Laporan Pemeriksaan Sedimen Urine
1. Pemeriksaan Sedimen Urine Tujuan : Menemukan adanya unsur – unsur organic dan anorganik dalam urine secara mikroskopis, untuk mengetahui gangguan metabolisme (radang saluran kemih). Dasar Prinsip : urine mengandung elemen – elemen sisa hasil metabolisme didalam tubuh, elemen tersebut ada yang secara normal dikeluarkan secara bersama – sama urine tetapi ada pula dikeluarkan pada keadaan tertentu. Elemen –elemen tersebut dapat dipisahkan dari urine dengan jalan dicentrifuge. Elemen akan mengendap dan endapan dilihat dibawah mikroskop. Metode : Mikroskopis Prosedur : Pra Analitik : a. Alat: 1. Centrifuge 2. Tabung centrifuge 3. Pipet tetes 4. Objek Glass 5. Dekglass 6. Erlenmeyer 300 ml 7. Mikroskop b. Bahan: Urine Segar Analitik : a. Cara Kerja: 1. Memindahkan urine bahan dari botol pengambilan ke gelas Erlenmeyer 300 ml kemudian kocok. 2. Mengisi tabung centrifuge sebanyak ¾ volume vo lume atau sekitar 5 – 10 ml. 3. Memutar dalam centrifuge selama 5 – 10 menit dengan kecepatan 2.000 rpm. 4. Menuang cairan bagian atas sehingga volume cairan dan sedimen menjadi kira –kira 1 ml. kocoklah tabung untuk mencampur kembali sedimen. 5. Dengan menggunakan pipet tetes, teteskan 1 tetes sedimen tersebut pada obyek glass yang telah dibersihkan kemudian tutup dengan deckglass lalu periksa dibawah mikroskop dengan lensa objektif 10x (Lapangan Penglihatan Kecil), kemudian dilanjutkan dengan perbesaran objektif 40x ( Lapangan Penglihatan Besar). 6. Mencatat hasil yang dilihat. b. Interprestasi Hasil: Unsure organic,terdiri dari: sel epitel, leukosit, eritrosit, silinder, spermatozoa, bakteri, dll. Sedangkan Unsure anorganik: tidak berasal dari suatu jaringan. Untuk pemeriksaan dengan LPK tidak usah menyebutkan jumlah secara numeric tetapi cukup dinyatakan dengan: Positif ( 1 – 5 ) Banyak ( 5 – 10 ) Untuk pemeriksaan dengan LPB harus menyebutkan jumlah numerik misalnya:
Eritrosit 2 – 4 / LPB Leukosit 10 – 15 / LPB (Refrensi : Gandasoebrata, R. 1986).
Kirimkan Ini lewat Email
HEPATITIS IMUNOASSAY UNTUK PENYAKIT INFEKSI HEPATITIS Hepatitis adalah suatu proses peradangan pada jaringan hati yang memberikan
lemah badan, mual ,kencing, seperti air the disusul dengan mata dan badan menjadi kuning. Tidak semua penyakit hepatitis mempunyai bentuk yang klasik seperti ini. Ada hepatitis yang tidak nyata (inapparent hepatitis), ada yang tanpa ikterik,ada bentuk yang jiank(bening)dan ada yang ganas (fulminan). Hepatitis dapat disebabkan oleh virus (penyebab terbanyak), bakteri (salmonella typhy), obat-obatan racun(hepatotoksik)dan alcohol. Kini telah dikenal beberapa virus penyebab peradangan hati yaitu : virus hepatitis A (VHA), Virus hepatitis B(VHB),virus hepatitis C(VHC,non A non B),virus hepatitis D(VHD),Virus hepatitis E(VHE)dan virus hepatitis G(VHG). Hepatitis virus yang banyak dikenal oleh para klinisi adalah hepatitis A,B,dan C oleh karena itu akan dibahas lebih rinci dari aspek serologi. 1
Virus hepatitis A(VHA) Hepatitis A merupakan penyakit hepatitis akut yang sering dijumpai pada
beberapa usia muda. Penularan penyakit ini terjadi secara oral melalui makanan dan minuman yang tercemar(oral-faecal) Penyakit ini umumnya member gejala klinis yang akut,dan jelas namun hamper semuanya akan sembuh tanpa bekas.
