KORTIKOSTEROID TOPIKAL Enggar Sari K., S.Ked Bagian / Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya / Rumah Sakit Dr. ohammad !oesin "alem#ang
PENDAHULUAN
Kortik Kortikost ostero eroid id adalah adalah senyawa senyawa organi organik k yang yang dihasi dihasilka lkan n oleh oleh kortek kortekss adrenal tu#uh manusia. $ Senyawa ini dapat mempengaruhi volume dan tekanan darah arah%%
kadar adar
gula% ula%
oto otot%
resi resist sten ensi si
tu#u tu#uh% h%
term termas asu uk
resp respo on
in&l in&lam amas asi. i.
Kortikoster Kortikosteroid oid ter#agi ter#agi menjadi menjadi dua golongan utama% yaitu yaitu glukokort glukokortikoid ikoid dan mineralokortikoid.$ 'olongan 'olongan glukokortik glukokortikoid oid adalah kortikosteroid kortikosteroid yang e&ek utam utaman anya ya meny menyim impa pan n glik glikog ogen en hepa heparr dan dan in&la in&lama masi si%% sedan sedangk gkan an golo golong ngan an mineralokortikoid memiliki e&ek utama pada keseim#angan air dan elektrolit. ( Kortikosteroid sintetik mulai digunakan se#agai terapi sejak tahun $)*+. ,ahun $)*$ Sul-#erger dkk melaporkan ke#erhasilan terapi kortison sistemik dan adrenokortikotropik hormon 0,!1 pada pasien peradangan kulit. Satu tahun kemudian% Sul-#erger dan 2ittern #erhasil mengo#ati pasien erupsi eksematous dengan hidrokortison topikal. Sejak saat itu% selama 3+ tahun terakhir penelitian dikem#angk dikem#angkan an untuk mengekplor mengekplorasi asi potensi% konsentrasi konsentrasi%% #entuk sediaan% sediaan% dan #ahan akti& kortikosteroid untuk meminimalisasi e&ek jangka panjang penggunaan terapi ini.4 Saat ini kortikosteroid memiliki #eragam jenis terapi% antara lain terapi oral% intramuskular% intravena% intralesi% dan topikal. 4 Kortikosteroid topikal adalah terapi terapi yang yang paling paling sering sering diguna digunakan kan untuk untuk menatal menatalaks aksana ana pasien pasien kulit kulit dan kelamin. kelamin. Re&erat #ertujuan #ertujuan memahami memahami penggunaan penggunaan kortikosteroid kortikosteroid topikal% topikal% agar dapat mengaplikasikannya dalam penyakit kulit dan kelamin dengan tepat% untuk menghindarkan e&ek samping pada pasien.
STRUKTUR MOLEKUL DAN FARMAKOLOGI
1
Semua
steroid%
termasuk
glukokortikoid%
memiliki
struktur dasar
kolesterol rantai kar#on #erjumlah ($% dengan tiga 5in5in heksana dan satu 5in5in pentana gam#ar $1.3
Gambar 1. Struktur kimia kortison hidrokortison1. ,erdapat gugus hidroksil pada atom 0$$3
odi&ikasi dari kortisol dengan penam#ahan atau peru#ahan gugus &ungsi pada posisi tertentu menghasilkan #eragam potensi dan e&ek samping. isalnya% penam#ahan se#uah molekul &luorin halogenasi1 pada posisi 0 6 dan/atau 0) akan meningkatkan potensi steroid% tetapi diikuti juga dengan peningkatan aktivitas mineralokortikoid. "enggantian molekul pada posisi 0 $6 dengan $78hidroksil triamsinolon1%
$78metil
de9ametason1
atau
$:8metil
#etametason1
meningkatkan e&ek tanpa diiringi peningkatan kadar natrium gam#ar (1. 4%3 a.
5.
#.
d.
