LAPORAN PENDAHULUAN PNEUMONIA
Disusun untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Departemen Pediatrik di Ruang Anggrek RSUD Ngudi a!u"o #!itar
O!eh $ Dianita A"u Retnani %&'&(&)&%%*%&&+
PRO,RAM STUDI ILMU -EPERAA -EPERAATAN TAN .A-ULTAS -EDO-TERAN UNI/ERSITAS #RAI0A1A MALAN, )&%'
LAPORAN PENDAHULUAN PNEUMONIA
A2 DE.INISI Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru ( alveoli ) biasanya disebabkan oleh masuknya kuman bakteri, yang ditandai oleh gejala klinis batuk, demam tinggi dan disertai adanya napas cepat ataupun tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam. Dalam pelaksanaan Pemberantasan Penyakit IP! (P"IP!) semua bentuk pneumonia baik pneumonia maupun bronchopneumonia disebut pneumonia (Depkes #I, "$$"). Pneumonia adalah suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, %irus, jamur dan benda asing yang mengenai jaringan paru (al%eoli). (D&P'&. "$$). Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan al%eoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat. (uh Dahlan. "$$).. Pneumonia adalah penyakit infeksi akut paru yang disebabkan terutama oleh bakteri* merupakan penyakit Infeksi aluran Pernapasan !kut (IP!) yang paling sering menyebabkan kematian pada anak dan anak balita (aid "$$+). Dapat disimpulkan pneumonia adalah suatu peradangan yang mengenai parenkim paru yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, %irus, jamur dan benda asing yang ditandai oleh gejala klinis batuk, demam tinggi dan disertai adanya napas cepat ataupun tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam. #2 -LASI.I-ASI enurut ul Dahlan ("$$+), pneumonia dapat terjadi baik sebagai penyakit primer maupun sebagai komplikasi dari beberapa penyakit lain. ecara morfologis pneumonia dikenal sebagai berikut . Pneumonia lobaris, melibatkan seluruh atau satu bagian besar dari satu atau lebih lobus paru. /ila kedua paru terkena, maka dikenal sebagai pneumonia bilateral atau 0ganda1. ". /ronkopneumonia, terjadi pada ujung akhir bronkiolus, yang tersumbat oleh eksudat mukopurulen untuk membentuk bercak konsolidasi dalam lobus yang berada didekatnya, disebut juga pneumonia loburalis. 2. Pneumonia interstisial, proses inflamasi yang terjadi di dalalm dinding al%eolar (interstisium) dan jaringan peribronkial serta interlobular.
Pneumonia lebih sering diklasifikasikan berdasarkan agen penyebabnya, %irus, atipikal (mukoplasma), bakteri, atau aspirasi substansi asing. Pneumonia jarang terjadi yang mingkin terjadi karena histomikosis, kokidiomikosis, dan jamur lain. .
Pneumonia %irus, !e3ih sering ter4adi dibandingkan pneumonia bakterial. 3erlihat pada anak dari semua kelompok umur, sering dikaitkan dengan IP! %irus, dan jumlah #4 untuk persentase terbesar. Dapat akut atau berat. 5ejalanya ber%ariasi, dari ringan seperti demam ringan, batuk sedikit, dan malaise. /erat dapat berupa demam tinggi, batuk parah, prostasi. /atuk biasanya bersifat tidak produktif pada awal penyakit. edikit mengi atau krekels terdengar auskultasi.
".
Pneumonia atipikal, agen etiologinya adalah mikoplasma, terjadi terutama di musim gugur dan musim dingin, lebih menonjol di tempat dengan konsidi hidup yang padat penduduk. ungkin tiba-tiba atau berat. 5ejala sistemik umum seperti demam, mengigil (pada anak yang lebih besar), sakit kepala, malaise, anoreksia, mialgia. 6ang diikuti dengan rinitis, sakit tenggorokan, batuk kering, keras. Pada awalnya batuk bersifat tidak produktif, kemudian bersputum seromukoid, sampai mukopurulen atau bercak darah. 'rekels krepitasi halus di berbagai area paru.
2.
Pneumonia
bakterial,
meliputi
pneumokokus,
stafilokokus,
dan
pneumonia
streptokokus, manifestasi klinis berbeda dari tipe pneumonia lain, mikro-organisme indi%idual menghasilkan gambaran klinis yang berbeda. !witannya tiba-tiba, biasanya didahului dengan infeksi %irus, toksik, tampilan menderita sakit yang akut , demam, malaise, pernafasan cepat dan dangkal, batuk, nyeri dada sering diperberat dengan nafas dalam, nyeri dapat menyebar ke abdomen, menggigil, meningismus. /erdasarkan usaha terhadap pemberantasan pneumonia melalui usia, pneumonia dapat diklasifikasikan .
7sia " bulan 8 9 tahun a.
Pneumonia berat, ditandai secara klinis oleh sesak nafas yang dilihat dengan adanya tarikan dinding dada bagian bawah.
b.
Pneumonia, ditandai secar aklinis oleh adanya nafas cepat yaitu pada usia " bulan 8 tahun frekuensi nafas 9$ :;menit atau lebih, dan pada usia -9 tahun <$ :;menit atau lebih.
c.
