Laporan Pendahuluan Pneumonia
A. Defin Definisi isi Pen Penya yaki kitt Pneumonia merupakan suatu peradangan alveoli atau pada parenchyma paru yang terjad terjadii pada pada anak anak (Sur (Suria iadi di,, 2! 2!". ". Pneu Pneumo moni niaa adala adalah h infla inflama masi si atau atau infek infeksi si pada pada parenkim paru (#et$, 22". Pneumonia adalah suatu peradangan paru yang dise%a%kan oleh oleh %ermac %ermacam& am& macam macam etiolo etiologi gi seperti seperti %akteri %akteri,, virus, virus, jamur jamur dan %enda %enda asing asing (Staf ')*, 2!". Pneumonia Pneumonia adalah %entuk infeksi pernapasan akut %a+ah. #ila seseorang menderita menderita pneumonia, pneumonia, nanah dan cairan mengisi alveoli dalam paru yang menggangg mengganggu u penyerapan oksigen, dan mem%uat sulit %ernapas (-, 2!". 2!". Pneumonia adalah setiap penyakit radang paru yang dapat dise%a%kan oleh %akteri, virus, atau jamur. #ahan kimia atau agen lain %isa menye%a%kan paru menjadi meradang. Suatu jenis pneumonia yang terkait dengan influen$a kadang&kadang %eraki%at fatal. Pneumonia %erpotensi fatal lainnya dapat dihasilkan dari makanan atau inhalasi cair (pneum (pneumoni oniaa aspira aspirasi". si". -anya -anya mempen mempengar garuhi uhi %e%erap %e%erapaa pneumo pneumonia nia lo%us lo%us paru paru (pneumonia lo%aris", namun ada juga yang menye%ar le%ih (%ronkopneumonia". /yeri dada, sputum mukopurulen, dan meludah darah (hemoptisis" adalah tanda&tanda umum dan gejala penyakit. 0ika udara di paru digantikan oleh cairan dan puing&puing inflamasi, jaringan paru kehilangan tekstur kenyal dan menjadi %engkak dan mem%esar (konsolidasi" (konsolidasi".. onsolidasi onsolidasi %erhu%ung %erhu%ungan an terutama terutama dengan dengan pneumonia pneumonia %akteri, %akteri, %ukan pneumonia virus. Pneumocystis carinii pneumonia (P1P" adalah jenis pneumonia erat terkait dengan A*DS. #ukti ter%aru menunjukkan %ah+a hal itu dise%a%kan oleh jamur yang %erada di dalam atau pada ke%anyakan orang (flora normal", tetapi tidak menye%a%kan kerugian selama individu tetap sehat. etika sistem keke%alan tu%uh mulai gagal, organisme ini menjadi menular (oportunistik". Diagnosis %ergantung pada pemeriksaan %iopsi jaringan paru&paru atau pencucian %ronkial (lavage" (ylys 3 edding, edding, 24". Pneumonia adalah suatu proses peradangan di mana terdapat konsolidasi yang dise%a%kan pengisian rongga alveo alveoli li oleh oleh eksu eksuda dat. t. Pert Pertuk ukara aran n gas gas tidak tidak dapa dapatt %erl %erlan angs gsun ung g pada pada daer daerah ah yang yang mengalami konsolidasi dan darah dialirkan ke sekitar alveoli yang tidak %erfungsi.
#. 5tiologi
5tiolo 5tiologi gi pneumo pneumonia nia yaitu yaitu %akteri %akteri,, virus, virus, jamur jamur dan %enda %enda asing. asing. #erdas #erdasark arkan an anatomis dari struktur paru yang terkena infeksi, pneumonia di%agi menjadi pneumonia lo%aris lo%aris,,
pneumo pneumonia nia
lo%ula lo%ularis ris
(%ronk (%ronkho hopne pneumo umonia nia", ",
dan
pneumo pneumonia nia
intersi intersitia tialis lis
(%ronkiolit (%ronkiolitis". is". #ronkhop #ronkhopneumo neumonia nia merupakan merupakan penyakit penyakit radang radang paru yang %iasanya %iasanya didahului dengan infeksi saluran pernafasan akut (*SPA" %agian atas dan disertai dengan panas tinggi. eadaan yang menye%a%kan turunnya daya tahan tu%uh, yaitu aspirasi, penyakit menahun, gi$i kurang6malnutrisi energi protein protein (75P", faktor patrogenik seperti trauma trauma pada pada paru, paru, anestes anestesia, ia, pengo% pengo%atan atan dengan dengan anti%i anti%ioti otika ka yang yang tidak tidak sempur sempurna na merupakan faktor yang mempengaruhi terjadinya %ronkhopneumonia. 7enurut - di%er%a di%er%agai gai negara %erkem%a %erkem%ang ng Streptoco Streptococus cus pneumonia pneumonia dan Hemophylus influenza merupakan %akteri yang selalu ditemukan pada dua pertiga dari hasil isolasi, yaitu 89,4: aspirat paru dan !4,;: hasil isolasi dari spesimen darah (Depkes, 24" Dari Dari seluru seluruh h etiolog etiologii pneumo pneumonia nia,, Strep Streptoc tococc occus us pneumo pneumonia nia adalah merupakan etio etiolo logi gi ters terser erin ing g dari dari pneu pneumo moni niaa %akt %akter erii dan dan yang ang pali paling ng %any %anyak ak dise diseli lidi diki ki patogenesisnya. 0enis keparahan penyakit ini di pengaruhi oleh %e%erapa faktor f aktor termasuk umur, jenis kelamin, musim dalam tahun terse%ut, dan kepadatan penduduk. Anak laki < laki le%ih sering terkena pneumonia dari pada anak perempuan (Pro%er, 24" Se%enarnya pada diri manusia sudah ada kuman yang dapat menim%ulkan pneumonia sedang sedang tim%ul tim%ulny nyaa setelah setelah ada faktor faktor&& faktor faktor prsesip prsesipitas itasii yang yang dapat dapat menye% menye%a%k a%kan an tim%ulnya. Pneumonia %isa dikatakan se%agai komplikasi dari penyakit yang lain ataupun se%agai penyakit yang terjadi karena etiologi di %a+ah ini = ;. #akteri rganisme gram positif yang menye%a%kan pneumonia %akteri adalah steprokokus pneumonia, streptococcus aureus dan streptococcus pyogenis. 2. >irus Pneumonia virus merupakan tipe pneumonia yang paling umum ini dise%a%kan oleh virus influen$a yang menye%ar menye%ar melalui melalui transmisi transmisi droplet. droplet. 1ytomegalovi 1ytomegalovirus rus yang merupakan se%agai penye%a% utama pneumonia virus. 9. 0amur *nfeks *nfeksii yang yang dise%a% dise%a%kan kan oleh oleh jamur jamur seperti seperti histop histoplasm lasmosi osiss menye menye%ar %ar melalu melaluii penghirupan udara yang mengandung spora dan %iasanya ditemukan pada kotoran %urung. ?. Proto$oa *ni %iasanya terjadi pada pasien yang mengalami imunosupresi seperti pada pasien yang mengalami imunosupresi seperti pada penderita A*DS.
