilan sampel bahan bakar padat − Analisa bahan bakar padat dan penenuan nilai kalor − Pengukuran jumlah bahan bakar cair − Pengambilan sampel bahan bakar cair. − Analisa bahan bakar cair dan penentuan panas − Pengukuran jumlah bahan bakar gas. − − Analisa dan penentuan nilai panas bahan bakar gas Pengukuran Output − Kalibrasi tangki penimbang − Kalibrasi tangki volumetrik − KaIibrasi pipa venturi, nozel aliran atau pipa plat tipis − Pengukuran aliran uap − − Pengukuran temperaur uap dan temperatur air pengisi − Pengukuran kelembaba uap − Pengukuran tekanan uap dan tekanan air pengisi 557
Lanjutan 7.3.
Perhitungan effisiensi dengan metode kerugian panas
Pengukuran aliran air dan atau aliran uap
Pengambilari sampel dan analisa bahan bakar
Pengambilan sampel dari analisa gas asap
Penimbangan berat gas asap dan udara
Analisa refuse
Pengukuran/perhitungan kerugian radiasi dan ash pit
558
Lanjutan 7.3.
urbin Uap Pengukuran output/daya mekanis Pengukuran daya pompa air pengisi Pengukuran daya listrik Pengukuran aliran primer Pengukuran aliran air menggunakan tangki Pengukuran tekanan diferensial Penentuan aliran. tiap dengan motode penurunan entalpi Pen ukuran aliran tambahan Pengukuran tekanan Pengukuran temperatur Pen ukuran kwalitas ua Pengukuran putaran Pengukuran waktu periode uji
Pengujian kebocoran kondensor 559
Lanjutan 7.3.
Turbin Gas. Pengujian unjuk kerja turbin gas meliputi: Pengukuran/perhitungan out put: Out put daya mesin turbin gas Out put daya listrik bersih Out put daya mekanis bersih Pengukuran/perhitungan in put panas: Pengukuran nilai panas terendah bahan bakar Pengukuran konsumsi bahan bakar Pengukuran kerapatan
Pengukuran temperatur Pemasukan kompresor Pengeluaran turbin Pengukuran tekanan Tekanan statis Tekanan pemasukan Tekanan barometer Pengukuran kelembaban Pengukuran/perhitungan efisiensi termal.
560
Lanjutan 7.3.
Unit urbo - Generator Pengujian pada tahap ini terdiri dari beberapa tahap uji. U i Sinkronisasi Uji sinkronisasi pertama kali bertujuan untuk memeriksa rangkaian pengawatan dan rangkaian kontrol telah tersambung , (putaran turbin) dan tegangan generator dapat dikendalikan secara otomatis. Urutan uji sinkronisasi dilakukan sebagai berikut : Pemeriksaan rangkaian pengawatan dari PT Generator dan PT Bus . Pemeriksaan putaran jasa Pemeriksaan besar arus surya (current surge ) yang terjadi
561
Lanjutan 7.3. Adalah untuk membuktikan semua karakteristik operasi pembebanan (besaran-besaran suhu, aliran dan listrik) turbin-generator berjalan normal. Uji pembebanan yang meliputi kenaikan dan penurunan beban secara normal dengan sistem kendali pada posisi “Load Limit Control” di panel control.
normal dari posisi governor control ke posisi load limit control pada panel control. Uji pembebanan dengan operasi pada beban dasar dan beban puncak sesuai batasan suhu udara masuk kompresor. Uji shut down unit. Uji Lepas Beban. dapat beroperasi tanpa beban dengan mode pengendalian “governor” saat generator tiba-tiba kehilangan beban. Uji lepas beban dilakukan dengan membuka PMT ean a an n Dilakukan dengan memberikan pembebanan dalam jangka waktu tertentu (minimal 10 hari) secara terus menerus. 562
7.4. DASAR PENILAIAN
Instalasi PLTU harus memenuhi semua persyaratan yang menyangkut keselamatan
kerja
dan
keselamatan
umum
serta
persyaratan
lingkungan yang diatur dalam pedoman pokok Pedoman Komisioning ini. -
,
memenuhi semua persyaratan persyaratan yang disebut dalam kontrak. Bila
ers aratan men enai keandalan ini tidak diatur dalam kontrak
maka dipakai tolok ukur yang lazim digunakan .atas dasar kesepakatan bersama antara pemilik dan kontraktor.
