Laporan Praktikum
Farmasetika Dasar
“SUSPENSI”
OLEH Kelompok V Arifin Op Oputu
: 821412081
Astin Basalama
: 821412121
Dessi N .F Tahir
: 821412059
Nurfa tmawati A. A. H
: 82 821412052
Fatm atmawat awatii Maspe aspeke ke
: 8214 821412 1206 066 6
Asisten Asisten : Chusnu Chusnull Hikmah Hikmah Djibra Djibran, n, S.Fa S.Farm rm
LABORATORIUM FARMASETIKA DASAR JURUSAN FARMASETIKA FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2013
1
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
Dalam bidang industri
farmasi, perkembangan tekhnologi farmasi
san sangat berpe rperan ran akti aktiff dala dalam m pening ningka kata tan n kua kualita litass pro produks duksii oba obat-o t-obata batan n. Hal ini
banyak
ditunjukkan
dengan
banyaknya
sediaan
obat-obatan
yang
disesuaikan dengan karakteristik dari zat aktif obat, kondisi pasien dan peningkatan kualitas obat dengan meminimalkan efek samping obat tanpa harus menguran rangi atau menggangg nggu dari efek farmakologis zat aktif obat. Suspensi merupakan salah satu contoh dari bentuk sediaan cair, yang secara umum dapat diartikan sebagai suatu sistem dispersi kasar yang terdiri atas bahan padat tidak larut tetapi terdispersi merata ke dalam pembawanya. Bentuk suspensi yang di pa pasarkan ada 2 macam, ya yaitu suspensi siap pakai atau suspensi cair yang langsung bisa diminum, dan suspensi yang dilarutkan terlebih dahulu ke dalam cairan pembawanya, suspensi bentuk ini digunakan untuk zat aktif yang kestabilannya dalam akhir kurang baik dan sebagai pembawa dari suspensi yaitu berupa air dan dan minyak. Ada beberapa beberapa alasan alasan pembuata pembuatan n suspens suspensii . salah satu adalah adalah karena karena obatobatobat tertentu tidak stabil secara secara kimia bila bila ada dalam dalam larutan tapi stabil stabil dalam disusp disuspen ensi. si. Dalam Dalam hal hal sepert sepertii ini suspe suspensi nsi oral oral menjami menjamin n stabilit stabilitas as kimia kimia dan dan memungkinkan memungkinkan terapi dengan dengan cairan. cairan. Untuk banyak banyak pasien, bentuk cair lebih lebih disukai ketimabang bentuk padat (tablet atau kapsul dari obat yang sama), karena mudahnya menelan cairan dan keluwesan dalam pemberian dosis, pemberian
2
lebih mudah serta lebih mudah untuk untuk memberikan dosis yang yang relatif sangat besar, aman, mudah diberikan untuk anak-anak, juga mudah diatur penyesuaian dosisnya untuk anak. Sediaan dalam bentuk suspensi diterima baik oleh para konsumen dika dikare ren nakan kan pen penampil mpilan an baik baik itu itu dari dari segi egi warn warnaa ataup taupun un ben bentuk tuk wada wadah hnya. nya.
I.2. Maksud dan dan Tujuan Tujuan Percobaan I.2.1. Maksud Percobaan
1. Untuk Untuk mempe mempelaj lajari ari dan dan mema memaha hami mi teori teori suspen suspensi si seca secara ra umum. umum. 2. Untu Untuk k mema memaha hami mi dan dan memb membua uatt sed sedia iaan an obat obat berb berben entu tuk k susp suspen ensi si dengan pemilihan suspending agent yang sesuai. 3. Untu Untuk k mempe mempela laja jari ri baha bahann-ba baha han n pembu pembuat atan an sedi sediaa aan n susp suspen ensi si yang yang baik. I.2.2. Tujuan Percobaan
1. Prakti Praktikka kkan n mampu mampu mempe mempelaj lajari ari dan memaha memahami mi teori teori suspe suspensi nsi secara secara umum. 2. Prakti Praktikka kkan n mampu mampu memah memahami ami metode metode-me -metod todee dalam dalam pembu pembuata atan n obat obat sediaan sediaan suspensi suspensi 3. Praktikka Praktikkan n mampu mampu menganali menganalisis sis zat aktif yang yang terdap terdapat at dalam resep resep sediaan sediaan suspensi suspensi..
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKAN II.1. Teori Umum II.1. II.1.1. 1. Peng Pengert ertian ian Su Susp spen ensi si
Suspensi adalah sediaan sediaan cair yang mengandung obat obat padat, tidak melarut dan terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa atau sediaan padat terdiri dari obat dalam bentuk serbuk sangat halus, dengan atau tanpa zat tambahan, yang akan terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa yang di tetapkan (Fornas, 333). Suspensi adalah sediaan sediaan cair yang mengandung mengandung partikel partikel tidak larut dalam bentuk halus yang terdispersi kedalam fase cair (Ires, 135). Suspensi Suspensi adalah adalah sediaan sediaan yang mengan mengandung dung bahan bahan obat padat padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dengan cairan pembawa (FI III, 32). Suspensi adalah sediaan obat yang yang terbagi terbagi dengan dengan halus yang ditaha ditahan n dalam dalam suspen suspensi si denga dengan n menggu menggunak nakan an pembaw pembawaa yang sesua sesuaii (Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, 97). Suspensi adalah sediaan cair yang yang mengandung mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair (FI IV, 17). II.1.2. II.1.2. Keuntu Keuntunga ngan n dan Kerugian Kerugian Sediaan Sediaan Suspen Suspensi si II.I.2. II.I.2.1. 1. Keuntu Keuntungan ngan Bentu Bentuk k Sediaan Sediaan Suspen Suspensi si
-
Suspe Suspensi nsi merupa merupaka kan n sed sediaa iaan n yang yang menjam menjamin in stabili stabilitas tas kimia kimia dan memungkinkan terapi dengan cairan.