1. Patofisologi Pneumonia yang dipicu oleh %akteri %isa menyerang siapa saja, dari %ayi sampai usia lanjut. Pecandu alcohol, pasien pasca operasi, orang&orang dengan gangguan penyakit pernapasan, sedang terinfeksi virus atau menurun keke%alan tu%uhnya, adalah yang paling %erisiko. Se%enarnya %akteri pneumonia itu ada dan hidup normal pada tenggorokan yang sehat. Pada saat pertahanan tu%uh menurun, misalnya karena penyakit, usia lanjut, dan malnutrisi, %akteri pneumonia akan dengan cepat %erkem%ang %iak dan merusak organ paru. erusakan jaringan paru %anyak dise%a%kan oleh reaksi imun dan peradangan yang dilakukan oleh pejamu. Selain itu, toksin&toksin yang dikeluarkan oleh %akteri pada pneumonia %akterialis dapat secara langsung merusak sel&sel sistem pernapasan %a+ah. Pneumonia %akterialis menim%ulkan respon imun dan peradangan yang paling mencolok. 0ika terjadi infeksi, se%agian jaringan dari lo%us paru, ataupun seluruh lo%us, %ahkan se%agian %esar dari lima lo%us paru (tiga di paru kanan, dan dua di paru kiri" menjadi terisi cairan. Dari jaringan paru, infeksi dengan cepat menye%ar ke seluruh tu%uh melalui peredaran darah. Pneumonia adalah %agian dari penyakit infeksi pneumokokus invasif yang merupakan sekelompok penyakit karena %akteri streptococcus pneumoniae. uman pneumokokus dapat menyerang paru selaput otak, atau masuk ke pem%uluh darah hingga mampu menginfiltrasi organ lainnya. infeksi pneumokokus invasif %ias %erdampak pada kecacatan permanen %erupa ketulian, gangguan mental, kemunduran intelegensi, kelumpuhan, dan gangguan saraf, hingga kematian.
D. @anda dan ejala ;. Pneumonia %akteri ejala a+al = &
initis ringan
&
Anoreksia
&
elisah
#erlanjut sampai = &
Demam
&
7alaise
&
/afas cepat dan dangkal ( B < C "
&
5kspirasi %e%unyi
&
Le%ih dari B tahun, sakit kepala dan kedinginan
&
urang dari 2 tahun vomitus dan diare ringan
&
Leukositosis
&
'oto thorak pneumonia lo%ar
2. Pneumonia virus ejala a+al = &
#atuk
&
initis
#erkem%ang sampai &
Demam ringan, %atuk ringan, dan malaise sampai demam tinggi, %atuk he%at dan lesu
&
5mfisema o%struktif
&
onkhi %asah
&
Penurunan leukosit
9. Pneumonia mikoplasma ejala a+al = &
Demam
&
7engigil
&
Sakit kepala
&
Anoreksia
&
7ialgia
#erkem%ang menjadi = &
initis
&
Sakit tenggorokan
&
#atuk kering %erdarah
&
Area konsolidasi pada pemeriksaan thorak
. ?. 1 (terlampir"
B. Data 'okus ;. a+ancara a. lien Dilakukan dengan menanyakan identitas klien yaitu nama, tanggal lahir, usia, %erat %adan, tinggi %adan. Serta dengan menanyakan ri+ayat kesehatan
dahulu, ri+ayat kesehatan sekarang, ri+ayat tum%uh kem%ang serta ri+ayat sosial klien %. rang tua mencakup nama, umur, alamat, pekerjaaan, ri+ayat kehamilan serta ri+ayat kesehatan keluarga c. Anamnese lien %iasanya mengalami demam tinggi, %atuk, gelisah, re+el, dan sesak nafas. Pada %ayi, gejalanya tidak khas, sering sekali tanpa demam dan %atuk. Anak kadang mengeluh sakit kepala, nyeri a%domen disertai muntah. 2. Pemeriksaan 'isik 7anifestasi klinis yang terjadi akan %er%eda& %eda %erdasarkan kelompok umur
tertentu. Pada neonatus sering dijumpai takipneu, reaksi dinding dada,
grunting, dan sianosis. Pada %ayi&%ayi yang le%ih tua jarang ditemukan grunting. ejala yang sering terlihat adalah tapikneu, retraksi, sianosis, %atuk, panas, dan irita%el. Pada pra&sekolah, gejala yang sering terjadi adalah demam, %atuk (non produktif 6 produktif", tapikneu, dan dispneu yang ditandai reaksi dinding dada. Pada kelompok anak sekolah dan remaja, dapat dijumpai panas, %atuk (non produktif 6 produktif", nyeri dada, nyeri kepala, dehidrasi dan letargi. Pada semua kelompok umur, akan dijumpai adanya napas cuping hidung. Pada auskultasi, dapat terdengar pernapasan menurun. Fine crackles (ronkhi %asah halus" yang khas pada anak %esar, %isa juga ditemukan pada %ayi. ejala lain pada anak %esar adalah dull (redup" pada perkusi, vokal fremitus menurun, suara nafas menurun, dan terdengar fine crackles (ronkhi %asah halus" didaerah yang terkena. *ritasi pleura akan mengaki%atkan nyeri dada, %ila %erat dada menurun +aktu inspirasi, anak %er%aring kearah yang sakit dengan kaki fleksi. asa sakit dapat menjalar ke leher, %ahu dan perut. Pemeriksaan %erfokus pada %agian thorak yang mana dilakukan dengan inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi dan didapatkan hasil se%agai %erikut = a. *nspeksi= Perlu diperhatikan adanya tahipne, dispne, sianosis sirkumoral, pernapasan cuping hidung, distensis a%domen, %atuk semula nonproduktif menjadi produktif, serta nyeri dada saat menarik napas. #atasan takipnea pada anak usia 2 %ulan &;2 %ulan adalah B kali 6 menit atau le%ih, sementara untuk anak %erusia ;2 %ulan < B tahun adalah ? kali 6 menit atau le%ih. Perlu diperhatikan adanya tarikan dinding dada kedalam pada fase inspirasi. Pada pneumonia %erat, tarikan dinding dada akan tampak jelas.
%.
Palpasi= Suara redup pada sisi yang sakit, hati mungkin mem%easar, fremitus ra%a mungkin meningkat pada sisi yang sakit, dan nadi mungkin mengalami peningkatan (tachichardia"
c.
Perkusi= Suara redup pada sisi yang sakit
d.
Auskultasi=
Auskultasi
sederhana
dapat
dilakukan
dengan
cara
mendekatkan telinga ke hidung 6 mulut %ayi. Pada anak yang pneumonia akan terdengar stridor. Sementara dengan stetoskop, akan terdengar suara nafas %erkurang, ronkhi halus pada sisi yang sakit, dan ronkhi %asah pada masa resolusi. Pernapasan %ronkial, egotomi, %ronkofoni, kadang&kadang terdengar %ising gesek pleura.
9. Pemeriksaan Penunjang 'oto rontgen thoraks proyeksi posterior & anterior merupakan dasar diagnosis utama pneumonia. 'oto lateral di%uat %ila diperlukan informasi tam%ahan, misalnya efusi pleura. Pada %ayi dan anak yang kecil gam%aran radiologi sering kali tidak sesuai dengan gam%aran klinis. @idak jarang secara klinis tidak ditemukan apa < apa tetapi gam%aran foto thoraks menunjukkan pneumonia %erat. 'oto thoraks tidak dapat mem%edakan antara pneumonia %akteri dari pneumonia virus. am%aran radiologis yang klasik dapat di%edalan menjadi tiga macam yaitu konsolidasi lo%ar atau segmental disertai adanya air bronchogram, %iasanya dise%a%kan infeksi aki%at pneumococcus atau %akteri lain. Pneumonia intersitisial %iasanya karena virus atau Mycoplasma, gam%aran %erupa corakan %ronchovaskular %ertam%ah, peribronchal cuffing dan overaeriation %ila %erat terjadi pachyconsolidation karena atelektasis. am%aran pneumonia karena S aureus dan %akteri lain %iasanya menunjukkan gam%aran %ilateral yang diffus, corakan peri%ronchial yang %ertam%ah, dan tampak infiltrat halus sampai ke perifer.