/ukan pneumonia, ditandai secara klinis oleh batuk pilek biasa dapat disertai dengan demam, tetapi tanpa terikan dinding dada bagian bawah dan tanpa adanya nafas cepat.
".
7sia $ 8 " bulan
a.
Pneumonia berat, bila ada tarikan kuat dinding dada bagian bawah atau nafas cepat yaitu frekuensi nafas $ :;menit atau lebih.
b.
/ukan pneumonia, bila tidak ada tarikan kuat dinding dada bagian bawah dan tidak ada nafas cepat.
52 ETIOLO,I Pneumonia yang ada di kalangan masyarakat umumnya disebabkan oleh bakteri, %irus, mikoplasma (bentuk peralihan antara bakteri dan %irus) dan proto=oa. . /akteri Pneumonia yang dipicu bakteri bisa menyerang siapa saja, dari bayi sampai usia lanjut. ebenarnya bakteri penyebab pneumonia yang paling umum adalah treptococcus pneumoniae sudah ada di kerongkongan manusia sehat. /egitu pertahanan tubuh menurun oleh sakit, usia tua atau malnutrisi, bakteri segera memperbanyak diri dan menyebabkan kerusakan. /alita yang terinfeksi pneumonia akan panas tinggi, berkeringat,
napas
terengah-engah
dan
denyut
jantungnya
meningkat
cepat
(isnadiarly, "$$>). ". 4irus etengah dari kejadian pneumonia diperkirakan disebabkan oleh %irus. 4irus yang tersering menyebabkan pneumonia adalah #espiratory yncial 4irus (#4). eskipun %irus-%irus ini kebanyakan menyerang saluran pernapasan bagian atas, pada balita gangguan ini bisa memicu pneumonia. 3etapi pada umumnya sebagian besar pneumonia jenis ini tidak berat dan sembuh dalam waktu singkat. ?amun bila infeksi terjadi bersamaan dengan %irus influen=a, gangguan bisa berat dan kadang menyebabkan kematian (isnadiarly, "$$>). 2. ikoplasma ikoplasma adalah agen terkecil di alam bebas yang menyebabkan penyakit pada manusia. ikoplasma tidak bisa diklasifikasikan sebagai %irus maupun bakteri, meski memiliki karakteristik keduanya. Pneumonia yang dihasilkan biasanya berderajat ringan dan tersebar luas. ikoplasma menyerang segala jenis usia, tetapi paling sering pada anak pria remaja dan usia muda. !ngka kematian sangat rendah, bahkan juga pada yang tidak diobati (isnadiarly, "$$>). <. Proto=oa Pneumonia yang disebabkan oleh proto=oa sering disebut pneumonia pneumosistis. 3ermasuk golongan ini adalah Pneumocystitis Carinii Pneumonia (P@P). Pneumonia pneumosistis sering ditemukan pada bayi yang prematur. Perjalanan penyakitnya dapat lambat dalam beberapa minggu sampai beberapa bulan, tetapi juga dapat cepat dalam hitungan hari. Diagnosis pasti ditegakkan jika ditemukan P. Carinii pada jaringan paru atau spesimen yang berasal dari paru (Djojodibroto, "$$A). 5ara Penu!aran
Pada umumnya pneumonia termasuk kedalam penyakit menular yang ditularkan melalui udara. umber penularan adalah penderita pneumonia yang menyebarkan kuman ke udara pada saat batuk atau bersin dalam bentuk droplet. Inhalasi merupakan cara terpenting masuknya kuman penyebab pneumonia kedalam saluran pernapasan yaitu bersama udara yang dihirup, di samping itu terdapat juga cara penularan langsung yaitu melalui percikan droplet yang dikeluarkan oleh penderita saat batuk, bersin dan berbicara kepada orang di sekitar penderita, transmisi langsung dapat juga melalui ciuman, memegang dan menggunakan benda yang telah terkena sekresi saluran pernapasan penderita (!=war, "$$"). .aktor Resiko Pen"e3a3 Ter4adin"a Pneumonia /anyak faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya pneumonia pada balita (Depkes, "$$<), diantaranya a. Baktor risiko yang terjadi pada balita alah satu faktor yang berpengaruh pada timbulnya pneumonia dan berat ringannya penyakit adalah daya tahan tubuh balita. Daya tahan tubuh tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya . tatus 5i=i 'eadaan gi=i adalah faktor yang sangat penting bagi timbulya pneumonia. 3ingkat pertumbuhan fisik dan kemampuan imunologik seseorang sangat dipengaruhi adanya persediaan gi=i dalam tubuh dan kekurangan =at gi=i akan meningkatkan
kerentanan
dan
beratnya
infeksi
suatu
penyakit
seperti
pneumonia (Dailure, "$$$). ". tatus Imunisasi 'ekebalan dapat dibawa secara bawaan, keadaan ini dapat dijumpai pada balita umur 9-A bulan, dengan adanya kekebalan ini balita terhindar dari penyakit. Dikarenakan kekebalan bawaan hanya bersifat sementara, maka diperlukan imunisasi untuk tetap mempertahankan kekebalan yang ada pada balita (Depkes #I, "$$<). alah satu strategi pencegahan untuk mengurangi kesakitan dan kematian akibat pneumonia adalah dengan pemberian imunisasi. elalui imunisasi diharapkan dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian penyakit yang dapapat dicegah dengan imunisasi. 2. Pemberian !I (!ir usu Ibu) !si yang diberikan pada bayi hingga usia < bulan selain sebagai bahan makanan bayi juga berfungsi sebagai pelindung dari penyakit dan infeksi, karena dapat mencegah pneumonia oleh bakteri dan %irus. #iwayat pemberian !I yang buruk menjadi salah satu faktor risiko yang dapat meningkatkan kejadian pneumonia pada balita (Dailure, "$$$). <. 7mur !nak 7mur merupakan faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian pneumonia. #isiko untuk terkena pneumonia lebih besar pada anak umur dibawah " tahun