•
Struktur antigen Virus Hepatitis A
Virus hepatitis A merupakan virus RNA yang tergolong dalam virus picorna. Virus hepatitis A merupakan partikel dengan diameter 27 nm, berbentuk okosahedral dan tidak berbungkus. RNA dari virus ini diliputi oleh kapsid yang terdiri dari polipeptida virus : VPI sampai dengan VP4. Dibawah mikroskop electron tampak “penuh”atau “kosong”. Lipid bukan merupakan komponen integral dari virus Hepatitis A yang stabil dengan pengelohan eter, asam dan panas (560C selama 30 menit). Infektifitanya dapat dipertahankan selama bertahun-tahun pada suhu 200C.
HAV mengandung 3 polipeptida utama dengan berat molekul 34.000,25.000 dan 23.000 sama seperti yang dimiliki oleh virus Entero. •
Imunopatogenesis
Infeksi dari virus Hepatitis A terjadi secara oral-faecal dengan waktu inkubasi 2-6 minggu. Virus hepatitis A sudah dapat ditemukan dalam tinja penderita yang terinfeksi sejak masa inkubasi, dan baru menghilang pada minggu ketiga setelah sakit. Dari mukosa usus virus tersebut masuk ke dalam sirkulasi darah ,namun stadium viremia ini hanya berlangsung selama kurun waktu yang amat pendek. Selanjutnya virus tersebut akan menginfeksi sel hepar,dan menyebabkan beberapa gejala klinis dari Hepatitis A.Hampir semua penderita dengan Hepatitis A akan sembuh sempurna tanpa komplikasi yang berarti. Masuknya virus Hepatitis ini kedalam tubuh penderita akan merangsang beberapa sel imunokompeten dari tubuh untuk membentuk antibody. Antibody yang pertama dibuat ,dan amat patogmonik untuk Hepatitis A aialah lgM anti-HAV. Titer dari lgM anti-HAV akan terus meningkat, dan mencapai puncaknya satu minggu setelah timbulnya gejala penyakit, kemudian titer akan turun secara perlahan-lahan dan mencapai negative setelah minggu kedelapan ,dan diganti oleh lgG anti-HAV. LgG anti-HAV mulai timbul setelah fase akut dari Hepatitis A lewat. Titernya umumnya meningkat dalam 3-6 bulan setelah infeksi, dan mencapai puncaknya 1-2 bulan setelah timbulnya gejala penyakit. Antibody ini bertahan lama sampai bertahun-tahun, bahkan sampai seumur hidup. Dari segi diagnostic adanya lgG anti-HAV tidak memegang peranan yang berartiuntuk menyatakan adanya penyakit yang akut, namun mempunyai arti yang penting sebagai petunjuk timbulnya kekebalan. 2
Virus Hepatitis B Hepatitis virus B merupakan radang hati yang disebabkan oleh infeksi dengan
virus Hepatitis B(VHB atau HBV) , yaitu suatu virus hepadna. Marka serologic pertama ditemukan pada penduduk asli Australia oleh Blumberg dan kawan-kawan pada tahun 1965 dan disebut sebagai Australian antigen (Au Ag). Pada tahun 1968, prince kemudian melaporkan adanya hepatitis B surface antigen
(HBsAg) pada penderita serum hepatitis yang akhirnya dikenal sebagai virus hepatitis B yang identik dengan Australian antigen. Ada beberapa macam subtype HBsAg yaitu: adw ,ayw, adr dan ayz yang amat penting untuk epidemologi penyakit. Hepatitis B masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Perubahan serologi pada VHB di mulai dengan timbulnya HBsAg / H beAg / HBV-DNA dalam darah/serum yang sering mendahului peningkatan aktvitas transaminase, kemudian berturut-turut disusul dengan timbulnya lgM anti HBc dan anti HBs. Perubahan biokimiawi maupun serologic adanya infeksi VHB, umumnya akan kembali normal dalam 6 bulan. Dikatakan kronis bila perubahan biokimiawi dan serologic menetap >6 bulan. •
Struktur Antigen Virus Hepatitis B
