HAK MEWARIS ANAK ANGKAT DALAM PERSPEKTIF PER SPEKTIF HUKUM WARIS ADAT SASAK (Studi di Kecamatan Sembalun Kabupaten Lmb! Timu" P"#in$i Nu$a Ten%%a"a Ten%%a"a &a"at'
TESIS
Untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Magister Kenotariatan (M.Kn)
Oleh: HAERUL HAER UL ANWAR ANWAR NIM )*+,),-,,))) )* +,),-,,))),,* ,,*
PR.GRAM STUDI MAGISTER KEN.TARIATAN FAKULTAS HUKUM UNI/ERSITAS &RAWI0A1A MALANG -,)+
i
LEM&AR PERSETU0UAN TESIS
HAK MEWARIS ANAK ANGKAT DALAM PERSPEKTIF PER SPEKTIF HUKUM WARIS ADAT SASAK (Studi di Kecamatan Sembalun Kabupaten Lmb! Timu" P"#in$i Nu$a Ten%%a"a &a"at'
Oleh: HAERUL HAER UL ANWAR ANWAR NIM )*+,),-,,))) )* +,),-,,))),,* ,,* Men2etu3ui
Pembimbing Utama
Pembimbing Kedua
Prof. Dr. Suhariningsih S.!. S.U. "#P. "#P. $%&''& $%&''& $%*'' $%*'' ''$
Dr. Diah +,u -isnuardhani S.!. M.!um.
Malang
+gustus '$
/akultas !ukum
Ketua Program Studi
Uni0ersitas 1rai,aya
Magister Kenotariatan
Dekan
Dr. Dr. 2a3h 2a3hma mad d Syaf Syafa4 a4at at S!. S!. Msi Msi "#P: $%&%$$$%*&'5$''$ $%&%$$$%*&'5$''$
Dr. Dr. "uri "urini ni +pril prilia iand nda a S!. S!. M.!u M.!um m "#P. $%6'7% ''$ ''$ ''$
ii
LEM&AR PERSETU0UAN TESIS
HAK MEWARIS ANAK ANGKAT DALAM PERSPEKTIF PER SPEKTIF HUKUM WARIS ADAT SASAK (Studi di Kecamatan Sembalun Kabupaten Lmb! Timu" P"#in$i Nu$a Ten%%a"a &a"at'
Oleh: HAERUL HAER UL ANWAR ANWAR NIM )*+,),-,,))) )* +,),-,,))),,* ,,* Men2etu3ui
Pembimbing Utama
Pembimbing Kedua
Prof. Dr. Suhariningsih S.!. S.U. "#P. "#P. $%&''& $%&''& $%*'' $%*'' ''$
Dr. Diah +,u -isnuardhani S.!. M.!um.
Malang
+gustus '$
/akultas !ukum
Ketua Program Studi
Uni0ersitas 1rai,aya
Magister Kenotariatan
Dekan
Dr. Dr. 2a3h 2a3hma mad d Syaf Syafa4 a4at at S!. S!. Msi Msi "#P: $%&%$$$%*&'5$''$ $%&%$$$%*&'5$''$
Dr. Dr. "uri "urini ni +pril prilia iand nda a S!. S!. M.!u M.!um m "#P. $%6'7% ''$ ''$ ''$
ii
PERN1AT PERN1ATAAN .RISINALITAS .RI SINALITAS PENELITIAN PEN ELITIAN
Saya bertanda tangan dibaah ini : "ama
: HAERUL ANWAR4 SH
"im
: )*+,),-,,))),,* Saya menyatakan dengan sebenar8benarnya baha penulisan tesis yang saya
susun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister Kenotariatan merupakan hasil karya saya sendiri. +dapun bagian8bagian tertentu dalam penulisan tesis yang saya kutip kutip dari dari hasil hasil karya karya orang orang lain lain telah telah dituli dituliska skan n sumber sumberny nyaa se3ara se3ara ,elas ,elas dalam dalam kutipan atau dalam daftar pustaka sesuai dengan norma kaedah dan etika penulisan ilmiah. +pabil +pabilaa terny ternyata ata didalam didalam naskah naskah tesis tesis ini dapat dapat dibukt dibuktika ikan n unsur unsur8un 8unsur sur plagiasisaya bersedia tesis ini digugurkan dan gelar akademik yang telah saya peroleh (Magister) dibatalkan serta diproses sesuai dengan Peraturan Perundang8 undangan yang berlaku. (Undang8undang "o ' 9ahun ''5 pasal & ayat dan pasal 6').
Malang +gustus '$ Mahasisa
Hae"ul An5a"4 SH4
"#M. $7'$'''$ $7'$'''$ PS. Magister Kenotariatan /! U1
iii
RINGKASAN
!aerul +nar Program Magister Kenotariatan /akultas !ukum Uni0ersitas 1rai,aya. Malang $ +gustus '$ !ak Mearis +nak +ngkat Dalam Perspektif !ukum -aris +dat Sasak (Studi di Ke3amatan Sembalun Kabupaten ombok 9imur Pro0insi "usa 9enggara 1arat). Komisi Pembimbing Utama: Prof. Dr. Suhariningsih S.!. S.U. Pembimbing Kedua: Dr. Diah +,u -isnuardhani S.!. M.!um.
Penulisan ,urnal ini membahas mengenai pearisan anak angkat yang dilakukan se3ara adat yang dalam hal ini yakni adat sasak di Ke3amatan Sembalun Kabupaten ombok 9imur Pro0insi "usa 9enggara 1arat. 9u,uan penelitian ini untuk memahami menganalisis serta menemukan faktor8faktor yang melatarbelakangi masyarakat adat sasak melakukan pengangkatan anak dan hak mearis anak angkat dalam persfektif hukum aris adat sasak yang khususnya di Ke3amatan Sembalun Kabupaten ombok 9imur Pro0insi "usa 9enggara 1arat. !asil dari penelitian tesis ini mengemukakan baha pengangkatan anak pada masyarakat adat Sasak dilakukan terhadap anak yang berasal dari kalangan keluarga atau kerabat dan dari kalangan bukan arga keluarga. !al ini disebabkan alasan pengangkatan anak selain untuk mendapatkan keturunan ,uga dilandasi oleh rasa kemanusiaan dan untuk kese,ahteraan si anak. Proses pengangkatan anak dilakukan oleh masyarakat +dat Sasak dengan upa3ara adat yaitu upa3ara begawe atau roah. !ubungan kekeluargaan anak angkat dengan orang tua kandungnya tidak terputus meski ia memasuki kekerabatan orang tua angkatnya. Kedudukan anak angkat dalam keluarga orang tua angkatnya adalah dise,a,arkan dengan anak kandung sehingga berfungsi sebagai pelan,ut keturunan dan berkedudukan sebagai pearis. Dengan ketentuan anak angkat mearisi harta arisan orang tua angkatnya dan orang tua kandungnya termasuk harta pusaka. Sebaliknya anak angkat tidak berhak mearisi harta orang tua angkatnya yang bersifat harta doe tengaq yaitu harta arisan dari orang tua pearis yang belum terbagi kepada saudara8saudaranya pearis. Kata kunci: Pengangkatan Anak, Pewarisan, Hukum Waris Adat Sasak.
iv
SUMMAR1
!aerul +nar Program Master Of "otary Publi3 /a3ulty og la Uni0ersity Of 1rai,aya. Malang $ +gust '$ 9he #nherit 2ights Of +dopted ;hildren #n Perpe3ti0e of Sasaknese ;ustomary a (Studies in 9he Distri3t Sembalun
9his =ournal ritten to dis3uss the inheritan3e of adopted 3hildren is being by 3ustom in this 3ase is the Sasak indigenous in Distri3t Sembalun e and find the fa3tors behind Sasak indigenous do adoptions and the 3hild adopted inherit rights in perspe3ti0e of Sasaknese 3ustomary la parti3ularly in Sub Sembalun
v
KATA PENGANTAR
Pu,i dan syukur penulis pan,atkan kepada +llah S.-.9 dan 2asullah Muhammad S+- karena dengan rahmat dan karunia8"ya yang tiada henti hingga penulis akhirnya dapat sampai pada tahap ini khususnya dalam menyelesaikan penulisan tesis ini. Penulisan tesis ini ,uga tidak terlepas dari bantuan berbagi pihak yang memberikan semangat moti0asi dan bantuan baik se3ara lansung maupun tidak lansung. Penulis ingin u3apkan terima kasih yang sebesar8besarnya kepada: $. 1apak Dr. 2a3hmad Safa4at S! Msi selaku Dekan /akultas !ukum Uni0ersitas 1rai,aya Malang. . #bu Dr. "urini +prilianda S.!. M.!um selaku Ketua Program Studi Magister Kenotariatan. 5. #bu Prof. Dr. Suhariningsih S.!. S.U. selaku Dosen Pembimbing Pertama terima kasih atas bimbingan dan kesabarannya dalam membimbing dan melan3arkan penulisan tesis ini sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan 9esis ini. 7. #bu Dr. Diah +,u -isnuardhani S.!. M.!um. selaku Dosen Pembimbing Kedua terima kasih atas bimbingan dan kesabarannya dalam membimbing dan melan3arkan penulisan tesis ini sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan 9esis ini dengan baik. &. Para Dosen Magister Kenotariatan /akultas !ukum Uni0ersitas 1rai,aya terima kasih kepada 1apakB#bu yang telah memberikan ilmunya kepada penulis selama penulis bela,ar di Magister Kenotariatan Uni0ersitas 1rai,aya. . Keluargaku ter3inta Papa Mama Dr. !. Sahar. S.!. S<. MM. dan !,. Sahrul +ini. S.+dm.
+dik8adikku tersayang Di #ndraan. S.<. -ahyu
vi
9aofani. S.Ked. /ebrima Cegalira dan 3alon istriku ter3inta dr. +ini Pus0a Dei terima kasih atas segala support yang telah kalian berikan dan semua pen3apaian saya selama ini akan saya persembahkan untuk kalian. 6. Saudara8saudara seperantauan di kontrakan se,ahtera M. 2iadussyah. S.!. M.!. =ohan 2ahmatulloh S.!. M.!. ulkifli Sani. S.9. #mannudien 1askoro S.9. M. Syamsul +rifin. S.9. yang slalu memberikan masukan dukungan mengingatkan selama masa perkuliahan ini sehingga penulis dapat menyelesaikan 9esis ini tepat pada aktunya. *. 9eman8temanku #na akina. S.!. M.Kn. +dhie Mus,ahranie Sastya P. S.!. M.Kn. kalian yang pada akhirnya men,adi sahabat yang luar biasa saling membantu dan mengingatkan selama masa perkuliahan sehingga penulis dapat menyelesaikan 9esis ini tepat pada aktunya. Penulis yakin 9esis ini masih sangat ,auh dari kata sempurna sehingga masukan dan kritik yang membangun akan selalu penulis harapkan untuk memperbaiki 9esis ini. +khir kata penulis mohon maaf yang sebesar8besarnya ,ika dalam proses pembuatan 9esis ini penulis melakukan kesalahan baik yang disenga,a maupun tidak disenga,a. Semoga 9uhan Eang Maha
+gustus '$
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Pernyataan Orisinalitas Penelitian 2ingkasan
$
Kata Pengantar
7
1ab # $' Pendahuluan $' $.$ atar 1elakang
$'
$. 2umusan Masalah
$
$.5 9u,uan Penelitian $6 $.7 Manfaat Penelitian
$6
$.& Orisinalitas Penelitian
$*
$. Kerangka 9eoritik
$
$.6 Desain Penelitian $.* Metode Penelitian
6
$.*.$
=enis Penelitian
6
$.*.
Metode Pendekatan
$.*.5
okasi Penelitian *
$.*.7
=enis Dan Sumber Data *
$.*.&
9eknik Pengumpulan Data
$.*.
9eknik Populasi Dan Sampling 5$
$.*.6
9eknik +nalisis Data
*
5'
5
viii
$.% Sistematika Penulisan
5
1ab #i 5& Ka,ian Pustaka
5&
.$ Ka,ian Umum 9entang Pengertian !ukum +dat Di #ndonesia 5& . Sistem Kekeluargaan Dalam !ukum +dat
56
.5 Pengangkatan +nak Menurut !ukum +dat
7'
.5.$
Pengertian Pengangkatan +nak 7'
.5.
Ma3am8Ma3am Pengangkatan +nak
.7 Pearisan Dalam Sistem !ukum -aris +dat
7 75
.7.$
Pengertian !ukum -aris +dat
75
.7.
Sistem Pearisan Dalam !ukum -aris +dat
7&
.7.5
!arta -arisan Dalam !ukum -aris +dat
7*
.7.7
+hli -aris Dalam !ukum -aris +dat
&
1ab #ii !asil Dan Pembahasan
5.$ Fambaran Umum okasi Penelitian 5.$.$
Keadaan Ke3amatan Sembalun Kabupaten ombok 9imur Pro0insi "usa 9enggara 1arat
5.$.
+sal Usul Penduduk
%
5.$.5
Pendidikan
5.$.7
Mata Pen3aharian67
65
ix
5.$.&
+gama
6
5.$.
=enis 2esponden 6%
5.$.6
Keadaan 2esponden
6%
5. /aktor8/aktor Eang Melatarbelakangi Masyarakat +dat Sasak Melakukan Pengangkatan +nak Di Ke3amatan Sembalun Kabupaten ombok 9imur Pro0insi "usa 9enggara 1arat
*5
5..$
Pengertian Pengangkatan +nak Menurut +dat Sasak
5..
Sistem Pengangkatan +nak Dalam !ukum +dat Sasak *6
5..5
/aktor G /aktor Eang Melatarbelakangi Pengangkatan +nak Menurut !ukum +dat Sasak
*5
%'
5.5 !ak Mearis +nak +ngkat 1ersama +hli -aris ainnya Dalam Persfektif !ukum -aris +dat Sasak Di Ke3amatan Sembalun Kabupaten ombok 9imur Pro0insi "usa 9enggara 1arat. Penutup
$'6
7.$ Kesimpulan 7. Saran
$'6
$'*
x
%6
DAFTAR TA&EL DAN GAM&AR
9abel $ #dentifikasi !asil Penelitian 9erdahulu HHHHHHHHH...............$% 9abel =umlah Penduduk Ke3amatan Sembalun 1erdasarkan =enis Kelamin HHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH... 9abel 5 =umlah Data Satuan Pendidikan (Sekolah) Per Desa Di Ke3amatan Sembalun HHHHHHHHHHHHHHHHHHH.67 9abel 7 Umur 2esponden HHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH*' 9abel & 2esponden Dari Setiap Desa di Ke3amatan Sembalun HHHHH...... *$ 9abel Pendidikan 2esponden HHHHHHHHHHHHHHHHHH... * 9abel 6 Peker,aan 2esponden HHHHHHHHHHHHHHHHHHH. *5 9abel * Umur +nak Saat Pengangkatan HHHHHHHHHHHHHHH. % Fambar 1agan Harta oe !engaqHHHHHHHHHH..HHHH.H..H $'
xi
1
&A& I
PENDAHULUAN
)4)
Lata" &ela!an%
Mengangkat
anak
pada
hakikatnya
adalah
suatu
perbuatan
pengangkatan anak orang lain yang dimasukkan ke dalam keluarganya sendiri sehingga dalam hal ini antara anak angkat dengan orangtua angkat akan timbul suatu hubungan kekeluargaan yang sama layaknya seperti orangtua dengan anak kandungnya. !al tersebut selan,utnya berdampak terhadap akibat dari pengangkatan anak tersebut yaitu memutuskan hubungan kekeluargaan antara anak angkat dengan orangtua kandungnya dan ada pula yang tidak memutus hubungan kekeluargaan anak angkat dengan orangtua kandungnya. Masalah pengangkatan anak atau adopsi bukanlah masalah baru. #stilah dalam pengangkatan anak telah dilakukan dengan 3ara dan moti0asi yang berbeda8beda se,alan terarah dengan sistem hukum yang hidup dan berkembang pada masyarakat adat. 9entu sa,a pengangkatan anak baik yang dilakukan se3ara hukum islam dan hukum adat yang dikategorikan sebagai perbuatan hukum sehingga antara orangtua angkat dan anak angkat akan menimbulkan suatu hubungan hukum. Pengertian pengangkatan anak se3ara umum adalah suatu tindakan mengambil anak orang lain berdasarkan ketentuan8ketentuan hukum yang berlaku di masyarakat bersangkutan. Sedangkan menurut Soepomo perbuatan mengangkat anak adalah Perbuatan hukum yang melepaskan anak itu dari pertalian kekeluargaan dengan orangtua sendiri yang memasukkan
2
anak itu ke dalam keluarga bapak angkatnya sehingga anak itu sendiri seperti anak kandung. $ Dalam hal pengangkatan anak kepentingan orang yang mengangkat anak dengan se,umlah motif yang ada di belakangnya akan dapat terpenuhi dengan baik di satu pihak sedangkan di pihak lain kepentingan anak yang diangkat atas masa depannya yang lebih baik harus lebih ter,amin kepastiannya. 1ahkan tidak hanya itu kehormatan orangtua kandungnya sendiri dengan tu,uan8tu,uan tertentu dari penyerahan anaknya harus dipenuhi. +lasan pengangkatan anak pada hakikatnya adalah untuk meniru alam dengan men3iptakan keturunan se3ara buatan (arti"icia# ) adoption naturam imitatur dengan tu,uan untuk mengatasi permasalahan mengenai keturunan ,ika dipandang dari sudut kepentingan orang yang melakukan pengangkatan anak. Moti0asi yang sama terdapat pada masyarakat #ndonesia dalam melakukan pengangkatan anak. 5 =ika dilihat dari sudut
pandang
anak
angkat
maka
dapat
diklasifikasikan ,enis8,enis pengangkatan anak sebagai berikut: 7 $. Mengangkat +nak 1ukan -arga Keluarga Dalam hal ini yang dimaksud dengan mengangkat anak yang bukan arga keluarga artinya anak yang diangkat atau 3alon anak itu diambil dari kalangan asalnya (tidak ada hubungan sanak keluarga atau "ami#y dengan 3alon orangtua angkat) dan dimasukkan kedalam keluarga orang yang mengangkatnya men,adi anak angkat. a>imnya tindakan ini disertai dengan penyerahan barang8barang magis atau se,umlah uang 1
2. Soepomo Bab-bab Tentang Hukum Adat, (=akarta: Pradnya Paramita ''') hlm
$'5. 2
Muderis aini Adopsi Suatu Tinjauan dari Tiga Sistem Hukum (=akarta: Sinar Frafika $%%&) hlm. $%. 3 2usli Pandika Hukum Pengangkatan Anak (=akarta: Sinar Frafika '$) hlm. 7'. 4 ;. Dei -ulansari Hukum Adat Indonesia Suatu Pengantar, (1andung: 2eflika +ditama '$') hlm. 77.
3
kepada keluarga anak tersebut. +lasan adopsi anak pada umumnya adalah Itakut tidak memiliki keturunanJ. Kedudukan anak yang demikian adalah sama
dengan
kedudukan
anak
kandung
sedangkan
hubungan
kekeluargaan dengan orangtua si anak sendirinya putus se3ara adat. +dopsi yang demikian harus terang (,elas) yang artinya dalam pengangkatan anak tersebut a,ib dilakukan dengan upa3ara8upa3ara adat yang sesuai dengan ketentuan adat masing8masing daerah yang dikukuhkan oleh para kepala adat dan di hadiri oleh anggota masyarakat dan
krabat
keluarga
guna
terpenuhinya
asas
publisitas
dalam
pengangkatan anak tersebut. +dopsi yang demikian terdapat di daerah Fayo ampung Pulau "ias dan Kalimantan. . Mengangkat +nak Dari Kalangan Keluarga Pada masyarakat adat 1ali perbuatan yang mengangkat anak dari kalangan keluarganya demikian disebut nyentanayang . ;alon anak angkat biasanya (la>imnya) diambil dari salah satu klanBkelompok atau ban,ar (ban,ar adalah pembagian ilayah administratif masyarakat adat di bali) yang ada hubungannya se3ara tradisional dengan 3alon ayah angkatnya yang disebut purusa tetapi akhir8akhir ini dapat pula anak diambil dari luar klannya. 1ahkan di beberapa desa anak dapat pula diambil dari lingkungan keluarga istri yang disebut pradana. Dapat pula ter,adi ,ika dalam suatu perkainan si istri tidak mempunyai anak sementara suaminya mempunyai gundik8gundik atau selir keadaan ini ter,adi pada masa lalu maka bisaanya anak dari selir8selir ini diangkat men,adi anak dari isterinya yang resmi (sah). Prosedur pengangkatan anak seperti ini sebagai 3ontoh di 1ali dilakukan hal8hal sebagai berikut:
4
a.
aki8laki dari suatu keluarga a,ib terlebih dahulu membi3arakan
b.
keinginannya itu dengan keluarganya se3ara matang. +nak yang akan diangkat atau 3alon anak angkat harus memutuskan hubungan kekeluargaan dengan ibu kandung dan keluarganya se3ara adat yaitu dengan 3ara melakukan prosesi pembakaran benang (yang artinya benang merupakan bahan pembuat pakaian dimana pakaian berguna menutup tubuh atau badan seseorang dan dengan simbol ini maka hubungan anak dengan keluarganya putus) selain itu pihak yang melakukan pengangkatan anak tersebut (orangtua angkat) se3ara adat harus menyerahkan atau membayar se,umlah
seribu
kepeng (kepeng merupakan alat pembayaran atau yang lebih di kenal dengan uang bolong yang mempunyai nilai yang tinggi) yang disertai dengan pakaian
3.
anita lengkap
(yang
menandakan
hubungan anak dengan ibunya putus). Setelah proses diatas dilakukan maka anak angkat kemudian dimasukkan kedalam hubungan kekeluargaan dari keluarga yang mengangkatnya dan diperkenalkan di ban$ar (kesatuan masyarakat hukum yang berenang menggurus dan mengatur kepentingan
d.
masyarakat setempat) dimana istilah ini disebut dengan diperas. Pengumuman kepada arga desa yang dalam istilah masyarakat adat 1ali disebut sebagai siar dilakukan oleh orangtua angkat. Sebelum melakukan siar terlebih dahulu orangtua angkat harus mendapatkan persetu,uan atau i>in dari ra,a dari surat persetu,uan ra,a tersebut maka pegaai kera,aan dalam hal ini bertindak atas nama ra,a untuk keperluan adopsi membuat surat keterangan atas pengangkatan anak tersebut yang disebut dengan surat peras yang pada masa ini disebut
5
sebagai akta. +lasan adopsi yang demikian biasanya ter,adi kepada pasangan yang suaminya mengalami kemandulan dan tidak bisa memiliki keturunan.& Masyarakat adat Sasak yang khususnya di daerah ke3amatan sembalun mengangkat anak dari kalangan keluarga biasanya anak yang di angkat dari kalangan keluarga ialah dari keluarga bapak karena masyarakat adat Sasak menganut sistem kekeluargaan patrilineal atau kebapakan. Sebelum melakukan pengangkatan anak 3alon orangtua angkat terlebih dahulu meminta persetu,uan dari orangtua kandung si anak dan para keluarga bentuk dari persetu,uan itu sendiri adalah sebatas kata8kata yang dihadiri dalam sebuah pertemuan keluarga. Daerah Ke3amatan sembalun merupakan daerah yang terdekat dengan kaki gunung rin,ani yang akan men,adi salah satu F
# Ketut +rtadi Hukum Adat %a#i dan Aneka &asa#ahnya (1ali: Offset Frafika '') hlm. 7. 6 Okeone 9ra0el http:BBlifestyle.oke>one.3omBreadB'$B'&B&B7'B$5%657$Bseptember8 rin,ani8ditetapkan8geopark8dunia8oleh8unes3o diakses pada tanggal * mei '$. 7 1appeda "91 http:BBbappeda.ntbpro0.go.idBgeopark8rin,ani8sebagi8geopark8duniaB diakses pada tanggal $$ Mei '$.