Staphylococcus pneumonia juga sering dihu%ungkan dengan pneumatocelle dan efusi pleural (empiema", sedangkan Mycoplasma akan mem%eri gam%aran %erupa infiltrat retikular atau retikulonodular yang terlokalisir di satu lo%us. etepatan perkiraan etiologi dari gam%aran foto thoraks masih dipertanyakan namun para ahli sepakat adanya infiltrat alveolar menunjukan penye%a% %akteri sehingga pasien perlu di%eri anti%iotika. -asil pemeriksaan leukosit E ;B.6Fl dengan dominasi netrofil sering didapatkan pada pneumonia %akteri, dapat pula karena penye%a% non %akteri. Laju endap darah (L5D" dan 1 reaktif protein juga menunjukkan gam%aran tidak khas. @rom%ositopeni %isa didapatkan pada 4: penderita pneumonia dengan empiema (ittredge, 2". Pemeriksaan sputum kurang %erguna. #iakan darah jarang positif pada 9 < ;;: saja, tetapi untuk Pneumococcus dan H. Influienzae kemungkinan positif 2B <4B:. apid test untuk deteksi antigen %akteri mempunyai spesifitas dan sensitifitas rendah.
G. Analisa Data /o.
Data
;. & &
& & & & & & &
2.
Data Su%yektif = eluarga mengatakan klien sulit %ernapas lien mengatakan napasnya sesak Data %yektif= Anak re+el, sering menangis /apas sesak #unyi napas ronki Anak menggunakan otot %antu napas Ada pernapasan cuping hidung %atuk rr= E 28G6i
Data Su%yektif = & eluarga mengatakan klien sulit %ernapas & lien mengatakan napasnya sesak Data %yektif= & Anak re+el, sering
Patofisiologi *nfeksi oleh mikroorganisme patogen H espon antigen&anti%ody H Pengaktifan kaskade komplemen H emotaksis /etrofil dan 7agrofah H Aktifasi proses fagositosis oleh netrofil dan magrofah H Penumpukan sekret eksudat H #ersihan jalan napas tidak efektif *nfeksi oleh mikroorganisme patogen H espon antigen&anti%ody H Pengaktifan kaskade komplemen
Diagnosa kepera+atan #ersihan jalan tidak efektif
napas
Pola napas tidak efektif
& & & & & & & & & &
9. &
&
& & & & & & &
?.
menangis /apas sesak #unyi napas a%normal ronki Anak menggunakan otot %antu napas Ada pernapasan cuping hidung %atuk rr &2 %ulan = EB G6i rr 2&;2 %ulan = E? G6i rr ;&B tahun = E9 G6i rr E B tahun = E2B G6i
Data Su%yektif = eluarga mengatakan anaknya demam %e%erapa hari yang lalu eluarga mengatakan anakknya mengigil Data %yektif= Anak re+el, sering menangis Suhu tu%uh E 9C o1 Anak menggigil Anak susah tidur @= ;;68 /= ;;!G6i rr= 2?G6i
Data Su%yektif = & eluarga mengatakan anaknya re+el sejak %e%erapa hari yang lalu & eluarga mengatakan anakknya menangis terus dan susah ditenangkan
H emotaksis /etrofil dan 7agrofah H Aktifasi proses fagositosis oleh netrofil dan magrofah H onsolidasi lekosit dan fi%rin dalam paru H onsolidasi jaringan paru H omplience kemampuan pengem%angan paru turun H Pola napas tidak efektif *nfeksi oleh mikroorganisme patogen H espon antigen&anti%ody H Pengaktifan kaskade komplemen H emotaksis /etrofil dan 7agrofah H Pelepasan pirogen endogen H 7erangsang saraf vagus H Penghantar sinyal sampai SSP H Pem%entukan prostaglandin otak H 7asuk ke hipotalamus meningkatkan titik patokan suhu (set point" H -iperpireksia *nfeksi oleh mikroorganisme patogen H Produk toksik H erusakan sel dan jaringan H
-ipertermia %.d Proses *nfeksi
/yei Akut %.d proses Penyakit
& & & & & &
Data %yektif= Anak re+el, sering menangis Skala nyeri E B Anak susah tidur @= ;;68 /= ;;!G6i rr= 2?G6i
Pelepasan mediator nyeri (histamin, %radikinin, prostaglandin, serotonin, ion kalium, dll" H 7erangsang nosiseptor (reseptor nyeri" H Penghantar sinyal ke medulla spinalis H Persepsi nyeri H /yeri
H. Diagnosa keperawatan . Penyusunan
diagnosa keperawatan dilakukan setelah
data
didapatkan, kemudian dikelompokkan dan difokuskan sesuai dengan masalah yang timbul sebagai contoh diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada kasus Pneumonia diantaranya : a. Bersihan alan napas tidak efektif. !"# : Status pernapasan= >entilasi !$# : ;" Penghisapan jalan napas 2" 'isioterapi dada %. Pola napas tidak efektif
!"# : %tatus Pernapasan : &epatenan 'alan !apas !$# : () *anagemen 'alan !apas +) erapi "ksigen c. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi. !"# : ermoregulasi !$# : () -egulasi emperatur +) Pengobatan Deman ) *anagemen #airan d. /yeri Akut %erhu%ungan dengan proses penyakit
!"# : kontrol nyeri !$# : () *anagemen nyeri +) Pemberian Analgetik
) *onitor /
Diagnosa epera+atan /A/DA, riteria -asil /1 dan *ntervensi epera+atan /*1 No . ;.
Diagnosa Keperawatan NANDA BERSIHAN JALAN NAPAS TIDAK EEKTI De!inisi = etidakmampuan mem%ersihkan sekresi atau sum%atan dari saluran pernapasan untuk mempertahankan ke%ersihan jalan napas
Kriteria Hsil NOC
a. %tatus Pernapasan : /entilasi • • • • • • •
#atasan karakteristik =
•
•
#atuk tidak ada
•
#unyi napas •
tam%ahan
•
Peru%ahan
•
•
dalam frekuensi napas Peru%ahan
•
•
dalam irama pernapasan •
Sianosis
•
esulitan
•
• •
%ersuara
•
Penurunan
•
•
%unyi napas •
Dyspnea
•
Sputum terlalu
•
•
%anyak
•
#atuk tidak
•
•
•
efektif
• •
•
rthopnea
•
egelisahan
•
7ata ter%elalak
•
'rekuensi napas *5I *rama napas *5 edalaman inspirasi Pengem%angan dada simetris enyamanan %ernapas eluaran sputum dari jalan napas >okal adekuat Pengeluaran udara Penggunaan otot aksesoris6tam%ahan tidak ada Suara napas tam%ahan tidak ada Penarikan dada tidak ada Pengerutan %i%ir pada saat %ernapas tidak ada Dispnea saat istirahat tidak ada Dispnea dengan pengerahan tenaga tidak ada6hilang rthopnea tdak ada6hilang /apas pendek tidak ada6hilang 'remitus tidak ada6hilang Suara perkusi tidak ada6hilang Auskultasi suara napas, *5 Auskultasi vokalisasi, *5 #ronchopony *5
5gophony *5 Suara %er%isik di dada, *5 >olume tidal *5 apasitas vital *5 -asil J ray dada *5 @es fungsi *5 Lainnya"
Intervensi Keperawatan NIC a. Pengisapan 0alan /apas A"tivitas # @entukan ke%utuhan untuk
suction
mulut dan6atau trakea. Auskultasi nafas se%elum dan sesudah
pengisapan. 7em%eritahukan kepada pasien dan
keluarga tentang pengisapan. Aspirasi nasoparing dengan
syringe atau %ul% atau alat yang sesuai. Sediakan pem%erian o%at yang sesuai.