dibandingkan yang lebih tua, hal ini dikarenakan status kerentanan anak di bawah " tahun belum sempurna dan lumen saluran napas yang masih sempit (Daulaire, "$$$). b. Baktor Cingkungan Cingkungan khususnya perumahan sangat berpengaruh pada peningkatan resiko terjadinya pneumonia. Perumahan yang padat dan sempit, kotor dan tidak mempunyai sarana air bersih menyebabkan balita sering berhubungan dengan berbagai kuman penyakit menular dan terinfeksi oleh berbagai kuman yang berasal dari tempat yang kotor tersebut (Depkes #I, "$$<), yang berpengaruh diantaranya . 4entilasi 4entilasi berguna untuk penyediaan udara ke dalam dan pengeluaran udara kotor dari ruangan yang tertutup. 3ermasuk %entilasi adalah jendela dan penghawaan dengan persyaratan minimal $ dari luas lantai. 'urangnya %entilasi akan menyebabkan naiknya kelembaban udara. 'elembaban yang tinggi merupakan media untuk berkembangnya bakteri terutama bakteri patogen (emedi, "$$). ". Polusi 7dara Pencemaran udara yang terjadi di dalam rumah umumnya disebabkan oleh polusi di dalam dapur. !sap dari bahan bakar kayu merupakan faktor risiko terhadap kejadian pneumonia pada balita. Polusi udara di dalam rumah juga dapat disebabkan oleh karena asap rokok, kompor gas, alat pemanas ruangan dan juga akibat pembakaran yang tidak sempurna dari kendaraan bermotor (Cubis, A>A). D2 PATO.ISIOLO,I Ealan nafas secara normal steril dari benda asing dari area sublaringeal sampai unit paru paling ujung. Paru dilindungi dari infeksi bakteri dengan beberapa mekanisme . filtrasi partikel dari hidung. ". pencegahan aspirasi oleh reflek epiglottal. 2. Penyingkiran material yang teraspirasi dengan reflek bersin. <. Penyergapan dan penyingkiran organisme oleh sekresi mukus dan sel siliaris. 9. Pencernaan dan pembunuhan bakteri oleh makrofag. . ?etralisasi bakteri oleh substansi imunitas lokal. +. Pengangkutan partikel dari paru oleh drainage limpatik. Infeksi pulmonal bisa terjadi karena terganggunya salah satu mekanisme pertahanan dan organisme dapat mencapai traktus respiratorius terbawah melalui aspirasi maupun rute hematologi. 'etika patogen mencapai akhir bronkiolus maka terjadi penumpahan dari cairan edema ke al%eoli, diikuti leukosit dalam jumlah besar. 'emudian makrofag bergerak mematikan sel dan bakterial debris. isten limpatik mampu mencapai bakteri sampai darah atau pleura %isceral Earingan paru menjadi terkonsolidasi. 'apasitas %ital dan pemenuhan paru menurun dan aliran darah menjadi terkonsolidasi, area yang tidak ter%entilasi menjadi fisiologis right-
to-left shunt dengan %entilasi perfusi yang tidak pas dan menghasilkan hipoksia. 'erja jantung menjadi meningkat karena penurunan saturasi oksigen dan hiperkapnia. (/ennete, "$2) ecara patologis, terdapat < stadium pneumonia, yaitu (/radley et.al., "$) .
tadium I (<-" jam pertama atau stadium kongesti) Disebut hiperemia,
mengacu
pada
respon
peradangan
permulaan
yang
berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi. Fal ini ditandai dengan peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi. Fiperemia ini terjadi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-sel mast setelah pengaktifan sel imun dan cedera jaringan. ediator-mediator tersebut mencakup histamin dan prostaglandin. Degranulasi sel mast juga mengaktifkan jalur komplemen. 'omplemen bekerja sama dengan histamin dan prostaglandin untuk melemaskan otot polos %askuler paru dan peningkatan permeabilitas kapiler paru. Fal ini mengakibatkan perpindahan
eksudat
plasma
ke
dalam
ruang
interstisium
sehingga
terjadi
pembengkakan dan edema antar kapiler dan al%eolus. Penimbunan cairan di antara kapiler dan al%eolus meningkatkan jarak yang harus ditempuh oleh oksigen dan karbondioksida maka perpindahan gas ini dalam darah paling berpengaruh dan sering mengakibatkan penurunan saturasi oksigen hemoglobin. ".
tadium II (<> jam berikutnya) Disebut hepatisasi merah, terjadi sewaktu al%eolus terisi oleh sel darah merah, eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh penjamu ( host ) sebagai bagian dari reaksi peradangan. Cobus yang terkena menjadi padat oleh karena adanya penumpukan leukosit, eritrosit dan cairan, sehingga warna paru menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar, pada stadium ini udara al%eoli tidak ada atau sangat minimal sehingga anak akan bertambah sesak, stadium ini berlangsung sangat singkat, yaitu selama <> jam.