6
Dengan meningkatnya status 9aman "asional Funung 2in,ani sebagai Feopark Dunia ini yang nantinya akan meman3ing minat para isataan dalam negri maupun man3anegara dan para in0estor sehingga pertumbuhan perkembangan dalam bidang ekonomi masyarakat sekitar yang dalam hal ini masyarakat di Ke3amatan Sembalun itu sendiri men,adi meningkat. Dengan demikian akan ter,adi pergeseran8pergeseran didalam kehidupan
masyarakat
seiring dengan berkembangnya
pertumbuhan
ekonomi. Dalam hal anak angkat yang dilakukan se3ara adat Sasak pada masyarakat Ke3amatan Sembalun dalam pengertian mengenai anak angkat pada masyarakat adat Sasak adalah pengambilan anak dari kalangan keluarga yang diangkat atau diambil men,adi anaknya sendiri dipelihara dan diperlakukan sebagai anaknya sendiri bahkan setiap orang yang mengangkat anak biasanya se3ara otomatis akan di panggil sesuai dengan nama anaknya tersebut sebagai 3ontoh nama anak angkatnya 2o>ak maka se3ara otomatis nama panggilan dari orangtua angkatnya adalah +maA 2o>ak (1apak +dhi) dan #naA 2o>ak (#bu +dhi). * +dapun akibat dari pengangkatan anak akan berakibat pula pada pearisan untuk si anak angkat itu sendiri karena dalam proses pengangkatan tersebut ter,adi pula peristia hukum dimana hak dan tanggung ,aab orangtua kandung anak angkat akan berpindah kepada orangtua angkatnya. 1erdasarkan hal tersebut maka penulis bermaksud untuk menyusun tesis yang ber,udul: 6HAK MEWARIS ANAK ANGKAT DALAM PERSPEKTIF HUKUM WARIS ADAT
8
Amaq merupakan sebutan atau panggilan untuk seorang lakiGlaki yang sudah menikah untuk panggilan atau sebutan seorang lakiGlaki yang masiA bu,ang dalam Suku Sasak adalah Loq sedangkan sebutan untuk anita yang sudah menikah biasanya dipanggil dengan sebutan Inaq dan untuk anita yang masih la,ang dalam 1ahasa Sasak panggil dengan sebutan La. a,ang dalam 1ahasa Sasak disebut dengan Dedare.
7
SASAK6 (Studi di Kecamatan Sembalun Kabupaten Lmb! Timu" P"#in$i Nu$a Ten%%a"a &a"at'4
)4-
Rumu$an Ma$ala7
Dari uraian latar belakang diatas penulis merumuskan dua rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: $. +pa faktor8faktor yang melatarbelakangi masyarakat adat sasak melakukan pengangkatan anak di Ke3amatan Sembalun Kabupaten
.
ombok 9imur Pro0insi "usa 9enggara 1arat 1agaimana hak mearis anak angkat bersama ahli aris lainnya dalam perspektif hukum aris adat Sasak di Ke3amatan Sembalun Kabupaten ombok 9imur Pro0insi "usa 9enggara 1arat
)48
Tu3uan Penelitian
$.
Untuk memahami dan menganalis faktorGfaktor yang melatarbelakangi masyarakat adat sasak melakukan pengangkatan anak di Ke3amatan
.
Sembalun Kabupaten ombok 9imur Pro0insi "usa 9enggara 1arat. Untuk memahami dan menganalisis hak mearis anak angkat bersama ahli aris lainnya dalam perspektif hukum aris adat Sasak di Ke3amatan Sembalun Kabupaten ombok 9imur Pro0insi "usa 9enggara 1arat.
)4*
Man9aat Penelitian
+dapun manfaat penelitian dari penulisan ini terbagi men,adi dua yaitu : $. Se3ara 9eoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu hukum khususnya hukum aris adat Sasak. . Se3ara Praktis a. Masyarakat hukum adat
8
Sebagai bahan informasi dan masukan bagi masyarakat hukum adat mengenai pearisan terhadap anak angkat agar ter3iptanya keseragaman mengenai pearisan terhadap anak angkat se3ara
b.
hukum adat Sasak. 1agi akademisi Sebagai bahan ru,ukan terhadap penelitian8penelitian yang akan datang mengenai pearisan dalam masyarakat adat Sasak.
)4:
."i$inalita$ Penelitian
Dalam penelitian tesis ini peneliti telah melakukan penelusuran terhadap berbagai tesis yang rele0an dengan ren3ana penelitian ini. +dapun untuk melihat fokus dan perbedaan penelitian dengan penelitian yang terdahulu selengkapnya dari 5 (tiga) penelitian terdahulu dan penelitian yang akan dia,ukan dapat dilihat pada 9abel $ di baah ini :
9
Tabel ) Identi9i!a$i Ha$il Penelitian Te"da7ulu N
$
Nama Penuli$
Me"2 Wan2i Ri7i 9esis Uni0ersitas Diponegoro
0udul Penelitian
Ta7un
Kedudukan +nak +ngkat Menurut '' !ukum -aris +dat 1ali (Studi Kasus di Kelurahan Sesetan Ke3amatan Denpasar Selatan Kota Denpasar dan Pengadilan "egeri Denpasar)
Fit"ia 9esis Uni0ersitas #ndonesia
Perbandingan Kedudukan +nak '$' +ngkat Dalam Pearisan Menurut !ukum +dat Suku Melayu =ambi !ukum #slam Dan Peraturan Perundang8undangan di #ndonesia
5
K7u$d3n 9esis Uni0ersitas
Pengangkatan +nak dan +kibat '$7 !ukumnya 9erhadap !arta 1enda Perkainan Orangtua +ngkat
F!u$ Pe"ma$ala7an 1an% di Teliti Prosedur pengangkatan anak menurut !ukum +dat 1ali 8 Ked udukan anak angkat terhadap harta arisan oran gtu a angkat dan orangtua kandungnya menurut !ukum -aris +dat 1ali 8 +kibat hukum pengangkatan anak terhadap kedud ukan mearisnya menurut !ukum #slam !ukum +dat suku Melayu =ambi dan Peraturan Perundang8 Undangan di #ndonesia 8 Kedudukan mearis anak angkat terhadap harta orangtua angkatnya
8
8
Un$u" Keba"uan
+kan lebih men,elaskan se3ara rin3i mengenai !ak mearis anak angkat bersama ahli aris lainnya terhadap harta orangtua angkat menurut !ukum -aris +dat Sasak
+kan men,elaskan tentang !ak mearis anak bersama ahli aris lainnya angkat se3ara spesifik dalam persfektif !ukum -aris +dat Sasak.
Proses pengangkatan anak 8 pada masyarakat 9ionghoa di Ke3amatan Senapelan
+kan men,elaskan tentan g faktor8faktor apa sa,a yang mendorong masyarakat adat
10
Sumatera Utara
(Studi Kasus Pada Masyarakat 9ionghoa di Ke3amatan Senapelan Kota Pekanbaru)
8
8
Kota Pekan 1aru. +kibat hukum terhadap pengangkatan anak pada masyarakat 9ionghoa di Ke3amatan Senapelan Kota Pekan 1aru. !ak mearis anak angkat terhadap harta benda perkainan orangtua angkatnya.
sasak melakukan pengangkatan anak. 8 +kan men,elaskan tentan g !ak mearis anak angkat bersama ahli aris lainnya terhadap harta orangtua angkatnya menurut !ukum -aris +dat Sasak.
10
Sumatera Utara
(Studi Kasus Pada Masyarakat 9ionghoa di Ke3amatan Senapelan Kota Pekanbaru)
8
8
Kota Pekan 1aru. +kibat hukum terhadap pengangkatan anak pada masyarakat 9ionghoa di Ke3amatan Senapelan Kota Pekan 1aru. !ak mearis anak angkat terhadap harta benda perkainan orangtua angkatnya.
sasak melakukan pengangkatan anak. 8 +kan men,elaskan tentan g !ak mearis anak angkat bersama ahli aris lainnya terhadap harta orangtua angkatnya menurut !ukum -aris +dat Sasak.
11
)4+
Ke"an%!a Te"iti!
Dalam
men,aab
permasalahan8permasalahan
hukum
dalam
penelitian ini penulis menggunakan dua teori yaitu : $.
9eori !ukum Se,arah +liran teori se,arah dipelopori oleh /riedri3h ;arl 0on Sa0igny ('o#k geist ) hukum kebiasaan sebagai sumber hukum formal. !ukum tidak dibuat melainkan tumbuh dan berkembang bersama sama dengan masyarakat. Pandangannya bertitik tolak baha di dunia ini terdapat banyak bangsa dan tiap8tiap bangsa memiliki (o#ksgeist ,ia rakyat. Sa0igny berpendapat baha semua hukum berasal dari adat8istiadat dan keper3ayaan serta bukan berasal dari pembentukan undang8 undang.% Penggagas teori ini melihat hukum sebagai entitas yang
11
)4+
Ke"an%!a Te"iti!
Dalam
men,aab
permasalahan8permasalahan
hukum
dalam
penelitian ini penulis menggunakan dua teori yaitu : $.
9eori !ukum Se,arah +liran teori se,arah dipelopori oleh /riedri3h ;arl 0on Sa0igny ('o#k geist ) hukum kebiasaan sebagai sumber hukum formal. !ukum tidak dibuat melainkan tumbuh dan berkembang bersama sama dengan masyarakat. Pandangannya bertitik tolak baha di dunia ini terdapat banyak bangsa dan tiap8tiap bangsa memiliki (o#ksgeist ,ia rakyat. Sa0igny berpendapat baha semua hukum berasal dari adat8istiadat dan keper3ayaan serta bukan berasal dari pembentukan undang8 undang.% Penggagas teori ini melihat hukum sebagai entitas yang organis8dinamis. !ukum menurut teori ini dipandang sebagai sesuatu yang natural tidak dibuat melainkan hidup dan berkembang bersama masyarakat. !ukum bukanlah sesuatu yang statis melainkan dinamis karena akan senantiasa berubah seiring dengan perubahan tata nilai di masyarakat. !ukum bersumber dari ,ia rakyat )(o#ksgeist* dan karenanya undang8undang tidak begitu penting. ;erminan ,ia suatu bangsa ter3ermin dari hukumnya dan karenanya teori hukum tidak dibuat melainkan ditemukan dan bersumber dari ,ia rakyat. Ma>hab 9eori Se,arah lahir pada aal abad ke8$% yaitu pada tahun $*$7. ahirnya ma>hab ini ditandai dengan diterbitkannya manuskrip yang ditulis oleh /riedri3h Karl 0on Sa0igny yang ber,udul I'om %eru" unserer +eit "ur e-etgebung und echtwissenscha"t/
9
ili 2as,idi #ra 9hania 2as,idi. Pengantar i!sa"at Hukum (1andung: Mandar Ma,u '') hlm 5.
12
(tentang seruan masa kini akan undang8undang dan ilmu hukum). /riedri3h Karl 0on Sa0igny dipandang sebagai perintis lahirnya ma>hab se,arah. Kelahiran ma>hab yang dirintis oleh Sa0igny ini dipengaruhi oleh buku yang ber,udul 0L1 esprit des LoisJ (Semangat !ukum) karangan MontesAuieu ($*%8$6&&) yang terbit pada tahun $67*. Dalam buku tersebut MontesAuieu mengemukakan baha ada relasi yang kuat antara ,ia suatu bangsa dengan hukum yang dianutnya. !ukum yang dilandasi dan dianut suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh ,ia bangsa yang direpresentasikan oleh nilai8nilai dan tatanan sosial yang ada. "ilai dan tatanan sosial itu bersifat dinamis sehingga berimplikasi pada dinamisnya hukum. Dengan kata lain baha dinamisasi nilai8nilai dan tatanan sosial menyebabkan dinamisasi pada hukum yang dipegang
.
masyarakat.$' 9eori 2e3eptio #n ;ompleLu 9eori ini dikemukakan pertama kali oleh Lodewi$k Wi##em Christian 'an en %erg merupakan guru besar di Delf yang merupakan penasihat !ukum #slam pada Pemerintah Kolonial 1elanda ($*7&8 $%6) beliau merupakan pen3etus dari 9eori 2e3eptio #n ;ompleLu ini dimana inti dari teori ini adalah 0Se#ama bukan seba#iknya dapat dibuktikan, menurut a$aran ini hukum pribumi )hukum adat* mengikuti agamanya, karena $ika meme#uk agama berarti secara otomatis akan mengikuti hukum dari agama itu dengan bersungguh2sungguh )setia*/ . =adi dapat ditarik kesimpulan menurut teori ini adalah ,ika pada suatu
10
Syarif Muhammad Eahya =urnal !ukum Mengenai 9eori Se,arah !ukum https:BB.a3ademia.eduB&$%67&B9eoriSe,arah!ukum.syarief diakses pada tanggal $$ Mei '$
13
kelompok masyarakat yang memeluk suatu agama tertentu maka hukum adat masyarakat yang bersangkutan se3ara otomatis merupakan hukum agama yang dipeluknya dan ,ika ada hal8hal yang menyimpang dari hukum agama yang dipeluknya maka hal tersebut dianggap sebagai suatu penge3ualian dari suatu penyimpangan dari hukum agama
5.
yang telah diterima se3ara keseluruhan.$$ 9eori 1udaya !ukum atau Kultur !ukum Dalam teori Lawrence &eir 3riedman yang ketiga mengenai budaya hukum atau kultur hukum adalah sikap manusia terhadap hukum dan sistem hukum keper3ayaan nilai pemikiran serta harapannya. Kultur hukum adalah suasana pemikiran sosial dan kekuatan sosial yang menentukan bagaimana hukum digunakan dihindari atau disalah gunakan. 1udaya hukum erat kaitannya dengan kesadaran hukum masyarakat. Semakin tinggi kesadaran hukum masyarakat maka akan ter3ipta budaya hukum yang baik dan dapat merubah pola pikir masyarakat mengenai hukum selama ini. Se3ara sederhana tingkat kepatuhan masyarakat terhadap hukum merupakan salah satu indikator berfungsinya hukum. 1aik substansi hukum struktur hukum maupun budaya hukum saling keterkaitan antara satu dengan yang lain dan tidak dapat dipisahkan. Dalam pelaksanaannya diantara ketiganya harus ter3ipta hubungan yang saling mendukung agar ter3ipta pola hidup aman tertib tentram dan damai. !ukum diper3aya sebagai suatu lembaga penyeimbang yang kuat terhadap an3aman disintegrasi dalam hidup bermasyarakat akibat
11
Soer,ono Soekanto Pengantar Pene#itian Hukum (=akarta: Uni0ersitas #ndonesia Press $%%$) hal *%.
14
benturan kekuatan yang sama8sama ingin berkuasa dan sekaligus membatasi keseenangan yang sedang berkuasa. !ukum dalam bentuknya yang asli bersifat membatasi kekuasaan dan berusaha untuk memungkinkan ter,adinya keseimbangan dalam hidup bermasyarakat. 1erbeda dengan kekuasaan yang agresif dan ekspansionis hukum 3endrung bersifat kompromistis damai dan penuh dengan kesepakatan8 kesepakatan dalam kehidupan sosial dan politik. !ukum bisa beker,a sesuai dengan fungsinya ,ika masyarakat patuh dan tunduk terhadap hukum yang berlaku hal ini bukan berarti penyelesaian sengketa dimasyarakat diluar institusi hukum tidak dibenarkan. Konstitusi sendiri mengakui hal tersebut yakni dalam Pasal $*1 ayat () UUD $%7& yang menyatakan baha "egara mengakui dan menghormati kesatuan8kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak8 hak tradisionalnya
sepan,ang masih hidup dan sesuai dengan
perkembangan masyarakat dan prinsip "egara Kesatuan 2epublik #ndonesia yang diatur dalam Undang8undang. Peristia penyelesaian sengketa diluar institusi hukum oleh masyarakat
dibenarkan
dan
di,amin
oleh
konstitusi
sepan,ang
penyelesaian tersebut sesuai dengan undang8undang yang berlaku serta norma8norma yang ada dimasyarakat. Sengketa masyarakat adat yang telah diselesaikan melalui mekanisme hukum adat hendaknya negara tidak men3apurinya dalam arti tidak diproses kemabali leat pengadilan. 1ila hal tersebut ter,adi akan menimbulkan sengketa antara masyarakat adat dengan negara. Masyarakat yang menyerahkan sengketa atau permasalahan hukumnya kepada institusi hukum ke3uali didorong oleh kepentingan terlihat ,uga
15
adanya faktor8faktor seperti ide sikap keyakinan harapan dan pendapat mengenai hukum. Orang se3ara sadar datang kepada hukum (pengadilan) disebabkan oleh penilaian yang positif mengenai institusi hukum. Dengan demikian keputusan untuk membaa sengketa tersebut kedepan pengadilan pada hakikatnya merupakan hasil positif dari beker,anya berbagai faktor tersebut. Penyelesaian sengketa melalui pengadilan merupakan
u,ud keper3ayaan
masyarakat
terhadap
tegaknya hukum di #ndonesia. Keper3ayaan masyarakat terhadap hukum
akan
bergeser
manakala
hukum
tersebut
tidak
dapat
memberikan ,aminan keadilan dan menimbulkan kerugian baik materi maupun non materi. 1erbelit8belitnya proses peradilan menyebabkan para pihak yang terlibat menghendaki penyelesaian se3ara 3epat dengan berbagai 3ara.$
12
Ibid
16
)4;
De$ain Penelitian
Lata" &ela!an%
Rumu$an Ma$ala7
8 Mengangkat anak pada hakikatnya 8 +pa adalah suatu perbuatan pengambilan atau pengangkatan anak orang lain yang dimasukkan kedalam keluarganya sendiri sehingga dalam hal ini antara anak angkat dengan orangtua angkat akan timbul suatu hubungan kekeluargaan yang sama layaknya seperti orangtua dengan anak kandungnya. 8 Mengangkat anak merupakan suatu perbuatan hukum yang akan menimbulkan hak dan kea,iban antara anak angkat dengan orangtua angkatnya. Masyarakat adat Sasak mengangkat anak dari kalangan keluarga dan di luar lingkunagn keluarga hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti tentang pengangkatan anak pada masyarakat adat Sasak dari segi pearisannya adapun ,udul yang peneliti angkat disi adalah
faktor8 faktor yang melatarbelakangi masyarakat adat sasak melakukan pengangkatan anak 8 1agaimana hak mearis anak a ngk at d al am persfektif hukum aris adat sasak
Ka3ian Pu$ta!a
8 Ka,ian Umum
8
8 8
9entang Pengertian !ukum +dat Di #ndonesia Sistem kekeluargaan dalam hukum adat Pengangkatan an ak me nur ut hukum adat Pearisan
Landa$an Te"i
Metde Penelitian
8 Te"i !ukum S e3a "a7 !ukum menurut teori ini 8 Penelitian !ukum dipandang sebagai sesuatu yang natural tidak dibuat melainkan hidup dan berkembang bersama masyarakat. !ukum bukanlah sesuatu yang statis melainkan dinamis karena akan senantiasa berubah seiring dengan perubahan tata nilai di masyarakat. 8 Te"i Recepti In =mple>u menurut teori ini adalah ,ika pada suatu kelompok masyarakat yang memeluk suatu agama tertentu maka hukum adat masyarakat yang bersangkutan se3ara otomatis merupakan hukum agama yang dipeluknya dan ,ika ada hal8 hal yang menyimpang dari hukum agama yang dipeluknya maka hal tersebut dianggap sebagai suatu penge3ualian dari suatu penyimpangan dari hukum agama yang telah diterima se3ara keseluruhan. 8 Te"i &uda2a Hu!um ? Kultu" Hu!um mengenai budaya hukum atau kultur hukum adalah sikap manusia terhadap hukum dan sistem hukum keper3ayaan nilai pemikiran serta harapannya. Kultur hukum adalah suasana pemikiran sosial dan kekuatan sosial yang menentukan bagaimana hukum digunakan dihindari atau disalah gunakan. 1udaya hukum erat kaitannya dengan kesadaran hukum masyarakat. Semakin tinggi kesadaran hukum masyarakat maka akan ter3ipta budaya hukum yang baik dan dapat merubah pola pikir masyarakat mengenai hukum selama ini. Se3ara sederhana tingkat kepatuhan masyarakat terhadap hukum merupakan salah satu indikator berfungsinya hukum.
