LAPORAN PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI & STRATIGRAFI STRATIGRAFI
Oleh : Nama
: Eka Susetyana Saputa
NIM
: !"##"$##%
Kelas
: km'"
LA(ORATORIUM SOFT RO)K *URUSAN TEKNIK GEOLOGI SEKOLA+ TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL ,OG,AKARTA -#"%
DAFTAR ISI
Halaman judul………………………………………………………………….. Daftar isi……………………………………………………………………….. Kata pengantar…………………………………………………………………. BAB I Pendahuluan……………………………………………………………. 1.1 Latar belakang …………………………………………………….. 1.2 aksud dan tujuan………………………………………………… a. Analis Analisaa !ran !ranul" ul"met metri… ri………… ……………… ……………… ……………… ……….. .. b. Analisa bentuk kerakal…………………………………. #. Analis Analisaa k"mp"s k"mp"sisi isi butir butir sedim sedimen…… en…………… ……………… …………. …. BAB II L"kasi $Letak % kesampaian&………………………………………… 2.1 L"kasi $data utama ditambah di tambah data pendukung&……………………. 2.2 Kesampaian $data utama ditambah data pendukung&……………… BAB III Dasar Das ar 'e"ri…………………………………………………………… 'e"ri…………………………………………………………… (.1 Analisa !ranul"metri……………………………………………… (.2 Analisa bentuk kerakal…………………………………………….. (.( Analisa k"mp"sisi butir sedimen………………………………….. BAB I) Hasil dan Pembahasan………………………………………………. *.1 Keadaan L"kasi utama dan pendukung $ +"t", arah sungai, keadaan s-stem DA sungai& /0isual % narasi……………………………… *.2 Hasil !ranul"metri…………………………………………………. • •
Hasil $perhitungan dan grafik dari data utama dan data pendukung& Interpetasi data utama dan data pendukung
*.( Hasil analisa bentuk butir kerakal…………………………………. Hasil $perhitungan dan grafik dari data utama dan data pendukung& • Interpetasi data utama dan data pendukung •
DAFTAR ISI
Halaman judul………………………………………………………………….. Daftar isi……………………………………………………………………….. Kata pengantar…………………………………………………………………. BAB I Pendahuluan……………………………………………………………. 1.1 Latar belakang …………………………………………………….. 1.2 aksud dan tujuan………………………………………………… a. Analis Analisaa !ran !ranul" ul"met metri… ri………… ……………… ……………… ……………… ……….. .. b. Analisa bentuk kerakal…………………………………. #. Analis Analisaa k"mp"s k"mp"sisi isi butir butir sedim sedimen…… en…………… ……………… …………. …. BAB II L"kasi $Letak % kesampaian&………………………………………… 2.1 L"kasi $data utama ditambah di tambah data pendukung&……………………. 2.2 Kesampaian $data utama ditambah data pendukung&……………… BAB III Dasar Das ar 'e"ri…………………………………………………………… 'e"ri…………………………………………………………… (.1 Analisa !ranul"metri……………………………………………… (.2 Analisa bentuk kerakal…………………………………………….. (.( Analisa k"mp"sisi butir sedimen………………………………….. BAB I) Hasil dan Pembahasan………………………………………………. *.1 Keadaan L"kasi utama dan pendukung $ +"t", arah sungai, keadaan s-stem DA sungai& /0isual % narasi……………………………… *.2 Hasil !ranul"metri…………………………………………………. • •
Hasil $perhitungan dan grafik dari data utama dan data pendukung& Interpetasi data utama dan data pendukung
*.( Hasil analisa bentuk butir kerakal…………………………………. Hasil $perhitungan dan grafik dari data utama dan data pendukung& • Interpetasi data utama dan data pendukung •
*.* Hasil analisa k"mp"sisi butir sedimen……………………………… • •
Hasil $perhitungan dan grafik dari data utama dan data pendukung& Interpetasi data utama dan data pendukung
*. Interpetasi mekanisme sedimentasi pada s-stem sungai data utama dan data pendukung…………………………………………………………… BAB ) Penutup………………………………………………………………….. .1 Kesimpulan………………………………………………………….. .2 Kritik % aran……………………………………………………….. Daftar Pustaka……………………………………………………………………
KATA KATA PENGANTAR PENG ANTAR
Puji s-ukur kehadirat 'uhan 3ang 3ang aha Kuasa atas segala limpahan 4ahmat56-a, sehingga sa-a dapat men-elesaikan pen-usunan lap"ran ini dalam bentuk maupun isin-a -ang -ang sangat sederhana. em"ga lap"ran ini dapat di pergunakan sebagai salah satu a#uan, petunjuk maupun maupun ped"man bagi pemba#a
dalam pemahaman mahasis7a tentang praktikum / ediment"l"gi % tratigrafi / dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk men-elesaikan tugas pratikum sediment"l"gi dan stratigrafi. Harapan sa-a sem"ga lap"ran ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pemba#a, sehingga sa-a dapat memperbaiki bentuk maupun isi lap"ran ini sehingga kedepann-a dapat lebih baik. Lap"ran ini sa-a akui masih ban-ak kekurangan karena pengalaman -ang sa-a miliki sangat kurang. 8leh kerena itu sa-a harapkan kepada para pemba#a untuk memberikan masukan5masukan -ang bersifat membangun untuk kesempurnaan lap"ran ini.
