LAPORAN TUTORIAL
SKENARIO 4
BLOK MANAJEMEN KESEHATAN GIGI MASYARAKAT GENAP 2017/2018
Oleh Kelompok Tutorial VIII : Tutor
: drg. Pujiana Endah Lestari , M.Kes
Anggota
:
Arifah Khoirianti
(Nim:151610101024) (Nim:151610101024)
Jovanna Andhara A.
(Nim:151610101067) (Nim:151610101067)
Muhammad Idris K.
(Nim:151610101072) (Nim:151610101072)
Widy Jatmiko
(Nim:151610101075) (Nim:151610101075)
Nurina Dyah Ayu N.
(Nim:151610101083) (Nim:151610101083)
Devita Titania N.
(Nim:151610101084) (Nim:151610101084)
Putri Nila Kharisma
(Nim:151610101091) (Nim:151610101091)
Rizqi Apriliani
(Nim:151610101092) (Nim:151610101092)
Falah Yudana Fahmi
(Nim:151610101096) (Nim:151610101096)
Yolanda Eka Putri
(Nim:151610101098) (Nim:151610101098)
Alifia Wandansari
(Nim:151610101101) (Nim:151610101101)
Intan Maulia Cahya H.
(Nim:151610101103) (Nim:151610101103)
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER 2017
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahhirobbil’alamin, puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah skenario ketiga blok Manajemen Kesehatan Gigi Masyarakat yang berjudul Teknik Sampling . Laporan ini disusun dengan tujuan untuk melengkapi hasil diskusi tutorial kelompok VIII pada skenario kedua. Penulisan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. drg. Pujiana Endah Lestari , M. Kes selaku pembimbing dalam jalannya diskusi tutorial yang dilakukan kelompok VIII Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember dan telah membantu dan memberi masukan yang bermanfaat untuk tercapainya tujuan belajar. 2. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan laporan ini. Penulisan laporan ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharap kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan-perbaikan agar kedepannya dapat tercipta kesempurnaan dalam laporan ini. Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Jember, 23 Mei 2017
Tim Penyusun
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................... 1 KATA PENGANTAR ..................................................................... 2 DAFTAR ISI .................................................................................... 3 SKENARIO ...................................................................................... 4 STEP 1 ............................................................................................... 6 STEP 2 ............................................................................................... 7 STEP 3 ............................................................................................... 10 STEP 4 ............................................................................................... 11 STEP 5 ............................................................................................... 12 STEP 7 ............................................................................................... 13 DAFTAR PUSTAKA.......................................................................26
3
SKENARIO
Drg. Lia melakukan penelitian epidemiologi tentang karies gigi pada masyarakat perkebunan tembakau di desa Sido Makmur. Pekerja perkebunan tembakau adalah 95% perempuan, usia 30-40 th, sebagian besar mereka tidak lulus SD. Pekerja tembakau tersebut berjumlah 750 orang. Penelitian ini dilakukan karena laporan mandor perkebunan yang mengatakan bahwa pekerja sering tidak masuk kerja karena sakit gigi. Teknik sampling yang sesuai dengan kondisi masyarakat tersebut adalah?
4
STEP 1 UNFAMILIAR TERMS
1. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari pola kesehatan dan penyakit serta fakor yang terkait di tingkat populasi. 2. Teknik sampling Adalah bagian dari metodologi statistika yang berhubungan dengan teknik pengambilan sebagian populasi.
5
STEP 2
1.
Ada berapa macam teknik sampling yang bisa digunakan?
2.
Apa keterkaitan tembakau dengan pekerja perempuan?
3.
Faktor apa saja yang berpengaruh dalam pengambilan teknik sampling?
4.
Apa teknik sampling yang tepat dalam kasus tersebut?
5.
Apa tujuan dari pengambilan teknik sampling?
6.
Apakah teknik sampling hanya digunakan untuk penelitian epidemiologi?