4
-
Susp Suspen ensi si untu untuk k ban bany yak pas pasie ien, n, ben bentu tuk k cai cairr lebi lebih h disu disuka kaii ketimbang bentuk padat (tablet atau kapsul dari obat yang sama), sama), karena karena mudahnya mudahnya menela menelan n cairan dan dan keluwesan keluwesan dalam pemberian dosis.
-
Susp Suspen ensi si pemb pember eria ianny nnyaa leb lebih ih muda mudah h ser serta ta lebi lebih h muda mudah h untuk memberikan dosis yang relatif sangat besar.
-
Susp Suspen ensi si meru merupa paka kan n sedi sediaa aan n yan yang g lebi lebih h aman aman,, muda mudah h diberikan untuk anak-anak, juga mudah diatur penyesuaian dosisnya untuk anak (Ansel, 335).
II.I.2. II.I.2.2. 2. Kerugia Kerugian n Bentuk Bentuk Sedia Sediaan an Suspen Suspensi si
-
Susp Suspen ensi si memi memilik likii kes kesta tabi bila lan n yan yang g ren renda dah h (pe (pertu rtumb mbuh uhan an kristal jika jenuh , degradasi, degradasi, dll)
-
Jika Jika membe membentu ntuk k cakin caking g akan akan suli sulitt terdis terdisper persi si kemba kembali li sehingga homogenitasnya akan turun
-
Alir Aliran an yang yang terla terlalu lu kent kental al meny menyeb ebab abka kan n sedia sediaan an suka sukarr dituang
-
Ketep Ketepata atan n dosis dosis lebih lebih renda rendah h dari dari pada pada ben bentuk tuk sedi sediaa aan n larutan
-
Pada Pada saat saat peny penyimp impana anan n kemun kemungk gkina inan n terjad terjadii perub perubaha ahan n sistem dispersi (cacking, (cacking, flokulasi-deflokulasi) terutama jika terjadi fluktuasi/ perubahan suhu
-
Sed Sediaa iaan susp uspensi nsi haru haruss dik diko ocok terl terleebih dahu dahulu lu untu untuk k memperoleh dosis yang diinginkan (Ansel, 356 ; Syamsuni, Syamsuni, 136).
5
II.1. II.1.3. 3. Macam Macam-m -maca acam m Su Susp spen ensi si
a. Suspe Suspensi nsi oral oral adalah adalah sedia sediaan an cair cair yang yang mengand mengandung ung part partike ikell padat padat dalam bentuk halus yang terdispersi dalam fase cair dengan bahan pengaroma yang sesuai yang ditujukan untuk penggunaan oral. Beber Beberapa apa suspen suspensi si yang yang dibe diberi ri etik etiket et sebag sebagai ai susu susu atau atau mag magma ma term termas asuk uk dala dalam m kate katego gori ri ini ini.. Beb Beber erap apaa susp suspen ensi si dapa dapatt lang langsu sung ng digunakan, sedangkan yang lain berupa campuran padat dalam bentuk halus yang harus dikonstitusikan terlebih dahulu dengan pembawa yang sesuai, segera sebelum digunakan. Sediaan ini di sebut “ Untuk suspensi oral”.
b. Suspe Suspensi nsi topika topikall adalah adalah sedia sediaan an cair cair yang yang mengan mengandun dung g partik partikel el padat padat dalam bentuk halus yang terdispersi dalam pembawa cair yang ditujukan untuk penggunaan pada kulit. Losion eksternal harus mudah menyebar didaerah pemakaian, tidak mudah mengalir dari daerah pemakaia pemakaian, n, dan cepat cepat kering membentu membentuk k lapisan lapisan film pelindung. pelindung. Beberapa Beberapa suspens suspensii yang diberi etiket sebagai “lotio” termasuk dalam kategori ini. c. Suspe Suspensi nsi tetes tetes teli teling ngaa adala adalah h sedia sediaan an cair cair meng mengan andun dung g partik partikelelpartikel halus yang ditujukan untuk diteteskan pada telinga bagian luar. d. Suspe Suspensi nsi oftalm oftalmik ik ada adalah lah sediaa sediaan n cair cair ster steril il yang yang menga mengandu ndung ng partikel-partikel sangat halus yang terdispersi dalam cairan pembawa untuk pemakaian pemakaian pada mata. mata. Obat dalam suspensi harus dalam dalam bentuk bentuk termikronis termikronisasi asi agar agar tidak menimbulka menimbulkan n iritasi atau atau goresan goresan pada pada
6
kornea. kornea. Suspensi Suspensi obat mata tidak tidak boleh digunakan digunakan jika terdapat terdapat massa massa yang mengeras atau terjadi penggumpalan. penggumpalan. e. Susp Suspen ensi si untu untuk k inje injeks ksii adal adalah ah sed sedia iaan an cai cairr ster steril il beru berupa pa susp suspen ensi si serbuk dalam medium cair yang sesuai dan tidak boleh menyumbat jarum suntiknya (syringe ability) serta tidak disuntikkan secara intravena atau kedalam larutan spinal. f. Suspe Suspensi nsi untuk untuk inje injeksi ksi terkon terkonsti stitus tusii adala adalah h sedia sediaan an padat padat kering kering dengan bahan pembawa yang sesuai untuk membentuk larutan yang memenuhi
semua
pe persy rsyaratan
unt untuk
suspensi
ster teril
set setelah lah
penambahan bahan pembawa yang sesuai. II.1. II.1.4. 4. Stab Stabili ilitas tas Su Susp spen ensi si