2.
tadium III (2-> hari berikutnya) Disebut hepatisasi ke!a3u, yang terjadi sewaktu sel-sel darah putih mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi. Pada saat ini endapan fibrin terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan terjadi fagositosis sisa-sisa sel. Pada stadium ini eritrosit di al%eoli mulai diresorbsi, lobus masih tetap padat karena berisi fibrin dan leukosit, warna merah menjadi pucat kelabu dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti.
<.
tadium I4 (+- hari berikutnya) Disebut juga stadium reso!usi, yang terjadi sewaktu respon imun dan peradangan mereda, sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorsi oleh makrofag sehingga jaringan kembali ke strukturnya semula.
E2 MANI.ESTASI -LINIS ,e4a!a 5ejala penyakit pneumonia biasanya didahului dengan infeksi saluran napas atas akut selama beberapa hari. elain didapatkan demam, menggigil, suhu tubuh meningkat dapat mencapai <$ derajat celcius, sesak napas, nyeri dada dan batuk dengan dahak kental, terkadang dapat berwarna kuning hingga hijau. Pada sebagian penderita juga ditemui gejala lain seperti nyeri perut, kurang nafsu makan, dan sakit kepala (isnadiarly, "$$>). Tanda enurut isnadiarly ("$$>), tanda-tanda penyakit pneumonia pada balita antara lain . /atuk nonproduktif ". Ingus (nasal discharge) 2. uara napas lemah <. Penggunaan otot bantu napas 9. Demam . Cyanosis (kebiru-biruan) +. Thorax photo menujukkan infiltrasi melebar >. akit kepala A. 'ekakuan dan nyeri otot $. esak napas . enggigil ". /erkeringat 2. Celah <. 3erkadang kulit menjadi lembab 9. ual dan muntah .2 PEMERI-SAAN DIA,NOSTI. Darah perifer lengkap Pada pneumonia %irus atau mikoplasma, umunya leukosit normal atau sedikit meningkat, tidak lebih dari "$.$$$;mm2 dengan predominan limfosit (ectish and Prober, "$$+). Pada pneumonia bakteri didapatkan leukositosis antara 9.$$$<$.$$$;mm2
dengan
predominan
sel
polimorfonuklear
khususnya
granulosit.
Ceukositosis hebat (2$.$$$;mm2) hampir selalu menunjukkan pneumonia bakteri. !danya leukopenia (G9.$$$;mm2) menunjukkan prognosis yang buruk. 'adang-kadang terdapat anemia ringan dan peningkatan C&D. ?amun, secara umum, hasil pemeriksaan darah perifer lengkap dan C&D tidak dapat membedakan infeksi %irus dan bakteri secara pasti (aid, "$$>) ". 7ji serologi 7ji serologis untuk deteksi antigen dan antibodi untuk bakteri tipik memiliki sensiti%itas dan spesifisitas rendah. Pada deteksi infeksi bakteri atipik, peningkatan antibodi Ig dan Ig5 dapat mengkonfirmasi diagnosis (aid, "$$>). 2. Pemeriksaan mikrobiologis Pada pneumonia anak, pemeriksaan mikrobiologis tidak rutin dilakukan, kecuali pada pneumonia berat yang rawat inap. pesimen pemeriksaan ini berasal dari usap tenggorok, sekret nasofaring, bilasan bronkus, darah, pungsi pleura, atau aspirasi paru
(aid, "$$>). pesimen dari saluran napas atas kurang bermanfaat untuk kultur dan uji serologis karena tingginya pre%alens kolonisasi bakteri (cIntosh, "$$"). <. Pemeriksaan rontgen toraks Boto rontgen tidak rutin dilakukan pada pneumonia ringan, hanya direkomendasikan pada pneumonia berat yang rawat inap. 'elainan pada foto rotgen toraks tidak selalu berhubungan dengan manifestasi klinis. 'adang bercak-bercak sudah ditemukan pada gambaran radiologis sebelum timbul gejala klinis, namun resolusi infiltrat seringkali memerlukan waktu yang lebih lama bahkan setelah gejala klinis menghilang. 7langan foto rontgen thoraks diperlukan bila gejala klinis menetap, penyakit memburuk, atau untuk tindak lanjut. 7mumnya pemeriksaan penunjang pneumonia di instalasi gawat darurat hanyalah foto rontgen toraks posisi !P (aid, "$$>). ,2 PENATALA-SANAAN MEDIS #adang paru-paru dapat diobati dengan antibiotik. Itulah yang biasanya ditentukan di sebuah pusat kesehatan atau rumah sakit , tapi sebagian besar kasus pneumonia masa kecil dapat diberikan secara efektif di dalam rumah. #awat inap disarankan pada bayi berusia dua bulan dan lebih muda, dan juga dalam kasus yang sangat parah(HF, "$). . 3erapi suportif umum a. 3erapi " untuk mencapai P a" >$-$$ mmFg atau saturasi A9-A berdasarkan pemeriksaan !5D. b. Fumidifikasi dengan nebuli=er untuk mengencerkan dahak yang kental. c. Bisioterapi dada untuk pengeluaran dahak, khususnya dengan clapping dan %ibrasi. d. Pengaturan cairan pada pasien pneumonia, paru menjadi lebih sensitif terhadap pembebanan cairan terutama pada pneumonia bilateral. e. Pemberian kortikosteroid, diberikan pada fase sepsis. f.
