LAPORAN PRAKTIKUM SPPK PEMADAMAN API TRADISIONAL
KELOMPOK
: 04
NAMA
: Syifa Ula Hamidya
NRP
: 0515040114
KELAS
: K3-4D
TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA 2017
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di kehidupan sehari-hari pasti kita sering menemui berbagai macam benda yang mudah terbakar, mulai dari benda yang terbuat dari bahan plastik sampai benda yang terbuat dari bahan kayu. Dimanapun bangunan tempat kita berpijak mulai dari rumah, kos sampai di tempat kerja pun mempunyai tingkat resiko kebakaran. Kebakaran di tempat kerja dapat membawa konsekuensi yang berdampak merugikan banyak pihak baik bagi pengusaha, tenaga kerja maupun masyarakat luas. Atas dasar hukum Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja bahwa dengan peraturan perundangan ditetapkan syaratsyarat keselamatan kerja dalam perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang, produk teknis aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan. Alat Pemadam Api menurut jenisnya dibagi menjadi 2, yaitu alat pemadam api tradisional dan alat pemadam api modern. Secara fungsi kedua alat pemadam api sama yaitu memutus salah satu rangkaian reaksi kimia yang terjadi antara 3 unsur pembentuk api yaitu suhu panas, bahan bakar, dan oksigen. Dianamakan alat pemadam api tradisional karena benda-benda tersebut masih bersifat tradisional, mudah didapat, jumlah tidak terbatas, dan tersedia dimana saja. Selain hal tersebut, cara penggunaan dari alat pemadam tradisional cukup mudah dan semua orang bisa melakukan pemadaman menggunakan benda tersebut asalkan ada keberanian dan caranya benar. Dengan demikian praktikum pemadaman api dengan media tradisional ini dilakukan agar kami sebagai mahasiswa teknik keselamatan dan kesehatan kerja dapat mengaplikasikan dalam kehidupan nyata. Serta kita tau media tradisioanal apa saja yang dapat kita gunakan untuk memadamkan api.
1.2 Tujuan 1. Mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan teori pemadaman kebakaran 2. Mahasiswa mampu memahami tentang prosedur pemakaian bahan tradisional dan dapat memadamkan kebakaran dengan media tradisional
1.3 Manfaat 1. Mahasiswa mampu memahami dan mengaplikasikan teori pemadaman kebakaran di kehidupan sehari-hari 2. Mahasiswa mampu memahami prosedur pemakaian pamadam kebakaran dengan bahan tradisional dan dapat mengaplikasikannya menggunakan metode tradisional
BAB 2 DASAR TEORI
2.1 Teori Api Nyala api adalah suatu kejadian yang dapat diamati gejalanya yaitu dengan melihat adanya cahaya dan mengukur suhu panas dari suatu bahan yang sedang terbakar. Gejala lainnya yang dapat kita amati adalah bila suatu bahan telah terbakar maka akan mengalami perubahan baik bentuk fisiknya maupun sifat kimianya. Keadaan fisik bahan yang telah terbakar akan berubah pula menjadi zat baru. Gejala perubahan tersebut menurut teori perubahan zat dan energi adalah perubahan secara kimia. 2.1.1 Teori segitiga api (Triangel of Fire) Menurut teori ini Nyala api akan muncul jika terdapat tiga unsur pokok yaitu adanya: bahan yang dapat terbakar (fuel), oksigen (O2) yang cukup dari udara atau bahan oksidator dan panas yang cukup. Apabila salah satu unsur tersebut tidak berada pada keseimbangan yang cukup, maka api tidak akan terjadi.
Gambar 2.1 Segitiga Api 2.1.2 Teori piramida api (Tetrahedron of Fire) .Konsep ini mengembangkan dari teori segitiga api dengan ditambahkannya satu unsur baru yaitu reaksi berantai (chain reaction), sehingga namanya menjadi tetrahedron api. Reaksi rantai mempengaruhi pembakaran karena disini terjadi reaksi kimia atau fisika yang timbul akibat tersalutnya sebuah myala api.