3"g-akarta, 12 6"0ember 291:
Eka Susetyana Saputa
(A( I PENDA+ULUAN "" Lata (elakan.
'ujuh puluh persen batuan -ang menutupi permukaan bumi ini terdiri dari batuan sedimen. 3aitu batupasir, batugamping, lanau, lempung, breksi, k"ngl"merat, dan batuan sedimen lainn-a. Batuan tersebut terbentuk se#ara pr"ses fisika, kimia, dan bi"l"gi -ang terendapkan se#ara alamiah di berbagai lingkungan pengendapan dan terus berjalan hingga saat ini. Pembelajaran tentang batuan sedimen sangat besar k"ntribusin-a terhadap penentuan dan pembelajaran batuan batuan sedimen purba atau -ang berumur tua dalam skala 7aktu ge"l"gi. Ban-ak batuan sedimen purba -ang diperkirakan sistem dan lingkungan pengendapann-a dianal"gikan dengan pr"ses pr"ses sedimentasi -ang terjadi pada saat ini. Pr"ses pr"ses sedimentasi $fisika, kimia, bi"l"gi& sangat berhubungan erat dengan k"mpaksi, sementasi, rekristalisasi. ;ndapan sedimen (sedimentary deposit) adalah tubuh material padat -ang terakumulasi di permukaan bumi atau di dekat permukaan bumi, pada k"ndisi tekanan dan temperatur -ang rendah. edimen umumn-a $namun tidak selalu& diendapkan dari fluida dimana material pen-usun sedimen itu sebelumn-a berada, baik sebagai larutan maupun sebagai suspensi. Definisi ini sebenarn-a diterapkan untuk semua jenis batuan sedimen karena ada beberapa jenis endapan -ang telah disepakati "leh para ahli sebagai endapan sedimen< $1& diendapkan dari udara sebagai benda padat di ba7ah temperatur -ang relatif tinggi, misaln-a material fragmental -ang dilepaskan dari gunungapi= $2& diendapkan di ba7ah tekanan -ang relatif tinggi, misaln-a endapan lantai laut5dalam. ediment"l"gi adalah ilmu -ang mempelajari sedimen atau endapan $>adell, 1?(2&. edangkan sedimen atau endapan pada umumn-a diartikan sebagai hasil dari pr"ses pelapukan terhadap suatu tubuh batuan, -ang kemudian mengalami er"si, tertansp"rtasi "leh air, angin, dll, dan pada akhirn-a terendapkan atau tersedimentasikan. edimentasi adalah suatu pr"ses pengendapan material -ang ditransp"rt "leh media air , angin, es, atau gletser di suatu #ekungan. edangkan batuan sedimen
adalah suatu batuan -ang terbentuk dari hasil pr"ses sedimentasi, baik se#ara mekanik maupun se#ara kimia dan "rganik.
a. e#ara mekanik 'erbentuk dari akumulasi mineral5mineral dan fragmen5fragmen batuan. +akt"r5 fakt"r -ang penting antara lain < @ umber material batuan sedimen < ifat dan k"mp"sisi batuan sedimen sangat dipengaruhi "leh material5material asaln-a. K"mp"sisi mineral5mineral batuan sedimen dapat menentukan 7aktu dan jarak transp"rtasi, tergantung dari pr"sentasi mineral5mineral stabil dan n"nstabil. @ Lingkungan pengendapan < e#ara umum lingkungan pengendapan dibedakan dalam tiga bagian -aitu< Lingkungan Pengendapan Darat, 'ransisi dan Laut. Ketiga lingkungan pengendapan ini, dimana batuan -ang dibedakann-a masing5masing mempun-ai sifat dan #iri5#iri tertentu. @ Pengangkutan $transp"rtasi& < edia transp"rtasi dapat berupa air, angin maupun es, namun -ang memiliki peranan -ang paling besar dalam sedimentasi adalah media air. elama transp"rtasi berlangsung, terjadi perubahan terutama sifat fisik material5material sedimen seperti ukuran bentuk dan r"undness. Dengan adan-a pemilahan dan pengikisan terhadap butir5butir sedimen akan memberi berbagai ma#am bentuk dan sifat terhadap batuam sedimen. @ Pengendapan < Pengendapan terjadi bilamana arusga-a mulai menurun hingga berada di ba7ah titik da-a angkutn-a. Ini biasa terjadi pada #ekungan5#ekungan, laut, muara sungai, dll.
@ K"mpaksi < K"mpaksi terjadi karena adan-a ga-a beratgrafitasi dari material5material sedimen sendiri, sehingga 0"lume menjadi berkurang dan #airan -ang mengisi p"ri5p"ri akan bermigrasi ke atas. @ Lithifikasi dan ementasi < Bila k"mpaksi meningkat terus menerus akan terjadi pengerasan terhadap material5material sedimen. ehingga meningkat ke pr"ses pembatuan $lithifikasi&, -ang disertai dengan sementasi dimana material5material semen terikat "leh unsur5unsurmineral -ang mengisi p"ri5p"ri antara butir sedimen.
