LAPORAN PENDAHULUAN CEREBROVASCULAR ACCIDENT SUBARACHNOID HEMORRHAGE (CVA-SAH)
A.
Definisi Stroke atau penyakit serebrovaskular mengacu pada setiap gangguan neurologik mendadak yang terjadi akibat pembatasan atau terhentinya aliran darah melalui system suplai arteri otak ( Sylvia A. Price, 2006 . !enurut American Association of Neurosci Neuroscience ence Nurses (AA"" pada tahun 200# mende$inisikan mende$inisikan subarachnoid hemorrhage (SA% adalah stroke perdarahan dimana darah dari pembuluh darah memasuki ruang subarachnoid yaitu ruang di antara lapisan dalam (piamater dan lapisan tengah (arachnoid mater dari jaringan selaput otak (meninges. Penyebab Penyebab paling umum adalah pecahnya tonjolan (aneurisma dalam arteri basal otak atau pada sirkulasi Willisii .
B.
Etiologi &e'a &e'ant nto o et all (200# (200# menyebutk menyebutkan an bah'a bah'a etiologi etiologi perdarah perdarahan an subarakh subarakhnoid noid meliputi ). *uptu *upturr aneuri aneurisma sma saku sakular lar (+0 (+0++- 2. !al$ !al$or orma masi si arter arterio iove vena na /. *uptu *upturr aneuri aneurisma sma $usi$o $usi$orm rm . *uptu *upturr aneuri aneurisma sma mikoti mikotik k -. 1elai 1elaina nan n darah darah diskra diskrasia sia darah darah,, pengg pengguna unaan an antiko antikoagu agula lan, n, dan dan gangg ganggua uan n pembekuan darah 6. n$eksi +. "eoplasma 3. 4rauma
C.
Fakto Risiko 5eberapa $aktor risiko yang dihubungkan dengan risiko tinggi aneurisma SA% menurut menurut eigin eigin et al. (200- al. (200- dan 4eunissen et al. ()##6 dalam 7emonick (20)0 meliputi ). 2. /. .
*i'ayat *i'ayat kelua keluarga rga denga dengan n aneuris aneurisma ma intrakr intrakrania aniall %iperten tensi !erokok Athe Athero rosk skle lero rosi sis s
-. 6. +. 3.
D.
1ontrasepsi oral 8sia lanjut 9enis kelamin Pecandu alkohol berat
Patofisiologi :;A subarakhnoid hemorrhage (SA% sebagian besar disebabkan oleh rupturnya aneurisma serebral. Segera setelah perdarahan, rongga subarakhnoid dipenuhi dengan eritrosit di :S.
terjadinya
in$ark
serebri.
Selanjutnya,
jaringan
otak
yang
mengalami iskemi= in$ark akan menyebabkan gangguan= kerusakan pada sistem sara$. Pada pasien dengan SA% yang masih hidup, sering mengalami kelumpuhan pada sara$ kranial kiri, paralisis, aphasia, kerusakan kogniti$, kelainan perilaku, dan gangguan psikiatrik (5ellebaum et al ., 200 dalam American Association of Neuroscience Nurses, 200#.
E.
Pat!"a# *uptur aneurisma sakular, !al$ormasi arteriovena, *uptur aneurisma $usi$orm, *uptur aneurisma mikotik, 1elainan darah diskrasia darah, penggunaan antikoagulan, dan gangguan pembekuan darah, in$eksi, neoplasma, trauma Pembuluh darah
Penekanan jaringan otak
Peningkatan ka,asitas aa,tif inta kanial
CVA
Risiko ,ennan ,efsi &aingan see/al
N#ei &e$isit neurologis 4emporal
rontal •
>angguan penilaian, penampilan >angguan a$ek@proses pikir, $ungsi motorik 1ehilangan kontrol volunter
•
•
•
>angguan memori 1ejang psikomotor 4uli 1on$abulasi (mengingat pengalaman
%emiplegia dan hemiparese
•
•
Parietal
&ominan
A$asia (tidak mampu berbicara dan menulis Agra$ia (kehilangan kemampuan menulis Agnosia (tidak mampu %esakan mengenali ko1nikasi stimulus 2e/al
>angguan sensorik bilateral
%esakan Defisit ,ea"atan ii3 F. $anifestasi %linis 1o/ilitas fisik $ani an eli1inasi
"ondomnian • •
•
&isorientasi Apraksia (kehilangan kemampuan melakukan gerakan bertujuan &istorsi konsep ruang %ilang kesadaran Penurunan pada sisi kesadaran tubuh yang
?ksipital 1emampuan penglihatan berkurang
%etiakefektifan !enurut %unt dan %ess ()#63 dalam &e'anto >, et al . 200#, gejala :;A SA%
dapat dilihat dari derajat nya, yaitu Dea&at * +
'CS ))-
/esi!an &alan nafas
'e&ala Asimtomatik atau nyeri kepala minimal serta kaku kuduk ringan. "yeri kepala moderat sampai berat, kaku kuduk, de$isit
)/)
neurologis tidak ada (selain parese sara$ otak. 1esadaran menurun (dro'siness atau de$isit neurologis
3)2
$okal. Stupor, hemiparesis moderate sampai berat, permulaan desebrasi, gangguan vegetati$.
