No. Dokumen
BORANG
Berlaku sejak LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
Revisi Halaman
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI BAKTERIOLOGI AIR
NAMA
: UMMI MAHMUDAH DARIST
NIM
: 11/312803/BI/08585
GOL/NO.
: D/10
ASISTEN
: ARDHYANI KURNIA HIDAYATI
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2013
FO-UGM-BI-0713 03 Maret 2008 00 1 dari 7
BORANG
No. Dokumen Berlaku sejak
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
Revisi Halaman
FO-UGM-BI-0713 03 Maret 2008 00 2 dari 7
Latar Belakang Semua organisme selalu membutuhkan air untuk kelangsungan hidupnya. Hal ini disebabkan karena semua reaksi biologis yang berlangsung dalam tubuh organisme hanya dapat terjadi dalam medium air. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa tidak akan mungkin ada kehidupan tanpa adanya air Air di bumi merupakan sirkulasi yang berkelanjutan yang dikenal sebagai siklus air atau siklus hidrolik. Air terkandung di dalam awan, salju, hujan es, dan hujan yang terdapat pada atmosfer (Pelczar and Reid, 1958). Mengingat bahwa air yang digunakan sebagai air minum kemungkinan mengandung bakteri pathogen maka sebelum digunakan haruslah diperiksa dahulu, sebab air minum harus bebas dari bakteri-bakteri patogen tersebut. Untuk pemeriksaan itu diperlukan pengujian bakteriologis air di laboratorium. Pengujian bakteriologis tersebut dapat menentukan apakah air yang diperiksa tersebut mengandung bakteri pathogen atau tidak. Biasanya hanya ditentukan apakah air tersebut mengandung bakteri bentuk coliform atau tidak. Bakteri bentuk coliform hidup dalam saluran pencernaan manusia maupun hewan sehingga selalu ditemukan dalam kotoran manusia maupun hewan. Bakteri bentuk coliform memiliki karakteristik bersifat aerob dan fakultatif aerob, gram negatif, bentuk batang, tidak membentuk spora, dan dapat memfermentasikan laktosa menghasilkan asam dan gas pada temperatur 35 0C selama 48 jam (Soetarto dkk, 2009). Dengan demikian maka air ini kemungkinan pula mengandung bakteri-bakteri yang patogen yang berasal dari kotoran tersebut. Dengan kata lain adanya bakteri bentuk coliform dalam air merupakan suatu indikasi bahwa air itu tidak aman untuk digunakan sebagai air minum. Untuk mengetahui adanya bakteri coliform dalam sampel air maka dapat dilakukan beberapa pengujian, yaitu pengujian pendugaan, pengujian penetapan, pengujian lengkap, pengujian IMVIC, dan MPN (Most Probable Number).Pada praktikum ini, dilakukan uji kualitas
BORANG
No. Dokumen Berlaku sejak
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
Revisi Halaman
FO-UGM-BI-0713 03 Maret 2008 00 3 dari 7
air dengan teknik MPN yaitu uji pendugaan dan penetapan untuk mengetahui adanya coliform dalam air (Sullia & Shantharom, 1998). Tujuan Percobaan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui adanya keberadaan bakteri coliform pada sampel air. Metode Alat dan bahan Alat dan bahan yang digunakan dalan percobaan ini meliputi sampel air yang berasal dari yang ada pada salah satu kamar mandi di Fakultas Biologi, medium laktosa cair atau tabung reaksi yang dilengkapi tabung Durham, botol steril yang bertutup gelas, pipet ukur 10 ml dan 1 ml steril, pipet pump untuk membantu menyedot larutan, medium endo agar dalam Petri dish dan ose. Cara kerja Pengujian Pendugaan. Air sampel yang telah disediakan oleh laboratorium dari salah satu kamar mandi di Fakultas Biologi. Lalu disiapkan 15 tabung reaksi masing-masing berisi 20 ml medium laktosa cair dan diinokulasikan secara aseptis sebanyak 15 tabung reaksi masingmasing diisi dengan dengan sampel air 1 ml sebanyak 5 tabung, 0,1 ml sebanyak 5 tabung dan sebanyak 5 tabung juga masing-masing 0,01ml. Pada tiap perlakuan dibuat 1 buah kontrol. Selanjutnya diinkubasikan pada temperature 35oC selama 48 jam. Kemudian diamati dan dicatat jumlah tabung yang menunjukkan pembentukan gas dan perubahan warna pada masing-masing tabung yang diinokulasi sampel air 1 ml, 0,1 ml, dan 0,01 ml. Jumlah tabung yang menunjukkan hasil yang positif digunakan untuk penetapan MPN. Pengujian Penetapan. Setelah dicairkan, secara aseptik medium endo agar dituang ke dalam cawan petri steril. Dibiarkan dingin dan memadat lalu diinokulasikan secara goresan
No. Dokumen
BORANG
Berlaku sejak LAPORAN PRAKTIKUM
Revisi
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FO-UGM-BI-0713 03 Maret 2008 00 4 dari 7
Halaman