563
Lanjutan 7.4. a am men a mengeva uas as pengu an a am om s on ng, a dapat ditentukan hanya sepihak saja, mengingat banyak variablevariable. Dengan demikian maka harus ditempuh beberapa esepa atan antara ain : Semua pihak harus sepakat mengenai cara penyelesaian yang akan ditempuh bila terjadi perbedaan pendapat mengenai ketelitian pengamatan, kondisi dan metode pengoperasian serta hasil akhir setiap pengujian. Semua pihak harus sepakat mengenai rumus yang akan digunakan untuk menghitung faktor kesalahan untuk mengevaluasi data serta kemungkinan kesalahan maksimal yang dapat ditoleransikan tanpa harus mengulangi pengujian. Kesepakatan ini sedapat mungkin mencakup jumlah desimal yang digunakan dalam perhitungan serta kriteria pembulatan desimal. Semua fihak harus sepakat mengenai hal-hal yang dapat membatalkan pengujian. 564
Lanjutan 7.4
Dalam hal kegiatan pemeriksaan, perlu dicapai kesepakatan mengenai sejauh mana hasil pemeriksaan bersama dapat tahap berikutnya. Semua pihak harus sepakat mengenai besaran-besaran ataupun batasan-batasan yang digunakan untuk menentukan bahwa peralatan berhasil baik dalam pengujian akan komisioning. Semua pihak harus sepakat mengenai standard yang digunakan yang berkaitan dengan komisioning, atau mengacu pada buku petunjuk pabrik (instruction manual).
565
7.5. LAPORAN
Laporan pengujian unjuk kerja memuat hasil pengujian unjuk kerja serta kekurangan-kekurangannya. Laporan pengujian unjuk kerja memuat data/hasil pengamatan atau pengukuran selama pengujian unjuk kerja, baik untuk
peralatan individual, subsistem maupun
sistem, yang pencatatannya disaksikan oleh kontraktor dan
im
komisioning dan Tim komisioning, perhitungan-perhitungan unjuk , disepakati.
566
8. KOMISIONING INSTALASI LISTRIK BANGUNAN LAINNYA. 8.1. UMUM ns a as
sr
yang
ma su a a a
ns a as
sr
un u penerangan
dan instalasi daya untuk menunjang kegiatan pembangkitan. Instalasi ini ter asan
ada ban unan utama
emban kit listrik dan ban unan
lainnya yang ada pada pusat pembangkit seperti bangunan untuk kantor, bengkel, gudang, dll. Instalasi listrik penunjang ini juga harus aman an an a agar ti a mengganggu proses pem ang itan.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka kebenaran pemasangan perlu di eriksa sesuai den an ketentuan an berlaku.
567
8.2. RUANG LINGKUP
Pedoman ini berlaku untuk pelaksanaan komisioning suatu instalasi penerangan atau instalasi daya baru pada gedung dan bangunan di instalasi yang dilaksanakan oleh pengelola sendiri maupun oleh pihak ketiga (kontraktor).
Dalam hal-hal khusus, atas kesepakatan bersama secara tertulls antara pihak-pihak yang bersangkutan dapat dilakukan perubahan ,
568
8.3. TUJUAN
Pedoman komisioning instalasi penunjang ini dimaksudkan sebagai:
Pedoman umum yang meliputi segi teknis yang digunakan se aga pegangan un u
me a sana an
om s on ng ns a as
penunjang pusat pembangkit di seluruh Indonesia, khususnya ketel ua
ada
usat- usat emban kit di Indonesia baik milik
PIUKU maupun milik PKUK .
