LAPORAN PENDAHULUAN DOWN SYNDROM PADA ANAK
I. KONSEP DASAR A.
Pengertian
Kela Kelain inan an bawa bawaan an seja sejak k lahi lahirr yang yang terj terjad adii pada pada 1 dian dianta tara ra 700 700 bayi bayi.. Mongolisma ( Down’s Syndrome ) ditandai oleh kelainan jiwa atau cacat mental mulai mulai dari dari yang yang seda sedang ng samp sampai ai bera berat. t. Tetap Tetapii hamp hampir ir semu semuaa anak anak yang yang menderita kelainan ini dapat belajar membaca dan merawat dirinya sendiri. adalah ah suat suatu u kump kumpul ulan an geja gejala la akib akibat at dari dari abno abnorm rmal alita itass Sindro Sin drom m Dow Down n adal kromos kromosom, om, biasan biasanya ya kromos kromosom om 21, yang yang tidak tidak berhas berhasil il memisa memisahka hkan n diri diri selama meiosis sehingga terjadi individu dengan 47 kromosom. Sindrom ini pertama kali diuraikan oleh Langdon Down pada tahun 1866.
Down Syndrom merupakan kelainan kromosom autosomal yang paling banyak terja terjadi di pada pada manu manusi sia. a. Dipe Diperk rkir irak akan an 20 % anak anak deng dengan an down down synd syndro rom m dilahirkan oleh ibu yang berusia diatas 35 tahun. Synrom down merupakan cacat bawaan yang disebabkan oleh adanya kelebiha kromosom x. Syndrom ini juga disebut Trisomy 21, karena 3 dari 21 kromosom menggantikan yang normal.95 % kasus syndrom down disebabkan oleh kelebihan kromosom.
B.
Etiologi
Penyebab dari Sindrom Down adalah adanya kelainan kromosom yaitu terletak pada kromosom 21 dan 15, dengan kemungkinan-kemungkinan : 1.
Non Disjunction sewaktu osteogenesis ( Trisomi )
2. Transl Transloka okasi si krom kromoso osom m 21 21 dan dan 15 15 3.
Postzygotic non disjunction ( Mosaicism )
Faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya kelainan kromosom ( Kejadian
Non Disjunctional ) adalah : 1. Genetik Kare Karena na menu menuru rutt hasi hasill pene peneli liti tian an epid epidem emio iolo logi gi meng mengat ataka akan n adan adanya ya peningkatan resiko berulang bila dalam keluarga terdapat anak dengan syndrom down.
18
2. Radiasi Ada sebagian besar penelitian bahwa sekitar 30 % ibu yang melahirkan ank dengan syndrom down pernah mengalami radiasi di daerah sebelum terjadi konsepsi. 3.
Infeksi Dan Kelainan Kehamilan
4.
Autoimun dan Kelainan Endokrin Pada ibu
Terutama autoimun tiroid atau penyakit yang dikaitkan dengan tiroid. 5.
Umur Ibu
Apabila umur ibu diatas 35 tahun diperkirakan terdapat perubahan hormonal yang dapat menyebabkan “non dijunction” pada kromosom. Perubahan endokrin seperti meningkatnya sekresi androgen, menurunnya kadar hidroepiandrosteron, menurunnya konsentrasi estradiolsistemik, perubahan konsentrasi reseptor hormon danpeningkatan kadar LH dan FSH secara tiba-tiba sebelum dan selam menopause. Selain itu kelainan kehamilan juga berpengaruh. 6.
Umur Ayah
Selain itu ada faktor lain seperti gangguan intragametik, organisasi nukleolus, bahan kimia dan frekuensi koitus.
Gejala Klinis
A.
Berat badan waktu lahir dari bayi dengan syndrom down umumnya kurang dari normal. Beberapa Bentuk Kelainan Pada Anak Dengan Syndrom Down : 1.
Sutura Sagitalis Yang Terpisah
2.
Fisura Palpebralis Yang Miring
3.
Jarak Yang Lebar Antara Kaki
4.
Fontarela Palsu
5.
“Plantar Crease” Jari Kaki I Dan II
6. Hyperfleksibilitas 7. Peningkatan Jaringan Sekitar Leher 8. Bentuk Palatum Yang Abnormal 9.
Hidung Hipoplastik
10.
Kelemahan Otot Dan Hipotonia
11.
Bercak Brushfield Pada Mata
19
12.
Mulut Terbuka Dan Lidah Terjulur
13.
Lekukan Epikantus (Lekukan Kulit Yang Berbentuk Bundar) Pada
Sudut Mata Sebelah Dalam 14.
Single Palmar Crease Pada Tangan Kiri Dan Kanan
15.
Jarak Pupil Yang Lebar
16.
Oksiput Yang Datar
17.
Tangan Dan Kaki Yang Pendek Serta Lebar
18.
Bentuk / Struktur Telinga Yang Abnormal
19.
Kelainan Mata, Tangan, Kaki, Mulut, Sindaktili
20.
