LAPORAN TUTORIAL BLOK BIOMATERIAL DAN TEKNOLOGI KEDOKTERAN GIGI
Skenario 2 : Wax Tutor : Dr.drg. Banun Kusumawardani, Kusumawardani, M.Kes Kelompok Tutorial 6 Anggota Kelompok :
1. Sunana Ageng Hikmawati
(161610101042) (161610101042)
2. Nafra Glenivio Agretdie
(161610101043) (161610101043)
3. Khairunnisa Fadhilatul Arba (161610101044) (161610101044) 4. Firmansyah Adi Pradana
(161610101045) (161610101045)
5. Liyathotun Fatimah
(161610101046) (161610101046)
6. Hamy Rafika Pratiwi
(161610101047) (161610101047)
7. Shintia Dwi Pramesty
(161610101048) (161610101048)
8. Endang Nur Hidayati
(161610101049) (161610101049)
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER 2018
Skenario 2 Wax
Mahasiswa semester IV Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember sedang melakukan skill lab manipulasi wax. Wax di bidang kedokteran gigi diklasifikasikan menjadi beberapa jenis/tipe. Pada pelaksanaan skill lab kali ini adalah membuat lempeng gigit menggunakan base plate wax dan membuat mahkota gigi tiruan menggunakan inlay wax. Hasil akhir dikatakan baik bila semua wax menempel pada permukaan model kerja sesuai out line form, halus, dan mengkilat.
STEP 1 : Clarifying Unfamiliar Terms
1. Wax : -
Ester dari etilan glikol dan 2 asam lemak atau kombinasi lemak alkohol dan asam lemak. Bersifat termoplastik dan akan mengeas di suhu yang dingin.
-
Sebuah malam atau lilin bersifa termoplastik (padat pada suhu kamar) berasal dari 2 tipe yaitu natural dan sintetis.
-
Terdiri dari bahan organis spt hidrokarbon dan ester, dari tumbuhan, hewan (bees wax), mineral (paraffin)
2. Lempeng gigit : -
Cetakan awal gigi tiruan yang dicetak lewat replika dari rahang.
-
Suatu bentukan sementara mewakili basis gigi tiruan.
-
Untuk membuat palatum dan juga gusi.
3. Base plate wax : -
Dental wax dalam bentuk lembaran untuk membentuk lengkung awal gigi palsu.
-
Salah satu jenis pembentukan wax.
4. Inlay wax : -
Dental wax digunakan untuk membuat pola restorasi inlay, bridge, mahkota. Biasanya diberi warna yang kontras untuk membedakan jaringan lunak dan jaringan keras.
-
Syarat : daya alir sekecil mungkin pd suhu 30 c, tidak lengket, tidak berubah bentuk, mempunyai permukaan yang halus.
-
Dental wax yang digunakan untuk pengecoran logam dan tekanan panasnya tinggi.
5. Out line form : -
Bentuk atau gambaran garis tepi ketika membuat model spt lempeng gigit.
-
Garis nyata yang memisahkan mukosa bergerak dan tidak bergerak funginya sbg batasan dalam aplikasi malam.
STEP 2 : Problem Identification 1. Apa saja komponen wax? 2. Apa saja syarat-syarat wax? 3. Apa saja kelebihan dan kekurangan dental wax? 4. Apa saja sifat-sifat yang harus dimiliki oleh wax di KG? 5. Apa saja tipe dari wax? 6. Bagaimana cara manipulasi wax?
STEP 3 : Brainstorming
1. Komponen wax : -
Ada 3, yaitu : a. malam alami seperti mineral (paraffin, microcrystalin, ceresin); tumbuhan (camauba, aurikury); insecta (bees wax); hewan (spermaceti). b. malam sintetis seperti acra wax c c. bahan tambahan (asam stearat, resin, dll)
-
Resin a. Resin alami
: damar, copal
b. Resin Sintetis : polietilena -
Malam sintetis komponen kimiawinya lebih kompleks. Di Kedokteran Gigi lebih sering menggunakan malam alami, karena malam sintetis mengandung lebih banyak bahan tambahan.
-
Terdiri dari bahan malam alami dan sintetis, lemak, minyak, pigmen, dan resin.