Risiko 0iea
4
/+
1oma berat, deserebrasi.
Pasien dengan perdarahan sub arachnoid didapatkan gejala klinis "yeri kepala mendadak, adanya tanda rangsang meningeal (mual, muntah, $oto$obia=intoleransi cahaya, kaku kuduk, penurunan kesadaran, serangan epileptik, de$isit neurologis $okal (dis$asia, hemiparesis, hemihipestesia (berkurangnya ketajaman sensasi pada satu sisi tubuh . 1esadaran sering terganggu dan sangat bervariasi. Ada gejala=tanda rangsangan meningeal.
dari
gejalanya
biasanya tibatiba
perjalanan penyakit perdarahan
subarochnoid yang khas dimulai dengan sakit kepala yang sangat hebat (berbeda dengan sakit kepala biasa, onset biasanya )2 detik hingga ) menit dan sakit kepalanya sedemikian rupa sehingga mengganggu aktivitas yang dilaksanakan oleh penderita. Sakit kepala makin progresi$, kemudian diikuti nyeri dan kekakuan pada leher, mual muntah sering dijumpai perubahan kesadaran (-0 kesadaran hilang umumnya )2 jam, kejang sering dijumpai pada $ase akut (sekitar )0)- perdarahan
subarochnoid
sering
diakibatkan
oleh
arterivena
mal$ormasi.
8mumnya onset saat melakukan aktivitas 2/6 jam setelah onset dapat timbul $ebris yang menetap selama beberapa hari.
'.
Peningkatan 56% ). 4anda Peningkatan 41 "yeri kepala, gelisah, iritabilitas, dis$ungsi (re$leks pupil lambat, penurunan tingkat kesadaran, muntah proyektil, gangguan motorik, perubahan tanda vital, peningkatan suhu tubuh, pupil aniskor, hilangnya re$leks batang otak, abnormalitas visual, perubahan pola napas 2. aktor $aktor yang !enyebabkan Peningkatan 41 a. %iperkapnia P:?2 -mm%g b. %ipoksemia P?2 B-0mm%g c. Prosedur respiratory suction, P<
e. 4ekanan pada leher soft collar $.
;alsava maneuver
g. 5atuk h.
Aktivitas yang dapat meningkatkan metabolism
/. Penatalaksanaan Peningkatan 41 Secara 8mum a. !engatur posisi kepala lebih tinggi )-/0C b. !engusahakan tekanan darah yang optimal c. !engatasi kejang, menghilangkan stress dan cemas, mengatasi nyeri, menjaga suhu tubuh dalam batas normal d. 1oreksi kelainan metabolic dan elektrolit e. Atasi hipoksia
H.
Pe1eiksaan Penn&ang . Pe1eiksaan Raiologis a. C5 S0an %asil yang di dapatkan menunjukkan bah'a darah SA% pada :4 Scan tanpa bentuk berarti pada ruang subarakhnoid disekitar otak, kemudian membentuk sesuatu yang secara normal ber'arna gelap muncul menjadi putih. <$ek ini secara khas muncul sebagai bentuk bintang putih pada pusat otak seperti gambar berikut ini.