Gambar 2. Be#erapa 5ontoh topikal kortikosteroid. . ,riam5inolone B. De9amethasone 0. Betamethasone D. 0lo#etasol $;8propionate3
"elepasan% penggantian atau perlindungan gugus
hidroksil
dapat
meningkatkan lipo&ilisitas molekul% sehingga a#sor#si perkutan dan aktivitas
2
glucocorticoid-reseptor-binding pun meningkat. "erlindungan terhadap gugus hidroksil dapat dilakukan melalui reaksi esteri&ikasi pada 0$6% 0$;% dan 0 ($. "enggantian gugus hidroksil pada 0 ($ molekul #etametason dengan klorin menghasilkan 5lo#etasol $;8propionat gam#ar (d1% kortikosteroid potensi terkuat saat ini.(%3
MEKANISME KERA
Kortikosteroid mempunyai
#eragam e&ek yang dimediasi melalui
glucocorticoid receptor '0R1. olekul kortikosteroid #erdi&usi ke sel target dan #erikatan dengan '0R di sitoplasma. Selanjutnya ikatan kortikosteroid8'0R mengalami
peru#ahan
kon&ormasi
mem#entuk
kompleks.
Kompleks
kortikosteroid8'0R yang telah teraktivasi kemudian melintasi selu#ung inti sel dan #erikatan dengan situs akseptor pada D<. !al ini mengaki#atkan regulasi gen dan transkripsi #er#agai mR< spesi&ik.4 '0R ditemukan hampir di semua sel dalam tu#uh. "em#entukan kompleks kortikosteroid8'0R dapat menim#ulkan e&ek yang diinginkan terapi menguntungkan1 maupun tidak diinginkan e&ek samping1. 4 Kortikosteroid memiliki #eragam e&ek meliputi antiin&lamasi% imunosupresi&% antiproli&erati&% dan vasokonstriksi.4%3%*
Gambar !. ekanisme kerja glukokortikoid.4
E"e# an$iin"%ama&i Kortikosteroid
memiliki
e&ek
antiin&lamasi
dengan
mengham#at
&os&olipase (% yaitu en-im yang #erperan dalam pem#entukan prostaglandin%
3
leukotrien%
dan
derivat
asam
arakhidonat
lainnya.
Kortikosteroid
juga
mengham#at &aktor transkripsi seperti activator protein 1 dan nuclear factor B yang #erperan dalam aktivasi gen proin&lamasi. 'en terse#ut diregulasi oleh kortikosteroid% hal itu #erperan dalam resolusi in&lamasi meliputi lipo5ortin dan p$$/5alpa5tin #inding protein yang keduanya melepaskan asam arakhidonat dari &os&olipid. Kortikosteroid juga mengurangi pelepasan interleukin $7 I=8$71 yang merupakan sitokin pro8in&lamasi yang penting. Kortikosteroid mengham#at &agositosis dan sta#ilisasi mem#ran lisosom dari sel8sel &agositik.4%3%* E"e# im'n(&')re&i" Kortikosteroid memiliki e&ek imunosupresi& yaitu dengan menekan
produksi dan e&ek dari &aktor humoral meliputi respon in&lamasi% mengham#at migrasi leukosit ke tempat in&lamasi% dan menghalangi &ungsi sel endotel% granulosit%
sel
mast%
dan
&i#ro#last.
