Laporan Praktikum Pemuliaan Tanaman Tanaman
PERSILANGAN TANAMAN TOMAT
Oleh : Nama
:
Kusdini
Nim
:
G111 16 053
Kelas
:
Pemuliaan Tanaman.C
Kelompok
:
10
Asisten
:
1. Alita Inka 2. Ahmad Kurnia Nur
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Tomat merupakan tanaman sayuran yang telah dibudidayakn sejak ratusan tahun silam, tetapi belum diketahui dengan pasti kapan awal penyebarannya. Jika ditinjau dari sejarahnya, tanaman tomat berasal dari Amerika yaitu daerah Andean yang merupakan bagian dari Negara Bolivia, Cili, Kolombia, Ekuador dan Peru. Semula di Negara asalnya, tanaman tomat hanya dikenal sebagai tanaman gulma. Namun, seiring dengan perkembangan waktu, tomat mulai ditanam, baik dari lapangan maupun dipekarangan rumah, sebagai tanaman yang dibudidayakan atau tanaman yang dikomsumsi. Di Negara tropis seperti Indonesia, tanaman tomat memiliki daerah penyebaran yang cukup luas, yaitu didataran tinggi, dataran medium tinggi, dataran medium rendah dan datarn rendah. Produksi tomat didaerah tropis cenderung lebih produktif didataran tinggi daripada didatarn rendah. Namun akhir-akhir ini pengembangan budidaya tomat didataran tinggi cenderung memeicu erosi tanah. Kebutuhan tomat di masyarakat yang semakin tinggi dapat diimbangi dengan peningkatan produksinya. Selain itu untuk meningkatkan produksi tomat dan menhasilkan jenis tomat yang baru dan bersifat unggul dapat dilakukan persilangan antara tomat yang berbeda varietas tapi masih satu famili. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, produksi tomat di Indonesia sejak tahun 2000 – 2005 berfluktuasi. Pada tahun 2004, produksi tomat sekitar 626,872 ton dan meningkat pada tahun 2005 menjadi 647,020 ton. Dalam upaya peningkatan produktifitas tomat dan menemukan varietas baru yang unggul dapat dilakukan persilangan. Dimana persilangan merupakan salah satu cara dalam menemukan variasi keragaman, juga meningkatkan produktivitas tanaman. Persilangan dapat dilakukan pada satu tanaman yang satu spesies. Persilangan dapat terjadi apabila mulai memasuki fase generativ. Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan persilangan antara tomat yang berbeda varietas agar dapat diketahau teknik persilangan pada tanaman tomat.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan praktikum persilangan tanaman tomat yaitu untuk mengetahui metode persilangan pada tanaman tomat yang berbeda varietas dan mengetahui bagaiman pemuliaan tanaman tomat. Sedangkan keguanaan dari praktikum persilangan tanaman di polybag yaitu agar dapat mengetahui cara persilangan pada tanaman tomat.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Tanaman Tomat
Tanaman tomat merupakan sayuran ynag terpenting sesudah kentang. Buah tomat selain dimakan mentah, juga dipakai sebagai penyedap masakan, sayuran atau dijadikan kecap atau saus. Diduga tanaman tanaman tomat berasal dari Peru dan Ekuador, yang kemudian menyebar ke seluruh dunia. Pada saat ini Negara produsen tomat dunia ialah Italia, Bukgaria, Spanyol dan Mesir (Ashari, 2005). Tanaman tomat merupakan herba semusim, bunganya hermafrodit dan bersifat self-compatible pada daerah yang lebih dingin. Penyerbukan sendiri sangat tinggi persentasenya. Namun demikian, didaerah tropic 24% buah terjadi melalui penyerbukan silang oleh serangga penyerbuk. Sedikitnya terdapat 600 varietas, penggologan varietas tersebut didasarkan atas cara tumbuh atau habitus tanaman ( determinat dan indeterminate ), bentuk buah, besar buah, metode penanaman ( rumah kaca atau lahan ), dan tujuan memproduksi ( sayuran segar atau untuk olahan ). Beberapa jenis tomat hibrida telah menyebar luas di daerah subtropik. Untuk di daerah tropic sangat diperlukan jenis tomat yang tahan terhadap panas dan kelembaban tinggi. Tanaman tomat sangat bervariasi dalam karakter pertumbuhannya. Beberapa jenis memperlihatkan pertumbuhan tegak atau pendek dan menjalar sampai lebih dari 5 meter tingginya (Ashari, 2005). Tanaman umumnya berbentuk perdu, kecuali tomat liar yang batangnya sangat panjang sehingga bersifat menjalar dan berumur lebih dari setahun. Tomat atau yang dahulu yang disebut dengan Solanum lycopersicum L, memiliki berbagai jenis yang terkenal diantanranya tomat apel, tomat porselin, tomat sayur, tomat kentang dan tomat keriting (Sunarjono, 2013). Tomat sampai ke Indonesia kira-kira pada abad ke-18 dan itu dimulai dari masuknya tanaman tomat ke Filipina terlebih dahulu barulah sampai ke Indonesia. Tanaman tomat memiliki habitat berupa herba yang hidup tegak atau bersandar pada tanaman lain, berbau kuat, tinggi 30 – 90cm. batang berbentuk bulat, kasar, memiliki trikoma, rapuh dan sedikit memiliki percabangan dan terdapat pula trikoma pada helaian daun (Kartika dkk, 2015).
