LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIO-VIROLOGI
PEWARNAAN BAKTERI
Nama Kelompok 5 (H1):
1. Anjar Lupita Sari (1304015057)
2. Audina Sarah (1304015081)
3. Elsa Ayu Febriati (1304015161)
4. Febrita Ramadhani (1304015181)
5. Vini Fatika Dewi (1304015535)
FAKULTAS FARMASI DAN SAINS
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR.HAMKA
JAKARTA
2014
KATA PENGANTAR
Assalamu 'Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelasaikan makalah ini. Tak lupa Shalawat serta Salam atas junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah diutus kemuka bumi ini sebagai Rahmatanlil Alamin yang kita nantikan syafaatnya di hari akhir nanti.
Makalah ini disusun untuk mengetahui lebih lnjut tentang perhitungan angka kuman. Dimana dalam makalah ini diharapkan lebih membuka wawasan berpikir dibidang terkait dengannya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi kita semua dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Senin, 6 September 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri yang ada di suspensikan. Salah satu cara unutk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah di identifikasi adalah dengan cara metode pengenceran atau pewarnaan. Hal tersebut berfungsi untuk mengetahuisifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecetan atau pewarnaan (Dwidjoseputro, 1998).
Bakteri memiliki beberapa bentuk yaitu basil (tongkat), coccus, spirilum. Bakteri yang berbentuk tongkat maupun kokus dibagi menjadi beberapa macam. Pada bentuk basil pembagiannya yaitu basil tunggal, diplobasil, dan tripobasil.Sedangkan pada coccus dibagi menjadi monococcus, diplococcus, sampai stophylococcus. Khusus pada spirilum hanya dibagi dua yaitu setengah melengkung dan melengkung (Dwidjoseputro.1998).
Pewarna gram atau metode gram adalah salah satu teknik pewarnaan yang paling penting dan luas yang digunakan untuk mengidentifikasikan bakteri. Dalam proses ini, olesan bakteri yang sudah erfiksasi dikenai larutan-larutan berikut :zat pewarna kristal violet, larutan iodium, larutan alkohol, dan zat pewarna tandinganberupa zat warna safranin. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuan Denmark Hans Christian Gram (1853- 1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884, untuk membedakan antara pneumokokus dan klebsiella pneumonieae. Bakteri yang terwarnai dengan metode ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Bakteri gram positif akan mempertahankan zat pewarna kristal violet dan karenanya akan tampak berwarna ungu tua dibawah mikroskop. Adapun gram negatif akan kehilangan zat pewarna kristal violet setelah dicuci denan alkohol, dan sewaktu diberi zat pewarna tandingannya yaitu dengan zat pewarna air safranin akan tampak berwarna merah. Perbedan warna ini disebabkan oleh perbedaan dalam struktur kimiawi dindingselnya ( pelezar M J 1989).
Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, karena selain bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Unutk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bakteri sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah diamati. Oleh karena itu teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salah satu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi (Dwidjoseputro, 1998).
Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan praktikum kali ini unutk mengetahui teknik pewarnaan mikroorganisme baik itu dengan cara pewarnaan sederhana, pengenceran negative, maupun pengenceran gram serta mengetahui morfologi mikroorganisme (Sutedjo, 1991).
Teknik Pewarnaan bukan pekerjaan yang sulit tapi perlu ketelitian dan kecermatan bekerja serta mengikuti aturan dasar yang berlaku (Lay.1994)
Oleh karena itu yang melatar belakangi praktek ini yaitu untuk mengetahui teknik pewarnaan mikroorganisme sehingga mempermudah dalam melihat bagian-bagian bakteri.
1.2 Tujuan Percobaan
- Mengetahui macam-macam metode pewarnaan.
- Dapat membedakan bakteri gram positif dan negative dengan metode pewarnaan.
- Mengetahui macam-macam zat warna yang digunakan dalam pewarnaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bakteri atau mikroba lainya dapat di lihat dengan mikroskop biasa tanpa yaitu dengan cara-cara khusus, misalnya dengan cara tetesan bergantung,menggunakan kondensor medan gelap dan lain-lain.Tetapi pengamatan dari pewarnaan ini lebih sukar dan tidak di pakai untuk melihat bagian-bagian sel dengan teliti, karena sel bakteri dan mikroba lainya transparan. Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, karena selain bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil untuk mengatasi hal tersebut maka di kembangkan suatu teknik pewarnaan bakteri ,sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah di amati. Oleh karena itu teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salah satu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi (Dwijoseputro, 2005).