Sedangkan lokasi darah pada umumnya terdapat di basal cisterns, $isura sylvian, atau $isura interhemisper yang mengindikasikan ruptur saccular aneurysma. &arah berada di atas kon$eksitas atau dalam parenkim super$isial otak sering mengindikasikan arteriovenous malformation atau mycotic aneurysm rupture (AA"", 200#. /. Pngsi l1/a %asilnya menunjukkan bah'a terdapat Danthochromia (:S ber'arna kuning yang disebabkan oleh rusaknya hemoglobin dimana sensitivitas pemeriksaan ini lebih besar dari ## (AA"", 200#. 0. C5A (computed tomography ag!ography ) dilakukan jika diagnosis SA% telah dikon$irmasi dengan :4 Scan atau 7P.
. Rontgen toaks untuk melihat adanya edema pulmonal atau aspirasi. . Pe1eiksaan la/oatoi1 a. Pemeriksaan darah lengkap untuk mengetahui adanya anemia atau leukositosis setelah terjadinya bangkitan atau in$eksi sistemik (&e'anto et al., 200#. b. Adanya diskrasia darah, polisitemia, trombositopenia atau trombosis (Eeiner, 2000. c. Pemeriksaan koagulasi
untuk
menentukan
ri'ayat
koagulopati
sebelumnya. . 8reum dan elektrolit untuk menentukan hiponatremia akibat salt 'asting.
6.
Penatalaksanaan . Pe1eiksaan U11 a. Sistem jalan na$as dan kardiovaskuler. Pantau ketat di unit pera'atan intensi$ atau lebih baik di unit pera'atan neurologis. b. 7ingkungan. Pertahankan tingkat bising yang rendah
dan
batasi
pengunjung sampai aneurisma ditangani. c. "yeri. !or$in sul$at (2 mg ; setiap 2 jam atau kodein (/060 mg ! setiap jam. d. Pro$ilaksis gastrointestinal. *anitidin ()-0 mg P? 2D sehari atau -0 mg ; setiap 3)2 jam atau lansopraFol (/0 mg P? sehari e. Pro$ilaksis deep venous thrombosis. >unakan thighhigh stockings dan rangkaian peralatan kompresi pneumatikG heparin (-000 8 S: /D sehari $.
setelah terapi aneurisma. 4ekanan darah. Pertahankan tekanan darah sistolik #0)0 mm%g sebelum terapi aneurisma, kemudian jaga tekanan darah sistolik B 200
mm%g. g. >lukosa serum. Pertahankan kadar 30)20 mg=dlG gunakan sliding scale atau in$us kontinu insulin jika perlu h. Suhu inti tubuh. Pertahankan
pada
H
/+,2 0:G
berikan
asetamino$en=parasetamol (/2-6-0 mg P? setiap 6 jam dan gunakan i. j.
peralatan cooling bila diperlukan. :alcium antagonist. "imodipin (60 mg P? setiap jam selama 2) hari. 4erapi anti$ibrinolitik (opsional. Asam aminokaproat (23 jam pertama, -
g ; dilanjutkan dengan in$us ),- g=jam k. Antikonvulsan. enitoin (/- mg=kg=hari P? atau ; atau asam valproat l.
()-- mg=kg=hari P? atau ; :airan dan hidrasi. Pertahankan euvolemi (:;P, -3mm%gG jika timbul vasospasme serebri, pertahankan hipervolemi (:;P, 3)2 mm%g atau
P:EP ( pulmonal capillary wedge pressure )2)6 mm%g. m. "utrisi. :oba asupan oral (setelah evaluasi menelan untuk alternati$ lain, lebih baik pemberian makanan enteral.
. 5ea,i Lain a. Surgical clipping. &ilakukan dalam +2 jam pertama b.
*. %o1,likasi U11 a. %idrose$alus. !asukkan drain ventrikular eksternal atau lumbar. b. Perdarahan ulang. 5erikan terapi suporti$ dan terapu darurat aneurisma. c. ;asospasme serebri. 5eri nimodipinG pertahankan hipervolemi atau hipertensi yang diinduksi dengan $enile$rin, norepine$rin, atau dopaminG terapi endovascular (angioplasti transluminal atau vasodilator langsung d. 5angkitan. 7oraFepam (0,) mg=kg, dengan kecepatan 2 mg=menit atau diaFepam -)0 mg, dilanjutkan dengan $enitoin (20 mg=kg ; bolus dengan kecepatan B -0 mg=menit sampai dengan /0 mg=kg. e. %iponatremia. Pada SA&% restriksi cairanG Pada serebral salt 'asting syndrome secara agresi$ gantikan kehilangan cairan dengan 0,# "a:l $.
atau "a:l hipertonis. Aritmia miokardia. !etoprolol ()2,-)00 mg P? 2D sehariG evaluasi $ungsi
ventrikelG tangani aritmia g.