Acuan bagi semua pihak terkait untuk mengetahui tanggung awa
masing-masing, termasu
tanggung awa
pe a sanaan
dan penyiapan laporan/dokumen komisioning sesuai format dan adual an diteta kan dan da at di ertan
un
awabkan.
Rujukan dalam menyusun ketentuan-ketentuan dokumen lelang atau kontrak pembelian peralatan instalasi dan alat bantunya.
569
8.4. PENGERTIAN
Instalasi penerangan. Adalah kesatuan berbagai peralatan listrik, yang tersusun dalam tata energi listrik yang diberikan kepadanya dan selanjutnya diubah menjadi cahaya untuk kepentingan pencahayaan
Instalasi daya. Adalah kesatuan berbagai peralatan listrik, yang tersusun dalam tata energi listrik yang diberikan kepadanya dan selanjutnya diubah menjadi energi bentuk lain seperti energi mekanis pada motor listrik dan energi panas pada peralatan pemanas .
570
8.5. LAMBANG
Lambang yang dipergunakan dalam komisioning ini sesuai dengan lambang yang terdapat pada buku Peraturan Umum Instalasi Listrik a au sesua
.
571
8.6. TAHAP KEGIATAN KOMISIONING
Kegiatan komisioning instalasi ini disesuaikan dengan jadual kegiatan komisioning pembangkit.
572
8.7. PEDOMAN POKOK
Standar yang digunakan sebagal rujukan (referensi) dalam komisioning instalasi listrik pada gedung dan bangunan adalah PUIL 1987.
573
8.8. INSPEKSI DAN PEMERIKSAAN PENDAHULUAN (PRELIMINARY INSPECTION).
Pemeriksaan Secara Visual Pemeriksaan secara visual ditujukan untuk mengetahui apakah perlengkapan yang dipasang telah sesuai dengan spesifikasi dalam kontrak. Disamping itu untuk melihat apakah semua perlengkapan ,
Pengecekan Pemasangan Pengecekan ini untuk menentukan apakah pemasangannya telah terdapat kecocokan dengan gambar-gambar rencana serta peraturanperaturan yang berlaku. .
574
8.9. UJI INSTALASI.
Pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik dilakukan antara lain mengenai hal berikut: Berba ai macam tanda en enal dan a an erin atan perlengkapan listrik yang dipasang cara memasang perlengkapan listrik
pembumian resistans isolasi kesinambungan sirkit fungsi pengamanan sistim instalasi listrik
Pemeriksaan dan pengujian tesebut di atas kemudian disusul dengan uji coba.
575
9. LAPORAN KOMISIONING PLTGU
Laporan komisioning
PLTGU
memuat
hasil
pemeriksaan
dan
pengujian serta kekurangan-kekurangannya ataupun hal-hal yang menggantung
dan
alat-alat
yang
masih
harus
diganti
oleh
kontraktor/fabrikan. Laporan komisioning PLTGU memuat data/hasil pengamatan individual, sa s an
atau
pengukuran
subsistem oe
maupun
on ra or
an
selama
pengujian
sistem,
yang
m
peralatan
pencatatannya
om s on ng
an
m
komisioning, perhitungan-perhitungan unjuk kerja dari peralatan dan sistem sesuai den an standar an dise akati.
576
LAMPIRAN FORMULIR PENGUJIAN UJI UNJUK KERJA (PERFORMANCE TEST) PLTGU
UJI
1.
Ketel Uap 1.1. Perhitungan effisiensi dengan metode input-output A. Pengukuran Input
Berdasarkan pasal/ayat kontrak No.
Berdasarkan pasal/ayat kontrak No.
………… serta referensi yg disepakati. Berdasarkan asal a at kontrak No. dan Standar ………… serta referensi yg disepakati.
………… serta referensi yg disepakati. Berdasarkan asal a at kontrak No. dan Standar ………… serta referensi yg disepakati.
a.
b. c. d. e.
Pengambilan sampel bahan bakar padat Analisa bahan bakar padat dan penenuan nilai kalor Pengukuran jumlah bahan bakar cair Pengambilan sampel bahan bakar cair.
g. h. i. B. a. b. c. d. e. f. . h.
