LAPORAN PENDAHULUAN APPENDICITIS APPENDIC ITIS INFILTRAT INFILTRAT 1.1. 1.1. Anatom Anatomii Appendiks merupakan suatu organ limfoid seperti tonsil, payer patch (analog dengan Bursa Fabricus) membentuk produk immunoglobulin, berbentuk tabung, panjangnya kira-kira 10 cm (kisaran -1! cm) dengan diameter 0,!-1 cm, dan berpangkal di sekum" #umennya sempit di bagian proksimal dan melebar dibagian distal" Basis appendiks terletak pada bagian postero medial caecum, di ba$ah katup ileocaecal" %etiga taenia caecum bertemu pada basis appendiks" Apendiks &ermiformis disangga oleh mesoapendiks (mesenteriolum) (mesenteriolum) yang bergabung dengan mesenterium usus halus pada daerah ileum terminale" 'esenteriolum berisi a" Apendikularis (cabang a"ileocolica)" riciumnya terletak *,! cm dari katup ileocecal" 'esoapendiknya merupakan jaringan lemak yang mempunyai pembuluh appendiceal dan terkadang juga memiliki limfonodi kecil" +truktur apendiks mirip dengan usus mempunyai lapisan yaitu mukosa, submukosa, muskularis eksternapropria (otot longitudinal dan sirkuler) dan serosa" Apendiks mungkin tidak terlihat karena karena adanya membran .ackson yang merupakan lapisan peritoneum yang menyebar dari bagian lateral abdomen ke ileum terminal, menutup caecum dan appendiks" #apisan submukosa terdiri dari jaringan ikat kendor dan jaringan elastic membentuk membentuk jaringan saraf, saraf, pembuluh darah dan dan lymphe" Antara 'ukosa dan submukosa terdapat lymphonodes" 'ukosa terdiri dari satu lapis collumnar epithelium dan terdiri dari kantong yang disebut crypta lieberkuhn" lieberkuhn" /ejala klinis apendisitis ditentukan oleh letak apendiks" ersarafan parasimpatis berasal dari cabang n"&agus yang mengikuti a"mesenterika superior dan a"apendikularis, sedangkan persarafan simpatis berasal dari n"torakalis " leh karena itu, nyeri &isceral pada apendisitis bermula 1
disekitar umbilikus" endarahan endarahan apendiks berasal dari a" apendikularis yang merupakan arteri tanpa kolateral" .ika arteri ini tersumbat, misalnya karena trombosis pada infeksi, apendiks akan mengalami gangrene"
1.2. 1.2. Defnis Defnisii Apendisitis inltrate adalah proses radang apendiks yang penyebarannya dapat dibatasi oleh omentum dan usus-usus dan peritoneum disekitarnya sehingga membentuk massa (appendiceal mass)" 2mumnya massa apendiks terbentuk pada hari ke- sejak peradangan mulai apabila tidak terjadi peritonitis umum" 'assa apendiks lebih sering dijumpai pada pasien berumur lima tahun atau lebih karena daya tahan tubuh telah berkembang dengan baik dan omentum telah cukup panjang dan tebal untuk membungkus proses radang" 1.3. 1.3. Etiolo Etiologi gi bstruksi lumen merupakan penyebab utama apendisitis" Fekalit merupakan penyebab tersering dari obstruksi apendiks" enyebab lainnya adalah hipertro jaringan limfoid, sisa barium dari pemeriksaan roentgen, roentgen, diet rendah serat, dan cacing usus termasuk ascaris" 3rauma tumpul atau trauma karena colonoscopy dapat mencetuskan in4amasi pada apendiks" ost operasi apendisitis juga dapat menjadi penyebab akibat adanya trauma atau stasis fekal" Frekuensi obstruksi meningkat dengan memberatnya proses in4amasi" Fekalit ditemukan pada 05 dari kasus apendisitis akut, sekitar 6!5 merupakan apendisitis gangrenous tanpa rupture dan sekitar 705 kasus apendisitis gangrenous dengan rupture" enyebab lain yang diduga dapat menyebabkan menyebabkan apendisitis adalah erosi mukosa mukosa apendiks karena parasit seperti 8" 9istolytica" enelitian epidemiologi menunjukkan peran kebiasaan makan makanan rendah serat dan pengaruh konstipasi konstipasi terhadap timbulnya apendisitis" %onstipasi akan meningkatkan meningkatkan tekanan intrasekal, i ntrasekal, yang berakibat timbulnya sumbatan *
fungsional apendiks dan meningkatnya pertumbuhan kuman 4ora kolon biasa" +emuanya akan mempermudah terjadinya apendisits akut"
1..