Virus Hepatitis B (VHB) yang dikenal sebagai partikel Dane (diameter 42nm), termasuk dalam family Hepadana. Virus ini hanya dapat menimbulkan infeksi pada manusia dan Champanse saja. Dalam darah individu yang terinfeksi dengan VHB terhadap partikel Dane dan dua buah partikel berbentuk lain, yang satu berbentuk tubular dan yang lain berbentuk bulat dengan diameter 22nm. Partikel Dane terdiri beberapa bagian yang amsing-masing memiliki antigenitas tersendiri. Bagian paling luar yang merupakan selubung dikenal sebagai Hepatitis B surface antigen (HBaAg).Bagian sebelah dalamnya yang merupakan inti atau core dari virus mengandung hepatitis core antigen (HBcAg), dan Hepatitis Be antigen (HBeAg), partially double stranded DNA, DNApolimerase (DNA-p) dan suatu aktifitas polymerase. •
Imunopatogenesis
Penularan VHB dapat terjadi melalui 2 pola,yaitu pola vertical dan pola horizontal. Pada pola vertival infeksi terjadi dari ibi hamil dengan HBsAg positif pada anak yang dilahirkannya pada saat persalinan (penularan perinatal). Masuknya VHB kedalam tubuh anak biasanya terjadi melalui abrasi kulit bayi akibat trauma kehamilan atau dapat juga melalui air ketuban yang masuk dalam mulut anak. Pada pola horizontal infeksi VHB dapat melalui luka dikulit a tau selaput lender,
misalnya melalui suntikan, trnsfusi darah, alat operasi ,tusuk jarum, pembuatan tattoo,tindik,luka pada selaput lender mulut, hidung, saluran pencernaan makanan bagian bawah ,mata atau genitalia (hubungan intim). VHB dapat ditemukan pada beberapa cairan tubuh seperti saliva, ASI, cairan amnion, keringat,secret vagina dan air mata. Setelah VHB masuk ke dalam tubuh penderita yang tidak memiliki kekebalan terhadap VHB, poly-human serum albumin receptor (PAR) yang terdapat pada permukaan HBsAg akan mengikat poly-human serum albumin (poly HSA) yang disebut oleh hepatosit. Dalam tahap selanjutnya poly-HAS yang sudah diikat oleh PAR dari VHB dari suatu kutubnya akan diikat oleh PAR yang terdapat dipermukaan hepatosit pada kutubnya yang lain. Setelah itu VHB masuk ke dalam sitosol dari hepatosit. Didalam sitosol dari hepatositt ,protein VHB yang diproduksi oleh sel hepatosit yang terinfeksi akan dipecah menjadi peptide yang akan diambil oleh reticulum endoplasma, yaitu tempat molekul MHC kelas 1 dibuat, dan mengikat serta mengangkut fragmen peptide tersebut ke permukaan hepatosit. Bila ada limposit T CD8 yang lewat maka kompleks antigen-MHC kelas 1 akan dianggap oleh reseptor yang ada dipermukaan limposit CD8 dan menimbulkan signal pada sel limposit tersebut sehingga sel tersebut menjadi aktif, dan melepaskan sitokin yang dapat menghancurkan seluruh sel yang terinfeksi beserta isinya. Beberapa sel hepatosit yang rusak tersebut akan melepaskan enzimnya sehingga kadar SGOT,SGPT, bilirubin dan gamma-GT dalam serum meningkat. Waktu inkubasi VHB terentang antara 6 minggu sampai 6 bulan. Bila seseorang individu mengalami infeksi VHB maka ada tiga kemungkinan utama yang dapat terjadi, yaitu: •
Hepatitis akut (20% dengan gejala hepataitis akut yang nyata dan 80% berjalan
subklinis) •
Hepatitis menahun
•
Pengidap VHB sehat HBsAg biasanya positif selama beberapa gejala klinis dari penyakit masih ada,
dan baru menghilang beberapa minggu (1-12 minggu) kemudian HBsAg yang menetap lebih dari 6 bulan merupakan petunjuk dari infeksi HBV yang menahun atau penderita
akan menjadi VHB (carrier ) yang sehat. Pada orang dewasa sekitar 10% akan menjadi pengidap menahun,sebaiknya pada golongan anak,85-95% akan menjadi pengidap menahun. Dari pengidap VHB yang menahun, 67% akan berrkembang menjadi serosis hati,dan sebagian besar menjadi kanker hati.