Gambar 2.2 Fire Tetrahedron 2.2 Kebakaran Kebakaran adalah suatu kejadian dimana suatu benda terbakar oleh api atau reaksi pembakaran yang tidak terkendali dan menimbulkan kerugian materi atau nyawa manusia atau kebakaran juga dapat diartikan api yang tidak terkendali atau tidak dikehendaki dan dapat sangat merugikan. Jadi dapat disimpulkan juga bahwa suatu reaksi berantai yang menghasilkan energi panas yang cukup untuk disebarkan kepada bahan bakar lainnya yang menjadi ikut terbakar. Dalam hal ini api tidak dilihat dari besar kecilnya api tersebut, jika memang api itu kecil tetapi tidak terkendali serta merugikan maka itu dapat di golongkan kebakaran. Semantara itu jika api tersebut besar namun itu diinginkan dan dapat dikendalikan maka ini tidak dapat digolongkan dalam kebakaran.
Gambar 2.3 kebakaran Amanatul Ummah
2.2.1
Klasifikasi kebakaran
Kebakaran yaitu suatu reaksi yang tidak terkendali dan menimbulkan kerugian materi atau nyawa manusia, juga dapat diartikan api yang tidak terkendali atau tidak dihendaki serta merugikan. Kebakaran menurut NFPA di klasifikasikan menjadi : Kelas A : untuk benda padat non logam mudah terbakar Kelas B : cairan mudah terbakar Kelas C : yang disebabkan listrik Kelas D : untuk logam mudah terbakar Kelas K : kebakaran peralatan memasak dari lemak nabati maupun hewani 2.2.2
Sebab kebakaran
Kebakaran dapat dikarnakan bebagai faktor diantaranya seperti: 1. Kebakaran karena sifat kelalaian manusia, seperti : kurangnya pengertian pengetahuan penanggulangan bahaya kebakaran; kurang hati menggunakan alat dan bahan yang dapat menimbulkan api; kurangnya kesadaran pribadi atau tidak disiplin. 2. Kebakaran karena peristiwa alam, terutama berkenaan dengan cuaca, sinar matahari, letusan gunung berapi, gempa bumi, petir, angin dan topan. 3. Kebakaran karena penyalaan sendiri, sering terjadi pada gudang bahan kimia di mana bahan bereaksi dengan udara, air dan juga dengan bahanbahan lainnya yang mudah meledak atau terbakar. 4. Kebakaran karena kesengajaan untuk tujuan tertentu, misalnya sabotase, mencari keuntungan ganti rugi klaim asuransi, hilangkan jejak kejahatan, tujuan taktis pertempuran dengan jalan bumi hangus.
Gambar 2.4 kebakaran karena peristiwa alam 2.3 Teknik pemadaman api Apabila terjadi kebakaran, maka perlu adanya teknik khusus untuk memadamkan api tersebut. Teknik pemadaman api ini dapat dilakukan dengan 4 cara sesuai dengan bahan apa yang terbakar, yaitu a. Cooling/Pendinginan Suatu kebakaran dapat dipadamkan dengan menghilangkan panas serta mendinginkan permukaan dan bahan yang terbakar dengan bahan semprotan air sampai menmencapai suhu dibawah titik nyalanya. Atau dengan kata lain mengurangi/ menurunkan panas sampai benda yang terbakar mencapai suhu dibawah titik nyalanya (flash point). Pendinginan permukaan yang terbakar tersebut akan menghentikan proses terbentuknya uap. b. Smothering/Penyelimutan/Isolasi Kebakaran dapat juga dipadamkan dengan menghilangkan unsur oksigen atau udara mencapai dibawah 12% sehingga pembakaran tidak berlanjut. Menyelimuti bagian yang terbakar dengan karbondioksida atau busaakan menghentikan suplay udara. Biasa juga dikenal dengan sistem pemadaman isolasi/ lokalisasi yaitu memutuskan hubungan udara luar dengan benda yang terbakar, agar perbandingan udara dengan bahan bakar tersebut berkurang. c. Starvation/ Memisahkan bahan yang terbakar/ penguraian Suatu bahan yang terbakar dapat dipisahkan dengan jalan menutup aliran yang menuju ke tempat kebakaran atau menghentikan suplay bahan bakar yang dapat terbakar. Yaitu mengurangi atau mengambil
jumlah bahan-bahan yang terbakar menutupi aliran bahan yang terbakar. d. Memutus rantai reaksi Cara yang terakhir yaitu dengan memutus rantai reaksi yang ada di dalam proses pembakaran. Pada beberapa zat kimia mempunyai sifat memecah sehingga terjadi reaksi rantai oleh atom-atom yang dibutuhkan api untuk tetap terbakar, contohnya yaitu hidrokarbon terhalogenasi. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan sebelum dan selama pemadaman kebakaran adalah sebagai berikut : 1.