-
Malam alami yang berasal dari mineral salah satunya paraffin dengan rantai hidrokarbon jenuh lantai lurus dari minyak bumi. Ketika dingin pengerutannya lebih besar. Contoh lain yaitu Microcrystalin, lebih kecil dari paraffin karena rantai hidrokarbon bercabang.
-
Komponen organik utama : hidrokarbon dan ester.
2. Syarat-syarat wax : 1.
Stabil pada suhu mulut
2.
Dapat mengisi rongga cetak
3. Non toxic dan non iritan 4.
Tidak meninggalkan residu
5.
Tidak ada sisa bahan lain.
6.
Tidak merubah sifat fisisnya ketika dipanaskan Komponen
tidak
berubah
ketika
dipanaskan.
Tidak
mengalami
dekomposisi (terurai). 3. Kelebihan : -
Dapat mudah di ukir
-
Harganya terjangkau
-
Dapat dicairkan dan dipadatkan berkali-kali
-
Dalam keadaan lunak dapat beradaptasi dengan permukaan lain.
proses
Kekurangan : -
Bersifat isolator, sehingga saat memanaskan harus merata, tidak hanya pasa salah satu sisi saja.
4. Sifat-sifat wax : 1. Memiliki rentan lebur. 2. Flow bergantung temperatur. Mendekati melting range flow meningkat. Suhu meningkat alirannya juga meningkat. Suhu rongga mulut 37ºc. 3. Stress internal. Konduktivitas panas rendah mudah mengalami distorsi 5. Berdasarkan fungsi : 1. Pattern wax : a. Inlay pattern wax : untuk pembuatan inlay, crown, jembatan. Komposisi paraffin 60%, bees wax 5%, ceresin 10%,carnauba 25%, candelia wax dan microcrystalin. 1. Direct : digunakan secara langsung di RM, menggunakan wax yang keras, flow rendah, meminimalkan terjadinya distorsi. 2. Indirect : digunakan tidak langsung di RM, menggunakan wax tipe lunak, flow lebih tinggi shg dapat mengisi detail dengan akurasi yang tepat b. Casting wax : untuk pembuatan pattern metal frame protesa, komposisi paraffin, ceresin, bees wax, resin. c. Base plate wax : untuk pembuatan protesa, untuk memindahkan artikulasi ke artikulator. komposisi ceresin 60 -80 %, bees wax, carnauba, syntetic resin, microcrystalin. d. Sheet e. Wax up f.
Ready shape
2. Processing wax : a. Boxing wax : untuk memberi batas membentuk cetakan gips. b. Carding wax : untuk melekatkan gigi buatan pada display. c. Utility wax : untuk memperbaiki contour dari gigi. d. Sticky wax : untuk melekatkan dari patahan protesa gigi. 3. Impression wax :
a. Corrective impression wax : untuk pelapis cetakan, membentuk jaringan lunak. b. Bite impression wax : untuk membuat hasil yang tepat pada artikulasi model yang melintang. 6. Cara manipulasi wax : 1. Lembaran dipanaskan, agar mudah dibentuk. Sebelum dipanaskan dibagi 2. Untuk rahang atas bisa langsung digunakan. Untuk rahan bawah dibentuk menyerupai huruf V. Tidak boleh dipanaskan hanya pada satu sisi saja, karena bersifat isolator. 2. Bentuk out line pada cetakan 3. Ketika lilin sudah panas, bisa disesuaikan menggunakan pisau model. Ada 3 cara : 1. Dry menggunakan oven 2. Menggunakan nyala api, dimasukkan ke dalam panci kemudian diputar dan dibolak balik kemudian masukkan ke dalam cetakan. 3. Water bath, dimasukkan ke dalam air yang mendidih, waxnya dimasukkan. Kurang bagus digunakan karena terdapat air dipermukaan.