4entilasi mekanis indikasi intubasi dan pemasangan %entilator dilakukan bila terjadi hipoksemia persisten, gagal napas yang disertai peningkatan respiratoy distress dan respiratory arrest.
". Penatalaksanaan pada /ayi dan /alita • 7ntuk bayi dan anak berusia " bulan 8 9 tahun a. Pneumonia berat /ila ada sesak napas harus dirawat dan diberikan antibiotic. b. Pneumonia /ila tidak ada sesak napas tetapi napas cepat tidak per*lu dirawat namun diberikan antibiotic oral. c. /ukan Pneumonia bila tidak ada napas cepat dan sesak napas, tidak perlu •
antibiotic, hanya diberikan pengobatan simptomatis seperti penurun panas. 7ntuk bayi berusia dibawah " bulan a. Pneumonia /ila ada napas cepat atau sesak napas harus dirawat dan diberikan antibiotic. b. /ukan Pneumonia 3idak ada napas cepat atau sesak napas tidak perlu dirawat, cukup diberikan pengobatan simptomatis.
•
Pneumonia rawat jalan a. Pada pneumonia rawat jalan diberikan antibiotik lini pertama secara oral misalnya amoksisilin atau kotrimoksa=ol. b. Dosis amoksisilin yang diberikan adalah "9 mg;'g// . c. Dosis kotrimoksa=ol adalah < mg;kg// 3P
•
8
"$
mg;kg//
sulfametoksa=ol). Pneumonia rawat inap a. Pilihan antibiotika lini pertama dapat menggunakan beta-laktam atau kloramfenikol. b. Pada pneumonia yang tidak responsif terhadap obat diatas, dapat diberikan antibiotik lain seperti gentamisin, amikasin, atau sefalosporin. c. 3erapi antibiotik diteruskan selama +-$ hari pada pasien dengan pneumonia tanpa komplikasi. d. Pada neonatus dan bayi kecil, terapi awal antibiotik intra%ena harus dimulai sesegera mungkin untuk mencegah terjadinya sepsis atau meningitis. e. !ntibiotik yang direkomendasikan adalah antibiotik spektrum luas seperti kombinasi beta-laktam;kla%unalat dengan aminoglikosid, atau sefalosporin f.
generasi ketiga. /ila keadaan sudah stabil, antibiotik dapat diganti dengan antibiotik oral
selama $ hari, 2. bat 8 obatan a. !ntibiotik !ntibiotik yang sering digunakan adalah penicillin 5. ediaksi efektif lainnya termasuk eritromisin, klindamisin dan sefalosporin generasi pertama. /ila penderita alergi terhadap golongan penisilin dapat diberikan eritromisin 9$$mg < : sehari. Demikian juga bila diduga penyebabnya mikoplasma (batuk kering). Diberikan kotrimoksa=ol " : " tablet. Dosis anak J " 8 " bulan " : K tablet J 8 2 tahun " : L tablet J 2 8 9 tahun " : tablet 3ergantung jenis batuk dapat diberikan kodein > mg 2 : sehari atau brankodilator (teofilin atau salbutamol). Pada kasus dimana rujukan tidak memungkinkan diberikan injeksi amoksisilin dan ; atau gentamisin. Pada orang dewasa terapi kausal secara empiris adalah penisilin prokain $$.$$$ 8 ."$$.$$$ I7 sehari atau ampisilin gram < : sehari terutama pada penderita dengan batuk produktif. b. 'ortikosteroid 'ortikosteroid diberikan pada keadaan sepsis berat. c. Inotropik Pemberian obat inotropik seperti dobutamin atau dopamine kadang-kadang diperlukan bila terdapat komplikasi gangguan sirkulasi atau gagal ginjal pre renal. d. 3erapi oksigen
3erapi oksigen diberikan dengan tujuan untuk mencapai Pa " >$-$$ mmFg atau saturasi A9-A berdasarkan pemeriksaan analisa gas darah. e. ?ebuli=er ?ebuli=er digunakan untuk mengencerkan dahak yang kental. Dapat disertai f.
nebuli=er untuk pemberian bronchodilator bila terdapat bronchospasme. 4entilasi mekanis Indikasi intubasi dan pemasangan %entilator pada pneumonia ♦
Fipoksemia persisten meskipun telah diberikan oksigen $$ dengan menggunakan masker
♦
5agal nafas yang ditandai oleh peningkatan respiratory distress, dengan atau didapat asidosis respiratorik.