unakan tindakan pencegahan universal
= sarung tangan, pelindung mata, dan masker yang sesuai. 7asukkan nasal air+ay un tuk
memudahkan penyerapan nasotrakea. Ajarkan pasien untuk mengam%il nafas
dalam se%elum pengisapan nasotrakea dan menggunakan oksigen se%agai pelengkap, yang sesuai. -iperoksigen dengan ;: oksigen,
menggunakan ventilator atau ventilator manual. 7enghirup udara kira&kira ; sampai ;,B
kali volume tidal menggunakan ventilator mekanik, jika di%utuhkan. unakan peralatan yang steril untuk
setiap prosedur suction trakea. Pilih kateter suction yang diameternya
;,B dari tu% a endo trak ea, tu%a trakeostomi, atau jalan nafas pasien. Ajarkan pasien secara pelan&pelan,
am%il nafas dalam selama memasukkan kateter suction melalui rute nasotrakea. #iarkan pasien terhu%ung dengan
ventilator selama suction, jika suction dekat trakea unakan tekanan terendah dari suction
dinding untuk mengeluarkan sekresi ( antara C sampai ; mm -g untuk de+asa". Amati status oksigenasi pasien ( tingakt
( melihat" 'aktor yang %erhu%ungan = !. "ingkungan •
Perokok pasif
•
7enghirup asap rokok
•
7erokok
•
Adanya
tahanan
6
ham%atan •
Sekresi dalam %ronkus
#. Hambatan $alan %apas •
Spasme jalan napas
•
7ukus terlalu %anyak
•
5ksudat dalam alveoli
•
#enda asing dalam jalan napas
•
Adanya jalan napas %uatan
&. Fisiologi •
Alergi pada jalan napas
•
Asma
ta%ung
Sa2 dan Sv2" dan status hemodinamik (tingkat 7AP dan irama jantung" segera se%elum, selama, dan sesudah suction. #atasi +aktu masing&masing suction trakea selama ke%utuhan untuk mengeluarkan sekresi dan perhatikan respon pasien terhadap suction. #erikan kesempatan %ernafas dan
%anyak
•
#atuk tidak
•
•
efektif
• •
•
rthopnea
•
egelisahan
•
7ata ter%elalak
•
5gophony *5 Suara %er%isik di dada, *5 >olume tidal *5 apasitas vital *5 -asil J ray dada *5 @es fungsi *5 Lainnya"
kali volume tidal menggunakan ventilator mekanik, jika di%utuhkan. unakan peralatan yang steril untuk
setiap prosedur suction trakea. Pilih kateter suction yang diameternya
;,B dari tu% a endo trak ea, tu%a trakeostomi, atau jalan nafas pasien. Ajarkan pasien secara pelan&pelan,
am%il nafas dalam selama memasukkan kateter suction melalui rute nasotrakea. #iarkan pasien terhu%ung dengan
ventilator selama suction, jika suction dekat trakea unakan tekanan terendah dari suction
dinding untuk mengeluarkan sekresi ( antara C sampai ; mm -g untuk de+asa". Amati status oksigenasi pasien ( tingakt
( melihat" 'aktor yang %erhu%ungan = !. "ingkungan •
Perokok pasif
•
7enghirup asap rokok
•
7erokok
•
Adanya
tahanan
6
ham%atan •
Sekresi dalam %ronkus
#. Hambatan $alan %apas •
Spasme jalan napas
•
7ukus terlalu %anyak
•
5ksudat dalam alveoli
•
#enda asing dalam jalan
napas •
trakea selama ke%utuhan untuk mengeluarkan sekresi dan perhatikan respon pasien terhadap suction. #erikan kesempatan %ernafas dan
oksigen yang %erle%ih antara se%elum dan dan sesudah akhir suction. Suction oropharing setelah trakea
selesai, jika di%utuhkan. -entikan suction dan %erikan suplai
oksigen jika pasien mengalami %radikardia, penam%ahan pada etcopy ventricular, dan6atau desaturasi. )%ah teknik suction, sesuai respon
klinis pasien. catatan 0enis dan jumlah volume sekresi.
unakan
sensitivitas tes, Ajarkan pasien dan6 atau keluarga
Adanya jalan napas %uatan
&. Fisiologi •
Alergi pada jalan napas
•
Asma
•
Penyakit o%struksi
paru
kronik •
-iperplasia
dinding
%ronkus •
*nfeksi
•
Disfungsi neuromuskular
Sa2 dan Sv2" dan status hemodinamik (tingkat 7AP dan irama jantung" segera se%elum, selama, dan sesudah suction. #atasi +aktu masing&masing suction
sekresi
untuk
%agaimana menghisap dengan tepat
kultur
jalan
dan
nafas,
%. #atuk 5fektif Aktivitas = •
7onitor hasil tes fungsi paru, kapasitas vital, kekuatan maksimal dari inspirasi dan ekspirasi
•
aji pasien untuk duduk dengan posisi kepala sedikit fleksi, %ahu kondisi rileks, dan lutu fleksi
•
dalam
Dorong pasien untuk %ernafas dalam %e%erapa kali
•
Penyakit o%struksi
oksigen yang %erle%ih antara se%elum dan dan sesudah akhir suction. Suction oropharing setelah trakea
selesai, jika di%utuhkan. -entikan suction dan %erikan suplai
oksigen jika pasien mengalami %radikardia, penam%ahan pada etcopy ventricular, dan6atau desaturasi. )%ah teknik suction, sesuai respon
klinis pasien. catatan 0enis dan jumlah volume sekresi.
unakan
sensitivitas tes, Ajarkan pasien dan6 atau keluarga
paru
kronik •
-iperplasia
dinding
%ronkus •
*nfeksi
•
Disfungsi neuromuskular
sekresi
untuk
%agaimana menghisap dengan tepat
kultur
jalan
dan
nafas,
%. #atuk 5fektif Aktivitas = •
7onitor hasil tes fungsi paru, kapasitas vital, kekuatan maksimal dari inspirasi dan ekspirasi
•
aji pasien untuk duduk dengan posisi kepala sedikit fleksi, %ahu kondisi rileks, dan lutu fleksi
•
dalam
Dorong pasien untuk %ernafas dalam %e%erapa kali
•
Dorong pasien nafas
dalam, tahan
%e%erapa detik dan %atukan dua sampai tiga kali •
Ajarkan pasien untuk menghirup dalam, tekukan kedepan dan ucapkan KhuffK se%anyak 2&9 kali
•
Ajarkan
pasien
menghirup
dalam
%e%erapa +aktu, lalu keluarkan pelan& pelan lalu di akhiri dengan %atuk •
2.