Pengukuran jumlah bahan bakar gas. Pengambilan sampel bahan bakar gas Analisa dan penentuan nilai panas bahan bakar gas Pengukuran Output Kalibrasi tangki penimbang Kalibrasi tangki volumetrik KaIibrasi pipa venturi, nozeI aIiran atau pipa plat tipis Pengukuran aliran uap Pengujian kebocoran Pengukuran temperaur uap dan temperatur airpengisi Pengukuran tekanan uap dan tekanan air pengisi
1.2. Perhitungan effisiensi dengan metode kerugian panas a. Pengukuran aliran air dan atau aliran uap b. Pengambilari sampel dan analisa bahan bakar c. Pengambilan sampel dari analisa gas asap d. Pengukuran temperatur gas asap dan udara e. Penimbangan berat gas asap dan udara f. Analisa refuse g. Pengukuran/perhitungan kerugian radiasi dan ash pit
577
LAMPIRAN No.
2.
MATA UJI
Turbin Uap a. Pengukuran output/daya mekanis b. Pengukuran daya pompa air pengisi c. Pengukuran daya listrik e. f. g. h. i. . k. l. m. n. .
3.
Pengukuran aliran air menggunakan tangki Pengukuran tekanan diferensial Penentuan aliran. tiap dengan motode penurunan entalpi Pengukuran aliran tambahan Pengukuran tekanan Pengukuran temperatur Pengukuran kwalitas uap Pengukuran putaran Pengukuran waktu periode uji Pengukuran level air
Turbin Gas. 3.1. Pengukuran/perhitungan out put: a. Out put daya mesin turbin gas b. Out put energi turbin gas c. Out put daya listrik bersih d. Out put daya mekanis bersih 3.2. Pengukuran/perhitungan in put panas: a. Pengukuran nilai panas terendah bahan bakar b. Pengukuran konsumsi bahan bakar . d. Pengukuran temperatur bahan bakar 3.3. Pengukuran temperatur a. Pemasukan kompresor b. Pengeluaran turbin
PROSEDUR UJI
Berdasarkan pasal/ayat kontrak No. dan Standar ………… referensi yg disepakati. Berdasarkan pasal/ayat kontrak No. dan Standar ………… serta referensi yg disepakati.
KRITERIA
HASIL UJI
Berdasarkan pasal/ayat kontrak No. dan Standar ………… referensi yg disepakati. Berdasarkan pasal/ayat kontrak No. dan Standar ………… serta referensi yg disepakati.
578
LAMPIRAN No.
MATA UJI 3.4. Pengukuran tekanan a. Tekanan statis b. Tekanan pemasukan c. Tekanan pengeluaran d. Tekanan barometer 3.5. Pengukuran kelembaban 3.6. Pengukuran/perhitungan efisiensi termal.
4.
Unit Turbo - Generator 4.1. Uji Sinkronisasi . Generator dan PT Bus . b. Pemeriksaan putaran jasa c. Pemeriksaan besar arus surya (current surge ) yang terjadi saat pemasukan PMT 4.2. U i O erasi Pembebanan load test a. Uji pembebanan yang meliputi kenaikan dan penurunan beban secara normal dengan sistem kendali pada posisi “Load Limit Control” di panel control. b. Uji perpindahan posisi kendali (control mode change over) secara normal dari posisi governor control ke posisi load limit control pada panel control. c. Uji pembebanan dengan operasi pada beban dasar dan beban puncak sesuai batasan suhu . d. Uji shut down unit. 4.3. Uji Lepas Beban. 4.4. Uji Keandalan Unit.
PROSEDUR UJI
KRITERIA
Berdasarkan pasal/ayat kontrak No. dan Standar ………… serta referensi yg disepakati. Berdasarkan pasal/ayat kontrak No.
Berdasarkan pasal/ayat kontrak No. dan Standar ………… serta referensi yg disepakati. Berdasarkan pasal/ayat kontrak No.
………… serta referensi yg disepakati.
………… serta referensi yg disepakati.