Patofsiologi Appendisitis biasanya disebabkan oleh penyumbatan lumen
apendiks oleh hyperplasia folikel limfoid, fekalit, benda asing, striktur karena brosis akibat peradangan sebelumnya, atau neoplasma" bstruksi lumen yang tertutup disebabkan oleh hambatan pada bagian proksimalnya dan berlanjut pada peningkatan sekresi normal dari mukosa apendiks yang distensi" bstruksi tersebut mneyebabkan mucus yang diproduksi mukosa mengalami bendungan" 'akin lama mucus tersebut makin banyak, namun elastisitas dinding appendiks mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan peningkatan intralumen" %apasitas lumen apendiks normal hanya sekitar 0,1 ml" .ika sekresi sekitar 0,! dapat meningkatkan tekanan intalumen sekitar 60 cm9*0" 'anusia merupakan salah satu dari sedikit binatang yang dapat mengkompensasi peningkatan sekresi yang cukup tinggi sehingga menjadi gangrene atau terjadi perforasi" 3ekanan yang meningkat tersebut akan menyebabkan apendiks mengalami hipoksia, menghambat aliran limfe, terjadi ulserasi mukosa dan in&asi bakteri" :nfeksi menyebabkan pembengkakan apendiks bertambah (edema) dan semakin iskemik karena terjadi trombosis pembuluh darah intramural (dinding apendiks)" ada saat inilah terjadi apendisitis akut fokal yang ditandai oleh nyeri epigastrium" /angren dan perforasi khas dapat
terjadi dalam *-6 jam, tapi $aktu tersebut dapat berbeda-beda setiap pasien karena ditentukan banyak faktor" Bila sekresi mukus terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat" 9al tersebut akan menyebabkan obstruksi &ena, edema bertambah, dan bakteri akan menembus dinding" eradangan timbul meluas dan mengenai peritoneum setempat sehingga menimbulkan nyeri didaerah kanan ba$ah" %eadaan ini disebut dengan apendisitis supuratif akut" Bila kemudian arteri terganggu akan terjadi infark dinding apendiks yang diikuti dengan gangrene" +tadium ini disebut dengan apendisitis gangrenosa" Bila dinding yang telah rapuh itu pecah, akan terjadi apendisitis perforasi" Bila semua proses diatas berjalan lambat, omentum dan usus yang berdekatan akan bergerak kearah apendiks hingga timbul suatu massa local yang disebut inltrate apendikularis" eradangan apendiks tersebut dapat menjadi abses atau menghilang" :nltrat apendikularis merupakan tahap patologi apendisitis yang dimulai dimukosa dan melibatkan seluruh lapisan dinding apendiks dalam $aktu *-; jam pertama, ini merupakan usaha pertahanan tubuh dengan membatasi proses radang dengan menutup apendiks dengan omentum, usus halus, atau adneksa sehingga terbentuk massa periapendikular"
omentum, usus yang lain, peritoneum parietale dan juga organ lain seperti &esika urinaria, uterus tuba, mencoba membatasi dan melokalisir proses peradangan ini" Bila proses melokalisir ini belum selesai dan sudah terjadi perforasi maka akan timbul peritonitis" =alaupun proses melokalisir sudah selesai tetapi masih belum cukup kuat menahan tahanan atau tegangan dalam ca&um abdominalis, oleh karena itu pendeita harus benar-benar istirahat (bedrest)" Apendiks yang pernah meradang tidak akan sembuh sempurna, tetapi akan membentuk jaringan parut yang menyebabkan perlengketan dengan jaringan sekitarnya" erlengketan ini dapat menimbulkan keluhan berulang diperut kanan ba$ah" ada suatu ketika organ ini dapat meradang akut lagi dan dinyatakan mengalami eksaserbasi akut"
1.!. "ani#estasi $linis Appendisitis inltrat didahului oleh keluhan appendisitis akut yang kemudian disertai adanya massa periapendikular" /ejala klasik apendisitis akut biasanya bermula dari nyeri di daerah umbilikus atau periumbilikus yang berhubungan dengan muntah"
amun dalam beberapa jam nyeri abdomen kanan ba$ah akan semakin progresif" !