Pewarnaan pada bakteri dibagi menjadi tiga, yaitu :
Pewarnaan sederhana
Pewarnaan sederhana merupakan teknik pewarnaan yang paling banyak digunakan. Disebut sederhana karena hanya menggunakan satu jenis zat warna untuk mewarnai organisme tersebut. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarnaan-pewarnaan sederhana karena sitoplasamanya bersifat basofilik (suka dengan basa). Zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkolin. Dengan pewarnaan sederhana dapat mengetahui bentuk dan rangkaian sel-sel bakteri. Pewarna basa yang biasa digunakan untuk pewarnaan sederhana ialah metilen biru, kristal violet, dan karbol fuehsin yang mana pewarnaan sederhana ini dibagi lagi menjadi dua jenis pewarnaan.
a. pewarnaan asam
Merupakan pewarnaan yang menggunakan satu macam zat warna dengan tujuan hanya untuk melihat bentuk sel. Adapun zat warna yang dipakai dalam pewarnaan positif adalah metilen biru dan air furksin.
b. Pewarnaan Basa
Pewarnaan basa atau negatif merupakan metode pewarnaan untuk mewarnai bakteri tetapi mewarnai latar belakangnya menjadi hitam gelap. Pada pewarnaan ini mikroorganisme kelihatan transparan (tembus pandang). Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel. Metode ini menggunakan cat nigrosin atau tinta cina.
Pewarnaan Deferensial
Pewarnaan bakteri yang menggunakan lebih dari satu zat warna seperti pewarnaan gram dan pewarnaan tahan asam. Penjelasan sebagai berikut:
Pewarnaan Gram
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram-positif dan gram-negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853–1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae.
Dengan metode pewarnaan Gram, bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri Gram positif dan Gram negatif berdasarkan reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya. Oleh karena itu, pengecatan Gram tidak bisa dilakukan pada mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma sp Contoh bakteri yang tergolong bakteri tahan asam, yaitu dari genus Mycobacterium dan beberapa spesies tertentu dari genus Nocardia. Bakteribakteri dari kedua genus ini diketahui memiliki sejumlah besar zat lipodial (berlemak) di dalam dinding selnya sehingga menyebabkan dinding sel tersebut relatif tidak permeabel terhadap zat-zat warna yang umum sehingga sel bakteri tersebut tidak terwarnai oleh metode pewarnaan biasa, seperti pewarnaan sederhana atau Gram.
Gram positif dan negative
Bakteri garam positif ialah bakteri yang mengikat warna utama (crystal violet) dengan kuat sehingga tidak dapat di lunturkan oleh peluntur dan tidak diwarnai lagi oleh zat warna lawan (safranin) pada mikroskop sel-sel bakteri tampak berwarna ungu.
Bakteri gram negatif ialah bakteri yang mempuyai daya mengikat zat warna utama tidak kuat sehingga dapat dilunturkan oleh peluntur dan dapat diwarnai oleh zat warna lawan (safranin) pada pengamatan mikroskop sel-sel bakteri tampak berwarna merah.
Pewarnaan acid-fast
Tekhnik pewarnaan bakteri tahan asam ziehl neelsen adalah pewarnaan Differential yang berguna untuk identifikasi Bacillus Tuberculosis, Mycobacteria lain dan Nocardia.
Pewarnaan bakteri tahan asam ziehl neelsen ini didasari oleh perbedaan komposisi kimia dari dinding sel sel bakteri.
Karena sangat sulit melakukan pewarnaan pada mikroorganisme ini dengan pewarnaan biasa, digunakan pewarnaan dasar dengan tambahan asam pekat.
Secara umum, pemanasan harus dilakukan selama pewarnaan ini. untuk membantu mempermudah penetrasi pewarnaan.
Mikroorganisme yang memperlihatkan sifat tahan asam, akan sangat sukar melepaskan pewarna yang sudah menempel. dengan alkohol.
Sedangkan mikroorganisame yang tidak tahan akan mengalami dekolorisasi dengan asam dan terwarnai dengan pewarna kedua.
Pewarnaan Struktur Sel
Pewarnaan Spora
Spora bakteri (endospora) tidak dapat diwarnai dengan pewarnaan biasa, diperlukan teknik pewarnaan khusus. Pewarnaan Klein adalah pewarnaan spora yang paling banyak digunakan.
Endospora sulit diwarnai dengan metode Gram. Untuk pewarnaan endspores, perlu dilakukan pemanasan supaya cat malachite hijau bisa masuk ke dalam spora , seperti halnya pada pewarnaan Basil Tahan Asam dimana cat carbol fuschsin harus dipanaskan untuk bisa menembus lapisan lilin asam mycolic dari Mycobacterium .
