LAPORAN PENDAHULUAN OSTEOMYELITIS DI POLI BEDAH RSUD SYAIFUL ANWAR MALANG
Oleh : Sang Ayu Ayu Putu Ananda Anand a Wedanat NIM !"#!#!
%$P<e'n' (e)ehatan RS d*# S&e+*a&en Malang P*&g*a, Stud D- (e+e*a.atan
!#! (&n)e+ Da)a* O)te&,yelt) A# Penge*tan
Osteomielitis adalah infeksi tulang. Infeksi tulang lebih sulit disembuhkan dari pada infeksi jaringan lunak karena terbatasnya asupan darah, respon jaringan terhadap inflamasi, tingginya tekanan jaringan dan pembentukan involukrum (pembentukan tulang baru di sekeliling jaringan tulang mati). Osteomielitis dapat menjadi masalah kronis yang akan mempengaruhi kualitas hidup atau mengakibatkan kehilangan ekstremitas (Smeltzer, Suzanne C, !!). Osteomielitis adalah infeksi pada tulang dan sumsum tulang yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus atau proses spesifik ("ansjoer, !!!). Osteomielitis adalah infeksi akut tulang yang dapat terjadi karena penyebaran infeksi dari darah (osteomielitis hematogen) atau yang lebih sering, setelah kontaminasi fraktur terbuka atau reduksi (osteomielitis eksogen) (Cor#in, !!$). %da dua ma&am infeksi tulang menurut 'obbins dan umar ($*+-/-) yaitu + $. Osteomyelitis piogenik hematogen 0iasanya terjadi pada anak/anak, osteomyelitis piogenik hematogen terutama disebabkan oleh staphylo&o&&us aureus kemudian diikuti oleh ba&illus
&olli.
e&uali
samonela,
osteomyelitis
hematogen
biasanya
bermanisfestasi sebagai suatu penyakit demam sistemik akut yang disertai dengan
gejala nyeri
setempat,
perasaan tak
enak,
kemerahan dan
pembengkakan. . Osteomyelitis tuberkulosis 1imbulnya se&ara tersembunyi dan &enderung mengenai rongga sendi. 2aerah yang sering kena adalah tulang/tulang panjang dari ekstremitas dan tulang belakang. Osteomyelitis tuberkulosis dapat menyebabkan deformitas yang serius (kifosis, skoliosis) berkaitan dengan destruksi dan perubahan sumbu tulang belakang dari posisi normalnya.
B# Et&l&g
3enyebab paling sering adalah staphylo&o&&us aerus (4!5 / 6!5). Organisme
penyebab
yang
lain
adalah
salmonela
strepto&o&&us
dan
pneumo&o&&us (Overdoff, !!+*4$). 7uka tekanan, trauma jaringan lunak, nekrosis yang berhubungan dengan keganasan dan terapi radiasi serta luka bakar dapat menyebabkan atau memperparah proses infeksi tulang. Infeksi telinga dan sinus serta gigi yang berdarah merupakan akibat dari osteomyelitis pada rahang ba#ah dan tulang tengkorak. 8aktur &ompound, prosedur operasi dan luka tusuk yang dapat melukai tulang pokok sering menyebabkan traumatik osteomyelitis. Osteomyelitis sering ditemukan pada orang yang lebih tua karena faktor penyebabnya berhubungan dengan penuaan ('eeves, !!$+4).
/# Tanda dan Ge0ala
9ejala umum akut seperti demam, toksemia, dehidrasi, pada tempat tulang yang terkena panas dan nyeri, berdenyut karena nanah yang tertekan kemudian terdapat tanda/tanda abses dengan pembengkakan (Overdoff, !!+*4).
D# Pat&1)&l&g
Osteomyelitis paling sering disebabkan oleh staphylo&o&&us aureus. Organisme
penyebab
yang
lain
yaitu
salmonella,
strepto&o&&us,
dan
pneumo&o&&us. "etafisis tulang terkena dan seluruh tulang mungkin terkena. 1ulang terinfeksi oleh bakteri melalui jalur + hematogen, melalui infeksi di dekatnya atau s&ara langsung selama pembedahan. 'eaksi inflamasi a#al menyebabkan trombosis, iskemia dan nekrosis tulang. 3us mungkin menyebar ke ba#ah ke dalam rongga medula atau menyebabkan abses superiosteal. Su:uestra tulang yang mati terbentuk. 3embentukan tulang baru diba#ah perioteum yang terangkan diatas dan disekitar jaringan granulasi, berlubang oleh sinus/sinus yang memungkinkan pus keluar (Overdoff, !!+*$, 'ose, $4+!).
E# Pe,e*')aan Penun0ang $. 7aboratorium 3eningkatan laju endap eritrosit ('os, $4+!) 7ukosit dan 7;2 meningkat (Overdoff, !!+*4) . 'ontgen
"enunjukkan pembengkakan jaringan lunak sampai dua minggu kemudian tampak bintik/bintik dekalsifikasi pada batang tulang, yang kemudian dapat meluas dan diikuti oleh tanda/tanda pembentukan involukrom (Overdoff, !!+*4). . S&an tulang, biasanya sebelum rontgen (Overdoff, !!+*4). . 0iopsi tulang, mengidentifikasi organisme penyebab.