Apendisitis akut sering tampil dengan gejala khas yang didasari oleh radang mendadak apendiks yang memberikan tanda setempat, disertai maupun tidak disertai rangsang peritoneum lokal" 2munya nafsu makan menurun"
baru dapat didiagnosis setelah perforasi" ada kehamilan, keluhan utama apendisitis adalah nyeri perut, mual, dan muntah" @ang perlu diperhatikan ialah, pada kehamilan trimester pertama sering juga terjadi mual dan muntah" ada kehamilan lanjut sekum dengan apendiks terdorong ke kraniolateral sehingga keluhan tidak dirasakan di perut kanan ba$ah tetapi lebih ke regio lumbal kanan" 1.%. &am'a(an $lini$ a)en*isitis a$+t 3anda a$al >yeri mulai di epigastrium atau regio umbilikus disertai mual •
•
dan anoreksi >yeri pindah ke kanan ba$ah dan menunjukkan tanda
•
rangsangan peritoneum lokal di titik 'cBurney >yeri tekan >yeri lepas >yeri tekan ba$ah pada tekanan kiri (?o&sing) >yeri kanan ba$ah bila tekanan di sebelah kiri dilepaskan
•
(Blumberg) >yeri kanan ba$ah bila peritoneum bergerak seperti nafas
• • •
dalam, berjalan, batuk, mengedan 1.,. Peme(i$saan Peme(i$saan Fisi$ yeri tekan perut kanan ba$ah ini merupakan kunci diagnosis" ada penekanan perut kiri ba$ah akan dira$akan nyeri di perut kanan ba$ah yang disebut tanda ?o&sing" ada
apendisitis retrosekal atau retroileal diperlukan palpasi dalam untuk menentukan adanya rasa nyeri" .ika sudah terbentuk abses yaitu bila ada omentum atau usus lain yang dengan cepat membendung daerah apendiks maka selain ada nyeri pada fossa iliaka kanan selama - hari ($aktu yang dibutuhkan untuk pembentukan abses) juga pada palpasi akan teraba massa yang Ced dengan nyeri tekan dan tepi atas massa dapat diraba" .ika apendiks intrapel&inal maka massa dapat diraba pada ?3(?ectal 3oucher) sebagai massa yang hangat" eristalsis usus sering normal, peristalsis dapat hilang karena ileus paralitik pada peritonitis generalisata akibat apendisitis perforata" emeriksaan colok dubur menyebabkan nyeri bila daerah infeksi bisa dicapai dengan jari telunjuk, misalnya pada apendisitis pel&ika" ada apendisitis pel&ika tanda perut sering meragukan, maka kunci diagnosis adalah nyeri terbatas se$aktu dilakukan colok dubur" olok dubur pada anak tidak dianjurkan" emeriksaan uji psoas dan uji obturator merupakan pemeriksaan yang lebih ditujukan untuk mengetahui letak apendiks" 2ji psoas dilakukan dengan rangsangan m" psoas le$at hiperekstensi atau 4eksi aktif" Bila apendiks yang meradang menempel di m"psoas, tindakan tersebut akan menimbulkan nyeri" 2ji obturator digunakan untuk melihat apakah apendiks yang meradang kontak dengan m"obturator internus yang merupakan dinding panggul kecil" yeri pada saat paha kanan pasien diekstensikan" asien dimiringkan kekiri" emeriksa meluruskan paha kanan pasien, pada saat itu ada hambatan pada pinggul pangkal paha kanan (tanda bintang)"
;
3es bturator" >yeri pada rotasi kedalam secara pasif saat paha pasien di4eksikan" emeriksa menggerakkan tungkai ba$ah kelateral, pada saat itu ada tahanan pada sisi samping dari lutut (tanda bintang), menghasilkan rotasi femur kedalam"