6
STEP 3
1. Teknik Sampling dibagi atas 2 yaitu :
Teknik
Teknik Sampling Probabilitas : sampling
probabilitas
dapat
kita
sebut
dengan Random
Sampling. Random sampling/sampling probabilitas adalah sesuatu cara pengambilan sample yang memberikan kesempatan atau peluang yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi. Macam-macam Sampling Probabilitas :
Simple random sampling :
Merupakan suatu teknik sampling yang dipilih secara acak, cara ini dapat diambil bila analisa penelitian cenderung bersifat deskriptif atau bersifat umum. Setiap unsur populasi harus memilik kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel.
Stratified Random Sampling :
Merupakan suatu teknik sampling dimana populasi kita bagi kedalam sub populasi(strata),
karena
mempunyai
karakteristik
yang
heterogen
dan
heterogenitas tersebut mempunyai arti yang signifikan terhadap pencapaian tujuan penelitian, maka penelitian dapat mengambil dengan cara ini. Setiap stratum dipilih sampel melalui proses simple random sampling.
Cluster Random Sampling/sampel gugus :
Merupakan cara pengambilan sampel dengan cara gugus. Populasi dibagi keadalam satuan-satuan sampling yang besar yang disebut cluster. Berbeda dengan pembentukan strata, satuan sampling yang ada dalam tiap kluster harus relatif heterogen.
Systematic Sampling atau Sampel Sistematis :
7
Merupakan teknik sampling jika peneliti dihadapkan pada ukuran populasi yang banyak dan tidak memiliki alat pengambil data secara random, cara pengambilan sampel sistematis dapat digunakan. Cara ini menuntut kepada peneliti untuk memilih unsur populasi secara sistematis, yaitu unsur populasi yang bisa dijadikan sampel adalah yang “keberapa”.
Area Sampling atau Sampel Wilayah :
Merupakan teknik sampling yang dipakai ketika peneliti dihadapkan pada situasi bahwa populasi penelitiannya tersebar di berbagai wilayah.
Teknik Sampling Non Probabilitas/Nonrandom Sampling atau Sampel Tidak Acak:
Teknik sampling nonprobabilitas adalah suatu teknik pengambilan sampel secaratidak acak nonrandom sampling/ . Tidak semua populasi mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. Macam-macam Sampling NonProbabilitas :
Convenience Sampling / sampel yang dipilih dengan pertimbangan kemudahan :
Merupakan teknik dalam memilih sampel, peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain kecuali berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan orang tadi ada di situ atau kebetulan dia mengenal orang tersebut. Oleh karena itu ada beberapa penulis menggunakan istilah accidental sampling – tidak disengaja – atau juga captive sample (manon-the-street) Jenis sampel ini sangat baik jika dimanfaatkan untuk penelitian penjajagan, yang kemudian diikuti oleh penelitian lanjutan yang sampelnya diambil secara acak (random). Beberapa kasus penelitian yang menggunakan jenis sampel ini, hasilnya ternyata kurang obyektif.
Snowball Sampling – Sampel Bola Salju:
Merupakan teknik sampling yang banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu tentang populasi penelitiannya. Dia hanya tahu satu atau dua orang yang berdasarkan penilaiannya bisa dijadikan sampel. Karena peneliti menginginkan
8
lebih banyak lagi, lalu dia minta kepada sampel pertama untuk menunjukan orang lain yang kira-kira bisa dijadikan sampel. Satuan sampling dipilih atau ditentukan berdasarkan informasi dari responden sebelumnya
Purposive Sampling / Judgment Sampling :
Merupakan teknik sampling yang Satuan samplingnya dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu dengan tujuan untuk memperoleh satuan sampling yang memiliki karakteristik atau kriteria yang dikehendaki dalam pengambilan sampel. Sesuai dengan namanya, sampel diambil dengan maksud dan tujuan yang diinginkan peneliti atau sesuatu diambil sebagai sampel karena peneliti menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki atau mengetahui informasi yang diperlukan bagi penelitian yang dia buat.