8 Pendekatan Sosiologi !ukum
8 okasi Penelitian di
8
8
Ke3amatan Sembalun Kabupaten ombok 9imur =enis dan Sumber data menggunakan Data Primer dan Data Skunder 9eknik analissi data yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif
17
)4@
MET.DE PENELITIAN
Penelitian adalah suatu proses yang dilakukan se3ara teren3ana dan sistematik yang terdiri dari rangkaian langkah8langkah yang disusun se3ara teren3ana dan sistematis untuk memperoleh suatu peme3ahan atau ,aaban atas suatu permasalahan. Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berhubungan dengan analisis dan konstruksi yang dilakukan se3ara sistematis dan konsisten. Metodologi berasal dari kata I metodos I dan I logos I yang artinya I ,alan ke I. +rtinya seorang peneliti tidak akan mungkin mampu untuk dapat menemukan merumuskan serta menganalisis suatu permasalahan tertentu tanpa menggunakan metodologi. $5 1erdasarkan uraian8uraian tersebut maka dapat disimpulk
baha yang dimaksud denga
metodologi penelitian
17
)4@
MET.DE PENELITIAN
Penelitian adalah suatu proses yang dilakukan se3ara teren3ana dan sistematik yang terdiri dari rangkaian langkah8langkah yang disusun se3ara teren3ana dan sistematis untuk memperoleh suatu peme3ahan atau ,aaban atas suatu permasalahan. Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berhubungan dengan analisis dan konstruksi yang dilakukan se3ara sistematis dan konsisten. Metodologi berasal dari kata I metodos I dan I logos I yang artinya I ,alan ke I. +rtinya seorang peneliti tidak akan mungkin mampu untuk dapat menemukan merumuskan serta menganalisis suatu permasalahan tertentu tanpa menggunakan metodologi. $5 1erdasarkan uraian8uraian tersebut maka dapat disimpulkan baha yang dimaksud dengan metodologi penelitian adalah prosedur mengenai 3ara83ara untuk melaksanakan penelitian yaitu meliputi kegiatan men3ari men3atat merumuskan menganalisis hingga mengolah data yang telah dianalisis melalui penyususnan laporan berdasarkan fakta8fakta atau ge,ala8ge,ala ilmiah. Mengenai metode yang penulis akan gunakan dalam penulisan tesisi ini adalah sebagai berikut: )4@4) 0eni$ Penelitian
Dalam penelitian tesis ini penulis menggunakan penelitian hukum empiris. Penelitian hukum empiris ini bertu,uan untuk memahami dan menganalisis hak mearis anak angkat dalam
13
M. Soeparmoko #etode Pene!itian Praktis (=ogyakarta: 1P/< $%%$) hal $
18
persfektif hukum aris adat Sasak yang terfokus pada daerah penelitian di Ke3amatan Sembalun Kabupaten ombok 9imur Pro0insi "usa 9enggara 1arat. )4@4- Metde Pende!atan
Metode pendekatan yang dgunakan yaitu melalui pendekatan se3ara Sosiologi !ukum penelitian sosiologi hukum ini mengamati bagaimana hukum yang hidup di dalam masyarakat ini dilakukan dengan 3ara mengka,i dan menganalisis permasalahan hukum yang ter,adi se3ara langsung di lapangan mengenai I!ak Mearis +nak +ngkat Dalam Persfektif !ukum -aris +dat SasakJ di Ke3amatan Sembalun Kabupaten ombok 9imur Pro0insi "usa 9enggara 1arat. )4@48 L!a$i Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Ke3amatan Sembalun Kabupaten ombok 9imur Propinsi "usa 9enggara 1arat. Ke3amatan Sembalun sendiri terdiri dari (enam) Desa yaitu: Desa Sembalun aang Desa Sa,ang Desa 1ilok Petung Desa Sembalun dan Desa Sembalun 9imba Fading. )4@4* 0eni$ dan Sumbe" Data
+dapun ,enis8,enis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini terdiri dari: a. Data Primer yaitu data yang diperoleh se3ara langsung di
b.
lapangan. Data Skunder yaitu data yang merupakan studi kepustakaan yang terdiri dari aik8aik adat Sasak di Ke3amatan
19
Sembalun Kabupaten ombok 9imur Propinsi "usa 9enggara 1arat !ukum -aris #slam =urnal ilmiah mengenai pearisan
a.
di suku Sasak serta bahan8bahan hukum lainnya. Sedangkan sumber data dalam penelitian ini terdiri dari: Data Primer yaitu data yang diperoleh melalui aan3ara proses aan3ara dilakukan dengan pen3atatan dan alat bantu re3orderBperekam terhadap obyek yang diteliti. Pen3atatan sumber
data
melalui
pengamatan
atau
obser0asi
dan
aan3ara yang merupakan hasil gabungan dari kegiatan melihat mendengar dan bertanya yang dilakukan se3ara sadar terarah dan senantiasa bertu,uan untuk memperoleh informasi yang
diperlukan
responden
yaitu
yang
diperoleh
terhadap
orang
se3ara langsung dari tua
yang
melakukan
pengangkatan anak dan anak angkat yang mendapatkan hak
b.
mearis dari orang tua angkatnya. Data sekunder yaitu data yang
diperoleh
dari
studi
kepustakaan bahan hukum dan dokumen8dokumen hukum lainnya seperti aik8aik suku Sasak di Ke3amatan Sembalun Kabupaten ombok 9imur Propinsi "usa 9enggara 1arat yang digunakan sebagai bahan tambahan untuk menganalisis data primer serta bahan8bahan hukum lain yang rele0an dengan penelitian ini.
20
)4@4: Te!ni! Pen%umpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang penulis gunakan antara lain yaitu: $7 a. Data Primer Data primer dilakukan
dengan
3ara
melakukan
pengamatan se3ara langsung di lapangan. Dalam peneitian ini obse0asi dilakukan melalui pengamatan terhadap ob,ek yang ingin diteliti. +dapun obyek yang diteliti dalam hal ini berupa orang tua yang melakukan pengangkatan anak dan anak angkat yang mendapatkan hak mearis dari orang tua angkatnya se3ara adat Sasak. b. Data Skunder Data sekunder dilakukan melalui aan3ara untuk memperoleh informasi melalui tanya ,aab kepada narasumber yang berkompeten sesuai dengan apa yang diteliti. 9ipe aan3ara
adalah tidak
terstruktur
yaitu tanpa
batasan
pertanyaan dan aktu tetapi tetap berada dalam ruang lingkup permasalahan yang diteliti. 9u,uannya agar dapat memperoleh ,aaban se3ara langsung sesuai dengan sasaran permasalahan yang diteliti. Dilakukan
dengan
berkomunikasi
langsung
dengan
responden dan nara sumber di lapangan dengan 3ara tanya8 ,aab.
-aan3ara
adalah
sehimpunan
butir
pertanyaan
(tersusun atau bebas) yang dia,ukan oleh seorang peaan3ara dalam situasi tatap muka.
14
Soer,ono Soekanto dan Sri Mamud,i Pene!itian Hukum $ormati" Suatu Tinjauan Singkat (=akarta: 2a,a Frafindo Persada ''7) hl m.5&
21
Sifat
aan3ara
adalah
aan3ara
terbuka
yaitu
aan3ara yang subyeknya mengetahui maksud dan tu,uan dari aa3ara yang ditu,ukan kepadanya. +dapun narasumber aan3ara adalah Kepala ;amat Sembalun 9okoh adat setempat dan ,uga melibatkan orangtua angkat yang melakukan pearisan se3ara adat Sasak. )4@4+ Te!ni! Ppula$i dan Samplin%
Populasi dari penelitian ini yaitu seluruh orangtua angkat yang melakukan pearisan terhadap anak angkatnya yang berada di Ke3amatan Sembalun Kabupaten ombok 9imur Pro0insi "usa 9enggara 1arat. Metode sample yang digunakan oleh peneliti yaitu metode 0non2random samp#ing/, dengan teknik purposi(e samp#ing, yaitu proses penarikan sampel dengan 3ara mengambil subyek yang didasarkan
pada
tu,uan
tetentu.
Metode
ini
dipilih
dengan
mempertimbangkan alasan keterbatasan aktu tenaga dan biaya sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar ,umlahnya. Sampel yang akan diteliti dalam penelitian ini ber,umlah $' orang diantaranya & orangtua yang melakukan pengangkatan anak dan & orang anak angkat yang mearisi harta orang tua angkatnya di Ke3amatan Sembalun Kabupaten ombok 9imur Pro0insi "usa 9enggara 1arat. )4@4; Te!ni! Anali$i$ Data
+nalisa data dilakukan se3ara deskriptif kualitatif yaitu data yang telah dikumpulkan diolah dan diuraikan dalam bentuk kalimat
22
yang efektif dan logis sehingga peneliti dapat dengan mudah menginterprestasikan hasil pengolahan data.$& Data yang telah dikumpulkan baik se3ara primer maupun sekunder kemudian dianalisis diolah dan disusun se3ara sistematis sehingga mendapatkan simpulan hasil data yang runtun dan ,elas sebagai ,aaban terhadap masalah yang diteliti. Metode analisis yang digunakan adalah metode interprestasi yaitu pendeskripsian hasil perolehan data se3ara kualitatif. Data yang dianalisis se3ara kualitatif merupakan semua data yang telah diperoleh tanpa ada pengurangan sehingga mendapatkan gambaran untuk men,aab permasalahan yang diteliti lebih ,elas dan logis. Kemudian peneliti menarik kesimpulan serta memberikan saran sebagai ,aaban dari permasalahan yang dika,i.
)4B
SISTEMATIKA PENULISAN
Dalam penulisan tesis ini penulis akan membagi penulisan penelitian kedalam 7 (empat) bab dimana setiap bab terdiri atas sub8sub bab yang gunanya untuk memberikan pen,elasan yang sistematis dan efektif sehingga dapat memudahkan pemba3a dalam memahami isis dari penelitian ini.
&ab I PENDAHULUAN
Pada bab # pendahuluan tesis ini terdapat atar 1elakang Masalah 2umusan masalah 9u,uan dan Manfaat Penelitian Metode Penelitian serta Sistematika Penulisan.
15
Mukti /a,ar dan Eulianto +3hmad %ua!isme Pene!itian Hukum $ormati" dan &mpiris (Eogyakarta: Pustaka Pela,ar '$&) hlm.$*5.
23
&ab II Ka3ian Pu$ta!a
Pada bab ## Ka,ian Pustaka terdiri atas teori8teori yang men,adi pisau analisis dalam pembahasan tesis. Disamping itu ,uga mengka,i mengenai akan dibahas mengenai: ISistem Kekeluargaan Dalam !ukum +dat Pengangkatan +nak Menurut !ukum +dat dan Pearisan. Dalam hal pearisan terbagi men,adi beberapa sub bab yang diantaranya Pengertian !ukum -aris +dat Sistem Pearisan Dalam !ukum +dat !arta -arisan Dalam !ukum -aris +dat +hli -aris Dalam !ukum +dat. &ab III Ha$il Penelitian dan Pemba7a$an
Pada bab ### ini berisikan mengenai hasil hasil penelitian dan pembahasan yang merupakan inti dari penulisan tesis ini. Dimana hasil penelitian tersebut memberikan ulasan mengenai gambaran umum tentang kehidupan masyarakat adat Sasak di Ke3amatan Sembalun Kabupaten ombok 9imur Pro0insi "usa 9enggara 1arat hak mearis anak angkat dalam persfektif hukum aris adat sasak di Ke3amatan Sembalun Kabupaten ombok 9imur Pro0insi "usa 9enggara 1arat dan proses penyelesaian sengketa aris menurut hukum aris adat Sasak di Ke3amatan Sembalun Pro0insi "usa 9enggara 1arat.
&ab I/ Penutup
Pada bab ini akan berisi mengenai kesimpulan dari hasil8hasil penelitian tesisi yang men,adi inti sari dari penulisan tesis ini serta saran8
24
saran
yang
men,adi
solusi
atas
permasalahan8permasalahan
dari
pembahasan tesis yang di teliti.
&A& II
KA0IAN PUSTAKA
-4)
Ka3ian Umum Tentan% Pen%e"tian Hu!um Adat di Indne$ia
Di kalangan masyarakat umum istilah hukum adat ,arang digunakan yang dipakai dalam pembi3araan (1ahasa) ialah istilah 0adat/ sa,a. Dengan menyebut kata 0adat/ maka yang dimaksud adalah 0kebiasaan/ yang pada
25
umumnya harus berlaku dalam masyarakat bersangkutan. Misalnya dikatakan 0Adat 4awa/ maka yang dimaksud adalah kebiasaan berperilaku dalam
masyarakat adat
=aa. 1egitu
pula
,ika
dikatakan
0Adat
&inangkabau/, 0Adat %atak/, 0Adat %ugis/ dan sebagainya. =adi istilah !ukum +dat hanya merupakan istilah teknis ilmiah yang menun,ukkan aturan G aturan kebiasaan yang berlaku di kalangan masyarakat yang tidak berbentuk peraturan perundang8undangan yang dibentuk oleh penguasa pemerintah. #stilah 0Hukum Adat/ berasal dari kata8kata +rab 0Huk1m/ dan 0Adah/. Huk1m
(,amaknya Ahkam)
yang
artinya
0suruhan/ atau
0ketentuan/. Misalnya didalam !ukum #slam (!ukum Syari4ah) ada lima ma3am suruhan (perintah) yang disebut 0a#5ahkam a#5khamsah/ (!ukum yang lima) yaitu "ardh (a,ib) haram (larangan) mandub atau Sunnah (an,uran) makruh (3elaan) dan $ai- mubah atau ha#a# (kebolehan). Adah atau adat artinya 0kebiasaan/ yaitu perilaku masyarakat yang selalu ter,adi. =adi 0Hukum Adat/ adalah 0Hukum 6ebiasaan/.$ Di
(diakui)
di
dalam
perundangan
merupakan
0Hukum
!ilman !adikusuma Pengantar I!mu Hukum Adat Indonesia (1andung: Mandar Ma,u '$7) hlm *
26
6ebiasaan/, sedangkan 0Hukum Adat/ adalah hukum kebiasaan diluar peraturan perundangGundanganan. +dat kebiasaan yang diakui dalam peraturan perundangGundangan terdapat didalam pasal $&6$ KU!Perdata (1-) menyatakan: I=ika sea tidak dibuat dengan tulisan maka sea itu tidak berakhir pada aktu yang ditentukan melainkan setelah satu pihak memberitahukan kepada pihak yang lain baha ia hendak menghentikan seanya dengan mengindahkan tenggang aktu yang diharuskan menurut kebiasaan setempatJ. #stilah hukum adat yang mengandung arti aturan kebiasaan sudah lama dikenal di #ndonesia. Di masa kekuasaan Sultan #skandar Muda ($'68 $5) +3eh Darussalam yang memerintahkan dibuatnya kitab Hukum &akuta A#am istilah hukum adat sudah dipakai. Kemudian istilah !ukum +dat ini ,elas disebut di dalam 6itab Hukum Sa"inatu# Hukkam 3i !akh#isi# 6hassam.$6 Dengan demikian yang dimaksud I!ukum +datJ adalah adat yang mempunyai sanksi sedangkan istilah IadatJ yang tidak mengandung sanksi adalah Ikebiasaan yang normatifJ yaitu kebiasaan yang beru,ud aturan tingkah laku yang berlaku di dalam masyarakat. Eang pada kenyataannya antara hukum adat dan kebiasaan itu batasannya tidak ,elas.
17
1ahtera bagi semua !akim dalam menyelesaikan semua orang yang bermasalah yang ditulis oleh =alaluddin bin Syeh Muhamad Kamaludin anak Khadi 1aginda Kathib "egeri 9russan atas perintah Sultan +laiddin =ohan Syah ($6*$G$6%&). Didalam mukaddimah kitab hukum a3ara tersebut dikatakan baha dalam memeriksa perkara maka !akim harus memperhatikan !ukum Syarak !ukum +dat serta +dat dan 2esam.
27
-4-
Si$tem Ke!elua"%aan Dalam Hu!um Adat
Di #ndonesia terdapat berbagai suku bangsa yang berbeda dalam adat istiadat
maupun
sistem kekeluargaannya
dan
se3ara umum dapat
diklasifikasikan atau dibeda8bedakan sebagai berikut: $* a. Sistem kekeluargaan patrilineal yaitu suatu sistem kekeluargaan dengan 3ara menarik garis keturunan sesorang se3ara konsekuen melalui garis laki8laki atau bapak. b. Sistem kekeluargaan matrilineal yaitu suatu sistem kekeluargaan dengan 3ara menarik garis keturunan seseorang melalui garis ibu. 3. Sistem kekeluargaan parental yaitu suatu sistem kekeluargaan dengan 3ara menarik garis keturunan seseorang melalui garis ibu dan bapak serta keluarga ibu dan keluarga bapak sama nilai dan sama dera,atnya. Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka peranan anak sebagai penerus keturunan dalam tiga sistem kekeluargaan ini sangat penting. +dapun 3ontohnya pada masyarakat Minangkabau peranan anak anita lebih penting dari anak laki8laki karena menganut sistem kekeluargaan matrilineal. Demikian pula sebaliknya masyarakat 1ali yang menganut sistem kekeluargaan patrilineal maka anak laki8laki lebih memegang peranan penting dari anak anita. +tas dasar itu apabila tidak adanya anak kandung maka upaya yang ditempuh untuk mempertahankan garis keturunan atau marga dari masing8masing sistem kekeluargaan itu adalah pengangkatan anak. Pengangkatan anak ini mungkin dilakukan terhadap orang lain misalnya di "ias Fayo ampung atau anggota dari klan sendiri seperti di 1ali atau saudara sepupu seperti di =aa Sulaesi atau anak tiri. Pengangkatan anak tiri terdapat di 2e,ang yaitu dikenal dengan istilah 18
2usli Pandika Hukum Pengangkatan Anak (=akarta: Sinar Frafika '$) hlm. 56
28
Mulang =urai. 9ata 3ara pengesahan anak tersebut melalui upa3ara adat adalah bersifat pluralistis hal ini disebabkan karena adanya $% lingkungan hukum adat di #ndoensia. Di #ndonesia terdapat berma3am8ma3am istilah untuk anak angkat seperti Mupu anak (;irebon) "gukut anak (=aa 1arat8Suku Sunda) "yentana yang (1ali) Meki anak (Minahasa) "gukup anak (Suku Dayak Manyan) Mulang ,urai (2e,ang 1engkulu) dan di 1atak Karo istilahnya sama yaitu anak angkat sedangkan pada masyarakat adat Sasak istilah anak angkat dikenal dengan "gakon anak atau anak +kon. Di 1ali terdapat pengangkatan anak yang mengubah status anak perempuan men,adi status laki8laki dalam perkainan ke3eburin yang disebut sentana ra,eg. $% !al ini mirip dengan perkainan ambil anak yaitu seorang anak laki8laki diambil men,adi suami dari seorang gadis yang tumbuh pada sistem kekeluargaan patrilial. 9u,uannya untuk men3egah punahnya keturunannya maka perkainan ambil anak itu dilakukan agar anak yang lahir dari perkainan tersebut termasuk klan si istri.' Di Minangkabau tidak dikenal lembaga pengangkatan anak dalam hukum adatnya tidak terang apakah ini disebabkan oleh pengaruh hukum #slam
atau
disebabkan
oleh
adanya
sifat
keibuan
dari
sistem
kekeluargaannya. Di daerah itu yang ada hanya pengangkatan anak untuk dipelihara dan diasuh sebagai anak sendiri. +nak yang bersangkutan biasanya masih mempunyai hubungan kekeluargaan dengan orang yang mengambil anak. !ubungan anak tersebut dengan orangtuanya tidak
19
=a,a S. Meliala Pengangkatan Anak 'Adopsi( di Indonesia (1andung: 9arsito $%*)
hlm. *. 20
Saragih D,aren Pengantar Hukum Adat Indonesia (1andung: 9arsito $%*7) hlm. $56.
29
terputus tetapi men,adi ahli aris dari orangtua asalnya dan si anak bukan merupakan ahli aris orangtua angkatnya. Sistem kekeluargaan mempengaruhi
sistem
kearisan
seperti
masyarakat yang menganut sistem kekeluargaan matrilineal sistem hukum arisnya akan mengikuti garis keturunan ibuBperempuan. Kalau sistem kekeluargaan yang patrilineal hukum arisnya akan mengikuti garis keturunan bapakBlaki8laki. +dapun kalau masyarakat yang menganut sistem kekeluargaan parental ahli arisnya akan berhak mearis baik dari garis bapak maupun dari garis ibu. Di dalam persekutuan yang geneologis menurut garis keturunan satu pihak seperti matrilial di Minangkabau patrilineal di 9apanuli dan di 1ali hanya terdapat satu garis untuk menarik garis keturunan. Pada masyarakat yang susunannya matrilineal keturunan menurut garis ibu dipandang lebih penting sehingga menimbulkan hubunganBpergaulan kekeluargaan yang ,auh lebih dekat dan meresap di antara anggota keturunan garis ibu. !al tersebut menimbulkan konsekensi tersendiri baik dalam keluarga maupun pearisan. Demikian pula sebaliknya dalam masyarakat yang susunannya menurut garis keturunan bapak keturunan pihak bapak penilaiannya lebih tinggi serta hak8haknya ,uga lebih banyak. a>imnya untuk kepentingan keturunan dibuat silsilah yaitu suatu bagan yang menggambarkan dengan ,elas garis8garis keturunan dari seseorang baik lurus ke atas maupun lurus ke baah maupun menyamping. Pada silsilah tersebut nampak adanya hubungan8hubungan se3ara ,elas yang ada di antara para arga (hubugan kekeluargaan) bersangkutan. !ubungan kekeluargaan ini merupakan faktor yang sangat penting dalam:
30
a. Masalah perkainan yaitu untuk meyakinkan apakah ada hubungan kekeluargaan yang merupakan larangan untuk men,adi suami istri (misalnya terlalu dekat kakak8adik sekandung dan lain sebagainya). b. Masalah aris hubungan kekeluargaan merupakan dasar pembagian harta peninggalan.