dengan menggunakan biakan dari tabung yang menunjukkan hasil positif pada pengujian pendugaan. Diinkubasikan pada temperatur 35oC selama 24 jam. Lalu diamati bentuk koloni, warna koloni, dan warna medium di sekitar koloni. Bila ada pertumbuhan koloni yang spesifik berarti hasilnya positif. Hasil Dari pecobaan yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 1. Perhitungan jumlah bakteri air dengan metode MPN
Teknik No
yang dilakukan
Jumlah tabung yang berubah warna Media
pada
pertumbuhan
diinokulasikan) kontrol
perlakuan
0.01
(ml
0.1
air
yang
1
Nilai MP N
Jumlah
Pendugaan 1
Laktosa (Presumtiv
0,15
Broth
e test)
0
Uji Kepastian 2
EMB
(Confirme d test)
Keterangan
1
2
yang tumbuh= -sel/ml
sel
BORANG
No. Dokumen Berlaku sejak
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
(a)
Revisi Halaman
FO-UGM-BI-0713 03 Maret 2008 00 5 dari 7
(b)
Gambar 1. Hasil positif mengandung coliform biasa namun negatif E.coli (a) pengenceran 1 ml, (b) pengenceran 0,1 ml Uji Penetapan Sampel Air salah satu kamar mandi di Fakultas Biologi. Pembahasan Uji pendugaan (presumptive test) merupakan tes pendahuluan tentang ada tidaknya kehadiran bakteri coliform berdasarkan terbentuknya asam dan gas disebabkan oleh fermentasi laktosa oleh bakteri golongan coliform. Terbentuknya asam dilihat dari kekeruhan pada media laktosa, dan gas yang dihasilkan dapat dilihat dalam tabung Durham berupa gelembung udara. Tabung dinyatakan positif jika terbentuk gas. Banyaknya kandungan bakteri Escherichia coli dapat dilihat dengan menghitung tabung yang menunjukkan reaksi positif terbentuk asam dan gas dan dibandingkan dengan tabel MPN. Metode MPN dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam contoh yang berbentuk cair (Suriawiria, 1993). Pada uji pendugaan, sampel dibagi menjadi tiga pengenceran yakni 0.01, 0.1, dan 1 ml masing-masing lima tabung. Kelima belas tabung yang diteliti menunjukkan hasil yang positif pada masing-masing pengenceran adalah 0.01 ml kesemuanya negatif, 0.1ml terdapat 1 yang positif dan 1ml sebanyak 2 yang positif. Laktosa dipilih sebagai medium karena bakteri bentuk koli, khususnya E. coli mempunyai enzim beta-galaktosidase yang mampu memecah laktosa. Terbentuknya gas mengindikasikan kehadiran bakteri, namun tidak spesifik menunjukkan adanya bakteri koli karena ada kemungkinan terdapat bakteri lain yang mampu memfermentasi laktosa dengan mengahsilkan asam dan gas. Lalu nilai MPN yang terhitung sebesar 0,15. Kemudian dilakukan pengujian lebih lanjut pada tabung yang hasilnya positif yaitu dengan uji penetapan. Uji penetapan dilakukan dengan menginokulasikan secara streak pada medium endo agar yaitu agar dari laktosa yang telah dilelehkan / dicairkan. Endo agar dapat
No. Dokumen
BORANG
Berlaku sejak LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
Revisi Halaman
FO-UGM-BI-0713 03 Maret 2008 00 6 dari 7
menjerat asetaldehid yang merupakan komponen perantara dalam fermentasi laktosa. Aldehid yang dihasilkan akan bereaksi dengan sulfit dan menghasilkan warna yang berfluoresense pada permukaan medium (Salle, 1961). Terjadinya warna ini menunjukkan adanya bakteri coliform dalam sampel air karena bakteri coliform mampu memfermentasikan laktosa. Berdasarkan hasil dapat diketahui bahwa pada bakteri yang diinokulasikan pada endo agar adalah negatif mengandung bakteri E.coli yang diindikasikan dengan tidak terbentuknya warna keemasan. Namun positif mengandung bakteri coliform yang diindikasikan terbentuknya warna merah. Berdasarkan hasil dapat diketahui bahwa ada kandungan bakteri coliform dalam sampel air sehingga sampel air sudah tidak baik / tidak layak untuk dikonsumsi sebab tidak memenuhi standar
air
yang
sehat
dan
sudah
tercemar.
Simpulan Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat diambil simpulan bahwa sampel air yang di uji sudah tercemar dan mengandung bakteri coliform serta tidak layak untuk dikonsumsi. Daftar Pustaka Pelczar ,JR., J Michael. and R.Reid. 1958. Microbiology. McGraw Hill Book Company, Inc. New York. p. 53. Salle, A.J. 1961. Fundamental Principles of Bacteriology.5th ed. Mc Graww Hill Book Company. New York. pp. 484 , 485. Soetarto, A.E.S, Suharni, T.T, Nastiti, S.Y, Sembiring L. 2009. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi
untuk
Mahasiswa
Fakultas
Biologi.
Laboratorium
Mikrobiologi.
Yogyakarta. hal.28, 29, 41. Sullia, S.B and S. Shantharom. 1998. General Microbiology. Science Publisher, Inc. USA. pp. 336, 337.
BORANG
No. Dokumen Berlaku sejak
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
Revisi Halaman
FO-UGM-BI-0713 03 Maret 2008 00 7 dari 7
Suriawiria, U. 1993. Mikrobiologi Air Dan dasar – Dasar Pengolahan Buangan Secara Biologis. Penerbit alumni. Bandung. Hal. 74 , 86