@ 4epla#ement dan 4ekristalisasi < Pr"ses repla#ement adalah pr"ses penggantian mineral "leh pelarutan5pelarutan kimia hingga terjadi mineral baru. 4ekristalisasi adalah perubahan atau pengkristalan kembali mineral5mineral dalam batuan sedimen, akibat pengaruh temperatur dan tekanan -ang relatif rendah.
@ Diagenesis < Diagenesis adalah perubahan -ang terjadi setelah pengendapan berlangsung, baik tekstur maupun k"mp"sisi mineral sedimen -ang disebabkan "leh kimia dan fisika. b. e#ara Kimia dan 8rganik 'erbentuk "leh pr"ses5pr"ses kimia dan kegiatan "rganisme atau akumulasi dari sisa skelet"n "rganisme. edimen kimia dan "rganik dapat terjadi pada k"ndisi darat, transisi, dan lautan, seperti haln-a dengan sedimen mekanik.
asing5masing lingkungan sedimen di#irikan "leh paket tertentu fisik, kimia, dan bi"l"gis parameter -ang ber"perasi untuk menghasilkan tubuh tertentu sedimemen di#irikan "leh tekstur, struktur, dan k"mp"sisi pr"perti. Kita menga#u kepada badan5badan khusus seperti endapan dari batuan sedimen sebagai bentuk. Istilah bentuk menga#u pada unit stratigrafik dibedakan "leh lith"l"gi#, struktural, dan karakteristik "rganik terdeteksi di lapangan. ebuah bentuk sedimen dengan demikian unit batu itu, karena dep"sisi dalam lingkungan tertentu, memiliki pengaturan karakteristik pr"perti. Lith"fa#ies dibedakan "leh #iri5#iri fisik seperti 7arna, lith"l"g-, tekstur, dan struktur sedimen. Bi"gfa#ies didefinisikan pada karakteristik palent"l"gi dasar. Inti penekanann-a adalah bah7a lingkungan dep"siti"nal menghasilkan bentuk sedimen. Karakteristik pr"perti dari bentuk sedimen -ang pada gilirann-a merupakan refleksi dari k"ndisi lingkungan dep"si"nal. tratigrafi adalah studi batuan untuk menentukan urutan dan 7aktu kejadian dalam sejarah bumi. Dua subjek -ang dapat dibahas untuk membentuk rangkaian kesatuan skala pengamatan dan interpretasi. tudi pr"ses dan pr"duk sedimen memperkenankan kita menginterpretasi dinamika lingkungan pengendapan. 4ekaman5rekaman pr"ses ini di dalam batuan sedimen memperkenankan kita menginterpretasikan batuan ke dalam lingkungan tertentu. ntuk menentukan perubahan lateral dan temp"rer di dalam lingkungan masa lampau ini, diperlukan kerangka kerja kr"n"l"gi. Ilmu bumi se#ara tradisi"nal telah dibagi kedalam sub5disiplin ilmu -ang terf"kus pada aspek5aspek ge"l"gi seperti pale"nt"l"gi, ge"fisika, mineral"gi, petr"l"gi, ge"kimia, dan sebagain-a. Di dalam tiap sub5disiplin ilmu ini, ilmu pengetahuan telah dikembangkan sebagai teknik analitik baru -ang telah diaplikasikan dan dikembangkann-a te"ri5te"ri in"0atif. Di7aktu -ang sama karena kemajuan5 kemajuan di lapangan, maka diperkenalkann-a integrasi k"mbinasi ide5ide dan keahlian dari berbagai disiplin ilmu -ang berbeda5beda. !e"l"gi adalah ilmu multidisiplin -ang sangat baik dipahami jika aspek5aspek berbeda terlihat berhubungan antara satu dengan lainn-a. ediment"l"gi perhatiann-a tertuju pada pembentukan batuan sedimen. Kemudian batuan sedimen dibahas hubungan
7aktu dan ruangn-a dalam rangkaian stratigrafi di dalam #ekungan5#ekungan sedimen. 'ekt"nik lempeng, petr"l"gi dan pale"nt"l"gi adalah t"pik tambahan.
"- Maksu/ /an Tu0uan
a. Analisa granul"metri 5 emisahkan fraksi butiran pasir pada ukuran $diameter& butir tertentu. 5 enentukan harga5harga median diameter, k"efisien s"rtasi, ske7ness dan kurt"sis. b. Analisa bentuk krakal 5 enentukan dan mengukur panjang sumbu a, b, dan #. C
5 enentukan 0"lume fragmen. 5 Identifikasi bentuk fragmen. 5 enentukan harga sphreri#it- dan r"undness. 5 engetahui tingkat abrasi. 5 engetahui jarak dan laman-a transp"rtasi. 5 engetahui mekanisme pengangkutan dan media pengangkut. 5 engetahui tingkat resistensi.
#. Analisa k"mp"sisi butir sedimen
5 elakukan identifikasi partikel pen-usun sedimen silisiklastik berukuran pasir. 5 engetahui tipe batuan , interpretasi batuan sumber, tingkat kede7asaan, pr"ses5pr"ses ge"l"gi -ang berperan terhadap pembentukan dan dep"sisi sedimen berdasarkan k"mp"sisi pen-usunn-a.