Salah satu masalah yang dihadapi dalam proses pembuatan suspensi adalah cara cara memperlambat memperlambat penimbunan penimbunan partikel partikel serta menjaga homogenitas partikel. Cara tersebut merupakan salah salah satu tindakan untuk menjaga menjaga stabilitas stabilitas suspensi. suspensi. Beberapa Beberapa faktor faktor yang yang mempenga mempengaruhi ruhi stabilitas stabilitas suspensi suspensi ialah: ialah: a. Ukura kuran n part partik ikeel Ukuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang partikel tersebut tersebut serta serta daya daya tekan ke ke atas dari cairan cairan suspensi suspensi itu. Hubung Hubungan an antara ukuran partikel merupakan perbandingan terbalik dengan luas penampangnya. Sedangkan antara luas penampang dengan daya tekan keatas terdapat hubungan linier. Artinya semakin kecil ukuran partikel semakin semakin besar besar luas luas penampan penampangny gnyaa (dalam (dalam volume volume yang yang sama). sama). Sedangkan semakin besar luas penampang partikel, daya tekan keatas
7
cairan akan semakin besar , akibatnya memperlambat gerakan partikel untuk mengendap sehingga untuk memperlambat gerakan tersebut dapat dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel. b. Keke Kekent ntal alan an (Visk (Viskos osita itas) s) Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari cairan tersebut, semakin kental suatu cairan, kecepatan alirannya semakin turun atau semakin kecil. Kecepatan aliran dari cairan tersebut akan memengaruhi pula gerakan turun partikel yang terdapat didalamnya. Dengan demikian, dengan menambah kekentalan atau viskositas cairan, gerakan turun partikel yang dikandungnya akan diperl diperlamb ambat. at. Perlu Perlu diing diingat at bahwa bahwa kekent kekentala alan n suspe suspensi nsi tidak tidak boleh boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan tuang. c. Jumlah Jumlah Partik Partikel el (konse (konsentr ntras asi) i) Jika didalam suatu ruangan terdapat partikel dalam jumlah besar, maka partikel akan sulit melakukan gerakan bebas karena sering terjadi benturan antara partikel tersebut. Oleh benturan benturan ini akan menyebabkan menyebabkan terbentuknya endapan zat tersebut, oleh karena itu semakin makin besar konsentrasi partikel, makin besar kemungkinannya terjadi endapan partikel dalam waktu yang singkat. II.1.5. II.1.5. Bahan Bahan Pensus Pensuspen pensi si dari Alam Alam
Bahan alam dari jenis gom sering serin g disebut “gom atau hidrokoloid”. Gom dapat larut atau mengembang atau mengikat air sehingga campuran terseb tersebut ut membe membentu ntuk k muchil muchilag ago o atau atau lendir lendir.. Denga Dengan n terben terbentuk tuknya nya muchilago, viskositas cairan tersebut bertambah dan akan menambah
8
stabilitas stabilitas suspensi. suspensi. Keken Kekentalan talan muchilago muchilago sangat sangat dipengar dipengaruhi uhi oleh pana panas, s, PH, dan proses fermentasi bakteri. II.1.5.1 Golongan gom meliputi
a. Akasia Akasia (pulvi (pulviss Gummi Gummi Arabic Arabic)) Bahan ini diperoleh dari eksudat tanaman Acasia sp., dapat larut dalaam air, tidak larut larut dalam alcohol, alcohol, dan bersifat asam. Viskositas Viskositas optimum muchilagonya adalah antara PH 59. Jika ada suatu zat yang
menyebabkan PH
tersebut
menjadi diluar PH 5-9 akan menyebabkan penurunan viskosita viskositass yang yang nyata. nyata. Muchilag Muchilago o Gom Arab dengan dengan kadar kadar 35% memiliki kekentalan kira-kira sama dengan gliserin. Gom ini mudah mudah dirusak dirusak oleh bakteri bakteri sehingga sehingga dalam dalam suspensi suspensi harus ditambahkan zat pengawet (preservalive). a) Chondrus Diperoleh dari tanaman Chondrus crispus atau Gigartina mamilosa, dapat dapat larut larut dalam dalam air, tidak larut
dalam alcohol, dan bersifat basa. Ekstrak dari Chondrus disebut “karagen”, yang banyak dipakai oleh industry maka makana nan. n. Karag Karagen en meru merupa paka kan n deri deriva vatt dari dari sak sakar arid idaa sehingga mudah dirusak oleh bakteri dan memerlukan penambah penambahan an pengawet pengawet untuk suspensi suspensi tersebut. tersebut. b) Tragakan Meru Merupa paka kan n eksu eksuda datt dari dari tanam tanaman an Astragalus gummifera. Tragakan sangat lambat mengalami hidrasi
9
sehingga untuk mempercepat hidrasi biasanya dilakukan peman pemanas asan. an. Muchil Muchilago ago tragak tragakan an lebih lebih kental kental dari dari pada pada much muchil ilag ago o dari dari Gom Gom Ara Arab. b. Much Muchil ilag ago o trag tragak akan an hany hanyaa baik sebagai stabilisator suspensi, tetapi bukan sebagai emulgator. c) Algin Diperoleh dari beberapa spesies ganggang laut. Di perdagangan terdapat dalam bentuk garamnya, yaitu natrium alginat. Algin merupakan senyawa organik yang mudah mudah mengalami mengalami fermentasi fermentasi bakteri sehingga sehingga suspensi suspensi dengan algin memerlukan bahan pengawet. Kadar yang dipakai sebagai sebagai bahan pensuspensi pensuspensi umumnya 1-2%. II.1.5. II.1.5.2. 2. Bahan Bahan Pensu Pensuspe spensi nsi Alam Alam Bukan Bukan Gom Gom Suspending agent alam yang bukan gom adalah tanah liat.
Tanah liat yang sering digunakan untuk tujuan menambah stabil stabilita itass suspe suspensi nsi ada 3 maca macam m yait yaitu u bentonit, hectorite, dan vegum.