STEP 4 : Reporting/generalisation
Wax
Sifat dan karakteristik
komposisi
Pattern wax
Proccesing
Impression
wax
wax
Manipulasi
Syarat
Aplikasi
STEP 5 : Learning Objective
1. Mahasiswa mampu menguasai konsep teoritis tentang syarat dari wax dengan tepat dan benar.
2. Mahasiswa mampu menguasai konsep teoritis tentang sifat dari wax dengan tepat dan benar.
3. Mahasiswa mampu menguasai konsep teoritis tentang komposisi dari wax dengan tepat dan benar.
4. Mahasiswa mampu menguasai konsep teoritis tentang tipe wax dengan tepat dan benar.
5. Mahasiswa mampu menguasai konsep teoritis tentang manipulasi wax dengan tepat dan benar.
6. Mahasiswa mampu menguasai konsep teoritis tentang aplikasi wax di bidang Kedokteran Gigi dengan tepat dan benar.
STEP 6 : Self study
STEP 7 : Reporting/generalisation 1. Syarat-syarat wax:
a. Bila melunakkan lilin sebaiknya seragam. b. Warnanya harus kontras dengan bahan die atau gigi yang disiapkan. c. Tidak patah saat lilin ditekuk dan dibentuk setelah dipanaskan. d. Bila dibakar sebaiknya tidak meninggalkan residu lebih dari 0,10% dari berat asli. e. Kaku dan stabil secara dimensional.5 Syarat utama yang harus dimiliki oleh wax dalam kedokteran gigi : a. Pola lilin harus sesuai dengan ukuran, bentuk, dan kontur dari instrumen yang akan dibuat. b. Tidak ada perubahan dimensi yang terjadi pada malam setelah terbentuk. c. Setelah pembentukan casting mould, ketika dilepaskan dengan cara merebus atau membakar malam tidak meninggalkan residu. d. Kemampuan untuk mengisi detail rongga cetak bergantung pada flow atau aliran material pada suhu cetakan. Ketika suhu atau temperature berada mendekati melting range makan flow akan meningkat sehingga dapat mengisi seluruh detail rongga cetak.6 2. Sifat-Sifat Wax a.
Suhu transisi padat-padat Sewaktu suhu malam meningkat terjadi transisi padat-padat dimana bentuk kisi kristal yang stabil (dalam kebanyakan malam berbentuk orthothombic) mulai berubah menjadi bentuk hexagonal yang terjadi di bawah titik cair malam tersebut. Selama perubahan dari bentuk kisi ke kisi lain ini malam dapat dibentuk tanpa menyerpih, sobek atau terlalu stress. 3
b.
Aliran Malam berubah bentuk ketika menerima suatu beban dalam waktu yang lama. Perubahan plastis ini atau perubahan aliran tergantung pada suhu, dan ini ternyata hanya sedikit bila suhu malam ada di bawah suhu transisi padat-padat (yaitu apabila bahan berada dalam bentuk kisi kristal yang stabil). Sifat aliran malam dan campuran malam meningkat apabila suhu naik sampai di atas suhu transisi. 3
c.
Dapat dicairkan atau dibekukan beberapa kali tanpa mengalami perubahan sifatnya.3
d.
Melting Range Tidak mencair pada satu suhu dan tidak memiliki titik leleh. Sebaliknya, mereka memiliki rentang leleh. Pada ujung rendah kisaran, beberapa tapi tidak semua komponen mencair, yang menyebabkan lilin masih padat, mengalir lebih banyak. Saat suhu meningkat melalui rentang leleh, lebih banyak komponen meleleh dan lilin mengalir dengan parah, dan akhirnya semua komponen menjadi cairan. 6
e.
Kekuatan mekanik Modulus elastisitas, limit proporsional, dan kekuatan kompresi malam lebih rendah daripada bahan lain. Sifat mekanis tersebut sangat dipengaruhi oleh suhu. 8
f.
Stress internal Stres internal sering juga disebut residual stress. Malam memiliki konduktivitas panas rendah, sehingga sukar mencapai pemanasan yang merata. Bila malam dicetak atau dibentuk tanpa pemanasan yang cukup di atas suhu transisi padat padat, maka akan terjadi stress dalam bahan. Bila malam dipanaskan, terjadi pelepasan stress dan mengakibatkan distorsi.8
g.