(A( II LOKASI 1LETAK DAN KESAMPAIAN2
-" L3kas4 1/ata utama /4tam5ah /ata pen/ukun.2
-- Kesampa4an 1/ata utama /4tam5ah /ata pen/ukun.2
(A( III DASAR TEORI
'" Anal4sa .anul3met4
kuran butir pada partikel sedimen penting dala beberapa hal. kuran butir men#erminkan < •
4esistensi partikel terhadap pelapukan, er"si dan abrasi. Partikel5partikel -ang lunak seperti batu gamping dan frgamen5fragmen batuan makin lam makin menge#il, bahkan partikel kuarsa -ang besar dan resisten akan
•
terabrasi dan berubah ukurann-a. Pr"ses transp"rtasi dan dep"sisi seperti kemampuan air dingin untuk menggerakan dan mengendapkan partikel.
aterial5material -ang diangkut "leh media pengangkut $air,angina& akan terdistribusi menjadi berbagai ma#am ukuran butir seperti gra0el $b"ulder, #"uble, pebble&, pasir dan mud $lanau, lempung&. Distribusi ukuran butir ini menunjukan< • •
'erdapatn-a berm#am5ma#am ukuran butir dari batuan asaln-a. Pr"ses -ang terjadi selama sedimentasi terutama k"mpetensi aliran $kemampuan arus untuk memba7a suatu beban sesuai ukurann-a. ika ada beban -ang lebih berat dari kemampuan arus memba7a maka beban tersebut akan diendapkan&.
Dengan ban-akn-a 0ariasi ukuran butir tersebut maka perlu diadakan klasifikasi ukuran butir. Dikenal beberapa klasifikasi ukuran butir -ang dibuat "leh beberapa ahli. Diantara beberapa klasifikasi ukuran butir -ang ada, skala penentuan ukuran butir -ang diajukan "leh .A dden dan E.K >ent7"rth -ang sering digunakan, selanjutn-a disebut skala dden5>ent7"rth sebagai skala ge"metri $1,2,*,F….& sebagai unit phi "leh >.E Krumbein, dimana phi merupakan transf"rmasi l"garitma dari skala dden5>ent7"rth, -aitu ph467l3.- /, dengan d adalh ukuran butir dalam mm. $'abel 1.1&
'abel 1.1 kala dan K"n0ersi kuran Butir $m"difikasi >ent7"rth, 1?22 dalam B"ggs, 299:&
Dalam a#ara ini dilakukan pemisahan ukuran butir dari suatu #"nt"h pasir lepas. eperti diketahui analisis ini untuk mengetahui k"efisiensi s"rtasi, ske7ness dan kurt"sis. ntuk mengetahui harga5harga tersebut dapat dilakukan se#ara grafis dan matematis. Pada praktikum ini -ang di pergunakan adalah #ara grafis.
)aa Ga84s
ntuk melakukan perhitungan se#ara grafis, maka -ang harus dilakukan terlebih dahulu adalah melakukan pl"tting data, sebagai hist"gram dan kur0a distribusi frekuensi sehingga didapat gambaran
0isual
data.
Kemudian
melakukan
perhitungan
parameter statistik -ang berupa rata5rata, standar de0iasi, kurt"sis, s"rtasi, ske7ness, dll, se#ara deskriptif dari grafik. Perhitungan parameter se#ara grafis pada prinsipn-a adalah menggunakan kur0a frekuensi atau frekuensi kumulatif untuk menentukan nilai phi pada presentil tertentu. 4umu perhitungan -ang sering dipakai adalah -ang diusulkan "leh +"lk % >ard $1?G, lihat +riedman %
anders, 1?GF= Le7is %
#E"n#hie, 1??*&, -aitu< a. edian erupakan nilai tengah dari p"pulasi t"tal. Dapat dilihat langsung dari kur0a kumulatif, -aitu nilai phi pada titik dimana kur0a kumulatif mem"t"ng nilai 9. b. "de erupakan
ukuran
butir
sedimen
-ang
frekuensi
kemun#ulann-a paling tinggi. #. ean erupakan nilai rata5rata ukuran butir. Mz =
a. "rtasi erupakan
nilai
standar
de0iasi
tingkat keseragaman butir. σ1 =
+
-ang
menunjukkan
Klasifikasi s"rtasi $1&< N4la4
Kate.34
J 9.(
Very well sorted
9.( 9.9
Well sorted
9.9 9.G1
Moderately well
9.G1 1.99
Moderately sorted
1.99 2.99
Poorly sorted
2.99 *.99
Very poorly sorted
M *.99
Extremely poorly
b. ke7ness erupakan nilai kesimetrisan kur0a frekuensi Sk 1 =
+
Klasifikasi ske7ness $k 1&< N4la4
Kate.34
M N9.(
Very fine-skewed
N9.( 5 N9.1
Fine-skewed
N9.1 5 59.1
Near-symmetrical
59.1 5 59.(
Coarse-skewed
J 59.(
Very coarse-skewed
#. Kurt"sis erupakan nilai -ang menunjukkan kepun#akan kur0a
Klasifikasi kurt"sis $K !&<
N4la4
Kate.34
J 9.:G
Very platykurtic
9.:G 9.?9
Platykurtic
9.?9 1.11
Mesokurtic
1.11 1.9
eptokurtic
1.9 (.99
Very leptokurtic
M (.99
Extremely leptokurtic
'- Anal4sa 5entuk keakal