Jika tanah liat dimasukkan kedalam air, mereka akan
mengembang dan mudah bergerak jika dilakukan pengocokkan. Peristiwa ini disebut “tiksotrofi”. “tiksotrofi”. Karena peristiwa tersebut, kekentalan cairan akan bertambah sehingga stabilitas suspensi menjadi lebih baik. Ketiga tanah liat tersebut bersifat tidak larut dalam air sehing sehingga ga penamb penambaha ahan n bahan bahan ters tersebu ebutt kedal kedalam am suspe suspensi nsi adala adalah h dengan dengan menab menaburkan urkan pada campuran campuran suspensi. suspensi. Keuntung Keuntungan an
10
peng penggu guna naan an baha bahan n susp suspen ensi si dari dari tana tanah h lia liatt ada adala lah h tid tidak ak dipengaruhi oleh suhu atau panas dan fermentasi dari bakteri, karena bahan-bahan tersebut merupakan senyawa anorganik, bukan golongan karbohidrat. II.1.6. II.1.6. Bahan Bahan Pensus Pensuspen pensi si Sintesi Sintesiss
a. Deri Deriva vatt selu selulo losa sa Termasuk kedalam golongan ini adalah metil selulosa (methosol, (methosol, tylose), tylose), karboks karboksimetil imetil selulosa selulosa (CMC), hidroksime hidroksimetil til selulosa. Di belakang nama tersebut biasanya terdapat angka atau nomor, misalnya methosol 1500. Angka Angka ini menunjukkan menunjukkan kemampuan cairan pelarut untuk meningkatkan viskositasnya. Semakin besar angkanya, angkanya, kemampuan k emampuan semakin tinggi. Golongan ini tidak di absorpsi oleh usus halus dan tidak beracun sehingga banyak dipakai dalam produksi makanan. Dalam farmasi farmasi selain selain untuk bahan bahan pensusp pensuspensi ensi juga digunaka digunakan n sebagai sebagai laksansia dan bahan penghancur atau disintegrator dalam pembuatan tablet. b. Golo Golong ngan an org organ anik ik pri prime merr Yang paling terkenal dalam kelompok ini adalah carbophol 934 (nama (nama dagan dagang g suatu suatu pabrik). pabrik). Organik Organik polimer polimer berupa berupa serbuk serbuk putih, putih, bereaksi asam, sedikit larut dalam air, tidak beracun dan tidak mengiritasi kulit, serta sedikit pemakaiannya sehingga bahan tersebut bannyak digunakan sebagai bahan pensuspensi. Untuk memperoleh viskositas yang yang baik baik diperlukan kadar ±1%. ±1%. Carbophol Carbophol sangat peka peka
11
terhadap panas dan elektrolit. Hal tersebut akan mengakibatkan penurunan viskositas larutannya. II.1.7. II.1.7. Cara Cara Mengerj Mengerjakan akan Obat Obat dalam dalam Suspen Suspensi si
Suspensi dapat dibuat dengan dengan metode sebagai berikut. a. Meto Metode de disp disper ersi si Metode ini dilakukan dengan cara menambahkan serbuk bahan bahan obat kedalam kedalam muchilag muchilago o yang yang telah terbentu terbentuk, k, kemudian kemudian baru baru diencerkan. Perlu diketahui bahwa kadang-kadang terjadi kesukaran pada saat mendispersikan serbuk kedalam pembawa. Hal tersebut karena adanya udara, lemak, atau kontaminan ada serbuk. Serbuk yang sangat halus mudah termasuki udara sehingga sukar dibasahi. Mudah dan sukarnya serbuk dibasahi tergantung pada besarnya sudut kontak antara zat terdispersi dengan medium. Jika sudut kontak ± 90 , serbuk serbuk akan akan mengamba mengambang ng diatas diatas cairan. cairan. Serbuk Serbuk yang demikia demikian n disebut memiliki sifat hidrofob. Untuk menurunkan tegangan permukaan antar apartikel zat padat dengan cairan tersebut perlu ditambahkan zat pembasah atau wetting agent. b. Meto Metode de Pres Presip ipita itasi si Zat yang hendak didispersikan dilarutkan dahulu kedalam pelarut organik yang hendak hendak dicampur dengan dengan air. Setelah larut larut dalam pelarut organik, larutan zat ini kemudian diencerkan dengan larutan pensuspe pensuspensi nsi dalam dalam
air sehingga sehingga akan akan
terjadi terjadi
endap endapan an
halus halus
tersuspe tersuspensi nsi dengan dengan bahan bahan pensusp pensuspensi. ensi. Cairan Cairan organik organik tersebut tersebut adalah adalah etanol, propilen glikol, dan polietilen glikol.
12
II.1.8. II.1.8. Sistem Sistem Pemben Pembentuka tukan n Suspen Suspensi si
a. Sist Sistem em flok flokul ulas asii Dalam sistem flokulasi, partikel flokulasi terikat lemah, cepat mengenda mengendap p dan pada penyimpan penyimpanan an tidak terjadi terjadi cake dan dan mudah tersuspe tersuspensi nsi kembali. kembali. b. Sist Sistem em deflo defloku kula lasi si Partikel deflokulasi mengendap perlahan dan akhirnya membentuk sedimen, akan terjadi agregasi, dan akhirnya terbentuk cake yang keras dan sukar sukar tersuspensi kembali. Secara umum sifat partikel flokulasi dan deflokulasi adalah a) Deflok flokul ulaasi 1. Part Partik ikel el susp suspen ensi si dala dalam m keada keadaan an terp terpis isah ah ata atau u denga dengan n yang yang lainnya 2. Sedimenta Sedimentasi si yang yang terjadi terjadi lambat, lambat, masing-m masing-masing asing partikel partikel mengendap terpisah dan partikel berada dalam ukuran paling kecil. 3. Sedi Sedime men n terbe terbent ntuk uk lamb lambat at 4. Akhirnya Akhirnya sedime sedimen n akan akan membentu membentuk k cake yang yang keras keras dan dan sukar terdispersi kembali 5. Wuju Wujud d susp suspen ensi si bag bagus kar karen enaa zat zat ters tersus uspe pens nsii dala dalam m wak waktu tu relatif relatif lama. lama. Terlihat Terlihat bahwa bahwa ada endapa endapan n dan cairan cairan atas atas terkabut. b) Flokulas lasi 1. Partikel Partikel merupaka merupakan n agreg agregat at yang yang bebas. bebas.
