LAPORAN PENDAHULUAN ABSES MANDIBULA DI RUANG ANGGREK TENGAH RSUP PERSAHABATAN
DISUSUN OLEH : AMALIAH APRILIANITA 201603001
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO PROGRAM PROFESI NERS 2017
LAPORAN PENDAHULUAN ABSES MANDIBULA A. Definisi
Abses adalah infeksi kulit dan subkutis dengan gejala berupa kantong berisi nanah. (Siregar, 2004). Sedangkan abses mandibula adalah abses yang terjadi di mandibula. Abses dapat terbentuk di ruang submandibula atau salah satu komponennya sebagai kelanjutan infeksi dari daerah leher. (Smeltzer dan Bare, 2001)
B. Etiologi
Menurut Siregar (2004) suatu infeksi bakteri bisa menyebabkan abses melalui beberapa cara antara lain: 1. Bakteri masuk kebawah kulit akibat luka yang berasal dari tusukan jarum yang tidak steril 2. Bakteri menyebar dari suatu infeksi dibagian tubuh yang lain 3. Bakteri yang dalam keadaan normal hidup di dalam tubuh manusia dan tidak menimbulkan gangguan, kadang bisa menyebabkan terbentuknya abses.
C. Patofisiologi
Jika bakteri menyusup kedalam jaringan yang sehat, maka akan terjadi infeksi. Sebagian sel mati dan hancur, meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan sesel yang terinfeksi. Sel-sel darah putih yang merupakan pertahanan tubuh dalam melawan infeksi, bergerak kedalam rongga tersebut, dan setelah menelan bakteri.sel darah putih akan mati, sel darah putih yang mati inilah yang membentuk nanah yang mengisis rongga tersebut. Akibat penimbunan nanah ini, maka jaringan disekitarnya akan terdorong jaringan pada akhirnya tumbuh di sekeliling abses dan menjadi dinding pembatas. Abses hal ini merupakan mekanisme tubuh mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut jika suatu abses pecah di dalam tubuh maka infeksi bisa menyebar kedalam tubuh maupun
dibawah
permukaan
kulit,
tergantung
kepada
lokasi
abses
(www.medicastre.com,2004).. (www.medicastre.com,2004)
D. Manifestasi Klinis
Menurut Smeltzer dan Bare (2001), gejala dari abses tergantung kepada lokasi dan pengaruhnya terhadap fungsi suatu organ saraf. Gejalanya bisa berupa : 1. Nyeri 2. Nyeri tekan 3. Teraba hangat 4. Pembengakakan 5. Kemerahan 6. Demam
E. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Siregar (2004), abses dikulit atau dibawah kulit sangat mudah dikenali. Sedangkan abses dalam sering kali sulit ditemukan. Pada penderita abses, biasanya pemeriksaan darah menunjukkan peningkatan jumlah sel darah putih.
F. Komplikasi
Komplikasi/dampak yang mungkin terjadi akibat dari Abses mandibula menurut Siregar (2004) adalah: 1. Kehilangan gigi 2. Penyebaran infeksi pada jaringan lunak dapat mengakibatkan selulitis wajah dan Ludwig’s angina 3. Penyebaran infeksi pada tulang rahang dapat mengakibatkan osteomyelitis mandibula atau maksila 4. Penyebaran infeksi pada daerah tubuh yang lain, menghasilkan abses serebral, endokarditis, pneumonia, atau gangguan lainnya.