Pewarnaan flagel
Pewarnaan flagel dengan memberi suspense koloid garam asam tanat yang tidak stabil, sehingga terbentuk presipitat tebal pada dinding sel dan flagel.
Pewarnaan kapsul
Pewarnaan ini menggunakan larutan Kristal violet panas, lalu larutan tembaga sulfat sebagai pembilasan menghasilkan warna biru pucat pada kapsul, karena jika pembilasan dengan air dapat melarutkan kapsul. Garam tembaga juga memberi warna pada latar belakang. Yang berwana biru gelap
Perbedaan ciri-ciri bakteri gram positif dan gram negative :
Gram Positif
Gram Negatif
Struktur dinding selnya tebal, sekitar 15-80 nm, berlapis tunggal atau monolayer
Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10 – 15 mm, berlapis tiga atau multilayer.
Dinding selnya mengandung lipid yang lebih normal (1-4%), peptidoglikan ada yang sebagai lapisan tunggal. Komponen utama merupakan lebih dari 50% berat ringan. Mengandung asam tekoat
Dinding selnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan terdapat didalam
Bersifat lebih rentan terhadap penisilin.
lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit ± 10% dari berat kering, tidak mengandung asam tekoat.
Pertumbuhan dihambat secara nyata oleh zat-zat warna seperti ungu kristal.
Kurang rentan terhadap senyawa penisilin
Komposisi nutrisi yang dibutuhkan lebih rumit.
Pertumbuhannya tidak begitu dihambat oleh zat warna dasar misalnya kristal violet.
Lebih resisten terhadap gangguan fisik.
Komposisi nutrisi yang dibutuhkan relatif sederhana
Resistensi terhadap alkali (1% KOH) larut
Tidak resisten terhadap gangguan fisik.
Tidak peka terhadap streptomisin
Resistensi terhadap alkali (1% KOH) lebih pekat
Toksin yang dibentuk Eksotoksin Endotoksin
Peka terhadap streptomisin
Toksin yang dibentuk Endotoksin
Pengecatan gram dilakukan dalam 4 tahap yaitu :
1. Pemberian cat warna utama (cairan kristal violet) berwarna ungu.
2. Pengintesifan cat utama dengan penambahan larutan mordan JKJ.
3. Pencucian (dekolarisasi) dengan larutan alkohol asam.
4. Pemberian cat lawan yaitu cat warna safranin
Sifat bakteri terhadap pewarnaan Gram merupakan sifat penting untuk membantu determinasi suatu bakteri. Beberapa perbedaan sifat yang dapat dijumpai antara bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif yaitu:
1. Fiksasi
Fiksasi perlu dilakukan sebelum pewarnaan bakteri karena berguna merekatkan sel bakteri pada gelas objek, membunuh bakteri, melepaskan granula (butiran) protein menjadi gugusan reaktif (NH3+) membuat sel-sel lebih kuat, mencegah terjadinya otolisis sel, mengubah avinitas, fiksasi dapat dilakukan secara fisik atau dengan bahan kimia.
2. Peluntur zat warna
Peluntur zat warna berguna untuk menghasilkan kontras yang lebih baik pada bayangan mikroskop. Pada umumnya, sel-sel yang mudah diwarnai akan lebih mudah pula dilunturkan warnanya. Sedangkan sel-sel yang sukar diwarnai akan lebih sukar dilunturkan warnanya.
3. Substrata
Merupakan zat warna asam atau basa dapat bereaksi dengan senyawa-senyawa tertentu. Oleh karena itu, senyawa-senyawa organik seperti protein, karbohidrat, lemak dan asam nukleat akan mempengaruhi pewarnaan. Berdasarkan jenis zat warna yang diserap oleh sel, maka dapat dibedakan tiga macam sel yaitu: sel-sel asidofil, basodill dan sudanofil.
4. Intensifikasi warna
Zat warna dapat diintensifikasikan dengan cara menambahkan mordan, yaitu zat kimia yang dapat menyebabkan sel-sel bakteri dapat diwarnai lebih intensif karena zat warna terikat lebih kuat daripada jaringan sel. Mordan dibagi atas dua macam, yaitu mordan asam dan mordan basa. Mordan asam adalah mordan yang bereaksi dengan zat-zat warna basa. Sedangkan mordan basa adalah mordan yang bereaksi dengan anion zat warna asam.