Arah angin (faktor keselamatan dan keberhasilan pemadaman).
2.
Jenis bahan yang terbakar (klasifikasi kebakaran).
3.
Volume dan potensi bahan yang terbakar (fire load).
4.
Letak dan situasi lingkungan kebakaran (lay out).
5.
Lamanya telah terbakar.
6.
Alat pemadam yang tersedia atau yang harus diadakan berdasarkan kebutuhan.
2.4 Media pemadam tradisional Macam-macam alat pemadam api tradisional antara lain meliputi sumber daya alam ataupun benda-benda yang dapat dimanfaatkan untuk mematikan titik api, seperti misalnya yang meliputi pasir, air yang bisa disediakan di dalam ember ataupun disemprot melalui selang yang terhubung dengan kran air, selimut atau kain tebal yang terlebih dahulu harus dibasahi dengan air, karung goni maupun selimut api, dan lain sebagainya. a. Selimut Api (Fire Blanket) Bahan selimut api atau fire blanket yang beredar di pasaran terbuat dari
fibre glas. Manfaat atau fungsi selimut api adalah untuk
memadamkan kebakaran pada tahap awal terjadinya kebakaran, misalnya kebakaran akibat kompor minyak, kompor gas, hubungan arus pendeklistrik, dan pemadaman pada kendaraan yang terbakar.
Namum selimut api mempunyai kekurangan yaitu karna bahannya terbuat dari fiber glas sehingga harga jual dari selimut api cukup mahal. Karna itu pengunaan selimut api sangat jarang digunakan.
Gambar 2.5 selimut api(fire blanket) b. Air Alat pemadam api tradisional yang berupa air sangat disarankan untuk mengatasi api kebakaran yang dipicu oleh material yang kering dan padat seperti misalnya kertas atau tumpukan sampah kering. Selain itu, air juga efektif untuk memadamkan api yang timbul akibat kebocoran gas seperti gas elpiji. Namun, yang perlu diperhatikan, jangan sekalikali menggunakan air untuk memadamkan api kebakaran akibat: 1. arus pendek listrik ataupun korslet yang terjadi pada alat-alat elektronik karena dikhawatirkan akan berisiko fatal mengingat air merupakan zat yang juga menjadi konduktor yang baik dalam menghantarkan arus listrik. 2. minyak dan juga lemak karena dikhawatirkan air justru membuat muatan minyak atau lemak menjadi meluas dan menciptakan titiktitik api yang baru mengingat sifat air dan minyak atau lemak yang tidak bisa bersatu. Keuntungan menggunakan air adalah 1. Mudah didapat dala jumlah yang banyak 2. Murah 3. Mudah disimpan, diangkut, dan dialirkan
4. Dapat dipancarkan dalam bentuk pancaran utuh, setengah tirai, tirai, pancaran kabut 5. Mempunyai daya menyerap panas yang besar 6. Mempunyai daya mengembang menjadi uap yang tinggi Air dalam pemadam api tradisional bekerja sebagai: a. Mendinginkan Air mempunyai daya serap panas, karna hal itu air dapat mendinginkan suatu barang yang terbakar. Air mampu menyerap panas dari suhu 15ºC sampai 100 ºC. b. Isolasi Air yang terkena panas berubah menjadi uap dan uap tersebutlah yang menyelimuti udara sekitar sehingga oksigen berkurang. Dalam pemadaman ini, air cukup efektif karena dari 1 liter air akan berubah menjadi uap sebanyak 1670 liter uap air.