$enobarbital (luminal dan diaFepam (valium untuk
menghindari kegelisahan dan tekanan darah yang meningkat b. Antiemetik dimenhidrat c. Analgetika kodein $os$at, meperidin %:7, mor$in, dan $entanil d. Antikonvulsan $enitoin (dilantin, karbamaFepin, $enobarbital dengan dosis /0 mg peroral / kali perhari e. Pencahar diotil "a, sul$osuksinat, psilium hidro$ilik musiloid sedium )00 mg peroral perhari $. Antasida magnesium aluminium hidroksida, simetidin, ranitidin g. &iuretik= antiedema h. Steroid i. Anti$ibrinolitik
$urosemid (lasiD, manitol deksametason (oradeDon, kalmethasone epsilonaminokaproat (amicar, asam traneksamik
Pemberian anti $ibrolitik dianggap berman$aat untuk memecah perdarahan ulang akibat lisis atau bekuan darah ditempat yang mengalami perdarahan j. Antidiuretik vasopresin (pitresin k. ?bat hipotensi$ intrakranial tiopental (pentotal
ASUHAN %EPERA8A5AN PAS6EN DEN'AN CEREBROVASCULAR ACCIDENT SUBARACHNOID HEMORRHAGE (CVA-SAH)
A. PEN'%A76AN ). Anamnesis a. dentitas klien mencakup nama, usia, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam !*S, nomor register, dan diagnosa medis. b. 1eluhan utama pada umumnya akan terlihat bila sudah terjadi dis$ungsi neurologis. 1eluhan yang sering didapatkan meliputi "yeri kepala mendadak, adanya tanda rangsang meningeal (mual, muntah, $oto$obia=intoleransi cahaya, kaku kuduk, penurunan kesadaran, serangan epileptik, de$isit neurologis $okal
(dis$asia,
hemiparesis,
hemihipestesia
(berkurangnya
ketajaman sensasi pada satu sisi tubuh. c. *i'ayat penyakit sekarang yang mungkin didapatkan meliputi adanya ri'ayat trauma, ri'ayat jatuh, keluhan mendadak lumpuh pada saat klien melakukan aktivitas, keluhan pada gastrointestinal seperti mual, muntah, bahkan kejang sampai tidak sadar, di samping gejala kelumpuhan separuh badan atau ganggguan $ungsi otak yang lain, selisah, letargi, lelah, apatis, perubahan pupil, dll. d. *i'ayat penyakit dahulu meliputi penggunaan obatobatan (analgesik, sedati$, antidepresan, atau perangsang syara$, keluhan sakit kepala terdahulu, ri'ayat trauma kepala, kelainan kongenital, peningkatan kadar gula darah dan hipertensi. e. *i'ayat penyakit keluarga perlu ditanyakan tentang adanya keluarga yang menderita hipertensi atau diabetes. $.
Pengkajian psikososial meliputi status emosi, kogniti$, dan perilaku klien.
g. 1emampuan koping normal meliputi pengkajian mengenai dampak yang timbul pada klien seperti ketakutan akan kecacatan, rasa cemas, rasa ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas secara optimal, dan pandangan terhadap dirinya yang salah.
h. Pengkajian sosioekonomispiritual mencakup pengkajian terhadap $ungsi neurologis dengan dampak gangguan neurologis yang akan terjadi pada gaya hidup individu.
B. PE$ER6%SAAN F6S6% . 5ingkat kesaaan 4ingkat
1linis
*esponsivitas 4erjaga
"ormal
Sadar
&apat tidur lebih dari biasanya, sedikit bingung saat pertama kali terjaga, tetapi berorientasi sempurna ketika terbangun.
7etargi
!engantuk tetapi dapat mengikuti perintah sederhana ketika dirangsang.