Haphazard Sampling :
Merupakan teknik sampling dimna Satuan sampling dipilih sembarangan atau seadanya, 2.Keterkaitannya adalah kemungkinan para pekerja perkebunan tembakau memiliki kebiasaan menginang 3.- Ketersediaan alat - Akurasi - Ukuran sampel 4. Teknik sampling yang cocok untuk skenario adalah stratified random sampling, karena pada skenario para pekerja di perkebunan tembakau tersebut adalah heterogen, dapat dilihat dari jenis kelamin, usia, dan pendidikannya. 5. - Meningkatkan akurasi sampel - Menghemat tenaga, waktu, dan biaya - Mengurangi kerugian
9
6. Tidak hanya dilakukan untuk penelitian epidemiologi saja, tetapi juga bisa dipakai untuk mengetahuikarakteristik, sifat, dan juga tingkat sosial ekonomi dari populasi.
10
STEP 4 MAPPING
PENELITIAN EPIDEMIOLOGI
FAKTOR PEMILIHAN
POPULASI
TEKNIK SAMPLING
TEKNIK SAMPLING
NON
PROBABILITAS
PROBABILITA SAMPEL PENELITIAN
11
STEP 5 LEARNING OBJECTIVE
1.
Mahasiswa
mampu
memahami
dan
menjelaskan
macam-macam
penelitian epidemiologi 2.
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan macam-macam teknik sampling
3.
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan faktor-faktor penentu pemilihan teknik sampling
4.
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan penelitian epidemiologi yang sesuai dengan skenario
5.
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan teknik sampling yang sesuai dengan skenario
12
STEP 7
1. Macam-Macam Penelitian Epidemiologi Epidemiologi Deskriptif
Perubahan frekuensi penyakit tergantung dari perubahan variabel: 1. Orang/pribadi/person 2. Tempat/place 3. Waktu/time
1. Orang/Pribadi/Person Umur
Angka kesakitan atau kematian selalu berhubungan dengan umur: 1. Kondisi seseorang merupakan. fungsi dan proses umur: Misal perkembangan fisiologis,imunitas dengan bertambahnya umur dll. 2. Perubahan kebiasaan dan jenis makanan yang dikonsumsi
13
3. perubahan daya tahan tubuh, misalnya karena pekerjaan. infasi bakteri semasa muda namun muncul setelah tua karena daya tahan tubuh yang menurun setelah tua 4. adanya alat diagnostik yang lengkap untuk golongan umur tertentu. Jenis kelamin
umumnya angka kematian tinggi pada laki-laki karena mereka tidak merasakan bila penyakitnya masih ringan, pemeriksaan pada saat sudahparah. angka kesakitan tinggi pada wanita. dugaan : 1.
faktor hormonal
2.
lingkungan bergaul/ kerja, menghisap rokok, minuman keras, pekerja berat.
3.
kemungkinan di AS wanita lebih bebas mencari sarana pengobatan
Kelas sosial
Variabel yang menggambarkan kelas sosial adalah pendidikan, pekerjaan, penghasilan, tempat tinggal. Faktor-faktor ini mempengaruhi beebagai aspek kehidupan, misal: pemeliharaan kesehatan, dana untuk berobat, sanitasi lingkungan, gizi, dll/ kelas I : tenaga profesional kelas II : tenaga menengah kelasIII : tenaga terampil kelas IV : tenaga setengah terampil kelas V : tenaga tidak terampil Jenis pekerjaan
hal yang dicurigai:
14
Lingkungan kerja yang khusus misal: pabrik gas, bahan kimia. Situasi kerja yang penuh dengan stress dan ketegangan, gerak badan yang kurang, penularan penyakit karena bekerja pada ruangan yang sempit. Penghasilan
Penghasilan seseorang berhubungan dengan pemanfaatan fasilitas kesehatan gigi, maupun kebiasaan untuk menjaga kebersihan gigi. Golongan etnik
Berkatitan gaya hidup, kebiasaan makan, susunan genetik, sickle sel anemia pada orang negro, ewing’s sarcoma tidak pernah dilaporkan pada negro. Status perkawinan
Pendapat ahli mengatakan bahwa seseorang dengan status tidak kawin memiliki pola hidup yang kurang sehat dalam mencari makan, waktu tidur, dan hubungan dengan wanita. Besar keluarga/ struktur keluarga
Berhubungan dengan penghasilan keluarga yang kecil karena harus di bagi bagi paritas paritas rendah lebih baik ditinjau dari segi keuangan untuk keluarga maupun kesehatan ibu dan anak Faktor genetik
Berbagai faktor genetik dapat melatarbelakangi terjadinya penyakit:
hemofilia, retmoblastoma, karies.
