LAPORAN PENDAHULUAN, ASKEP, & RESUME
DISLOKASI ELBOW IRNA GERANIUM RSUD LAWANG Untuk Memenuhi Tuga P!"#ei De$a!temen Su!gika%
O%eh RISDA MA'RI(ATUL KHOIROT ))*++-+)))+.+ KELOMPOK PSIK A REGULER -+))
/URUSAN KEPERAWATAN (AKULTAS KEDOKTERAN UNI0ERSITAS BRAWI/AA MALANG -+)*
DISLOKASI )1 DE(INISI 1. Dislokasi adalah keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan secara anatomis (tulang lepas dari sendi) (Brunner & Suddarth). Dislokasi adalah keluarnya (bercerainya) kepala sendi dari mangkuknya, dislokasi merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera. (Ari !ansyur, dkk. "###). ". Dislokasi adalah patah tulang di dekat sendi atau mengenai sendi dapat menyebabkan patah tulang di sertai luksasi sendi yang disebut raktur dislokasi. ( Buku A$ar %lmu Bedah, hal 11'). . adi, dislokasi adalah terlepasnya kompresi $aringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya sa$a yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi). -1 ETIOLOGI Dislokasi disebabkan oleh 1. *rauma $ika disertai raktur, keadaan ini disebut raktur dislokasi - +edera olahraga olah raga yang biasanya menyebabkan dislokasi adalah sepak bola dan hoki, serta olahraga yang beresiko $atuh misalnya terperosok akibat bermain ski, senam, olley. emain basket dan pemain sepak bola paling sering mengalami dislokasi pada tangan dan $ari-$ari karena secara tidak senga$a -
2.
menangkap bola dari pemain lain. *rauma yang tidak berhubungan dengan olahraga Benturan keras pada sendi
saat kecelakaan motor biasanya menyebabkan dislokasi. - *er$atuh *er$atuh dari tangga atau ter$atuh saat berdansa diatas lantai yang licin ongenital Sebagian anak dilahirkan dengan dislokasi, misalnya dislokasi pangkal paha. ada keadaan ini anak dilahirkan dengan dislokasi sendi pangkal paha secara klinik tungkai yang satu lebih pendek dibanding tungkai yang lainnya dan pantat bagian kiri serta kanan tidak simetris. Dislokasi congenital ini dapat bilateral (dua sisi). Adanya kecurigaan yang paling kecil pun terhadap kelainan congenital ini mengeluarkan pemeriksaan klinik yang cermat dan sianak diperiksa dengan sinar /, karena tindakan dini memberikan hasil yang sangat baik. *indakan dengan reposisi dan pemasangan bidai selama beberapa bulan, $ika kelainan ini tidak ditemukan secara dini, tindakannya akan $auh sulit dan diperlukan pembedahan.
3.
atologis
Akibatnya destruksi tulang, misalnya tuberkolosis tulang belakang. Dimana patologis ter$adinya 0tear ligament dan kapsul articuler yang merupakan kompenen ital penghubung tulang. .1 MANI(ESTASI KLINIK 1. Deormitas pada persendiaan alau sebuah tulang diraba secara sering akan terdapat suatu celah. ". angguan gerakan 2tot-otot tidak dapat beker$a dengan baik pada tulang tersebut. . embengkakan embengkakan ini dapat parah pada kasus trauma dan dapat menutupi deormitas. 3. 4asa nyeri sering terdapat pada dislokasi Sendi bahu, sendi siku, metakarpal phalangeal dan sendi pangkal paha serikal. 5. ekakuan. 21 PATO(ISIOLOGI Dislokasi biasanya disebabkan oleh $atuh pada tangan. 6umerus terdorong kedepan, merobek kapsul atau menyebabkan tepi glenoid teraulsi. adang-kadang bagian posterolateral kaput hancur. !esti $arang prosesus akromium dapat mengungkit kaput ke ba7ah dan menimbulkan luksasio erekta (dengan tangan mengarah 8 lengan ini hampir selalu $atuh memba7a kaput ke posisi da ba7ah karakoid). Dislokasi ter$adi saat ligarnen rnamberikan $alan sedemikian rupa sehingga tulang berpindah dari posisinya yang normal di dalam sendi. arena terpeleset dari tempatnya, maka sendi itupun men$adi macet. Selain macet, $uga terasa nyeri. Sebuah sendi yang pernah mengalami dislokasi, ligamenligamennya biasanya men$adi kendor. Akibatnya, sendi itu akan gampang dislokasi lagi. *1 KLASI(IKASI Dislokasi dapat diklasiikasikan sebagai