Stupor
Sangat sulit untuk dibangunkan, tidak konsisten dalam mengikuti perintah sederhana atau berbicara satu kata atau
Semikomatosa
$rase pendek. >erak bertujuan ketika dirangsang tidak mengikuti perintah,
koma
atau berbicara koheren. &apat berespon dengan postur secara re$leks ketika distimulasi atau dapat tidak beresepon pada setiap stimulus.
*espon motorik !enurut
6
*espon verbal ?rientasi
-
!embuka mata Spontan
4erlokalisasi
-
5ingung
4erhadap panggilan
/
!enghindar
1ata tidak dimengerti
/
4erhadap nyeri
2
leksi abnormal
/
%anya suara
2
4idak dapat
)
2
4idak ada
)
4idak ada
)
. %eaaan 11 Penderita dalam kesadaran menurun atau terganggu postur tubuh mengalami ganguan akibat adanya kelemahan pada sisi tubuh sebelah atau keseluruhan lemah adanya gangguan dalam berbicara kebersihan diri kurang serta tanda tanda vital (hipertensi. a. Sistem ntegumen
1ulit tergantung pada keadaan penderita apabila kekurangan ?2 kulit akan kebiruan kekurangan cairan turgor jelek berbaring terlalu lama atau ada penekanan pada kulit yang lama akan timbul dekubitus. 1uku jika penderita kekurangan ?2 akan tampak kebiruan. b. Sistem perna$asan Adanya perna$asan dispnoe, apnoe atau normal serta obstrusi jalan na$as, kelumpuhan otot perna$asan penggunaan otototot bantu perna$asan, terdapat suara na$as ronchi dan 'heFing. c. Sistem kardio vaskuler 5ila penderita tidak sadar dapat terjadi hipertensi atau hipotensi, tekanan intrakranial meningkat serta trombo$lebitis, nadi bradikardi, takikardi atau normal . d. Sistem pencernaan Adanya distensi perut, pengerasan $eses, penurunan peristaltik usus, gangguan 5A5 baik konstipasi atau diare . e.
Pemeriksaan urologis Pada penderita dapat terjadi retensi urine, incontinensia in$eksi kandung kencing, serta didapatkannya nyeri tekan kandung kencing.
*. Saaf %anial a. Sara$ 1ranial (ol$aktorius= penciuman 5iasanya tidak ada kelainan pada $ungsi penciuman. b. Sara$ 1ranial (optikus= penglihatan
&is$ungsi persepsi visual karena
gangguan jaras sensorik primer di antara mata dan korteks visual. c. Sara$ 1ranial , ;, dan ; (okulomotorius= mengangkat kelopak mata, troklearis, dan abdusens
Paralisis seisi otototot
okularis
didapatkan penurunan kemampuan gerakan konjugat unilateral di sisi yang sakit. d. Sara$ 1ranial ; (trigeminus didapatkan
penurunan
kemampuan
Paralisis koodinasi
sara$
trigeminus,
gerakan
mengunyah.
Penyimpangan rahang ba'ah ke sisi ipsilateral dan kelumpuhan seisi otot otot pterigoideus internus dan eksternus. e. Sara$ 1ranial ; ($asialis
Persepsi pengecapan dalam batas
normal, 'ajah asimetris, otot 'ajah tertarik ke bagian sisi yang sehat.
$.
Sara$ 1ranial ; (vestibulokoklearis
4idak ditemukan tuli kondukti$ dan
tuli persepti$. g. Sara$ 1ranial K dan K (gloso$aringeus dan vagus
1emampuan menelan
kurang baik, kesukaran membuka mulut. h. Sara$ 1ranial K (aksesoris
tidak ada atro$i otot sternokleidomastoideus
dan trapesius. i.
Sara$ 1ranial K (hipoglosus
lidah simetris, terdapat deviasi pada satu
sisi dan $asikulasi. ndra pengecap normal.
+. Pe1eiksaan Neologis a. 4andatanda rangsangan meningen 1aku kuduk umumnya positi$, tanda kernig umumnya positi$, tanda brudFinsky , , , ; umumnya positi$, babinsky umumnya positi$. b. Pemeriksaan $ungsi sensorik 4erdapat gangguan penglihatan, pendengaran atau pembicaraan.
4. Siste1 $otoik a. *e$leks
pada $ase akut re$leks $isiologis sisi yang lumpuh
akan menghilang. Setelah beberapa hari re$leks $isiologis akan muncul kembali didahului dengan re$leks patologis. b. >erakan involunter
pada umumnya kejang.