-48
Pen%an%!atan Ana! Menu"ut Hu!um Adat -484) Pen%e"tian Pen%an%!atan Ana!
Dari segi etimologi yaitu asal usul kata adopsi berasal dari bahasa 1elanda I Adoptie/ atau 0Adaption/ (1ahasa #nggris) yang berarti pengangkatan anak. Dalam bahasa +rab disebut 0!abanni/ yang menurut Prof. Mahmud Eunus diartikan dengan mengambil anak angkat. Sedangkan menurut Kamus mun,id diartikan: men,adikannya sebagai anak. Pengertian dalam bahasa 1elanda menurut kamus hukum berarti pengangkatan seorang anak untuk sebagai anak kandungnya sendiri. $ Dari segi terminologi adopsi yang diartikan dalam kamus besar bahasa #ndonesia yang berarti anak angkat yaitu: anak orang lain yang diambil dan disamakan dengan anaknya sendiri. Dalam ensiklopedia umum disebutkan adopsi adalah suatu 3ara untuk mengadakan hubungan antara orangtua dan anak yang diatur dalam pengaturan perundang8undangan.
1iasanya
adopsi
dilaksanakan
untuk
mendapatkan pearis atau untuk mendapatkan anak bagi orangtua yang tidak mempunyai anak. Mengenai definisi adopsi terdapat beberapa sar,ana yang telah memberikan pendapatnya diantaranya adalah Suro,o -ign,odiporo 21
7p. Cit. Mudaris aini hlm. 7.
31
menurut beliau adopsi adalah suatu perbuatan pengambilan anak orang lain ke dalam keluarga sendiri sedemikian rupa sehingga antara orang yang mengangkat anak dan anak yang dipungut itu timbul suatu hubungan kekeluargaan yang sama seperti yang ada antara orangtua dengan anak kandungnya sendiri. Menurut Soer,ono Soekanto adopsi adalah suatu perbuatan mengangkat anak untuk di,adikan anak sendiri atau mengangkat seseorang dalam kedudukan tertentu yang menyebabkan timbulnya hubungan yang seolah8olah didasarkan pada faktor hubungan darah. Di =aa 9engah pengangkatan anak menurut D,o,odiguno dan 2aden 9ritainata adalah pengangkatan anak orang dengan maksud supaya anak itu men,adi anak dari orangtuanya. +nak angkat adalah anak orang lain yang dianggap anak sendiri oleh orangtua angkat yang resmi menurut hukum adat setempat dikarenakan tu,uan untuk kelangsungan keturunan dan atau pamili atas kekayaan rumah tangga.5 Menurut 9amakiran anak angkat adalah seseorang bukan turuna suami istri yang diambil dipelihara dan diperlakukan oleh mereka sebagai anak turunannya sendiri. -484- MacamCmacam Pen%an%!atan Ana!
+nak angkat adalah anak orang lain yang di,adikan anak dan se3ara lahir dan batin diperlakukan seakan8akan sebagai anak kandungnya sendiri. Dalam hukum adat dikenal adanya dua ma3am pengangkatan anak 7 yaitu: 22
Soer,ono Soekanto Inti$a"i Hu!um Kelua"%a (1andung: +lumni $%*') hal. &. !ilman !adikusuma Hu!um Kelua"%a Adat (=akarta: /a,ar +gung $%*6) hal. $7% 24 #F". Sugangga Hukum )aris Adat, (Semarang: Uni0ersitas Diponegoro $%%&) hal. 23
5&.
32
$.
Pengangkatan anak se3ara terang dan tunai artinya pengangkatan anak yang dilakukan se3ara terbuka dan dihadiri oleh segenap keluarga pemuka8pemuka adatBpe,abat adat (ini pengertian terang) dan seketika itu ,uga diberikan pembayaran uang adat (pengertian terang). Di 1ali selain pengangkatan anak dihadiri oleh seorang pendanda (pemuka agama) diadakan upa3ara pamit
.
dari para leluhur asal dari anak tersebut dan kemudian di desa. Se3ara terang dan tidak tunai artinya pengangkatan anak yang dilakukan
se3ara
diam8diam
tanpa
mengundang
keluarga
seluruhnya biasanya hanya keluarga tertentu sa,a tidak dihadiri oleh pemuka atau pe,abat adat atau desa dan tidak dengan membayar uang adat. !al ini biasanya bermotif hanya atas dasar perikemanusiaan
ingin
mengambil
anak
tersebut
untuk
memelihara dan ,uga ingin meringankan beban tanggungan dari orangtua asli anak tersebut. Perbedaan antara pengangkatan anak se3ara terang dan tunai dengan pengangkatan anak se3ara tidak terang dan tidak tunai terletak pada akibat hukumnya yaitu pada pengangkatan anak se3ara terang dan tunai anak angkat tersebut putus hubungan hukum dengan orangtua aslinya masuk men,adi keluarga orangtua angkatnya dan tidak mearis dari orangtua kandungnya. Sebaliknya pengangkatan anak se3ara tidak terang dan tidak tunai anak angkat tersebut bertempat tinggal se3ara hukum dengan orangtua asalnya. Dengan demikian anak angkat itu masih tetap mempunyai hak mearis dari orangtua asalnya.
33
-4* Pe5a"i$an Dalam Si$tem Hu!um Wa"i$ Adat -4*4)
Pen%e"tian Hu!um Wa"i$ Adat
Pada saat ini masyarakat #ndonesia mengenal adanya tiga sistem hukum aris yaitu sistem hukum aris adat sistem hukum aris #slam dan sistem hukum aris menurut KU! Perdata. Menurut 9er !aar & hukum aris adat merupakan hukum yang bertalian dengan proses aturan8aturan penurunan dan peralihan kekayaan materiil dan immateriil dari turunan ke turunan. +dapun Soepomo merumuskan hukum aris adat sebagai hukum yang menurut peraturan8peraturan
yang
mengatur
proses
meneruskan
serta
mengalihkan barang8barang harta benda dan barang8barang tidak beru,ud dari suatu angkatan manusia kepada turunannya. Dari pengertian di atas dapat diketahui baha hukum aris adat itu meliputi keseluruhan asas norma dan keputusan hukum yang bertalian dengan proses penurunan serta pengalihan harta benda (material) harta 3ita (non material) dari generasi satu kepada generasi berikutnya. Di samping itu hukum aris adat tidak hanya mengatur pearisan akibat kematian seseorang sa,a melainkan ,uga mengatur pearisan sebagai akibat pengalihan harta kekayaan. Kekayaan tersebut baik yang beru,ud maupun yang tidak beru,ud baik yang bernilai uang maupun yang tidak bernilai uang dari pearis kepada ahli arisnya baik ketika masih hidup maupun sesudah meninggal dunia.
25
9er !aar Asas-asas dan Susunan Hukum Adat Dite"3em7a!an le7 K4 N%4 Sebe!ti P"e$pnt (=akarta: Pradnya Paramita $%*) hlm. 5$. 26 7p. Cit. 2. Soepomo hlm. *7.
34
Sebagai suatu proses maka peralihan dalam pearisan itu sudah dapat dimulai ketika pemilik kekayaan itu masih hidup. Proses tersebut ber,alan terus sehingga masing8masing keturunannya men,adi keluarga8keluarga yang berdiri sendiri yang disebut men3ar dan mentas (=aa) yang pada saatnya nanti ia ,uga akan memperoleh giliran untuk meneruskan proses tersebut kepada generasi berikutnya. Proses itu tidak men,adi terhambat karena meninggalnya orangtua meninggalnya bapak atau ibu tidak akan mempengaruhi proses penurunan dan pengoperan harta benda dan harta bukan harta benda tersebut.6 Pada masyarakat adat Sasak khususnya di Ke3amatan Sembalun Kabupaten ombok 9imur Pro0insi "usa 9enggara 1arat meneruskan harta benda keluarga baru dimulai ketika sudah ter,adi serah terima atau pemberian arisan kepada ahli arisnya se3ara langsung ketika pearis masih hidup dan meninggalnya pearis yang meariskan harta bendanya kepada anak tersebut seperti apa yang telah di,elaskan diatas. 1erbeda halnya dengan sistem pearisan di 1ali yang sama8sama menganut
sistem kekeluargaan patrilineal dimana sistem pearisannya baru terbuka selebar8lebarnya apabila kedua orangtua telah meninggal dunia dan ,ena>ah telah diabenkan. Pada saat pearisan terbuka maka harta peninggalan yang terpen3ar8pen3ar dikumpulkan kembali kemudian dibagi8bagi.
27
-ir,ono Prod,odikoro Hukum )aris Indonesia (1andung: Sumur $%6*) hlm. 7$
35
-4*4-
Si$tem Pe5a"i$an Dalam Hu!um Wa"i$ Adat
Pearisan adalah hubungan hukum atau kaidah hukum yang mengatur hubungan hukum antara pearis dengan ahli arisnya atas harta arisan yang ditnggalkan baik setelah pearis meninggal ataupun selagi pearis itu masih hidup. !ubungan hukum ini merupakan kaidah8kaidah yang bersifat mengatur dan merupakan keadaan hukum yang mengakibatkan ter,adi perubahan hak dan kea,iban se3ara pasti dan melembaga. Dengan demikian perubahan dan peralihan dari suatu bentuk ke bentuk yang lain dan merupakan suatu proses yang harus dilakukan se3ara tepat dan beraturan. Proses yang dimaksudkan dalam hal ini adalah 3ara sebagai suatu upaya yang sah dalam perubahan hak dan kea,iban atas harta arisan dan besarnya perolehan berdasarkan kedudukan para pihak karena ditentukan oleh hukum. Di #ndonesia se3ara garis besar dikenal tiga sistem pearisan yaitu: $) Sistem Pearisan #ndi0idual atau Perseorangan Pearisan dengan sistem indi0idual atau perseorangan adalah sistem pearisan dimana setiap ahli aris mendapatkan pembagian untuk dapat menguasai dan atau memiliki harta arisan menurut bagiannya masing8masing. Setelah harta arisan itu diadakan pembagiannya maka masing8masing ahli aris dapat menguasai
dan
memiliki
bagian harta
arisannya
untuk
diusahakan dinikmati maupun dialihkan (di,ual) kepada sesama ahli aris angota kerabat tetangga maupun orang lain. Sistem indi0idual ini banyak berlaku di kalangan masyarakat yang sistem kekerabatannya parental sebagaimana dikalangan masyarakat adat
36
=aa atau dikalangan masyarakat adat lainnya seperti masyarakat 1atak dimana berlaku adat &an$ae atau dikalangan masyarakat adat yang masih kental dipengaruhi hukum #slam seperti dikalangan masyarakat adat ampung. Dapat ditarik sebuah kesimpulan sistem pearisan #ndi0idual atau Perseorangan adalah Suatu sistem pearisan yang setiap ahli aris mendapatkan pembagian untuk dapat menguasai dan atau memiliki harta arisan menurut bagiannya masing8masing. Sistem pearisan ini 3ontohnya pada masyarakat parental di =aa. * ) Sistem Pearisan Kolektif Pada sistem ini harta arisan diteruskan dan dialihkan pemilikannya dari pearis kepada ahli arisnya sebagai satu kesatuan yang tidak terbagi8bagi penguasaan dan pemilikannya. Setiap ahli aris berhak untuk mengusahakan menggunakan dan mendapatkan hasil dari harta arisan itu. Sistem pearisan kolektif
ini
3ontohnya
pada
masyarakat
matrilineal
di
Mingangkabau. 5) Sistem Pearisan Mayorat Sistem mayorat ini sebenarnya ,uga sistem pearisan kolektif hanya sa,a penerusan dan pengalihan hak penguasaan atas harta yang tidak terbagi8bagi itu dilimpahkan kepada anak tertua yang bertugas sebagai pemimpin rumah tangga. Sistem pearisan mayorat 3ontohnya di Pulau ombok pada masyarakat adat Sasak dimana anak laki8laki tertua atau anak pertama
28
!ilman !adi Kusuma Hukum )aris Adat (1andung: ;itra +ditya 1akti '$&) hlm
7
37
terutama laki8laki mempunyai hak mayorat tetapi dengan kea,iban memelihara adik8adiknya serta mengainkan mereka. % Ketiga sistem pearisan tersebut masing8masing tidak langsung menun,uk pada suatu bentuk susunan masyarakat tertentu tempat sistem pearisan itu berlaku. Sistem tersebut dapat ditemukan ,uga dalam berbagai bentuk susunan masyarakat bahkan dalam satu bentuk susunan masyarakat dapat ditemui lebih dari satu sistem pearisan. -4*48
Ha"ta Wa"i$an Dalam Hu!um Wa"i$ Adat
Menurut pengertian se3ara umum arisan adalah semua harta benda yang ditinggalkan oleh seorang yang meninggal dunia (pearis) baik harta benda itu sudah dibagi atau belum terbagi dan atau tidak dibagi. Pengertian dibagi pada umumnya berarti baha harta arisan itu terbagi8bagi pemiliknya kepada para ahli arisnya dan suatu kepemilikan mutlak perseorangan tanpa fungsi sosial. Oleh karena menurut hukum adat suatu pemilikan atas harta arisan masih dipengaruhi oleh sifat8sifat kerukunan dan kebersamaan ia masih dipengaruhi oleh rasa persatuan keluarga dan rasa keutuhan tali persaudaraan. Dilingkungan
masyarakat
adat
yang
asas
pearisannya
indi0idual apabila pearis afat maka semua anggota keluarga baik pria atau anita baik tua atau muda baik deasa atau anak8anak pada dasarnya
setiap
ahli
aris
berhak
atas
bagian
arisannya.
1erkumpulnya para anggota keluarga ketika atau setelah pearis 29
-ign,odipoero Soero,o Pengantar dan Asas-asas Hukum Adat (=akarta: !a,i Mas +gung $%*6) hlm. $&5.
38
afat bukan sa,a dikarenakan adanya hak aris. Sikap yang seperti demikian tidak terdapat dalam sistem pearisan kolektif mayorat. 1erkumpulnya
para
ahli
aris
ketika
pearis
afat
tidak
mengharuskan masalah pearisan segera dibi3arakan oleh para ahli arisnya pembi3araan mengenai arisan dapat diadakan beberapa aktu berselang setelah pearis
afat atau ,uga dilakukan
penangguhan aktu dikarenakan diantara para ahli aris yang belum hadir atau karena diantara para ahli aris ada yang masih dibaah umur atau karena masih ada orangtua yang dapat mengurus harta arisan itu. Dikalangan orang ,aa biasanya ada pembagian arisan apabila sudah ada anak8anak yang sudah deasa dan hidup mencer atau dikarenakan sipearis tidak mempunyai keturunan. Disamping itu ada harta arisan yang memang tidak dapat dibagi8bagikan penguasaan atau kepemilikannya dikarenakan sifat bendanya keadaan dan kegunaannya tidak dapat dibagi misalnya harta pusaka alat perlengkapan adat sen,ata ,imat ilmu gaib ,abatan adat gelar adat dan lain sebagainya yang harus dipegang oleh ahli aris tertentu dan dimanfaatkan untuk kepentingan bersama. Menurut !ilman !adi Kusuma dalam bukunya yang ber,udul I!ukum -aris +datJ yang membagi harta arisan itu kedalam tiga bagian yaitu:5' $.
!arta +sal !arta asal adalah semua harta kekayaan yang dikuasai dan dimiliki oleh pearis baik berupa peninggalan atau harta baaan yang dibaa masuk kedalam perkainan dan yang kemungkinan
30
*p+it+ !ilman !adi Kusuma hlm. 5
39
bertambah selama perkainan sampai akhir hayatnya. !arta asal atau barang8asal dapat dibedakan dari harta pen3aharian.5$ !arta peninggalan dapat dibedakan dengan peninggalan yang tidak terbagi peninggalan yang belum terbagi dan peninggalan yang terbagi sedangkan harta baaan dapat dibedakan antara harta baaan suami dan harta baaan isteri. =ika dilihat dari sudut pandang perkainannya maka baik harta peninggalan maupun harta baaan adalah keseluruhan harta asal. Sebaliknya ,ika dilihat dari sudut pandang pearisan maka keduanya adalah harta peninggalan. $) !ara Peninggalan a. Peninggalan tidak terbagi !arta peninggalan yang tidak terbagi adalah harta peninggalan yang diariskan se3ara turun8temurun dari >aman leluhur (Poyang buyut) yang merupakan milik bersama kerabat atau sefamili yang biasanya berada dibaah kekuasaan dan pengaasan tua8tua adat (Minang: Penghu#u, &amak kepa#a waris8 ampung: Punyimbang buway8 Minahasa: !ua 9ntaranak8 +mbon: 6epa#a ati). !arta pusaka ini merupakan harta pusaka tinggi yang tidak terbagi pemiliknya tetapi hanya terbagi hak pakainya seperti di daerah Minang yang disebut dengan ganggam bauntuik . !ak pakai atas harta pusaka itu dapat diariskan dari pearis kepada ahli aris tertentu. 31
!ilman !adi Kusuma dalam bukunya yang ber,udul 0Hukum Waris Adat/ men,elaskan mengenai !arta pen3aharian yaitu harta yang didapat oleh pearis bersama isteri atau suami almarhum selama didalam ikatan perkainan sampai saat putusnya perkainan karena per3eraian atau kematian. =adi harta asal itu (seolah8olah) sebagai modal pribadi pearis yang dibaa masuk kedalam perkainan.
40
!arta peninggalan tidak terbagi di bagi men,adi dua yaitu:5 Eang pertama yakni harta pusaka tinggi berupa tanah saah tanah perladangan atau bangunan rumah adat. Di Minangkabau rumah gadang atau sawah pusaka merupakan kepemilikan dari kaum anita dimana ibu yang men,adi pusat penguasaannya dimana harta pusaka ini bersifat tidak dibagi dan tidak boleh di ,ual ke3uali dalam keadaan terpaksa boleh digadai. =adi harta pusaka tinggi tidak terbagi adalah karena kedudukannya sebagai milik kerabat dan fungsi hukum adatnya
untuk
kehidupan
para kerabatnya.
Selama
masyarakat hukum adat itu ada maka selama itu ia tidak terbagi8bagi kepemilikannya se3ara perseorangan. Eang kedua harta pusaka rendah adalah semua harta peninggalan dari satu atau dua angkatan kerabat misalnya sari satu kakek atau nenek kepala keturunan yang meliputi kesatuan anggota kerabat yang tidak begitu besar. !arta pusaka ini merupakan bersama kerabat yang tidak terbagi8 bagi kepemilikannya dan akan terus dapat bertambah dengan masuknya harta pen3aharian dari para ahli arisnya. !arta pusaka rendah dapat beru,ud harta atau barang yang terbatas nilai dan banyaknya misalnya hanya ada satu rumah adat tempat anggota kerabat berkumpul ada beberapa hektar tanah lading atau saah dan beberapa alat perlengkapan dan pakaian maupun perhiasan adat. 32
Ibid. hlm. 5*.
41
b. Peninggalan terbagi !arta peninggalan yang dapat dibagi pada umumnya terd terdap apat at pada pada masy masyar arak akat at patr patril ilin inea eall di 1ata 1atak k dan dan masy asyarak arakat at bilat ilater eral al di =aa aa
yang ang
tid tidak menut enutu up
kemung kemungkin kinan an di daerah daerah8dae 8daerah rah yang yang harta harta pening peninggal galan an tersebu tersebutt karena karena perges pergeseran eran >aman >aman dan mereng merenggan gangny gnyaa sistem kekerabatan. Di Sumatera Selatan tepanya daerah Semende yang men,adi harta tak terbagi atau tetap terbagi8 bagi hanya harta tunggu tubang sa,a sedangkan harta diluar harta tubang dapat dibagi. !arta yang dapat dibagi biasanya merupakan harta pen3aharian atau harta baaan. Di daerah Minahasa Minahasa tanah ke#akeran pada ke#akeran pada saat ini sudah ada diadakanny diadakannyaa pembagian pembagian kepemilikan kepemilikan kepada kepada anggota anggota kerabat. kerabat. Demikian Demikian pula dikalangan masyarakat adat di 9eluk Eos Soedarso #rian 1arat tidak semua harta kekayaan itu tidak dibagi8bagi misalnya di daerah "afri seba sebag gian ian
dari dari
hart hartaa
kekay ekayaa aan n
kelua eluarg rgaa
diada iadak kan
pembagian yang terbatas pada anggota keluarga dekat teru teruta tam ma
kepad epadaa
merek erekaa
yang ang
pern pernah ah
memb embantu antu
kehidu kehidupan pan keluar keluarga ga almarh almarhum um pearis pearis.. Di Kayu Kayu 1atu 1atu Kayu Kayu Pulo Pulo Skou Skou
Ibid
42
!arta peninggalan peninggalan yang dapat dibagi8bagi dibagi8bagi kepada ahli ahli ari ariss adak adakal alan any ya belu belum m diba dibagi gi kare karena na adan adany ya penangguhan aktu pembagiannya. Penangguhan aktu pembagiannya antara lain disebabkan oleh beberapa hal diantaranya:57 $) Masi Masih h ad ada ora oran ngtu gtua ) 9erbat rbatasn asnya ya hart hartaa penin peningg ggal alan an 5) 9erten rtentu tu ,en ,enis is dan dan ma3 ma3am amny nya a 7) Pear Pearis is tida tidak k memp mempun unya yaii keturu keturuna nan n &) Para Para ahli ahli ari ariss bel belum um dea deasa sa ) 1elu 1elum m ada ada ahli ahli ari ariss pen pengg ggan anti ti 6) Salah Salah satu satu ahli ahli ar aris is bel belum um had hadir ir *) 1elu 1elum m ada ada ahli ahli ari ariss yan yang g berh berhak ak %) 1elum 1elum dike diketah tahuin uinya ya huta hutang ng piut piutang ang peari pearis. s. +pabila setelah pearis afat masih ada orangtua pearis yang dalam hal ini ,anda atau duda yang masih hidup dan masih dapat mengurus harta peninggalan baik untu untuk k
,am ,aminan inan
hidu idupny pnya
maupu aupun n
seba sebag gai
tem tempat
berkumpulnya para ahli aris maka selama orangtua masih hidup maka harta peninggalan tidak dapat dilakukan pembagian.