3
Virus Hepatitis C(VHC) Hepatitis C adalah hepatitis viral yang disebabkan oleh virus Hepatitis C
(vhc=hcv), dan tergolong dalam kelompok hepatitis non-A ,non-B(NANB). Hepatitis viral inoi sering terjadi setelah transfuse darah atau pemberian komponen darah sehingga pada masa yang lalu hepatitis C ini disebut sebagai post transfusion NANB hepatitis. Dibeberapa daerah didapatkan hepatitis non-A non-B yang tidak mempunyai riwayat transfuse, dan disebut sebagai hepatitis sporadic atauu acquired community. Dari penelitian selanjutnya ternyata 40-50% dari penderita hepatitis ini menunjukkan antibody anti-HCV yang positif. Pada umunya hepatitis C member gejala klinis yang relative ringan bahkan sering tanpa gejala namun mempunyai kecenderungan untuk menjadi menahun atau serosis hati yang lebih besar bila dibandingkan dengan hepatitis viral yang lain. •
Stuktur Antigen Virus Hepatitis C
Virus hepatitis C merupakan virus RNA dengan genom berantai tunggal, dengan polaritas positif, diameter 30-60nm, dan panjang sekitar 10kb. VCH merupakan virus yang peka terhadap pelarut organic seeperti kloroform, terbungkus oleh envelop lipid dan termasuk dalam family antara flavivirus dan pestivirus. Genom VHC terdiri dari sekitar 9413 nukleotida dan mengkode sekitar 3010 asam amino. Menurut beberapa peneliti terdapat enam genotip strain VHC. Di Indonesia genotip yang sering dijumpai adalah subtype 1b, dan subtype 1 baru yang tidak didapatkan di Negara
lain. Genotipe VHC yang sering dijumpai di Surabaya adalah subtype 1b, subtype 1 baru, 2a dan subtype baru dari tipe 3. Genom VHC terdiri dari 3 bagian utama sebagai berikut : 1
Region non-coding ,terdiri dari 340 nukleotida dan belum banyak diketahui
funggsinya, 2
Region structural, terdiri dari region nukleokapsid atau core (c), dan region
envelope(surface=s),dan 3
Region non structural (NS), terdiri dari NS 1-NS5 dan sebag ian fungsi NS 2-NS5
tiddak diketahui. •
Imunopatogenesis
Masa inkubasi dari Hepatitis C berkisar antara 2-20 minggu denga n puncaknya antara 6-12 minggu dan rerata sekitar 7-8 minggu. Respon imun yang terjadi setel;ah masuknya VHC kedalam hepatosit, sama dengan respons imun penyakit yang lain, yaitu respons imun terhadap jasad renik intraseluler dalam sitosol dari sel yang terinfeksi. Antigen dari virus yang dibuat di dalam sitosol hepatosit akan merangsang MHC kelas 1 untuk membuat polipeptida yang mengangkut antigen tersebut ke permukaan sel untukdiikat oleh reseptor ddari limposit T CD8 sehingga sel ini teraktivasi. Limposit TCD8 yang teraktivitas tersebut akan mengeluarkan sitokin yang menghancurkan sel hepar, dan virus yang berada didepannya. Akibatnya akan terjadi peningkatan kadar ALT dalam serum penderita yang sering kali disertai oleh viremia. Beberapa menduga bahwa VHC dapat merusak sel hati secara lansung (directly cytopathic) sebab ada kaitan antara beratnya kerusakan sel hati dengan banyaknya virus. Pola fluktuasi ALT serum pada hepatitis C khas periode peningkatan ALT di selingi oleh periode ALT yang normal atau mendekati normal. VHC atau beberapa bagian virus yang berada ekstraseluler dapat ditangkap oleh beberapa reseptor pada permukaan limfosit B, dimasukan kedalam vokuol, dan diproses, lalu dipaparkan pada permukaan limfosit B dan ditangkap oleh reseptor limfosit T CD4 Th2. Sel CD4 Th2 yang teraktivitasi akan mengalami transformasi blas menjadi sel plasma yang mensekresi antibody spesifik terhadap antigen VHC. Serenkonversi sel plasma yang mensekresi antibody spesifik terhadap antigen VHC. Serekonversi biasanya terjadi 11-12 minggu