HASILUJI
579
8.2. RUANG LINGKUP
Pedoman ini berlaku untuk pelaksanaan komisioning suatu instalasi penerangan atau instalasi daya baru pada gedung dan bangunan di instalasi yang dilaksanakan oleh pengelola sendiri maupun oleh pihak ketiga (kontraktor).
Dalam hal-hal khusus, atas kesepakatan bersama secara tertulls antara pihak-pihak yang bersangkutan dapat dilakukan perubahan ,
568
8.3. TUJUAN
Pedoman komisioning instalasi penunjang ini dimaksudkan sebagai:
Pedoman umum yang meliputi segi teknis yang digunakan se aga pegangan un u
me a sana an
om s on ng ns a as
penunjang pusat pembangkit di seluruh Indonesia, khususnya ketel ua
ada
usat- usat emban kit di Indonesia baik milik
PIUKU maupun milik PKUK .
Acuan bagi semua pihak terkait untuk mengetahui tanggung awa
masing-masing, termasu
tanggung awa
pe a sanaan
dan penyiapan laporan/dokumen komisioning sesuai format dan adual an diteta kan dan da at di ertan
un
awabkan.
Rujukan dalam menyusun ketentuan-ketentuan dokumen lelang atau kontrak pembelian peralatan instalasi dan alat bantunya.
569
8.4. PENGERTIAN
Instalasi penerangan. Adalah kesatuan berbagai peralatan listrik, yang tersusun dalam tata energi listrik yang diberikan kepadanya dan selanjutnya diubah menjadi cahaya untuk kepentingan pencahayaan
Instalasi daya. Adalah kesatuan berbagai peralatan listrik, yang tersusun dalam tata energi listrik yang diberikan kepadanya dan selanjutnya diubah menjadi energi bentuk lain seperti energi mekanis pada motor listrik dan energi panas pada peralatan pemanas .
570
8.5. LAMBANG
Lambang yang dipergunakan dalam komisioning ini sesuai dengan lambang yang terdapat pada buku Peraturan Umum Instalasi Listrik a au sesua
.
571
8.6. TAHAP KEGIATAN KOMISIONING
Kegiatan komisioning instalasi ini disesuaikan dengan jadual kegiatan komisioning pembangkit.
572
8.7. PEDOMAN POKOK
Standar yang digunakan sebagal rujukan (referensi) dalam komisioning instalasi listrik pada gedung dan bangunan adalah PUIL 1987.
573
8.8. INSPEKSI DAN PEMERIKSAAN PENDAHULUAN (PRELIMINARY INSPECTION).
Pemeriksaan Secara Visual Pemeriksaan secara visual ditujukan untuk mengetahui apakah perlengkapan yang dipasang telah sesuai dengan spesifikasi dalam kontrak. Disamping itu untuk melihat apakah semua perlengkapan ,
Pengecekan Pemasangan Pengecekan ini untuk menentukan apakah pemasangannya telah terdapat kecocokan dengan gambar-gambar rencana serta peraturanperaturan yang berlaku. .
574
8.9. UJI INSTALASI.
Pem emer erik iksa saan an da dan n pe peng nguj ujia ian n inst instal alas asii list listri rik k dila dilaku kuka kan n an anta tarra lain lain mengenai hal berikut: Berba ai maca acam tan tanda en ena enal da dan n a an erin atan perlengkapan listrik yang dipasang cara memasang perlengkapan listrik
pembumian resistans isolasi kesinambungan sirkit fungsi pengamanan sistim instalasi listrik
Pemeriksaan dan pengujian tesebut di atas kemudian disusul dengan uji coba.