Thermal expantion Mineral wax umumnya memiliki koefisien ekspansi termal linier yang lebih tinggi dari pada tanaman wax. Karena mineral wax memiliki kekuatan valensi yang lemah, sehingga energi yang mudah diserap pada saat suhu meningkat. Dan didukung dari pergerakan komponen wax yang membuat wax mengalami ekspansi. Banyak wax menunjukkan setidaknya terdapat dua tingkat ekspansi antara 22 ˚ C dan 52˚ C. Perubahan dalam tingkat ekspansi ini terjadi pada titik transisi.8
3. Komposisi Wax : Komponen utama dari dental wax berasal dari wax alami dan sintetis. Wax alami berasal dari mineral, tumbuhan, dan hewan. Malam sintetis merupakan hasil sintesis dari molekul malam alami. Sebagian besar malam sintetis lebih homogen dibandingkan malam alami. Pewarna biasanya ditambahkan untuk kontras pola malam terhadap permukaan gigi, die, dan permukaan model. 1 a. Mineral : lilin paraffin dan lilin mikrokristalin yang diketahui sangat erat hubunganya, keduanya diperoleh dari residu minyak tanah yang didapat setelah proses destilasi atau penyulingan. Keduanya adalah hidrokarbon, lilin paraffin adalah
suatu
hidrokarbon
rantai
lurus
mikrokristalin mempunyai struktur bercabang.6
sederhana,
sedangkan
material
b. Hewan : lilin lebah, berasal dari sarang lebah, terdari dari sebagian poliester natural kristalin, serta sering dicampur dengan lilin paraffin untuk memodifikasi sifat-sifat dari lilin paraffin. Pengaruh penambahan lilin lebah ke lilin paraffin adalah untuk membuat material menjadi tidak terlalu rapuh, serta untuk mengurangi ekstensi berupa dapat mengalir dengan adanya tekanan (stress) pada suhu sedikit di bawah titik leleh. 6 c.
Tumbuh-tumbuhan : lilin carnauba dan lilin candelilla adalah berasal dari pohon dan tumbuh-tumbuhan. Keduanya dicampur dengan lilin paraffin untuk mengontrol suhu pelunakan serta memodifikasi sifat-sifatnya. 6 Dental wax dibuat dengan cara mencampur beberapa macam lilin yang cocok
untuk memperoleh campuran lilin dengan sifat-sifat yang diinginkan. Semua lilin adalah bahan polymer organik yang terdiri dari bahan hidrokarbon dengan derivatderivatnya, yang diperoleh dari alam atau dibuat secara sint etis dicampur dengan: 1. Natural Resin 2. Oils (minyak) 3. Fats (lemak) 4. Gum Dammar
Merupakan derivat dari resin yang berasal dari pohon cemara. Penambahan gum dammar/ dammar resin ini dapat: b. Memperbaiki permukaan menjadi licin dalam mould c. Mencegah terjadinya kerusakan/pecah dan lipatan-lipatan pada permukaan d. Menambah kekenyalan dari wax e. Menambah kehalusan permukaan.1
4. Tipe Wax a. Pattern wax 1. Inlay casting wax Inlay wax terbentuk dari paraffin, carnauba, resin, dan beeswax. Inlay wax ini di klasifikasikan menjadi 3: a) Tipe A : merupakan tipe yang keras digunakan untuk pola langsung (direct) pada mulut b) Tipe B : merupakan tipe yang medium digunakan untuk pola indirect pada dies c) Tipe C : merupakan tipe yang lunak digunakan untuk teknik indirect pada dental laboratorium.2
Jenis : Hard, medium/ireguler, dan soft menunjukan daya alirnya. Daya alir dapat dikurangin dengan menambahkan carnauba atau parafin dengan titik lebur tinggi. Daya alir dapat juga diatur dengan menambahkan 1% resin. Sediaan : warna biru tua, hijau, ungu sehingga kontras dengan warna gigi. Bentuk batang/tongkat panjang 7.5cm dan diameter 0.64cm. Ada juga bentuk pelet dan konus.4 Sifat : -
Lilin keras yang digunakan dalam konstruksi mahkota dan jembatan.
-
Berbentuk batang biru tua, hijau, atau ungu atau stik berdiameter 7,5 cm dan berdiameter 6 mm (berdiameter 3 inci dan 1/4 inci).
-
Digunakan untuk die untuk membuat replika restorasi akhir.