G. Penatalaksanaan Medis
Menurut FKUI (1990), antibiotika dosis tinggi terhadap kuman aerob dan anaerob harus diberikan secara parentral. Evaluasi abses dapat dilakukan dalam anastesi lokal untuk abses yang dangkal dan terlokalisasi atau eksplorasi dalam narkosis bila letak abses dalam dan luas. Insisi dibuat pada tempat yang paling berfluktuasi atau setinggi 0,5 tiroid, tergantung letak dan luas abses. Pasien dirawat inap sampai 1-2 hari gejala dan tanda infeksi reda. Suatu abses seringkali membaik tanpa pengobatan, abses akan pecah dengan sendirinya dan mengeluarkan isinya,.kadang abses menghilang secara perlahan karena tubuh menghancurkan infeksi yang terjadi dan menyerap sisa-sisa infeksi, abses pecah dan bisa meninggalkan benjolan yang keras. Untuk meringankan nyeri dan mempercepat penyembuhan, suatu abses bisa ditusuk dan dikeluarkan isinya. Suatu abses tidak memiliki aliran darah, sehingga
pemberian antibiotik biasanya sia-sia antibiotik biasanya diberikan setelah abses mengering dan hal ini dilakukan untuk mencegah kekambuhan. Antibiotik juga diberikan jika abses menyebarkan infeksi kebagian tubuh lainnya.
H. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan Data yang harus dikumpulkan dalam pengkajian yang dilakukan pada kasus abses mandibula menurut Doenges, (2001) adalah sebagai berikut : a. Aktifitas/istirahat Data Subyektif : Pusing, sakit kepala, nyeri, n yeri, mulas. Data Obyektif : Perubahan kesadaran, masalah dalam keseimbangan cedera (trauma). b. Sirkulasi Data
Obyektif:
kecepatan
(bradipneu,
takhipneu),
pola
napas
(hipoventilasi, hiperventilasi, dll). c. Integritas ego Data Subyektif: Perubahan tingkah laku/ kepribadian (tenang atau dramatis) Data Obyektif : cemas, bingung, depresi. d. Makanan dan cairan Data Subyektif : Mual, muntah, dan mengalami perubahan selera makan. Data Obyektif : Mengalami distensi abdomen. e. Nyeri dan kenyamanan Data Subyektif : nyeri pada rahang dan bengkak Data Obyektif : Wajah meringis, gelisah, merintih. f. Pernafasan Data Subyektif : Perubahan pola nafas. Data Objektif: Pernapasan menggunakan otot bantu pernapasan/ otot aksesoris.
2. Dignosa keperawatan Pre Operatif
a. Nyeri Akut b. Hipertermi c. Ansietas d. Gangguan Integritas Kulit Intra Operatif
a. Resiko Infeksi Post Operatif
a. Nyeri Akut b. Hipotermi
3. Intervensi Keperawatan Pre operatif Daftar Diagnosa
NOC Pain Level, Nyeri Akut Kelas : pain control, Domain : comfort level Definisi : setelah dilakukan Sensori yang tidak tindakan keperawatan menyenangkan dan selama 1x 24 jam pengalaman emosional yang diharapkan nyeri muncul secara aktual atau berkurang dengan potensial kerusakan jaringan Kriteria Hasil: atau menggambarkan adanya 1. Mampu mengontrol kerusakan (Asosiasi Studi nyeri (tahu penyebab Nyeri Internasional): serangan nyeri, mampu mendadak atau pelan menggunakan tehnik intensitasnya dari ringan nonfarmakologi sampai berat yang dapat untuk mengurangi diantisipasi dengan akhir yang nyeri, mencari dapat diprediksi dan dengan bantuan) durasi kurang dari 6 bulan. 2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang Batasan karakteristik : dengan menggunakan Laporan secara verbal atau manajemen nyeri non verbal 3. Mampu mengenali Fakta dari observasi nyeri (skala, Posisi antalgic untuk intensitas, frekuensi menghindari nyeri dan tanda nyeri) Gerakan melindungi 4. Menyatakan rasa Tingkah laku berhati-hati nyaman setelah nyeri Muka topeng berkurang Gangguan tidur (mata sayu, 5. Tanda vital dalam tampak capek, sulit atau rentang normal gerakan kacau, menyeringai Terfokus pada diri sendiri Fokus menyempit (penurunan
NIC Pain Management . Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi . Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan . Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien . Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri . Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau . Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau . Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan . Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan . Kurangi faktor presipitasi nyeri 0. Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter personal) 1. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi 2. Ajarkan tentang teknik non farmakologi
persepsi waktu, kerusakan proses berpikir, penurunan interaksi dengan orang dan lingkungan) Tingkah laku distraksi, contoh : jalan-jalan, menemui orang lain dan/atau aktivitas, aktivitas berulang-ulang Respon autonom (seperti diaphoresis, perubahan tekanan darah, perubahan nafas, nadi dan dilatasi pupil) Perubahan autonomic dalam tonus otot (mungkin dalam rentang dari lemah ke kaku) Tingkah laku ekspresif (contoh : gelisah, merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas panjang/berkeluh kesah) Perubahan dalam nafsu makan dan minum
3. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri 4. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri 5. Tingkatkan istirahat 6. Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil 7. Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
Faktor yang berhubungan : Agen injuri (biologi, kimia, fisik, psikologis) hipertermi Kelas : Domain : Definisi : suhu tubuh naik diatas rentang normal
Batasan Karakteristik: kenaikan suhu tubuh diatas rentang normal serangan atau konvulsi (kejang) kulit kemeraha
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan suhu tubuh kembali normal dengan Kriteria Hasil : 1. Suhu tubuh dalam rentang normal 2. Nadi dan RR dalam rentang normal 3. Tidak ada perubahan warna
1. Monitor suhu sesering mungkin 2. Monitor warna dan suhu kulit 3. Monitor tekanan darah, nadi dan RR 4. Monitor penurunan tingkat kesadaran 5. Monitor WBC, Hb, dan Hct 6. Monitor intake dan output 7. Berikan anti piretik 8. Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam 9. Selimuti pasien
pertambahan RR takikardi saat disentuh tangan terasa hangat
kulit dan 4. tidak ada pusing
Faktor faktor yang berhubungan : penyakit/ trauma peningkatan metabolisme aktivitas yang berlebih pengaruh medikasi/anastesi ketidakmampuan/penurunan kemampuan untuk berkeringat terpapar dilingkungan panas dehidrasi pakaian yang tidak tepat Anxiety control Ansietas Kelas : Coping Domain : Definsi : Perasaan gelisah Setelah dilakukan yang tak jelas dari tindakan keperawatan ketidaknyamanan atau selama 1x24 jam ketakutan yang disertai respon diharapkan kecemasan autonom (sumner tidak yang dirasakan klien spesifik atau tidak diketahui berkurang dengan oleh individu); perasaan Kriteria Hasil : keprihatinan disebabkan dari 1. Klien mampu antisipasi terhadap bahaya. mengidentifikasi Sinyal ini merupakan dan peringatan adanya ancaman mengungkapkan yang akan datang dan gejala cemas memungkinkan individu 2. Mengidentifikasi, untuk mengambil langkah mengungkapkan untuk menyetujui terhadap dan menunjukkan tindakan tehnik untuk mengontol cemas Batasan karakteristik 3. Vital sign dalam
10. Berikan cairan intravena 11. Kompres pasien pada lipat paha dan aksila 12. Tingkatkan sirkulasi udara 13. Berikan pengobatan untuk mencegah terjadinya menggigil
Anxiety Reduction (penurunan kecemasan) Gunakan pendekatan yang menenangkan Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis Dorong keluarga untuk menemani anak Lakukan back / neck rub Dengarkan dengan penuh perhatian Identifikasi tingkat kecemasan Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan,
Gelisah Insomnia Resah Ketakutan Sedih Fokus pada diri Kekhawatiran Cemas
batas normal 4. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan
ketakutan, persepsi Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi Barikan obat untuk mengurangi kecemasan
Intra Operatif Daftar diagnosa
NOC
NIC
Resiko Infeksi Kelas : Domain : Definisi : Definisi : Peningkatan resiko masuknya organisme patogen
Immune Status Knowledge : Infection control Risk control
Infection Control (Kontrol infeksi) 1. Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain 2. Pertahankan teknik isolasi 3. Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan 4. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan kperawtan 5. Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung 6. Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat 7. Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing sesuai dengan petunjuk umum 8. Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi kandung kencing 9. Tingktkan intake nutrisi 10. Berikan terapi antibiotik bila perlu
Faktor-faktor resiko : Prosedur Infasif Trauma Kerusakan jaringan dan peningkatan paparan lingkungan Agen farmasi (imunosupresan) Peningkatan paparan lingkungan patogen Ketidakadekuatan imum buatan Tidak adekuat pertahanan sekunder (penurunan Hb, Leukopenia, penekanan respon inflamasi) Tidak adekuat pertahanan tubuh primer (kulit tidak utuh, trauma jaringan, penurunan kerja silia, cairan tubuh statis, perubahan sekresi pH, perubahan peristaltik)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam 1x24 jam diharapkan klien terhindar dari resiko infeksi dengan Kriteria Hasil : Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi Jumlah leukosit dalam batas normal
Post Operatif Nyeri Akut Kelas : Domain : Definisi : Sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang muncul secara aktual atau potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan adanya kerusakan (Asosiasi Studi Nyeri Internasional): serangan mendadak atau pelan intensitasnya dari ringan sampai berat yang dapat diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi dan dengan durasi kurang dari 6 bulan.