13
2. Sedime Sedimenta ntasi si terjad terjadii cepa cepatt 3. Sedi Sedime men n terb terben entu tuk k cepa cepatt 4. Sedimen Sedimen tidak tidak membentu membentuk k cake cake yang keras keras dan padat padat dan dan mudah terdispersi kembali seperti semula 5. Wujud Wujud suspen suspensi si kurang kurang bagus bagus seba sebab b sedim sedimen entas tasii terjad terjadii cepat cepat dan diatasnya terjadi daerah cairan yang jernih dan nyata. II.1. II.1.9. 9. Form Formula ulasi si Su Susp spen ensi si
Untuk membuat membuat suspensi stabil secara secara fisik ada dua cara, cara, yaitu: yaitu: 1. Penggunaan “structured vehicle” untuk menjaga par tikel tikel deflokulasi dalam suspensi. Structured Structured vehicle vehicle adalah larutan hidrokoloid seperti tilose, gom, bentonit, dan lain-lain 2. Penggun Penggunaan aan
prinsip prinsip-prins -prinsip ip
flokulas flokulasii
untuk
membentu membentuk k
flok,
meskipun cepat terjadi pengendapan, tetapi dengan pengocokkan ringan mudah disuspensikan kembali. Pembuata Pembuatan n suspensi suspensi sistem sistem flokulas flokulasii : 1. Partik Partikel el diber diberii zat pemb pembasa asah h dan disp dispers ersii medium medium.. 2. Setelah Setelah itu ditambahk ditambahkan an zat pemflokula pemflokulasi, si, biasany biasanyaa larutan elektrol elektrolit, it, surfaktan, atau polimer 3. Dipero Diperoleh leh suspe suspensi nsi flokula flokulasi si sebag sebagai ai produk produk akhir akhir 4. Jika dikehend dikehendaki, aki, agar agar flok yang yang terjadi terjadi tidak tidak cepat cepat meng mengenda endap, p, maka maka ditambah structured vehicle. 5. Prod Produk uk akh akhir ir yan yang g dipe dipero role leh h adal adalah ah susp suspen ensi si flok flokul ulas asii dala dalam m structured vehicle.
14
Bahan pemflokulasi yang dipergunakan dapat berupa larutan elektrolit, surfaktan atau polimer. Untuk partikel yang bermuatan positif digunakan zat pemflokulasi yang bermuatan negatif, dan sebaliknya. Contohnya Contohnya,, untuk suspensi suspensi bismuth bismuth subnitrat subnitrat yang yang bermua bermuatan tan positif positif digunakan zat pemflokulasi pemflokulasi yang bermuatan bermuatan negatif yaitu kalium fosfat mono monoba bassi.
Un Untuk tuk
suspe uspen nsi
sulf sulfo onam namida ida
yan yang g
be bermu rmuatan tan
nega negati tif f
digunakan zat pemflokulasi yang bermuatan positif yaitu (aluminium triklorida). II.1.10 II.1.10.. Bahan Bahan Pengaw Pengawet et
Penambahan bahan lain dapat pula dilakukan untuk menambah stabilitas suspensi, antara lain dengan dengan penambahan bahan pengawet. Bahan ini sangat sangat diperlukan diperlukan terutama terutama untuk untuk suspensi yang menggunakan menggunakan hidrokoloid alam, karena bahan ini sangat mudah dirusak oleh bakteri. Sebagai Sebagai bahan bahan pengawet pengawet dapat dapat digunak digunakan an butil parabenz parabenzoat oat (1:1250), etil parabenzoat (1:500), propel parabenzoat (1:4000), nipasol, nipagin ±1%. Disamping itu, banyak pula digunakan garam kompleks merkuri sebagai pengawet, karena hanya diperlukan jumlah yang kecil, tidak toksis, dan tidak iritasi. Misalnya fenil merkuri nitrat, fenil merkuri klorida, fenil merkuri asetat.
15
II.2. Resep
Dr. Indrianti Madina, SP.PD SIK: 821/FM/GTO/111 Jl. Gorontalo No. 1 Telp. 0435-786457 Gorontalo, 04-02-2012 R/ Chloramphenicol Chloramphenicol
125 mg
Na CMC
50 mg
Polysorbatum – Polysorbatum – 8 80
10 mg
Propilenglikol
0,5
Sirup Simplex
18
Aqua Destilata
ad 5 mL
m.f. m.f. susp. susp. da in fl 30 mL No. 1 ʃ t d.d I Cth p.c
Pro
: Bunga
Umur : 18 tahun
II.2.1. Uraian Bahan 1. Chloram Chloramphe phenic nicol ol (FI (FI ed. III, 143)
Nama re resmi
: Chloramphenicolum
Sinonim
: Kloramfenikol
Berat molekul
: 323,13
16
Rumus kimia
: C11H12CI2N2O3
Struktur kimia
:
Pemerian
: Hablur halus berbentuk jarum atau lempeng memanjang, putih hingga putih putih kelabu kelabu atau putih kekuningan, larutan praktis netral terhadap lakmus P, stabil dalam larutan netral atau larutan agak asam.
Kelarutan
: Sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, dalam propilenglikol, dalam aseton dan etil asetat.
Khasiat
: Antibiotikum
(zat
yang
mematikan
menghambat pembuluh bakteri). Kegunaan
: Zat aktif.
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat.
2. Na CMC CMC (FI (FI ed. ed. III, III, 401) 401)
Nama resmi
: Natrii Carboxymethilcellulosum
Sinonim
: Natrium Karbosimetil Selulosa
Berat molekul
: 200
Rumus kimia
: C2H2ONa
Struktur kimia
:
17
atau
Pemerian
: Serbuk atau butiran; putih atau putih gading; tidak
berbau
atau
hampir
tidak
berbau;
higroskopis Kelarutan
: Mudah
mendispersi
da dalam
air,
me membentuk
suspensi koloid; tidak larut dalam etanol. Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan
: Zat tambahan
3. Poly Polysor sorba bat-8 t-80 0 (FI ed. ed. III, III, 509) 509)
Nama resmi
: Polysorbatum-80
Sinonim
: Twen 80
Berat molekul
: 1310
Rumus molekul
: C64H124O26
Struktur kimia
:
Pemerian
: Cairan agak kental seperti minyak, jernih, kuning, bau khas.