'ekstur sedimen men#akup ukuran butir, bentuk butir m"rf"l"gi butir dan hubungan antar butirn-a. Dari parameter ukuran butir akan diketahui bagaimana k"efisiensi s"rtasi, distribusi dan 0ariasi ukuran butir $kurt"sis dan ske7ness&. Berdasar hubungan antar butir diketahui tingkat k"mpaksi, kemas, k"ntak antar butir dan p"r"sitasn-a. edangkan dari bentuk butir dapat diketahui bagaimana pr"ses -ang telah berlangsung sehingga merubah bentuk m"rf"l"gi butirn-a. Bentuk butir merupakan fungsi dari lit"l"gi, ukuran partikel mekanisme dan 7aktu atau durasi dari transp"rtasi, energ- dari media -ang mentransp"rt $#"nt"hn-a= air,angin& serta sejarah transp"rtasi dan dep"sisi. (entuk (ut4
Bentuk butir (form atau s!ape) merupakan keseluruhan kenampakan partikel se#ara tiga dimensi -ang berkaitan dengan perbandingan antara ukuran panjang sumbu panjang, menengah dan pendekn-a. Ada berbagai #ara untuk mendefinisikan bentuk butir. Eara -ang paling sederhana dikenalkan "leh Oingg $1?(& dengan #ara menggunakan perbandingan "#a dan c#" untuk mengelaskan butir dalam empat bentuk -aitu o"late$ prolate$ "laded #lan e%uant $!ambar II.1, 'abel II.1&. Dalam hal ini, a < panjang $sumbu terpanjang&, b < lebar $sumbu menengah& dan # < tebaltinggi $sumbu terpendek&. ejauh ini penamaan butir dalam bahasa Ind"nesia belum dibakukan sehingga seringkali penggunaan istilah asal tersebut masih dikekalkan. Pengkelasan bentuk butir ini biasan-a diperuntukkan pada butiran -ang berukuran kerakal sampai berangkal (pe""le) karena kisaran ukuran tersebut memungkinkan untuk dilakukan pengukuran se#ara tig dimensi karena keterbatasan alat dan #ara -ang harus dilakukan, terutama pads b"ngkah dengan diameter -ang men#apai puluhan sampai ratusan #entimeter. Pada butir pasir -ang bisa diamati se#ara tiga dimensi, pendekatan se#ara kualitatif $misaln-a dengan met"de &isual comparison) bisa juga dilakukan untuk mendefinisikan bentuk butir meskipun tingkat akurasin-a rendah.
!ambar III. 2. 1 Klasifikasi butiran pebel $kerakal berangkal& berdasarkan perbandingan antar sumbu $Oingg, 1?(, diambil dari Pettij"hn, 1?G dengan m"difikasi&
'abel III. 2. 1. Klasifikasi bentuk butir menurut Oingg $1?(&
6". Kelas
ba
#b
Kelas
I
M2(
J 2(
8blate $dis#"idal&
II
M 2(
M 2(
;Quant $;QuiaRialspheri#al&
III
J 2(
J 2(
Bladed $'riaRial&
I)
J 2(
M 2(
Pr"late $4"d5shaped&
Sphericity
'p!ericity $S& didefinisikan se#ara sederhana sebagai ukuran bagaimana suatu butiran mendekati bentuk b"la. Dengan demikian,
semakin
butiran berbentuk men-erupai b"la maka mempun-ai nilai
sp!ericity -ang semakin tinggi. >adell $1?(2& mendefinisikan spheri#it-ang sebenarn-a (true sp!ericity) sebagai luas permukaan butir dibagi dengan luas permukaan sebuah b"la -ang keduan-a mempun-ai 0"lume sama. 6amun demikian, Le7is % #E"n#hie $1??*& mengatakan bah7a rumusan ini sangat sulit untuk dipraktekkan. sebagai pendekatan, perbandingan luas permukaan tersebut dianggap sebanding dengan perbandingan 0"lume, sehingga rumus sp!ericity menurut >adell $1?(2& adalah <
Dimana )p< 0"lume butiran -ang diukur dan )#s< 0"lume terke#il suatu b"la -ang melingkupi partikel tersebut (circumscri"in sp!ere) Krumbein $1?*1& kemudian men-empurnakan persamaan tersebut ( dengan memberikan nilai 0"lume b"la dengan T:D , dimana D adalah diameter b"la. Dengan menggunakan asumsi bah7a butiran se#ara tiga dimensi dapat diukur panjang sumbu5sumbun-a, maka diameter butiran dijabarkan dalam bentuk D L, DI, dan D , dimana L, I, menunjukkan sumbu panjang, menengah, dan pendek. etelah memasukkan niali pada perhitungan >adell, maka sp!ericity dapat dirumuskan sebagai berikut<
4umus -ang diajukan Krumbein $1?*1& ini disebut dengan intercept sp!ericity $S1& -ang dapat dihitung dengan mengukur sumbu5sumbu panjang, menengah dan pendek suatu partikel dan memasukkan pada rumus tersebut. need % +"lk $1?F& menganggap bah7a intercept