5. Zat warna penutup atau zat warna lawan
Zat warna lawan adalah suatu zat warna basa yang berbeda warnanya dengan zat warna mula-mula yang digunakan. Gunanya adalah untuk memberikan warna pada sel-sel yang berbeda warnanya dengan zat warna mula-mula. Zat warna penutup diberikan pada akhir pewarnaan dengan tujuan untuk memberikan kontras pada sel-sel yang tidak menyerap zat warna utama (Sutedjo, 1991).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Praktikum Pewarnaan Bakteri
Alat dan bahan :
Alat
Medium dalam tabung slant
Lampu bunsen
Pipet
Objek glass (kaca presparat dan penutup)
Tabung reaksi
Jarum oase
Mikroskop
Kipas angin
Cover glass
Sarung tangan
Masker
Bahan
Aquades
Alkohol 95 % + 70 %
Biakan murni satu jenis bakteri
Zat warna Kristal violet
Nigrosin
Larutan logol's
Tissue
Crystal violet
Safranin
Methylen
Media Na
Prosedur praktikum
3.3.1 Pewarnaan sederhana
1. Disterilkan kaca preparat dengan alkohol 70%
2. Dikeringkan (dilap) dengan tissue
3. Difiksasi diatas lampu bunsen
4. Ditetesi akuades
5. Difiksasi sampai tetesan akuades menyerap dan berbekas diatas kaca preparat
6. Diambil secara aseptis suatu koloni dengan menggunakan jarum ose
7. Difiksasi diatas lampu bunsen, setelah kering, ditetesi larutan crystal violet, biarkan 1-2 menit
8. Cuci dengan air mengalir sampai zat warnanya hilang
9. Keringkan kaca preparat
10. Amati dengan mikroskop, dan catat hasilnya
3.3.2 Pewarnaan negatif
1. Disterilkan kaca preparat dengan alkohol 70%
2. Dikeringkan (dilap) dengan tissue
3. Difiksasi diatas lampu bunsen
4. Ditetesi akuades
5. Difiksasi sampai tetesan akuades menyerap dan berbekas diatas kaca preparat
6. Diambil secara aseptis suatu koloni dengan menggunakan jarum ose
7. Diambil larutan nigrosin (tinta cina)
8. Keringkan (anginkan) kaca preparat
9. Amati dibawah mikroskop dan catat hasilnya
3.3.3 Pewarnaan gram positif
1. Disterilkan kaca preparat dengan alkohol 70%
2. Dikeringkan (dilap) dengan tissue
3. Difiksasi diatas lampu bunsen
4. Ditetesi akuades
5. Difiksasi sampai tetesan akuades menyerap dan berbekas diatas kaca preparat
6. Diambil secara aseptis suatu koloni dengan menggunakan jarum ose
7. Keringkan dan fiksasi diatas lampu bunsen
8. Setelah kering, teteskan zat warna crystal violet sebanyak 2-3 tetes dan diamkan selama 1 menit
9. Cuci dengan air mengalir dan keringkan
10. Teteskan lagi dengan larutan lugol, dan biarkan selama 1 menit, lalu cuci dengan air mengalir, dan keringkan.
11. Cuci lagi dengan alkohol 70% selam 30 detik
12. Cuci dan keringkan
13. Berikan larutan basil fuchsin atau safrina selama 2 menit
14. Cuci dengan air mengalir dan keringkan
15. Amati dengan mikroskop dan catat hasilnya
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pewarnaan Isolasi Biakan Murni
Pengamatan
Isolasi Biakan Murni
Karbol Fuchsin
Nama Bakteri : -
Bentuk Sel
Basil\batang
Warna Sel
Ungu
Keterangan Sel
Pewarnaan Gram
Pengamatan
Gram Positif
Gram Negatif
Nama Bakteri
Staphylococcus aureus
Pseudomonas Aeraginase
Bentuk Sel
Bulat
Basil\batang
Warna Sel
Ungu
Merah
Ketersngan Sel
Pembahasan :
Pewarnaan sederhana yaitu pewarnaan dengan menggunakan satumacam zat warna dengan tujuan hanya untuk melihat bentuk sel bakteri dan untuk mengetahui morfologi dan susunan selnya . pewarnaan ini dapat menggunakan pewarnaan basa pasda umumnya antara lain kristal violet , metylen blue , karbol , fuchsin , dan safranin(lay ,1994).
Pewarnaan negatif yaitu pewarnaan yang ditujukan terhadap bakteri yang sulit diwarnai, dimana bakterinya tidak diwarnai melainkan latar belakangnya, metode pewarnaan negatif merupakan suatu metode perwarnaan umum, dimana digunakan larutan zat warna yang tidak meresap ke dalam sel-sel bakteri melainkan melatar belakangi sehingga kelihatan atau nampak sebagai bentuk-bentuk kosong tak berwarna(negatif) (Lay.1994).