Kelarutan
: Mudah larut dalam air, etanol (95%) P,dalam asetat P
dan dalam methanol P; Sukar Sukar larut
dalam methanol P dan dalam minyak biji kapas P. Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan
: Zat tambahan
4. Glise Gliseri rin n (FI (FI ed. ed. III, III, 271) 271)
Nama resmi
: Glycerolum
Sinonim
: Gliserol, Gliserin
18
Berat molekul
: 92,10
Rumus molekul
: C2H8O3
Struktur kimia
:
Pemerian
: Cairan seperti sirup; jernih, tidak berwarna; tidak berbau; manis diikuti rasa hangat higroskopis.
Kelarutan
: Dapat ca campur dengan air, dengan etanol (95%) praktis, tidak larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam minyak lemak
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik
Kegunaana
: Zat Tambahan
5. Sirup Sirup S Sim impl plex, ex, men mengan gandu dung ng::
Glukosa (FI ed. III, 268)
Nama resmi
: Glucosum
Sinonim
: Glukosa, Gula
Berat molekul
: 198,17
Rumus molekul : C6H12O6 . H2O Struktur kimia :
Pemerian
: Hablur lur tid tidak berwarna, serbuk hablur atat tatu cairan ran putih; tidak berbau; rasa manis.
19
Kelarutan
: Mudah larut dalam air, sangat mudah lar larut dalam air
mendidih; agak sukar larut dalam etanol
(95%) P mendidih, sukar larut dalam etanol (95% (95%)) P.
Peny Penyim imp panan nan
: Dala Dalam m wadah dah tert tertut utup up baik. aik.
Kegunaan
: Kalorigenikum (penambah energi).
Metil Paraben (FI ed. III, 378)
Nama resmi
: Methylis Parabenum
Sinonim
: Metil Paraben, Nipagin M
Berat molekul
: 152,15
Rumus molekul : C8H8O3 Struktur kimia :
Pemerian
: Serbuk ha hablur ha halus, ha hampir ti tidak berbau, ti tidak mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa tebal.
Kelarutan
: Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5 bagian etanol (95 %) P dan dalam 3 bagian aseton P; mudah larut dala eter P dan dalam larutan alkali hidroksida; larut dalam 60 bagian gliserol gliserol P panas, dan dalam 40 bagian bagian
20
minyak lemak nabati panas, jika didinginkan larutan tetap jernih.
Kegunaan
: Zat ta tambahan; za zat pe pengawet.
Peny Penyim imp panan nan
: Dala Dalam m wadah dah tert tertut utup up baik. aik.
Aqua Destillata (FI edisi III, 96)
Nama resmi
: Aqua destillata
Sinonim
: Air Suling
Berat molekul
: 18,02
Rumus molekul : H2O Struktur kimia
: H
H O
Pemerian
: Cairan jenuh tidak berwarna, tidak mempunyai rasa.
Kegunaan
: Zat pelarut.
Peny Penyim imp panan nan
: Dala Dalam m wadah dah tert tertut utup up baik. aik.
II.2.2. Farmakologi
Kloramfenikol umumnya bersifat bakteriostatik. Pada konsentrasi tinggi kloramfenikol kadang-kadang bersifat bakterisid bakterisid terhadap terhadap kumankuman tertentu. Kloramfenikol bekerja dengan menghambat sintesis protein kuman. Obat ini terikat pada ribosom subunit 50 s dan menghambat enzim peptidil tranferase tranferase sehingga sehingga ikatan ikatan peptida tidak terbentuk pada pada proses proses sintesis protein kuman. Efek taksik kloramfenikol pada sistem hemopoetik
21
sel mamalia diduga berhubungan dengan mekanisme kerja obat ini (Farmakologi dan Terapi, 700). II.2.3. Nama Latin
1
: unum
: satu
10
: decem
: sepuluh
125
: centum viginti quingue
: seratus dua puluh lima
20
: viginti
: dua puluh
30
: triginta
: tiga puluh
5
: quingue
: lima
50
: quinguaqinta
: lima puluh
ad
: ad
: sampai, pada
da in
: da in
: masukkan kedalam
eth
: cochlear theae
: sendok teh
fl
: flacon
: botol
m.f
: misce fac
: campur,buat
mg
: milligramma
: miligram
mL
: milliliter
: mililiter
no
: numero
: sebanyak
p.c
: post coenam
: sesudah makan
pro
: pro
: untuk
R/
: recipe
: ambillah
ʃ
: signa
: tandai
td.d
: terde die
: tiga kali sehari
22
Dalam Latin
Recipe Chloramphenicol 125 mg, Na CMC 50 mg, Twen 80 10 mg, Propilenglikol 0,5 0,5 g, Sirup Simplex 18 g, Aqua destilata destilata ad 5 mL Misce Misce fac Suspe Suspensi nsione oness da in flacon flacon 30 30 mL numero numero unum unum Signa ter de die unum cochlear cochlear tea post coenam coenam Pro Bunga Dalam Indonesia
Ambillah Chloramphenicol 125 mg, Na CMC 50 mg, Twen-80 10 mg, Propilenglikol Propilenglikol 0,5 g, Sirup Simplex 18 mL, Aqua Aqua destilata ad 5 mL Campur Campur dan buatlah buatlah suspensi suspensi berikan berikan dalam botol botol dengan dengan takaran takaran 30 mL sebany sebanyak ak satu satu Tandai tiga kali sehari satu sendok teh sesudah makan Untuk Bunga
23
BAB III METODE KERJA III.1. Alat dan Bahan III.1.1. Alat-alat yang digunakan
Alu
Batang Pengaduk
Cawan Porselin
Gelas Ukur
Kaca Arloji
Lap Halus
Lap Kasar
Lumpang
Neraca Analitik
Pipet tetes