Batasan karakteristik : Laporan secara verbal atau non verbal Fakta dari observasi Posisi antalgic untuk menghindari nyeri Gerakan melindungi Tingkah laku berhati-hati Muka topeng Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek, sulit atau gerakan kacau, menyeringai Terfokus pada diri sendiri Fokus menyempit
Pain Level, pain control, comfort level setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 24 jam diharapkan nyeri berkurang dengan Kriteria Hasil: Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan) Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang Tanda vital dalam rentang normal
Pain Management 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi 2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan 3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien 4. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri 5. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau 6. Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau 7. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan 8. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan 9. Kurangi faktor presipitasi nyeri 10. Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter personal) 11. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi 12. Ajarkan tentang teknik non farmakologi 13. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
(penurunan persepsi waktu, kerusakan proses berpikir, penurunan interaksi dengan orang dan lingkungan) Tingkah laku distraksi, contoh : jalan-jalan, menemui orang lain dan/atau aktivitas, aktivitas berulang-ulang Respon autonom (seperti diaphoresis, perubahan tekanan darah, perubahan nafas, nadi dan dilatasi pupil) Perubahan autonomic dalam tonus otot (mungkin dalam rentang dari lemah ke kaku) Tingkah laku ekspresif (contoh : gelisah, merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas panjang/berkeluh kesah) Perubahan dalam nafsu makan dan minum
14. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri 15. Tingkatkan istirahat 16. Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil 17. Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri Analgesic Administration 1. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat 2. Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi 3. Cek riwayat alergi 4. Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika pemberian lebih dari satu 5. Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri 6. Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal 7. Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur 8. Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali 9. Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat 10. Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping)
Faktor yang berhubungan : Agen injuri (biologi, kimia, fisik, psikologis)
Hipotermi
Kelas : Domain :
Termoregulasi Setelah dilakukan tindakan keperawatan
Temperature regulation 1. Monitor suhu minimal tiap 2 jam 2. Rencanakan monitoring suhu
Definisi :
selama 1x24 jam diharapkan suhu tubuh klien dalam batas normal dengan kriteria hasil : Kriteria Hasil : Nadi dan RR dalam rentang normal
secara kontinyu 3. Monitor TD, nadi, dan RR 4. Monitor warna dan suhu kulit 5. Monitor tanda-tanda hipotermi 6. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi 7. Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh Vital sign Monitoring 1. Monitor TD, nadi, suhu, dan RR 2. Catat adanya fluktuasi tekanan darah 3. Monitor sianosis perifer 4. Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik) 5. Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddarth’s. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Medical Bedah Edisi 8 volume 2. Jakarta : EGC. Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan: diagnosis NANDA, intervensi NIC, kriteria hasil NOC . Jakarta: EGC. Corwin, Elizabeth J. 2009. 2009. Buku Buku Saku Patofisiologi. Patofisiologi. Jakarta: EGC.