KETIDAKEEKTIAN POLA NAPAS Definisi = inspirasi dan atau ekspirasi yang tidak menyediakan ventilasi yang adekuat.
#atasan arakteristik & /apas dalam & Peru%ahan gerakan dada & 7engam%il posisi tiga titik & #radipneu & Penurunan tekanan ekspirasi & Penurunan tekanan inspirasi & Penurunan ventilasi semenit
•
Status Pernapasan= epatenan 0alan /apas Demam tidak ada • Ansietas tidak ada • Sesak tidak ada • 'rekuensi napas *5I • *rama napas *5 • eluaran sputum dari jalan napas • @idak ada suara napas tam%ahan • Lainnya •
@ingkatkan hidrasi sistemik.
a. 7anagemen 0alan /apas Aktivitas : •
•
•
•
Buka alan nafas dengan teknik mengangkat dagu atau dengan mendorong rahang sesuai keadaan Posisikan pasien untuk memaksimalkan 0entilasi yang potensial $denti1kasi masukan alan nafas baik yang aktual ataupun potensial *asukkan alan nafas2
•
Dorong pasien nafas
dalam, tahan
%e%erapa detik dan %atukan dua sampai tiga kali •
Ajarkan pasien untuk menghirup dalam, tekukan kedepan dan ucapkan KhuffK se%anyak 2&9 kali
•
Ajarkan
pasien
menghirup
dalam
%e%erapa +aktu, lalu keluarkan pelan& pelan lalu di akhiri dengan %atuk •
2.
KETIDAKEEKTIAN POLA NAPAS Definisi = inspirasi dan atau ekspirasi yang tidak menyediakan ventilasi yang adekuat.
#atasan arakteristik & /apas dalam & Peru%ahan gerakan dada & 7engam%il posisi tiga titik & #radipneu & Penurunan tekanan ekspirasi & Penurunan tekanan inspirasi & Penurunan ventilasi semenit
& & & & & & & & &
Penurunan kapasitas vital Dispneu Peningkatan diameter anterior&posterior /apas cuping hidung rtopneu 'ase ekspirasi yang lama Pernapasan pursed'lip @akipneu Penggunaan otot&otot %antu untuk %ernapas
'aktor yang %erhu%ungan & Ansietas & Posisi tu%uh & Deformitas tulang & Deformitas dinding dada & erusakan kognitif & elelahan & -iperventilasi & Sindrom hipoventilasi & erusakan muskuloskeletal & *maturitas neurologis & Disfungsi neuromuskular & %esitas & /yeri & erusakan persepsi & elelahan otot&otot respirasi
•
Status Pernapasan= epatenan 0alan /apas Demam tidak ada • Ansietas tidak ada • Sesak tidak ada • 'rekuensi napas *5I • *rama napas *5 • eluaran sputum dari jalan napas • @idak ada suara napas tam%ahan • Lainnya •
@ingkatkan hidrasi sistemik.
a. 7anagemen 0alan /apas Aktivitas : •
•
•
•
•
•
•
• •
•
•
•
•
•
•
Buka alan nafas dengan teknik mengangkat dagu atau dengan mendorong rahang sesuai keadaan Posisikan pasien untuk memaksimalkan 0entilasi yang potensial $denti1kasi masukan alan nafas baik yang aktual ataupun potensial *asukkan alan nafas2
nasofaringeal sesuai kebutuhan &eluarkan sekret dengan batuk atau suction2pengisapan Dorong nafas dalam, pelan dan batuk Aarkan bagaimana cara batuk efektif &ai keinsetifan spirometer Auskultasi bunyi nafas, catat adanya 0entilasi yang turun atau yang hilang dan catat adanya bunyi tambahan 3akukan pengisapan endotrakeal atau nasotrakeal Beri bronkodilator ika diperlukan Aarkan pasien tentang cara penggunaan inhaler Beri aerosol, pelembab2oksigen, ultrasonic humidi1er ika diperlukan Atur intake cairan untuk mengoptimalkan keseimbangan cairan Posisikan pasien untuk mengurangi dispnu
& & & & & & & & &
Penurunan kapasitas vital Dispneu Peningkatan diameter anterior&posterior /apas cuping hidung rtopneu 'ase ekspirasi yang lama Pernapasan pursed'lip @akipneu Penggunaan otot&otot %antu untuk %ernapas
'aktor yang %erhu%ungan & Ansietas & Posisi tu%uh & Deformitas tulang & Deformitas dinding dada & erusakan kognitif & elelahan & -iperventilasi & Sindrom hipoventilasi & erusakan muskuloskeletal & *maturitas neurologis & Disfungsi neuromuskular & %esitas & /yeri & erusakan persepsi & elelahan otot&otot respirasi
&
1edera tulang %elakang
•
•
•
• •
•
•
•
•
•
•
nasofaringeal sesuai kebutuhan &eluarkan sekret dengan batuk atau suction2pengisapan Dorong nafas dalam, pelan dan batuk Aarkan bagaimana cara batuk efektif &ai keinsetifan spirometer Auskultasi bunyi nafas, catat adanya 0entilasi yang turun atau yang hilang dan catat adanya bunyi tambahan 3akukan pengisapan endotrakeal atau nasotrakeal Beri bronkodilator ika diperlukan Aarkan pasien tentang cara penggunaan inhaler Beri aerosol, pelembab2oksigen, ultrasonic humidi1er ika diperlukan Atur intake cairan untuk mengoptimalkan keseimbangan cairan Posisikan pasien untuk mengurangi dispnu
7onitor pernafasan dan status oksigen • %. @erapi ksigen Aktiftas:
Bersihkan mulut, hidung dan trakea dari sekret Pertahankan kepatenan alan napas Atur peralatan oksigenasi Atur posisi pasien untuk mengoptimalkan pernapasan Berikan oksigen sesuai order, ika diperlukan *onitor kepatenan aliran oksigen "bser0asi adanya tanda4tanda teradinya hipo0entilasi *onitor teradinya tanda4tanda keracunan oksigen *onitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi *onitor saturasi oksigen *onitor pola napas pasien Pantau tanda5tanda 0ital sebelum dan sesudah pemberian terapi oksigen Amati adanya sianosis aringan
&
1edera tulang %elakang
7onitor pernafasan dan status oksigen • %. @erapi ksigen Aktiftas:
Bersihkan mulut, hidung dan trakea dari sekret Pertahankan kepatenan alan napas Atur peralatan oksigenasi Atur posisi pasien untuk mengoptimalkan pernapasan Berikan oksigen sesuai order, ika diperlukan *onitor kepatenan aliran oksigen "bser0asi adanya tanda4tanda teradinya hipo0entilasi *onitor teradinya tanda4tanda keracunan oksigen *onitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi *onitor saturasi oksigen *onitor pola napas pasien Pantau tanda5tanda 0ital sebelum dan sesudah pemberian terapi oksigen Amati adanya sianosis aringan
9.