Sendok Tanduk
Sudip
Water Bath
III.1.2. Bahan-Bahan yang digunakan
Alkohol 70 %
Aqua destilata
Botol kalibrasi kalibrasi 30 mL
Chloramphenicol Chloramphenicol 750 mg
Gliserin 3 g
Na CMC 300 mg
24
Polysorbatum-80 60 mg
Siru Sirup p Simp Simple lex x 18 mL
III.2 III.2.. Cara Cara Ke Kerj rja a a. Pemb Pembua uata tan n Siru Sirup p Sim Simpl plex ex
1. Disi Disiap apka kan n alat alat dan dan bah bahan an.. 2. Dibersihk Dibersihkan an alat menggu menggunaka nakan n kapas yang yang telah telah dibasahi dibasahi alcohol alcohol 70 %. 3. Ditim Ditimba bang ng metil metil para parabe ben n 0,25 0,25 gr dan dan sukr sukros osaa 65 gr meng menggu guna naka kan n nera neraca ca analitik. 4. Dipan Dipanas askan kan air pada pada water waterbat bath. h. 5. Setelah Setelah air air panas, panas, dimasukka dimasukkan n metil metil parabe paraben n dan diaduk diaduk terus terus menerusmenerussampai metil paraben larut dalam air. 6. Ditambahk Ditambahkan an sukros sukrosaa dan diaduk diaduk sampai sampai menge mengental. ntal. b. Pemb Pembua uata tan n Su Susp spen ensi si Chlor Chloram amph phen enic icol ol
1. Disi Disiap apka kan n alat alat dan dan bah bahan an.. 2. Dibers Dibersihk ihkan an alat alat menggu menggunak nakan an kapas kapas yang yang telah telah dibas dibasahi ahi deng dengan an alkoho alkoholl 70%. 3. Boto Botoll dik dikal alib ibra rasi si 30 30 mL. mL. 4. Ditimbang Ditimbang masing-m masing-masing asing bahan bahan yang yang akan digunak digunakan, an, chloramph chloramphenic enicol ol 750 mg, Na CMC 300 mg, polysorbatum-80 60 mg, Gliserin 3 g, 5. Diuk Diukur ur Siru Sirup p Simp Simple lex x 18 mL. mL. 6. Dipanaska Dipanaskan n air hingga hingga mendidih mendidih mengguna menggunakan kan waterbath. waterbath. 7. Dibua Dibuatt muchil muchilag ago o denga dengan n cara cara mema memasuk sukan an Na CMC CMC ke dala dalam m lumpan lumpang g1 dan digerus digerus hingga hingga halus.
25
8. Ditambahk Ditambahkan an air air panas panas sedikit sedikit demi demi sedik sedikit it air panas panas kedalam kedalam lumpa lumpang ng dan digerus searah secara terus-menerus. 9. Dimasukka Dimasukkan n Chloramp Chloramphenic henicol ol kedala kedalam m lumpang lumpang 2, 2, digerus digerus hingga hingga halus. halus. 10. Dimasukkan muchilago muchilago yang telah dibuat dibuat di lumpang 1, ke dalam lumpang 2. 11. Ditambahkan polysorbatum-80 polysorbatum-80 dan gliserin gliserin ke dalam lumpang lumpang 2, dan digerus searah secara terus menerus hingga homogen. 12. Ditambahkan sirup simplex simplex dan digerus kembali kembali secara terus-menerus hingga campuran menjadi homogen. 13. Dimasukkan ke dalam dalam botol. 14. Ditambahk Ditambahkan an air sampai sampai batas batas kalibrasi kalibrasi 30 mL. 15. Dikocok Dikocok sampai sampai homogen. 16. Diberi Diberi etiket etiket putih.
26
BAB IV HASIL PEMBAHASAN IV.1. IV.1. Hasil Hasil Perc Percoba obaan an IV.1.1. Perhitungan Bahan
Chloramphenicolum 30
× 125
5
× 50
5
= 300
= 0,3
Polysorbatum-80 30
× 10
5
= 0, 7 5
Na CMC 30
= 750
= 60
= 0, 0 6
Sirup Simplex Simplex = 18 mL
IV.1.2. IV.1.2. Perhitun Perhitungan gan Dosis
Chloramphenicolum Chloramphenicolum memiliki DL = 250 mg-500 mg/1 gr-2 gr
Sekali
20
×
=
18 20
× 50 5 00
= 450
% sekali 125
× 100% 100% = 27,72 27,72 %
450
Jadi, pemakaian sekali tidak over dosis
Sehari
20
×
=
18 20
% sehari
27
×2
= 1 ,8
= 1800
3 × 125 1800
× 10 100% 0% = 20, 20,8 8%
Jadi, pemakaian sehari tidak over dosis. IV.2. Pembahasan IV.2.1. Informasi Obat
a. Cara Cara Pema Pemak kaian ian Adapun Adapun cara pemak pemakaian aian obat obat ini adalah adalah secara secara oral, oral, dikocok dikocok terleb terlebih ih dahulu dahulu,, dan diminu diminum m seca secara ra rutin rutin sebany sebanyak ak tiga tiga kali sehar seharii satu sendok sendok teh teh sesudah sesudah makan makan sampai sampai habis. habis. b. Cara Cara Peny Penyim impa pana nan n 0
0
Obat ini disimpan pada tempat yang sejuk pada suhu 8 -15 C, dan pada wadah tertutup rapat atau dalam botol. c. Jang Jangka ka Wakt Waktu u Pem Pemak akai aian an Dalam Dalam 1 botol botol terda terdapa patt 30 mL, sek sekali ali pemak pemakaia aian n 5 mL, dala dalam m sehari 3 kali pemakaian. Maka obat akan habis dalam jangka j angka waktu: 30 5
=6
6 3
=2ℎ
Jadi, obat ini akan habis dalam 2 hari. Jika dalam waktu 2 hari belum mengalami penyembuhan, maka pasien perlu berkonsultasi kembali dengan dokter untuk mendapatkan resep yang sejenis, sampai pasien itu sembuh. IV.2.2. Interaksi Obat Kloramfenikol (Cloromyc (Cloromycetin, etin, Mychel) Mychel) adalah adalah antibio antibiotika tika yang yang