"amun
adakalanya
dikarenakan
harta
peninggalan itu yang menurut adat sudah ditentukan ,enis dan ma3amnya yang harus dibagikan kepada ahli aris namun belum bisa dibagikan. Misalnya keris pusaka yang harus di arisi oleh anak lelaki akan tetapi anak tersebut masih masih ke3il ke3il atau atau dikata dikatakan kan belum belum mampu mampu mengem mengemban ban amanat untuk mearisi keris tersebut. ) !art !artaa 1aaa aaan n !arta baaan adalah harta yang dimiliki oleh suami atau isteri sebelum sebelum perkainan. perkainan. Oleh sebab itu dibagi antara 34
Ibid, hlm 77.
43
harta baaan suami dan harta baaan isteri. !arta baaan itu ada yang terikat dengan kerabat dan ada yang tidak terikat dengan kerabat. !arta baaan yang terikat dengan kerabat seperti seperti harta harta pihak pihak suami suami yang yang dibaa dibaa pihak pihak suami suami yang yang dibaa dibaa ke tempat tempat kediam kediaman an isterin isterinya ya (matril (matriloka okal) l) dalam dalam masy masyar arak akat at
matr matril ilin inia iall
di
Mina Minang ngka kaba baum um
hart hartaa
yang ang
diberik diberikan an kepada kepada anak anak peremp perempuan uan selagi selagi masih masih gadis gadis di 1atak yang dibaa menetap di tempat kediaman suaminya (patrilokal) (patrilokal) yang dinamakan dinamakan tano atau saba bangunan. bangunan. !arta baaan yang tidak terikat dengan kerabat karena harta itu hasi hasill pen3 pen3ah ahar aria ian n si suam suamii sela selagi gi masi masih h bu,a bu,ang ng (har (harta ta pembu,angan Sumatera Selatan) harta penantian bagi si iste isteri ri sema semasa sa gadi gadiss atau atau guna guna kay kaya di 1ali 1ali baik baik hart hartaa perempuan ataupun harta laki8laki.5& 5) !art !artaa Pem Pembe beri rian an !art !artaa pem pemberi berian an adal adalah ah hart hartaa yang ang dim dimilik ilikii oleh oleh pearis karena pemberian baik pemberian dari suami bagi si iste isteri ri
pemb pember eria ian n
dari dari
oran orangt gtua ua
pemb pember eria ian n
kera keraba bat t
pemberian orang lain hadiah8hadiah perkainan atau karena hibah asiat. !arta pemberian dibedakan dengan harta asal sebab harta asal telah ada sebelum perkainan sedangkan harta pemberian ada setelah setelah perkainan. perkainan. !arta pemberian pemberian orangtua dalam beberapa masyarakat terikat dengan kerabat seperti harta pemberian si bapak kepada anak perempuannya sea seakt ktu u gadi gadiss ini ini 1ata 1atak k atau atau sela selagi gi anak anak terseb tersebut ut dalam dalam 35
Ibid hlm 7.
44
perkainan (saba bangunan pauseang indahan arian) bila si isteri ini meninggal dan tidak mempunyai anak maka harta ini akan kembali pada kerabatnya. 1ila harta pemberian tersebut ditu,ukan kepada salah satu pihak suami8isteri sama halnya dengan pemberian kerabat hanya sa,a motif pemberiannya berbeda. Pemberian kerabat biasanya didasarkan rasa kasihan belas kasih atau tolong8menolong sedangkan pemberian orang lain karena rasa persahabatan dan sebagainya. 7) !arta Pen3aharian !arta pen3aharian adalah harta yang diperoleh oleh suami8isteri suami sa,a atau isteri sa,a dalam perkainan karena usaha dari suami8isteri atau salah satu pihak. Se3ara umum harta yang diperoleh dalam perkainan adalah harta bersama suami8isteri tetapi dalam beberapa masyarakat ada harta pen3aharian suami sa,a atau harta pen3aharian si isteri sa,a disebabkan oleh bentuk dari suatu perkainan dan sistem kekerabatannya. Di Minangkabau harta bersama dikenal harta suarang di =aa gono8gini di Kalimantan harta perpantangan di 1ugis dan Makasar dikenal 3akkara. !arta bersama dapat bertambah karena harta baaan harta pemberian dan harta lain yang diperuntukkan untuk keluarga yang diberikan tersebut.
45
-4*4*
A7li Wa"i$ Dalam Hu!um Wa"i$ Adat
Disini penulis akan menguraikan pengertian dari kedudukan anak kandung balu (,anda atau duda) dan para ahli aris lainnya sebagai ahli aris dalam hukum aris adat.
-4*4)4) Ana! Kandun% $. +nak sah +nak sah mempunyai hak yang utama sebagai ahli
aris baik laki G laki maupun perempuan. +nak sah adalah anak yang lahir dari suatu perkainan yang sah. Sedangkan perkainan yang sah itu sendiri adalah perkainan yang diakui sah oleh hukum. +nak luar kain
.
yang
diakui
setelah
perkainan
kedua
orangtuanya se3ara sah. +nak luar kain +nak luar kain yang diakui setelah perkainan kedua orangtuanya se3ara sah. +nak yang diakui ini setelah perkainan kedua orangtuanya sah se3ara hukum maka kedudukannya berubah dari anak luar kain men,adi anak yang diakui sehingga dengan sendirinya atau se3ara otomatis menurut hukum ia adalah anak sah. Dan dengan demikian kedudukannya sama
5.
dengan kedudukan anak sah. +nak tidak sah Se3ara normatif anak tidak sah (anak luar kain) hanya dengan
mempunyai ibu
hubungan hukum (keperdataan)
kandungnya
dan
arga
kerabat
ibu
46
kandungnya. Oleh karena itu ia dapat mearis dari ibunya atau kerabat ibunya hal ini tidak hanya ter,adi pada masyarakat matrilineal sa,a akan tetapi ,uga ter,adi pada masyarakat patrilineal dan parental. +nak tidak sah ada dua ma3am yaitu anak luar kain yang seaktuG aktu dapat berubah status hukumnya men,adi anak sah dan. Dan anak incest yang selamanya tidak mungkin
7.
men,adi anak sah. +nak lakiGlaki sebagai ahli aris !al ini terutama terdapat dalam kekerabatan patrilineal dengan bentuk perkainan ,u,ur seperti di 9anah
1atak
9enganan
ampung
Pegringsingan
Pepaduan yang
1ali
parental)
(ke3uali "afri
di
=ayapura B #rian =aya /lores (ke3uali "gadhuGbhaga yang matrilineal). +nak perempuan dapat menerima bagian sebagai harta baaan kedalam perkainannya yang mengikuti sang siami. =ika pearis hanya mempunyai anak perempuan maka anak tersebut (terutama yang sulung) diberi status anak laki G laki dengan melakukan perkainan ambil suami )ngakuk ragab* atau pin,am ,ago )ngin$am $aguk* di ampung yang beradat Pepadun. Di 1ali di sebut dengan Sentana a$eg dan perkainannya disebut dengan perkainan nyeburin. Dan bila pearis tidak mempunyai keturunan sama sekali maka diangkatlah
47
anak lakiGlaki dari saudara kandung lakiGlakinya yang
&.
terdekat. +nak perempuan sebagai ahli aris !al ini kita ,umpai dalam sistem kekerabatan matrilineal (seperti di Minangkabau Kerin3i Semendo dan 2e,anglebong ampung Pemingir "gadhuGbhaga) berbentuk
perkainan
perkainan semenda.
+nak
perempuan sebagai penerima dan penerus harta arisan di Minangkabau sang ibu meariskan hartanya kepada anak kandung perempuannya dan sang ayah meariskan kepada kemenakannya yang perempuan. =ika seorang pearis di ilayah Semendo hanya mempunyai anak laki8laki maka anak tersebut di,odohkan dengan anita
.
dalam bentuk perkainan semendo ngangkit . +nak laki8laki dan anak perempuan sebagai ahli aris. Kedudukan anak lakiGlaki dan anak perempuan sebagai ahli aris yang berhak sama atas harta arisan orangtuanya
terdapat
dalam
sistem
kekeluargaan
parental (Madura Kalimantan (Dayak) +3eh 2iau Sumatera
Selatan
Sumatera
9imur
9enganan
Peringsingan (1ali) 9ernate). Pengertian sama haknya bukan berarti baha ,enis atau ,umlah harta arisan dibagi sama rata atau ,umlahnya sama se3ara sistematis diantara para ahli aris karena itu tidak merupakan kesatuan yang dengan begitu sa,a se3ara matematis dapat dinilai harganya dengan uang. ;ara pembagiannya bergantung kepada
48
keadaan harta dan hak arisnya berdasarkan asas gotong royong dan asas kepatutan. Di =aa umunya berdasarkan asas sigar semangka yang artinya bagian sama besar sedangkan dibeberapa ilayah lain berlaku asas 0wanita
6.
men$un$ung, pria memiku#/ atau 0sepiku# segendong/. +nak sulung selaku ahli aris. Pada umumnya anak tertua dihormati dan disegani terlebih anak sulung yang sudah hidup mandiri baik yang diberi tanggung ,aab maupun yang tidak diberi tanggung ,aab atas kehidupan dan penghidupan adik8 adiknya. +nak sulung berdasarkan dari ,enis kelamin: a. +nak Sulung akiGlaki +pabila pearis meninggal sebagaimana di daerah ampung yang adatnya Pepadun dan di 1ali yang patrilineal (ke3uali 9enganan Pagringsingan) seluruh tanggung ,aab pearis selaku kepala rumah tangga baik dalam kedudukan adat maupun terhadap harta kekayaan kerabat beralih se3ara langsung ke anak sulung laki8laki dari isteri tertua (kalau isterinya lebih dari satu). +nak sulung itu harus tetap tinggal di rumah
bapaknya
kehidupan
dan
adik8adiknya
bertanggung baik
,aab
laki8laki
atas
maupun
perempuan sampai mereka mampu hidup mandiri. b. +nak Sulung Perempuan Ketika si pearis meninggal dunia maka di ilayah Semendo Sumatera Selatan harta arisannya tidak dibagi akan tetapi tetap utuh dan penguasaannya
49
berpindah ke tangan anak sulun perempuan sebagai tunggu
tubang
(pengelolaan
harta
peninggalan
orangtua). Di dalam pengurusan harta tersebut ia didampingi kakak laki8laki tertua selaku payung $urai (pelindung keturunan). Dimana fungsi saudara laki8 laki mirip dengan kedudukan #bu sebagai Kepala -aris di Minangkabau sebagai pengelola harta pusaka.5 -4*4)4- Ana! Ti"i dan Ana! An%!at $. +nak tiri adalah anak yang di peroleh dari suami atau isteri yang bukan anak kandungnya. Dalam hal perkainan antara seorang suami yang sudah beristeri tetapi tidak dikaruniai keturunan dengan isteri keduanya yang sudah beranak maka dalam hal ini dapat sa,a salah seorang anak baaan dari isteri kedua itu diangkat men,adi penerus garis keturunan suami tersebut. Dengan demikian maka anak tiri itu men,adi ahli aris dari bapak tiri dan ibu tiri (isteri pertama) dengan ,alan pengangkatan atau pengakuan oleh orangtua tiri tersebut. . +nak angkat +nak angkat mearis dapat kita lihat di ilayah ampung dimana anak angkat
tegak tegi selaku
penyambung garis keturunan ayah angkatnya yang men,adi ahli aris ayah angkatnya tersebut. Di kalangan masyarakat Madura dan masyarakat adat 7sing di
36
Dominikus 2ato Hukum Perkawinan %an )aris Adat %i Indonesia (Eogyakarta : aksbang Pressindo '$&) hlm $%.
50
1anyuangi merupakan hak anak angkat mutlak dalam mearisi harta orangtua angkatnya meskipun dia tidak lagi mearis dari orangtua kandungnya. -4*4)48 Wa"i$ &alu (0anda atau duda' Dalam sebuah rumah tangga ,uga ditemukan realitas baha setelah suaminya meninggal dunia ,anda tetap menempati
rumah
yang
ditinggalkan
oleh
almarhum
suaminya apakah rumah itu merupakaan harta baaan suaminya atau merupakan harta gono gini dalam hukum adat dikatakan baha ,anda bukan ahli aris suaminya. "amun demikian menurut hukum adat ,anda mempunyai kedudukan khusus terhadap harta benda almarhum suaminya. Eang dimaksud ,anda di sini yaitu mereka yang sudah hidup bersama sebagai suami isteri dan telah beranak pinak. =ika harus diukur dengan tahun maka ,anda ini telah hidup berumah tangga dengan almarhum suaminya di atas & tahun atau telah mempunyai harta gono gini dan tidak pernah 3erai dengan almarhum suaminya tersebut. +pabila yang men,adi dasar pertimbangan untuk menentukan ahli aris adalah pertalian sedarah atau hubungan kekeluargaan berdasarkan persamaan darah maka ,anda ,elasG,elas bukan ahli aris. +kan tetapi ada kenyataan lain dalam masyarakat di #ndonesia baha dalam suatu perkainan hubungan suami isteri itu begitu eratnya sebab perkainan adalah hubungan lahir batin dan kadang kala hubungan suami isteri itu melebihi hubungan antara saudara
51
kandung. 1erdasarkan realitas sosial seperti inilah maka si ,anda seringkali dianggap sebagai bagian dari keluarga apalagi ,ka selama hidupnya ia benar8benar ber,asa terhadap keluarga tersebut. Menurut hukum adat Osing di 1anyuangi ,anda bukanlah ahli aris. +kan tetapi dengan adanya perubahan >aman ,anda telah diberi hak untuk menikmati harta gono gini hingga ia mandiri dan demi kepentingan mengurus anak8 anaknya yang belum deasa. +kan tetapi terhadap harta asal sang suami ,ika ada anak kandung maka anak kandunglah yang berhak. =ika tidak ada anak kandung maka harta asal kembali ke asal. Di #ndonesia pada masyarakat matri!inea! seperti pada masyarakat Minangkabau di Sumatera 1arat dengan bentuk perkainan semenda kedudukan ,anda sudah ,elas yaitu terhadap harta peninggalan almarhum suaminya terutama harta asal akan kembali ke asal yakni dikuasai oleh saudara8 saudara seperempuan almarhum suami. !al ini dapat dimengerti karena ketika kain sang suami tidak membaa harta benda kedalam perkainan. =ika ada harta yang diperoleh di perantauan maka harta ini men,adi harta bersama. Sedangkan bagi duda tidak mearis dari isterinya yang meninggal. =ika si duda tidak kain lagi dengan saudara kandung almarhumah maka anak8anak dan harta arisan tinggal di tempat si isteri dan diurus oleh Mamak Kepala
52
-aris
yang
bersangkutan.
Dan
bilan si duda
tidak
mempunyai anak dan meninggalkan rumah almarhumah maka ia hanya dibenarkan membaa bagian dari harta pen3ahariannya sa,a. Sedangkan bagi masyarakat yang menganut sistem kekerabatan patri!inea! seperti di daerah 9apanuli 1ali ampung Pepadun Fayo "ias maka sepan,ang perkainan itu adalah perkainan ,u,ur (ada be#is:mas kawin) seorang ,anda
sepeninggalan
suaminya
tetap
berkedudukan di
lingkungan kerabat suaminya tetap merupakan bagian tak terpisahkan di dalamnya. Sekalipun bukan ahli aris dikaruniai keturunan ataupun tidak maka ia tetap berhak menikmati harta yang ditinggalkan oleh almarhum suaminya sampai akhir hayatnya. Sedangkan kedudukan
,anda
atau
duda
pada
masyarakat yang menganut sistem kekerabatan parenta! seperti di ,aa. Menurut hukum adat ,aa ,anda atau duda mula8mula bukanlah ahli aris dari suami atau isterinya yang meninggal. "amun mereka berhak memperoleh bagian dari harta peninggalan suami atau isterinya bersama8sama dengan para ahli aris lainnya atau mempertahankan keutuhan harta tersebut untuk keperluan hidupnya. +pabila suami8isterinya itu dikaruniai keturunan maka ,anda atau duda itu berhak mengurus dan mengatur menikmati serta membagikan harta arisan kepada para ahli aris yang bersangkutan.
53
&A& III
HASIL DAN PEM&AHASAN
84)
Gamba"an Umum L!a$i Penelitian 84)4)
Keadaan Kecamatan Sembalun Kabupaten Lmb! Timu" P"#in$i Nu$a Ten%%a"a &a"at
Sembalun merupakan salah satu Ke3amatan di Kabupaten ombok 9imur dimana ombok timur sendiri terletak di Pulau ombok Pro0insi "usa 9enggara 1arat. Pulau ombok terbagi atas 7 (empat) Kabupaten dan $ (satu) Kota diantaranya ialah Kota Mataram Kabupaten ombok 1arat Kabupaten ombok 9engan Kabupaten
ombok Utara dan
Kabupaten
ombok 9imur.
Kabupaten ombok 9imur sendiri adalah salah satu daerah Kabupaten di Pro0insi "usa 9enggara 1arat ibu Kota daerah ini adalah Kota Selong dengan luas ilayah $.'&&& km dengan populasi $.$'&.&* ,ia. +dapun ,umlah penduduk di Ke3amatan Sembalun menurut ,enis kelamin pada tahun '$& dari data 1adan Pusat Statistik Kabupaten ombok 9imur dapat di lihat pada tabel berikut: Tabel 0UMLAH PENDUDUK KE=AMATAN SEM&ALUN &ERDASARKAN 0ENIS KELAMIN La!i La!i
Pe"empuan
0umla7
%757
$'$75
$%&66
54
Sumber: Data 1adan Pusat Statistik Kabupaten ombok 9imur 9ahun '$& =ika di lihat dari tabel di atas ,umlah penduduk Ke3amatan Sembalun berdasarkan ,enis kelamin laki8laki ber,umlah %757 ,ia dan perempuan $'$75 dapat dilihat baha selisih dari ,umlah kelamin perempuan lebih banyak ketimbang laki8laki yakni selisih 6'% ,ia. Ke3amatan Sembalun merupakan sebuah ke3amatan yang terdiri dari (enam) desa yaitu Desa Sembalun 1umbung Desa Sembalun aang Desa Sa,ang Desa 1ilok Petung Desa Sembalun dan Desa Sembalun 9imba Fading. #bu kota ke3amatan Sembalun berada di Desa Sembalun aang yang ,araknya dari ibukota Kabupaten ombok 9imur (Selong) sekitar 7& km. +dapun ilayah Ke3amatan Sembalun sendiri memiliki batas8batas ilayah dimana sebelah utara berbatasan dengan Ke3amatan Sambelia sebelah selatan berbatasan dengan +ikmel dan Pringgasela sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten ombok Utara dan sebelah timur berbatasan dengan Ke3amatan Pringgabaya. Kondisi topografi Sembalun dikelilingi oleh bukit8bukit dengan pun3ak tertinggi di Funung 2in,ani dimana terdapat Danau Segara +nakan. 1eberapa dari bukit tersebut merupakan kaasan hutan rimba dan kaasan padang ilalang. Dari antara lereng bukit terdapat mata air dan sungai yang airnya mengalir dan men,adi sumber mata air penduduk di Pulau ombok. Ke3amatan sembalun merupakan daerah yang berada pada dataran tinggi di Pulau ombok yang terletak di sebelah timur laut
55
Pulau ombok dengan memiliki ketinggian sekitar $.'' meter dari permukaan laut (mdpl) serta men,adi bagian dari kaasan 1alai 9aman 9aman "asional Funung 2in,ani (19"F2) sesuai s esuai dengan keputusan Menteri Menteri Kehuta Kehutanan nan "o.*' "o.*'Bkp Bkpts8# ts8##B$ #B$%%6 %%6 dengan dengan luas luas 7'.''' 7'.''' ha Funu Funung ng 2in,a 2in,ani ni send sendiri iri memi memilik likii keti keting nggi gian an 5.6 5.6 mete meterr dari dari permukaan laut (mdpl) yang ,uga merupakan gunung tertinggi ke tiga di #ndonesia setelah Funung =ayai,aya (Papua) dan Funung Kerin3i (Sumatera). Disamp Disamping ing itu ,uga ,uga gunung gunung rin,ani rin,ani merupa merupakan kan F
1appeda "91 http:BBbappeda.ntbpro0.go.idBgeopark8 http:BBbappeda.ntbpro0.go.idBgeopark8rin,ani8sebagi8geopa rin,ani8sebagi8geopark8duniaB rk8duniaB diakses pada tanggal $$ Mei '$.
56
dalam dalam hal hal ini ini masy masyara arakat kat di Ke3a Ke3ama mata tan n Semb Sembal alun un itu itu send sendir irii men,adi meningkat. 84)4 84)4-
A$al A$al U$ul U$ul Pend Pendud udu! u!