2.1.1 Taksonomi Tanaman Tomat
Menurut Sagala (2009), tomat merupakan sumber nutrisi dan metabolit sekunder yang sangat penting bagi kesehatan manusia dengan ekstrak yang terkandung didalamnya. Tomat memiliki klasifikasi antara lain sebagai berikut : Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Kelas
: Dicotyledone
Ordo
: Solanales
Famili
: Solanaceae
Genus
: Solanum
Spesies
: Solanum lycopersicum L
2.1.2 Morfologi Tanaman Tomat
Menurut Purwati dan Khairunnisa (2007), secara morfologis organ-organ yang menunjang pertumbuhan tomat adalah sebagai berikut : 1. Akar Tanaman tomat memiliki sistem perakaran tunggang yang tumbuh secara horizontal. Pada kondisi lingkungan yang optimal. Akar tanaman tomat dapat mencapai kedalaman 0,5 meter. Perakaran tanaman tomat meyebar kesemua arah hingga ke dalam rata-rata 30 – 40cm, namun dapat mencapai kedalaman hingg 60
– 70cm. Akar tanaman tomat berfungsi untuk menopang berdirinya tanaman. Kesalahan penanganan selama proses penyiangan bias berdampak pada terhambatnya pertumbuhan akar. 2. Batang Batang pada tanaman tomat berbentuk silinder dengan diameter bias mencapai 4cm. Permukaan batang ditutupi oleh bulu-bulu halus. Batang tanaman tomat memiliki banyak cabang. Ujung batang merupakan bagian yang paling aktif membentuk daun dan bunga, karena terdapat meristem apikal. Berdasarkan tipe pertumbuhan batangnya, tanaman tomat dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu sebagai berikut : a. Determinate (pendek) Tandan bunga terdapat pada ujung tanaman dan pada setiap ruas batang. Contoh tipe determinate adalah varietas intan, berlian dan ratna.
b. Indeterminate (tinggi) Tandan bunga tidak terdapat pada setiap ruas batang, tetapi tumbuh berselangseling di antara 2-3 ruas batang. Pada ujung tanaman senantiasa tumbuh pucuk muda. Contoh tipe ini adalah varietas gondola 3. Daun Tanaman tomat berdaun majemuk dan berbentuk menyirip. Daun-daun tersebut letaknya tersusun setiap sisi. Jumlah daun biasanya ganjil, yakni berjumlah 5 atau tujuh helai. 4. Bunga Bunga pada tanaman tomat termasuk jenis bunga berkelamin dua atau hermaprodit. Kelopaknya berjumlah 5 buah dengan warna hijau, sedangkan mahkotanya yang berjumlah 5 buah berwarna kuning. Alat kelaminya terdiri atas benang sari dan kepala sariyang terkandung didalamnya tepung sari atau polen. Karena memiliki dua kelamin, bunga tomat biasanya melakukan peyerbukan sendiri. Biasanya pembuahan terjadi 96 jam setelah proses penyerbukan. Buah tersebut akan mask pada 45-50 hari setelah proses penyerbukan. 2.1.3 Syarat Tumbuh Tanaman Tomat
Tanaman tomat toleran terhadap beberapa kondisi lingkugan tumbuh. Namun tanaman ini menghendaki sinar yang cerah sedikitnya 6 jam lama penyinaran serta temperatur yang sejuk. Agar tumbuh optimum diperlukan suhu optimum antara 20-25°C. Apabila suhu melebihi 26°C di daerah tropis, hujan lebat dan mendung menyebabkan dominasi pertumbuhan vegetative di samping masalah serangan penyakit tanaman. Sedangkan pada daerah kering, suhu tinggi dan kelembaban rendah dapat meyebabkan hambatan pembungaan dan pembentukan buah. Selanjutnya suhu malam menentukan terhadap pembentukan buah. Pigmen penyebab warna merah pada kulit buah hanya dapat berkembang pada temeperatur anatara 15-30°C. pada temperature diatas 30°C hanya pigmen kuning saja yang terbentuk. Sedangkan bila temperstur diatas 40°C tidak terbentuk pigmen. Tanaman ini menghendaki pH tanah 5-6,5. Pemakaian mulsa dapat meningkatkan kelembaban apabila ditanam pada musim kemarau. Oleh karena itu tanaman tomat lebih banyak diusahakan di dataran tinggi (700 – 1.500