♦
#espiratory arrest
♦
#etensi sputum yang sulit diatasi secara konser%atif.
H2 -OMPLI-ASI a. !bses paru !bses paru di dalam paru-paru diding tebal, nanah mengisi rongga yang dibentuk ketika infeksi atau peradangan merusak jaringan paru-paru. b. &fusi pleural dan empiema Daerah yang sempit di antara dua selaput pleural secara normal berisi sejumlah kecil cairan yang membantu melumasi paru-paru. ekitar "$ pasien yang diopname untuk radang paru-paru, cairan ini membangun di sekeliling paru-paru. Dalam banyak kasus terutama pada streptococcus pneumoniae, cairan tetap steril, tetapi ada kalanya dapat terkena infeksi dan bahkan berisi nanah (suatu kondisi yang disebut empiema). #adang paru-paru dapat juga disebabkan pleura sehingga terjadi peradangan yang mana dapat mengakibatkan terganggunya jalan nafas dan sakit yang akut. c. 'egagalan paru-paru 7dara mungkin memenuhi area antara selaput-selaput pleural yang menyebabkan pneumothorak atau kegagalan paru-paru. 'ondisi bisa berupa suatu kesulitan dari radang paru-paru (terutama sekali radang paru-paru pneumococcal) atau sebagian dari prosedur pelanggaran yang digunakan untuk melakukan efusi pleural. d. 'omplikasi radang paru-paru yang lain Di dalam kasus-kasus yang jarang, infeksi peradangan mungkin dapat menyebar dari paru-paru ke hati dan dapat menyebar ke seluruh tubuh, kadang-kadang menyebabkan bisul pada otak dan bagian tubuh atau organ-organ yang lain.
Femoptisis yang parah (batuk darah) adalah komplikasi radang paru-paru serius yang lain. elain itu komplikasi yang lain yaitu perikarditis, meningitis dan atelektasis. e. 5agal nafas 'egagalan yang berhubungan dengan pernafasan adalah suatu hal yang penting-penting yang dapat menyebabkan kematian pada diri pasien dengan radang paru-paru pneumoccocal. 'egagalan dapat terjadi karena perubahan mekanik dalam paru-paru yang disebabkan oleh radang paru-paru (kegagalan %entilatory) atau hilangnya oksigen di dalam nadi ketika radang paru-paru mengakibatkan arus darah menjadi tidak normal (kegagalan pernapasan hypo:emic). I2 ASUHAN -EPERAATAN %2 Pengka4ian a. !kti%itas;istirahat 5ejala kelemahan, kelelahan, insomnia 3anda letargi, penurunan toleransi terhadap akti%itas. b. irkulasi 5ejala riwayat adanya 3anda takikardia, penampilan kemerahan, atau pucat. c. akanan;cairan 5ejala kehilangan nafsu makan, mual, muntah, riwayat diabetes mellitus 3anda sistensi abdomen, kulit kering dengan turgor buruk, penampilan kakeksia (malnutrisi). d. ?eurosensori 5ejala sakit kepala daerah frontal (influen=a) 3anda perusakan mental (bingung) e. ?yeri;kenyamanan 5ejala sakit kepala, nyeri dada (meningkat oleh batuk), imralgia, artralgia. 3anda melindungi area yang sakit (tidur pada sisi yang sakit untuk membatasi gerakan) f.
Pernafasan 5ejala adanya riwayat I' kronis, takipnea (sesak nafas), dispnea. 3anda a. sputum merah muda, berkarat
b. perpusi pekak datar area yang konsolidasi c. premikus taksil dan %ocal bertahap meningkat dengan konsolidasi d. /unyi nafas menurun e. Harna pucat;sianosis bibir g. 'eamanan 5ejala riwayat gangguan sistem imun misal !ID, penggunaan steroid, demam. 3anda berkeringat, menggigil berulang, gemetar h. Penyuluhan;pembelajaran 5ejala riwayat mengalami pembedahan, penggunaan alkohol kronis 3anda D#5 menunjukkan rerata lama dirawat 8 > hari #encana pemulangan bantuan dengan perawatan diri, tugas pemeliharaan rumah. Pemeriksaan .isik . Inspeksi Perlu diperhatikan adanya takipnea dispne, sianosis sirkumoral, pernapasan cuping hidung, distensi abdomen, batuk semula nonproduktif menjadi produktif, serta nyeri dada pada waktu menarik napas. /atasan takipnea pada anak berusia " bulan 8 9 tahun adalah <$ kali ; menit atau lebih. Perlu diperhatikan adanya tarikan dinding dada ke dalam pada fase inspirasi. Pada pneumonia berat, tarikan dinding dada kedalam akan tampak jelas. ". Palpasi uara redup pada sisi yang sakit, hati mungkin membesar, fremitus raba mungkin meningkat pada sisi yang sakit, dan nadi mungkin mengalami peningkatan atau tachycardia. 2. Perkusi uara redup pada sisi yang sakit. <. !uskultasi !uskultasi sederhana dapat dilakukan dengan cara mendekatkan telinga ke hidung ; mulut anak. Pada anak yang pneumonia akan terdengar stridor. ementara dengan stetoskop, akan terdengar suara napas berkurang, ronkhi halus pada sisi yang sakit, dan ronkhi basah pada masa resolusi. Pernapasan bronchial, egotomi, bronkofoni, kadang terdengar bising gesek pleura (ansjoer,"$$$). )2 Diagnosa -epera6atan 1ang Mungkin Mun7u! . Pola nafas tidak efektif b.d proses inflamasi
". /ersihan jalan nafas tidak efektif b.d obstruksi mekanis, inflamasi, peningkatan sekresi, nyeri. 2. Intoleransi akti%itas b.d proses inflamasi, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen. <. #isiko tinggi infeksi b.d adanya organisme infektif. 9. ?yeri b.d proses inflamasi . @emas b.d kesulitan bernafas, prosedur dan lingkungan yang tidak dikenal (rumah sakit). +. Perubahan proses keluarga b.d penyakit dan atau hospitalisasi anak.