Gambar 2.6 Air sebagai alat pemadam tradisional c. Pasir atau tanah Bahan yang dapat menutup benda terbakar sehingga udara tidak masuk sehingga api padam atau dapat juga dinamakan metode isolasi. Pasir maupun tanah pun dapat dengan mudah ditemukan. Pasir atau tanah efektif digunakan untuk memadamkan api awal dan juga memadamkan kebakaran kelas B, tetapi hanya untuk tumpahan atau ceceran minyak dalam jumlah kecil. Fungsi utama pasir atau tanah adalah untuk membatasi menjalarnya kebakaran.
Keuntungan menggunakan tanah atau pasir sebagai media pemadam kebakaran adalah: 1.
Baikuntuk kebakaran pada posisi di lantai atau tahan datar
2.
Dapat dipakai untuk membendung tumpahan minyak
3.
Dapat dipakai untuk pemadaman awal
Namun tanah mempunyai kekurangan juga yaitu 1. Karna prinsip kerja pemadaman api dengan tanah atau pasir adalah dengan menaburi area kebakaran dari tepi hingga seluruh permukaan yang terbakar tertutup rata maka hal ini dapat menimbulkan area menjadi kotor
Gambar 2.7 pasir sebagai alat pemadam tradisional d. Karung goni, kain katun, atau selimut basah Sangat efektif untuk menutup kebakaran dini pada api kompor atau kebakaran di rumah tangga, luasnya minimal 2 kali luas potensi api. Fungsi khususnya adalah memadamkan kebakaran kecil pada benda padat dan bukan akibat minyak atau konsleting listrik. Pemadaman dengan karung goni ini termasuk pemadaman dengan metode isolasi. Karung goni tidak dapat digunakan untuk memdamkan minyak dan listrik karena sebelum digunakan kain goni harus direndam di air dulu sehingga kain goni yang digunakan disini menggandung air atau basah Keuntungan menggunakan karung goni sebagai pemadam api tradisional adalah: 1.
Cocok untuk kebakaran berskala kecil
2.
Bahan mudah didapat
Kerugian menggunakan karung goni sebagai pemadam api tradisional adalah 1.
Tidak efektif karena karung harus dibasahi dengan air, maka
pemadaman semakin lambat
Pada praktikum sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran kali ini adalah praktikan menggunakan karung goni sebagai praktikum pemadaman kebakaran tradisional.
Gambar 2.7 karung goni sebagai pemadam tradisional
BAB 3 METODE PRAKTIKUM 3.1 Alat 1. Tong tempat pembakaran 2. Karung goni 3. Ember 4. Air 5. Pemetik 6. bahan yang mudah terbakar 3.3 Cara kerja
mulai
Bakar bahan mudah terbakar dengan bahan bakar ke dalam tong
Ambil karung goni dan basahi dengan air
Pegang ujung karung
Dekati api secara perlahan
Hempaskan karung ke arah api dengan posisi membungkuk
Apakah api padam? TIDAK YA
selesai
BAB 4 TUGAS PENDAHULUAN 1. Sebutkan media pemadam kebakaran tradisional yang anda ketahui dan bagaimana prinsip pemadam kebakaran Jawaban 1. Selimut Api (Fire Blanket) Prinsip pemadaman kebakarannya sebenarnya sama seperti karung goni dan bahan selimut lainnya yaitu dengan memegang ujung selimut api lalu lihat arah angin yang berhempus lalu hempaskan secara perlahan ke benda yang terbakar sesuai arah angin yang berhembus dengan posisi yang membungkuk, setelah itu pastikan api padam yaitu dengan memastikan keluarnya asap putih yang keluar dari ujung-ujung fire blanket lalu tarik fire blanket dengan menarik ujung terdekat secara cepat. 2. Air Prinsip pemadam kebakarannya adalah dengan mengarahkan air pada pusat api. Tetapi sebelum itu kenali dulu sebab kebakaran itu apa karna jika kebakarannya disebabkan oleh minyak, lemak ataupun listrik pemadaman dengan air ini dinilai tidak cocok 3. Pasir Prinsip pemadam kebakarannya menggunakan pasir yaitu dengan ditaburkan mulai dari tepi hingga seluruh permukaan yang terbakar tertutup rata 4. Karung goni, kain katun, atau selimut basah Media pemadam ini sangat mudah didapat, cepat, dan sangat efektif pada kebakaran berskala kecil. Prinsip pemadaman menggunakan karung goni memegang ujung karung goni lalu lihat arah angin yang berhempus lalu hempaskan secara perlahan ke benda yang terbakar sesuai arah angin yang berhembus dengan posisi yang membungkuk, setelah itu pastikan api padam yaitu dengan memastikan keluarnya asap
putih yang keluar dari ujung-ujung karung goni lalu tarik ujung terdekat secara cepat.
BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisa hasil praktikum Dari praktikum yang dilakukan pada pemadaman api menggunakan karung goni menggunakan metode smothering, yaitu memutuskan hubungan udara luar dengan benda yang terbakar, agar perbandingan udara dengan bahan bakar tersebut berkurang., dihasilkan data sebagai berikut : 1. Praktikan berhasil memadamkan api dengan karung goni. 2. Padamnya api ditentukan oleh sikap praktikan yang benar. Berikut data dari sikap praktikan : Tabel 4.1 Data sikap praktikan saat pemadaman api Cara Pemadaman Cara memegang karung goni Sesuai arah angin
Benar
Salah
Benar
-
Benar
-
Benar
-
Benar
-
Posisi badan pada saat melempar karung goni Cara mengambil kembali karung goni
Sebenarnya dalam praktikum ini praktikan seharusnya tidak benar-benar memadamkan api, dikarnakan proses penyulutan api terbilang cukup sulit mulai dari bahan bakarnya hingga menyulut apinya. Namun dalam praktikum ini praktikan sempat memadamkan api sejenak, hal ini dikarenakan praktikan mampu dengan benar menyelimuti bak atau gentong yang tersulut api dengan penuh
sehingga dari pinggir-pinggir gentong menggeluarkan asap. Namun selang beberapa detik setalah praktikan menarik karung goni, api tersulut lagi, hal ini dikarnakan terjadinya penyambungan rantai api lagi, yaitu tercukupinya kadar oksigen yang berkoneksi dengan bahan bakar dan panas. 4.2 Pembahasan Dalam pembahasan kali ini saya sebagai praktikan lebih fokus membahas tentang hal yang harus diperhatikan untuk memadamkan api dengan karung goni basah, diantaranya :
1. APD (Alat Pelindung Diri) Sebelum melakukan pemadaman api, praktikan diharuskan memakai APD dengan benar karena praktikan berhubungan langsung dengan api dimana asap yang dihasilkan sangat pekat yang nantinya akan mengakibatkan gangguan pernapasan. APD yang wajib digunakan adalah helm, sepatu safety, masker pelindung pernafasan, seragam praktikum serta kalau bisa kacamata. Selain APD hal yang paling penting yaitu mental. Pada saat melakukan pemadaman api, praktikan diharuskan memiliki percaya diri dan yakin pada saat pemadaman agar karung goni tepat sasaran. Apabila takut dan merasa tidak yakin, maka karung goni hanya mentutupi setengah dari sumber bahkan bisa tidak menutupi sama sekali. Dari praktikum yang dilakukan, praktikan
sudah
mempunyai
rasa
percaya diri dan yakin. 2. Pastikan karung goni lebih luas permukaannya ketimbang tempat yang dibakar Dalam praktikum ini saya rasa poin ini masih kurang diperhatikan, Karena nyatanya saat praktikum karung goni yang digunakan untuk memadamkan api terlalu sama dengan luas tempat yang terbakar. Sehingga beberapa praktikan tidak dapat menutup bak yang terbakar secara tepat. 3. Pastikan karung goni yang akan digunakan untuk memadamkan api tercelup atau basah seluruhnya Dalam praktikum ini saya rasa wadah atau tempat yang digunakan
praktikan membasahi karung goninya kurang efektif. Dikarenakan tempat atau wadahnya kurang besar sehingga karung goninya rada susah untuk dicelupkan.