Komun Ko munita itass etn etnik ik Sasa Sasak k di Sem Sembal balun un mem memilik ilikii 3eri 3erita ta tur turun un temurun tentang asal muasal asal muasal penduduk. aman dahulu seluruh pulau ombok om bok dar darii pan pantai tai sam sampai pai gun gunung ung mer merupa upakan kan ka kaasa asan n hut hutan an belantara yang dalam bahasa Sasak disebut awar Sasak. Konon di pulau ini sudah berdiam penduduk asli yang fisiknya misterius karena kadang beru,ud dan kadang tidak terlihat. Kemudian Kemudian pada abad pertama !i,riyah !i,riyah se3ara bergelombang bergelombang penduduk luar mendatangi pulau ini. Felombang pertama penduduk yang diperkirakan berasal dari tiga tempat yaitu Persia #ndia dan Samu Samude dera ra Pasa Pasaii (Sum (Sumat ater era) a).. Mere Mereka ka masu masuk k dari dari arah arah utar utaraa menggunakan perahu menelusuri sungai Sangkabira ke arah selatan dan naik ke Funung 2in,ani. Di sana mereka melakukan I tirakat/;< sambil men3ari tempat yang sesuai untuk mereka berdiam. Sekitar abad ke8sembilan atau ke8sepuluh Masehi datang lagi penduduk lain berasal dari daerah Sumatra =aa dan Sulaesi. 9idak 9idak diketa diketahui hui bagaim bagaimana ana mereka mereka masing masing8ma 8masing sing datang datang dan bertemu. Mereka datang ke Pulau ombok dari arah timur laut menelusuri aliran sungai Sangkabira yang selalu mengalir sepan,ang tahun dari Sembalun sampai laut utara. 38
9irakat adalah menahan haa nafsu dan bersemedi sembari berdoa atau mengu3apkan mantra8mantra mantra8mantra sehingga mendapatkan petun,uk mengenai permohonan yang di minta dengan kata lain ,alan keluar yang di berikan oleh yang maha pen3ipta dari permasalahan yang di hadapi oleh pemohon.
57
Penduduk pendatang kedua ini tidak langsung naik ke pun3ak 2in,ani tetapi mereka tinggal di sebelah timur lembah 2in,ani yang dinamakan dinamakan &entagi. &entagi. Mereka bermukim disekitar mata air (makem ( makem)) yang sekarang terdapat dusun endang uar. Diperk Diperkira irakan kan pada pada akhir akhir abad abad ke8$ ke8$ datang datang tu,uh tu,uh pasang pasang manusia yang datang dari arah selatan. Mereka tinggal berpindah8 pindah. 9empat 9empat pertama di sebuah bukit yang sekarang bernama Selaparang kemudian berpindah naik ke utara menelusuri lereng Funung "anggi dan tinggal di pun3ak bukit yang sekarang bernama SeladaraA. Dari atas gunung inilah terlihat lembah yang sangat indah dan setiap kali mereka melihatnya u3apan pertama yang keluar dari mulut ulut merek erekaa
adal adalah ah u3ap 3apan ISubhan Subhana## a##ah ah 9#uun 9#uunJ J arti artiny nyaa
Mahasu3i +llah yang Maha tinggi. U3apan tersebut men,adi aal sebut sebutan an nama nama lemb lembah ah terse tersebu butt yang ang dike dikena nall sekara sekarang ng sebag sebagai ai Sembalun.5% Perk Perkem emba bang ngan anny nya a mere mereka ka teru teruss berg bergera erak k meny menyeb ebar ar dari dari tempat satu ke tempat lainnya setelah turun ke lembah pindah ke arah utara menuruni Funung +nak Dara dan berkampung di bukit Funung Selong yang men,adi kampung tua dan sekarang men,adi Desa 1leA. Di tempat ini terdapat situs se,arah yakni: tu,uh rumah adat adat (tid (tidak ak bole boleh h ditam ditamba bah h atau atau diku dikura rang ngi) i) dua dua ge#eng tempat penyimpanan harta benda dan satu Poposan %a#e &a#ang (tempat
39
-aan3ara -aan3ara dengan 1apak +bdulrahman Sembahulun selaku tokoh adat pada hari Senin tanggal $ +pril '$ pada pukul. $'.$& -ita di Desa Sembalun 1umbung Ke3amatan Sembalun Kabupaten ombok 9imur Pro0insi "usa 9enggara 1arat.
58
musyaarah adat). Seterusnya mereka menyebar ke seberang sungai sangkabira membuat perkampungan baru di bukit batu yang disebut %awaq ewa. Kemudian terus menyebar ke utara di daerah 1ayan. Dari turunan merekalah yang men,adi leluhur penduduk di 1ayan dan pemimpin di ilayah tersebut. 1ersumber dari 3erita turun temurun ini diketahui baha penduduk etnik Sasak yang ada sekarang di Sembalun berasal dari turunan penduduk yang datang se3ara bergelombang. Dalam perkembangan ter,adi interaksi sosial dan budaya masyarakat mengenali struktur kekuasaan dan pranata sosial yang berlangsung dalam komunitas dan kesatuan ilayah Sembalun yang pengurusan dan kekuasaannya dipimpin oleh seorang atu bernama Datu Sembahulun yang menguasai dan memerintah di ilayah Sembalun. Dikisahkan Datu Sembahulun memiliki dua orang adik yang kemudian men,adi Datu 1ayan dan si bungsu men,adi Datu Selaparang. Dalam hal lembaga penyelenggara dalam berbagai bidang pemerintahan peradilan adat istiadat dan keagamaan masyarakat Sembalun memiliki tiga unsur kelembagaan sosial yang saling berhubungan yang disebut Wik tu te#u sebagai berikut:7' $.
Pengu!u adalah lembaga yang mengurus dan bertanggung
,aab dalam masalah sosial keagamaan pembinaan akhlak dan 40
+bdulrahman Sembahulun dan E. /ranky. #asyarakat Adat Semba!un .ombok /Sistem Penge!o!aan Hutan Adat di Semba!un0. http:BB.dontoearth8 indonesia.orgBsitesBdontoearth8indonesia.orgBfilesB288Sembalun.pdf diakses pada tanggal $ Mei '$
59
moral di masyarakat utamanya berkaitan dengan system nilai dan a,aran Lombok %uaq yakni untuk hidup ,u,ur lurus tulus ikhlas dan adil serta a,aran sangkabira yakni perilaku hidup gotong royong kebersamaan dan tolong menolong. embaga ini dipimpin oleh seorang Penghu#u adat yang dalam men,alankan tugasnya dibantu oleh enam orang kyai (pemuka agama) dan berkedudukan tersebar di beberapa ilayah desa. 9ugas mereka adalah memimpin berbagai kegiatan keagamaan
.
dan ritual adat. Pemeke! adalah lembaga yang mengurus dan bertanggung ,aab atas keteraturan dan tertib sosial dalam masyarakat seperti perkainan per3eraian pesta dan hari ulang tahun ( ina awe) penye#esaian perselisihan dan sebagainya. Pemekel dipimpin oleh &eke# atau biasa ,uga disebut 4ero 6epa#a yang dalam men,alankan tugasnya dibantu oleh 4ero Warah
sebagai
petugas
komunikasi
dan
hubungan
kemasyarakatanN 4akse atau 4ero !u#is sebagai sekretarisN 6e#iang sebagai kepala ilayahN dan Lang#ang 4agat sebagai petugas keamanan dan tugas kurir atau utusan (mereka semua berpakaian serba merah)N Pekasih ialah petugas Kesubakan
5.
untuk pengaturan pertanian dan pengairan. Pemangku adalah lembaga yang dipimpin oleh pemangku yang mempunyai tugas dan tanggung ,aab dalam pengurusan dan pemanfaatan sumber daya alam men3akup lingkungan
60
hutan mata air pertanian dan perkebunan serta lingkungan alam lainnya.7$ 84)48
Pendidi!an
Pendidikan di Ke3amatan Sembalun berdasarkan keterangan Sekertaris ;amat Sembalun pendidikan formal penduduk dapat dikatakan baik dibanding daerah sekitar lainnya sebagian besar penduduk dapat menyelesaikan pendidikan di SMP dan SM+. Di semua desa tersedia pula sekolah dasar (SD) SMP dan SM+ baik negeri maupun sasta. Sedangkan untuk melan,utkan perguruan tinggi mereka harus pergi ke Mataram dan Pulau =aa. Se3ara lebih terin3i ,umlah data satuan pendidikan (sekolah) di Ke3amatan Sembalun dapat dilihat pada tabel berikut: 7
TA&EL 8 0UMLAH DATA SATUAN PENDIDIKAN (SEK.LAH' PER DESA DI KE=AMATAN SEM&ALUN
41
Dalam men,alankan tugasnya Pemangku atau disebut ,uga &angku umi dibantu oleh para &angku yakni &angku awar adalah pemimpin yang mengatur dan menguasai hutan terutama kaasan hutan 2in,ani dan Danau Segara +nakN &angku unung adalah petugas yang menguasai Funung PergasinganN &angku &akem adalah petugas yang mengurus dan mengatur mata airN &angku antemas adalah petugas yang menguasai Kaasan 2antemas dan Funung +nak DaraN &angku &a$apahit adalah petugas yang menguasai dan mengatur 3agar budaya kaasan Desa 1leA Ketapahan Ma,apahit 1en3ingah Ko3it Kraton Suranala Funung Selong dan Pangsormas. Permasalahan penyelesaian sengketa dan pemberian sanksi atas pelanggaran yang ter,adi dalam urusan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam dilaksanakan oleh Mangku berdasarkan kebiasaan dan hukum adat setempat. 42
-aan3ara dengan 1apak Sunardi selaku Sekertaris Ke3amatan Sembalun pada hari 2abu tanggal $5 +pril '$ pada pukul. '%.5& -ita di Desa Sembalun Ke3amatan Sembalun Kabupaten ombok 9imur Pro0insi "usa 9enggara 1arat.
61
De$a
SD?MI
SMP?MTS
Sembalun aang Sembalun 1umbung 1ilok Petung Sa,ang Sembalun 9imba Fading Sembalun
& & 7 7 8 8
5 $ 8 8
=UM+!
$*
*
SMA?MA? SMK 5 $ 8 8 8
Ne%e"i
S5a$ta
7 7 5 8 8
7 & 7 8 8
$6
$&
Sumber: Data 2eferensi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 9ahun '$ 84)4*
Mata Penca7a"ian
1erdasarkan 3erita turun temurun dahulu di era pemerintahan Datu Sembahulun ilayah penguasaan adat masyarakat Sembalun mempunyai batas8batas dengan daerah lainnya sebagai berikut: sebelah utara berbatasan dengan laut utara (aut =aa) sebelah selatan di Funung "anggi (Selaparang) sebelah barat di Funung Sangkareang (Santong) sebelah timur di Funung Urat Suleman (Sambelia).75 Dalam lingkup ilayah tersebut masyarakat Sembalun mempunyai hak mengusahakan dan memanfaatkan tanah maupun hasil hutan terke3uali di kaasan hutan yang ditetapkan sebagai hutan larangan dan keramat yang disebut awar 6ema#iq. Pemanfaatan sumber daya alam dilakukan berdasarkan sistem nilai pengetahuan dan ketentuan kebiasaan setempat yang pengurusannya dibaah kelembagaan Wik tu te#u. 9anpa terke3uali setiap orang harus mendapatkan restu dan pertun,uk dari pemimpin adat setempat sebelum memulai akti0itasnya. 43
*p+it -aan3ara dengan 1apak +bdulrahman Sembahulun
62
+dapun
bentuk8bentuk
dari
pemanfaatan
lahan
oleh
masyarakat Sembalun terdiri dari: a. b. 3. d. e. f.
+real pemukiman penduduk ahan penggembalaan ternak Kaasan hutan77 9empat berladang +real persaahan 9empat untuk %a#e %#eq (rumah8tempat penyimpanan sementara
g.
hasil panen) dan okasi khusus untuk e#eng (lumbung8lumbung padi). Dari pen,elasan diatas maka dapat diketahui mata pen3aharian
sebagian besar penduduknya adalah sebagai petani dengan tumbuhan yang tumbuh 3ukup subur di daerah beriklim se,uk seperti kopi 3engkeh kakao kemiri stroberi ortel bun3is 3abai tomat dan kentang. Selain itu sebagian masyarakatnya ,uga beker,a sebagai guru pegaai negeri tukang kayu porter guide dan banyak pula para pemuda yang men3ari peker,aan keluar "egeri men,adi 9K# dan 9K-.7& 84)4:
A%ama
1entuk atau u,ud keper3ayaan masyarakat adat Sasak di Ke3amatan Sembalun Kabupaten ombok 9imur Pro0insi "usa 9enggara 1arat menurut dari segi se,arahnya antara lain beru,ud:7
44
Kaasan hutan di daerah sembalun yang terdiri dari hutan rimba ( awar =#et ) hutan tempat berburu ( 6o#an !u >yeran ) areal !utan 1ambu ( gawar aur ) hutan larangan ( gawar kema#ik ) hutan adat tempat mengambil tanaman obat buah8buahan dan hasil hutan bukan kayu lainnya hutan milik (awar !u Luwey ) 45 *p+it -aan3ara dengan 1apak Sunardi selaku Sekertaris Ke3amatan Sembalun 46 *p+it !asil aan3ara dengan 1apak !a,i Purnipe yang merupakan tokoh adat Sasak di Desa Sembalun 1umbung pada hari Kamis tanggal $7 +pril '$.
63
$)
+nimisme
keper3ayaan
baha
setiap
benda
yang
ada
mempunyai nyaa anima atau prana yang berpribadi. Dalam keper3ayaan ini ter3akup dalam konsep 9otem keper3ayaan kepada ruh pelindung yang beru,ud binatangN Pemu,aan
)
kepada ruh nenek moyangBleluhurN Dinamisme keper3ayaan kepada suatu daya kekuatan atau kekuasaan yang keramat dan tidak berpribadi yang dianggap halus maupun ber,asad yang dapat dimiliki atau tidak dimiliki oleh benda binatang dan manusia. Dalam dinamisme ter3akup konsep Magi3 keper3ayaan baha dunia ini penuh daya8daya gaib dan dapat dipergunakan untuk melaan kekuasaan yang di,umpaiN dimana keper3ayaan kepada sesuatu yang luar biasa mengherankan karena keistimeaannya kekuatannya atau
5)
kesaktianN Pemu,aan
pada
tertinggiBleluhur
dea adalah
tertinggiBleluhur. penyamaan
Pemu,aan
leluhur
baik
dea se3ara
langsung ataupun tidak langsung atau dari orang8orang yang menggantikan kedudukan leluhur atau kepala rumah tangga titular dengan roh dan dea serta pemindahan kepada mereka khususnya
tindakan
dan
sikap
religius
yang
biasanya
diasosiasikan dengan pemu,aan roh dan dea. 1entuk keper3ayaan masyarakat dalam komunitas adat atau krama adat di Sembalun 1umbung pada aalnyaBasalnya adalah animisme dan dinamisme. +nimisme adalah bentuk keper3ayaan yang menganggap baha segala sesuatu yang ada di dunia ini
64
mempunyai roh atau ,ia. Manusia punya roh atau ,ia demikian pula tumbuh8tumbuhan hean pohon8pohon besar dan lain8lainnya dianggap punya roh atau ,ia yang harus diperhatikan dan dihormati. Demikian halnya masyarakat dalam komunitas adat di Sembalun 1umbung. Masyarakat di sini per3aya baha manusia hean tumbuh8tumbuhan pohon8pohon besar gunung sungai dan sebagainya ada roh8roh atau ,ia8,ia yang menunggu atau menempatinya. Karena itulah masyarakat Sembalun 1umbung tidak akan berani berbuat ma3am8ma3am terhadap roh8roh penunggu yang mesti diyakini diperhatikan serta patut dihormati. Sedangkan
dinamisme
adalah satu
bentuk keper3ayaan
masyarakat yang per3aya dan menganggap benda8benda yang ada di dunia ini mempunyai kekuatan gaib atau kekuatan sakti. Misalnya gunung hutan batu8batu besar keris permata tombak dan sebagainya dianggap mempunyai kekuatan gaib atau kekuatan sakti yang dapat membantu kehidupan manusia bahkan dapat sebaliknya yaitu
bisa
membinasakan
atau
men3elakakan
kehidupan
manusia. Demikian pula pada masyarakat di Desa Sembalun 1umbung ini yang sebagian besar masih per3aya pada keper3ayaan dinamisme ini seperti keper3ayaan baha batu8batu besar keris tombak pusaka batu permata dianggap memiliki kekuatan gaib atau kekuatan sakti yang mesti diperhatikan dihormati dan di,aga eksistensinya.
65
Di samping keper3ayaan animisme dan dinamisme tersebut masyarakat
Sembalun
pada
mulanya
menganut keper3ayaan
1oda yaitu satu bentuk keper3ayaan masyarakat pada masa lampau yang selan,utnya datang keper3ayaan atau agama #slam yang dianut oleh sebagian besar masyarakat Sembalun 1umbung seperti sekarang ini. Meskipun sekarang ini hampir *& masyarakat sembalun telah memeluk agama #slam dan sisanya $& memeluk agama !indu namun
demikian
masyarakat
yang
beragama
islam
tidak
menghilangkan begitu sa,a keper3ayaan aslinya yaitu keper3ayaan animisme dan dinamisme akan tetapi masih tetap dipertahankan diyakini di,aga dan dilestarikan karena mereka per3aya baha keper3ayaan asalnya tersebut adalah arisan leluhur yang mesti tetap di,aga dilestarikan serta dihormati sampai kapan pun. 84)4+
0eni$ Re$pnden
Pada bab # bagian teknik populasi dan sampling telah dikemukakan baha ,umlah responden yang dipilih adalah $' orang respondedn
yang
diantaranya
&
orangtua
yang
melakukan
pengangkatan anak dan & orang anak angkat yang mearisi harta orang tua angkatnya se3ara adat Sasak di Ke3amatan Sembalun. 1erdasarkan hasil penelitian di lapangan ditemukan $& kasus pengangkatan dan pearisan terhadap anak angkatnya di Ke3amatan
66
Sembalun pada tahun '$. 2esponden yang dipilih sebanyak $' orang yaitu terdiri dari $' orangtua angkat. 84)4;
Keadaan Re$pnden
Mengenai keadaan responden ini hanya dikemukakan keadaan sosial ekonomi responden orangtua angkat dan anak angkat sa,a. Untuk mendapat suatu gambaran yang lebih lengkap dan terperin3i mengenai keadaan responden perlu diuraikan yaitu mengenai ,enis kelamin umur pendidikan dan peker,aan mereka. $.
=enis Kelamin +dapun ,enis kelamin dari ,umlah responden yang peneliti temukan di lapangan diantaranya meliputi: orangtua angkat ber,umlah & orang yang terdiri dari 7 orang pria dan $ orang anita sedangkan responden anak angkat adalah & orang terdiri dari 5 orang pria dan orang anita. Dari data tersebut menun,ukkan ,umlah anak angkat laki8laki lebih banyak dari anak angkat anita karena laki8laki lebih sering melakukan
pembagian atau yang menerima arisan. . Umur 2esponden 1atasan umur yang peneliti ,adikan responden dalam penelitian ini yang usianya termuda adalah $ tahun keatas. Pengelompokan umur responden tersebut didasarkan baha pada
umur
tersebut
responden
sudah
deasa
sehingga
diharapkan dapat memberikan informasi yang akurat dan kemungkinan mereka telah melangsungkan perkainan serta mendapat arisan dari orangtua angkatnya.
67
+dapun pengelompokan umur dari pengangkatan dan pearisan terhadap anak angkatnya dari keseluruhan Desa di Ke3amatan Sembalun dapat dilihat pada tabel dibaah ini. Tabel * Umu" Re$pnden Re$pnden N4
$. . 5. 7. &
Kelmp! ."an%tua Umu" AN%!at
$ G 5' 5$ G 7' 7$ G &' &$ G ' $ G Keatas
Ana!
0umla7
$ $ $ $ $
An%!at $ $ 5 8 8
7 $ $
' ' 7' $' $'
&
&
$'
$''
Sumber : Data Primer 9ahun '$ Pengelompokan responden menurut pengangkatan dan pearisan terhadap anak angkatnya dari setiap Desa yang berada di Ke3amatan Sembalun dapat dilihat pada tabel di baah ini: Tabel : Re$pnden da"i Setiap De$a di Kecamatan Sembalun
"o.
$ 5 7 &
"ama Desa
Orangtua
Sembalun aang Sembalun 1umbung Sembalun 9imba Fading Sembalun Sa,ang 1ilok Petung
+ngkat 5 8 $
68
=umlah Sumber : Data Primer 9ahun '$ 5. Pendidikan 2esponden 9ingkat pendidikan responden
$'
ini
berturut8turut
di
kelompokkan berdasarkan pendidikan formal dari tingkat yang paling rendah tidak bersekolah sampai dengan tingkat paling tinggi yaitu perguruan tinggi. Se3ara rin3i tingkat pendidikan terakhir para responden yang di tempuh dapat dilihat pada tabel dibaah ini. Tabel + Pendidi!an Re$pnden
"o.
9ingkat Pendidikan
$ 5 7 &
SD B M# SMP B M9S SM+ B M+ B SMK Diploma Perguruan 9inggi
2esponden Orangtua +nak +ngkat +ngkat 8 8 $ 8 8 8 5
=umlah & Sumber : Data Primer 9ahun '$ 1erdasarkan tabel
& tersebut diatas
=umlah
5 8 5
' ' 5' 8 5'
$'
$''
maka kelompok
pendidikan yang terbanyak adalah tingkat Perguruan 9inggi yaitu 5 orang dari responden anak angkat sedangkan responden orangtua angkat terbanyak men3apai ,en,ang pendidikan SDBM# dan SMPBM9S. Pendidikan responden orangtua angkat yang tertinggi adalah sampai ,en,ang SM+BM+BSMK yaitu $ orang sedangkan
responden
Perguruan 9inggi yaitu .
anak angkat adalah pada ,en,ang
69
7.