sp!ericity tidak dapat se#ara tepat menggambarkan perilaku butiran ketika diendapkan. Butiran -ang dapat dipr"-eksikan se#ara maksimum mestin-a diendapkan lebih #epat, misaln-a bentuk pr"late seharusn-a lebih #epat mengendap dibandingkan "blate, tetapi dengan rumus >, justru didapatkan nilai -ang terbalik. ntuk itu mereka mengusulkan rumusan tersendiri pada sp!ericity -ang dikenal dengan maximum pro*ection sp!ericity $)p& atau spheri#it- pr"-eksi maksimum. e#ara matematis >p dirumuskan sebagai perbandingan antara area pr"-eksi maksimum b"la dengan pr"-eksi maksimum partikel -ang mempun-ai 0"lume sama, atau se#ara ringkas dapat ditulis dengan<
Dalam hal ini L, I dan adalah sumbu5sumbu panjang, menengah #lan pendek sebagaimana dalam rumus Krumbein $1?*1&. enurut B"ggs $1?FG&, pada prinsipn-a rumus -ang diajukan "leh need % +"lk $1?F& ini tidak lebih
0alid dibandingkan dengan intercept sp!ericity$ terutama
kalau diaplikasikan pada sedimen -ang diendapkan "leh aliran gra0itasi dan es. Dengan tanpa mempertimbangkan bagaimana sp!ericity dihitung, B"ggs $1?FG& men-atakan bah7a hasil perhitungan sp!ericity -ang sama terkadang dapat diper"leh pada semua bentuk butir. Partikel dengan bentuk -ang berbeda bisa mempun-ai nilai sp!ericity -ang sama. ntuk mendefinisikan sp!ericity
dari
hitungan
matematis,
+"lk
$1?:F&
mengelaskan sp!ericity dalam G kelas sebagaimana ditunjukkan dalam 'abel II.2. Bentuk butir ukuran kerakal atau -ang lebih besar dipengaruhi "leh bentuk asaln-a dari batuan #umber, namun demikian butiran dengan ukuran ini akan lebih ban-ak mengalami perubahan bentuk karena abrasi dan peme#ahan selama transp"rtasi dibandingkan dengan butiran -ang berukuran pasir. ntuk butiran sedimen -ang berukuran pasir atau lebih ke#il, bentuk butir juga lebih ban-ak dipengaruhi "leh bentuk asal
mineraln-a. Pada praktekn-a, analisis bentuk butir pada sedimen -ang berukuran pasir biasan-a dilakukan pada mineral kuarsa. Hal ini disebabkan sifat mineral kuarsa -ang keras, tahan terhadap pelapukan, #lan jumlahn-a -ang melimpah pada batuan sedimen. 6amun demikian, untuk membuat perbandingan bentuk butiran setelah mengalami transp"rtasi, pengamatan bentuk butir pada mineral lain maupun fragmen batuan (lit!ic) b"leh juga dilakukan.
'abel III. 2. 2. Klasifikasi sp!ericity menurut +"lk $1?:F&
+4tun.an Matemat4s
Kelas
J9.G
)er- ;l"ngate
9.:959.:(
;l"ngate
9.:(59.::
ubel"ngate
9.::59.:?
Intermediete hape
9.:?59.G2
ubeQuent
9.G259.G
;Quent
M9.G
)er- ;Quent
Bentuk butir akan berpengaruh pads ke#epatan pengendapan (settlin &elocity) e#ara umum batuan -ang bentukn-a tidak sp!eris $tidak men-erupai b"la& mempun-ai ke#epatan pengendapan -ang lebih rendah. Dengan demikian bentuk butir akan mempengaruhi tingkat transp"rtasin-a pads sistem suspensi $B"ggs, 1?FG&. Butiran -ang tidak sp!eris #enderung tertahan iebih lama pads media suspensi dibandingkan -ang sp!eris Bentuk jugs berpengaruh pads transp"rtasi sedimen se#ara "edlood $traksi&. e#ara umum butiran -ang sp!eris #lan prolate lebih
mudah tertransp"rt dibandingKan bentuk "lade #lan disc (o"late) Lebih jauh analisis sedimen berdasarkan butiran saja sulit untuk dilakukan. ebagai #"nt"h, B"ggs $1?FG& men-atakan bah7a dari pengamatan bentuk butir saja tidak aapat digunakan untuk menafsirkan suatu lingkungan pengendapan.
Roundness
+oundness merupakan m"rf"l"gi butir -ang berkaitan dengan ketajaman pinggir dan sudut suatu partikel sedimen klastik. e#ara matematis, >adell $1?(2& mendefinisikan r"undness ebagai rata5rata aritmetik roundness masing5masing sudut butiran pads bidang pengukuran. +oundness masing5masing sudut diukur dengan membandingkan jari5jari iengkungan sudut tersebut dengan jari5jari lingkaran maksimum -ang dapat dimasukkan pada butiran tersebut. Dengan demikian tingkat roundness butiran menurut >adell $1?(2& adalah< r $r & U + + w N +N
Dimana r adalah jari5jari kur0a setiap sudut, 4 adalah jari5jari maksimum b"la -ang dapat masuk dalam butir dan 6 adalah ban-akn-a sudut -ang diukur.