berikut 1. Dislokasi congenital *er$adi se$ak lahir akibat kesalahan pertumbuhan. ". Dislokasi patologik Akibat penyakit sendi dan atau $aringan sekitar sendi. misalnya tumor, ineksi, atau osteoporosis tulang. %ni disebabkan oleh kekuatan tulang yang berkurang. . Dislokasi traumatic edaruratan ortopedi (pasokan darah, susunan sara rusak dan mengalami stress berat, kematian $aringan akibat anoksia) akibat oedema (karena mengalami pengerasan). *er$adi karena trauma yang kuat sehingga dapat mengeluarkan tulang dari $aringan disekeilingnya dan mungkin $uga merusak struktur sendi, ligamen, syara, dan system askular. ebanyakan ter$adi pada orang de7asa. Berdasarkan tipe kliniknya dibagi 1. Dislokasi Akut 9mumnya ter$adi
pada shoulder,
pembengkakan di sekitar sendi. ". Dislokasi ronik . Dislokasi Berulang
elbo7,
dan
hip. Disertai nyeri
akut dan
ika suatu trauma dislokasi pada sendi diikuti oleh rekuensi dislokasi yang berlan$ut dengan trauma yang minimal, maka disebut dislokasi berulang. 9mumnya ter$adi pada shoulder $oint dan patello emoral $oint. Berdasarkan tempat ter$adinya 1. Dislokasi Sendi 4ahang Dislokasi sendi rahang dapat ter$adi karena a. !enguap atau terlalu lebar. b. *erkena pukulan keras ketika rahang sedang terbuka, akibatnya penderita tidak dapat menutup mulutnya kembali. ". Dislokasi Sendi Bahu ergeseran kaput humerus dari sendi glenohumeral, berada di anterior dan medial glenoid (dislokasi anterior), di posterior (dislokasi posterior), dan di ba7ah glenoid (dislokasi inerior). . Dislokasi Sendi Siku !erupakan mekanisme cederanya biasanya $atuh pada tangan yg dapat menimbulkan dislokasi sendi siku ke arah posterior dengan siku $elas berubah bentuk dengan kerusakan sambungan ton$olan-ton$olan tulang siku. 3. Dislokasi Sendi ari Sendi $ari mudah mengalami dislokasi dan bila tidak ditolong dengan segera sendi tersebut akan men$adi kaku kelak. Sendi $ari dapat mengalami dislokasi ke arah telapak tangan atau punggung tangan. 5. Dislokasi Sendi !etacarpophalangeal dan %nterphalangeal !erupakan dislokasi yang disebabkan oleh hiperekstensi-ekstensi persendian. :. Dislokasi anggul Bergesernya caput emur dari sendi panggul, berada di posterior dan atas acetabulum (dislokasi posterior), di anterior acetabulum (dislokasi anterior), dan caput emur menembus acetabulum (dislokasi sentra). ;. Dislokasi atella a. aling sering ter$adi ke arah lateral. b. 4eduksi dicapai dengan memberikan tekanan ke arah medial pada sisi lateral patella sambil mengekstensikan lutut perlahan-lahan. c. Apabila dislokasi dilakukan berulang-ulang diperlukan stabilisasi secara bedah. 31 KOMPLIKASI omplikasi Dini 1. +edera sara sara aksila dapat cedera 8 pasien tidak dapat mengkerutkan otot deltoid dan mungkin terdapat daerah kecil yang mati rasa pada otot tesebut. ". +edera pembuluh darah Arteri aksilla dapat rusak. .
1 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK Dengan cara pemeriksaan Sinar-/ ( pemeriksaan /-4ays ) pada bagian anteroposterior akan memperlihatkan bayangan yang tumpah-tindih antara kaput humerus dan ossa glenoid, kaput biasanya terletak di ba7ah dan medial terhadap terhadap mangkuk sendi serta 4adiologi (+* Scan). 41 PENATALAKSANAAN 1. Dislokasi reduksi dikembalikan ketempat semula dengan menggunakan anastesi $ika dislokasi berat. ". aput tulang yang mengalami dislokasi dimanipulasi dan dikembalikan ke rongga sendi. . Sendi kemudian dimobilisasi dengan pembalut, bidai, gips atau traksi dan di$aga agar tetap dalam posisi stabil. Beberapa hari sampai minggu setelah reduksi dilakukan mobilisasi, harus -3> sehari yang berguna untuk mengembalikan kisaran sendi. 3. !emberikan kenyamanan dan melindungi sendi selama masa penyembuhan. !enurut sumber lain, penatalaksanaan dislokasi sebagai berikut o
=akukan reposisi segera.