Mata Sipit
Menurut pendapat lain gejala Down Syndrome seperti : (http://www.manajemenqolbu.com/new/kolom.php?produk_id=4) Gejala-Gejala :
1. Anak-anak yang menderita kelainan ini umumnya lebih pendek dari anak yang umurnya sebaya. 2. Kepandaiannya lebih rendah dari normal. 3. Lebar tengkorak kepala pendek, mata sipit dan turun, dagu kecil yang mana lidah kelihatan menonjol keluar dan tangan lebar dengan jari-jari pendek. 4. Pada beberapa orang, mempunyai kelaianan jantung bawaan. Juga sering ditemukan kelainan saluran pencernaan seperti atresia esofagus (penyumbatan kerongkongan) dan atresia duodenum, jugaa memiliki resiko tinggi menderita leukimia limfositik akut. Dengan gejala seperti itu anak dapat mengalami komplikasi retardasi mental, kerusakan hati, bawaan, kelemahan neurosensori, infeksi saluran nafas berulang, kelainan GI. Komplikasi
1. Penyakit Alzheimer’s (penyakit kemunduran susunan syaraf pusat) 2. Leukimia (penyakit dimana sel darah putih melipat ganda tanpa terkendalikan). Penyebab
1. Pada kebanyakan kasus karena kelebihan kromosom (47 kromosom, normal 46, dan kadang-kadang kelebihan kromosom tersebut berada ditempat yang tidak normal)
20
2. Ibu hamil setelah lewat umur (lebih dari 40 th) kemungkinan melahirkan bayi dengan Down syndrome. 3. Infeksi virus atau keadaan yang mempengaruhi susteim daya tahan tubuh selama ibu hamil.
B.
Patofisiologi
Penyebab yang spesifik belum diketahiui, tapi kehamilan oleh ibu yang berusia diatas 35 tahun beresiko tinggi memiliki anak syndrom down. Karena diperjirakan terdapat perubahan hormonal yang dapat menyebabkan “nondisjunction” pada kromosom yaitu terjadi translokasi kromosom 21 dan 15. Hal ini dapat mempengaruhi pada proses menua.
C.
Prognosis
44 % syndrom down hidup sampai 60 tahun dan hanya 14 % hidup sampai 68 tahun. Tingginya angka kejadian penyakit jantung bawaan pada penderita ini yang mengakibatkan 80 % kematian. Meningkatnya resiko terkena leukimia pada syndrom down adalah 15 kali dari populasi normal. Penyakit Alzheimer yang lebih dini akan menurunkan harapan hidup setelah umur 44 tahun. Anak syndrom down akan mengalami beberapa hal berikut : 1. Gangguan tiroid 2. Gangguan pendengaran akibat infeksi telinga berulang dan otitis serosa 3. Gangguan penglihatan karena adanya perubahan pada lensa dan kornea 4. Usia 30 tahun menderita demensia (hilang ingatan, penurunan kecerdasan danperubahan kepribadian)
D.
Pencegahan
1. Konseling Genetik maupun amniosentesis pada kehamilan yang dicurigai akan sangat membantu mengurangi angka kejadian Sindrom Down. 2.
Dengan Biologi Molekuler, misalnya dengan “ gene targeting “ atau
yang dikenal juga sebagai “ homologous recombination “ sebuah gen dapat dinonaktifkan.
21
C.
Diagnosis
Pada pemeriksaan radiologi didapatkan “brachyaphalic” sutura dan frontale yang terlambat menutup. Tulang ileum dan sayapnya melebar disertai sudut asetabular yang lebar. Pemeriksaan kariotiping untuk mencari adanya translokasi kromosom. Diagnosis antenatal dengan pemeriksaan cairan amnion atau vili karionik, dapat dilakukan secepatnya pada kehamilan 3 bulan atau pada ibu yang sebelumnya pernah melahirkan anak dengan syndrom down. Bila didapatkan janin yang dikandung menderita sydrom down dapat ditawarkan terminasi kehamilan kepada orang tua. Pada anak dengan Sindrom Down mempunyai jumlah kromosom 21 yang berlebih ( 3 kromosom ) di dalam tubuhnya yang kemudian disebut trisomi 21. Adanya kelebihan kromosom menyebabkan perubahan dalam proses normal yang mengatur embriogenesis. Materi genetik yang berlebih tersebut terletak pada bagian lengan bawah dari kromosom 21 dan interaksinya dengan fungsi gen lainnya menghasilkan suatu perubahan homeostasis yang memungkinkan terjadinya penyimpangan perkembangan fisik ( kelainan tulang ), SSP ( penglihatan, pendengaran ) dan kecerdasan yang terbatas.
H. Penatalaksanan 1.
Penanganan Secara Medis a.
Pendengarannya : sekitar 70-80 % anak syndrom down terdapat
gangguan pendengaran dilakukan tes pendengaran oleh THT sejak dini. b.
Penyakit jantung bawaan
c.