setelah infeksi, behkan dengan uji anti-HCV generasi II, antibody tersebut d apat dilacak 7-8 minggu setelah infeksi. Namun pada beberapa kasus, antibody tersebut baru timbul setelah infeksi berjalan setelah 6-12 bulan. Antibody pertama yang biasa timbul adalah antibody terhadap core, dan biasanya dapat dilacak sesaat sebelum atau bersamaan dengan peningkatan ALT serum. Antibody terhadap NS 3 biasanya timbul bersamaan atau sesaat setelah antibodi terhadap protein core, namun kadang kala (anti-C33c) dapat juga timbul sebelum anticore,dapatdideteks. Anti –C 100-3 (NS4) baru timbul 10-15 minggu setelah peninghktan ALT. Hepatitis Cdikatakan menjadi menahun bila kenaikan kadar ALT serum dan anti-HCV positif terjadi lebih dari 6 bulan atau 1 tahun’ Factor yang berperan dalam perubahan hepatitis C akut menuju menahun yaitu tingginya kadar ALT, sifat polifaksin, usia lanjut dan gangguan imunologis
•
TES LABORATORIUM Pemeriksaan HbsAg
•
PRA ANALITIK
Judul : pemeriksaan HbzAg Rapid test Metode : imunokromatografi Tujuan : untuk mengetahui adanya virus hepatitis B dalam serum penderita Prinsip : imunokromatografi dengan prinsip serum yang diteteskan pada bantalan sampel bereaksi dengan partikel yeng telah dilapisi dengan anti HBs (antibodi). Campuran ini selanjutnya akan bergerak sepanjang strip membran untuk berikatan dengan antibody spesifik. Pada daerah tes, sehingga akan menghasilkan garis warna. Dasar teori : HBsAg merupakan suatu tahap secara kualitatif yang menggunakan serum atau plasma dimana bertujuan untuk mendeteksi adanya HBsAg dalam serum atau plasma membrane yang dilapisi dengan anti HBsAg antibody pada daerah garis test selama proses pemeriksaan, sampel serum atau plasma bereksi dengan partikel yang ditutupi dengan anti HBsAg antibodi, campuran tersebut akan meresap sepanjang membrane kromatografi dengan anti HBsAg, anti pada membrane dan menghasilkan suatu hasil posotif pada daerah test, jika tidak menghasilkan garis yang berwarna pada daerah test
menunjukan hasil yang negatif. •
Alat dan Bahan
5
Tabung reaksi
6
Serum
7
Strip HBsAg atau strip ACON
•
ANALITIK
Cara kerja 8
Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
9
Siapkan serum dalam tabung reaksi
10
Keluarkan strip HBsAg dari kemasannya
11
Celupkan kedalam seru, biarkan selama 15 menit
12
Amati hasil test yang terjadi
•
PASCA ANALITIK
Interpretasi Hasil •
Positif (+) : terdapat 2 garis pada daerah control d an test
•
Invalid : tidak terjadi garis merah pada control test
•
Negatif (-) : terdapat satu garis pada kontrol
Negatif ( -) posotf (+) invalif
PEMERIKSAAN ANTI HBs •
PRA ANALITIK
Judul : pemeriksaan anti HBs Metode : imunokromatografi Tujuan : untuk mengetahui adanya antibody dalam serum. Prinsip : serum diteteskan kedalam wadah dan reaksi yang terjadi akan memberikan hasil dengan tanda garis Dasar teori : viral hepatitis adalah penyakit infeksi yang umumnya seing disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV) yang menjangkit hampir 5% dari populasi du nia dengan beberapa variasi setempat, penyakit ini dapat timbul tanpa gejala, akut(dengan kasus berat dan kematian) atau hepatitis kronik yang akan memburuk ke erisis dan atau hepatocalullar carcinoma dan kematian. Penyakit ini biasanya ditularkan melalui pertikaran cairan tubuh antara seseorang yang sehat dengan orang yang sakit. Alat dan Bahan : 2