Pewarnaan gram merupakan pewarnaan yang digunakan untuk mengelompokan bakteri gram positif dan gram negatif. Bakteri gram positif akan mempertahankan zat warna crystal violet dan akan tampak berwarna ungu tua di bawah mikroskop. Adapun bakteri gram negatif akan kehilangan zat warna crystal violet setelah dicuci dengan alkohol, dan sewaktu diberi zat pewarna air fucsin atau safranin akan tampak berwarna merah. Perbedaan zat warna ini disebabkan oleh perbedaan dalam struktur kimiawi dinding selnya. Pewarna yang digunakan dalam pewarnaan gram antara lain : crystal violet, alkohol, safranin, dan iodine (Lay.1994).
Pewarnaan spora merupakan pewarnaan dengan menggunakan malachite green dan safranin, yang dalam hasil pewarnaannya akan muncul warna hijau pada sporanya, serta warna merah pada sel vegetatifnya yaitu pada Bacillus subtitulis (Lay.1994).
Prinsip pewarnaan sederhana didasarkan pada zat warna yang digunakan hanya terdiri dari satu zat yang dilarutkan dalam bahan pelarut yang merupakan suatu cara yang cepat untuk melihat morfologi bakteri secara umum(Dwidjoseputro.1998).
Prinsip pewarnaan negatif yaitu suatu metode pewarnaan tidak langsung dimana digunakan larutan zat warna yang tidak meresap kedalam sel bakteru melainkan ke dalam latar belakangnya (Lay.1994)
Prinsip pewarnaan gram didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel bakteri ; sehingga menyebabkan perbedaan reaksi dengan permeabilitas zat warna dan penambahan larutan pencuci (Dwidjoseputro.1998).
BAB V
KESIMPULAN
Dari praktikum pewarnaan dan cara-cara pewarnaan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
- Dalam praktikum kali ini digunakan 4 macam metode pewarnaan, yaitu: Pewarnaan Sederhana (pada pewarnaan ini bakteri berwarna ungu), pewarnaan negative (pada pewarnaan ini bakteri berwarna merah menyala dengan ujung kepala orange dengan dasar hitam pekat), pewarnaan gram pada pewarnaan ini bakteri yang didapat dominan violet, jadi termasuuk dalam bakteri garam positif), pewarnaann spora (pada pewarnaan spora yang terbentuk berwarna hijau).
- Bakteri terbagi atas dua yaitu:
a. Bakteri gram positif yaitu bakteri yang mengikat zat warna utama dengan kuat sehingga tidak dapat dilunturkan oleh peluntur dan tidak dapat diwarnai lagi oleh zat warna lawan. (pada pengamatan kali ini bakteri bewarna violet).
b. Bakteri gram negative yaitu bakteri yang bersifat kebalikan dari gram positif (yang pada kali ini bakteri tampak berwarna merah).
- Zat warna yang digunakan dalam pewarnaan kali ini adalah: crystal violet, safranin, lugol's lodin, dan malachite green.
DAFTAR PUSTAKA
http://rikedianhusada.blogspot.com/p/cara-pewarnaan-bakteri.html
http://alexschemistry.blogspot.com/2013/10/laporan-pewarnaan-bakteri-pewarnaan-gram.html
http://semuacoretankuliah.blogspot.com/2013/09/laporan-mikrobiologi-pewarnaan-dan-cara.html
http://www.academia.edu/6554037/5_Pewarnaan_Gram
http://id.wikipedia.org/wiki/Pewarnaan_Gram
http://itatrie.blogspot.com/2012/10/laporan-mikrobiologi-pewarnaan.html
http://alatalatlaboratorium.com/LaboratoriumMikrobiologi/pewarnaan-bakteri-tahan-asam- menggunakan-zn-acid-fast-stains-kit
Campbell, N. A. Dan Reece, J. B., 2005. Biologi Jilid 2. Erlangga. Jakarta.
Hadioetomo, R, S., 1990. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Gramedia. Jakarta.
Irawan, 2008. Teknik Pewarnaan Mikroba. http://wordbiology.wordpress.com.
Pelczar, M. W., 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi 1. UI Press. Jakarta.
Suriawiria, U., 1985. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Gramedia. Jakarta.
Volk, W. A. dan Margareth F. W., 1998. Mikrobiologi Dasar Jilid I. Jakarta : Erlangga.
Diakses 11 Oktober 2014
Gambar