Peme(i$saan Pen+n-ang emeriksaan #aboratorium, pada darah lengkap didapatkan leukosit ringan umumnya pada apendisitis sederhana" #ebih dari 1"000mm umumnya pada apendisitis perforasi" 3idak adanya leukositosis tidak menyingkirkan apendisitis" 9itung jenis leukosit terdapat pergeseran kekiri" ada pemeriksaan urin, sedimen dapat normal atau terdapat leukosit dan eritrosit lebih dari normal bila apendiks yang meradang menempel pada ureter atau &esika"1 Peme(i$saan Ra*iologi foto polos abdomen dikerjakan apabila hasil anamnesa atau pemeriksaan sik meragukan" 3anda-tanda peritonitis kuadran kanan ba$ah" /ambaran perselubungan mungkin terlihat Eileal atau caecal ileusE (gambaran garis permukaan air-udara disekum atau ileum)" atognomonik bila terlihat gambar fekalit" 2+/ atau 3 +can" 2+/ dilakukan khususnya untuk melihat keadaan kuadran kanan ba$ah atau nyeri pada pel&is pada pasien anak atau $anita" Adanya peradangan pada apendiks menyebabkan ukuran apendiks lebih dari normalnya (diameter 6mm)" %ondisi penyakit lain pada kuadran kanan ba$ah seperti in4ammatory bo$el desease, di&erticulitis 7
cecal, di&ertikulum meckels, endometriosis dan pel&ic :n4ammatory
1.. Penatala$sanaan erjalanan patologis penyakit dimulai pada saat apendiks menjadi dilindungi oleh omentum dan gulungan usus halus didekatnya" 'ula-mula, massa yang terbentuk tersusun atas campuran membingungkan bangunan-bangunan ini dan jaringan granulasi dan biasanya dapat segera dirasakan secara klinis" .ika peradangan pada apendiks tidak dapat mengatasi rintangan-rintangan sehingga penderita terus mengalami peritonitis umum, massa tadi menjadi terisi nanah, semula dalam jumlah sedikit, tetapi segera menjadi abses yang jelas batasnya" 2rut-urutan patologis ini merupakan masalah bagi ahli bedah" 'asalah ini adalah bilamana penderita ditemui le$at sekitar ; jam, ahli bedah akan mengoperasi untuk membuang apendiks yang mungkin gangrene dari dalam massa perlekatan ringan yang longgar dan sangat berbahaya, dan bilamana karena massa ini telah menjadi lebih terksasi
10
dan &ascular, sehingga membuat operasi berbahaya maka harus menunggu pembentukan abses yang dapat mudah didrainase" 'assa apendiks terjadi bila terjadi apendisitis gangrenosa atau mikroperforasi ditutupi atau dibungkus oleh omentum dan atau lekuk usus halus" ada massa periapendikular yang pendidingannya belum sempurna, dapat terjadi penyebaran pus keseluruh rongga peritoneum jika perforasi diikuti peritonitis purulenta generalisata" leh karena itu, massa periapendikular yang masih bebas disarankan segera dioperasi untuk mencegah penyulit tersebut" +elain itu, operasi lebih mudah" ada anak, dipersiapkan untuk operasi dalam $aktu *- hari saja" asien de$asa dengan massa periapendikular yang terpancang dengan pendindingan sempurna, dianjurkan untuk dira$at dahulu dan diberi antibiotik sambil dia$asi suhu tubuh, ukuran massa, serta luasnya peritonitis" Bila sudah tidak ada demam, massa periapendikular hilang, dan leukosit normal, penderita boleh pulang dan apendiktomi elektif dapat dikerjakan *- bulan kemudian agar perdarahan akibat perlengketan dapat ditekan sekecil mungkin" Bila terjadi perforasi, akan terbentuk abses apendiks" 9al ini ditandai dengan kenaikan suhu dan frekuensi nadi, bertambahnya nyeri, dan teraba pembengkakan massa, serta bertambahnya angka leukosit"
'assa apendiks dengan proses radang yang masih aktif sebaiknya dilakukan tindakan pembedahan segera setelah pasien dipersiapkan, karena dikuatirkan akan terjadi abses apendiks dan peritonitis umum" ersiapan dan pembedahan harus dilakukan sebaik-baiknya mengingat penyulit infeksi luka lebih tinggi daripada pembedahan pada apendisitis sederhana tanpa perforasi" ada periapendikular inltrat, dilarang keras membuka perut, tindakan bedah apabila dilakukan akan lebih sulit dan perdarahan lebih banyak, lebih-lebih bila massa apendiks telah terbentuk lebih dari satu
11
minggu sejak serangan sakit perut" embedahan dilakukan segera bila dalam pera$atan terjadi abses dengan atau pun tanpa peritonitis umum" 3erapi sementara untuk ;-1* minggu adalah konser&atif saja" ada anak kecil, $anita hamil, dan penderita usia lanjut, jika secara konser&atif tidak membaik atau berkembang menjadi abses, dianjurkan operasi secepatnya" Bila pada $aktu membuka perut terdapat periapendikular inltrat maka luka operasi ditutup lagi, apendiks dibiarkan saja" 3erapi konser&atif pada periapendikular inltratD •
• •
3otal bed rest posisi fa$ler agar pus terkumpul di ca&um douglassi"
Analgesik diberikan hanya kalau perlu saja" bser&asi suhu dan nadi" Biasanya ; jam gejala akan mereda" Bila gejala menghebat, tandanya terjadi perforasi maka harus dipertimbangkan appendiktomy" Batas dari massa hendaknya diberi tanda (demogra) setiap hari" Biasanya pada hari ke!- massa mulai mengecil dan terlokalisir" Bila massa tidak juga mengecil, tandanya telah terbentuk abses dan massa harus segera dibuka dan didrainase" aranya dengan membuat insisi pada dinding perut sebelah lateral dimana nyeri tekan adalah maksimum (incisi grid iron)" Abses dicapai 1*
secara ekstraperitoneal, bila apendiks mudah diambil, lebih baik diambil karena apendik ini akan menjadi sumber infeksi" Bila apendiks sukar dilepas, maka apendiks dapat dipertahankan karena jika dipaksakan akan ruptur dan infeksi dapat menyebar" Abses didrainase dengan selang yang berdiameter besar, dan dikeluarkan le$at samping perut" ipa drainase didiamkan selama * jam, bila pus sudah kurang dari 100 cchari, drai dapat diputar dan ditarik sedikit demi sedikit sepanjang 1 inci tiap hari" Antibiotik sistemik dilanjutkan sampai minimal ! hari post operasi" 2ntuk mengecek pengecilan abses tiap hari penderita di ?3" 1./. 0om)li$asi %omplikasi yang paling sering ditemukan adalah perforasi, baik berupa perforasi bebas maupun perforasi pada apendiks yang telah mengalami pendindingan berupa massa yang terdiri atas kumpulan apendiks, sekum, dan lekuk usus halus" erforasi dapat menyebabkan timbulnya abses lokal ataupun suatu peritonitis generalisata" 3anda-tanda terjadinya suatu perforasi adalah D •
• • • • • •
• • • •
>yeri lokal pada fossa iliaka kanan berganti menjadi nyeri abdomen menyeluruh +uhu tubuh naik tinggi sekali" >adi semakin cepat"
1.10.
Asuhan Keperawatan Teoritis 1
1. Pengkajian a. Identitas Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, tanggal ata u jam masuk rumah
sakit, nomor register, diagnosa, nama orang tua, alamat, umur pendidikan, pekerjaan, pekerjaan orang tua, agama dan suku bangsa. b. Riwayat penyakit sekarang Klien dengan post appendiktomy mempunyai keluhan utama n yeri yang disebabkan insisi abdomen. c. Riwayat penyakit dahulu Meliputi penyakit apa yang pernah diderita oleh klien seperti hipertensi, operasi abdomen yang lalu, apakah klien pernah masuk rumah sakit, obat-abatan yang pernah digunakan apakah mempunyai riwayat alergi dan imunisasi apa yang pernah diderita. d. Riwayat penyakit keluarga Adalah keluarga yang pernah menderita penyakit diabetes mellitus, hipertensi, gangguan jiwa atau penyakit kronis lainnya uapaya yang dilakukan dan bagaimana genogramnya . e. Pola Fungsi Kesehatan . Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat Adakah kebiasaan merokok, penggunaan obat-obatan, alkohol dan kebiasaan olah raga !lama "rekwensinya#, bagaimana status ekonomi keluarga kebiasaan merokok dalam mempengaruhi lamanya penyembuhan luka. $. Pola %idur dan Istirahat Insisi pembedahan dapat menimbulkan nyeri yang sangat sehingga dapat mengganggu kenyamanan pola tidur klien. &. Pola akti"itas Akti"itas dipengaruhioleh keadaan dan malas bergerak karena rasa nyeri luka operasi, akti"itas biasanya terbatas karena harus bedrest berapa waktu lamanya setelah pembedahan.
'. Pola hubungan dan peran (engan keterbatasan gerak kemungkinan penderita tidak bisa melakukan peran baik dalam keluarganya dan dalam masyarakat. ). Pola sensorik dan kogniti" Ada tidaknya gangguan sensorik nyeri, penglihatan, pearaan serta pendengaran, kemampuan ber"ikir, mengingat masa lalu, orientasi terhadap orang tua, waktu dan tempat. *. Pola penanggulangan stress Kebiasaan klien yang digunakan dalam mengatasi masalah. 1
+. Pola tata nilai dan keperayaan agaimana keyakinan klien pada agamanya dan bagaimana ara klien mendekatkan diri dengan tuhan selama sakit.
Pemeriksaan fisik
a. tatus Kesehatan umum Kesadaran biasanya kompos mentis, ekspresi wajah menahan sakit tanpa sakit ada tidaknya kelemahan. b. Integumen Ada tidaknya oedem, sianosis, puat, pemerahan luka pembedahan pada abdomen sebelah kanan bawah . . Kepala dan /eher 0kspresi wajah kesakitan pada konjungti1a lihat apakah ada warna puat. d. %ora2 dan Paru Apakah bentuknya simetris, ada tidaknya sumbatan jalan na"as, gerakan uping hidung maupun alat antu na"as "rekwensi perna"asan biasanya normal !* 3 $4 kali permenit#. Apakah ada ronhi, whe5ing, stridor. e. Abdomen Pada post operasi biasanya sering terjadi ada tidaknya pristaltik pada usus ditandai dengan distensi abdomen, tidak "latus dan mual, apakah bisa kening spontan atau retensi urine, distensi supra pubis, periksa apakah produksi urine ukup, keadaan urine apakah jernih, keruh atau hematuri jika dipasang kateter periksa apakah mengalir lanar, tidak ada pembuntuan serta ter"iksasi dengan baik.
".
0kstremitas Apakah ada keterbatasan dalam akti1itas karena adanya nyeri yang hebat, juga apakah ada kelumpuhan atau kekakuan.
2. Diagnosa 0e)e(aatan a" ?esiko berkurangnya &olume cairan berhubungan dengan adanya mual dan muntah" b" ?esiko terjadinya infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan tubuh" c" >yeri berhubungan dengan distensi jaringan intestinal" d" %urangnya pengetahuan tentang proses penyakitnya berhubungan dengan informasi kurang" e" >utrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake menurun"
1!
f"
3. Inte(ensi 0e)e(aatan ?encana tujuan dan inter&ensi disesuaikan dengan diagnosis dan prioritas masalah kepera$atan"
a. ?esiko kekurangan &olume cairan berhubungan dengan adanya rasa mual dan muntah, ditandai dengan D %adang-kadang diare" afsu makan berkurang" Ada rasa mual dan muntah" 3ujuan D 'empertahankan keseimbangan &olume cairan dengan kriteria D %lien tidak diare" >afsu makan baik" %lien tidak mual dan muntah" :nter&ensi D 1. 'onitor tanda-tanda &ital" ?asional D 'erupakan indicator secara dini tentang hypo&olemia" 2. 'onitor intake dan out put dan konsentrasi urine" ?asional D 'enurunnya out put dan konsentrasi urine akan meningkatkan kepekaanendapan sebagai salah satu kesan adanya dehidrasi dan membutuhkan peningkatan cairan" 3. Beri cairan sedikit demi sedikit tapi sering" ?asional D 2ntuk meminimalkan hilangnya cairan"
b" ?esiko terjadinya infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan tubuh, ditandai dengan D +uhu tubuh di atas normal" Frekuensi pernapasan meningkat" yeri tekan daerah titik 'c" Burney #euco G 10"000mm 3ujuan D 3idak akan terjadi infeksi dengan kriteria D 3idak ada tanda-tanda infeksi post operatif (tidak lagi panas, kemerahan)" :nter&ensi D 1" Bersihkan lapangan operasi dari beberapa organisme yang mungkin ada melalui prinsip-prinsip pencukuran" ?asional D engukuran dengan arah yang berla$anan tumbuhnya rambut akan mencapai ke dasar rambut, sehingga
16
benar-benar bersih dapat terhindar dari pertumbuhan mikro organisme" *" Beri obat pencahar sehari sebelum operasi dan dengan melakukan klisma" ?asional D bat pencahar dapat merangsang peristaltic usus sehingga bab dapat lancar" +edangkan klisma dapat merangsang peristaltic yang lebih tinggi, sehingga dapat mengakibatkan ruptura apendiks" " Anjurkan klien mandi dengan sempurna" ?asional D %ulit yang bersih mempunyai arti yang besar terhadap timbulnya mikro organisme" " Beri tentang pentingnya kebersihan diri klien" ?asional D
1
d" %urangnya pengetahuan tentang proses penyakitnya berhubungan dengan informasi kurang" /elisah" =ajah murung" %lien sering menanyakan tentang penyakitnya" %lien mengeluh rasa sakit" %lien mengeluh sulit tidur 3ujuan D %lien akan memahami manfaat pera$atan post operatif dan pengobatannya" :nter&ensi D 1" .elaskan pada klien tentang latihan-latihan yang akan digunakan setelah operasi" ?asional D %lien dapat memahami dan dapat merencanakan serta dapat melaksanakan setelah operasi, sehingga dapat mengembalikan fungsi-fungsi optimal alat-alat tubuh" *" Anjurkan akti&itas yang progresif dan sabar menghadapi periode istirahat setelah operasi" ?asional D 'encegah luka baring dan dapat mempercepat penyembuhan" "
e" >utrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake menurun" >afsu makan menurun Berat badan menurun orsi makan tidak dihabiskan Ada rasa mual muntah 3ujuan D klien mampu mera$at diri sendiri :nter&ensi D 1" %aji sejauh mana ketidakadekuatan nutrisi klien ?asional D menganalisa penyebab melaksanakan inter&ensi" *" erkirakan hitung pemasukan kalori, jaga komentar tentang nafsu makan sampai minimal ?asional D 'engidentikasi kekurangan kebutuhan nutrisi berfokus pada masalah membuat suasana negatif dan mempengaruhi masukan" " 3imbang berat badan sesuai indikasi ?asional D 'enga$asi keefektifan secara diet" " Beri makan sedikit tapi sering
1;
?asional D 3idak memberi rasa bosan dan pemasukan nutrisi dapat ditingkatkan" !" Anjurkan kebersihan oral sebelum makan ?asional D 'ulut yang bersih meningkatkan nafsu makan 6" 3a$arkan minum saat makan bila toleran" ?asional D
17
. Im)lementasi Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan !6ordon, 77', dalam Potter 8 Perry, 77+#.
5.
Evauasi
01aluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terenana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan ara berkesinambungan, dengan melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya. !9arpenito, 777:$;#.
DAFTAR PUSTA0A
'ansjoer,A", dkk" *000" %apita +elekta %edokteran 8disi %etiga .ilid %edua" enerbit 'edia Aesculapius Fakultas %edokteran 2ni&ersitas :ndonesia" .akarta" , *01" Apendicitis. httpDhome"coHui"nettitolugo+2*0"
*0