KOMPLIKASI GERD Striktur Esofagus • Esofagus Barrett • Akibat adanya rangsangan kronik asam lam bung terhadap mukosa esofagus, dapat terjadi perubahan mukosa esofagus dari skuamosa menjadi epitcl kolumnar yang metaplastik dan premaligna. PENCEGAHAN GERD Modiflkasi gaya hidup: • Meninggikan posisi kepala pada saat tidur serta menghindari makan sebelum tidur dengan tujuan meningkatkan bersihan asam selama tidur serta mencegah refluks asam dari lambung ke esofagus Berhenti merokok dan mengkonsumsi alkohol karena keduanya dapat menurunkan tonus LES • sehingga secara langsung memperngaruhi sel-sel epitel. • Mengurangi konsumsi lemak serta mengurangi jumlah makanan yang dimakan karena dapat menimbulkan distensi lambung. • Menurunkan berat badan pada pasien kegemukan serta menghindari pakaian ketat sehingga dapat Mengurangi tekanan intra abdomen. • • Menghindari makanan/minuman seperti coklat, teh, peppermint, kopi, dan minurnan bersoda karena dapat menstimulasi sekresi asam. • Menghindari obat-obat yang yang dapat menurunkan tonus LES seperti anti kolihergik, teofilin, diazepam, opiat, antagonis kalsium, agonis beta-adrenergik, progesteron. PENATALAKSANAAN GERD Terapi obat-obatan: Antasid Golongan obat ini cukup efektif dan aman datam menghilangkan gejala GERD tetapi tidak menyembuhkan lesi esofagitts. Selain sebagai buffer terhadap HC1, obat ini dapat memperkuat teka tekanan nan sfl sflng ngte terr esoph esophag agus us bagi bagian an baw bawah. ah. . Kelemahan golongan obat ini adalah: • Rasa Rasany nyaa kur kuran ang g men menye yena nang ngka kan n • Dapat menimbulkan diare terutama yang mengandung magnesium serta konstipasi terutama antasid yang alumunium • Penggun Penggunaann aannya ya sangat sangat terb terbata atass pada pasie pasien n dengan dengan ganggua gangguan n fungsi fungsi ginja ginjall Dosis : sehari 4 x 1 sendok makan Antagonis Reseptor H2 Yang termasuk golongan obat ini adalah simetidln, ranitidin, tamotidin dan nizattdin. Sebagai penekan sekresi asam, golongan obat ini efektif datam pengobatan penyakit refluks gastroesofagcal jika diberikan dosls 2 kali lebih tinggi dan dosis untuk terapi ulkus. Golongan obat ini hanya efektif pada pengobatan esofagitis derajat ringan sampai sedang serta tanpa komplikasi. Dosis pemberian : • Sime Simeti tidi din n : 2 x 800 800 mg atau atau 4 x 400 400 mg • Ranitidin : 4 x 150 150 mg • Famotidin : 2 x 20 mg • Nizatidin : 2 x 150 150 mg Obat-obatan prokioetik Secara teontis, obat ini paling sesuai untuk pengobatan GERD sangat bergantunng kepada penekanan sekresi asam.
Metokiopramid : • Obat ini bekerja sebagai antagonis reseptor dopamin. • Efektivitasnya rendah dalam mengurangi gejala serta tidak berperan datam penyembuhan lesi di esofagus kecuali dalam kombinasi dengan antagonis reseptor H2 atau penghambat pompa proton. • Karena melalui sawar darah otak, maka dapat tumbuh efek terhadap susunan saraf pusat berupa mcngantuk, pusing, agitasi, tremor dan diskinesia. • Dosis: 3 x l0mg Domperidon: • Golongan obat ini adalah antagonis reseptpr dopamin dengan efek samping yang lebih jarang dibanding metoklopramid karena tidak metalui sawar darah otak. Walaupun efektivitasnya dalam mengurangi keluhan dan penyembuban lesi esofageal belum • banyak dilaporkan, golongan obat ini diketahui dapat meningkatkan tonus LES serta mempercepat pengosongan lambung. • Dosis 3 x 10-20 mg sehari. Cisapride: • Sebagai suatu antagonis reseptor 5 HT4, obat ini dapat mempercepat pengosongan lambung serta meningkatkan tonus LES. • Efektivitasnya dalam menghilangkan gejala serta penyembuhan lesi esofagus lebih baik di banding domperidon. • Dosis 3 x 10 mg sehari. Sukralfat (Alnmuniam hidroksidn + sukrosa oktesulfot) Berbeda dengan antasid dan penekan sekrest asam, obat ini tidak memiliki efek langsung terhadap asam lambung. Obat ini bekerja dengan cara meningkatkan pertahartan mukosa esofagus, sebagai buffer terhadap HC1 di esofagus serta dapat mengikat pepsin dan garam empedu. Golongan obat ini cukup aman diberikan karena bekerja secara topikai (sitoproteksi) Dosis 4 x 1 gram Penghambat Pompa Proton (Proton pump inhibitor/PPI). Golongan ini merupakan drug of choice dalam pengobatan GERD. Golongan obat-obatan ini bekerja langsung pada pompa proton sel parietal dengan mempengaruhi enzim H, K ATP-ase yang dianggap sebagai tahap akhir proses pembentukan asam lambung. Obat-obatan ini sangat efektif dalam menghilangkan k eluhan serta penyembuhan lesi esofagus, bahkan pada esofagitis erosiva derajat berat serta yang refrakter dengan golongaa antagonis reseptor H2. Dosis yang diberikan untuk GERD adalah dosis penuh, yaitu: - Omeprazole : 2 x 20 mg - Lansoprazole : 2 x 30 mg - Pantoprazole : 2 x 40 mg - Rabeprazole : 2 x 10 mg - Esomeprazole : 2 x 40 mg Umumnya pengobatan diberikan selama 6-8 minggu (terapi inisial) yang dapat dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan (maintenance therapy) selama 4 bulan atau on demand therapy. Tergantung dari derajat esofagitisnya. Efektivitas golongan obat ini semakin bertambah jika dikombinasi dengan goiongan prokinetik. Untuk pengobatan NERD dibrikan dosis standart, yaitu: - Omeprazole : 1 x 20 mg - Lansoprazole : 1 x 30 mg - Pantoprazole : 1 x 40 mg - Rabeprazole : 1 x 10 mg - Esomeprazole : 1 x 40 mg
Umumnya pengobatan dibenkan selama minimal 4 minggu, dilanjutkan dengan on demand therapy. Terapi bedah: Dilakukan apabila pasien GERD disertai dengan gejala seperti rasa kembung, cepat kenyang dan mual-mual. Terapi endoskopi: • Penggunaan energi radiofrekuensi • Plikasi gastrik endoluminal • Implantasi endoskopi yaitu dengan menyuntikkan zat implan di bawah mukosa esotagus bagian distal, sehingga lumen esofagus bagian distal menjadi lebih kecil.
PROGNOSIS Quo ad Vitam Quo ad Functionam Quo ad Sanationam • • •
: dubia ad bonam : dubia ad bonam : ad bonam
Akan baik, apabila ditangani dengan baik.