9. Siste1 sensoik &apat terjadi hemihipestesi
C. PE$ER6%SAAN LABORA5OR6U$ ). Pemeriksaan darah lengkap untuk mengetahui adanya anemia atau leukositosis setelah terjadinya bangkitan atau in$eksi sistemik 2. adanya diskrasia darah, polisitemia, trombositopenia atau trombosis /. Pemeriksaan koagulasi untuk menentukan ri'ayat koagulopati sebelumnya. . 8reum dan elektrolit untuk menentukan hiponatremia akibat salt 'asting. -. >lukosa serum untuk menentukan hipoglikemi 6. *otgen toraks untuk melihat adanya edema pulmonal atau aspirasi. +. <1> )2 sadapan untuk melihat aritmia jantung atau perubahan segmen S4 (&e'anto et al., 200# 3. :4 scan kepala tanpa kontras dilakukan B 2 jam sejak a'itan.
#. Pungsi lumbal bila :4 scan kepala tampak normal. )0. :4A (computed tomography angiography dilakukan jika diagnosis SA% telah dikon$irmasi dengan :4 Scan atau 7P
D. D6A'NOS6S %EPERA8A5AN ). Peningkatan kapasitas adapti$ intrakranial berhubungan dengan peningkatan volume
intrakranial,
brain
injury
(gangguan
serebrovaskular,
gangguan
neurologis, trauma, tumor, penurunan per$usi serebral L-060 mm%g 2. *isiko perubahan per$usi jaringan otak ditandai dengan $aktor risiko brain injury (gangguan
serebrovaskular,
gangguan neurologis,
trauma, tumor,
brain
neoplasma, aneurisma otak, emboli, hiperkolesterolemia, hipertensi /. "yeri akut berhubungan dengan agen injury biologis . 1etidake$ekti$an bersihan jalan na$as yang berhubungan dengan akumulasi sekret, penurunan mobilitas $isik, dan penurunan tingkat kesadaran. -. %ambatan
mobilitas
$isik
berhubungan
dengan
hemiparese=
hemiplegia,
kelemahan neuromuskular pada ekstremitas. 6. *isiko tinggi cidera berhubungan dengan penurunan sensori, luas lapang pandang. +. &e$isit pera'atan diri mandi dan eliminasi berhubungan dengan kelemahan neuromuskular, menurunnya kekuatan dan kesadaran, kehilangan koordinasi otot. 3. 1erusakan komunikasi verbal berhubungan dengan e$ek dari kerusakan pada area bicara pada hemis$er otak, kehilangan kontrol tonus otot $asial atau oral, dan kelemahan secara umum.
E. 6N5ERVENS6 %EPERA8A5AN . *isiko peningkatan 41 yang berhubungan dengan peningkatan volume intrakranial, penekanan jaringan otak, dan edema serebri. 4ujuan Setelah dilakukan tindakan kepera'atan selama /D2 jam tidak terjadi peningkatan 41. 1riteria hasil a. 4idak gelisah /. 1eluhan nyeri kepala tidak ada 0. !ual dan muntah tidak ada . >:S -6 e. 4idak ada papiledema f.
44; dalam batas normal
6nte2ensi 1aji keadaan
klien,
penyebab
koma=
Rasional !emperioritaskan
intervensi,
status
penurnan per$usi jaringan dan kemungkinan
neurologis=
tandatanda kegagalan untuk
penyebab peningkatan 41
menentukan
!emonitor 44; tiap jam.
pembedahan. Suatu keadaan normal bila sirkulasi serebri
kega'atan
atau
tindakan
terpelihara dengan baik. Peningkatan 4&, bradikardi, tanda
disritmia,
peningkatan
kebutuhan
dispnea
merupakan
41.
metabolisme
Peningkatan
dan
?2
akan
meningkatkan 41. *eaksi pupil dan pergerakan kembali bola mata merupakan tanda dari gangguan sara$ jika
batang
otak
1eseimbangansara$ parasimpatis
antara
merupakan
terkoyak. simpatis
respons
dan
re$leks
1aji peningkatan istirahat dan tingkah laku
sara$ kranial. 4ingkah laku non verbal merupakan indikasi
pada pgi hari.
peningkatan 41 atau memberikan re$leks nyeri
dimana
klien
tidak
mampu
mengungkapkan keluha secara verbal. Palpasi pembesaran bladder dan monitor &apat meningkatkan respon otomatis yang adanya konstipasi. ?baservasi kesadaran dengan >:S
potensial menaikkan 41. Perubahan kesadaran peningkatan
41
menentukan
lokasi
dan dan
menunjukkan berguna
perkembangan
penyakit. 1olaborasi ?2 sesuai indikasi
!engurangi hipoksemia.