Gambar 4.1 perendaman karung goni oleh praktikan 4. Jenis bahan yang tebakar Sebelum memadamkan api, penting untuk tahu termasuk dalam kelas apa jenis bahan yang terbakar. Dengan begitu dapat menentukan media apa yang cocok digunakan untuk memadamkannya. Seperti pada praktikum ini, bahan yang terbakar adalah minyak (kelas B). Oleh karena itu digumakan teknik smoothering untuk memisahkan antara api dengan oksigen sehingga proses pembakaran berhenti. 5. Arah angin Orang yang memadamkan harus mengetahui arah angin. Posisi pemadam harus dibelakang arah angin agar pemadam tidak terkena api. Karena praktikum pemadaman api menggunakan media tradisional ini dilakukan diluar ruangan, jadinya arah angin yang terbentuk tidak terlalu kelihatan. Hal ini mungkin saja disebabkan karna disebalah lokasi praktikum terdapat gedung bertingkat yang tentu saja dapat menghalangi angin berhembus
Gambar 4.2 penentuan arah angin 4.3 Pertanyaan dan Tugas Laporan Resmi Dari praktikum yang telah saudara lakukan apa kelebihan dan kekurangan dari praktikum yang saudara lakukan? Jawab : Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa : I. Kelebihan 1. Termasuk pemadam api portable, karena mudah dibawa. 2. Bahan mudah di dapat Dapat dilihat pada prosedur kerja, bahwa untuk memadamkan api hanya membutuhkan karung goni yang dibasahi dan karung goni juga air sangat mudah didapatkan 3. Cocok untuk kebakaran kecil dalam skala rumah tangga 4. Tidak perlu keterampilan khusus 5. proses pemegangan karung goni untuk pemadaman yang benar dapat melindungi badan pemadam 6. dapat dipelajari dengan mudah II. Kekurangan 1. Tidak efektif karena karung goni harus dibasahi dengan air sehingga proses pemadaman semakin lama 2. Tidak dapat memadamkan dalam skala besar
3. pelemparan karung goni harus dilakukan dengan jarak yang cukup dekat, bila petugas pemadam tidak memiliki keberanian, maka karung goni tidak bisa menutup bahan yang terbakar dengan sempurna 4. tidak dapat digunakan untuk memadamkan segala macam kebakaran, cara pemadaman ini hanya untuk kebakaran kecil atau ringan dan tidak berhubungan dengan listrik 5. hanya dapat memadamkan pada tahap awal terjadinya kebakaran. 4.3 Link Video Video hasil praktikum telah kami unggah pada youtube dengan alamat : https://youtu.be/0xo9L5ht5kk
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan 1. Pemadaman api dengan karung goni merupakan pemadaman secara smoothering atau isolasi. 2. Pemadaman api dengan karung goni harus memperhatikan cara menggunakan karung goni sebagai media pemadam sekaligus pelindung badan saat memadamkan api. 3. Pemadaman api dengan karung goni efektif untuk pemadaman api kelas A 4. Arah angin sangat perlu di perhatikan saat proses pemadaman api, hal ini untuk melindungi diri saat proses pemadaman agar tubuh tidak terkena panas 5. Pemadaman harus memeperhatikan posisi badan saat melempar dan melepakan karung goni 6. Kondisi karung goni harus dalam kondisi benar-benar basah.
5.2 Saran 1. Melakukan kegiatan pemadaman api dengan karung goni secara berulangulang agar terbiasa dan mampu menutup bahan yang terbakar dengan sekali pelemparan karung goni 2. Melakukan proses pemadaman dengan serius 3. Mengikuti prosedur pemadaman yang sudah ditetapkan 4. Penyelenggara menyiapkan alat dan bahan sesuai standard yang ada
DAFTAR PUSTAKA Adzwarmudztahid. 2013.Modul 1 Klasifikasi dan Media pemadam kebakaran Chrisnawati, ayuagustina. 2010. Implementasi manajemen pemadam kebakaran sebagai upaya penanggulangan bahaya kebakaran di PT Indofood CBP sukses makmur divisi noodle cabang semarang Effendi, achmadhidajat.2008. Selimut api sebagai sarana pemadam kebakaran pada bangunan rumah, gedung dan kendaraan Hargiyarto, putut. 2003. Pencegahan dan pemadam kebakaran Muntoha, wahyuasyari. 2016. Macam-macam alat pemadam api tradisional Natio, rizky. 2015. Cara memadamkan air dengan karung goni Supangat,akbarridho. 2015. Modul sistem pemadam kebakaran untuk mata pelajaran keselamatan dan kesehatan kerja (k3) di SMK Darunnajah Banjarmangu