Strip anti HBs
3
Tabung reaksi
4
Tips
5
Tissue
6
Serum
•
ANALITIK
Cara kerja : 7
Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
8
Darah dicentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit
9
Buka strip anti HBs dari kemasannya
10
Celupka strip tersebut kedalam tabung yang berisi serum
11
Biarkan selama 15 menit , angkat dan baca hasilnya
•
PASCA ANALITIK
Interpretasi Hasil : •
(+) : terdapat 2 garis pada daerah control dan tes
•
(-) : hanya terdapat 1 garis pada daerah control
•
Invalid : tidak terdapat garis pada daerah control dan tes
CENTRIFUGE
•
Centrifuge adalah sebuah peralatan, umumnya digerakkan oleh motor listrik (beberapa model lama yang berputar dengan tangan), yang menempatkan obyek di rotasi di sekitar sumbu tetap, menerapkan kekuatan untuk tegak lurus sumbu. •
Centrifuge bekerja menggunakan prinsip sedimentasi, di mana percepatan sentripetal menyebabkan zat padat untuk memisahkan sepanjang arah radial (bagian bawah tabung). Oleh objek yang sama ringan tanda akan cenderung bergerak ke atas (tabung, dalam gambar berputar, pindah ke pusat). Ada beberapa klasifikasi centrifuge menurut jenisnya, antara lain : 1. General Purpose Centrifuge
Model biasanya adalah tabletop (bisa diletakkan di atas meja) yang dirancang untuk pemisahansampel urine, serum atau cairan lain dari bahan padat yang tidak larut. Centrifuge ini
biasanyaberkecepatan 0-3000 rpm, dan bisa menampung sampel dari 5-100 ml. 2. Micro Centrifuge
Atau disebut juga microfuges, memutar microtubes khusus pada kecepatan tinggi. Volumemicotubes berkisar 0.5-2.0 ml. 3. Speciality Centrifuge
Yaitu centrifuge yang dipakai untuk keperluan yang lebih spesifik. Seperti microhematocritcentrifuges dan blood bank centrifuges, yang dirancang untuk pemakaian spesifik di laboratoriumklinik. Microhematocrit centrifuge adalah merupakan variasi dari microcentrifuge yang dapa t menampung sampel kapiler untuk pengukuran volume hematocrit pack cell, sedangkan BloodBank Centrifuge adalah centrifuge yang dipakai di bank darah dan serologi yang dirancang untukmemisahkan sampel serologis dalam tabung.Jenis lain adalah centrifuge berkecepatan tinggi, yaitu ultracentrifuges dan refrigeratedcentrifuges. Centrifuge berkecepatan tinggi berputar pada kecepatan 0-20.000 rpm danultracentrifuge berputar pada kecepatan di atas 50.000 rpm. Kebanyakan centrifuge ini dilengkapi dengan sistem pendinginan untuk menjaga sampel tetap dingin selama sentrifugasi. Centrifuge inilazim dipakai di laboratorium penelitian.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan centrifuge 1. Centrifuge harus berada di tempat yang datar air. 2. Bersihkan dinding dalam dengan larutan antiseptic setiap minggu atau bila ada tumpahan atau tabung yang pecah. 3. Gunakan tabung sesuai ukuran tiap centrifuge. 4. Beban harus dibuat seimbang sebelum centrifuge dijalankan. 5. Pastikan penutupnya telah menutup dengan bailk dan kencang sebelum centrifuge dijalankan. 6. Periksa bantalan pada wadah centrifuge.