HIPERTER$IA De!inisi =suhu tu%uh meningkat mele%ihi %atas normal
b. termoregulasi • • •
Batasan "ara"teristi"# & konvulsi & kulit memerah & peningkatan suhu tu%uh diatas normal & kejang & takikardi & takipnea & dira%a han gat
• • • • • •
• • •
a"tor %ang &er'(&(ngan # & anestesi & penurunan keringat & dehidrasi & terpapar lingkungan yang panas & pakaian yang tidak layak & peningkatan meta%olisme & penyakit & pengo%atan & trauma & aktivitas yang %erle%ihan
• • •
•
@emperatur kulit *5I @emperatur tu%uh /LI @idak adanya sakit kepala @idak adanya ngilu pada otot @idak adanya irita%ilitas @idak adanya perasaan mengantuk @idak adanya peru%ahan +arna kulit @idak adanya kejang pada otot Adanya tonjolan %uli roma ketika dingin #erkeringat ketika panas 7enggigil ketika dingin Angka denyutan *5 Angka pernapasan *5 ecukupan hidrasi 7elaporkan kenyamanan tingkat panas Lainnya MMMMMMMMMMMM(tetapkan"
a. pengo%atan demam aktivitas = •
Pantau suhu %erkali&kali jika diperlukan
•
Pantau kehilangan cairan yang tidak sadar
•
Adakan
pemantauan
suhu
secara
%erkelanjutan, jika diperlukan •
Pantau +arna kulit dan suhu
•
Pantau
tekanan
darah,
nadi
dan
pernafasan, jika diperlukan •
Pantau
untuk
penurunan
tingkat
kesadaran •
Pantau aktivitas %erle%ihan
•
Pantau kadar #1, -g% dan -ct
•
Pantau intake dan output
•
Pantau adanya a%normalitas elektrolit
•
antau ketidakseim%angan asam %asa
•
Pantau adanay irama jantung
•
Atur pengo%atan dengan anti piretik, jika diperlukan
•
@utup pasien dengan selimut, jika hanya
•
Atur spon mandi
diperlukan suam&suam, jika
diperlukan •
Anjurkan peningkatkan asupan cairan oral, jika diperlukan
9.
HIPERTER$IA De!inisi =suhu tu%uh meningkat mele%ihi %atas normal
b. termoregulasi • • •
Batasan "ara"teristi"# & konvulsi & kulit memerah & peningkatan suhu tu%uh diatas normal & kejang & takikardi & takipnea & dira%a han gat
• • • • • •
• • •
a"tor %ang &er'(&(ngan # & anestesi & penurunan keringat & dehidrasi & terpapar lingkungan yang panas & pakaian yang tidak layak & peningkatan meta%olisme & penyakit & pengo%atan & trauma & aktivitas yang %erle%ihan
• • •
•
@emperatur kulit *5I @emperatur tu%uh /LI @idak adanya sakit kepala @idak adanya ngilu pada otot @idak adanya irita%ilitas @idak adanya perasaan mengantuk @idak adanya peru%ahan +arna kulit @idak adanya kejang pada otot Adanya tonjolan %uli roma ketika dingin #erkeringat ketika panas 7enggigil ketika dingin Angka denyutan *5 Angka pernapasan *5 ecukupan hidrasi 7elaporkan kenyamanan tingkat panas Lainnya MMMMMMMMMMMM(tetapkan"
a. pengo%atan demam aktivitas = •
Pantau suhu %erkali&kali jika diperlukan
•
Pantau kehilangan cairan yang tidak
•
Adakan
sadar pemantauan
suhu
secara
%erkelanjutan, jika diperlukan •
Pantau +arna kulit dan suhu
•
Pantau
•
Pantau
tekanan
darah,
nadi
dan
pernafasan, jika diperlukan untuk
penurunan
tingkat
kesadaran •
Pantau aktivitas %erle%ihan
•
Pantau kadar #1, -g% dan -ct
•
Pantau intake dan output
•
Pantau adanya a%normalitas elektrolit
•
antau ketidakseim%angan asam %asa
•
Pantau adanay irama jantung
•
Atur pengo%atan dengan anti piretik, jika diperlukan
•
@utup pasien dengan selimut, jika hanya diperlukan
•
Atur spon mandi
suam&suam, jika
diperlukan •
Anjurkan peningkatkan asupan cairan oral, jika diperlukan
•
Atur cairan *>, jika diperlukan
•
unakan
kantong
es yang
ditutup
dengan handuk pada lipatan paha dan ketiak •
@ingkatkan
sirkulasi
udara
dengan
menggunakan kipas angin •
Anjurkan atau atur ke%ersihan oral, jika diperlukan
•
#erikan pengo%atan yang tepat untuk mencegah atau mengontrol gemetaran
•
Atur oksigen, jika diperlukan
•
@empatkan
•
Pantau selalu suhu untuk mencegah
pasien
pada
%agian
hipotermia, jika diperlukan indikasi hipotermia %. egulasi @emperatur Aktivitas = •
7onitor temperatur tiap 2 hari
•
7onitr temperatur ##L hingga sta%il
•
Selalu sediakan alat untuk memonitr suhu inti
•
7onitor
tekanan
darah,
nadi
dan
•
7onitor +arna kulit dan temperatur
•
7onitor dan laporkan tanda dan gejala
respirasi
•
Atur cairan *>, jika diperlukan
•
unakan
kantong
es yang
ditutup
dengan handuk pada lipatan paha dan ketiak •
@ingkatkan
sirkulasi
udara
dengan
•
Anjurkan atau atur ke%ersihan oral, jika
menggunakan kipas angin diperlukan •
#erikan pengo%atan yang tepat untuk
•
Atur oksigen, jika diperlukan
•
@empatkan
mencegah atau mengontrol gemetaran pasien
pada
%agian
hipotermia, jika diperlukan •
Pantau selalu suhu untuk mencegah indikasi hipotermia
%. egulasi @emperatur Aktivitas = •
7onitor temperatur tiap 2 hari
•
7onitr temperatur ##L hingga sta%il
•
Selalu sediakan alat untuk memonitr suhu inti
•
7onitor
tekanan
darah,
nadi
dan
respirasi •
7onitor +arna kulit dan temperatur
•
7onitor dan laporkan tanda dan gejala
hipotermia dan hipertermia •
Pantau asupan nutrisi dan cairan yang adekuat
•
#edung ##l langsung estela lahir untuk mencegah kehilangna panas
•
0aga kehangatan suhu tu%uh ##L
•
Pakaikan
stockinette
cap
untuk
emncegah kehilangan panas ##L •
Ajarkan pasien cara ntuk mencegah kele%ihan dan strok panas
•
@empatkan ##L dalam ruangan isolasi
•
Diskusikan pentingnya termoregulasi
atau di%a+ah penghangat %ila perlu dan kemungkinan efek negatif dari dingin yang %erle%ihan •
•
Ajarkan pasien, terutama pasien lansia, cara mencegah hypotermi tereGpose udara ddingin
jira
Ajarkan indikasi dari keletihan
dan
penatalaksanaan emergency yang tepat •
Ajarkan indikasi dari hypotermia dan
•
uakan matras panas dan kantong
penatalaksanaan emergency yang tepat hangat untuk mengatur suhu tu%uh •
Atur
temperatur
ke%utuhan pasien
peru%ahan
lingkungan
sesuai
hipotermia dan hipertermia •
Pantau asupan nutrisi dan cairan yang adekuat
•
#edung ##l langsung estela lahir untuk
•
0aga kehangatan suhu tu%uh ##L
•
Pakaikan
mencegah kehilangna panas stockinette
cap
untuk
emncegah kehilangan panas ##L •
Ajarkan pasien cara ntuk mencegah
•
@empatkan ##L dalam ruangan isolasi
kele%ihan dan strok panas atau di%a+ah penghangat %ila perlu •
Diskusikan pentingnya termoregulasi dan kemungkinan efek negatif dari dingin yang %erle%ihan
•
•
Ajarkan pasien, terutama pasien lansia, cara mencegah hypotermi tereGpose udara ddingin
jira
Ajarkan indikasi dari keletihan
dan
penatalaksanaan emergency yang tepat •
Ajarkan indikasi dari hypotermia dan penatalaksanaan emergency yang tepat
•
uakan matras panas dan kantong hangat untuk mengatur suhu tu%uh
•
Atur
temperatur
peru%ahan
lingkungan
sesuai
ke%utuhan pasien
•
#eri o%at yang tepat untuk mencegah atu kontrol menggigil
•
Atur pem%erian o%at anti piretik
•
unakan matras dingin dan mandi air hangat untuk mengatur temperatur.