Peker,aan 2esponden =enis peker,aan responden yang peneliti ,umpai ber0ariasi untuk lebih ,elasnya dapat dilihat dalam tabel dibaah ini:
70
Tabel ; Pe!e"3aan Re$pnden
"o.
Peker,aan
$ 5 7 &
Petani Pedagang Porter Fuide Pensiunan P"S ain8lain
2esponden Orangtua +nak +ngkat +ngkat 5 $ $ 8 $ $ 8 8 8 8 $
=umlah
7 $ 8 $
7' $' ' ' 8 $'
=umlah & & $' $'' Sumber : Data Primer 9ahun '$ 1erdasarkan tabel tersebut diatas tampak baha dari kedua golongan peker,aan responden adalah petani yang terbanyak. sedangkan pengertian lain8lain adalah belum beker,a atau masih sekolah.
84-
Fa!t"CFa!t"
2an%
Melata"bela!an%i
Ma$2a"a!at
Adat
Sa$a!
Mela!u!an Pen%an%!atan Ana! di Kecamatan Sembalun Kabupaten Lmb! Timu" P"#in$i Nu$a Ten%%a"a &a"at 84-4) Pen%e"tian Pen%an%!atan Ana! Menu"ut Adat Sa$a!
Pada hukum adat Sasak di ombok "usa 9enggara 1arat khususnya pada masyarakat di Ke3amatan Sembalun Kabupaten ombok 9imur pengangkatan anak dikenal dengan istilah Anak Akon atau >gakon Anak . Dalam bahasa Sasak istilah anak akon atau ngakon anak ini berarti mengangkat atau mengambil anak seseorang dari
71
kalangan keluarga atau bukan kalangan keluarga untuk di ,adikan sebagai anaknya sendiri. Pendapat beberapa paara sar,ana memberi pengertian mengenai pengangkatan anak yaitu diantaranya: Menurut Suro,o -ign,odipuro baha pengertian pengangkatan anak ini adalah suatu perbuatan pengambilan anak orang lain yang dimaksukkan ke dalam keluarganya sedemikian rupa sehingga antara yang mengangkat dan anak yang diangkat itu menimbulkan suatu hubungan keluarga yang sama seperti yang ada antara orangtua dengan anak kandung sendiri. 76 "y. 2etnoulan Sutantio mengungkapkan baha pengertian pengangkatan anak adalah menempatkan anak orang lain di tempat anak sendiri oleh karena itu disamping pemeliharaan sehari8hari diperlukan adanya pengakuan se3ara lahir dan batin sebagai anak sendiri oleh orangtua angkatnya. +dapun 2. Soepomo sebagaimana telah diuraikan di muka memberi pengertian pengangkatan anak adalah perbuatan hukum yang melepaskan anak itu dari pertalian keluarga dengan orangtuanya sendiri dan memasukkan anak itu ke dalam keluarga bapak angkat sehingga anak tersebut berkedudukan sebagai anak kandung untuk meneruskan keturunan bapak angkatnya. 7* Pengertian pengangkatan anak pada masyarakat adat Sasak di Ke3amatan Sembalun Kabupaten ombok 9imur Pro0insi "usa 9enggara 1arat kiranya tidak ,auh berbeda dengan yang dikemukakan di atas. +dapun yang dimaksud dengan anak angkat dalam hukum adat Sasak adalah anak orang lain diangkat oleh orangtua angkatnya 47
Suro,o -ign,odipoero Intisari Hukum Ke!uarga (1andung: +lumni $%65) hal. $$6 Ibid . hlm $'5
48
72
menurut adat setempat sehingga dia mempunyai kedudukan sama seperti anak kandung yang dilahirkan oleh orangtua angkatnya tersebut. !al ini selan,utnya akan membaa akibat hukum dalam hubungan kekeluargaan aris dan kemasyarakatan. Konsekuensinya disini segala hak dan kea,iban yang ada pada orangtua angkatnya akan dilan,utkan oleh anak angkat itu sendiri sebagaimana layaknya seperti anak kandung. Dari pengertian pengangkatan menurut !ukum +dat Sasak seperti tersebut di atas dapat di,abarkan: a) +danya perbuatan melepas si anak dari kekuasaan orangtua
b)
kandungnya. +danya perbuatan memasukkan si anak kedalam kekerabatan orangtua angkatnya. Pengertian melepaskan si anak adalah perbuatan berupa
permintaan 3alon orangtua angkat terhadap orangtua kandung si anak atau kerabat si anak. Permintaan itu untuk melepas si anak dari kekuasaan
orangtua
kandungnyaBkerabatnya
yang
selan,utnya
dimasukkan ke dalam keluarga orangtua angkat untuk didudukkan sebagai pelan,ut keturunan. Perbuatan hukum ini termasuk pula pengumuman yaitu pengumuman yang ditu,ukan kepada masyarakat adat maupun kepada kerabat8kerabat si anak itu. +dapun maksud dari pengumuman itu agar ada kata sepakat untuk melepas si anak tersebut dan perbuatan tersebutpun men,adi terang. Pengertian memasukkan si anak ke dalam kerabat orangtua angkatnya: ter3ermin dalam perbuatan yang berupa pelaksanaan upa3ara mo#ang ma#iq atau ngurisang .7% Se3ara adat hal ini 49
Molang maliA atau "gurisang adalah suatu upa3ara selamatan dalam rangkamenyambut kelahiran sang anak dan memberikan nama kepada sang anak akan tetapi ,ika anak angkatnya
73
mengandung arti baha si anak di perlakukan sama dengan anak kandung dimana anak kandung ,uga apabila terlahir ke dunia akan diadakan a3ara molang malik atau ngurisang sebagai u3apan terimakasih kepada sang maha pen3ipta atas diberikannya keturunan. 1ila kita membandingkannya dengan pengangkatan anak di luar daerah masyarakat adat Sasak misalnya yang mempunyai sistem kekeluargaan parental seperti di daerah =aa maka pengangkatan anak tidaklah mempunyai konsekuensi yuridis seperti di 1ali. Pada masyarakat adat di =aa kedudukan anak angkat hanya sebagai anggota keluarga orangtua angkatnya ia tidak berstatus sebagai anak kandung.&'
84-4- Si$tem Pen%an%!atan Ana! Dalam Hu!um Adat Sa$a!
Masayarakat hukum adat Sasak adalah masyarakat yang menganut sistem kekeluargaan patrilineal artinya keturunan selalu ditarik hanya melalui garis pihak laiki8laki sa,a atau kebapakan. Sistem
kekeluargaan
patrilineal
pada
masyarakat
adat
Sasak
merupakan suatu prinsip suatu sikap yang magis religius. +dapun 3iri83iri hukum kekeluargaan patrilineal di Ke3amatan Sembalun tampak dalam penguasaan kepada anak laki8laki untuk melaksanakan segala bentuk tanggung ,aab pengelolaan tanah pertanian dan perkebunan dan setiap a3ara kegiatan upa3ara adat )roah, begawe
sudah di berikan nama oleh orangtua kandungnya maka orangtua angkatnya bisa menga,ukan i>in untuk pergantian nama kepada anak angkatnya tersebut yang tentunya dengan persetu,uan orangtua kandungnya terlebih dahulu. "ama anak angkat tersebut yang akan nantinya men,adi nama panggilang orangtua angkatnya. 50 2. Soepomo 7p. cit hlm. $'7.
74
be#eq*&$ yang dilakukan se3ara bersama8sama dengan arga desa lainnya. Konsekensi dengan dianutnya sistem kekeluargaan patrilineal dalam masyarakat hukum Sasak menyebabkan kedudukan anak laki8 laki adalah sangat menon,ol termasuk dalam pearisan dari harta peninggalan orangtuanya. Keadaan tersebut pada dasarnya disebabkan karena
anak
laki8laki
pada
masyarakat
hukum
adat
Sasak
berkedudukan sebagai penerus keturunan ,uga berkea,iban pada penerus pemegang benda8benda pusaka yang diturunkan se3ara turun temurun dari nenek moyang mereka. Ketentuan tersebut tidak berlaku bagi anak perempuan sebab anak perempuan setelah kain akan mengikuti keluarga suaminya dan putus hubungan hukumnya dengan keluarga
asalnya. "amun
tidak
menutup kemungkinan untuk
seseorang pasangan suami isteri yang sudah memiliki anak laki8laki dan tidak memiliki anak perempuan akan mengangkat anak perempuan bahkan pasangan suami istri yang telah memiliki anak laki8laki dan perempuan bisa ,uga mengangkat anak ,ika mereka mampu se3ara materil hal tersebut dikarenakan adanya stigma yang berkembang di kalangan masyarakat adat Sasak se3ara turun temurun dari nenek moyang mereka yakni penoq anak penoq ri-ki.&
51
!asil aan3ara dengan 1apak !a,i Purnipe yang merupakan tokoh adat Sasak di Desa Sembalun 1umbung pada tanggal $7 +pril '$. 2oah adalah suatu upa3ara adat yang dilakukan dalam rangka a3ara selamatan yang biasanya dilakukan setelah membangun rumah setelah a3ara khitanan sebagai u,ud syukur atas ri>ki yang melimpah kepada sang pen3ipta sedangkan 1egae 1eleA merupakan upa3ara yang dilakukan setelah a3ara pernikahan biasanya a3ara ini dilakukan oleh mempelai laki8laki. 52 !asil aan3ara dengan 1apak !asanudin yang merupakan tokoh adat dan mantan Kepala Desa 1ilok Petung pada hari Kamis tanggal $7 +pril '$. Penoq Anak Penoq i-ki yang artinya dalam 1ahasa #ndonesia adalah ,ika seseoran pasangan suami istri memiliki anak banyak maka ri>ki atau berkah dari sang maha pen3ipta +llah S-9.
75
Sehingga tu,uan dari pengangkatan anak dalam masyarakat adat Sasak adalah untuk melan,utkan keturunan orangtua angkat dan mampu meneruskan ka,iban dari orangtua angkatnya. +kibat dari tu,uan ini maka anak angkat men,adi anggota keluarga yang mengangkat tanpa memutus tali kekerabatan dari orangtua maupun keluarga asal. Dalam perkembangannya pengangkatan anak tidak sa,a oleh keluarga yang utuh (suami istri) akan tetapi ,uga dapat dilakukan oleh ,anda B duda yang ditinggal mati dan harus mendapat persetu,uan terlebih dahulu dari pihak keluarga anak yang akan di angkat. Pengangkatan anak tidak hanya terdapat di masyarakat adat Sasak yang sistem kekeluargaannya patrilineal sebagai perbandingan dapat diuraikan mengenai pengangkatan anak di beberapa daerah yang menganut sistem kekeluargaan berbeda. Pengangkatan anak dikenal pula di daerah +3eh dengan sebutan anduk geuteung. Di sekitar +3eh 9imur8#dilangsa Kuala Simpang disebut anak bela dan di Meulaboh disebut anak pungut. Sifatnya memelihara sa,a tidak mempunyai akibat hukum lain. &5 !ukum adat Melayu yang meliputi daerah8daerah Kabupaten 9ebing 9inggi
1in,ai dan
Medan
dan
sekitarnya
mengenal
pengangkatan anak. Di daerah itu dikenal tiga ma3am pengangkatan anak yaitu :&7 $) anak angkat Pulang 1untal yang seluruhnya men,adi tanggungan orangtua angkat mengenai kehidupan maupun pendidikannya. ) +nak angkat pulang nama yang disamping orangtua angkat mempunyai hubungan tetap dengan orangtua kandungnya. 5) +nak angkat pulang serasi yaitu anak yang bila dengan orangtua kandungnya ia selalu sakit8sakitan tetapi bila ia dengan orangtua angkatnya selalu sehat. 53
1astian 9afal Pengangkatan Anak #enurut Hukum Adat Serta Akibat Cakibat Hukumnya %ikemudian Hari (=akarta: 2a,aali Press $%*5) hlm. $'5 54 Ibid hlm $'*.
76
!ubungan kekeluargaa antara anak angkat dengan orangtua kandung tidak lepas sama sekali si anak tetap hanya berhak mearis dari orangtua kandungnya. Di samping ia masih berhak mearis dari orangtua angkatnya. Di daerah Minangkabau yang masyarakatnya menganut sistem kekeluargaan matrilineal yakni menarik garis keturunan dari pihak ibu atau yang lebih dikenal dengan keibuan terutama di kursi imo =orong 1ukittinggi Padang dan Painan tidak ada pengangkatan anak. 57 Oleh karena di daerah tersebut dipengaruhi oleh hukum #slam yang tidak mengenal pengangkatan anak. Di =aa yang menganut sistem kekeluargaan parental dikenal pula sistem pengangkatan anak tapi tidak memutuskan hubungan kekeluargaannya dengan orangtua kandungnya. +kibatnya si anak angkat mearis dari orangtua kandung dan orangtua angkatnya. Dari uraian tersebut di atas baha pada prinsipnya semua masyarakat adat di #ndonesia mengenal adanya pengangkatan anak namun terdapat pengertian serta istilah yang berlainan yang membaa konsekuensi lain pula dalam hal kedudukan anak angkat tersebut pada orangtua angkat dan orangtua kandungnya. =adi dengan demikian dapat dikatakan baha sistem kekeluargaa yang dianut oleh suatu masyarakat hukum adat akan mempengaruhi pula sistem serta eksistensi pengangkatan anak itu
77
84-48 Fa!t"C9a!t" 2an% Melata"bela!an%i Pen%an%!atan Ana! Menu"ut Hu!um Adat Sa$a!
Masyarakat adat Sasak adalah masyarakat yang menganut sistem kekerabatan patri#inea# dimana seorang anita yang dinikahi oleh seorang laki8laki yang akan men,adi suami istri istrinya tersebut akan masuk ke dalam keluarga suaminya demikian pula dengan anak8anak yang dilahirkannya. Sistem patrilineal ini membaa kedudukan baha seorang laki8laki men,adi utama anak laki8laki akan meneruskan keturunan keluarga tersebut berbeda halnya dengan anak perempuan apabila ia menikah kelak maka ia akan mengikuti suaminya dan masuk ke lingkup keluarga suami. Menon,olnya kedudukan anak laki8laki dalam masyarakat adat Sasak berakibat setiap keluarga menginginkan adanya keturunan laki8laki. Dalam masyarakat adat sasak panggilan untuk ayahBbapak disebut dengan istilah Amaq dan untuk ibu di sebut dengan Inaq. Menurut Suro,o -ign,odipuro alasan8alasan yang mendorong orang untuk mengangkat anak adalah: && a. Karena tidak mempunyai anak sendiri sehingga dengan mengangkat anak tersebut merupakan ,alan untuk mendapatkan keturunan. b. Karena belum dikaruniai anak sehingga dengan mengangkat anak ini diharapkan akan memper3epat kemungkinan mendapatkan anak. 3. 9erdorong oleh rasa belas kasihan terhadap anak yang bersangkutan misalnya karena hidupnya kurang terurus dan lain sebagainya. Pada masyarakat adat Sasak bagi keluarga yang dalam hal ini pasangan suami istri yang tidak mempunyai anak )%angko#* akan berusaha mengangkat anak adapun alasan masyarakat di ke3amatan 55
Suro,o -ign,odipuro *p+ cit hlm. $$%.
78
sembalun mengangkat anak dari hasil aan3ara dengan Amaq 2ip yaitu:& $. Seninaq atau semamaq a %angko# . %edoe ya anak #aguq araq sekeq )nina ato mama*. 5. 4ari pancingan angkeq a bedoe anak . Dari keterangan Kepala Dusun Desa 1ilok Petung diatas men,elaskan baha alasan masyarakat adat sasak mengangkat anak apabila diartikan dalam 1ahasa #ndonesia adalah yang pertama adalah pasangan suami istri tersebut salah satunya mengalami kemandulan sehingga tidak akan pernah bisa mempunyai keturunan dan dilakukan semataGmata untuk melan,utkan dan mempertahankan garis keturunan dalam suatu keluarga yang tidak mempunyai anak yang kedua yakni pasangan suami istri tersebut hanya memiliki satu orang anak sa,a (laki G laki atau perempuan) sehingga pasangan tersebut mengangkat anak dan yang ketiga yakni sebagai pan3ingan agar dapat melahirkan anak kandung dan keabsahan kekuatan hukum pengangkatan anak tidak terganggu apabila nantinya ibu angkat melahirkan anak kandung. Dengan
demikian
pengangkatan
anak
dengan
sendirinya
mempersaudarakan anak kandung dengan anak angkat. 1egitu pentingnya keturunan (anak) ini dalam suatu perkainan sehingga tidak ,arang menimbulkan berbagai peristia sebagai akibat ketiadaan anak seperti per3eraian poligami dan pengangkatan anak itu sendiri. Demikian dikatakan baha apabila dalam suatu perkainan telah ada keturunan (anak) maka tu,uan perkainan dianggap telah ter3apai dimana proses pelan,utan generasi dapat pula berlangsung. Di
56
-aan3ara dengan 1apak 2ip (+maA 2ip) selaku Kepala Dusun Desa 1ilok Petung hari Kamis pukul. $7.5' -#9 tanggal $7 +pril '$.
79
kalangan masyarakat adat sasak sendiri tidak sedikit pula peneliti ,umpai keluarga G keluarga yang melakukan poligami bahkan istri pertama dengan istri kedua tinggal satu atap dengan suami mereka. Kalau dilihat pen,elasan Undang8Undang "omor $ 9ahun $%67 (Undang8Undang Perkainan) maka kita temukan tu,uan perkainan tersebut adalah untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal serta rapat hubungan dengan keturunan. Dari ketentuan Undang8 Undang "omor $ 9ahun $%67 tampak pula baha keturunan mempunyai peranan penting dalam kehidupan keluarga karena adanya anak diharapkan dapat melan,utkan keturunan B silsilah keluarga tersebut. +dapun responden yang peneliti aan3arai pada tanggal $G$5 +pril '$ di lapangan mengenai faktorGfaktor yang melatarbelakangi mereka melakukan pengangkatan anak di Ke3amatan Sembalun berdasarkan Desa tempat mereka tinggal antara lain sebagai berikut:&6 $. 1apak +gus Saleh )Amaq &ustiadi* usia &' tahun dan istrinya bernama #bu Fuslaini )Inaq &ustiadi* usia 7* 9ahun yang bertempat tinggal di Desa Sembalun Ke3amatan Sembalun di usia pernikahan mereka yang ke & tahun belum ,uga di karuniai seorang anak dan kemudian mereka mengangkat anak laki8laki yang bernama Mustiadi pada umur $ tahun dan kini usia anak tersebut mengin,ak 5& tahun anak yang diangkat tersebut merupakan anak laki8laki dari pasangan suami isteri yang tidak lain adalah saudara sepupu dari bapak +gus Saleh yang bernama #mran dan istrinya bernama Siti /atimah. #bu /atimah meninggal 57
-aan3ara dengan para responden $ G $5 +pril '$
80
dunia di karenakan sakit ketika usia anaknya (Mustiadi) masih berumur % bulan. . 1apak
Ke3amatan
Sembalun
di usia
pernikahan mereka yang ke tahun belum ,uga di karuniai keturunan dan kemudian mereka mengangkat anak laki8laki yang bernama #mron +ffandi pada umur 5 bulan dan kini usia anak tersebut mengin,ak * tahun dan telah menikah anak yang diangkat tersebut merupakan anak laki8laki dari pasangan suami isteri dari bapak Salihin dan istrinya bernama =emah yang
5.
merupakan tetangganya sendiri. 1apak Samsul )Amaq Ica* usia $ tahun dan isterinya bernama #bu Muni4ah ) #naA Ica* usia & tahun bertempat tinggal di Desa Sembalun aang yang memi#iki seorang anak perempuan berusia 7 tahun yang bernama "isa (menikah) dan mengangkat anak laki8laki bernama #mam !idayat yang kini usianya 5& tahun (menikah). +nak yang diangkat merupakan bayi yang di temukan oleh 1apak Samsul sendiri di dekat saluran air pematang
7.
saahnya. 1apak !afi> )Amaq =ka* usia &6 tahun dan isterinya bernama #bu inda )Inaq =ka* yang telah meninggal dunia & tahun silam (tahun '$$) bertempat tinggal di Sembalun 9imba Fading yang seaktu istrinya masih hidup 1apak !afi> atau yang lebih sering disapa dengan Amaq =ka mengangkat anak dari kalangan keluarganya dimana anak tersebut (
81
dan menikah)
&.
men,adi 9enaga Ker,a #ndonesia (9K#). 1apak Samsudin )Amaq 7$ak* usia && tahun dan istrinya bernama #bu +nggraini )Inaq 7$ak* usia 76 9ahun yang memiliki orang anak laki8laki yang bernama 2o>ak +lfa 2in,ani (5' tahun status menikah) -ahyu 9aufani (& tahun status la,ang) yang mengangkat anak perempuan yang bernama Dei Puspita -ati ($* tahun la,ang) pada umur tahun anak yang diangkat tersebut merupakan perempuan dari pasangan suami isteri dari bapak "asrudin (alm) dan istrinya bernama Selihun (alm) yang merupakan Saudara kandung dari bapak Samsudin. #bu selihun meninggal dunia pada saat melahirkan sedangkan 1apak "asrudin Meninggal dunia karena ke3elakaan lalulintas seaktu beker,a di Malaysia. Dari kelima kasus pengangkatan anak diatas yang meakili *'
pengangkatan anak se3ara +dat Sasak di Ke3amatan Sembalun Kebupaten ombok 9imur. =ika kita lihat dengan seksama mengenai keterangan8keterangan yang responden sampaikan mengenai alasan8 alasan mereka melakukan pengangkatan anak dapat kita lihat beberapa faktor yang menyebabkan mereka melakukan pengangkatan anak diantaranya: $. /aktor tidak mempunyai keturunan atau salah satu pasangan mengalami kemandulan. . /aktor keinginan memiliki anak laki G laki. 5. /aktor kasihan terhadap masa tumbuh kembang dan masadepan anak.