*2 ?o
Ren7ana asuhan kepera6atan 3ujuan
Inter%ensi
#asional
D:
'lien
menunjukkan
fungsi
•
pernafasan
normal. hasil
pernafasan
tetap
dalam batas normal,
istirahat
dan
tidur dengan tenang.
yang
untuk
%entilasi
yang
•
airways respiratory
Perpiratory
status
%entilasi. tatus %ital
•
%entilatory weaning.
terbuka jalan nafas. kepala
•
menghindari
penekanan
Periksa posisi anak
diafragma. •
bahwa
Findari pakaian atau
Pakaian
yang
perkembangan nafas. •
7ntuk
meningkatkan
keadekuatan oksigen. #elaksasi
3ingkatkan
istirahat
mengurangi
dan
dengan
kecemasan.
tidur
yang
Dorong
•
dapat
Pendidikan kesehatan dapat
teknik
ketat
menghambat
•
tepat.
•
7ntuk
sedikitnya 2$ derajat)
penjadualan
•
7ntuk
(pertahankan
ketat. echanical
•
gedong yang terlalu
sign. ?I@
dapat beristirahat
anak tidak merosot. •
stres
mempertahankan
memastikan
patency,
engurangi
maksimum
dengan sering, untuk ?@
•
pada anak dan anak
Posisikan
peninggian
pernafasan tidak sulit, anak
posisi
nyaman •
'riteria
/eri
meningkatkan
pengetahuan tentang
relaksasi.
teknik
!jarkan pada anak
kepatenan
dan keluarga tentang
nafas.
meningkatkan jalan
tindakan
yang
mempermudah
"
'lien
dapar •
upaya
pernafasan
(misal
pemberian
posisi yang tepat). Posisikan anak pada
•
emungkinkan
mempertahankan
kesejajaran
jalan nafas paten.
yang tepat.
lebih
Fisap sekresi jalan
perbaikan
nafas
gas, serta mencegah
'riteria nafas
hasil tetap
jalan
•
bersih,
pernafasan
•
dalam batas normal. ?@ tatus respirasi
•
kepatenan jalan nafas. ?I@
airways
ekspansi
sesuai
•
baik
yang dan
pertukaran
7ntuk
membersihkan
mengeluarkan
jalan
nafas
sputum.
hipersekresi.
/antu
anak
/eri
dalam
ekspektoran
•
•
akibat
putum yang keluar
sesuai ketentuan.
akan mengurangi efek
Cakukan
hambatan jalan nafas.
fisioterapi •
dada.
suctioning
paru
aspirasi sekresi.
kebutuhan.
anak bernafas dengan mudah,
tubuh
&kspektoran
obat
•
Puasakan anak.
untuk
mengencerkan
•
/erikan
dahak
sehingga
sputum
penatalaksanaan
dikeluarkan.
nyeri yang tepat. •
/antu
anak
menahan
dapat
dalam
•
dada
membantu
atau
mengeluarkan sputum
membebat area insisi atau cedera
Bisioterapi
•
7ntuk
mencegah
aspirasi cairan (pada dengan
takipnea
hebat). •
Pengurangan
nyeri
mengurangi kebutuhan oksigen. •
7ntuk memaksimalkan efek
2
'lien mempertahankan
•
'aji tingkat toleransi
•
batuk
fisioterapi dada. 3ujuannya
dan agar
tingkat
energi
yang
adekuat.
anak. •
'riteria
hasil
anak
mentoleransi
/antu
akti%itas anak sesuai anak
akti%itas
hidup
sehari-hari
yang
mungkin
peningkatan akti%itas.
dengan
dalam
kemampuannya. •
melebihi
toleransi. ?@ endurance ?I@
•
energi.
/erikan
akti%itas
•
yang
penggunaan
energi
7ntuk mencegah anak dari rasa bosan, dan untuk
kondisi, kemampuan,
tumbuh kembang. •
stimulasi
7ntuk
menjaga
/eri periode istirahat
keseimbangan
dan tidur yang sesuai
oksigenasi
dengan
mengurangi konsumsi
usia
dan
kondisi. •
terjadi
sesuai dengan usia,
dan minat anak. •
tidak
yang berlebihan.
pengalihan
enejemen
!gar
dan
oksigen
Instruksikan
berlebihan.
anak
untuk beristirahat jika
yang
•
lelah.