?.
N)ERI AK*T a. ontrol /yeri 7enilai factor penye%a% • De!enisi= ecogni$e lamanya /yeri • Pengalaman emosional dan sensori unakan ukuran pencegahan • yang tidak menyenangkan yang Penggunaan mengurangi nyeri dengan • muncul dari kerusakan jaringan non analgesic secara aktual dan potensial atau Penggunaan analgesic yang tepat • menunjukkan adanya kerusakan unakan tanda
ver%al dan nonver%al •
7enunjukkan kerusakan
•
Posisi untuk mengurangi nyeri
peru%ahan
a. 7anagemen /yeri Aktivitas : •
•
•
•
3akukan penilaian nyeri secara komprehensif dimulai dari lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas dan penyebab. &ai ketidaknyamanan secara non0erbal, terutama untuk pasien yang tidak bisa mengkomunikasikannya secara efektif Pastikan pasien mendapatkan perawatan dengan analgesic Gunakan komunikasi yang terapeutik agar pasien dapat menyatakan pengalamannya terhadap nyeri serta dukungan
•
#eri o%at yang tepat untuk mencegah
•
Atur pem%erian o%at anti piretik
•
unakan matras dingin dan mandi air
atu kontrol menggigil
hangat untuk mengatur temperatur.
?.
N)ERI AK*T a. ontrol /yeri 7enilai factor penye%a% • De!enisi= ecogni$e lamanya /yeri • Pengalaman emosional dan sensori unakan ukuran pencegahan • yang tidak menyenangkan yang Penggunaan mengurangi nyeri dengan • muncul dari kerusakan jaringan non analgesic secara aktual dan potensial atau Penggunaan analgesic yang tepat • menunjukkan adanya kerusakan unakan tanda
a. 7anagemen /yeri Aktivitas : •
•
•
•
ver%al dan nonver%al •
7enunjukkan kerusakan
•
Posisi untuk mengurangi nyeri
•
erakan untuk melindungi
•
@ingkah laku %erhati&hati
•
7uka topeng
•
angguan tidur (mata sayu,
•
•
tampak capek, sulit atau gerakan kacau, menyeringai" • •
'okus pada diri sendiri 'okus menyempit (penurunan persepsi +aktu, kerusakan proses %erfikir, penurunan interaksi dengan orang dan lingkungan "
•
•
•
@ingkah laku distraksi (jalan& jalan, menemui orang lain, aktifitas %erulang"
•
espon otonom (diaporesis, peru%aha tekanan darah, peru%ahan nafas, nadi dilatasi pupil"
•
Peru%ahan
otonom
dalam
•
tonus otot (dalam rentang lemah ke kaku" •
@ingkah
laku
ekspresif
(gelisah, merintih, menangis, +aspada, irita%el, nafas panjang, mengeluh" •
Peru%ahan dalam nafsu makan
peru%ahan
•
3akukan penilaian nyeri secara komprehensif dimulai dari lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas dan penyebab. &ai ketidaknyamanan secara non0erbal, terutama untuk pasien yang tidak bisa mengkomunikasikannya secara efektif Pastikan pasien mendapatkan perawatan dengan analgesic Gunakan komunikasi yang terapeutik agar pasien dapat menyatakan pengalamannya terhadap nyeri serta dukungan
dalam merespon nyeri Pertimbangkan pengaruh budaya terhadap respon nyeri entukan dampak nyeri terhadap kehidupan sehari4hari 6tidur, nafsu makan, akti0itas, kesadaran, mood, hubungan sosial, performance kera dan melakukan tanggung awab sehari4hari) 70aluasi pengalaman pasien atau keluarga terhadap nyeri kronik atau yang mengakibatkan cacat 70aluasi bersama pasien dan tenaga kesehatan lainnya dalam menilai efekti1tas pengontrolan nyeri yang pernah dilakukan Bantu pasien dan keluarga mencari dan menyediakan dukungan. Gunakan metoda penilaian yang berkembang untuk memonitor perubahan nyeri serta mengidenti1kasi faktor aktual dan potensial dalam
•
erakan untuk melindungi
•
@ingkah laku %erhati&hati
•
7uka topeng
•
angguan tidur (mata sayu,
•
•
tampak capek, sulit atau gerakan kacau, menyeringai" •
'okus pada diri sendiri
•
'okus menyempit (penurunan persepsi +aktu, kerusakan proses %erfikir, penurunan interaksi dengan orang dan lingkungan "
•
@ingkah laku distraksi (jalan& jalan, menemui orang lain, aktifitas %erulang"
•
•
•
espon otonom (diaporesis, peru%aha tekanan darah, peru%ahan nafas, nadi dilatasi pupil"
•
Peru%ahan
otonom
dalam
•
tonus otot (dalam rentang lemah ke kaku" •
@ingkah
laku
ekspresif
•
(gelisah, merintih, menangis, +aspada, irita%el, nafas panjang, mengeluh" •
Peru%ahan dalam nafsu makan
a"tor %ang &er'(&(ngan # •
Agen
ced era
•
(%iologi,
psikologi, kimia, fisika"
•
•
•
•
•
•
•
dalam merespon nyeri Pertimbangkan pengaruh budaya terhadap respon nyeri entukan dampak nyeri terhadap kehidupan sehari4hari 6tidur, nafsu makan, akti0itas, kesadaran, mood, hubungan sosial, performance kera dan melakukan tanggung awab sehari4hari) 70aluasi pengalaman pasien atau keluarga terhadap nyeri kronik atau yang mengakibatkan cacat 70aluasi bersama pasien dan tenaga kesehatan lainnya dalam menilai efekti1tas pengontrolan nyeri yang pernah dilakukan Bantu pasien dan keluarga mencari dan menyediakan dukungan. Gunakan metoda penilaian yang berkembang untuk memonitor perubahan nyeri serta mengidenti1kasi faktor aktual dan potensial dalam
mempercepat penyembuhan Pilihlah 0ariasi dari ukuran pengobatan 6farmakologis, nonfarmakologis, dan hubungan atar pribadi) untuk mengurangi nyeri Pertimbangkan tipe dan sumber nyeri ketika memilih metoda mengurangi nyeri *enyediakan analgesic yang dibutuhkan dalam mengatasi nyeri *enggunakan Patient4 #ontrolled Analgesia 6P#A) Gunakan cara mengontrol nyeri sebelum menadi menyakitkan 6puncak nyeri) Pengobatan sebelum berakti0itas untuk meningkatkan partisipasi , tapi e0aluasi resiko pemberian obat penenang Pastikan pretreatmen strategi analgesi dan2 non4farmakologi sebelum prosedur nyeri hebat &ai tingkat ketidaknyamanan bersama pasien, catat
a"tor %ang &er'(&(ngan # •
Agen
ced era
•
(%iologi,
psikologi, kimia, fisika"
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