F# Penatala')anaan
Sasaran a#al adalah untuk mengontrol dan memusnahkan proses infeksi (0oughman, !!!+6). $. Imobilisasi area yang sakit + lakukan rendam salin noral hangat selama ! menit beberapa kali sehari. . ultur darah + lakukan smear &airan abses untuk mengindentifikasi organisme dan memilih antibiotik. . 1erapi antibiotik intravena sepanjang #aktu. . 0erikan antibiotik peroral jika infeksi tampak dapat terkontrol + teruska selama bulan. *. 0edah debridement tulang jika tidak berespon terhadap antibiotik pertahankan terapi antibiotik tambahan.
!#2 (&n)e+ A)uhan (e+e*a.atan $. 3engkajian
a.
'i#ayat kepera#atan 2alam hal ini pera#at menanyakan faktor/faktor resiko sehubungan dengan
osteomielitis
b.
3emeriksaan fisik %rea sekitar tulang yang terinfeksi menjadi bengkak dan terasa lembek bila
dipalpasi. 0isa juga terdapat eritema atau kemerahan dan panas. ;fek sistemik menunjukkan adanya demam biasanya diatas 6!, takhikardi, irritable, lemah bengkak, nyeri, maupun eritema.
&.
'i#ayat psikososial 3asien seringkali merasa ketakutan, kha#atir infeksinya tidak dapat
sembuh, takut diamputasi. 0iasanya pasien dira#at lama di rumah sakit sehingga pera#at perlu mengfkaji perubahan/perubahan kehidupan khususnya hubungannya dengan keluarga, pekerjaan atau sekolah.
d.
3emeriksaan diagnostik
meningkat. *!5 pasien yang mengalami infeksi hematogen se&ara dini adanya osteomielitis maka dilakukan s&anning tulang. Selain itu dapat pula dengan biopsi tulang atau "'I
. 2iagnosa epera#atan a. =yeri akut berhubungan dengan agen &idera biologis (abses tulang). b. erusakan integritas kulit berhubungan dengan penurunan sirkulasi udara ke permukaan kulit (tirah baring lama). &. 'esiko infeksi berhubungan dengan port de entery kuman.
. Intervensi
a. =yeri akut berhubungan dengan agen &idera biologis (abses tulang). / 1ujuan + 3> menunjukkan rasa nyeri berkurang dan peningkatan rasa kenyamanan / riteria
/
tehnik non farmakologi untuk mengurangi nyeri, men&ari bantuan) "elaporkan bah#a nyeri berkurang dengan menggunakan managemen
nyeri "ampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi, dan tanda nyeri) "enyetakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang. Intervensi + $) 7akukan pengkajian nyeri se&ara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi. ) Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan. ) 9unakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien. ) ontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, &ahaya dan kebisingan. *) %jarkan tentang tehnik non farmakologi (relaksasi dan distraksi). -) olaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi yang sesuai. 4) "onitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian terapi.
b. erusakan integritas kulit berhubungan dengan penurunan sirkulasi udara ke permukaan kulit (tirah baring lama). / 1ujuan + Integritas kulit?jaringan membaik se&ara optimal / riteria hasil @ Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas,
temperatur, hidrasi, pigmentasi). 1idak ada lesi?luka pada kulit. 3erfusi jaringan baik. "enunjukkan pemahaman dalam proses dalam proses perbaikan kulit
dan men&egah terjadinyan &edera berulang. "ampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembapan kulit dan
/
pera#atan alami. Intervensi @ $) %njurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar. ) 0eritahu pasien untuk menghindari kerutan pada tempat tidur. ) Aaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering. ) "obilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap jam sekali. *) "onitor kulit akan adanya kemerahan. -) "onitor proses kesembuhan area insisi. 4) "onitor tanda gejala infeksi pada area insisi.
6) 0ersihkan area sekitar jahitan atau staples, menggunakan lidi kapas steril. ) 9anti balutan pada interval #aktu yang sesuai atau biarkan luka tetap terbuka (tidak dibalut) sesuai program.
&. 'esiko infeksi berhubungan dengan port de entery kuman? / 1ujuan + 3enyebaran infeksi tidak terjadi / riteria
/
penularan serta penatalksanaannya. "enunjukkan kemampuan untuk men&egah timbulnya infeksi. Aumlah leukosit dalam batas normal. Intervensi + $) Instruksikan pada pengunjung untuk men&u&i tangan saat berkunjung ) ) ) *) -) 4)
dan setelah berkunjung meninggalkan pasien. Cu&i tangan sebelum dan setelah tindakan kepera#atan. 9unakan sarung tangan sebagai alat pelindung. 3ertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat. "onitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal. 3ertahankan tehnik aseptik pada pasien yang berisiko Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas,
drainase. 6) Inspeksi kondisi luka?insisi bedah. ) Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep yang diberikan dokter. $!) %&arkan pasien &ara menghindari infeksi.
DAFTAR PUSTA(A
Cor#in, ;lizabeth A. !!$. Buku saku patofisiologi. Aakarta+ ;9C. "ansjoer, %rif. !!!. Kapita selekta kedokteran. Aakarta+ "edia %es&ulapius. Smeltzer, Suzanne C. !!. Buku ajar keperawatan medical-bedah. Aakarta+ ;9C. =urarif, %min
http+??niti/adnyani.blogspot.&o.id?!$$?!?laporan/pendahuluan/pada/pasien denganD*.html https+??#isuda.unud.a&.id?pdf?$!$$$6!//0%05!II.pdf