575
9. LAPORAN KOMISIONING PLTGU
Lap apo oran komisioning
PLTGU
memuat
hasi asil
pem eme eriksaa aan n
dan
penguji pengujian an serta serta kekur kekuranga angan-k n-kekur ekuranga anganny nnya a ataupun ataupun hal-hal hal-hal yang yang menggantung
dan
alat-alat
yang
masih
harus
diganti
oleh
kontraktor/fabrikan. Laporan komisioning PLTGU memuat data/hasil pengamatan individual, sa s an
atau
pengukuran
subsistem oe
maupun
on ra or or
an
selama
pengujian
sistem,
yang
m
peralatan
pencatatannya
om s on ng
an
m
komi komisi sioni oning, ng, per perhi hitu tunga ngann-per perhi hitu tunga ngan n un unjuk juk kerja kerja dari dari per peral alata atan n dan da n sist sistem em sesu sesuai ai de den n an stan standa darr an dise dise akat akati. i.
576
LAMPIRAN FORMULIR PENGUJIAN UJI UNJUK KERJA (PERFORMANCE TEST) PLTGU
UJI
1.
Ketel Uap 1.1. Perhitungan effisiensi dengan metode input-output A. Pengukuran Input
Berdasarkan pasal/ayat kontrak No.
Berdasarkan pasal/ayat kontrak No.
………… serta referensi yg disepakati. Berdasarkan asal a at kontrak No. dan Standar ………… serta referensi yg disepakati.
………… serta referensi yg disepakati. Berdasarkan asal a at kontrak No. dan Standar ………… serta referensi yg disepakati.
a.
b. c. d. e.
Pengambilan sampel bahan bakar padat Analisa bahan bakar padat dan penenuan nilai kalor Pengukuran jumlah bahan bakar cair Pengambilan sampel bahan bakar cair. cair.
g. h. i. B. a. b. c. d. e. f. . h.
Pengukuran jumlah bahan bakar gas. Pengambilan sampel bahan bakar gas Analisa dan penentuan nilai panas bahan bakar gas Pengukuran Output Kalibrasi tangki penimbang Kalibrasi tangki volumetrik KaIibrasi pipa venturi, venturi, nozeI aIiran atau pipa plat tipis Pengukuran aliran uap Pengujian kebocoran Pengukuran temperaur uap dan temperatur airpengisi Pengu Pengukur kuran an tekan tekanan an uap dan dan tekan tekanan an air pengi pengisi si
1.2. Perhitungan effisiensi dengan metode kerugian panas a. Pengukuran aliran air dan atau aliran uap b. Pengambilari sampel dan analisa bahan bakar c. Pengambilan sampel dari analisa gas asap d. Pengukuran temperatur temperatur gas asap dan udara e. Penimbangan berat berat gas asap dan udara f. Analisa refuse g. Pengukuran/perhitungan kerugian radiasi dan ash pit
577
LAMPIRAN No.
2.
MATA UJI
Turbin Uap a. Pengukuran output/daya mekanis b. Pengukuran daya pompa air pengisi c. Pengukuran daya listrik e. f. g. h. i. . k. l. m. n. .
3.
Pengukuran aliran air menggunakan tangki Pengukuran tekanan diferensial Penentuan aliran. tiap dengan motode penurunan entalpi Pengukuran aliran tambahan Pengukuran tekanan Pengukuran temperatur Pengukuran kwalitas uap Pengukuran putaran Pengukuran waktu periode uji Pengukuran level air
Turbin Gas. 3.1. Pengukuran/perhitungan out put: a. Out put daya mesin turbin gas b. Out put energi turbin gas c. Out put daya listrik bersih d. Out put daya mekanis bersih 3.2. Pengukuran/perhitungan in put panas: a. Pengukuran nilai panas terendah bahan bakar b. Pengukuran konsumsi bahan bakar . d. Pengukuran temperatur bahan bakar 3.3. Pengukuran temperatur a. Pemasukan kompresor b. Pengeluaran turbin
PROSEDUR UJI
Berdasarkan pasal/ayat kontrak No. dan Standar ………… referensi yg disepakati. Berdasarkan pasal/ayat kontrak No. dan Standar ………… serta referensi yg disepakati.
KRITERIA
HASIL UJI
Berdasarkan pasal/ayat kontrak No. dan Standar ………… referensi yg disepakati. Berdasarkan pasal/ayat kontrak No. dan Standar ………… serta referensi yg disepakati.
578