mempercepat penyembuhan Pilihlah 0ariasi dari ukuran pengobatan 6farmakologis, nonfarmakologis, dan hubungan atar pribadi) untuk mengurangi nyeri Pertimbangkan tipe dan sumber nyeri ketika memilih metoda mengurangi nyeri *enyediakan analgesic yang dibutuhkan dalam mengatasi nyeri *enggunakan Patient4 #ontrolled Analgesia 6P#A) Gunakan cara mengontrol nyeri sebelum menadi menyakitkan 6puncak nyeri) Pengobatan sebelum berakti0itas untuk meningkatkan partisipasi , tapi e0aluasi resiko pemberian obat penenang Pastikan pretreatmen strategi analgesi dan2 non4farmakologi sebelum prosedur nyeri hebat &ai tingkat ketidaknyamanan bersama pasien, catat
perubahan dalam catatan medis dan informasikan kepada tenaga kesehatan yang lain 70aluasi efekti1tas metoda yang digunakan dalam mengontrol nyeri secara berkelanutan *odi1kasi metode kontrol nyeri sesuai dengan respon pasien Anurkan untuk istirahat2tidur yang adekuat untuk mengurangi nyeri
%. Pem%erian Analgetik Aktiftas:
*enentukan lokasi , karakteristik, mutu, dan intensitas nyeri sebelum mengobati pasien Periksa order2pesanan medis untuk obat, dosis, dan frekuensi yang ditentukan analgesik #ek riwayat alergi obat *enge0aluasi kemampuan pasien dalam pemilihan obat penghilang sakit, rute, dan dosis, serta melibatkan pasien dalam pemilihan tersebut
•
•
•
perubahan dalam catatan medis dan informasikan kepada tenaga kesehatan yang lain 70aluasi efekti1tas metoda yang digunakan dalam mengontrol nyeri secara berkelanutan *odi1kasi metode kontrol nyeri sesuai dengan respon pasien Anurkan untuk istirahat2tidur yang adekuat untuk mengurangi nyeri
%. Pem%erian Analgetik Aktiftas:
*enentukan lokasi , karakteristik, mutu, dan intensitas nyeri sebelum mengobati pasien Periksa order2pesanan medis untuk obat, dosis, dan frekuensi yang ditentukan analgesik #ek riwayat alergi obat *enge0aluasi kemampuan pasien dalam pemilihan obat penghilang sakit, rute, dan dosis, serta melibatkan pasien dalam pemilihan tersebut
8tamakan pemberian secara $/ dibanding $* sebagai lokasi penyuntikan, ika mungkin *onitor / sebelum dan sesudah pemberian obat narkotik dengan dosis pertama atau ika ada catatan luar biasa. #ek pemberian analgesik selama +9 am untuk mencegah teradinya puncak nyeri tanpa rasa sakit, terutama dengan nyeri yang menengkelkan *enginformasikan indi0idu yang mendapatkan analgesik narkotika,bahwa pasien akan merasa mengantuk hingga + sampai hari kemudian kembali normal Dokumentasikan respon pasien tentang analgesik, catat efek yang merugikan *enge0aluasi dan mendokumentasikan tingkat pemberian obat penenang pada pasien yang menerima opioids *engaari tentang penggunaan analgesik, strategi ke menurunkan efek samping, dan harapan untuk
8tamakan pemberian secara $/ dibanding $* sebagai lokasi penyuntikan, ika mungkin *onitor / sebelum dan sesudah pemberian obat narkotik dengan dosis pertama atau ika ada catatan luar biasa. #ek pemberian analgesik selama +9 am untuk mencegah teradinya puncak nyeri tanpa rasa sakit, terutama dengan nyeri yang menengkelkan *enginformasikan indi0idu yang mendapatkan analgesik narkotika,bahwa pasien akan merasa mengantuk hingga + sampai hari kemudian kembali normal Dokumentasikan respon pasien tentang analgesik, catat efek yang merugikan *enge0aluasi dan mendokumentasikan tingkat pemberian obat penenang pada pasien yang menerima opioids *engaari tentang penggunaan analgesik, strategi ke menurunkan efek samping, dan harapan untuk
keterlibatan dalam membuat keputusan dalam manaemen nyeri.
keterlibatan dalam membuat keputusan dalam manaemen nyeri.
Da!tar P(sta"a
A.ylys #, edding 75. (24". Medical (erminology Systems ) *ody System )pproach. Philadelpia= '.A. Davis 1ompany. #ehram, leigman, Alvin. (2". Ilmu +esehatan )nak disi !-. 0akarta = 51 #et$, So+den. (22" *uku Saku +eperaatan Pediatri disi &. 0akarta= 51 #ukchech, loria, et al (2;2". %ursing International /lassification. Lo+a = 7os%y 1arpenito. (2C". Ilmu +eperaatan )nak disi &. 0akarta =51 Depkes. (24". Profil +esehatan Indonesia #001. "aporan. 0akarta= Departemen esehatan epu%lik *ndonesia Pu%lishing. 0honson, 7arion. (2;2". 2utcome pro3ect %ursing /lasification %21. St Louis 7issouri = 7os%y ittredge 7.(2 4 (he espiratory System. Philadelphia= 1helsea -ouse Pu%lishers. /gastiyah. (2B". Peraatan )nak Sakit5 disi #. 0akarta= 51. iyadi S, Suharsono. (2;". )suhan +eperaatan Pada )nak Sakit . Nogyakarta= osyen Staf Pengajar ')*. 6#0074 Ilmu +esehatan )nak , *uku +uliah &. 0akarta= *nfomedika
Da!tar P(sta"a
A.ylys #, edding 75. (24". Medical (erminology Systems ) *ody System )pproach. Philadelpia= '.A. Davis 1ompany. #ehram, leigman, Alvin. (2". Ilmu +esehatan )nak disi !-. 0akarta = 51 #et$, So+den. (22" *uku Saku +eperaatan Pediatri disi &. 0akarta= 51 #ukchech, loria, et al (2;2". %ursing International /lassification. Lo+a = 7os%y 1arpenito. (2C". Ilmu +eperaatan )nak disi &. 0akarta =51 Depkes. (24". Profil +esehatan Indonesia #001. "aporan. 0akarta= Departemen esehatan epu%lik *ndonesia Pu%lishing. 0honson, 7arion. (2;2". 2utcome pro3ect %ursing /lasification %21. St Louis 7issouri = 7os%y ittredge 7.(2 4 (he espiratory System. Philadelphia= 1helsea -ouse Pu%lishers. /gastiyah. (2B". Peraatan )nak Sakit5 disi #. 0akarta= 51. iyadi S, Suharsono. (2;". )suhan +eperaatan Pada )nak Sakit . Nogyakarta= osyen Staf Pengajar ')*. 6#0074 Ilmu +esehatan )nak , *uku +uliah &. 0akarta= *nfomedika Suriadi, ita. (2!". )suhan +eperaatan Pada )nak disi #. 0akarta = Pene%ar S+ada -, )/*15' (2!". Pneumonia5 (he forgotten killer of children. eneva= - Press iley, /A/DA *nternational. (2;2". %ursing 8iagnostig 5 8efenition and /lasification #0!#'#0!9. 0akarta = 51