82
Pengangkatan anak yang telah di ,elaskan peneliti di atas merupakan pengangkatan yang bertu,uan untuk meneruskan keturunan dan untuk kese,ahteraan anak tersebut anak8anak yang diangkat sebagian besar dari kalangan keluarga pearis dimana orangtua kandung mereka menyerahkan anaknya untuk diangkat berdasarkan keinginan dan rasa kasihan terhadap sanak keluarganya yang tidak memiliki keturunan. Tabel @ Umu" Ana! Saat Pen%an%!atan
"o $ 5
Umur ' G $ tahun $ G ' tahun $ keatas
=umlah 7 $ 8
*' ' 8
& $'' Sumber : Data Primer 9ahun '$ +pabila kita tarik benang merah antara faktor8faktor yang melatarbelakangi masyarakat +dat Sasak di Ke3amatan Sembalun tersebut diatas dengan 9eori Se,arah dimana /riedri3h ;arl 0on Sa0igny ('o#k geist ) menyatakan hukum kebiasaan sebagai sumber hukum formal.
!ukum tidak dibuat
melainkan tumbuh
dan
berkembang bersama sama dengan masyarakat. Pandangannya bertitik tolak baha di dunia ini terdapat banyak bangsa dan tiap8tiap bangsa memiliki I(o#ksgeist J ,ia rakyat. Sa0igny berpendapat baha semua hukum berasal dari adat8istiadat dan keper3ayaan dan bukan berasal dari pembentukan undang8undang.&* Penggagas teori ini melihat hukum sebagai entitas yang organis8dinamis. !ukum menurut teori 58
ili 2as,idi #ra 9hania 2as,idi. *p+it hlm. 5.
83
ini dipandang sebagai sesuatu yang natural tidak dibuat melainkan hidup dan berkembang bersama masyarakat. !ukum bukanlah sesuatu yang statis melainkan dinamis karena akan senantiasa berubah seiring dengan perubahan tata nilai di masyarakat. !ukum bersumber dari ,ia rakyat (0olksgeist) dan karenanya undang8undang tidak begitu penting. ;erminan ,ia suatu bangsa ter3ermin dari hukumnya dan karenanya teori hukum hukum tidak dibuat melainkan ditemukan dan bersumber dari ,ia rakyat. !al ini ,uga menun,ukkan baha pengangkat anak se3ara !ukum +dat Sasak di Ke3amatan Sembalun Kabupaten ombok 9imur Pro0insi "usa 9enggara 1arat dilandasi oleh pandangan tentang manusia sesuai dengan Pan3asila pengangkatan anak didorong oleh rasa kemanusiaan yang erat sekali kaitannya dengan masalah perlindungan terhadap anak pada Pasal ayat 5 dan 7 Undang8undang "omor 7 9ahun $%6% tentang Kese,ahteraan anak.
848
Ha! Me5a"i$ Ana! An%!at &e"$ama A7li Wa"i$ Lainn2a Dalam Pe"$9e!ti9 Hu!um Wa"i$ Adat Sa$a! di Kecamatan Sembalun Kabupaten Lmb! Timu" P"#in$i Nu$a Ten%%a"a &a"at4
Sebagian besar masyarakat adat Sasak yang tunduk pada hukum #slam yang bersumber dari +l8uran dan !adist. Karena mayoritas Suku Sasak beragama #slam melakukan pembagian harta arisan se3ara hukum #slam. !al ini pernah di,elaskan oleh Can den 1erg dan Salmon Key>er dalam teorinya eceptio in Comp#e?u yang mengungkapkan baha adat8istiadat dan hukum adat suatu golongan hukum masyarakat adalah re3eptio
84
(penerimaan) seluruhnya dari agama yang dianut oleh golongan masyarakat itu. !ukum adat suatu golongan masyarakat adalah penerimaan se3ara bulat dari hukum agama yang dianut oleh golongan masyarakat itu. Dalam hal ini Suku Sasak se3ara mayoritas beragama #slam dan menggunakan hukum #slam untuk membagi arisannya. Dasar penggunaan hukum aris #slam bersumber pada Surat +n8"isa ayat $$.&% Dalam bahasa Sasak bagian anita dikatakan sebagai I sepersonan/ yaitu barang yang di,un,ung di atas kepala perempuan. 1agian laki8laki adalah I sepe#embah/ atau dua pikulan yang diletakkan di atas bahu. Maka dikatakan dalam bahasa daerah sasak bagian laki8laki dan anita adalah ISape#embah sepersonan/ yaitu dua berbanding satu.' -anita men,un,ung satu bakul di kepalanya sedangkan laki8laki membaa pikulan di bahunya yang terdiri dari dua bakul keran,ang. Dari arti surat +nnisa ayat $$ dapat di ,elaskan maksudnya sebagai berikut: +nak laki8laki mendapatkan dua bagian arisan dan perempuan satu bagian mengikuti sepe#embah sepersonan. =ika tidak ada anak laki8laki maka semua arisan tersebut ,atuh pada anak perempuan. =ika anak perempuan lebih dari satu orang harta arisan dibagi sama diantara mereka. 59
+llah mensyari4atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak8anakmu. Eaitu bagian seorang anak lelaki sama dengan bagian dua orang anak perempuanN dan ,ika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkanN ,ika anak perempuan itu seorang sa,a maka ia memperoleh separo harta. Dan untuk dua orang ibu8 bapa bagi masing8masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan ,ika yang meninggal itu mempunyai anakN ,ika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diarisi oleh ibu8 bapaknya (sa,a) maka ibunya mendapat sepertigaN ,ika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara maka ibunya mendapat seperenam. (pembagian8pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi asiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya. (9entang) orangtuamu dan anak8anakmu kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu. #ni adalah ketetapan dari +llah. Sesungguhnya +llah Maha Mengetahui lagi Maha 1i,aksana. 60 *p+,it, -aan3ara dengan 1apak !a,i Purnipe.
85
-arisan tersbut tidak dibagikan kepada saudara laki8laki dari almarhum bapaknya. 1ila anak perempuan hanya satu8satunya semua harta arisan ,atuh kepada anak perempuan satu8satunya tersebut. Untuk membagi arisan masyarakat menyerahkan segala urusan pembagiannya pada !uan uru, Pemimpin +gama #slam di desa di Sasak. "amun tidak ,arang pula sengketa aris diselesaikan oleh Pengadilan +gama dan diselesaikan dengan !ukum #slam. Perkembangan !ukum +dat Suku Sasak se,ak tahun $%&$ di daerah pulau ombok khususnya di daerah Ke3amatan Sembalun (ombok 9imur) telah ter,adi pergeseran nilai dalam !ukum -aris +dat khususnya tentang kedudukan anak dan anita. =ika menurut hukum adat yang lama dalam masyarakat adat Sasak anak anita hanya berhak mearisi harta benda seperti piring gelas pakaian dan segala ma3am bentuk prabotan rumah serta tidak berhak untuk mearis barang8barang tidak bergerak seperti tanah maka kini dalam perkembangannya sudah diakui dimana kedudukan anita sebagai ahli aris dan berhak pula memperoleh harta arisan peninggalan orangtuanya bersama8sama dengan saudara laki8 lakinya. Keadaan di atas mau tidak mau harus ditafsirkan baha telah ter,adi pergeseran pola pikir di kalangan arga suku ini ke arah kema,uan (modernisasi). Dari realita8realita yang ter,adi dalam masyarakat maka se3ara filosofis dapat diba3a baha persamaan status hak dan kedudukan antara anak laki8laki dengan anak anita selama ini telah ber,alan. +nak
86
anita tidak lagi sebagai selalu berada di belakang keutamaan anak laki8 laki. 9etapi keduanya mempunyai harkat dan martabat yang sama. Dari segi yuridis dapat dipertimbangkan antara lain masyarakat adat suku
Sasak
telah
mengalami
perkembangan
yang
3ukup
pesat.
Perkembangan dan pertumbuhan masyarakat tersebut ternyata diikuti pula oleh perkembangan akan kebutuhan hukum. +rtinya baha dalam masyarakat tersebut telah mengalami pergeseran nilai8nilai sosial khususnya nilai8nilai hukumnya. Dalam kasus ini pergeseran tersebut telah ter,adi dalam kedudukan anita. =ika sebelumnya anita dianggap berkedudukan di baah kaum laki8laki karena sistem kekerabatan yang bersifat patrilinial. Situasi dan kondisi saat ini telah berubah dan sangat berbeda. Dalam realita di tengah8tengah masyarakat adat dalam suku ini telah timbul nilai8 nilai hukum baru yang selaras dan se,alan dengan kebutuhan perkembangan masyarakat itu sendiri. Dirasakan tidak adil lagi ,ika anak anita dianggap sebagai bukan ahli aris. +nak anita sekarang sudah diakui sebagai ahli aris. Oleh karena itu kensekuensi logisnya anita harus mendapatkan bagian sebagai ahli aris dari orangtuanya yang telah meninggal. 1erdasarkan hasil penelitian di Ke3amatan Sembalun Kabupaten ombok 9imur menun,ukkan baha hak mearis anak angkat di dalam pearisan menurut hukum adat Sasak adalah sebagai ahli aris orangtua angkatnya. Keadaan ini tidak berubah apabila setelah dilakukanya pengangkatan anak dan setelah itu pasangan tersebut baru dikaruniai anak. Di dalam beberapa kasus yang peneliti temukan dilapangan ditemukan
87
setelah mengangkat anak mereka mempunyai anak kandung maka anak angkat tetap merupakan sebagai bagian dari ahli aris orangtua angkatnya. 1apak !a,i Purnipe men,elaskan mengenai hak mearis anak angkat yang selema ini berlaku dan berkembang di masyarakat +dat Sembalun. $ 1aha anak angkat berhak mearisi harta orangtua angkatnya yang dalam hal ini semua harta pearis termasuk harta pusaka (harta pusaka yang dimaksud dalam hal ini adalah tanah pusaka keris 3in3in) dan anak angkat tidak bisa mearis harta orangtua angkatnya apabila harta tersebut merupakan 0harta doe tengaq/ @ karena didalam harta tersebut masih terdapat hak G hak para saudara pearis. Selain itu anak angkat ,uga berhak mearisi harta orangtua kandungnya karena pengangkatan anak pada masyarakat adat sasak merupakan
pengangkatan anak yang
tidak
memutuskan hubungan kekeluargaan antara anak angkat dengan orangtua kandungnya.
61
Ibid -aan3ara dengan 1apak !a,i Purnipe. !arta oe !engaq adalah harta yang belum di bagi oleh pearis dengan para ahli arisnya (saudara G saudara pearis) karena harta ini merupakan harta yang di peroleh dari orangtua pearis atau dengan kata lain pearis merupakan anak tertua sedangkan para ahli aris lainnya merupakan ahli aris yang masih di baah umur sehingga pearis diamanatkan untuk men,aga arisan tersebut dalam ,angka aktu penerima ahli arisnya sudah deasa dan mampu untuk men,aga dan membaa arisan tersebut sehingga di pergunakan sebagai mana mestinya. 62
88
+dapun yang dimaksud dengan Harta oe !engaq dapat kita lihat pada gambar bagan di baah ini: P)
$%&6
&
$%6% = AII
P-A)
AIII
A-
$%*5
A8
$%**
Fambar bagan : !arta oe !engaq Pen,elasan : P$ : adalah Suami dari 1 dan orangtua kandung dari +# +## +###. 1 : adalah #stri dari P$. P : Merupakan pearis dan orangtua kandung + orangtua angkat +$. +# : Merupakan saudara kandung +## +## dan anak pertama dari P$ dan ;. Dari gambar diatas dapat kita lihat berlangsungnya proses pearisan dari P$ terhadap anak8anaknya (+# +## +###) karena kematian dikarenakan +### masih di baah umur dan belum bisa mengelola harta arisannya sehingga dititipkan kepada +# untuk mengelola dan diberikan ketika +## sudah menikah atau mampu mengelola harta arisan tersebut.
89
+#QP telah meninggal dunia dan meninggalkan seorang isteri dan dua anak yang salah satunya merupakan anak angkat meariskan hartanya tersebut kepada ahli arisnya akan tetapi harta yang merupakan bagian dari +### terbaa pembagiannya kepada para ahli aris dari PQ+# harta tersebut merupakan harta doe tengaq yang tidak boleh di bagi kepada para ahli aris dari PQ+# dan harus diberikan kepada +###. Dari beberapa responden yang melakukan pearisan terhadap anak angkatnya seperti apa yang di sampaikan oleh 1apak !afi> )Amaq =ka* 1apak +gus Saleh )Amaq &ustiadi* dimana mereka berdua hanya memiliki anak angkat tunggal dan memberikan seluruh hartanya yang berupa saah ladang dan rumah untuk anak angkatnya tanpa batas. 5 Pemberian harta tanpa batasan tersebut merupakan ,enis harta pemberian yang berbada halnya dengan hibah. 7 !ibah oleh 9er !aar disebut dengan toescbeidingen atau hibah asiat adalah salah satu 3ara dalam proses pearisan yang digunakan oleh pearis (pemilik harta benda arisan) untuk meariskan meneruskan atau mengalihkan hak kepemilikan atas harta benda kepada ahli arisnya ketika si pearis masih hidup. Proses penerusan melalui hibah dilakukan pada saat pearis masih hidup sedangkan ,ika pengalihan hak kekuasaan dan kepemilikan atas harta benda dilakukan ketika sipearis meninggal dunia.&
63
-aan3ara dengan 1apak !afi> ( Amaq =ka) dan 1apak +gus Saleh ( Amaq &ustiadi ) pada hari Selasa dan 2abu tanggal $ dan $5 pukul. $.' -#9 64 *p+ it -aan3ara dengan 1apak !a,i Purnipe. 65 *p+ it Dominitikus 2ato hlm '6.
90
Pengaturan hibah dapat kita ,umpai dalam Kitab Undang8undang KU!Perdata pada Pasal $. Sedangkan ketentuan ,umlah maksimal hibah dapat kita ,umpai dalam Kompilasi !ukum #slam pada Pasal $' yang menyatakan : ($) Orang yang telah berumur sekurang8kurangnya $ tahun berakal sehat tanpa adanya paksaan dapat menghibahkan sebanyak8banyaknya $B5 harta bendanya kepada orang lain atau lembaga di hadapan dua orang saksi untuk dimiliki. () !arta benda yang dihibahkan harus merupakan hak dari penghibah. Proses daripada pemberian arisan tersebut dilakukan setelah pearis meninggal dunia dan disaksikan oleh beberapa orang saksi diantaranya: 6 $. Dua orang dari pihak keluarga pearis. . Pemeke# (kepala dusun) dan atauN 5. Seorang pemuka agama atau lebih. Dan apabila pearis meninggal dunia tanpa meninggalkan asiat apapun maka pembagian harta arisan untuk para ahli aris dan anak angkatnya dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum adat yang berlaku dimana bagian untuk anak laki8laki bagian ( sepe#embah) dan bagian untuk anak perempuan $ bagian ( sepersonan).* =ika di kaitkan ,uga dengan teori yang ketiga yaitu 9eori 1udaya !ukum dimana dalam teori aren3e &eir 3riedman yang ketiga mengenai budaya hukum atau kultur hukum adalah sikap manusia terhadap 66
Ipenghibahan adalah dengan mana seorang penghibah menyerahkan suatu barang se3ara 3uma83uma tanpa dapat menariknya kembali untuk kepentingan seseorang yang menerima penyerahan barang itu. Undang8undang hanya mengakui penghibahan8penghibahan antara orang8 orang yang masih hidup. 67 *p+ it -aan3ara dengan 1apak !a,i Purnipe. 68 Ibid -aan3ara dengan 1apak !a,i Purnipe.
91
hukum dan sistem hukum keper3ayaan nilai pemikiran serta harapannya. Kultur hukum adalah suasana pemikiran sosial dan kekuatan sosial yang menentukan bagaimana hukum digunakan dihindari atau disalah gunakan. 1udaya hukum erat kaitannya dengan kesadaran hukum masyarakat. Semakin tinggi kesadaran hukum masyarakat maka akan ter3ipta budaya hukum yang baik dan dapat merubah pola pikir masyarakat mengenai hukum selama ini. Se3ara sederhana tingkat kepatuhan masyarakat terhadap hukum merupakan salah satu indikator berfungsinya hukum. 1aik substansi hukum struktur hukum maupun budaya hukum saling keterkaitan antara satu dengan yang lain dan tidak dapat dipisahkan. Dalam pelaksanaannya diantara ketiganya harus ter3ipta hubungan yang saling mendukung agar ter3ipta pola hidup aman tertib tentram dan damai. !ukum diper3aya sebagai suatu lembaga penyeimbang yang kuat terhadap an3aman disintegrasi dalam hidup bermasyarakat akibat benturan kekuatan yang sama8sama ingin berkuasa dan sekaligus membatasi keseenangan yang sedang berkuasa. !ukum dalam bentuknya yang asli bersifat
membatasi
kekuasaan
dan
berusaha
untuk
memungkinkan
ter,adinya keseimbangan dalam hidup bermasyarakat. Eang diharapkan akan men,aga keseimbangan dengan men,un,ung tinggi keadilan mengenai pembagian harta arisan terhadap anak angkat dengan anak kandung tersebut karena menurut keterangan dari 1apak !a,i Purnipe selaku tetua adat atau tokoh adat di Ke3amatan sembalun Kabupaten ombok 9imur men,elaskan baha% kedudukan anak angkat tersebut dalam hukum aris 69
Ibid -aan3ara dengan 1apak !a,i Purnipe.
92
adat sasak dise,a,arkan atau di samakan kedudukannya dengan anak angkat karena hal tersebut merupakan suatu ketentuan yang di,alankan se3ara turun temurun dan merupakan aig8aig yang tidak tertulis. Dari pen,elasan ini ,elaslah baha hak mearis anak angkat menurut !ukum -aris +dat Sasak diperlakukan se,a,ar dengan anak kandungnya.
93
&A& I/
PENUTUP
*4)
Ke$impulan
1erdasarkan hasil uraian dari pembahasan pada tesis ini adapun kesimpulan dari tesis ini antara lain : $. /aktor8faktor yang melatar belakangi masyarakat adat sasak melakukan pengangkatan anak yakni: faktor Kemandulan (suami) faktor tidak memiliki anak laki8laki atau perempuan dan adanya paradigma yang diariskan se3ara turun temurun dari nenek moyang mereka dan berkembang di masyarakat hingga saat ini yakni penoq anak penoq ri-ki (apabila keluarga tersebut memiliki anak maka akan berlimpah pula ri>ki yang di dapat dari yang maha kuasa). . !ak mearis anak angkat dalam persfektif hukum aris adat Sasak di Ke3amatan Sembalun Kabupaten ombok 9imur Pro0insi "usa 9enggara 1arat adalah dise,a,arkan kedudukannya dengan anak kandung tanpa membeda8bedakan anak kandung dengan anak angkatnya dan dalam pembagian arisanya untuk bagian anak lakiGlaki dan anita yakni 0sepe#embah, sepersonan/ yang artinya bagian laki8laki adalah I sepe#embah/ atau dua pikulan yang diletakkan di atas bahu sedangkan bagian anita dikatakan sebagai I sepersonan/ yaitu barang yang di,un,ung di atas kepala perempuan. Dengan kata lain untuk bagian anak laki8laki adalah (dua) bagian sedangkan anak perempuan $ (satu) bagian.
94
*4-
Sa"an
$. Meskipun pengangkatan anak telah dilakukan berdasarkan hukum adat Sasak dengan upa3ara adat (Upa3ara molang maliABsyukuran) tetapi perlu dilan,utkan dengan membuat penetapan dari Pengadilan +gama agar mendapatkan kepastian hukum. . Dalam pembagian arisan terhadap para ahli aris haruslah dipisahkan harta arisan yang tergolong harta arisan oe !engaq agar tidak ter3ampur dengan harta bersama yang diberikan kepada ahli arisnya.
95
DAFTAR PUSTAKA &u!uC&u!u
+hmad Kamil dan M. /au>an. Hukum Per!indungan dan Pengangkatan Anak di Indonesia, =akarta: 2a,a Frafindo Persada ''*.
1ushar Muhammad Pokok-pokok Hukum Adat, =akarta: Pradnya Paramita $%*$. ;. Dei W ulansari Hukum Adat Indonesia Suatu Pengantar, 1andung: 2eflika +ditama '$'. Domikus 2ato Hukum Perkawinan %an )aris Adat di Indonesia Eogyakarta: aksbang Pressindo '$&
!ilman !adikusuma Pengantar I!mu Hukum Adat Indonesia 1andung: Madar Ma,u ''5 HHHH............HHH. Hukum )aris Adat 1andung: ;itra +ditya 1akti '$& HHHHHHHHHH. Hu!um Kelua"%a Adat =akarta: /a,ar +gung $%*6 #mam Sudiyat Asas-asas Hukum Adat /Beka! Pengantar0 iberty: Eogyakarta '$'. # Ketut +rtadi Hukum Adat Ba!i dan Aneka #asa!anya Offset Frafika: 1ali ''. 9itik 9riulan dan 9rianto Po!igami Perspekti" Perikatan $ika , =akarta: Presasi Pustaka ''6. Muderis aini Adopsi Suatu Tinjauan dari Tiga Sistem Hukum =akarta: Sinar Frafika $%%&. 2usli Pandika. Hukum Pengangkatan Anak, =akarta: Sinar Frafika '$. 2. Soeroso Perbandingan Hukum Perdata =akarta: Sinar Frafika ''6. Saifuddin +>ar #etode Pene!itian , Eogyakarta: Pustaka Pela,ar $%%%. Soe,ono Soekanto Pengantar Pene!itian Hukum =akarta: U# Pers $%*.