&iuretik osmosis
!engurangi edema.
Steroid (deksametason
!enurunkan in$lamasi dan edema.
Analgesik
!engurangi nyeri
Antihipertensi
!engurangi kerusakan jaringan.
2. Perubahan per$usi jaringan otak yang berhubungan dengan perdarahan intraserebri, oklusi otak, vasospasme, dan edema otak. 4ujuan Setelah dilakukan tindakan kepera'atan selama 2D2 jam per$usi jaringan otak dapat tercapai secara optimal. 1riteria hasil
untuk
a. 4idak gelisah b. 1eluhan nyeri kepala , mual, kejang tidak ada c. >:S -6 d. Pupil isokor e. *e$leks cahaya M $.
44; dalam rentang normal (4& ))0)20=30#0 mm%gG nadi 60)00 D=menitG suhu /6,-/+,-0:G ** )620 D=menit
ntervensi 4irah baring tanpa bantal. !onitor asupan dan keluaran. 5atasi pengunjung.
*asional !enurunkan resiko terjadinya herniasi otak. !encegah terjadinya dehidrasi. *angsangan aktivitas dapat meningkatkan tekanan intrakranial.
1olaborasi :airan perin$us dengan ketat.
!eminimalkan $luktuasi pada beban vaskuler dan 41, restriksi cairan dan cairan dapat menurunkan edema.
!onitor A>& bila perlu ?2 tambahan.
Adanya asidosis disertai pelepasan ?2 pada tingkat sel dapat menyebabkan iskemia serebri.
Steroid
!enurunkan permeabilitas kapiler
Amino$el.
!enurunkan edema serebri
Antibiotik
!enurunkan konsumsi sel= metabolik dan kejang.
/. 1etidake$ekti$an bersihan jalan na$as yang berhubungan dengan akumulasi sekret, penurunan mobilitas $isik, dan penurunan tingkat kesadaran. 4ujuan setelah dilakukan tindakan selama 2D2 jam klien mampu meningkatkan dan mempertahankan jalan na$as tetap bersih dan mencegah aspirasi. 1lriteria hasil a. 5unyi na$as bersih b. 4idak ada penumpukan sekrest di saluran na$as c. &apat melakukan batuk e$ekti$ d. ** )620 D=menit ntervensi 1aji keadaan jalan na$as
*asional ?bstuksi dapat terjadi karena akumulasi sekret ata
sisa cairan mukus, perdarahan. Pergerakan dada simetris dengan suara na$as dari
dan auskultasi kedua lapang
paruparu mengindikasikan tidak ada sumbatan.
paru.
8bah posisi setap 2 jam
!engurangi risiko atelektasis.
dengan teratur. 1olaborasikan
!engatur venstilasi dan melepaskan sekret karena
Amino$isil, bronkosol.
alupen,
dan
relaksasi otot.
DAF5AR PUS5A%A
American Association of Neuroscience Nurses (AA"". 200#. Care of the Patient with Aneurysmal ubarachnoid !aemorrhage. '''.aann.org 5atticaca, ransisca 5. 2003. Asuhan "eperawatan pada "lien dengan #angguan istem Persarafan. 9akarta Salemba !edika. %al -3. !uttaJin A. 2003. $uku Ajar Asuhan "eperawatan "lien %engan #angguan istem Persarafan. 9akarta Salemba !edika. Eeiner, %o'ard 7. 2000. $uku aku Neurologi . 9akarta <>:. Satyanegara, dkk. 20)0. &lmu $edah araf atyanegara.
ramedia Pustaka 8tama. &e'anto >, et al . 200#. Panduan Praktis %iagnosis %an 'ata (aksana Penyakit araf . 9akarta <>:. Price, Eilson. 2006. Pato$isiologi. 9akarta<>: