LAPORAN PENDAHULUAN DENGUE HEMORRHAGIC FEVER (DHF)
A. Definisi
Dengue Hemoragic Fever (DHF) adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh empat serotip virus dengue dan ditandai dengan empat gejala klinis utama yaitu demam yang tinggi, manifestasi perdarahan, hepatomegali dan tandatanda kegagalan sirkulasi sampai timbulnya perdarahan sebagai akibat kebocoran plasma yang dapat menyebabkan kematian (Soegijanto, (Soegijanto, 2006). Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi yang biasanya memburuk setelah 2 hari pertama. (Nabiel 2014).
ikat, melakukan gerakan amuboid membantu untuk menerobos dinding pembuluh darah ke jaringan ikat. c. Trombosit (sel pembeku darah) Keping darah berwujud cakram protoplasmanya kecil yang dalam peredaran darah tidak berwarna, jumlahnya dapat bevariasi antara 200.000 – 300.000/mm³ darah. Fungsi trombosit penting dalam pembekuan darah. Jika pembuluh darah terpotong trombosit dengan cepat mengumpal melekat satu sama lain dan menjadi fibrin, masa trombosit mengumpal dan fibrin adalah dasar untuk pembekuan.
b. Plasma Bahan-bahan yang dapat dalam plasma: anorganik (garam mineral, air, oksigen, karbohidrat, amoniak), bahan organis (karbohidrat, lemak, protein, hormon, vitamin dan asam nukleat).
C. Etiologi
Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue dar i kelompok arbovirus B, yaitu arthropod-born envirus atau virus yang disebarkan oleh artropoda. Vector utama penyakit DBD adalah nyamuk aedes aegypti (didaerah perkotaan) dan aedes albopictus (didaerah pedesaan). (Widoyono, 2008). Sifat nyamuk senang tinggal pada air yang jernih dan tergenang, telurnya 0
dapat bertahan berbulan-bulan pada suhu 20-42 C. Bila kelembaban terlalu rendah telur ini akan menetas dalam waktu 4 hari, kemudian untuk menjadi nyamuk dewasa
masih mungkin untuk terinfeksi virus dengue yang sama tipenya maupun virus dengue tipe lainnya. Dengue Haemoragic Fever (DHF) akan terjadi jika seseorang yang pernah mendapatkan infeksi virus dengue tipe tertentu mendapatkan infeksi ulangan untuk kedua kalinya atau lebih dan dapat pula terjadi pada bayi yang mendapat infeksi virus dengue untuk pertama kalinya jika ia telah mendapat imunitas terhadap dengue dari ibunya melalui plasenta.
D. Patofisiologi
Menurut Ngastiyah (2005) virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk
aedes aeygypty. Pertama tama yang terjadi adalah viremia yang
mengakibatkan penderita menalami demam, sakit kepala, mual, nyeri otot pegal pegal di seluruh tubuh, ruam atau bintik bintik merah pada kulit, hiperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati
anoksia jaringan, metabolik asidosis dan kematian apabila tidak segera diatasi dengan baik (Murwani, 2011).
E. Tanda dan Gejala
1. Gejala klinis (khas) a. Demam akut suhu 39-42 o C dan terjadi pada malam hari b. Menggigil c. Perdarahan pada kulit : ptekie, ekimosis, hematom d. Perdarahan lain : epistaksis, hematemasis, hematuri, melena e. Renjatan, nadi cepat dan lemah f.
Tekanan darah menurun (< 20 mmHg)
g. Kulit dingin dan gelisah 2. Gejala nonklinis
F. Pathway Arbovirus Melalui nyamuk aedes aegypti
Beredar dalam aliran darah
Infeksi Virus Dengue (Viremia)
Mengaktifkan sistem komplemen
Membentuk dan melepaskan zat C3a C5a
Prostaglandin GE2 Hipotalamus
G. Pemeriksaan Penunjang
Menurut WHO (2011) untuk menegakkan diagnosis DHF adalah sebagai berikut : 1. Demam akut, yang tetap tinggi selama 2 – 7 hari kemudian turun secara lisis demam disertai gejala tidak spesifik, seperti anoreksia, lemah, nyeri. 2. Manifestasi perdarahan : a. Uji tourniquet positif b. Petekia, purpura, ekimosi c. Epistaksis, perdarahan gusi d. Hematemesis, melena. 3. Pembesaran hati yang nyeri tekan, tanpa ikterus. 4. Dengan atau tanpa renjatan.
sampai 2 liter dalam 24 jam. Dapat diberikan teh manis, sirup, susu, dan bila mau lebih baik oralit. Cara memberikan minum sedikit demi sedikit dan orang tua yang menunggu dilibatkan dalam kegiatan ini. Jika anak tidak mau minum sesuai ang dianjurkan tidak dibenarkan pemasangan sonde karena merangsang resiko terjadi perdarahan. Keadaan hiperpireksia diatasi dengan obat anti piretik dan kompres dingin. Jika terjadi kejang diberi luminal atau anti konfulsan lainnya. Luminal diberikan dengan dosis : anak umur kurang 1 tahun 50 mg IM, anak lebih 1 tahun 75 mg. Jika 15 menit kejang belum berhenti lminal diberikan lagi dengan dosis 3 mg/kg BB. Anak diatas 1 tahun diveri 50 mg, dan dibawah 1 tahun 30 mg, dengan memperhatikan adanya depresi fungsi vital. Infus diberikan pada pasien DHF tanpa renjatan apabila :
sedikit tidak kelihatan. Dengan memperhatikan evaluasi klinik yang telah disebut, maka engan keadaan ini dianjurka pemberian darah
2. Penatalaksanaan Keperawatan a. Pengawasan tanda – tanda vital secara kontinue tiap jam 1) Pemeriksaan Hb, Ht, Trombocyt tiap 4 Jam 2) Observasi intik output b. Pada pasienDHF derajat I : Pasien diistirahatkan, observasi tanda vital tiap 3 jam , periksa Hb, Ht, Thrombosit tiap 4 jam beri minum 1 ½ liter – 2 liter per hari, ber i kompres c. Pada pasien DHF derajat II : pengawasan tanda vital, pemeriksaan Hb, Ht, Thrombocyt, perhatikan gejala seperti nadi lemah, kecil dan cepat, tekanan
hamil. Kemudian apakah anak sebelumnya pernah mengalami DBD juga atau tidak atau Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada DHF, anak biasanya mengalami serangan ulangan DHF dengan type virus yang lain e. Alasan Masuk Rumah Sakit Alasan atau keluhan yang menonjol pada pasien DHF datang ke rumah sakit adalah panas tinggi dan pasien lemah. f.
Riwayat Kesehatan Sekarang Didapatkan adanya keluhan panas mendadak dengan disertai menggigil dan saat demam kesadaran kompos mentis. Panas turun terjadi antara hari ke-3 dan ke-7, dan anak semakin lemah. Kadang-kadang disertai keluhan batuk pilek, nyeri telan, mual, muntah, anoreksia, diare atau konstipasi, sakit kepala, nyeri otot dan persendian, nyeri ulu hati dan pergerakan bola mata
aedes aegypti. Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta upa untuk menjaga kesehatan. k. Pemeriksaan fisik Meliputi inspeksi, auskultasi, palpasi, perkusi dari ujung rambut sampai ujung kaki. Berdasarkan tingkatan grade DHF, keadaan fisik anak adalah : 1) Kesadaran : Apatis 2) Vital sign : TD : 110/70 mmHg 3) Kepala
: Bentuk mesochepal
4) Mata
: Simetris, konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik, mata
anemis 5) Telinga
: Simetris, bersih tidak ada serumen, tidak ada gangguan
6) Pendengaran
telingga (grade II, III, IV). 15) Dada. Bentuk simetris dan kadang-kadang sesak. Pada fhoto thorax terdapat adanya cairan yang tertimbun pada paru sebelah kanan, (efusi pleura), rales, ronchi, yang biasanya terdapat pada grade III dan IV. 16) Abdomen Mengalami nyeri tekan, pembesaran hati (hepatomegali) dan asites. Ekstremitas : akral dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi, serta tulang.
K. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermi 2. Nyeri Akut
Rencana Keperawatan No
Diagnosa Keperawatan Tjuan dan Kriteria Hasil
1
Hipertermi Berhubungan dengan : penyakit/ trauma peningkatan metabolisme aktivitas yang berlebih dehidrasi
NIC : Fever Treatment Noc : Termoregulasi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama.....diharapkan dalam kriteria hasil:
Batasan karakterisik: kenaikan suhu tubuh diatas rentang normal serangan atau konvulsi (kejang) kulit kemerahan pertambahan RR takikardi Kulit teraba panas/ hangat 2
Intervensi
No 1 2
Indikator Peningkatan suhu kulit Hipertermia
3 Sakit kepala 4 Dehidrasi Indikator skala: 1. Berat 2. Cukup Berat 3. Sedang 4. Ringan 5. Tidak ada
Awal 0 0
Tujuan 5 5
0 0
5 5
Kekurangan volume cairan Noc: Keseimbangan Cairan Berhubungan dengan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama.....diharapkan dalam kriteria hasil: Kehilangan volume cairan secara aktif No Indikator Awal Tujuan Kegagalan mekanisme pengaturan 1 Tekanan darah 0 5 Batasan karakteristik : Haus Penurunan turgor kulit/lidah Membran mukosa/kulit kering Peningkatan denyut nadi, penurunan tekanan darah, penurunan volume/tekanan nadi
13 | D e n g u e H e m o r r h a g i c F e v e r
2 3 4 5
Keseimbangan intake dan output dalam 24 jam Turgor kulit Kelembaban membran mukosa Hematokrit
Indkator Skala: 1. Sangat terganggu 2. Banyak terganggu
0 0 0 0
5 5 5 5
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Monitor suhu sesering mungkin Monitor IWL Monitor watna dan suhu tubuh Monitor TTV Monitor Wbc, Hb, Hct Monitor intake dan output cairan Kolaborasi pemberian antipuretik Kolaborasi pemberian cairan IV Kompres pasien dengan air hangat Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam
NIC : Fluid Management 1. 2. 3. 4. 5.
Monitor status hidrasi pasien Pertahankan catatan intake dan output cairan Monitor TTV Monitor masukan makanan dan cairan dan hitung intake kalori harian Kolaborasi pemberian cairan IV
3
Pengisian vena menurun Perubahan status mental Konsentrasi urine meningkat Temperatur tubuh meningkat Kehilangan berat badan secara tibatiba Penurunan urine output HMT meningkat Kelemahan
3. Cukup terganggu 4. Sedikit terganggu 5. Tidak terganggu
Nyeri Akut NOC : Kontrol Nyeri Definisi : Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yang Setelah dilakukan tindakan keperawatan ...x.... jam, klien menunjukan dapat muncul akibat kerusakan jaringan aktual melakukan mengontrol nyeri dengan kriteria hasil: atau potensial atau yang di gambarkan sebagai kerusakan (internasional No Indikator Awal Tujuan association for the study of pain); awitan 1 Mengenali kapan nyeri 5 yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas terjadi ringan hingga berat dengan akhir yang 2 Menggambarkan 5 dapat diantisipasi atu diprediksi < 3 faktor penyebab nyeri bulan 3 Menggunakan 5 Batasan Karakteristik : manajemen nyeri non Bukti nyeri dengan mengunakan farmakologi standar daftar periksa nyeri untuk 4 Melaporkan nyeri 5 pasien yang tidak dapat terkontrol mengungkapkannya (mis., neonatal infant pain scale, pain assessment Indikator : check list for senior with limited 1. Tidak pernah menunjukan abilitd to comunicate) 2. Jarang menunjukan Diforesis 3. Kadang-kadang menunjukan Dilatasi pupil 4. Sering menunjukan Ekspresi wajah nyeri 5. Secara konsisten menunjukan
14 | D e n g u e H e m o r r h a g i c F e v e r
NIC : Manajemen Nyeri 1. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor pencetus 2. Gali pengetahuan dan kepercayaan pasien mengenal nyeri 3. Berikan informasi mengenai nyeri 4. Monitor TTV 5. Gunakan cara mengontrol nyeri sebelum nyeri menjadi berat 6. Anjurkan klien untuk meningkatkan istirahat untuk menurunkan nyeri 7. Ajarkan prinsip manajemen nyeri non f armakologi
Fokus menyempit (mis., persepsi waktu, proses berpikir, interaksi dengan orang dengan lingkungan) Fokus pada diri sendiri Keluhan tentang intensitas menggunakan standar skala nyeri (mis., skala Wong-Baker FACES skala analog visual, skala penilaian numerik) Keluhan tentang karakteristik nyeri dengan menggunakan standar instrumen nyeri (mis., McGill Paint Questionnaire, Brief Paint Infentory) tentang perilaku Laporan nyeri/perubahan aktifitas (mis., anggota keluarga, pemberi asuhan) perilaku (mis., Mengekspresikan gelisa, merengek, menangis, waspada) Perilaku distraksi Perubahan pada parameter fisiologis (mis., tekanan darah, frekuensi jantung, frekuensi pernapasan, saturasi oksigen, end/tidal karbondioksida (C02) Perubahan sisi untuk menghindari nyeri Perubahan selera makan Purtus asa Sikap melindungi area nyeri Sikap tubuh melindungi Faktor yang Berhubungan
15 | D e n g u e H e m o r r h a g i c F e v e r
4
Agens cedera biologis (mis., infeksi, iskemia, neoplasma) Agens cedera fisik (mis., apses, amputasi, luka bakar, terpotong, mengangkat berat, konsedur bedah, trauma, olaragah berlebihan) Agens cedera kimiawi (mis., luka bakar, kapsaisin, metilen klorida, agen mustard)
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari NOC : Status Nutrisi kebutuhan tubuh Setelah dilakukan tindakan keperawatan......x.... jam pasien menunjukan Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebuthan metabolik. perubahan status nutrisi dengan kriteria hasil: Batasan karakteristik : Kram abdomen No Indikator Awal Tujuan Nyeri abdomen 1 Asupan Gizi 5 Menghindari makan 2 Asupan Makanan 5 Berat badan 20% atau lebih dibawah 3 Asupan Cairan 5 berat badan ideal 4 Energi 5 Diare 5 IMT 5 Bising usus hiperaktif 6 Hidrasi 5 Kurang makanan Kurang informasi Penurunan berat badan dengan Indikator skala : asupan makanan adekuat 1. Sangat menyimpang dari rentang normal Kurang minat pada makanan 2. Banyak menyimpang dari rentan normal Kesalahan informasi 3. Cukup menyimpang dari rentan normal 4. Sedikit menyimpang dari rentan normal Membrane mukosa pucat Ketidakmampuan memakan 5. Tidak menyimpang dari rentan normal makanan
16 | D e n g u e H e m o r r h a g i c F e v e r
NIC : Manajemen Nutrisi 1. Monitor kalori dan asupan makanan 2. Monitor kecendrungan terjadinya penurunan BB 3. Tentukan status gizi pasien dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan gizi 4. Identifikasi alergi atau intoleransi makanan yang dimiliki pasien 5. Instuksikan pasien mengenai diet 6. Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhan untuk memenuhi persyaratan gizi 7. Anjurkan keluarga untuk menyajikan makanan semenark mungkin 8. Anjurkan keluarga untuk memberikan makanan favouite pasien 9. Anjurkan klien untuk memantau kalori dan intake makanan (mis: buku harian makanan)
Tonus otot menurun Cepat kenyang setelah makan Faktor yang berhubungan :
5
Faktor biologis
Ketidakmampuan mengabsorbsi
Faktor psikologis
untuk
Mual Definisi: suatu fenomena subjektif tentang rasa tidak nyaman pada bagian belakang tenggorokan atau lambung, yang dapat atau tidak dapat mengakibatkan muntah. Batasan karakteristik :
Keenganan terhadap makanan
Mual
Peningkatan menelan
Peningkatan salivasi
Rasa asam di dalam mulut
NOC : Keparahan mual dan muntah
NIC : Manajemen Mual
Stelah dilakukan tindakan keperawatan ...x... jam diharapkan klien menunjukan pengurangan tanda dan gejala mual dan muntah dengan kriteria hasil :
1. Dorong pasien untuk belajar startegi menagatasi mual 2. Lakukan penilaian lengkap terhadap mual, termasuk frekuensi, durasi, tingkat keparahan 3. Evaluasi pengalaman kehamilan masa lalu terhadap mual 4. Ajarkan tekhnik non farmakologi umtuk mengatasi mual (imajinasi, relaksasi) 5. Ajarkan pola makan porsi sedikit tapi sering 6. Berikan informasi mengenai mual seperti peneyebab mual, dan berapa lama itu akan berlangsung
Sensasi muntah Faktor yang berhubungan :
Distensi lambung
Kehamilan
Ansietas
Gangguan psikologis
Rasa makan/minum tidak enak
17 | D e n g u e H e m o r r h a g i c F e v e r
No 1
Indikator Frekuensi mual dan muntah
2
Intensitas mual dan muntah
5
3
Skresi air ludah yang banyak Nyeri lambng
5
4 5
Ketidakseimbangan elektrolit
Indikator : 1. Berat 2. Cukup berat 3. Sedang 4. Ringan 5. Tidak ada
Awal
Tujuan 5
5 5
6
Resiko Syok (Hipovolemik) Definisi : Beresiko terhadap ketidakcukupan aliran darah kejaringan tubuh, yang dapat mengakibatkan disfungsi seluler yang mengancam jiwa
Noc: Syok Prevention Stelah dilakukan tindakan keperawatan ...x... jam diharapkan klien menunjukan pengurangan tanda dan gejala mual dan muntah dengan kriteria hasil :
Faktor Resiko :
Hipotensi Hipovolemi Hipoksemia Hipoksia Infeksi Sepsis Sindrom respons inflamasi sistemik
No
Indikator
1
Penurunan tekanan nadi perifer Penurunan tekanan darah sistolik
5
Penurunan tekanan darah diastolik Nadi lemah dan halus
5
2 3 4 5
Awal
meningkatnya laju nafas
Tujuan
5
5 5
Indikator : 1. Berat 2. Cukup berat 3. Sedang 4. Ringan 5. Tidak ada
7
Risiko terjadinya perdarahan berhubungan dengan penurunan faktorfaktor perdarahan
Tidak terjadi perdarahan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam.
Monitor status sirkulasi BP, warna kulit, suhu kulit, denyut jantung, HR, dan ritme, nadi perifer, dan kapiler refill. 2. Monitor tanda inadekuat oksigenasi jaringan 3. Monitor suhu dan pernafasan 4. Monitor input dan output 5. Pantau nilai labor : HB, HT, AGD dan elektrolit 6. Monitor hemodinamik invasi yng sesuai 7. Monitor tanda dan gejala asites 8. Monitor tanda awal syok 9. Tempatkan pasien pada posisi supine, kaki elevasi untuk peningkatan preload dengan tepat 10. Lihat dan pelihara kepatenan jalan nafas 11. Berikan cairan IV dan atau oral yang tepat 12. Berikan vasodilator yang tepat 13. Ajarkan keluarga dan pasien tentang tanda dan gejala datangnya syok 14. Ajarkan keluarga dan pasien tentang langkah untuk mengatasi gejala syok 1.
1. Monitor tanda-tanda penurunan jumlah trombosit yang disertai tanda klinis.
KH :
2. Anjurkan klien untuk bedrest
-Tidak ada perdarahan lebih lanjut
3. Berikan penjelsaan kepada klien dan keluarga untuk melaporkan
- Nilai trombosit dalam batas normal. 18 | D e n g u e H e m o r r h a g i c F e v e r
Nic : Syok Prevention
jika ada tanda perdarahan seperti hematemesis, epistaksis,
-TD 100/60 mmHg, N: 80_100 x/mnt, pulsasi kuat, reguler
melena. 4. Antisipasi adanya perdarahan, gunakan sikat gigi yang lunak, pelihara kebersihan mulut, berikan tekanan 5-10 menit setiap selesai mengambil darah. 5. Kolaborasi dalam memonitor nilai trombosit setiap hari
19 | D e n g u e H e m o r r h a g i c F e v e r