mdpl). Pada suhu tinggi (datarn rendah), produksinya rendah dan buahnya lebih cenderung berwarna pucat (Ashari, 2005). Pemeberian pengairan yang berlebihan dapat menyebabkan kelembaban t anah menjadi tinggi sehingga timbul berbagai macam penyakit. Curah hujan yang optimal untuk pertumbuhan tomat adalah 100 – 200 mm/hujan dengan temperature harian yang idealnya, yaitu 25 - 30°C. Angin yang sangat kencang dan musim hujan berkepanjangan merupakan kondisi lingkungan yang tidak mendukung pertumbuhan tomat karena dapat menyebabkan ranting dan dahan mudah patah. Untuk proses pembungaan tomat membutuhkan temperature malam hari sekitar 15 - 20°C (Purwati dan Khairunnisa, 2007). Tomat membutuhkan media tanam berupa tanah yang gembur, berpasir, subur, dan banyak mengandung humus. Untuk mendapatkan hasil yang baik, tomat memerlukan tanah dengan derajat keasaman (pH tanah) 5,5 – 6,5. Unutk tanah yang ber-pH rendah atau asam, perlu ditambahkan kapur dolomit (CaCo 3). Kapur tersenut diberikan pada saat 3 – 4 minggu sebelum tanam dengan cara disebar merata diatas media tanam (Purwati dan Khairunnisa, 2007). Menurut Rukmana (2007), syarat tumbuh tanaman tomat ada dua, antara lain sebagai berikut : a) Iklim Tanaman tomat dalam musim hujan maupun musim kemarau, namun dalam musim yang basah tidak akan terjamin. Jika iklim basah akan membentuk tanaman yang rimbun, akan tetapi bunganya berkurang dan didaerah pegunungan akan timbul penyakit yang dapat menimbulkan akibat fatal bagi tanaman tomat. Jika suhu terlalu rendah pertumbuhan tanaman akan terhambat, begitupun pada pertumbuhan bunga dan buah b) Jenis tanah Tomat bias ditanam pada semua jenis tanah, seperti andosol, regosol, latosol, litosol dan grumusol. Namun tanah yang paling ideal adalah jenis lempung berpasir yang subur, gembur, memiliki kandungan bahan organic yang tinggi serta mudah mengikat hara. Untuk pertumbuhannya yang baik tanaman tomat membutuhkan tanah yang gembur dan tanah yang sedikit mengandung pasir dan banyak mengandung unsur hara serta perairan yang teratur.
2.2 Metode Persilangan Tomat
Persilangan tomat dapat dilakukan dengan cara mengambil serbuk sari dari bunga tanaman tomat yang berebeda varietas dan menyerbukkannya pada purtik bunga tomat yang berbeda jenis varietas, yang terlebih dahulu yaitu telah diemaskulasi atau benang sari telah dibuang. Persilangan ini dimaksudkan agar mengahsilkan anakan buah tomat yang memiliki karakteristik yang sama dari kedua tanaman indukannya (Khan dkk, 2012). Menurut Khan, dkk (2012), tujuan utama dilakukannya persilangan ialah untuk meggabungkan semua sifat yang baik kedalam satu genotype yang baru, memperluas keanekaragaman genetik, memanfaatkan vigor hibrida dan menguji potensi tetua
atau uji turunan. Dalam menyilangkan tanaman tomat terdapat
beberapa langkah yang harus dilakukan yaitu sebagai berikut : 1. Menanam benih dalam baris 2. Segera setelah bunga mekar, emaskulasi stamen dari tetua betina 3. Calon tetua jantan juga harus ditutup untuk mencegah kontaminasi polen lain 4. Jika bunga jantan telah membuka sempurna segera lakukan persilangan. Menurut Mangoendidjojo (2003), bahwa agar metode persilangan dapat menghasilkan hasil yang baik, terdapat tiga hal yang perlu mendapat perhatian yaitu sebagai berikut : 1. Mempuyai recurrent parent yang baik 2. Dalam beberapa kali back cross sifai baik donor parent dapat terakumulasi dengan baik 3. Selama proses gen under transfer dengan beberapa kali back cross, sifat-sifat baik yang dimiliki oleh recurrent parent tetap terakumulasi pada keturunannya. 2.3 Pemuliaan Tanaman Tomat
Pemuliaan tanaman merupakan perpaduan antara seni dan ilmu dalam merakit keragaman genetik suatu populasi tanaman tertentu menjadi lebih baik atau unggul dari sebelumya. Pemulian tanaman sebagai seni terletak pada kemampuan dan bakat para pemulia tanaman dalam merancang dan melakukan proses seleksi bentuk-bentuk tanaman baru yang ingin dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan selera masyarakat pemakainya serta juga sesuai dengan tantangan permasalahan yang berkembang (Syukur dkk, 2015).