hanya digunakan untuk untuk infeksi serius yang yang tak dapat ditanggulangi ditanggulangi oleh antibiotika antibiotika lain yang yang kurang kurang toksik. toksik. Kloramfeniko Kloramfenikoll diberikan diberikan untuk untuk
28
mengobati mengobati infeksi infeksi berbah berbahaya aya yang yang tidak tidak efektif efektif antibiotik yang kurang efektif. (Interaksi Obat, Obat, 42)
29
bila diobati diobati deng dengan an
BAB V PENUTUP V.1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. Suspensi Suspensi adalah adalah sedia sediaan an cair cair yang yang menga mengandun ndung g obat obat padat, padat, tidak tidak melarut melarut dan terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa. 2. Dalam Dalam pemb pembuat uatan an suspen suspensi, si, digu digunak nakan an 2 meto metode de yak yakni: ni: Meto Metode de dispe dispersi rsi dan Metode Metode Presipitasi. Presipitasi. 3. Dalam Dalam resep resep ini, ini, bahan bahan aktif aktif yang yang diguna digunakan kan adal adalah ah Kloram Kloramfen feniko ikol, l, dimana Kloramfenikol umumnya bersifat bakteriostatik. bakteriostatik. V.2. Saran
1. Untuk laborator laboratorium ium diharap diharapkan kan agar agar dapat dapat melengka melengkapi pi fasilitas fasilitasnya nya berupa berupa alat-alat dan bahan-bahan yang menunjang dalam proses praktikum, agar praktikum yang dilaksanakan dapat berjalan dengan lancar. 2. Untuk praktik praktikan, an, diharapka diharapkan n agar lebih lebih mengasah mengasah lagi lagi kemampua kemampuannya nnya dalam dalam membuat membuat sediaan suspensi suspensi,, dimana sediaan sediaan suspensi suspensi merupaka merupakan n sediaan yang membutuhkan ketelitian dalam peracikannya. peracikannya.
30
DAFTAR PUSTAKA
Badan POM RI. 2008. Informatorium Obat Nasional Indonesia. Sagung Seto: Jakarta Dirjen POM. 1978. Formularium Nasional edisi II . Departemen Kesehatan RI: Jakarta Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia edisi III . Departemen Kesehatan RI: Jakarta Harkness, R. 2010. Interaksi Obat. ITB Press: Bandung Ikatan Apoteker Indonesia. 2009. Informasi Spesialite Obat . ISFI: Jakarta Mardjono, Mahar. 1972. Farmakologi dan Terapi. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta Syamsuni. 2006. Ilmu Resep. Buku Kedokteran EGC: Jakarta
31
LAMPIRAN Lampiran 1
Skema Kerja
Chloramphenicol Chloramphenicol 750 mg + polysorbatum80 6 mg + gliserin 3 g
Na CMC 300 -
Dimasukkan ke ke dalam lumpang 1
-
- dimasukkan chloramphenicolum
Digerus hingga halus
ke dalam lumpang 2, digerus Hingga halus.
Muchilago
- Ditambahk Ditambahkan an polysorba polysorbatum-80 tum-80 dan gliserin. - Digeru Digeruss sear searah ah secara secara terusterusmenerus hingga homogen. Campuran homogen
-
Dima Dimasu sukk kkan an muc muchi hila lago go ke ke dala dalam m lump lumpan ang g 2.
-
Di masu masukk kkan an siru sirup p simp simple lex x 20 mL. mL.
-
Digeru Digeruss kembali kembali secar secaraa terus-m terus-mene enerus rus hingg hinggaa campura campuran n homoge homogen. n.
Campura homogen
-
Dima Dimasu sukk kkan an ke ke dala dalam m boto botoll yang yang tel telah ah dik dikal alib ibra rasi si 30 30 mL
-
Diko ikocok hingg inggaa hom homo ogen. gen.
Sediaan Sediaan Suspensi Suspensi
-
32
Lampiran 2
Etiket
APOTEK “CITRA FARMA” Jl. Andalas No.45 telp. 821412052 PA : Nur Fatmawati S.farm.Apt SIPA : 21/SIP-FM/GTO/I/2013 tgl: 04-02-2012 Nama Pasien : Bunga No: 01
3 × sehar seharii 1 sendok sendok teh Sesudah Makan Kocok terlebih dahulu
33
Copy Resep
Apotek ”CITRA FARMA” Alamat : Jl. Andalas Andalas No.45 No.45 Telp. : (0435) 821412052 821412052 Apoteker Apoteker : Nurfatmawa Nurfatmawati ti A.H, S.Farm S.Farm,, Apt SIPA : 21 21/SIP-FM/GTO/I/2013 No. 01
Tgl : 04-02-2012
SALINAN RESEP Resep un untuk : Bu Bunga Resep Resep dari dari dokt dokter er : Dr. Indria Indriati ti Madina Madina,, Sp. Sp. PD Tanggal Resep : 0 4- 0 2- 2 0 1 2 Nomor Re Resep : 01 01 Tanggal Tanggal copy resep resep : 04-12-2012 04-12-2012 R/
\
Chloramphenicol
125 mg
Na CMC
50 mg
Polysorbatum – Polysorbatum – 8 80
10 mg
Propilenglikol
0,5
Sirup Simplex
18
Aqua Destilata
ad 5 mL
m.f. m.f. susp. susp. da da in fl 30 30 mL No. 1 ʃ t d.d I Cth p.c did
P.C.C
Cap apotek
Paraf Apoteker
34
Lampiran 3
Foto Foto Sediaan Sediaan Al Al t dan Bahan
Alat
Lumpang dan Alu
Gelas
Sendok Tanduk
Sudip
35
kur
Pipet tetes
Bahan
Propilenglikol
Klora fenikol
Na-CMC
Twen 80 36
37