7ntuk
mencegah
penggunaan
oksigen
yang berlebihan. <
'lien
tidak
•
Pertahankan
•
encegah
terjadi
menunjukkan
tanda-
lingkungan aseptik,
potensial
tanda
infeksi
dengan
infeksi nosokomial.
sekunder. 'riteria
menggunakan hasil
menunjukkan penurunan
kateter
anak
steril
bukti
•
?@ #isk contol dan
?I@
'ontrol
dan infeksi.
teknik tangan
•
•
7ntuk mencegah atau
•
7ntuk
mendukung
pertahanan antibiotik
sesuai ketentuan.
infeksi
infeksi
mengatasi infeksi.
Isolasi anak sesuai
/eri
mencegah
nosokomial.
indikasi. •
perlindungan
dan
7ntuk penyebaran
yang baik.
infeksi.
status imun.
penghisap
mencuci
gejala
•
komplikasi
tubuh
alami. •
embantu
/erikan diit bergi=i
mengurangi
sesuai
yang ada di dalam
kesukaan
anak dan kemauan untuk mengkonsumsi
dada.
sputum
nutrisi. •
9
'lien tidak mengalami
•
!jarkan
fisioterapi
dada yang baik. Cakukan strategi
•
3eknik-teknik
seperti
nyeri atau penurunan
nonfarmakologis
relaksasi,
nyeri;ketidaknyamana
untuk
membantu
dalam, dan distraksi
n sampai tingkat yang
anak
mengatasi
dapat membuat nyeri
dapat
nyeri.
diterima
oleh
anak.
•
'riteria
hasil
tingkat
•
Ce%el
sedation.
yang
analgesik
dengan
rute yang kecil
•
•
•
jika
yang dikenal anak
dan
'arena adalah
penggunaan
orang orang
paling
anak salah
anak
tua yang
mengetahui
anaknya. •
'arena pendekatan ini
satunya.
tampak paling efektif
Cibatkan rang tua
pada nyeri ringan.
dalam
•
•
strategi
memilih
•
7ntuk memudahkan
strategi toleransi nyeri.
gambarkan
biarkan
tambahan.
pembelajaran
strategi
beberapa
menghindari
i.sc.
dan
5unakan
atau
7ntuk
Findari injeksi i.m atau
mungkin.
@onscious
tepat
dengan kejadian nyeri.
nyeri
/erikan
paling
aksudnya agar efek puncaknya
traumatik
kenyamanan. ?I@
•
prosedur.
dapat diterima dengan
?@
untuk
ditentukan sebelum
nyeri
baik.
#encanakan
analgesik
tidak mengalami nyeri atau
dapat lebih ditoleransi.
memberikan
anak
nafas
pemilihan
'arena
pelatihan
strategi.
mungkin
diperlukan
!jarkan anak untuk
untuk membantu anak
menggunakan
berfokus
pada
strategi
tindakan
yang
nonfarmakologis
diperlukan.
khusus terjadi sebelum
sebelum nyeri
atau nyeri
menjadi lebih berat.
•
•
/antu
atau
minta
orangtua membantu anak
dengan
menggunakan stratei selama nyeri aktual.
DA.TAR PUSTA-A
!nonim. "$$>. Caporan Fasil #iset 'esehatan Dasar Indonesia 3ahun "$$+. Eakarta Depkes #I /arbara &ngram (AA>), Rencana Asuhan Keperaatan !edikal " #edah $ilid %& Peneribit /uku 'edokteran &5@, Eakarta. /are /renda 5 M melt=er u=an @. ("$$$). Keperaatan !edikal #edah& &disi >, 4ol. , &5@, Eakarta. /et=, @. C., M owden, C. ! "$$", /uku saku keperawatan pediatri, #5@, Eakarta. @arpenito, Cynda Euall.AA9.'iagnosa Keperaatan Aplikasi pada Praktik Klinis. Eakarta &5@ Dahlan, ul. "$$+. /uku !jar Ilmu Penyakit Dalam jilid " edisi <. Eakarta Bakultas 'edokteran 7ni%ersitas Indonesia. Depkes #I "$$", Pedoman penanggulangan P" IP!, Depkes #I, Eakarta Doenges, arilynn, &. dkk ("$$$). Rencana Asuhan Keperaatan, &disi 2, &5@, Eakarta. ansjoer, !rief dkk. ("$$$). Kapita (elekta Kedokteran& edia !esculapius B'7I Eakarta isnadiarly. "$$>. Penyakit Infeksi aluran ?apas Pneumonia pada !nak, rang Dewasa, 7sia Canjut, Pneumonia !tipik M Pneumonia !typik ycobacterium. Eakarta Pustaka bor Populer. ?anda. "$. Diagnostik keperawatan. Eakarta penerbit buku kedokteran &5@ Price, yl%ia dan Hilson Corraine. "$$. Infeksi Pada Parenkim Paru Patofisiologi 'onsep 'linis dan Proses-proses Penyakit %olume " edisi . Eakarta Penerbit /uku 'edokteran &5@