Dalam upaya mempertahankan pertumbuhan dan peningkatan produktifitas tanaman tomat dapat dilakukan pemulian tanaman tomat, dimana hal yang biasa terjadi yang dapat menghambat pertumbuhan tomat berupa serangan penyakit Tomato Yellow Leaf Curl Virus. Dengan dilakukanya program pemuliaan tanaman tomat maka dapat diperoleh varietas tanaman tomat yang tahan terhadap TYLCV. Program pemulian ini telah dilakukan sejak tahun 1960 dan berkembang samapai sekarang. Program ini didasarkan pada introgres ketahanan dan toleran pada beberapa galur spesies tomat
liar ke dalam tanaman tomat yang telah
didomestikasi. Kemajuan TYLVC masih lambat terutama disebabkan oleh ketahanan genetiknya sangat kompleks. Pada umumnya metode pemuliaan tanaman terdiri dari intoduksi, hibridasi dan seleksi. Skrining identifikasi ketahanan terhadap TYLVC merupakan langkah pertama dalam pemulian untuk memperoleh varietas yang tahan. Proses pemuliaan ketahanan tomat terhadap TYLVC ini diawali dengan meguji respon tujuh aksesi spesies tomat liar yang terdaftar sebagai toleran atau tahan terhadap TYLVC setelah diinokulasi dengan B.tabaci (Hardi dan Darwiati, 2007).
BAB III PENUTUP 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan persilangan tomat dilakukan denganmengambil serbuk sari dari bunga tanaman tomat yang berebeda varietas dan menyerbukkannya pada purtik bunga tomat yang berbeda jenis varietas yang sebelumnya telah diemaskulasi. Serta pada pemulian tomat agar dapat memperoleh tanaman dengan varietas baru yang tahan terhadap penyakit, seperti Tomato Yellow Leaf Curl Virus. 5.2 Saran
Sebaiknya sebelum melakukan persilangan terhadap tanaman, baik itu tanaman tomat maupaun tanaman yang lain harus diperhatikan jenis t anaman yang kan disilangkan apakan tidak terdapat penyakit yang terkandung dalam tanaman atau sebaliknya.
DAFTAR PUSTAKA
Ashari. 2005. Hortikultura Aspek Budidaya. Universitas Indonesia Press. Jakarta Hardi dan Darwiati. 2007. Resistensi Tanaman Terhadap Serangga Hama . Jurnal Mitra Hutan Tanaman. Vol 2 : 15 – 21 Kartika, dkk. 2015. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat Pada Berbagai Persentase Naungan. E-Jurnal Agrotekbis. Vol 3 No 6:717-724 Khan, dkk. 2012. Exploring The Natural Variation For Seeding Trats and Their Link With Seeding Mensions In Tomato. Plos One. Vol 7 Mangoendidjojo. 2003. Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman. Kanisius. Yogyakarta Purwati dan Khairunnisa. 2007. Budidaya Tanaman Tomat Dataran Rendah. Penebar Swadaya. Jakarta Rukmana. 2007. Tomat dan Cherry. Kanisius. Yogyakarta Sagala. 2009. Respon Pertumbuhan dan Produksi Tomat Denagn Pemberian Unsur Hara Makro Mikro dan Blutong . Skripsi. Medan Sunarjono. 2013. Bertanam 36 Jenis Sayur . Penebar Swadaya. Jakarta Syukur, dkk. 2015. Teknik Pemuliaan Tanaman. Swadaya. Jakarta
LAMPIRAN