o
Dislokasi sendi kecil dapat direposisi di tempat ke$adian tanpa anestesi, misalnya dislokasi siku, dislokasi bahu, dislokasi $ari pada ase syok), sislokasi bahu, siku atau $ari dapat direposisi dengan anestesi loca8 dan obat penenang misalnya alium.
o
Dislokasi sendi besar, misalnya panggul memerlukan anestesi umum.
o
Dislokasi reduksi dikembalikan ketempat semula dengan menggunakan anastesi $ika dislokasi berat. aput tulang yang mengalami dislokasi dimanipulasi dan dikembalikan ke
o
rongga sendi. Sendi kemudian diimobilisasi dengan pembalut, bidai, gips atau traksi dan
o
di$aga agar tetap dalam posisi stabil. Beberapa hari sampai minggu setelah reduksi dilakukan mobilisasi halus -3> sehari yang berguna untuk mengembalikan kisaran sendi o
!emberikan kenyamanan dan melindungi sendi selama masa penyembuhan.
Dislokasi Sendi Siku
atuh pada tangan dapat menimbulkan dislokasi sendi siku ke
arah posterior. 4eposisi dilan$utkan dengan membatasi gerakan dalam sling atau gips selama tiga minggu untuk memberikan kesembuhan pada sumpai sendi 51 ASUHAN KEPERAWATAN 51) Pengka6ian a. %dentitas lien !eliputi nama, $enis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang dipakai, status perka7inan, pendidikan, peker$aan, asuransi, golongan darah, no. register, tanggal !4S,
diagnosa medis. b. 4i7ayat enyakit Sekarang engumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari disklokasi yang nantinya membantu dalam membuat rencana tindakan terhadap klien. %ni bisa berupa kronologi ter$adinya penyakit. c. 4i7ayat enyakit Dahulu ada pengka$ian ini ditemukan kemungkinan penyebab dislokasi, serta penyakit yang pernah diderita klien sebelumnya yang dapat memperparah keadaan klien dan menghambat proses penyembuhan. d. emeriksaan
51. Inte!8eni Ke$e!a7atan D> Diagnosa epera7atan *u$uan dan riteria 6asil %nterensi 4asional 1. angguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan discontinuitas $aringan. Setelah diberikan tindakan kepera7atan diharapkan rasa nyeri teratasi, dengan kriteria hasil a). lien tampak tidak meringis lagi. b). lien tampak rileks. 1. a$i skala nyeri. ". Berikan posisi relaks pada pasien. . A$arkan teknik distraksi dan relaksasi. 3. Berikan lingkungan yang nyaman, dan aktiitas hiburan. 5. olaborasi pemberian analgesik. !engetahui intensitas nyeri. osisi relaksasi pada pasien dapat mengalihkan ocus pikiran pasien pada nyeri. *ehnik relaksasi dan distraksi dapat mengurangi rasa nyeri. !eningkatkan relaksasi pasien.
Analgesik mengurangi nyeri
". angguan mobilitas isik berhubungan dengan deormitas dan nyeri saat mobilisasi. Setelah diberikan tindakan kepera7atan diharapkan gangguan mobilitas isik klien teratasi, dengan kriteria hasil a). lien melaporkan peningkatan toleransi aktiitas (termasuk aktiitas sehari-hari). b). lien menun$ukkan penurunan tanda intolerasi isiologis, misalnya nadi, pernapasan, dan tekanan darah masih dalam rentang normal. 1. a$i tingkat mobilisasi pasien. ". Berikan latihan 42!. . An$urkan penggunaan alat bantu $ika diperlukan. 3. !onitor tonus otot. 5. !embantu pasien untuk imobilisasi baik dari pera7at maupun keluarga. !enun$ukkan tingkat mobilisasi pasien dan menentukan interensi selan$utnya. !emberikan latihan 42! kepada klien untuk mobilisasi. Alat bantu memperingan mobilisasi pasien. Agar mendapatkan data yang akurat. Dapat membantu pasien untuk imobilisasi.
. erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna atau ketidakmampuan mencerna makanan?absorpsi nutrient yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah. Setelah diberikan tindakan kepera7atan diharapkan kebutuhan nutrisi terpenuhi, dengan kriteria hasil a).lien menun$ukkan peningkatan atau mempertahankan berat badan dengan nilai laboratorium normal. b). *idak mengalami tanda mal nutrisi. c). lien menun$ukkan perilaku, perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan atau mempertahankan berat badan yang sesuai. 1. a$i ri7ayat nutrisi, termasuk makan yang disukai. ". 2bserasi dan catat masukkan makanan pasien. . *imbang berat badan setiap hari. 3. Berikan makan sedikit dengan rekuensi sering dan atau makan diantara 7aktu makan. 5. 2bserasi dan catat ke$adian mual?muntah, latus dan dan ge$ala lain yang berhubungan. :. Berikan dan Bantu hygiene mulut yang baik 8 sebelum dan sesudah makan, gunakan sikat gigi halus untuk penyikatan yang lembut. Berikan pencuci mulut yang di encerkan bila mukosa oral luka.
;. olaborasi pada ahli gi@i untuk rencana diet. '. olaborasi 8 pantau hasil pemeriksaan laboraturium. . olaborasi8 berikan obat sesuai indikasi. !engidentiikasi deisiensi, memudahkan interensi. !enga7asi masukkan kalori atau kualitas kekurangan konsumsi makanan. !enga7asi penurunan berat badan atau eektiitas interensi nutrisi. !enurunkan kelemahan, meningkatkan pemasukkan dan mencegah distensi gaster. e$ala % dapat menun$ukkan eek anemia (hipoksia) pada organ. !eningkatkan nasu makan dan pemasukkan oral. !enurunkan pertumbuhan bakteri, meminimalkan kemungkinan ineksi. *eknik pera7atan mulut khusus mungkin diperlukan bila $aringan rapuh?luka?perdarahan dan nyeri berat. !embantu dalam rencana diet untuk memenuhi kebutuhan indiidual. !eningkatakan eektiitas program pengobatan, termasuk sumber diet nutrisi yang dibutuhkan. ebutuhan penggantian tergantung pada tipe anemia dan atau adanyan masukkan oral yang buruk dan deisiensi yang diidentiikasi.
3. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit. Setelah diberikan tindakan kepera7atan diharapkan kecemasan pasien teratasi, dengan kriteria hasil a). lien tampak rileks. b). lien tidak tampak bertanya-tanya. 1. a$i tingakat ansietas klien. ". Bantu pasien mengungkapkan rasa cemas atau takutnya. . a$i pengetahuan pasien tentang prosedur yang akan di$alaninya. 3. Berikan inormasi yang benar tentang prosedur yang akan di$alani pasien. !engetahui tingakat kecemasan pasien dan menentukan interensi selan$utnya. !engali pengetahuan dari pasien dan mengurangi kecemasan pasien. Agar pera7at mengetahui seberapa tingkat pengetahuan pasien dengan penyakitnya. Agar pasien mengerti tentang penyakitnya dan tidak cemas lagi.
5. angguan body image berhubungan dengan deormitas dan perubahan bentuk tubuh. Setelah diberikan tindakan kepera7atan diharapkan gangguan body image teratasi. 1. a$i konsep diri pasien. ". embangkan B6S dengan pasien. . Bantu pasien mengungkapkan masalahnya.
3. Bantu pasien mengatasi masalahnya. Dapat mengetahui pasien. !en$alin saling percaya pada pasien. !en$adi tempat bertanya pasien untuk mengungkapkan masalahnya. !engetahui masalah pasien dan dapat memecahkannya.
DA(TAR PUSTAKA
1. !ans$oer, A. dkk. "###. Kapita Selekta Kedokteran jilid 2 . !edia Aesculapius. akarta ". +ole, arren 6 and Collinger 4obert !. Textbook of Surgery , inth Edition. e7 Fork !eredith +orporation. . Salter
4obert
bruce.
1.
*e>tbook
o
Disorder
and
%n$uries
o
the
!usculoskeletal System, rd-ed. Baltimore illiams & ilkins. 3. 4as$ad +hairuddin, "##;, Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi edisi ketiga , akarta *.Farsi atampone (Anggota %A%). 5. 4eksopro$o, S.15. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Binarupa Aksara. akarta :. im de ong, Syamsuhida$at, 4. "##. Buku Ajar Ilmu Bedah edisi dua. enerbit Buku edoktern E+. akarta ;. Appley A raham & Salomon =ouis, 15. Orthopedi dan !raktur Sistem, Edisi ketu$uh, cetakan pertama. akarta idya !edika. '. reene, alter B, "etter#s Orthopaedi$s, orth +arolina, . einsterin Stuart =, Turek#s Orthopaedi$s, =ippincot ililiams & ilkins. 1#. Sh7art@ Seymor %. Prin$iples of Surgery fifth edition. e7 Fork, !cra7-6ill, %normation Serices +ompany.