sickle sel memberi ketahanan pada plasmodium falciparum
gol darah A meningkatkan resiko terjadinya kanker lambung karena masalah genetik luas epidemologi genetik
2. Tempat
15
Batas tempat berdasarkan
alam
administrasi Pengetahuan tentang distribusi geografis suatu penyakit bermanfaat untuk mencari etiologi suatu penyakit perbandingan pola penyakit didasarkan: 1. batas daerah permintaan 2. kota dan peesaan 3. daerah berdasarkan alam (gunung, laut, padang pasir) 4. negara atau regional batas alam lebih penting, karenan memberi lingkungan yang khusus pengaruh variasi geografis pada timbulnya penyakit: 1. lingkungan fisis, khemis, biologis sosisal dan ekonomi 2. konstitusi genetis dan etnis yang berbeda 3. variasi kultural berpengaruh pada kebiasaan dan pekerjaan
3. waktu/ time
perubahan penyakit berdasarkan perkembangan waktu penting dalam upaya mencari etiologi suatu penyakit. berdasarkan panjangnya waktu dibedakan: 1. fluktuasi jangka pendek perubahan angka kesakitan berlangsung beberapa jam, hari, minggu dan bulan, artinya dalam jangka waktu tersebut terjadi peningkatan jumlah penderita penyakit. 2. perubahan secara siklis perubahan
secara
siklis
adalah
keadaan
dimana
timbulnya
dan
memuncaknya angka-angka kesakitan atau kematian terjadi berulang-ulang tiap beberapa bulan, tiap tahun, atau setiap bebera pa tahun. 3. perubahan sekuler
16
perubahan sekuler adalah perubahan angka kesakitan atau kematian suatu penyakit di dalam jangka waktu yang panjang. epidemologi analitik untuk menguji hubungan kasual antara penyakit dengan penyebab untuk mendapatkan suatu uji hipotesis. 1. penelitian observasional penelitian ini mengamati suatu penyakit yang berhubungan dengan faktor resiko yang dicurigai. metode yang dapat dilakukan yaitu a. kasus kontrol b. penelitian kohort/prospektif penghitungan dengan rasio relatif: insiden rate kelompok terpapar = X insiden rate kelompok tidak terpapar 2. penelitian eksperimental merupakan manipulasi hubungan faktor resiko yang dicurigai dengan individu sehingga timbul penyakit yang diharapkan.. contohnya beri beri pada napi yang diberi makan beras giling.
2. Macam-Macam Teknik Sampling Sampling Acak Sistematis (Systematic Random Sampling)
Teknik penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Vockell mendefinisikan hal ini sebagai strategi untuk memilih anggota sampel yang hanya diperbolehkan melalui peluang dan suatu “sistem” untuk menentukan keanggotaannya dalam sampel. “sistem” yang dimaksud adalah strategi yang direncanakan untuk memilih anggotaanggota setelah memulai pemilihan acak, misalnya setiap subjek ke 5, setiap subjek ke 10 dan sebagainya. Langkah yang harus dilakukan antara lain. 1. Tentukan jumlah sampel yang akan diambil
17
2. Bagilah
total
populasi
dengan
jumlah
yang
diperlukan
untuk
menentukan interval pengambilan sampel. 3. Tentukan anggota sampel. Contoh: Suatu penelitian memiliki populasi sebanyak 5000 siswa kemudian
akan
diambil
100
siswa
sebagai
sampel:
Kelompok
=N⁄(n=5000⁄100)=50. Dengan menggunakan undian, kita memilih kelompok 1 sampai 50 secara acak. Misalnya dalam undian adalah kelompok 5 maka seluruh anggota kelompok 5 adalah sampelnya. Jadi sampel yang yang kita ambil adalah nomor urut populasi 5, 55, 105, 155, 205, 255, ….., 4955, atau dapat kita simpulkan kita menggunakan kelipatan angka 50. Sampling Acak Berlapis Proporsional (proportionate stratified Random Sampling)
Berdasarkan Martono (2010) random sampling bertingkat proporsional merupakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan apabila sifat atau unsur dalam populasi tidak homogeny tetapi berstrata secara proporsional. Widi (2010) menambahkan bahwa pada random sampling bertingkat proporsional jumlah elemen pada tiap-tiap stratum sesuai dalam proporsi dalam populasi total yang dipilih.
Teknik ini dapat digambaran sebagai berikut:
Misalnya, mahasiswa UNY dapat diklasifikasikan menurut jenis kelamin (laki-laki dan perempuan), tahun angkatan (2009,2008, 2007, 2006 dan
18
seterusnya), menurut fakultas (fisip, ekonomi, hokum, pertanian, dan sebagainya), menurut jurusan (sosiologi, biologi, akuntansi, dan sebagainya). Misalkan kita akan mengambil mahasiswa yang diklasifikasikan menurut jurusan sebanyak lima persen. Langkah pertama kita harus mendata jumlah mahasiswa untuk setiap jurusan tersebut, kemudian menentukan jumlah sampelnya. Misalnya: Jumlah mahasiswa sosiologi ada 100 mahasiswa Jumlah mahasiswa biologi ada 120 mahasiswa Jumlah mahasiswa akuntansi ada 150 mahasiswa Masing-masing jurusan diambil 5 persen, maka sampel untuk setiap jurusan adalah: Mahasiswa sosiologi: Mahasiswa biologi: Mahasiswa akuntansi:
persen = 20 mahasiswa persen = 60 mahasiswa persen = 75 mahasiswa.
19
Sampling Acak Berlapis Tidak Proporsional (Disproportionate stratified Random Sampling)
Teknik digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional (sampel tidak sebanding dengan jumlah populasi). Contoh: Peneliti akan menarik 20 siswa dari suatu populasi di sekolah Z dengan karakteristik: Prestasi rendah : 15 siswa Prestasi sedang : 30 siswa Prestasi tinggi : 72 siswa Prestasi sangat tinggi : 3 siswa Total populasi : 120 siswa Jika kita menggunakan cara proporsional akan diperoleh sampel sebgai berikut: Sampel prestasi rendah : (15/120) x 20 = 2,5 dibulatkan menjadi 3 Sampel prestasi sedang : (30/120) x 20 = 5 Sampel prestasi tinggi : (72/120) x 20 = 12 Sampel prestasi sangat tinggi : (3/120) x 20 = 0,33 dibulatkan menjadi 0 Dengan cara proporsional kita tidak akan memperoleh sampel dari prestasi sangat tinggi sehingga kita dapat menggunakan cara nonproporsional agar semua kelompok dapat terwakili, dengan mengubah komposisi sebagai berikut: Prestasi rendah : 3 siswa Prestasi sedang : 5 siswa Prestasi tinggi : 11 siswa Prestasi sangat tinggi : 1 siswa
20
Setelah ditentukan jumlah sampel dari setiap strata tentukan anggota sampel tersebut berdasarkan acak sederhana (undian/table angka acak) atau sistematis. Teknik Acak Berkelompok (Area/cluster Random Sampling)
Teknik digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk suatu Negara, propinsi, kabupaten. Dalam cluster, populasi target pertama dibagi ke dalam sub kelompok atau cluster yang ekslusif. Kemudian sampel acak dari cluster tersebut dipilih berdasarkan teknik probability sampling, misalnya dengan menggunakan random sampling. Teknik ini digunakan bila kita memiliki keterbatasan karena ketiadaan kerangka sampel (daftar nama seluruh populasi), namun kita memiliki data yang lengkap tentang kelompok. Menurut Widi (2010) teknik cluster sampling didasarkan pada kemampuan peneliti untuk membagi populasi sampling kedalam grup ang disebut cluster , kemudian memilih elemen dalam tiap-tiap cluster menggunakan teknik-teknik SRS.
Teknik ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Misalnya, sampel yang ada di sebuah kabupaten, akan dipilih kecamata tertentu kemudian kita bisa memilih salah satu atau beberapa desa di kecamatan tersebut. Non Probability Sample (Selected Sample)
Pemilihan sampel dengan cara ini tidak menghiraukan prinsip-prinsip probability. Pemilihan sampel tidak secara random. Hasil yang diharapkan hanya
21
merupakan gambaran kasar tentana suatu keadaan. Cara ini dipergunakan : Bila biaya sangat sedikit , hasilnya diminta segera, tidak memerlukan ketepatan yanq tingqi, karena hanya sekedar gambaran umu saja. Cara-cara yang dikenal adalah sebagai berikut : Macam-macam Sampling Non Probabilitas : 1) Convenience Sampling / sampel yang dipilih dengan pertimbangan kemudahan :
Merupakan teknik dalam memilih sampel, peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain kecuali berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan orang tadi ada di situ atau kebetulan dia mengenal orang tersebut. Oleh karena itu ada beberapa penulis menggunakan istilah accidental sampling – tidak disengaja – atau juga captive sample (man-onthe-street) Jenis sampel ini sangat baik jika dimanfaatkan untuk penelitian penjajagan, yang kemudian diikuti oleh penelitian lanjutan yang sampelnya diambil secara acak (random). Beberapa kasus penelitian yang menggunakan jenis sampel ini, hasilnya ternyata kurang obyektif. Contoh : misalnya ada seorang peneliti ingin mengetahui tentang kebersihan wilayah Jakarta Selatan ia menanyakan kepada orang yang ada dijalan atau orang dia jumpai bukan orang yang mengerti tentang kebersihan wilayah Jakarta Selatan seperti petugas kebersihan atau mendatangi kantor gubernur atau walikota Jakarta Selatan. 2) Snowball Sampling – Sampel Bola Salju:
Merupakan teknik sampling yang banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu tentang populasi penelitiannya. Dia hanya tahu satu atau dua orang yang
berdasarkan
penilaiannya
bisa
dijadikan
sampel.
Karena
peneliti
menginginkan lebih banyak lagi, lalu dia minta kepada sampel pertama untuk menunjukan orang lain yang kira-kira bisa dijadikan sampel. Satuan sampling dipilih atau ditentukan berdasarkan informasi dari responden sebelumnya Contoh : Misalnya seorang peneliti ingin mengetahui pandangan kaum lesbian terhadap lembaga perkawinan. Peneliti cukup mencari satu orang wanita lesbian
22
dan kemudian melakukan wawancara. Setelah selesai, peneliti tadi minta kepada wanita lesbian tersebut untuk bisa mewawancarai teman lesbian lainnya. Setelah jumlah wanita lesbian yang berhasil diwawancarainya dirasa cukup, peneliti bisa mengentikan pencarian wanita lesbian lainnya. . Hal ini bisa juga dilakukan pada pencandu narkotik, para gay, atau kelompok-kelompok sosial lain yang eksklusif (tertutup) 3) Purposive Sampling / Judgment Sampling :
Merupakan teknik sampling yang Satuan samplingnya dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu dengan tujuan untuk memperoleh satuan sampling yang memiliki karakteristik atau kriteria yang dikehendaki dalam pengambilan sampel. Sesuai dengan namanya, sampel diambil dengan maksud dan tujuan yang diinginkan peneliti atau sesuatu diambil sebagai sampel karena peneliti menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki atau mengetahui informasi yang diperlukan bagi penelitian yang dia buat. Pengambilan sampel ini dapat dibagi dua yaitu judgment sampling san quota sampling:
Judgment sampling ialah teknik pengambilan sampling dimana sampel yang dipilih berdasarkann penilaian peneliti bahwa dia atau seseorang yang paling baik jika dijadikan sampel penelitiannya. Contoh : misalnya dalam suatu perusahaan untuk memperoleh data tentang bagaimana satu proses produksi direncanakan oleh suatu perusahaan, maka manajer produksi merupakan orang yang terbaik untuk bisa memberikan informasi. Jadi, judment sampling umumnya memilih sesuatu atau seseorang menjadi sampel karena mereka mempunyai “information rich”. Dalam program pengembangan produk (product development ), biasanya yang dijadikan sampel adalah karyawannya sendiri, dengan pertimbangan bahwa kalau karyawan sendiri tidak puas terhadap produk baru yang akan dipasarkan, maka jangan terlalu berharap pasar akan menerima produk itu dengan baik.
Quota sampling ialah teknik pengambilan sampling dalam bentu distratifikasikan secara proposional, namun tidak dipilih acak melainkan secara kebetulan saja. Contoh : Misalnya, di sebuah kantor terdapat pegawai laki-laki 60% dan perempuan 40% . Jika seorang peneliti ingin mewawancari 30 orang pegawai dari
23
kedua jenis kelamin tadi maka dia harus mengambil sampel pegawai laki-laki sebanyak 18 orang sedangkan pegawai perempuan 12 orang. Sekali lagi, teknik pengambilan ketiga puluh sampel tadi tidak dilakukan secara acak, melainkan secara kebetulan saja.
4) H aphazard Sampling : Merupakan teknik sampling dimna Satuan sampling dipilih sembarangan atau seadanya, tanpa perhitungan apapun tentang derajat kerepresentatipannya. Contoh: Misalnya ketika kita akan melakukan penelitian mengenai kompetensi dosen
di
sebuah
Universitas,
pertanyaan
dapat
diajukan
kepada
siapapunmahasiswa dari universitas tersebut (sebagai sampel) yang kebetulan datang pada saat kita berada di sana untuk melakukan penelitian.
3. Faktor-Faktor Penentu Pemilihan Teknik Sampling
4. Penelitian Epidemiologi Yang Sesuai Dengan Skenario
Jenis studi epidemiologi yang sesuai dengan skenario adalah analitik observative. Digunakan jenis epidemiologi ini karena dengan metode ini kita dapat menemukan hubungan sebab atau faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan suatu masalah kesehatan yang disajikan dalam bentuk statistika. Selain itu alasan lainnya adalah karena penelitian di skenario tidak hanya mengamati satu kelompok sampel, melainkan terdapat dua kelompok yaitu 95% pekerja wanita dan 5% pekerja pria. 5. Teknik Sampling Yang Sesuai Dengan Skenario
Teknik Sampling yang cocok untuk skenario adalah teknik simple random sampling karema pada skenario ditunjukkan bahwan sample juga homogen denga mata pencaharian yang sama yaitu pekerja perkebunan tembakau, pendidikan yang sama yaitu sebagian besar tidak lulus SD dan lingkungan yang sama. Tidak ada karakteristik khusus dalam populasi jadi tidak diperlukan lagi dibuatkan strata
24
seperti pada stratified sampling yang digunakan dalam populasi heterogen sehingga dengan simple random bisa mendapatkan sample yang cocok
25
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini Sri., "Populasi dan Sampel", Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Jakarta,1979. Amiyani, Rofi. 2016. Teknik Sampling . Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Hertono,.Broto.R. "Cara-Cara Sampling", Fakultas Kesehatan Masyarakat Univesitas Indonesia, Jakarta, 1977. Indrawan, Rully, R. Poppy Yaniawati. 2014. Metodologi Penelitian. Bandung: PT Refika Aditama. Martono, Nanang. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif . Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Wibisono, Dermawan. 2013. Panduan Menyusun Skripsi, tesis, dan Desertasi. Yogyakarta: CV Andi Offset. Widi, R. Kartiko. 2010. Asas Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu.
26