-
Tipe I digunakan untuk teknik langsung (membentuk bentuk awal gigi di rongga mulut) dan sedikit lebih lembut.
-
Tipe II, yang paling sering digunakan di laboratorium gigi, digunakan untuk teknik tidak langsung dimana pola lilin diukir pada die (stone model). 7
2. Casting wax Memiliki karakteristik yaitu lentur karena harus beradaptasi dengan mudah dan menempel pada refractory cast. Seperti inlay wax,casting wax juga harus menguap dengan sedikit residu selama burn out. 1 Sediaan : berbentuk lembaran (tebal 0.32-0.4 mm), bentuk jadi, dan gumpalan (bulk). 4 Sifat : -
Mudah dipangkas dengan pisau tajam
-
Memiliki permukaan yang halus dan mengkilap setelah dipanaskan. 7
3. Baseplate wax Baseplate wax malam pelat basis adalah malam keras warna pink yang digunakan untuk membuat galangan oklusal dan untuk menahan gigi palsu pada pelat basis selama pembuatan gigi tiruan ; terdiri terutama atas lilin lebah, paraffin, dan agens pewarna.9 Komposisi: beeswax untuk memberikan elastisitas, parafin, carnauba untuk memberi kekerasan dan mengatur titik cair, dan zat warna estetis.3 Sifat : -
Tersedia dalam tiga jenis: 1.
Tipe I – baseplate wax yang lebih lembut yang digunakan untuk membangun kontur dan veneer.
2.
Tipe II – medium wax yang digunakan untuk pola yang akan diaduk ke mulut di daerah beriklim sedang (paling sering digunakan).
3.
Tipe III- wax yang lebih keras untuk digunakan di mulut dalam cuaca tropis atau bila diperlukan kekerasan ekstra.
-
Tidak pecah ketika diukir
-
Menyerupai jaringan gusi (warna pink)
-
Umur simpan tidak terbatas
-
Tersedia dalam bentuk yang menyerupai lengkungan gigi. 7
b. Processing wax 1.
Boxing wax Sifat : -
Tersedia dalam strip lilin
-
Strip lilin biasanya memiliki tebal 1/16 inci, lebar 1 1/2 inci, dan panjang 12 inci.
-
Strip lilin bisa dibeli dengan ukuran ekstra tipis, tebal 0,40 inci.
-
Menahan panas yang dilepaskan oleh produk gypsum selama setting
-
Dapat digunakan kembali. 7
Keuntungan : -
Mengontrol ketebalan dari batas
-
Mengontrol bentuk dan ketebalan dasar cetakan
-
Melindungi gips
Karakteristik : -
Lentur dan bisa disesuaikan dengan mudah
-
Lunak pada suhu 21 derajat
-
Mempertahankan bentuknya pada suhu 35 derajat. 1
Sediaan : batang atau strip berwarna hitam atau hijau. 4
2.
Ultility wax
3.
Sticky wax
c. Impression wax Gambar Fika
Sumber : McCabe, John F., & Walls, Angus W.G. (2009). Applied Dental Materials (9th ed.). United Kingdom: Blackwell Munksgaard.
Daftar Pustaka
1. Anusavice,K.J. 2004. Phillips Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi Edisi 10. Jakarta: EGC 2. Bird, D. N. and Robinson, D. S., 2015, Modern Dental Assisting , 11th ed., Saunders, St. Louis, 3. Combe, EC. 1992. Sari Dental Material . Penerjemah : Slamat Tarigan. Jakarta : Balai Pustaka. 4. Elisa. 2012. Malam Gigi : Bahan Pencetak. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta. 5. Koudi, MS & Patil, SB. 2007. Dental Materials: Prep Manual for Undergraduates. New Delhi: Elsevier 6. McCabe, John F., & Walls, Angus W.G. (2009). Applied Dental Materials (9th ed.). United Kingdom: Blackwell Munksgaard. 7. Phinney, DJ & Halstead JH. 2009. Delmar's Dental Materials Guide. Canada: Cengage Learning 8. Robert G. C. dan John M. P. 2002. Restorative Dental Materials Ed.11. Mosby, Inc 9. Robert Ireland. 2015. Kamus Kedokteran Gigi (terj.). Jakarta : EGC.