Penglihatan : perlu evaluasi sejak dini.
d.
Nutrisi : akan terjadi gangguan pertumbuhan pada masa bayi /
prasekolah. e.
Kelainan tulang : dislokasi patela, subluksasio pangkal paha /
ketidakstabilan atlantoaksial. Bila keadaan terakhir ini sampai menimbulkan medula spinalis atau bila anak memegang kepalanya dalam posisi seperti tortikolit, maka perlu pemeriksaan radiologis untuk memeriksa spina servikalis dan diperlukan konsultasi neurolugis.
22
2. Pendidikan a.
Intervensi Dini
Program ini dapat dipakai sebagai pedoman bagi orang tua untuk memberi lingkunga yang memeadai bagi anak dengan syndrom down, bertujuan untuk latihan motorik kasar dan halus serta petunjuk agar anak mampu berbahasa. Selain itu agar ankak mampu mandiri sperti berpakaian, makan, belajar, BAB/BAK, mandi,yang akan memberi anak kesempatan. b.
Taman Bermain
Misal dengan peningkatan ketrampilan motorik kasar dan halus melalui bermain dengan temannya, karena anak dapat melakukan interaksi sosial dengan temannya. c.
Pendidikan Khusus (SLB-C)
Anak akan mendapat perasaan tentang identitas personal, harga diri dan kesenangan. Selain itu mengasah perkembangan fisik, akademis dan
dan kemampuan sosial, bekerja dengan baik dan menjali
hubungan baik. 3.
Penyuluhan Pada Orang Tua
II. ASUHAN KEPERAWATAN 1.
Pengkajian
1. Selama Masa Neonatal Yang Perlu Dikaji : a.
Keadaan suhu tubuh terutama masa neonatal
b.
Kebutuhan nutrisi / makan
c.
Keadaan indera pendengaran dan penglihatan
d.
Pengkajian tentang kemampuan kognitif dan perkembangan
mental anak e.
Kemampuan anak dalam berkomunikasi dan bersosialisasi
f.
Kemampuan motorik
g.
Kemampuan keluarga dalam merawat anak denga syndrom
down terutama tentang kemajuan perkembangan mental anak 2. Pengkajian terhadap kemampuan motorik kasar dan halus 3. Pengkajian kemampuan kognitif dan perkembangan mental 4. Pengkajian terhadap kemampuan anak untuk berkomunikasi
23
5. Tes pendengaran, penglihatan dan adanya kelainan tulang 6. Bagaimana penyesuaian keluarga terhadap diagnosis dan kemajuan perkembangan mental anak. B.
Diagnosa 1.
Perubahan
nutrisi
(pada
neonatus)
:
kurang
dari
kebutuhan
berhubungan dengan kesulitan pemberian makanan karena lidah yang menjulur dan palatum yang tinggi. 2.
Resiko terhadap cidera berhubungan dengan kemampuan pendengaran
yang berkurang. 3.
Tidak efektifnya koping keluarga berhubungan dengan faktor finansial
yang dibutuhkan dalam perawatan dan mempuyai anak yang tidak normal. 4.
Kurangnya interaksi sosial anak berhubungan dengan keterbatasan
fisik dan mental yang mereka miliki. 5.
Defisit pengetahuan (orang tua) berhubungan dengan perawatan anak
syndrom down.
C.
Implementasi
1. Berikan nutrisi yang memadai a.
Lihat kemampuan anak untuk menelan
b. Beri informasi pada orang tua cara yang tepat / benar dalam memberi makanan yang baik c.
Berikan nutrisi yang baik pada anak dengan gizi yang baik
2. Anjurkan orang tua untuk memeriksakan pendengaran dan penglihatan secara rutin 3. Gali pengertian orang tua mengenai syndrom down a.
Beri penjelasan pada orang tua tentang keadaan anaknya
b. Beri informasi pada orang tua tentang perawatan anak dengan syndrom down 4. Motivasi orang tua agar : a.
Memberi kesempatan anak untuk bermain dengan teman sebaya
agar anak mudah bersosialisasi b. Memberi keleluasaan / kebebasan pada anak unutk berekspresi
24
5. berikan motivasi pada orang tua agar memberi lingkunga yang memadai pada anak a.
Dorong partisipasi orang tua dalam memberi latihan motorik kasar
dan halus serta pentunjuk agar anak mampu berbahasa b. Beri motivasi pada orang tua dalam memberi latihan pada anak dalam aktivitas sehari-hari.
4.
Evaluasi 1.
Tidak ada kesulitan dalam pemberian makan pada anak Anak sehingga
anak mendapat nutrisi yang cukup dan adekuat 2. Pendengaran dan penglihatan anak dapat terdeteksi sejak dini dan dapat dievaluasi secara rutin 3. Keluarga turut serta aktif dalam perawatan anak syndrom down dengan baik 4.
Anak mampu bersosialisasi dan berinteraksi dengan baik sehingga
anak dapat menjalin hubungan baik
dengan orang lain tidak merasa
minder.
25