!ambar III. 2. 2. Ilustrasi pengukuran jari5jari lingkaran maksimum pada butiran $B"ggs, 1?FG dengan m"difikasi&
enurut +"lk $1?:F& pengukuran sudut5sudut tersebut hampir tidak mungkin bisa dipraktekkan, sedangkan B"ggs $1?FG& menegaskan ban7a #ara tersebut memerlukan 7aktu -ang ban-ak untuk kerja di lab"rat"rium dengan harus dibantu slat circular protractor atau electronic particle-si,e analy,er ntuk mengatasi hal tersebut, maka penentuan roundness butiran adalah dengan membandingkan kenampakan (&isual comparison) antara kerakal atau butir pasir dengan tabel 0isual se#ara sketsa $Krumbein, 1?*1& danatau tabel 0isual f"t" $P"7ers, 1?(&.
!ambar III. 2. (. 'abel 0isual roundness se#ara sketsa. $Krumbein, 1?*1 dengan m"difikasi&
!ambar III. 2. *. 'abel 0isual f"t" roundness butiran. $P"7er, 1?(&
'abel III. 2. (. Hubungan antara roundness >adell $1?(2& dan k"lerasin-a pada 0isual roundness P"7er $1?(&.
Inte9al kelas
=4sual kelas
1a/ell; "<'-2
1P3>e; "<$'2
9.12 9.1G
Very anular
9.1G 9.2
nular
9.2 9.(
'u"anular
9.( 9.*?
'u"rounded
9.*? 9.G9
+ounded
9.G9 1.99
Well rounded
+oundness butiran pada endapan sedimen ditentukan "leh k"mp"sisi butiran, ukuran butir, pr"ses transp"rtasi #lan jarak transp"rtn-a $B"ggs, 1?FG&. Butiran dengan sifat fisik keras #lan resisten seperti kuarsa #lan Vir#"n lebih sulit membulat selama pr"ses transp"rt dibandingkan butiran -ang kurang keras seperti feldspar dar pir"ksen. Butiran dengan ukuran kerikil sampai berangkal biasan-a lebih mudah membulat dibandingkan butiran pasir. ementara itu mineral -ang resisten dengan ukuran butir lebih ke#il 9.959.1 mm
tidak menunjukkan perubahan roundness "leh semua jenis transp"rt sedimen $B"ggs, 1?FG&. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu diperhatikan untuk melakukan pengamatan roundness pada batuan atau mineral -ang sama #lan kisaran butir -ang sama besar.
'- Anal4sa k3mp3s4s4 5ut4 se/4men
K"mp"sisi batuan seperti haln-a tekstur dan struktur sedimen merupakan pr"pert- mendasar dari batuan sedimen. Pada umumn-a dipergunakan istilah mineral"g- untuk merujuk dan mengidentifikasi seluruh partikel atau butiran dalam batuan. Batuan atau sedimen silisiklastik adalah batuan -ang tersusun "leh detrital -ang berasal dari batuan -ang telah ada sebelumn-a -ang tertransp"rtasi dan terdep"sisi melalui pr"ses fisik. enis partikel r"mbakan $detrital& berasal dari pr"ses disitegrasi fisika5kimia dari batuan asal $parent r"#k&. ebagian besar detrital tersebut adlah partikel terrigne"us silisiklastik -ang di hasilkan "leh pr"ses pelapukan -ang tersusun "leh mineral resisten atau fragmen batuan atau mineral sekunder seperti mineral lempung dan juga hasil 0ulkanisme -ang menghasilkan partikel pir"klastik dari luar #ekungan pengendapan. Beberapa detrital dapat pula merupakan partikel n"nklastik, seperti #"nt"hn-a fragmen #angkang atau klastika karb"nat -ang terbentuk dalam #ekungan akibat adan-a gangguan pada masa terumbu "leh gel"mbang. enis partikel r"mbakan -ang umumn-a terdapat pada batuan sedimen silisiklastik ditunjukan pada 'abel (.1.