Kalibrasi RPM centrifuge 1. Tachometer mekanik Tachometer mekanik adalah kabel yang lentur. Cara kerja: 1) Ujung kabel yang satu dikaitkan pada kemparan motor di dalam,sedangkan ujung yang lain dihubungkan denagn alat meter. 2) Set centrifuge pada RPM yang paling sering dipakai,kemudian jalankan. 3) Catat RPM yang ditunjukkan oleh meter pada tachometer. 2. Tachometer elektrikal Cara kerja: a) Letakkan bagian magnit di sekeliling coil,sehingga menimbullkan aliran listrik bila alat dijalankan. b) Set centrifuge pada RPM yang paling sering dipakai,kemudian jalankan. c) Aliran listrik yang timbul akan menggerakkan bagian meter 3. Strobe light Alat ini digunakan bila tachometer tidak dapat menjangkau motor.pemeriksaan
dilakukan beberapa kali dan hitung rata-ratanya.
Kecepatan putar/rpm masih dapat diterima bila nilai rata-rata yang diperoleh adalah ±5 % rpm yang seharusnya.
Kalibrasi TIMER Centrifuge 1. Kalibrasi timer dapat dilakukan dengan menggunakan stopwatch. Cara kerja: a. Set centrifuge pada waktu yang sering dipakai. b. Jalankan alat dan bersamaan dengan itu jalankan stopwatch. c. Pada waktu centrifuge berhenti,matikan centrifuge. d. Catat waktu yang ditunjukkan oleh stopwatch. Timer masih dapat diterima bila niali rata-ratanya adalah ±10 % waktu yang sering dipakai
A. Pengertian Elisa Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA) adalah suatu teknik biokimia yang terutama digunakan dalam bidang imunologi untuk mendeteksi kehadiran antibodi atau antigen dalam suatu sampel.
B. Alat yang di gunakan yaitu Mini Vidas
Alat mini vidas adalah salah satu alat yang digunakan untuk pemeriksaan imunologi. Prinsip alat ini merupakan modifikasi dari prinsip ELISA yang pembacaannya berdasarkan fluoresensi.
C. Komponen-komponen mini vidas 1. Tombol on/off 2. Tray Berfungsi sebagai tempat untuk memasukkan strip yang berisi sampel dan reagen. 3. Display (Layar) Berfungsi sebagai tempat untuk menampilkan program pada alat. 4. Printer 5. Inkubator Berfungsi untuk proses inkubasi pada pemeriksaan, agar reaksi lebih sempurna biasanya pada suhu 37 0C
D. SISTEM YANG DIGUNAKAN PADA UJI VIDAS Ø Sistem VIDAS uji menggunakan sistem reagen Strip. Ø SPR (Wadah Fase Padat) dilapisi dengan antigen atau antibodi. Ø Strip berisi semua reagen yang diperlukan untuk reaksi. SPR bertindak sebagai pipetting dan perangkat reagen transfer. Ø Pada setiap tahap reaksi, maka aspirasi reagen masuk dan keluar. Iniuntukmencegah kontaminasi antar-reagen atau antar-sampel.
E. Prosedur pengoperasian mini vidas: 1. Sambungkan UPS pada listrik. Nyalakan UPS. 2. Tekan tombol on/off yang terdapat pada bagian belakang alat. 3. Alat akan melakukan inisialisasi/warming up kurang lebih 10 menit. 4. Setelah selesei, pada layar akan muncul menu utama sebagai berikut: 5. Pilih “STATUS SCREEN” untuk masuk pada program pemeriksaan. F.