"enelitian
mengungkapkan
#ahwa
kortikosteroid dapat menye#a#kan #erkurangnya sel mast pada kulit serta pengham#atan kemotaksis lokal netro&il dan menurunkan jumlah sel langerhans. Kortikosteroid pun dapat menurunkan proli&erasi sel , dan meningkatkan apoptosis sel ,.4%3%* E"e# an$i)r(%i"era$i" Kortikosteroid memiliki e&ek antiproli&erati& dengan mengham#at
sintesis D< dan mitosis. ktivitas &i#ro#last dan pem#entukan kolagen juga dapat diham#at. Kontrol dan proli&erasi seluler merupakan suatu proses kompleks yang terdiri dari penurunan pengaruh stimuli yang telah dinetralisir oleh #er#agai &aktor inhi#itor. Kortikosteroid juga mengadakan sta#ilisasi mem#ran lisosom% sehingga en-im8en-im yang dapat merusak jaringan tidak dikeluarkan. 4%3%* E"e# *a&(#(n&$ri#&i ekanisme kortikosteroid topikal menye#a#kan vasokonstriksi masih
#elum jelas. kan tetapi% mekanisme ini mungkin #erhu#ungan dengan terham#atnya vasodilator natural seperti histamin% #radikin% dan prostaglandin. Kortikosteroid topikal menye#a#kan pem#uluh darah kapiler dermis kontriksi sehingga eritema #erkurang.4%3%* FARMAKOKINETIK
4
Berdasarkan penelitian% kortikosteroid hanya sedikit menga#sor#si setelah pem#erian pada kulit normal. >klusi dengan plastik yang tidak dapat tem#us% adalah suatu metode yang e&ekti& untuk meningkatkan penetrasi% menye#a#kan peningkatan a#sor#si menjadi $+ kali lipat.6
Struktur kulit merupakan parameter kunci penetrasi pengobatan topikal. ,erdapat variasi regional anatomi dalam penetrasi kortikosteroid seperti pada ta#el $. ?ariasi ini dapat dijelaskan melalui hukum difusi Fick’s4,5,6
dimana ! adalah
fux "
aliran #massa.m$2.s$1% &ang merupakan
satuan kecepatan transfer substansi per unit area dalam kurun 'aktu
tertentu
sebanding
dengan
di(erensial
perubahan
konsentrasi #d)% terhadap diferensial *arak #d+%.4,6 aka, area dengan lapisan kulit &ang tebal seperti lengan ba'ah memiliki aliran difusi &ang rendah, sehingga penetrasi kortikosteroid topikal pun rendah, bila dibandingkan dengan lapisan kulit &ang lebih
tipis
seperti
skrotum.
-erlu
diingat,
terapi
topikal
menitikberatkan target pada lapisan kulit hipodermissubkutan &ang ka&a pembuluh darah. /inggin&a tingkat penetrasi pada skrotum pun dikaitkan dengan ban&akn&a pembuluh darah pada lapisan kulit bagian tersebut. ,a#el $. "er#andingan resorpsi kortikosteroid hidrokortison1 dari kulit di #er#agai daerah tu#uh@
Daera+ $'b'+ =engan #awah ,elapak kaki "ergelangan kaki ,elapak tangan "unggung Kulit kepala Ketiak uka Skrotum
Perbandingan $ +%$ +%3 +%* 4%; 4%* 4%6 6%+ 3(%+
Faktor umur juga mempengaruhi a#sor#si kortikosteroid topikal. Bayi #aru lahir newborn1 dan anak memiliki struktur kulit yang le#ih halus dan #elum
5
#erkem#ang di#andingkan dengan kulit remaja dan dewasa% sehingga di#erikan kortikosteroid topikal yang a#sor#si dan penetrasinya le#ih mudah atau le#ih 5epat. !al ini terjadi karena #arier epidermis pada anak dan #ayi #elum ter#entuk sempurna yang dipengaruhi oleh luas permukaan tu#uh serta permea#ilitas yang le#ih tinggi. "em#erian kortikosteroid topikal pada anak perlu dipertim#angkan dengan #aik karena resiko terjadinya
e&ek samping
aki#at pem#erian
kortikosteroid topikal terutama golongan potensi sangat tinggi atau tinggi pada anak le#ih #esar daripada pada orang dewasa. 4%3%* "asien lanjut usia pun memiliki kulit yang tipis% yang dapat menye#a#kan peningkatan penetrasi kortikosteroid topikal. Selain itu pada pasien lanjut usia #anyak
terdapat
kulit
yang
atro&i
sehingga
pertim#angan
penggunaan
kortikosteroid untuk pasien ini pun sama dengan pada #ayi. "enggunaan kortikosteroid topikal dianjurkan tidak rutin% dalam periode waktu yang singkat% atau di #awah pengawasan ketat untuk pasien yang memiliki kulit atro&i% untuk menghindarkan e&ek samping yang tidak diinginkan. 4%3
PENGGOLONGAN KORTIKOSTEROID TOPIKAL
Se5ara umum kortikosteroid #erdasarkan potensinya di#agi menjadi 3% yaitu potensi sangat kuat% potensi kuat% potensi sedang% dan potensi lemah. )%$+ Selain itu% ada juga yang mem#agi kortikosteroid topikal menjadi ; golongan% yaitu super potent, potent, potent upper mid-strength, lower midstrength, mild strength, dan least potent ta#el (1.(%4%3%* "enggolongan kortikosteroid topikal terse#ut juga dipengaruhi oleh vehikulum dan merek dagang yang digunakan. 4%3 ?ehikulum yang tersedia antara lain oinment% krim% gel% losion% dan larutan.
6
Tabe% 2. Kategori potensi kortikosteroid4%3%*
Ke%a& I &')er)($en$0lo#etasol propionate +%+*A • Betamethason dipropionate +%+*A • Di&lorasone dia5etate +%+*A • !alo#etasol propionate +%+*A •
Ke%a& II )($en$m5inonide +%$A • Betamethasone dipropionate +%+*A • ometasone &uroate +%$A • Di&lorasone dia5etate +%+*A • !al5inonide +%$A • Fluo5inonide +%+*A • Deso9imethasone +%(*A • Ke%a& III )($en$,riam5inolone a5etonide +%$A • Fluti5asone propionate +%++*A • m5inonide +%$A • Betamethasone dipropionate +%+*A • Di&lorasone dia5etate +%+*A • !al5inonide +%$A • Fluo5inonide +%+*A • Ke%a& I mid/&$reng$+Flurandrenolide +%+*A • ometasone &uroate +%$A • ,riam5inolone a5etonide +%$A • Betamethasone valerate +%$(A • Fluo5inolone a5etonide +%+(*A • !ydro5ortisone valerate +%(A •
Ke%a& mid/&$reng$+Flurandrenolide +%+*A • Fluti5asone propionate +%+*A • Betamethasone dipropionate +%+*A • ,riam5inolone a5etonide +%$A • !ydro5ortison #utyrate +%$A • Fluo5inolone a5etonide +%+(*A • Betamethasone valerate +%$A • !ydro5ortisone valerate +%(A • Ke%a& I renda+l5lometasone dipropionate +%+*A • ,riam5inolone a5etonide +%$A • Desonide +%+*A • Fluo5inolone a5etonide +%+$A • Betamethasone valerate +%$A •
Ke%a& II renda+,opikal dengan hydro5ortisone • De9amethason% &lumethason • "rednisolon dan metilprednisolon •
Se#agai 5ontoh #etametason dipropionat +%+*A masuk dalam golongan I% II% III% dan ? ,a#el 41. !al ini dipengaruhi oleh vehikulum dan merek dagang yang digunakan. "er#edaan #entuk sediaan terse#ut dapat dilihat pada ta#el #erikut. Tabe% !. Kategori potensi #etametason dipropionat +%+*A3%*%;
G(%(ngan 'olongan I 'olongan II
Sediaan Diprolene ointment Diprosone ointment
0
'olongan III 'olongan ?
Diprosone 5ream Diprosone lotion
,riam5inolone a5etonide +%$A juga masuk dalam golongan III% I?% dan ? dan #er#eda dipengaruhi vehikulum yang digunakan ta#el 31. * Tabe% 0. Kategori potensi triam5inolone a5etonide +%$A3%*%;
G(%(ngan 'olongan III 'olongan I? 'olongan ?
Sediaan risto5ort ointment Kenalog 5ream risto5ort 5ream
C&ektivitas kortikosteroid dengan merek dagang tertentu di#andingkan produk generiknya tidak sepenuhnya #ermakna. Ber#agai penelitian menye#utkan potensi sediaan generik tidak selalu sama potensinya dengan kortikosteroid #ermerek dagang. "enelitian lain menye#utkan terdapat pula variasi potensi antara produk kortikosteroid #er#ahan akti& sama namun #er#eda merek dagang. 3
PEMILIHAN KORTIKOSTERID
Kortikosteroid topikal dipilih yang sesuai% aman% e&ek samping sedikit% dan harga murah. Be#erapa &aktor yang perlu dipertim#angkan dalam pemilihan kortikosteroid topikal yaitu potensi kortikosteroid yang diinginkan% jenis penyakit kulit% jenis vehikulum% dan jumlah penggunaan. 3 P($en&i #(r$i#(&$er(id Keputusan pemilihan potensi #erdasarkan pada usia pasien% tipe
penyakit% tingkat keparahan% luasnya lokasi% dan perkiraan durasi pemakaian kortikosteroid topikal. eni& )ena#i$ #'%i$ "em#erian kortikosteroid #erhu#ungan dengan respon dari penyakit kulit
yang dialami. Berdasarkan respon terse#ut #e#erapa penyakit dikategorikan menjadi tiga yaitu responsi& tinggi% responsi& sedang% dan responsi& rendah. 3%*
Tabe% . Kategori respon penyakit kulit terhadap kortikosteroid topikal*
Re&)(n $inggi
Re&)(n &edang
Re&)(n renda+
• •
• •
"soriasis intertriginosa Dermatitis atopi5 pada anak Dermatitis se#oroik Intertriginosa
• •
• • • • •
"soriasis Dermatitis atopi5 pada dewasa Dermatitis numularis Dermatitis iritan primer "apular urtikaria "arapsoriasis =iken simpleks kronis
• • • • • • • •
• •
•
"soriasis palmo8plantar "soriasis pada kuku Dermatitis dishidrosis =upus erytematosus "em&igus =iken planus 'ranuloma annulare
"enyakit kulit dengan respon tinggi #iasanya akan merespon dengan steroid potensi rendah% dan penyakit dengan respon rendah se#aiknya dio#ati dengan kostrikosteroid topikal potensi tinggi. 3 eni& *e+i#'%'m !al terpenting dalam pemilihan vehikulum adalah lokasi pem#erian
kortikosteroid topikal% potensi iritasi% dan riwayat alergi se#elumnya. ,a#el #erikut menjelaskan pemilihan vehikulum kortikosteroid topikal. ,a#el 6."emilihan vehikulum untuk kortikosteroid topikal3 Sediaan
K(m)(&i&i
Hidra&i #'%i$
>inment
Cmulsi air dalam minyak
!idrasi kulit sangat #aik
Krim
Cmulsi minyak dalam air Selulosa dalam alkohol/aseton inyak dalam air
!idrasi kulit #aik
lkohol
'el
=osion
=arutan
Le&i3derma$(&i& ang dian4'r#an Baik untuk kulit te#al% terdapat likeni&ikasi%atau #ersisik
Kulit kering
Baik untuk dermatosis &ase akut /su#akut S5alp/daerah #eram#ut
Kulit kering
S5alp/ daerah #eram#ut
Kulit kering
S5alp /daerah #eram#ut
Area ang dian4'r#an
K(&me&i&
P($en&i iri$a&i
Baik untuk Sangat Umumnya region #erminyak rendah palmar%plantar hindari area yang dapat teroklusi alami Baik untuk kulit Clegan Bervariasi lem#a# E area intertriginous Baik untuk area Clegan ,inggi tertutup% s5alp E mukosa Baik untuk area Clegan ,inggi tertutup dan s5alp Baik untuk area Clegan ,inggi tertutup E s5alp
DOSIS DAN PENGGUNAAN Dosis pem#erian kortikosteroid topikal tidak le#ih dari 3* gram/minggu
pada golongan poten atau $++ gram/minggu pada kortikosteroid golongan potensi
medium dan lemah. 3 Frekuensi pem#erian kortikosteroid topikal yang dianjurkan yaitu
satu
kali
sehari.
Berdasarkan
penelitian
keuntungan
pem#erian
kortikosteroid topikal satu kali sehari sama dengan dua kali sehari. aka se#aiknya &rekuensi pem#erian kortikosteroid topikal satu kali sehari sehingga le#ih e&ekti&% mengurangi e&ek samping% serta menurunkan #iaya terapi. 3 =ama pemakaian kortikosteroid topikal se#aiknya tidak le#ih dari 386 minggu untuk golongan potensi lemah dan tidak le#ih dari ( minggu untuk golongan potensi tinggi. "enggunaan kortikosteroid topikal #erhu#ungan dengan jenis sediaannya% yaitu dipengaruhi oleh #ahan dasar vehikulum1 yang digunakan.4%3%* "emakaian kortikosteroid topikal #erupa krim atau salep menggunakan 5ara Fingertip unit F,U1. Satu satuan F,U adalah krim atau salep dari kemasan sepanjang $ ruas jari telunjuk #agian ujung. Satu F,U sama dengan +%* gram krim atau salep. Dua F,U sama dengan $ gram krim atau salep. ,a#el #erikut merupakan petunjuk pemakaian krim atau salep #erdasarkan #agian tu#uh yang memerlukan.4 Tabe% 5. "emakaian krim atau salep dengan F,U sesuai #agian tu#uh yang memerlukan3
6agian $'b'+ 2ajah dan leher ,runkus anterior ,runkus posterior $ lengan $ tangan $ tungkai $ kaki
Krim a$a' &a%e) (%* F,U ; F,U ; F,U 4 F,U $ F,U 6 F,U ( F,U
1
Gambar 0. Finger Tip Unit $$
KONTRAINDIKASI
Kontraindikasi
di#agi
menjadi
kontraindikasi
a#solut
dan
relati&.
Kontraindikasi a#solut antara lain pada pasien hipersensitivitas kortikosteroid topikal dan hipersensitivitas pada #ahan vehikulum. Kontraindikasi relati& antara lain pada pasien in&eksi #akteri% virus% jamur dan pasien dengan akne dan ulkus. "enggunaan kortikosteroid topikal diper#olehkan pada kehamilan dengan 5atatan #ila man&aat penggunaannya le#ih #esar di#andingkan kemungkinan resiko pada janin. "ada i#u menyusui penggunaan kortikosteroid topikal diper#olehkan pada lokasi lesi jauh dari payudara. 3
EFEK SAMPING
"enggunaan kortikosteroid topikal memiliki e&ek samping yang dapat terjadi #ila penggunaan kortikosteroid topikal lama dan #erle#ihan% penggunaan kortikosteroid topikal dengan potensi kuat atau sangat kuat atau penggunaan se5ara oklusi&. Semakin tinggi potensi kortikosteroid topikal maka semakin 5epat terjadinya e&ek sampingnya. 3 C&ek samping dari kortikosteroid topikal ini dipengaruhi oleh 4 &aktor yaitu jenis steroid #erdasarkan kekuatannya% area lesi yang di#eri pengo#atan kortikosteroid topikal% dan &aktor predisposisi pasien terhadap tim#ulnya e&ek
11
samping. 'ejala e&ek samping dari penggunaan kortikosteroid topikal dapat #erupa e&ek lo5al dan e&ek sistemik. C&ek lokal yang dapat terjadi antara lain atro&i% striae atro&ise% telangiektasis% purpura%dermatosis akne&ormis% hipertrikosis setempat% hipopigmentasi% dermatitis perioral% mengham#at penyem#uhan ulkus% in&eksi mudah terjadi dan meluas% gam#aran klinis penyakit in&eksi menjadi ka#ur.4%3 C&ek sistemik yang dapat terjadi antara lain ocular effects% supresi hyphothalamic-pituitary-adrenal axis% dan e&ek samping meta#olik. "enggunaan kortikosteroid dapat mempengaruhi pertum#uhan anak dengan dermatitis atopik dan menjadi addsonian steroid dependency dan juga cushing syndrome. nak yatopik le#ih dari *+A permukaan tu#uhnya #iasanya memiliki perawakan pendek short stature1. kepadatan tulang #erkurang pada orang dewasa dengan dermatitis atopi5 kronik yang parah karena memerlukan perparat kortikosteroid yang le#ih kuat daripada hidrokortison. (%4%3 KOM6INASI SEDIAAN Be#erapa agen antimikro#a dikom#inasikan dengan kortikosteroid topikal
termasuk 5liouinol% 5lotrima-ole% asam &usidat% mi5ona-ole% neomy5in% dan nystatin. Kom#inasi ini menim#ulkan #e#erapa kontroversi karena dianggap e&ekti& ketika di#erikan dengan indikasi yang jelas. !anya saja% kom#inasi kortikosteroid topikal dan antimikro#a sering digunakan ketika diagnosis #elum ditegakkan. "enggunaan seperti itu tidak dianjurkan karena menim#ulkan resiko menga#urkan gam#aran klinis penyakit untuk penegakkan diagnosis dan memi5u resistensi dan sensitasi anti#iotik pada pasien di kemudian hari. ; ,erdapat pula kom#inasi kortikosteroid topikal dengan #ahan akti& lainnya seperti tar% asam salisilat% atau 5al5ipotriol. Kom#inasi ini ter#ukti #aik untuk menatalaksana pasien psoriasis.;
RINGKASAN
Kortikosteroid topikal merupakan salah satu #ahan akti& dalam pengo#atan penyakit kulit karena memiliki e&ek antiin&lamasi% imunosupresi% antiproli&erasi%
12
dan vasokonstriksi. Resopsi o#at tergantung pada #agian tu#uh yang di#eri o#at. Se5ara umum kortikosteroid topikal #erdasarkan potensinya di#agi menjadi ; golongan% yaitu yaitu superpotent, potent, poten upper mid-strength, mid-strength, lower mid-strength, mild strength, dan least potent. "em#erian kortikosteroid #erhu#ungan dengan respon dari penyakit kulit yang dialami% yang dikategorikan menjadi tiga% yaitu responsi& tinggi% responsi& sedang%
dan
responsi&
rendah.
,erdapat
#e#erapa
&aktor
yang
perlu
dipertim#angkan dalam pemilihan kortikosteroid topikal% yaitu jenis penyakit kulit% jenis vehikulum% kondisi penyakit stadium penyakit% luas atau tidaknya lesi% dalam atau dangkalnya lesi% dan lokalisasi lesi1% serta umur pasien. Dosis pem#erian kortikosteroid topikal tidak le#ih dari 3* gram/minggu pada golongan poten atau $++ gram/minggu pada kortikosteroid golongan potensi medium dan lemah. Frekuensi pem#erian kortikosteroid topikal adalah satu kali sehari. =ama pemakaian kortikosteroid topikal se#aiknya tidak le#ih dari 386 minggu untuk golongan potensi lemah dan tidak le#ih dari ( minggu untuk golongan potensi tinggi. C&ek samping pemakaian kortikosteroid topikal dapat terjadi se5ara lokal maupun
sistemik.
,erdapat
#er#agai
pertim#angan
dalam menggunakan
kortikosteroid topikal pada pasien penyakit kulit.
13
DAFTAR PUSTAKA
$. Dorland%2.. Kamus Kedokteran Dorland. Cdisi (). GakartaH C'0.(++(. (. ai#a5h% Ro#ertson% dan !oward. Farmakologi Dermatologik. DalamH Kat-ung% Bertram '. Farmakologi Dasar dan Klinik. Cdisi ?I. GakartaH C'0. $))@. ");+8@; 4. Ga5kson .S5oot dan =ee ,. 'lu5o5orti5osteroi. InH Bolognia G.=.% G.=. Gori--o%G.?. S5ha&&er% Dermatology 4 rd Cd. ClsevierH British% (+$(. p(+;*8@$ 3. 2arner R. i5hael% 0omiso 0harles. ,opi5al 5orti5osteroid. InH 2olverton% Stephen C. 0omprehensive Dermatologi5 Drug ,herapy% (nd Cd. (++; BritishH Clsevier. p. *)*86(4 *. !igh 2% Fit-patri5k GC. ,opi5al 0orti5osteroids. InH 2ol&& K et al. Fitpatric!"s #ermatology in $eneral %edicine. ;th ed.