'abel (.1 mineral dan fragmen batuan -ang sering hadir pada batuan sedimen $B"ggs, 299:&. M4neal utama $kelimpahan M152& M4neal sta54l $memiliki resistensi -ang besar terhadap dek"mp"sisi se#ara kimia7i& < Kuarsa5men-usun sekitar : dari keseluruhan butiran pada batupasir dan sekitar (9 pada serpih. M4neal kuan. sta54l +eldspar termasuk K5feldspar $"rth"#lase, mi#rr"line, sanidine, an"rth"#lase & dan plagi"klas $albit, "lig"klase, andesine, labrad"rite, b-t"7nite, an"rthite&, men-usun sekitar1951 dari t"tal butiran pada batu pasir dan sekitar pada serpih. ineral lempung dan mika halus mineral lempung termasuk grup ka"lin, grup illite, grup sme#tite dan grup kl"rit. ika halus pada prinsipn-a adalah musk"0it $serisit& dan bi"tit= kelimpahann-a sedikit pada batupasir sebagai matrik, namun
men-usun M:9 mineral pen-usun serpih. M4neal akses34 $kelimpahan J152& ika kasar prinsipn-a adalah musk"0it dan bi"tit. ineral berat $berat jenis M 52.?& ineral stabil n"n "pak Vir#"n, t"urmaline, rutile, anatase. ineral metastabil n"n "pak amphib"les, p-r"Rene, #hl"rites, garnet, apatite, staur"lite, epid"te, "li0ine, sphene, V"isite, #lin"V"ite, t"paV, m"naVite. ineral stabil "pak hematite, lim"nite. ineral metastabil "pak magnetite, ilminite, leu#"Rene. Fa.men 5atuan $men-usun sekiitar 1951 dari butiran silisiklastik pada batupasir dan sebagian besar berukuran kerakal pada k"ngl"merat, sedangkan serpih han-a mengandung sedikit fragmen batuan&. +ragmen batuan beku butiran berbagai ma#am batuan beku sangat mungkin dijumpai pada k"ngl"merat, namun demikian fragmen dari batuan 0ulkanik berbutir Kristal halus adalah -ang paling sering dijumpai pada batuapsir. +ragmen batuan metam"rf dapat tersusun "leh berbagai ma#am batuan metam"rf, namun demikian klastika metaQuarVite, s#hist, ph-lite, slate, dan argillite merupakan -ang paling sering hadir dalam batuapasir. +ragmen batuan sedimen dapat tersusun "leh berbagai ma#am batuan sedimen dalam k"ngl"merat, klastika batupasir halus, batu lanau, serpih dan #hert merupakan -ang paling umum dijumpai pada batupasir, sedangkan klastika batugamping jarang dijumpai pada batupasir. M4neal k4m4a>4 $kelimpahan ber0ariasi, presipitasi dari larutan di dalam #ekungan&. ili#a did"minasi "leh kuarsa, dan termasuk didalamn-a kuarsa mikr" $#hert&, "pal. Karb"nat did"minasi "leh kalsit, d"l"mite, arag"nite, siderite. ulfate dan garam anh-drite, g-psum, barite, halit. 8ksida besi hematite, lim"nite, g"ethite.
enurut +"lk $1?:F& kelimpahan butiran $mineral& dalam batuan sedimen dipengaruhi "leh < •
Ketese/4aan . ineral halus hadir dalam jumlah -ang melimpah pada
daerah sumber. 'idak aka nada ark"se dari hasil er"si batu gamping atau kerikil #hert dari er"si granit. Demikian pula dengan ketidakhadiran feldspar mungkin bukan karena batuan sesumber terletak pada iklim -ang lembab $tr"pis& namun dapat juga karena fakta bah7a batuan sesumbern-a merupakan batu pasir -ang lebih tua, filit atau sekis.
You're Reading a Preview Unlock full access with a free trial.
Download With Free Trial
ini adalah studi mengenai asal usul atau kemun#ulan sedimen $Pettij"hn et al.,1?FG&. ntuk studi pr"0enan#e umumn-a digunakan analisa kehadiran minera l berat dan mineral ringan. Pada praktikum ini untuk studi pr"0enan#e dipergunakan mineral ringan dalam hal ini adalah kuarsa, feldspar, dan fragmen batuan. 'ipe batuan dan indek kematangan dapat diturunkan dari perbandingan $rasi"& kuarsa feldspar dan kuarsa $feldspar N fragmen batuan& atau X+ dan X$+NL& seperti -ang diusulkan "leh Pettij"hn $1?G& pada table (.2. serta dengan melihat #"nt"h aplikasi studi pr"0enan#e dengan menggunakan rasi" X<+
X+
X $kuarsa N #hert& $+NL&
Ark"si# sandst"ne
1.1
1.1
!ra-7a#k
2.G
1.2
Lithi# sandst"ne
?.F
2.(
8rth"QuarVite andst"ne
M19.9 .F
?.:
Dalam menggunakan table rasi" X+ perlu di#atat bah7a rasi" tersebut tidak terlalu sesuai untuk pasir -ang berasal dari daerah dengan batuan -ang miskin feldspar. Kurangn-a kandungan feldspar akan mengakibatkan tinggin-a rasi" X+. Batuan dengan tingkat kematangan tinggi akan memiliki pr"sentase kuarsa -ang tinggi seperti pada "rth"QuarVite $QuartVite arenite&. Kematangan ini juga akan
berkaitan dengan nilai s"rtasi dan kebundaran dari partikel $r"undness&. emakin matang maka s"rtasi semakin baik dan semakin membundar. (A( I= +ASIL DAN PEM(A+ASAN
!" Kea/aan L3kas4 utama /an pen/ukun. 1 F3t3; aah sun.a4; kea/aan system DAS sun.a42 ?94sual & naas4@
!- +as4l Ganul3met4 +as4l 1peh4tun.an /an .a84k /a4 /ata utama /an /ata pen/ukun.2 Intepetas4 /ata utama /an /ata pen/ukun.
!' +as4l anal4sa 5entuk 5ut4 keakal +as4l 1peh4tun.an /an .a84k /a4 /ata utama /an /ata pen/ukun.2 Intepetas4 /ata utama /an /ata pen/ukun.
!! +as4l anal4sa k3mp3s4s4 5ut4 se/4men +as4l 1peh4tun.an /an .a84k /a4 /ata utama /an /ata pen/ukun.2 Intepetas4 /ata utama /an /ata pen/ukun.
!$ Intepetas4 mekan4sme se/4mentas4 pa/a system sun.a4 /ata utama /an /ata pen/ukun.
(A( = PENUTUP
$" Kes4mpulan $- K4t4k & Saan