KALIBRASI KONTROL DAN SAMPEL 1. Letakkan strip dan SPR pada section yang dikehendaki (misal:section A) 2. Pilih “STATUS SCREEN” pada menu utama. 3. Pilih section yang dkehendaki (misal:section A). 4. Pilih posisi A1 (dengan menekan angka 1 pada keypad) 5. Pilih S dan angka 1 pada keypad (S1 untuk posisi A1), lalu tekan enter. Pilih S dan angka 1 pada keypad (S1 untuk posisi A2), lalu tekan enter Pilih S dan angka 1 pada keypad (S1 untuk posisi A3), apabila kalibrasi triplo, lalu tekan enter. 6. Pilih C dan angka 1 pada keypad (C1 untuk posisi A4), lalu tekan enter Pilih Cdan angka 2 pada keypad (C2 apabila ada, untuk posisi A5) lalu tekan enter. 7. Pilih sampel ID (pasien untuk posisi A6) 8. Masukkan sampel ID pasien tersebut (max 12 huruf/angka), lalu tekan enter. 9. Setelah selesei tekan start. 10. Alat tersebut akan mengkalibrasi sendiri.
G.
Hal-hal yang perlu diperhatikan: 1. Pemeriksaan dengan reagen baru terlebih dahulu MLE pada secara otomatis 2. SPR dan strip reagents yang digunakan harus sama 3. Setiap 1 SPR dan 1 strip reagen hanya untuk satu test 4. Kalibrasi dan running control dilakukan setiap 2 minggu sekali 5. Setelah selesai digunakan mini vidas dapat langsung dimatikan tanpa harus melalui prosedur khusus
2. Larutan buffer standar Cara : -
Siapkan larutan – larutan buffer standar pH 4,7 dan 9 , aquadest serta tissue halus.
-
Hubungkan pH meter dengan elektroda gelas.
-
Nyalakan pH meter.
-
Bilas elektroda dengan aquades yang baru dan keringkan dengan kertas tissue, masukkan ke dalam beaker glass berisi larutan buffer pH 7.
-
Periksa penunjukkan pH, tepatkan sampai menunjukkan pH 7 dengan mengatur zero. Ulangi sampai konstan.
-
Bila elektroda dengan aquadest dan keringkan dengan kertas tissue, lakukan hal yang sama ke dalam larutan buffer pH 4. periksa penunjuk pH, tepetkan sampai menunjukkan pH 4 dengan mengatur kompensasi. Ulangi sampai meter menunjukkan angka konstan.
i.
-
Lakukan hal yang sama untuk buffer pH 9.
-
pH buffer siap untuk digunakan.
Pipet Cara : -
Timbang botol timbangan dengan timbang analitik, kemudian catat hasilnya, misalnya A mg.
-
Isap aquadest yang sudah diukur suhunya dengan pipet yang sudah
dikalibrasi, masukkan dalam botol timbang. Misalnya suhu aquadest 25, 1 0C, tentukan berat jenisnya (BJ) dengan melihat pada tabel BJ aquadest yaitu 0,997017. (daftar berat jenis aquadest dapat dilihat pada tabel 11 di bawah ini). -
Timbang botol timbangan yang sudah berisi aquadest dan catat hasilnya, misalnya B mg.
-
Hitung berat aquadest yaitu (B-A) mg.
-
Maka volume aquadest adalah : Berat aquadest (B-A) Volume = BJ aquadest (0,997017
-
Hitung perbedaan antara volume hasil perhitungan di atas dengan volume yang dipipet.
-
Batas penyimpangan yang masih diperbolehkan sesuai dengan jenis pipet dapat dilihat pada tabel 12 di bawah. Cara kalibrasi ini juga dapat dilakukan pula untuk labu volumetrik dan gelas ukur dan lain – lain.
Rotator (Shaker) Kalibrasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Menggunakan tachometer Bila kecepatan antara tachometer dengan alat pengukur kecepatan pada rotator menunjukkan angka yang sama, berarti alat dalam keadaan baik. 2. menggunakan cara sederhana sebagai berikut : -
pegang pensil secara tegak disamping plate.
-
Jalankan rotator sambil memilih jam
-
Hitung sentuhan plate pada pinsil dalam waktu 1 menit.
-
Bila jumlah hitungan sesuai dengan alat pengukur kecepatan, berarti alat dalam keadaan baik.