14
DISKUSI
Per$anaan7
$. pakah dalam penggunaan kortikosteroid topikal dilakukan tappering off % #agaimana mekanismenya !aris1 (. engapa sediaan
dan merek dagang dapat mem#erikan potensi
kortikosteroid topikal yang #er#eda oland1 4. engapa tiap lokasi tu#uh memiliki tingkat penetrasi kortikosteroid topikal yang #er#eda pula% 5ontohnya pada lengan #awah dan skrotum Sha#rina1 a8ab7 $. Be#erapa
literatur
menye#utkan
terdapat mekanisme
tapering off
kortikosteroid topikal% namun terdapat literatur yang tidak mem#ahas mekanisme ini. Dise#utkan #ahwa tapering off dapat dilakukan melalui dua 5araH •
penggantian potensi kortikosteroid yang digunakan. Kortikosteroid topikal potensi tinggi kemudian diganti menjadi potensi sedang%
•
lalu potensi rendah% atau pengurangan &rekuensi penggunaan% 5ontohnya dari dua kali sehari menjadi sekali sehari.
(. ?ehikulum #erperan penting dalam a#sor#si perkutan dan e&ektivitas terapi kortikosteroid topikal. olekul glukokortikoid dalam verhikulum ointment le#ih poten di#andingkan molekul yang sama dalam sediaan
15
krim atau losion karena vehikulum oklusi& dapat meningkatkan a#sor#si perkutan melalui hidrasi stratum korneum. "ada #eragam penelitian% produk kortikosteroid #ermerek dagang dan sediaan generik dapat memiliki potensi #er#eda. "enelitian yang dilakukan hanya #ersi&at deskripti& yang menyimpulkan per#edaan pada #er#agai merek dagang kortikosteroid topikal dan hasil penelitian terse#ut terkadang #er#eda8#eda. Sampai saat ini #elum ada penelitian o#servasional yang mengkaji kemungkinan penye#a# per#edaan potensi antarkortikosteroid topikal #ermerek dagang. Sitasi jawa#anH •
•
Ga5kson .S5oot dan =ee ,. 'lu5o5orti5osteroi. InH Bolognia G.=.% G.=. Gori--o% G.?. S5ha&&er% Dermatology 4 rd Cd. ClsevierH British% (+$(. p(+;@ 2arner R. i5hael% 0omiso 0harles. ,opi5al 5orti5osteroid. InH 2olverton% Stephen C. 0omprehensive Dermatologi5 Drug ,herapy% (nd Cd. (++; BritishH Clsevier. p. 6$483
4. Struktur kulit merupakan parameter kunci penetrasi
pengobatan topikal. erdasarkan hukum difusi Fick’s
dimana ! adalah fux " aliran #massa.m$2.s$1% &ang merupakan satuan kecepatan transfer substansi per unit area dalam kurun 'aktu tertentu sebanding dengan di(erensial perubahan konsentrasi #d)% terhadap diferensial *arak #d+%. aka, area dengan lapisan kulit &ang tebal seperti lengan ba'ah memiliki aliran difusi &ang rendah, sehingga penetrasi kortikosteroid topikal pun rendah, bila dibandingkan dengan lapisan kulit &ang lebih tipis seperti skrotum. -erlu diingat, terapi topikal menitikberatkan target pada lapisan kulit hipodermissubkutan &ang ka&a pembuluh darah. /inggin&a tingkat penetrasi pada skrotum pun dikaitkan dengan ban&akn&a pembuluh darah pada lapisan kulit bagian tersebut. Sitasi jawa#anH •
!igh 2% Fit-patri5k GC. ,opi5al 0orti5osteroids. InH 2ol&& K et al. Fitpatric!"s #ermatology in $eneral %edicine. ; th ed.
16
•
Forster % et al. ,opi5al delivery o& 5ormeti5 and drugH mole5ular aspe5t o& per5utaneus a#sor#tion and delivery. &ur ' #ermatol (++). $)31H 4+)8(4
10